Anda di halaman 1dari 21

Sistem Informasi Manajemen

Artikel Konsep E-learning untuk Perusahaan


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Informasi manajemen

Nama : Miftah Safira Alvi


Nim : 43218110377
Dosen : Yananto Mihadi Putra, S.E., M.Si

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2018
Pengenalan E-Learning
Untuk mempermudah penyebaran pengetahuan dan mendukung system pembelajaran ini
perusahaan harus memiliki system yang mampu mengakomodasi semua kebutuhan perusahaan
dalam hal penyebaran pengetahuan dengan efisiensi biaya yang tinggi dan kemudahan akses dari
para pegawainya. Tujuan utama system manajemen pengetahuan adalah meningkatkan
kompetensi pegawai di perusahaan sebagai bagian dari pengelolaan sumber daya manusia.
Perkembangan teknologi informasi (TI) yang sedemikian pesat tersebut menciptakan kultur baru
bagi semua orang di seluruh dunia. Integrasi teknologi informasi ke dalam dunia usaha telah
menciptakan pengaruh besar. Dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi, system
manajemen pengetahuan di perusahaan dapat digunakan secara efisien dan efektif serta
berkelanjutan.
Salah satu produk integrasi teknologi informasi ke dalam dunia usaha adalah e-learning atau
elektronik learning. Saat ini e-Learning mulai mengambil perhatian banyak pihak, baik dari
kalangan akademik, profesional, perusahaan maupun industri. E-learning adalah bentuk
pembelajaran konvensional yang dituang dalam format digital dan disajikan melalui teknologi
informasi. Dalam dunia usaha dan industri, e-Learning dinilai mampu membantu proses dalam
meningkatkan kompetensi karyawan atau sumber daya manusia.
E-Learning merupakan sebuah alat yang dinilai ampuh untuk lebih memberdayakan sistem
manajemen pengetahuan. Dikatakan demikian, karena dengan adanya e-Learning, proses
pengaksesan informasi yang telah terekam dapat dilakukan dari tempat yang jauh dari perusahaan
tempat kerja. Sehingga e-Learning tidak hanya berfungsi sebagai fasilitator juga sekaligus
mempermudah mereka (para karyawan perusahaan tersebut) untuk terus belajar dari pengalaman
mereka sebelumnya yang telah direkam dan didokumentasikan serta tersimpan dalam repository.
Dengan sistem e-Learning yang dimanfaatkan secara tepat guna, suatu organisasi/perusahaan
dapat dengan cepat meningkatkan efisiensi dalam mereplikasi pengetahuan yang telah berhasil
dikuasai dan dipelajari di suatu bagian ke seluruh sendi tubuh organisasi/perusahaan yang lainnya.
Replikasi secara cepat ini sangat penting dalam memastikan bahwa perusahaan tidak lagi berulang-
ulang melakukan kesalahan yang sama dan harus kembali lagi mempelajarinya dari awal, serta
informasi pengetahuan menjadi tidak terisolasi dalam suatu bagian-bagian individu-individu
dalam suatu organisasi/perusahaan.
E-Learning memberdayakan salah satu karakteristik yang berguna dari pengetahuan, yaitu sekali
diciptakan kemudian disimpan. Dengan demikian, akan sangat mudah untuk direplikasikan ke
seluruh bagian organisasi/perusahaan. Penggunaan e-learning bertujuan untuk memberikan
pembelajaran kepada karyawan untuk meningkatkan kompetensinya secara berkelanjutan guna
menunjang kinerja karyawan itu sendiri. Hal tersebut pada akhirnya akan berperan pada tingkat
kemajuan dan kinerja perusahaan.
1. Pengertian dan Sejarah E Learning
Pengertian E-Learning
E-learning merupakan singkatan dari Elektronic Learning, merupakan cara baru dalam proses
belajar mengajar yang menggunakan media elektronik khususnya internet sebagai sistem
pembelajarannya. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi. Beberapa ahli mencoba menguraikan pengertian e-learning
menurut versinya masing-masing, diantaranya :
Menurut Allan J. Henderson, e-learning adalah pembelajaran jarak jauh yang menggunakan
teknologi komputer, atau biasanya Internet (The e-learning Question and Answer Book, 2003).
William Horton menjelaskan bahwa e-learning merupakan pembelajaran berbasis web (yang bisa
diakses dari Internet).
Henderson menambahkan juga bahwa e-learning memungkinkan pembelajar untuk belajar melalui
komputer di tempat mereka masing-masing tanpa harus secara fisik pergi mengikuti pelajaran di
kelas.
Hartley menyatakan, E-learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan
tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media internet, intranet atau media
jaringan komputer lain.
