PERATURAN DIREKTUR
RSKB BINA ESTETIKA
NOMOR 014/PER/DIR/XI/2014
TENTANG
PEDOMAN MANAJEMEN NYERI
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Definisi
1. Semua pasien rawat inap dan rawat jalan di skrining untuk rasa sakit dan
dilakukan asesmen apabila ada rasa nyerinya.
2. Skrining nyeri juga dilakukan jika terdapat kecurigaan ada rasa nyeri yang
timbul selama masa perawatan.
BAB II
SKRINING NYERI
Manajemen nyeri yang efektif dimulai dengan skrining awal nyeri. Tahap ini sangat
penting terhadap kualitas pelayanan dan kualitas penyembuhan pasien. Kebijakan
RSKB Bina Estetika menetapkan bahwa semua pasien yang datang di Instalasi Rawat
Jalan, Rawat Inap, dan Gawat Darurat, dilakukan skrining nyeri. Selain itu, skrining
nyeri dilakukan kapan saja jika terdapat kecurigaan adanya rasa nyeri pada pasien
selama masa perawatan. Jika terdapat nyeri, maka dilakukan asesmen nyeri dengan
menggunakan teknik pengukuran yang sesuai dengan indikasi. Teknik pengukuran
nyeri dibahas di bab III Pedoman Manajemen Nyeri ini.
Perhatikan 0 1 2 Skor
Pernafasan Normal Pernafasan Nafas sesak dan
Spontan sesak sesekali bersuara. Periode
atau bunyi Periode hiperventilasi lama.
Nafas Hiperventilasi Respirasi Cheyne-
Singkat Stokes
Vokalisasi Tidak ada Kadang Kesulitan memanggil
Negative mengerang. yang berulang.
Berbicara Erangan keras.
dengan nada Menangis
suara rendah
dan kualitas
Buruk
Ekspresi Tersenyum Sedih. Meringis (facial
Wajah atau tanpa Ketakutan. grimace)
ekspresi Cemberut.
Bahasa Santai Tegang. Kaku. Tangan
Tubuh Mondar- terkepal. Lutut ditarik
Mandir ke atas. Menarik atau
tertekan.Gelisah mendorong menjauh.
Mencorat-coret.
Kebutuhan Tidak Terganggu Tidak dapat
Membutuh menghibur,
Untuk kan untuk dengan suara menenangkan, atau
Dihibur dihibur atau sentuhan meyakinkan
Total