A. Definisi
B. Etiologi
C. Patofisilogi
D. Manifestasi Klinis
a. Pusing
b. Mudah berkunang-kunang
c. Lesu
d. Aktivitas kurang
e. Rasa mengantuk
f. Susah konsentrasi
g. Cepat lelah
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
a. Tes penyaring, tes ini dikerjakan pada tahap awal pada setiap kasus
anemia.dengan pemeriksaan ini, dapat dipastikan adanya anemia dan bentuk
morfologi tersebut. Pemeriksaan ini meliputi pengkajian pada komponen-
komponen berikut ini : kadar hemoglobin, indeks eritrosit, (MCV,MCV,dan
MCHC), asupan darah tepi.
1. Anemia defisiensi besi : serum iron, TIBC, saturasi transferin, dan feritin
serum.
4. Pemeriksaan sitogenetik
F. Penatalaksanaan
Pada pasien dialisis harus ditangani dengan pemberian besi dan asam folat.
Kalau tersedia, dapat diberikan eritropoetin rekombinan.
5. Anemia megabloblastik
c. pada anemia defisiensi asam folat diberikan asam folat 3x5 mh/hari.
7. Anemia hemolitik
Seorang anak berusia 4 tahun dan keluarga datang dengan keluhan panas
naik turun sejak 1 bulan yang lalu disertai mimisan . Ibu klien mengatakan klien
sering sariawan dengan gusi berdarah. Ibu klien mengeluhkan makan minum sejak
I bulan yang lalu klien sulit untuk makan dan minum. Klien terlihat pucat. Ibu klien
mengatakan klien tidak mempunyai riwayat penyakit kronis atau pun riwayat
operasi. Ibu juga mengatakan dalam mengandung klien ibu tidak mempunyai
riwayat komplikasi. Klien lahir secara SC atas indikasi letak lintang dan dry labour,
berat badan lahir 3,5 kg, lahir segera menangis
Identitas Pasien
Nama : An.s
Umur : 4 tahun
Berat badan : 19 kg
Tinggi badan : 97 cm
Agama : Islam
Alamat : Bandung
Anamnesa
Keluhan utama : Panas
a. Riwayat penyakit sekarang : Pasien rujukan dari RS DKT dengan keluhan
panas naik turun sejak 1 bulan, sering sariawan, gusi berdarah dan tampak pucat,
makan dan minum susah. Muntah (-),, mual(+), mimisan (+), kejang (-), BAB dan
BAK lancar, nyeri (-).
b. Riwayat penyakit dahulu : belum pernah mondok, riwayat trauma (-)
c. Riwayat penyakit keluarga : tidak ada keluarga yang menderita penyakit serupa,
riwayat alergi (-)
d. Riwayat kehamilan : tidak pernah ada masalah kehamilan, ANC teratur di bidan
e. Riwayat persalinan : lahir secara SC atas indikasi letak lintang dan dry labour,
berat badan lahir 3,5 kg, lahir segera menangis
f. Riwayat imunisasi : lengkap
g. Riwayat makanan : Susu formula
1 bulan : bubur susu 3x sehari
6 bulan : bubur nasi/tim 3x sehari
h. Riwayat tumbuh kembang : sesuai dengan umur
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : tampak sedikit anemis
Kesadaran : compos mentis
Vital sign : T : 90/60 mmHg N : 132x/menit
R : 38x/menit S : 37,6 0C
Leher : lnn tidak membesar
Thorax : simetris, ketinggalan gerak (-), retraksi (-)
Jantung : S1-S2 reguler, bising -
Paru : vesikuler,Wheezing -/-, RBK -/-
Abdomen : supel, nyeri tekan (-), timpani, bising usus (+),
Hepar lien tidak membesar, T/E baik
Ekstremitas : akral agak dingin, CRT 3 detik.
Kepala : mata : CA -/-, SI -/-, mata cekung (-),konjungtiva anemis
Hidung : sekret (-), nafas cuping hidung (-)
Telinga : sekret (-)
Mulut : bibir kering (-), faring hiperemis (-), lidah kotor (-), tonsil normal
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium Darah rutin:
AL : 17,7 x 103/μL
AE : 4,47 x 106/μL
Hb : 7,3 g/dL
Tromb : 130.000 mg/dl
Leuko : 13.000/dl
Ht : 25,9 %
MCV : 55,0 fL
MCH : 15,6 pg
MCHC : 28,6 g/dL
AT : 687 x 103/Μl
Analisa Data
Data Masalah Penyebab
S : ibu klien mengatakan Perubahan perfusi penurunan komponen
klien sering panas sejak 1 jaringan seluler
bulan yang lalu
Kadang mimisan
Sering sariawan dan gusi
berdarah
O : perdarahan pada gusi
Terlihat Pucat
CRT : 3 detik
N : 125x/m S : 37,6 C
TD : 90/60 mmhg
R : 38x/m
Hb : 7,3 g/d
Kolaborasi
6) Observasi hasil
pemeriksaan laboratorium
darah lengkap
R/ mengidentifikasi
defisiensi dan kebutuhan
pengobatan/respons
terhadap terapi.
