Anda di halaman 1dari 11

Abstrak

MANAJAMEN SIARAN RADIO RRI SAMARINDA

Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui bagaimana efektivitas program siaran


Dakwah Radio RRI Samarinda. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode kualitatiF deskriptif. Penelitian ini menggunakan tekhnik penelitian Purposive
Sampling yaitu bertanya kepada informan terdiri dari Kepala Bidang Pemberitaan, Kepala
Seksi Perencanaan dan Evaluasi Program serta seorang Penyiar yang dianggap paling tahu
terhadap program siaran. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan Library Research yaitu
data yang dikumpulkan dengan penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan (Field Work
Research) melalui wawancara dengan informan, observasi langsung dilapangan serta
dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data
kualitatif Model Interaktif Hasil penelitian diperoleh efektivitas program siaran Dakwah RRI
samarinda dapat dilihat dari persiapan agenda setting materi siaran dimana dalam proses ini
ditentukan topik, presenter yang membawakan, serta narasumber yang akan diundang. Faktor
penentu efektivitas program lainya berasal dari presenter dan respon para pendengar.
Semakin baik kualitas presenter, semakin efektif sebuah program. Respon pendengar berupa
opini pun beraneka ragam, mulai dari sebatas opini, sampai memberikan solusi serta infomasi
tambahan terkait topic yang diangkat. Dan terakhir, adanya proses evaluasi dari Kepala
Bidang Pemberitan serta Seksi Perencanaan dan evaluasi Program pun membantu agar
program siaran ini semakin baik kedepanya.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dunia penyiaran di Indonesia berkembang pesat seiring dengan kemajuan teknologi


serta dinamika masyarakat. Untuk memberikan keseimbangan dalam memperoleh informasi,
pendidikan, kebudayaan, dan hiburan yang sehat pada masayarakat, diperlukan lembaga
penyiaran publik yang bersifat independen, netral, tidak komersial, yang tidak semata-mata
memproduksi acara siaran sesuai tuntutan liberalisasi dan selera pasar, serta bukan pula
sebagai corong pemerintah,melainkan berfungsi memberikan layanan untuk kepentingan
masyarakat. Hingga dewasa ini radio masih mampu bertahan menjadi sarana komunikasi
yang populer meskipun banyak berbagai sarana informasi dan komunikasi yang lebih
mutakhir, seperti televisi, internet dan sebagainya. Media dengan semacam ini dipandang
mampu memberikan informasi kepada masyarakat secara cepat, murah, dan luas
jangkauannya. Bagi pemerintah umumnya di negara-negara berkembang, sebenarnya radio
masih dianggap sebagai media komunikasi yang vital. Kenapa dikatakan demikian, sebab
radio masih dipandang mampu menyebarkan informasi pembangunan kepada masyarakat
yang luasannya menjangkau sampai kekalangan masyarakat pinggiran kota dan pelosok desa.
Secara cepat, murah dan luas jangkauannya, dibanding dengan televisi dan surat kabar,
hambatan teknis radio relatif kurang berarti. Khalayak pendengar radio tidak terlalu dituntut
untuk mempunyai tingkat pendidikan tinggi.