LearnFrame.Com, E-learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik
untuk mendukung belajar mengajar dengan media internet, jaringan komputer, maupun komputer
standalone
Thomson, Ganxglass, dan Simon menjelaskan bahwa, secara jaringan, elearning dapat
didefinisikan sebagai upaya menghubungkan pembelajar (murid) dengan sumber belajarnya
(database, pakar/guru, perpustakaan) yang secara fisik terpisah atau bahkan berjauhan.
Interaktifitas dalam hubungan tersebut dapat dilakukan secara langsung (synchronous) maupun
tidak langsung (asynchronous). E-Learning berasal dari perpadanan dua kata yakni ‘e’ dan
‘learning’. ‘e’ merupakan singkatan dari electronic dan learning adalah pembelajaran. Jadi E-
Learning atau elektornik learning adalah pembelajaran yang dilaksanakan dengan memanfaatkan
fungsi internet dalam kegiatan pembelajaran dengan menjadikan fasilitas elektronik sebagai media
pembelajaran.
E-learning dalam arti luas bisa mencakup pembelajaran yang dilakukan di media elektronik
(internet) baik secara formal maupun informal. E-learning secara formal misalnya adalah
pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes yang telah diatur dan disusun
berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-pihak terkait (pengelola e-learning dan pembelajar
sendiri). Pembelajaran seperti ini biasanya tingkat interaksinya tinggi dan diwajibkan oleh
perusahaan pada karyawannya atau pembelajaran jarak jauh yang dikelola oleh universitas dan
perusahaan-perusahaan (biasanya perusahaan konsultan) yang memang bergerak dibidang
penyediaan jasa e-learning untuk umum.
E-learning bisa juga dilakukan secara informal dengan interaksi yang lebih sederhana, misalnya
melalui sarana mailing list, e-newsletter atau website pribadi, organisasi dan perusahaan yang
ingin mensosialisasikan jasa, program, pengetahuan atau keterampilan tertentu pada masyarakat
luas (biasanya tanpa memungut biaya).
Sejarah E-Learning
E-learning pertama kali diperkenalkan oleh Universitas Illionis di Urbana-Champaign dengan
menggunakan sistem instruksi berbasis komputer (computer-assisted instruktion) dan komputer
bernama PLATO. Sejak saat itu, perkembangan e-learning berkembang sejalan dengan
perkembangan dan kemajuan teknologi.
Berikut perkembangan e-learning dari masa ke masa :
Tahun 1990 : Era CBT (Computer-Based Training) di mana mulai bermunculan aplikasi e-learning
yang berjalan dalam PC standlone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi materi dalam bentuk
tulisan maupun multimedia (Video dan Audio) dalam format mov, mpeg-1, atau avi.
Tahun 1994 : Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak tahun 1994 CBT muncul
dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara masal.
Tahun 1997 : LMS (Learning Management System). Seiring dengan perkembangan teknologi
internet, masyarakat di dunia mulai terkoneksi dengan internet. Kebutuhan akan informasi yang
dapat diperoleh dengan cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan mutlak dan jarak serta lokasi
bukanlah halangan lagi. Dari sinilah muncul LMS.Perkembangan LMS yang makin pesat
membuat pemikiran baru untuk mengatasi masalah interoperability antar LMS yang satu dengan
lainnya secara standar.Bentuk standar yang muncul misalnya standar yang dikeluarkan oleh AICC
(Airline Industry CBT Commettee), IMS, IEEE LOM, ARIADNE, dsb.
Tahun 1999 sebagai tahun Aplikasi E-learning berbasis Web. Perkembangan LMS menuju aplikasi
e-learning berbasis Web berkembang secara total, baik untuk pembelajar (learner) maupun
administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan situs-situs informasi, majalah
dan surat kabar. Isinya juga semakin kaya dengan perpaduan multimedia, video streaming serta
penampilan interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih standar dan berukuran kecil.
Melihat perkembangan e-learning dari dari masa ke masa yang terus berkembang mengikuti
perkembangan teknologi, maka dapat disimpulkan bahwa e-learning akan menjadi sistem
pembelajaran masa depan. Seiring perkembangan Internet, penggunaan sistem e-learning pun
tumbuh luar biasa.Internet telah digunakan sebagai salah satu tool untuk melakukan pembelajaran.
