Anda di halaman 1dari 5

PRE EKLAMSIA BERAT

No. Dokumen Revisi Halaman


PPK/OBGYN/005/RSUDCil 0 1/5

Ditetapkanoleh
DIREKTUR
PANDUAN Tanggal Terbit
PRAKTIK 2 Januari 2018
KLINIS (PPK)
dr. Netty Siahaan, M.K.M.MARS
NIP. 196104241987112001
1. Pengertian Suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya hipetensi >
160/110 mmHg disertai protein urine dan atau edema, pada kehamilan 20
minggu atau lebih.

2. Anamnesis 1. Menentukan usia kehamilan.


2. Riwayat hipertensi.
3. Faktor resiko.
4. Pemeriksaan antenatal sebelumnya.
3. Pemeriksaan 1. Tekanan darah sistolik lebih/sama dengan 160 mmHg
Fisik
atau tekanan darah diastolik lebih/ sama dengan 110 mmHg. Tekanan
darah ini tidak menurun meskipun ibu hamil sudah dirawat di Rumah
Sakit dan sudah mejalani tirah baring.
2. Proteinura lebih 5 g / 24 jam atau 4 + dalam pemeriksaan
Kualitatif.
3. Oliguria yaitu produksi urine kurang dari 500 cc/ 24 jam
yang disertai kenaikan kadar kreatinin plasma.
4. Gangguan visus dan serebral
5. Nyeri epigastrium atau nyeri pada kuadran kanan atas
abdomen.
6. Edema paru-paru dan sianosis.
7. Pertumbuhan janin intra uterin yang terlambat
4. Kriteria 1. Kehamilan > 20 minggu.
Diagnostik
2. Didapatkan satu atau lebih gejala klinis pre eklamsia
berat.
5. Diagnosis Pre eklamsia berat
Kerja

6. Diagnosa 1. Hipertensi kronis


Banding 2. Transient hypertension
3. Kehamilan dengan sindroma nefrotik
7. Pemeriksaan 1. Pemeriksaan laboratorium lengkap
Penunjang 2. Konsultasi dengan kardiolog, optalmolog
PRE EKLAMSIA BERAT

No. Dokumen Revisi Halaman


PPK/OBGYN/005/RSUDCil 0 2/5

8. Tata Laksana 1. Aktif:


Indikasi satu/ lebih keadaan dibawah ini :
1. Ibu : - Kehamilan > 37 minggu
- Adanya tanda-tanda / gejala-gejala impending
eklampsia
- Kegagalan tindakan / terapi konservatif :
Setelah 6 jam pengobatan medikamentosa
terjadi kenaikan tekanan darah . Setelah 24
jam terapi medikamentosa keadaan status Quo
(tidak ada perbaikan).
2. Janin : - Adanya tanda-tanda fetal distress
- Adanya tanda-tanda IUGR
3. Laboratorik : HELLP Syndrome

Pengobatan Medikamentosa
1. Segera masuk Rumah Sakit
2. Tirah Baring
3. Infus Dekstrose 5% yang tiap liternya diselingi dengan
larutan ringer lactate 500 cc (60-125 cc / jam)
4. Antasida
5. Diet : Cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan
garam
6. Pemberian obat anti kejang : MgSO4
Cara pemberian:
- Dosis awal : 4 gr 20% i.v. pelan-pelan selama 3-4
menit.Disusul 8 gr 40 % i.m. terbagi pada bokong
kanan dan kiri
- Dosis ulangan : Tiap 6 jam diberikan 4 gr 404 i.m.
sampai dengan 6 jam pasca persalinan.
PRE EKLAMSIA BERAT

No. Dokumen Revisi Halaman


PPK/OBGYN/005/RSUDCil 0 3/5

Syarat-syarat pemberian MgSO4 :