Di indonesia sendiri sampai saat ini masih menempatkan radio sebagai media
komunikasi bagi informasi pembangunan bahkan sampai di wilayah pedesaan. Radio diakui
mampu menciptakan sense of personal acces yaitu suatu bentuk partisipasi pendengar yang
hidup dimana pendengar dapat terlibat dalam siaran. Hanya saja, partisipasi publik masih
sebatas pada pelaksanaan program yang telah dirancang oleh penyelenggara program siaran.
Belum ada upaya untuk meningkatkan kemampuan kritis pendengar sehingga mereka dapat
menentukan permasalahan mereka sendiri dan melibatkannya dalam proses penyusunan
program. Dari sini tampak bahwa selera pendengar radio lebih banyak dibentuk oleh
penyelenggara siaran, khusunya radio milik pemerintah, bukan oleh pendengar radio sendiri.
Dalam UU Penyiaran No 32 tahun 2002, disebutkan ”bahwa kemerdekaan menyampaikan
pendapat dan memperoleh informasi melalui penyiaran sebagai perwujudan hak asasi
manusia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, yang dilaksanakan
secara bertanggungjawab, selaras dan seimbang antara kebebasan dan kesetaraan
menggunakan hak berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945. Pertimbangan ini menegaskan adanya kebebasan informasi sebagai
perwujudan hak asasi manusia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Kebebasan informasi berarti bahwa badan publik tidak hanya memenuhi permintaan
publik mengakses informasi, akan tetapi juga menerbitkan dan menyebarluaskan
dokumentasi yang punya arti penting untuk kepentingan public Menurut Undang-Undang
Pers Nomer 40 Tahun 1999. Dinyatakan bahwa pers merupakan lembaga sosial dan wahana
kominukasi massa yang melakasanakan kegiatan jurnalistik. Sebagai pelaku media informasi,
selain Efektivitas Program Siaran Opini Publik ( Albertus Ding ) memiliki fungsi pendidikan
dan fungsi hiburan, pers juga memiliki fungsi control sosial. Dalam perannya sebagai fungsi
pendidikan, pers memuat tulisan-tulisan atau siaran yang mengandung pengetahuan dan
wawasannya. Sebagai fungsi hiburan pers juga memuat hal-hal yang bersifat hiburan untuk
mengimbangi berita-berita berat (hard news ) dan artikel-artikel atau siaran yang berbobot.
Setelah selama 65 tahun RRI menjadi corong pemerintah, maka berdasar UU No.32 tahun
2002, RRI berubah menjadi Lembaga Penyiaran Publik yang bersifat independen, netral dan
tidak bersifat komersial yang tugasnya adalah memberikan pelayanan siaran informasi,
pelestarian budaya, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol sosial dan menjaga citra positif
bangsa di dunia Internasional.

RRI merupakan badan hukum yang didirikan oleh negara yang berdasarkan PP
12 tahun 2005 kedudukannya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden RI.
RRI merupakan radio yang mempunyai jaringan siaran terbesar yaitu 60 stasiun dengan 191
programa di Indonesia dan berdasarkan penelitian yang diselenggarakan Universitas
Indonesia pada tahun 2003 RRI menjangkau 83% penduduk Indonesia. Pemerhati ini terdapat
di masing-masing stasiun RRI yang jumlahnya mencapai ratusan bahkan ribuan orang yang
secara rutin aktif memberikan masukan, mengevaluasi program dan ikut mengisi program
siaran. Pada sebagian stasiun RRI kelompok pemerhati ini juga menyelenggaraka pelatihan-
pelatihan untuk teknologi tepat guna, kerajinan, pengolahan bahan makanan yang hasilnya
dipromosikan melalui RRI. Banyak harapan untuk RRI bahwa sebagai radio publik RRI
harus dapat menampung aspirasi publik.. Pada tataran tingkat pendengar yang berbeda,
mengakibatkan pandangan yang muncul pun berbeda pula, masyarakat terutama yang aktif
mendengarkan sekarang sudah cukup pintar dengan menerima segala informasi yang ada
terutama dalam siaran radio. Sebagai radio publik yang berorientasi pada kepentingan publik,
maka RRI harus benar-benar menjaga citranya dimata pendengar. Perjalanan dan kiprahnya
RRI sampai saat ini memang banyak menemui persoalan(problems), sebagai contoh jatuh
bangunnya RRI berusaha untuk biasa dan tetap konsisten menjadi media yang berpihak ke
publik bukan pro pemerintah. Jaringan RRI yang sudah sangat banyak hampir di seluruh
Indonesia menjadikan informasi di seluruh Indonesia bisa di relay oleh semua daerah. Salah
satu jaringan RRI yang berada di daerah, yakni RRI kota samarinda.