2. Komponen E-learning
Komponen-komponen pendukung dari proses e-Learning menurut Wahono dalam Adri (2007:4)
ada 3 komponen, antara lain :
Sistem dan Aplikasi e-Learning : Sistem dan Aplikasi e-Learning: Sistem perangkat lunak yang
mem-virtualisasi proses belajar mengajar konvensional. Bagaimana manajemen kelas, pembuatan
materi atau konten, forum diskusi, sistem penilaian (rapor), sistem ujian online dan segala fitur
yang berhubungan dengan manajemen proses belajar mengajar. Sistem perangkat lunak tersebut
sering disebut dengan Learning Management System (LMS). LMS banyak yang opensource
sehingga bisa kita manfaatkan dengan mudah dan murah untuk dibangun di sekolah dan universitas
kita. Sistem dan Aplikasi E- Learning merupakan suatu sistem pendukung yang berfungsi untuk
memvirtualisasikan proses belajar mengajar. Seperti kegiatan belajar mengajar pada umumnya,
aplikasi e-learning harus dapat menggantikan proses migrasi konten konvensional ke digital. E-
Learning pada perusahaan, meliputi: proses pemberian materi yang berhubungan dengan
pekerjaan, sertifikasi, pengisisan kuisioner, ujian online kenaikan pangkat, hingga melihat
progress masing-masing karyawan. Contoh e-learning dalam dunia pendidikan : pemberian materi
pelajaran, forum, dan kuis serta ujian online.
LMS atau lebih dikenal dengan Learning Management System adalah suatu perangkat lunak atau
software yang digunakan untuk mengelola (untuk keperluan administrasi), dokumentasi, materi
dan bahan ajar pelatihan serta laporan kegiatan belajar mengajar secara online (terhubung ke
internet). Untuk mengembangkan e-Learning, saat ini telah tersedia banyak Learning Management
System, baik yang komersial ataupunyang bersifat Open Source, contohnya : MOODLE. Secara
umum, LMS menyediakan fitur standar untuk e-Learning , diantaranya:
• Fitur untuk ujian dan tugas, meliputi ujian (exam), tugas (assignment), dan penilaian.
• Fitur untuk diskusi dan komunikasi, meliputi forum diskusi (mailing list), instant messenger,
pengumuman, profil dan kontak instruktur, serta File and Directory Sharing.
• Fitur untuk materi pembelajaran, meliputi daftar pelajaran dan kategorinya, silabus, materi
pelajaran (berbasis teks atau multimedia), serta bahan pustaka.
Konten Elearning : Konten dan bahan ajar yang ada pada E-Learning system (Learning
Management System). Konten dan bahan ajar ini bisa dalam bentuk Multimedia-based Content
(konten berbentuk multimedia interaktif) atau Textbased Content (konten berbentuk teks seperti
pada buku pelajaran biasa). Biasa disimpan dalam Learning Management System (LMS) sehingga
dapat dijalankan oleh user kapanpun dan dimanapun.
Konten E-Learning: Konten dan bahan ajar yang ada pada e-Learning system (Learning
Management System). Konten dan bahan ajar ini bisa dalam bentuk Multimedia-based Content
(konten berbentuk multimedia interaktif) atau Text-based Content (konten berbentuk teks seperti
pada buku pelajaran biasa). Biasa disimpan dalam Learning Management System (LMS) sehingga
dapat dijalankan oleh siswa kapanpun dan dimanapun. Depdiknas cukup aktif bergerak dengan
membuat banyak kompetisi pembuatan multimedia pembelajaran. Pustekkom juga
mengembangkan edukasi.net yang mem-free-kan multimedia pembelajaran untuk SMP, SMA dan
SMK. Juga mari kita beri applaus ke pak Gatot (Biro PKLN) yang mulai memberikan insentif dan
beasiswa untuk mahasiswa yang mengambil konsentrasi ke Game Technology yang arahnya untuk
pendidikan. Ini langkah menarik untuk mempersiapkan perkembangan e-Learning dari sisi konten.
Sedangkan Actor yang ada dalam pelaksanakan e-Learning boleh dikatakan sama dengan proses
belajar mengajar konvensional, yaitu perlu adanya guru (instruktur) yang membimbing, siswa
yang menerima bahan ajar dan administrator yang mengelola administrasi dan proses belajar
mengajar.
Sebenarnya materi E-Learning tidak harus didistribusikan secara on-line baik melalui jaringan
lokal maupun internet, distribusi secara off-line menggunakan media CD/DVD pun termasuk pola
e-Learning. Dalam hal ini aplikasi dan materi belajar dikembangkan sesuai kebutuhan dan
didistribusikan melalui media CD/DVD, selanjutnya pembelajar dapat memanfatkan CD/DVD
tersebut dan belajar di tempat di mana dia berada.
E-Learning disampaikan dengan memanfaatkan perangkat komputer.Pada umumnya perangkat
dilengkapi perangkat multimedia, dengan cd drive dan koneksi Internet ataupun Intranet lokal.
Dengan memiliki komputer yang terkoneksi dengan intranet ataupun Internet, pembelajar dapat
berpartisipasi dalam e-Learning. Jumlah pembelajar yang bisa ikut berpartisipasi tidak dibatasi
dengan kapasitas kelas. Materi pelajaran dapat diketengahkan dengan kualitas yang lebih standar
dibandingkan kelas konvensional yang tergantung pada kondisi dari pengajar.