7) Berikan tr ansfusi darah
lengkap/packed sesuai
indikasi
R/ meningkatkan jumlah sel
pembawa oksigen,
memperbaiki defisiensi
untuk mengurangi resiko
perdarahan.
8) Berikan oksigen sesuai
indikasi.
R/ memaksimalkan transpor
oksigen ke jaringan.
9) Siapkan intervensi
pembedahan sesuai
indikasi.
R/ transplantasi sumsum
tulang dilakukan pada
kegagalan sumsum tulang/
anemia aplastik.
Kolaborasi
5) Observasi pemeriksaan
laboratorium : Hb, Ht,
Eritrosit, Trombosit,
Albumin.
R/ mengetahui efektivitas
program pengobatan,
mengetahui sumber diet
nutrisi yang dibutuhkan.
Kolaborasi
4) Berikan diet tinggi serat
R/ serat menahan enzim
pencernaan dan
mengabsorpsi air dalam
alirannya sepanjang traktus
intestinal.
5) Berikan pelembek feces,
stimulant ringan, laksatif
sesuai indikasi.
R/ mempermudah defekasi
bila konstipasi terjadi.
6) Berikan obat antidiare mis :
difenoxilat hidroklorida
dengan atropine (lomotil)
dan obat pengabsorpsi air
mis Metamucil.
R/ menurunkan motilitas
usus bila diare terjadi.
Kolaborasi
4) Observasi hasil pemeriksaan
leukosit.
R/lekositosis
mengidentifikasikan
terjadinya infeksi dan
leukositopenia
mengidentifikasikan
penurunan daya tahan tubuh
dan beresiko untuk terjadi
infeksi
Intervensi :
1) Ukur tanda-tanda vital, observasi pengisian kapiler, warna
kulit/membrane mukosa, dasar kuku.
R/ memberikan informasi tentang keadekuatan perfusi jaringan dan
membantu kebutuhan intervensi.
Kolaborasi
6) Observasi hasil pemeriksaan laboratorium darah lengkap
R/ mengidentifikasi defisiensi dan kebutuhan pengobatan/respons
terhadap terapi.
Intervensi :
1) Observasi dan catat masukan makanan anak.
R/ mengawasi masukan kalori atau kualitas kekurangan konsumsi
makanan.
4) Bantu anak melakukan oral higiene, gunakan sikat gigi yang halus dan
lakukan penyikatan yang lembut.
R/ meningkatkan napsu makan dan pemasukan oral. Menurunkan
pertumbuhan bakteri, meminimalkan kemungkinan infeksi. Teknik
perawatan mulut diperlukan bila jaringan rapuh/luak/perdarahan.
Kolaborasi
5) Observasi pemeriksaan laboratorium : Hb, Ht, Eritrosit, Trombosit,
Albumin.
R/ mengetahui efektivitas program pengobatan, mengetahui sumber diet
nutrisi yang dibutuhkan.
6) Berikan diet halus rendah serat, hindari makanan pedas atau terlalu
asam sesuai indikasi.
R/ bila ada lesi oral, nyeri membatasi tipe makanan yang dapat ditoleransi
anak.
Intervensi
1) Ukur tanda – tanda vital setiap 8 jam.
R/ demam mengindikasikan terjadinya infeksi.
Kolaborasi
4) Observasi hasil pemeriksaan leukosit.
R/lekositosis mengidentifikasikan terjadinya infeksi dan leukositopenia
mengidentifikasikan penurunan daya tahan tubuh dan beresiko untuk
terjadi infeksi
a. EVALUASI
NO NO DX EVALUASI PARAF
I S : ibu mengatakan klien tidak panas lagi
Tidak ada mimisan
Gusi tidak berdarah.
O : perdarahan (-)
Anemis (-), konjungtiva normal, mimisan (-)
TTV normal
Hb : 12 mg/dl
CRT< 2 detik
A : Masalah teratasi
P : hentikan intervensi
S : ibu klien mengatakan klien dapat makan
dan minum
Mual (-),
O : klien tidak terlihat lemah
Klien mulai bermain. HB 12 mg/dl
A : Masalah teratasi
P : hentikan intervens
S : ibu mengatakan mimisan tidak ada,
sariawan dan gusi berdarah tidak ada, Makan
dan minum sudah mau
O : perdarahan pada gusi(-)
Pucat (-)
CRT < 2 detik
TTV Normal
Hb : 12 g/dl
Tromb : 150.000 mg/dl
Leuko : 10.000/dl
A : Masalah teratasi
P: hentikan intervensi