RRI Kota Samarinda memiliki jangkauan ke berbagai daerah Kabupaten Kota,


yakni Samarinda, Balikpapan, Bontang, Tenggarong, Sangatta, Kutai Barat, dan ada juga
Perwakilan di kabupaten Mahakam Ulu. Peran RRI sebagai lembaga penyiaran publik tetap
harus berada pada prinsip menjangkau, mendidik, dan merefleksikan selera serta minat
seluruh masyarakat termasuk peran-peran yang tidak dapat dijalankan lembaga penyiaran
lainnya. Namun, diantara Progam siaran Dakwah yang ada di RRI Samarinda dibagi menjadi
3 kanal frekuensi PRO1 Progan siaran Mutiara hati, PRO2 yakni Progam siaran priligi, PRO3
Progam siaran Siraman qolbu. Salah satu program siaran di RRI Samarinda pada program
siaran Dakwah RRI Samarinda” yang mengudara setiap hari pada pukul 05:30 sampai dengan
pukul 6:30 WITA. Selama tiga puluh menit tim redaksi memberikan kesempatan kepada para
pendengar untuk berpartisispasi melalui jaringan telepon, memberikan tanggapan, saran,
masukan atau pun pertanyaan terkait permasalahan atau wacana yang telah dipaparkan tim
redaksi di awal acara1.

Program inilah yang dinilai oleh peneliti sebagai bentuk peran aktif serta
usaha RRI Samarinda dalam memenuhi peran pers sebagai wahana control sosial
sebagaimana yang telah dipaparkan diatas. Alasan peneliti memilih program ini adalah ingin
mengetahui sejauh mana program Dakwah Kaltim tersebut telah dianggap efektif
memberikan informasi, dan menjadi sarana dialog intreraktif dan juga penampung opini
public bagi pendengar dalam rangka mendukung serta mengawasi berbagai kebijakan atau
program pemerintah yang di angkat kedalam topik siaran.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latarbelakang penelitian diatas, maka permasalahan yang dikemukakan


oleh peneliti adalah: “ Bagaimana Pelaksanaan Fungsi Manajemin siaran pada Dakwah RRI
Samarinda“ ?

1
Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 4, Nomor 3, 2016 : 83-97
C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana efektivitas program siaran Dakwah PRO1 RRI Samarinda.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis
Memberikan sumbangan pengetahuan dan pemikiran bagi pengembangan
Mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam di bidang media penyiaran khususnya radio
dan sebagai referensi penelitian
2. Manfaat Praktis
Sebagai bahan masukan bagi Radio Republik Indonesia (RRI) Samarinda khususnya
dalam menyampaikan materi siaran dialog interaktif demi perkembangan serta kemajuan
program siaran kedepannya pelaksanaa fungsi manajemin pada Siaran Dakwah

E. Metodelogi Peneltian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif
yaitu penelitian yang berusaha menggambarkan atau melukiskan obyek yang diteliti
berdasarkan fakta yang ada di lapangan. Penelitian difokuskan pada agenda setting materi
siaran, penyampaian pesan dalam proses siaran, respon dari pendengar dan evaluasi program.
Teknik pengumpulan data sendiri melalui field work research (Penelitian Lapangan). Jenis
data dalam penelitian ini adalah data primer, yang diperoleh melalui narasumber dengan cara
melakukan wawancara, Peneliti menggunakan informan sebagai sumber memperoleh data
untuk penulisan lLopoan penelitian ini. Teknik sampling yang digunakan peneliti dalam
penelitian ini adalah purposive sampling. Purposive sampling atau pengambilan sampel
berdasarkan tujuan adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan
tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu
tentang yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan
peneliti menjelajahi obyek/situasi social yang diteliti (Sugiyono, 2009 : 53-54). Adapun yang
menjadi narasumber atau key informan adalah Bapak Ansori selaku penenggung jawab
dalam progam siaran Dakwah RRI Samarinda.Teknik analisis data menggunakan analisis
data kualitatif Model Interaktif Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman yang terdiri dari
beberapa tahap yaitu reduksi data (data reduction), penyajian data (data display) dan
penarikan kesimpulan/verifikasi (conclusion drawing/verification)2