E-Learning bisa mencakup pembelajaran secara formal maupun informal. E-Learning secara
formal, misalnya adalah pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes yang
telah diatur dan disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-pihak terkait (pengelola
E-Learning dan pembelajar sendiri). Pembelajaran seperti ini biasanya tingkat interaksinya tinggi
dan diwajibkan oleh perusahaan pada karyawannya, atau pembelajaran jarak jauh yang dikelola
oleh universitas dan perusahaan-perusahaan (biasanya perusahan konsultan) yang memang
bergerak di bidang penyediaan jasa E-Learning untuk umum. E-Learning bisa juga dilakukan
secara informal dengan interaksi yang lebih sederhana, misalnya melalui sarana mailing list, e-
newsletter atau website pribadi, organisasi/perusahaan yang ingin mensosialisasikan jasa,
program, pengetahuan atau keterampilan tertentu pada masyarakat luas.
Maka, dapat disimpulkan E-learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan
tersampaikannya bahan ajar dengan menggunakan media internet, intranet atau media jaringan
komputer lain serta perangkat maupun aplikasi elektronik lain baik online maupun offline sepeti
CD/DVD, radio, fax, telepon, (melalui aplikasi e-mail, dll).
Infrastruktur Elearning : Infrastruktur E-Learning, yaitu dapat berupa personal computer (PC),
jaringan komputer, internet dan perlengkapan multimedia.Termasuk didalamnya peralatan
teleconference apabila menggunakan layanan synchronous learning melalui teleconference.
Actor (orang terlibat dalam E-Learning) yang ada dalam pelaksanakan E-Learning boleh dikatakan
sama dengan proses belajar mengajar konvensional, yaitu perlu adanya guru (instruktur) yang
membimbing, siswa yang menerima bahan ajar dan administrator yang mengelola administrasi dan
proses belajar mengajar.
3. Metode Penyampaian E-Learning
Interaksi pembelajaran adalah merupakan komunikasi antara aktor-aktor dalam E-Learning (Guru
atau tutor, Siswa, admin). Jika dilihat dari aktornya bentuk komunikasi dalam E-Learning meliputi:

 Komunikasi Guru ke siswa secara individu


 Komunikasi guru ke siswa secara kelompok
 Komunikasi Siswa ke siswa
Sementara itu jika dilihat dari komponen tekhnologi atau infrastruktur elearning interaksi atau
penyempaian materi dalam E-Learning dibedakan menjadi dua yaitu :
Synchrounous E-Learning: metode penyampaian pembelajaran dimana guru dan siswa dalam
kelas dan waktu yang sama meskipun secara tempat berbeda. Contohnya: chatting, teleconference,
meeting bulanan manajer seluruh cabang United Tractor di Indonesia melalui teleconference.
Asynchronouse E-Learning : metode penyampaian pembelajaran dimana tutor dan peserta dalam
kelas yang sama (kelas virtual), meskipun dalam waktu dan tempat yang berbeda. Nah disinilah
diperlukan peranan sistem (aplikasi) E-Learning berupa Learning Management System dan
content baik berbasis text atau multimedia. Sistem dan content tersedia dan online dalam 24 jam
nonstop di Internet. Tutor dan peserta bisa melakukan proses belajar mengajar dimanapun dan
kapanpun. Tahapan implementasi E-Learning yang umum, Asynchronous E-Learning
dimatangkan terlebih dahulu dan kemudian dikembangkan ke Synchronous E-Learning ketika
kebutuhan itu datang.
Perbandingan Synchronous dan Asynchronous
1. Synchronous Elearning
Bisa terjadi komunikasi dua arah antara pengajar dan pelajar secara langsung. Akan tetapi
memerlukan instruktur secara langsung dan jadwal yang disusun sebelumnya
Meminimalisir biaya transportasi. Tapi hilangnya non verbal communication
Efektif apabila materi tergolong cepat perubahannya
Di Indonesia masih bermasalah dengan bandwidth
2. Pemahaman Asynchronous Elearning
Keuntungan utamanya adalah content didistribusikan ke pelajar, sesuai untuk kebutuhan
individual
Tidak memerlukan instruktur secara langsung, Agar efektif, harus disajikan lebih menarik dan
informasi yang disampaikan lebih detail
Content harus dibuat selengkap mungkin dan disajikan secara menarik. Siapkan materi yang
mungkin sering ditanyakan sekaligus jawabannya
Asynchronous Elearning bisa dikategorikan menjadi dua:
Rapid Elearning : Satu atau dua orang mampu membuatnya dalam waktu satu hari atau seminggu
Traditional Elearning: Membutuhkan tim untuk membuat mulai 3 hingga 6 bulan
Ciri Rapid Elearning
Perubahan isi dalam waktu yang relatif cepat atau diupdate secara berkala
Isi hanya memiliki masa berlaku yang singkat
Biaya terbatas
Informasi yang disampaikan sedang hangat
Waktu delivery yang cepat di butuhkan
Materi bisa dijelaskan melalui kata
Ciri Traditional Elearning
Isi sudah fix atau jarang berubah
Masa berlaku materi cukup lama
Memiliki budget yang besar
Isi bersifat orisinil
Memerlukan model 3D
4. Strategi Implementasi E-Learning
Menurut Koswara (2006) ada beberapa strategi pengajaran yang dapat diterapkan dengan
menggunakan teknologi E-Learning adalah sebagai berikut :
Learning by doing. Simulasi belajar dengan melakukan apa yang hendak dipelajari; contohnya
adalah simulator penerbangan (flight simulator), dimana seorang calon penerbang dapat dilatih
untuk melakukan penerbangan suatu pesawat tertentu seperti ia berlatih dengan pesawat yang
sesungguhnya.