1. Harus tersedia antidotum MgSO4 yaitu Kalsium
glukonas 10 % ( 1 gram dalam 10cc) diberikan i.v.
3 menit.
2. Refleks Patella (+) kuat
3.Frekfensi Pernapasan > 16 kali permenit
4.Produksi Urine > 100cc dalam 4 jam sebelumnya
(0,5 cc / kg bb/ jam) .
Sulfas Magnesikus di hentikan bila :
1. Ada tanda-tanda intoxikasi
2. Setelah 6 jam pasca persalinan
3. Dalam 6 jam pasca persalinan sudah terjadi
perbaikan (Normotensif).
7. Diuretikum diberika bila ada :
- Edema paru-paru
- Payah jantung kongestif
- Edema Anasarka
8. Anti Hipertensi di berikan bila :
- Tekanan darah : - Sistolik > 180 mmHg, Diastolik >
110 mmHg
- Obat-obatan Anti hipertensi yang diberikan:
- Nifedipin 3x10 mg
- Metildopa 3 x 250 mg
9. Kardiotonika diberikan bila ada tanda menjurus payah
Jantung. Perawatan dilakukan bersama dengan bagian
penyakit dalam / jantung.
10.Lain-lain
- Obat-obatan Antipiretika
Diberikan bila suhu rektal diatas 38.5 c. Dapat
dibantu dengan pemberian kompres dingin atau
alkohol.
- Antibiotika, diberikan atas indikasi
PRE EKLAMSIA BERAT

No. Dokumen Revisi Halaman


PPK/OBGYN/005/RSUDCil 0 4/5

Tindakan Obstetrik
Terminasi sesudah 30 menit terapi medisinalis
1. Terminasi kehamilan belum Inpartu
- Induksi persalinan : Amniotomi + Oksitosin drip dengan syarat skor
Bishop > 5.
- Seksio sesarea bila : Syarat Oksitosin drip tidak dipenuhi atau
adanya kontraindikasi oksitosin drip, 12 jam sejak dimulainya
Oksitosin drip belum masuk fase aktif.
- Pada primigravida lebih diarahkan untuk dilakukan terminasi
dengan Seksio Sesariea.
2. Terminasi kehamilan sudah Inpartu :
- Kala I :
Fase Latent : Seksio Sesarea
Fase aktif : Amiotomi saja, bila 6 jam setelah amniotomi
tidak terjadi pembukaan lengkap, dilakukan
seksio sesarea.
- Kala II :
Persalinan pervaginam diselesaikan dengan partus buatan.

1. Konservatif :
Berarti kehamilan tetap di pertahankan bersamaan dengan pemberian
pengobatan medikamentosa.
a. Indikasi : kehamilan Preterm (< 37 minggu)
Tanpa disertai tanda-tanda impending Eklampsia dengan keadaan
janin baik.
b.Tindakan Medika Mentosa :
Sama dengan perawatan medisinal pada pengelolaan secara
aktif. Sulfas magnesikus hanya diberikan i.m. sampai dengan
24 jam pemberian.
PRE EKLAMSIA BERAT

No. Dokumen Revisi Halaman


PPK/OBGYN/005/RSUDCil 0 5/5

c. Pengobatan Obstetrik :
Selama perawatan Konservatip, observasi dan evaluasi sama seperti
perawatan aktif hanya disini tidak ada terminasi.
Sulfas Magnesikus dihentikan bila ibu sudah mencapai tanda-tanda
pre-eklampsia ringan. Selambat-lambatnya dalam waktu 24 jam.
Bila setelah 24 jam tidak ada perbaikan maka keadaan ini
dianggap sebagai kegagalan pengobatan medikamentosa dan
harus diterminasi.
9. Kepustakaan 1. Angsar M. Dikman. “Hipertensi dalam kehamilan” Simposium era
barupengobatan gagal jantung dan hipertensi Surabaya, 4 Agustus
1984.
2. Angsar M. Dikman “ Panduan Pengelolaan Hipertensi dalam
kehamilan di Indonesia”. Satgas Gestosis POGI Edisi I, 1985.
3. Cunningham MD, Mac Donald PC, Gamt NF. Hypertensive Disorder
in Pregnancy. William Obstetrics 20th Ed 718-723, 1997.

Anda mungkin juga menyukai