2
Journal Ilmu Komunikasi, Volume 4, Nomor 3, 2016 : 83-97
BAB II

TEMUAN DATA-DATA PEMBAHASAN

A. Profil Radio RRI samarinda

RRI Samarinda adalah salah satu cabang stasiun radio milik Radio Republik
Indonesia. Yang menjangkau 85% wilayah Kalimantan timur. Saat ini RRI samarinda
di pimpin oleh Bapak Drs. Hendro Prasetyo. RRi Samarinda menyiarkan 3 paket siaran
yaitu Pro1, Pro2, dan Pro3.
RRI Samarinda secara historis lahir pada tanggal 20 mei 1954 memiliki catatan
dan nilai sejarah tersendiri di antara 53 stasiun penyiaran RRI yang ada sekarang di
Indonesia, dengan kekuatan pemancar hanya 250 Watt serta personil yang sangat
minim, bahkan gedungpun berstatus izin pakai dari Kepala Daerah Kutai. Kehadirannya
mampu meraih hati masyarakat kota samarinda dan sekitarnya melalui misi hiburan,
informasi dan pendidikan.
Perjalanan keberadaan RRI Samarinda bergulir dan mengelinding dari tahun ke
tahun mengikuti perjalanan dan perkembangan bangsa, khususnya di provinsi
Kalimantan Timur. Kalimantan Timur dengan luas wilayah 211.440 kilometer persegi
atau sama dengan luas satu setengah kali pulau jawa dan madura, dengan kondisi
penduduknya yang berpencar-pencar di daerah pantai, pedalaman dan perbatasan jelas
memerlukan dukungan penyebaran informasi yang efektif antara lain media radio.untuk
itulah RRI Samarinda secara bertahap terus menambah kekuatan pemancar agar
siaranya mampu menjangkau pendengar di seluruh wilayah Kalimantan Timur.
Pada tahun 1959 dan 1963 RRI Samarinda mendapat pemancar berkekuatan
1000Watt dan 7500Watt dan ditambah lagi dengan pemancar MW 10 Kilo Watt serta
beberapa pemancar FM. Begitu juga dengan SDM nya dari karyawan yang hanya
berjumlah puluhan orang kini menjadi lebih dari 100 orang lebih.
Kini RRI samarinda hamper menjangkau lebih dari 85% wilayah Kalimantan
Timur dengan dukungan system Uplink dan Downlink yang ditempatkan di 12 daerah
kab/kota. Serta mempunyai 3 programa Pro1, Pro2, dan Pro3 yang merupakan jaringan
berita Nasional.

B. Diskripsi Hasil penelitian

Salah satu program dakwah di radio yang masih eksis sampai saat ini adalah program
dakwah Mutiara Pagi yang disiarkan oleh Radio Republik Indonesia (RRI) Samarinda sejak
tahun 2001. Program tersebut dalam proses penyiarannya menghadirkan narasumber/ulama
yang mumpuni di bidang Dakwah. Program dakwah tersebut terlahir akan kebutuhan rohani
yang diperlukan oleh pendengar.

Hal tersebut dibuktikan dengan disambut baiknya program dakwah tersebut oleh
masyarakat. Sambutan hangat ini dapat dilihat dari "banyaknya responden yang merespon
baik akan isi program, mutu program, dan keatifan pendengar,” pada program dakwah
Mutiara Pagi. Pada tahun 2002, pendengar program dakwah Mutiara Pagi membentuk
perkumpulan yang diberi nama “Majelis Ta’lim Mutiara Pagi”.
Adapun pendengar yang tergabung dalam Majelis Ta’lim Mutiara Pagi per 30
November 2008 tercatat 1.069 orang (buku forum komunikasi dan pemerhati Mutiara Pagi
RRI ). Kini program dakwah Mutiara Pagi masih disiarkan setiap hari Senin sampai Minggu
pukul 05.00-05.54 WIB secara live (langsung). Mutiara Pagi juga merupakan salah satu
program acara unggulan di RRI Samarinda.

Mutiara pagi adalah acara dialog interaktif agama islam dengan narasumber/ulama
mumpuni di bidangnya yang disiarkan setiap hari senin sampai Minggu setiap pukul 05.00-
05.54 WIB di RRI Samarinda.

Oleh karena itu, yang dimaksud dengan manajemen program dakwah Mutiara Pagi di
RRI Samarinda dalam Laporan ini adalah tindakan perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan, dan pengawasan kegiatan penyelenggara program dakwah Mutiara Pagi melalui
Radio yang dimiliki oleh RRI Samarinda.