Incidental learning. Mempelajari sesuatu secara tidak langsung. Tidak semua hal menarik untuk
dipelajari, oleh karena itu dengan strategi ini seorang mahasiswa dapat mempelajari sesuatu
melalui hal lain yang lebih menarik, dan diharapkan informasi yang sebenarnya dapat diserap
secara tidak langsung. Misalnya mempelajari geografi dengan cara melakukan “perjalanan maya”
ke daerah-daerah wisata.
Learning by reflection. Mempelajari sesuatu dengan mengembangkan ide/gagasan tentang subyek
yang hendak dipelajari. Mahasiswa didorong untuk mengembangkan suatu ide/gagasan dengan
cara memberikan informasi awal dan aplikasi akan “mendengarkan” dan memproses masukan
ide/gagasan dari mahasiswa untuk kemudian diberikan informasi lanjutan berdasarkan masukan
dari mahasiswa.
Case-based learning. Mempelajari sesuatu berdasarkan kasus-kasus yang telah terjadi mengenai
subyek yang hendak dipelajari. Strategi ini tergantung kepada nara sumber ahli dan kasus-kasus
yang dapat dikumpulkan tentang materi yang hendak dipelajari. Mahasiswa dapat mempelajari
suatu materi dengan cara menyerap informasi dari nara sumber ahli tentang kasus-kasus yang telah
terjadi atas materi tersebut.
Learning by exploring. Mempelajari sesuatu dengan cara melakukan eksplorasi terhadap subyek
yang hendak dipelajari. Mahasiswa didorong untuk memahami suatu materi dengan
caramelakukan eksplorasi mandiri atas materi tersebut. Aplikasi harus menyediakan informasi
yang cukup untuk mengakomodasi eksplorasi dari mahasiswa. Mempelajari sesuatu dengan cara
menetapkan suatu sasaran yang hendak dicapai (goal-directed learning). Mahasiswa diposisikan
dalam sebagai seseorang yang harus mencapai tujuan/sasaran dan aplikasi menyediakan fasilitas
yang diperlukan dalam melakukan hal tersebut. Mahasiswa kemudian menyusun strategi mandiri
untuk mencapai tujuan tersebut.
5. Fungsi dan Penyelenggaraan E-Learning
Setidaknya ada 3 (tiga) fungsi E-Learning terhadap kegiatan pembelajaran di dalam kelas
(classroom instruction), yaitu (Siahaan, 2004):
Suplemen (tambahan), yaitu apabila mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan
materi pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal ini tidak ada kewajiban bagi siswa untuk
mengakses materi pembelajaran elektronik. Sekalipun sifatnya opsional, siswa yang
memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan
Komplemen (pelengkap), yaitu apabila materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk
melengkapi materi pembelajaran yang diterima siswa di dalam kelas. Sebagai komplemen berarti
materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pengayaan atau remedial.
Dikatakan sebagai pengayaan (enrichment), apabila kepada siswa yang dapat dengan cepat
menguasai/ memahami materi pelajaran yang disampaikan pada saat tatap muka diberi kesempatan
untuk mengakses materi pembelajaran elektronik yang memang secara khusus dikembangkan
untuk mereka.Tujuannya agar semakin memantapkan tingkat penguasaan terhadap materi
pelajaran yang telah diterima di kelas. Dikatakan sebagai program remedial, apabila siswa yang
mengalami kesulitan memahami materi pelajaran pada saat tatap muka diberikan kesempatan
untuk memanfaatkan materi pembelajaran elektronik yang memang secara khusus dirancang untuk
mereka.Tujuannya agar siswa semakin mudah memahami materi pelajaran yang disajikan di kelas.
Substitusi (pengganti), yaitu apabila E-Learning dilakukan sebagai pengganti kegiatan belajar,
misalnya dengan menggunakan model-model kegiatan pembelajaran. Ada 3 (tiga) alternatif model
yang dapat dipilih, yakni: (1) sepenuhnya secara tatap muka (konvensional), (2) sebagian secara
tatap muka dan sebagian lagi melalui internet, atau bahkan (3) sepenuhnya melalui internet.
Ada beberapa pertimbangan untuk menggunakan e-learning dewasa ini, antara lain:
Harga perangkat komputer semakin lama semakin terjangkau (tidak lagi diperlakukan sebagai
barang mewah)
Peningkatan kemampuan perangkat komputer dalam mengolah data lebih cepat dan kapasitas
penyimpanan data semakin besar
Memperluas akses atau jaringan komunikasi
Memperpendek jarah dan mempermudah komunikasi
Mempermudah pencarian atau penelusuran informasi melalui internet.
6. Karakteristik E- learning dan manfaat E- Learning
Karakteristik E-Learning
Memanfaatkan jasa teknologi informasi dan komunikasi berupa internet sehingga penyampaian
pesan dan komunikasi guru dan siswa secara mudah dan cepat.
Memanfaatkan media komputer seperti jaringan komputer (computer networks atau digital media).
Menggunakan pendekatan pembelajaran mandiri. Dengan menggunakan e-learning, pembelajar
dituntut untuk melepaskan ketergantungannya terhadap pembelajar karena pembelajaran tidak
dilakukan secara langsung.
Materi pembelajaran dapat disimpan di komputer.
Memanfaatkan komputer untuk proses pembelajaran dan juga mengetahui hasil kemajuan belajar,
administrasi pendidikan, serta untuk mengetahui informasi yang banyak dari berbagai sumber
informasi.
Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan hal-hal yang berkaitan
dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di computer.
Manfaat e-learning
Manfaat E-learning diantaranya adalah sebagai berikut :
Meningkatkan interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau instruktur (enhance
interactivity). Apabila dirancang secara cermat, pembelajaran elektronik dapat meningkatkan
kadar interaksi pembelajaran, baik antara peserta didik dengan guru/instruktur, antara sesama
peserta didik, maupun antara peserta didik dengan bahan belajar. Hal tersebut berbeda dengan
pembelajaran yang bersifat konvensional. Tidak semua peserta didik dalam kegiatan pembelajaran
konvensional dapat, berani atau mempunyai kesempatan untuk mengajukan pertanyaan ataupun
menyampaikan pendapatnya di dalam diskusi. Hal ini disebabkan karena pada pembelajaran yang
bersifat konvensional, kesempatan yang ada atau yang disediakan dosen/guru/instruktur untuk
berdiskusi atau bertanya jawab sangat terbatas.
Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran darimana dan kapan saja (time and place
flexibility). Mengingat sumber belajar yang sudah dikemas secara elektronik dan tersedia untuk
diakses oleh peserta didik melalui internet, maka peserta didik dapat melakukan interaksi dengan
sumber belajar ini kapan saja dan dari mana saja. Demikian juga dengan tugas-tugas kegiatan
pembelajaran, dapat diserahkan kepada guru/dosen/instruktur begitu selesai dikerjakan. Tidak
perlu menunggu sampai ada janji untuk bertemu dengan dosen/instruktur.
Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (potential to reach a global audience). Dengan
fleksibilitas waktu dan tempat, maka jumlah peserta didik yang dapat dijangkau melalui kegiatan
pembelajaran elektronik semakin lebih banyak atau meluas. Ruang dan tempat serta waktu tidak
lagi menjadi hambatan sehingga, siapa saja, di mana saja, dan kapan saja, seseorang dapat belajar.
Interaksi dengan sumber belajar juga dilakukan melalui internet. Kesempatan belajar benar-benar
terbuka lebar bagi siapa saja yang membutuhkan.
Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content
as well as archivable capabilities). Fasilitas yang tersedia dalam teknologi internet dan berbagai
perangkat lunak (software) yang terus berkembang turut membantu mempermudah pengembangan
bahan belajar elektronik. Demikian juga dengan penyempurnaan atau pemutakhiran bahan belajar
sesuai dengan tuntutan perkembangan materi keilmuannya dapat dilakukan secara periodik dan
mudah. Di samping itu, penyempurnaan metode penyajian materi pembelajaran dapat pula
dilakukan, baik yang didasarkan atas umpan balik dari peserta didik maupun atas hasil penilaian
guru/dosen/instruktur selaku penanggungjawab atau pembina materi pembelajaran itu sendiri.
Lebih mudah mendapatkan materi atau info. Jika kita menggunakan sistem pembelajaran berbasis
E-Learning, kita akan lebih mudah untuk mencari dan mendapatkan materi atau info. Tinggal ketik
apa yang kita cari, tunggu sebentar, kita langsung dapat materinya.