1. Perencanaan penyiaran program dakwah Mutiara Pagi terdiri dari perencanaan


tujuan. Dalam perencanaan tujuan terbagi menjadi perencanaan tujuan jangka
panjang dan perencanaan jangka pendek. Perencanaan jangka panjang digunakan
untuk membicarakan persiapan-persiapan acara-acara selama satu tahun ke depan
bersama tim kreatif bersama pelaksana siaran lainnya, serta forum komunitas
pemerhati (FKP) RRI Samarinda. Sedangkan perencanaan jangka pendek yang
digunakan untuk membentuk kerabat kerja. Merencanakan terjalannya program
“mutiara pagi” dalam jangka waktu pendek dan panjang.
2. Pengorganisasian penyiaran program Mutiara Pagi dilakukan dengan membagi atau
mengelompokkan aktivitas kerabat kerja program dalam satu kesatuan, menentukan
tugas serta tanggungjawab kerabat kerja dan menempatkan kerabat kerja sesuai
keahliannya, dan memberikan wewenang dan tanggung jawab yang penuh terhadap
kerabat kerja.
3. Penggerakan program dakwah Mutiara Pagi dilakukan oleh produser dan kerabat
kerja lainnya seperti pengarah acara, penyiar, penulis naskah, dan operator studio.
Semua crew kerabat kerja melaksanakan tugas dan wewenangnya masing-masing
sesuai bagiannya masing- masing. Wujud dari penggerakan adalah mengudaranya
program dakwah Mutiara Pagi disiarkan setiap hari Senin sampai Minggu pukul
05.00-05.54 WIB di saluran 93.1 FM RRI Samarinda.
Narasumber : IKD, NU, Depag (departemen Agama) kaltim dan samarinda, serta
narasumber dari Instansi.
Format Siaran : Dialog Interaktif
Jangkauan : Sekalimantan Timur
4. Pengawasan penyiaran program dakwah Mutiara Pagi dilakukan pada saat program
tersebut mengudara dan setelah selesai mengudara. Pada saat mengudara,
pengawasan dilakukan dengan memonitoring program tersebut secara langsung di
studio atau melalui pesawat radio. Sementara pengawasan yang dilakukan setelah
program tersebut mengudara adalah dengan cara mengecek DAS.
5. Evalusi dalam rogam tersebut siaran dakwah RRI samarinda berjalan dengan lancer
dan memenuhi keteria pendengar, oleh kerena itu evaluasi tersebut sangatlah jarang
terhdap progam siaran dakwah dlam progam mutiara pagi,

 Stuktur organisasi
C. Teori dan praktek di LPP RRI

1. Studi lapangan
a) Pengamatan
b) Wawancara
2. Dokumentasi dan Studi Pustaka
Dokumentasi yang dimaksudkan adalah pengumpulan data dengan menyalin data-data
yang ada di instansi terkait seperti data mengenai Radio Republik Indonesia (RRI) Samarinda
atau data-data lain yang berhubungan dengan variable penelitian.

Teknik Analisis Data


Teknik analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan model interaktif Miles dan
Huberman yaitudimulai dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan.
Analisis Mengenai Persepsi Pendengar terhadap Program siaran Dakwah di Programa
1 RRI Samarinda
Tingginya minat pendengar terhadap program siaran Dakwah di Pro 1 RRI Samarinda
dengan motif ingin memperoleh wawasan beragama khususnya Islam. Dapat disimpulkan
ternyata masyarakat masih memerlukan wawasan lewat program Mutiara Pagi di RRI
Samarinda. Selain dapat menambah pengetahuan tentang Agama Islam.
Jadi dapat dideskripsikan program Mutiara Pagi, sebagian besar motif pendengar untuk
mendapatkan wawasan pengetahuan tentang Islam.