Bisa mendapatkan materi yang lebih banyak. Kita bisa mendapatkan banyak sekali materi, tidak
hanya dari dalam negeri, bahkan kita bisa mencari materi yang berasal dari luar negeri yang
tentunya akan menambah wawasan bagi kita dan juga bisa untuk meningkatkan hasil belajar kita.
Pembelajaran lebih efektif dan efisien waktu dan tenaga. Jika ada tugas, kita bisa mencari bahan
yang kita butuhkan dengan cepat. Tidak harus ke sana ke mari untuk mendapatkan bahan yang kita
butuhkan. Tinggal duduk di depan komputer atau laptop, lalu cari yang kita butuhkan. Setelah itu,
susun tugasnya dan selesai.
7. Syarat dan Kendala E- Learning
Menurut Newsletter of ODLQC, 2001 (dalam Siahaan) syarat-syarat kegiatan pembelajaran
elektronik (E-Learning) adalah :
Kegiatan pembelajaran dilakukan melalui pemanfaatan jaringan dalam hal ini internet.
Tersedianya dukungan layanan belajar yang dapat dimanfaatkan oleh peserta belajar, misalnya
CD-ROM atau bahan cetak.
Tersedianya dukungan layanan tutor yang dapat membantu peserta belajar apabila mengalami
kesulitan.
Adanya lembaga yang menyelenggarakan/mengelola kegiatan e-learning.
Adanya sikap positif pendidik dan tenaga kependidikan terhadap teknologi komputer dan internet.
Adanya rancangan sistem pembelajaran yang dapat dipelajari/diketahui oleh setiap peserta belajar.
Adanya sistem evaluasi terhadap kemajuan atau perkembangan belajar peserta belajar.
Adanya mekanisme umpan balik yang dikembangkan oleh lembaga penyelenggara
Selain itu dalam Sembel, 2004, hal-hal yang perlu ada untuk “menghidupkan” e-learning adalah:
Subject Matter Expert (SME), merupakan nara sumber dari pembelajaran yang disampaikan.
Instructional Designer (ID), bertugas untuk secara sistematis mendesain materi dari SME menjadi
materi E-learning dengan memasukkan metode pengajaran agar materi menjadi lebih interaktif,
lebih mudah, dan lebih menarik untuk dipelajari.
Graphic Designer (GD), bertugas untuk mengubah materi teks menjadi bentuk grafis dengan
gambar, warna, dan layout yang enak dipandang, efektif, dan menarik untuk dipelajari.
Learning Management System (LMS), bertugas mengelola sistem di website yang mengatur lalu
lintas interaksi antara instruktur dengan siswa, antarsiswa dengan siswa lainnya, serta hal lain yang
berhubungan dengan pembelajaran, seperti tugas, nilai, dan peringkat ketercapaian belajar siswa.
Kendala-kendala E-Learning
Kendala atau hambatan dalam penyelenggaraan E-Learning, yaitu (Effendi, 2005) :
Investasi. Walaupun E-Learning pada akhirnya dapat menghemat biaya pendidikan, akan tetapi
memerlukan investasi yang sangat besar pada permulaannya.
Budaya. Pemanfaatan E-Learning membutuhkan budaya belajar mandiri dan kebiasaan untuk
belajar atau mengikuti pembelajaran melalui komputer.
Teknologi dan infrastruktur. E-Learning membutuhkan perangkat komputer, jaringan handal, dan
teknologi yang tepat.
Desain materi. Penyampaian materi melalui E-Learning perlu dikemas dalam bentuk yang learner-
centric. Saat ini masih sangat sedikit instructional designer yang berpengalaman dalam membuat
suatu paket pelajaran E-Learning yang memadai.
8. Keunggulan dan Kelemaha E-Learning.
Keunggulan E-Learning
E-learning dapat dengan cepat diterima dan kemudian diadopsi adalah karena memiliki
kelebihan/keunggulan sebagai berikut (Effendi, 2005) :
Efisiensi biaya, E-Learning mampu menghemat biaya yang harus dikeluarkan oleh organisasi
karena tidak perlu mengeluarkan biaya untuk pengadaan peralatan kelas, seperti ruang kelas, papan
tulis, projector, alat tulis, dan lainnya.
Efektifitas pembelajaran, E-Learning merupakan hal baru yang menarik dapat memotivasi siswa
untuk mencobanya, sehingga jumlah peserta dapat meningkat. E-Learning yang didesain dengan
desain intruksi yang menarik dan dilengkapi materi berbasis multimedia dapat meningkatkan
pemahaman isi pelajaran.
Fleksibilitas waktu, E-Learning membuat pelajar dapat menyesuaikan waktu belajarnya karena
dapat mengakses pelajaran kapanpun diinginkan.
Fleksibilitas tempat, E-Learning membuat pelajar dapat mengakses pelajaran di mana saja, selama
komputer terhubung dengan jaringan internet.