Kepentingan Pendengar terhadap Siaran Dakwah di Programa 1 RRI Samarinda


Dari penelitian, dapat dideskripsikan kepentingan pendengar dalam mendengarkan
Dakwah selain untuk memanfaatkan media radio khususnya RRI untuk menambah
perbendaharaan pengetahuan dalam Agama.
Pengalaman Pendengar mendengarkan siaran Mutiara Pagi di Programa 1 RRI
Samarinda
Pengalaman menunjuk pada informasi yang diperoleh dari pancaindera dan bukan dari
akal. Pengalaman juga merupakan hasil pengindraan ditambah tanggapan. Secara filosofis,
pengalaman dalam arti luas berarti persepsi dalam tingkat sederhana, tidak berbelit-belit.Cara
mempersepsikan situasi tidak terlepas dari adanya pengalaman sensoris terdahulu.
Pengalaman pendengar mendengarkan program siaran Mutiara Pagi di Programa 1 RRI
Samarinda diungkapkan Muhammad Benny Febrianto (25 Tahun) cukup memuaskan,
meskipun tidak memahami seutuhnya Pengetahuan agama. Pengalaman pendengar
Samarinda mendengarkan Mutiara Pagi dapat dideskripsikan diterima dengan baik meskipun
tidak seluruh konten dapat diartikan dengan seutuhnya.

Waktu Pendengar mendengarkan siaran Mutiara Pagi di Programa 1 RRI Samarinda


Waktu yang dimaksud adalah intensitas, ataupun frekuensi dan kekuatan dari stimulus.
Stimulus dari luar akan memberi makna lebih bila lebih sering diperhatikan dibandingkan
dengan yang hanya sekali dilihat. Kekuatan dari stimulus merupakan daya dari suatu obyek
yang bisa mempengaruhi persepsi.Dari hasil wawancara dapat diketahui bahwa tempat
menjadi faktor yang sangat berpengaruh terhadap kenyamanan dari pendengar saat
mendengarkan siaran Mutiara Pagi. Tempat juga mempengaruhi konsentrasi dari pendengar
untuk memamhami konten siaran Mutiara Pagi.
Kepentingan Pendengar mendengarkan Program Mutiara Pagi.
Kepentingan diambil dari suku kata ‘penting’ yang bermakna utama atau pokok. Dapat
pula berarti sesuatu yang sangat diperhatikan seseorang. Hal itu dapat dipengaruhi oleh
pengalaman atau latarbelakang orangtersebut. Semakin dirasakan penting terhadap suatu
objek tersebut bagi diri seseorang, maka semakin peka dia terhadap objek-objek
persepsinya.Berdasarkan uraian pada pembahasan maka jelas terlihat berbagai kepentingan
para informan sudah terwadahi dengan baik melalui program siaran Mutiara Pagi.

Pengalaman Pendengar mendengarkan Program Mutiara Pagi


Pengalaman dapat mempengaruhi salah satu dari objek atau peristiwa yang sangat
diperhatikan olehseseorang. Pengalaman dapat dikatakan tergantung pada ingatan dalam arti
sejauh mana seseorang dapat mengingat kejadian-kejadian lampau untuk mengetahui suatu
rangsang dalam pengertian luas. Dilihat dari penjabaran pada bagian pembahasan maka
peneliti menyimpulkan pengalaman pendengar mendengarkan RRI sudah cukup bagus sebab
banyak dari para informan yang terhibur setelah mendengarkan siarannya. Namun, beberapa
hal yang menjadi saran masukan para pendengar berdasarkan pengalaman mereka yang
kemudian menjadi persepsi publik juga perlu menjadi perhatian structural dan manajemen
RRI Samarinda.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan mempelajari data yang ada serta menganalisa uraian
pembaasan tentang “manajemen siaran radio” dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Manajemen siaran dakwah islam di radio RRI samarinda merupakan suatu bentuk
program penyiaran yang melibatkan bagian-bagian atau komponen-komponen yang
saling berhubungan, saling ketergatungan , dan memiliki fungsi yang berbeda, bergerak
dinamis untuk menyampaikan pesan yang berupa ajakan, seruan dalam rangka untuk
memengaruhi pendengar agar timbul dalam dirinya suatu pengerian, kesadaran, sikap,
penghayatan serta pengalaman terhadap ajaran agama islam
2. Dengan digunakannya radio sebagai media dakwah, maka radio RRI memanfaatkan
sebagai pengembangan usaha dengan meraih pendegar lebih banyak sehingga jadi
bahan pertimbangan pengiklan untuk mensposori programnya

Anda mungkin juga menyukai