Fleksibilitas kecepatan pembelajaran, E-Learning dapat disesuaikan dengan kecepatan belajar
masing-masing siswa
Kelemahan E-Learning
Sebagaimana asal kata dari E-Learning yang terdiri dari E (elektronik) dan learning (belajar), maka
system ini juga mempunyai kekurangan, antara lain :
Keterbatasan jumlah computer yang dimiliki oleh sekolah juga menghambat pelaksanaan E-
Learning.
Bagi orang yang gagap teknologi, system ini belum bisa diterapkan.
Kehadiran guru sebagai makhluk yang dapat berinteraksi secara langsung dengan para murid telah
menghilang dari ruang-ruang elektronik E-Learning ini.
Kelemahan lain dalam E-Learning yang sering menjadi pembicaraan, antara lain kemungkinan
adanya kecurangan, plagiasi, dan pelanggaran hak cipta. Pembelajaran dengan menggunakan E-
Learning juga harus membutuhkan jaringan internet untuk pembelajaran jarak jauh
9. Dampak dan Pembiayaan E-Learning
Dari segi peserta didik : sensasi belajar yang berbeda, meningkatnya akses terhadap informasi,.
fleksibilitas cara belajar masing-masing individu
Dari segi institusi penyelenggara : biaya penyelenggaraan pendidikan, rasa tanggung jawab untuk
mengadakan pelatihan kepada para tenaga pengajarnya dan menyediakan teknologi atau media
yang menjadi landasan dari sistem E-Learning yang digunakan.
Dari segi tutor/pengajar : perlu adaptasi dalam cara pengajaran, diperlukan keahlian dalam
menyediakan materi pembelajaran yang menarik dan penggunakan fitur-fitur yang disediakan
pada sistem E-Learning dengan optimal dan efisien
Segi pembiayaan adalah salah satu perhatian utama bagi pihak yang. Adanya masalah biaya ini
menyebabkan beberapa institusi pendidikan yang memiliki keterbatasan finansial memilih untuk
bekerja sama dengan institusi pendidikan lain atau perusahaan penyedia layanan pengembangan
sistem E-Learning
10. Teknologi Pendukung E-Learning
Menurut Rusman (2011) dalam praktiknya,E-Learning memerlukan bantuan teknologi.
Prinsipnya, teknologi tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
Technology based learning adalah suatu sistem belajar berbasis teknologi. Terdiri atas Audio
Information Technologies (radio, audio tape, voice mail telephone) dan Video Information
Technologies(video tape, video text, video messaging).
Technology based web learning adalah suatu sistem belajar berbasis teknologi informasi melalui
antar halaman web (Internet, e-mail, tele conference).
Sedangkan menurut Rosenberg dalam Rusman (2011:349) mengkategorikan tiga kriteria dasar
yang ada dalam E-Learning :

E-Learning bersifat jaringan, yang membuatnya mampu memperbaiki secara cepat, menyimpan
atau memunculkan kembali, mendistribusikan, dan sharing pembelajaran dan informasi.
E-learning dikirimkan kepada pengguna melalui komputer dengan menggunakan standar
teknologi internet.
E-learning terfokus pada pandangan pembelajaran yang paling luas, solusi pembelajaran yang
mengungguli paradigma tradisional dalam pelatihan.
11. Peran Industri Teknologi Informasi Dalam E-Learning
E-learning dikembangkan dari perpaduan aspek pembelajaran dan aspek teknologi. Dari sisi
teknologi, keberhasilan e-learning mencakup perpaduan aspek teknologi, yaitu :
1. Software
Pengembang Software E-Learning Authoring
Beberapa vendor khusus mengembangkan software authoring atau software yang dibutuhkan
untuk mendesain dan menyusun materi pelatihan interaktif, test, presentasi, simulasi, web content,
dll, secara profesional dan testruktur dengan menggabungkan berbagai content multimedia.
Beberapa pengembang software e-learning authoring tool di dunia antara lain :
Microsoft (Powerpoint, Producer, Frontpage)
Macromedia (Authorware, Breeze, Dreamweaver)
Adobe ( Premiere)
Click2Learn
Quest
2. Hardware & Networking/communication
Beberapa vendor lebih memfokuskan pada dukungan di aspek perangkat keras dan insfrastruktur
pendukung dalam implementasi E-Learning dan aspek ini tentunya tak kalah penting dalam
menentukan keberhasilan implementasi E-Learning.
12 . E-Learning di Era Globalisasi
Pembelajaran dengan bantuan komputer (PBK) atau Computer Assisted Instruction (CAI)
merupakan awal mula kemunculan dari e-learning. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini,
penerapan e-Learning merupakan suatu strategi yang efektif untuk mengejar ketertinggalan bangsa
kita dengan bangsa lainnya yang sudah selangkah lebih maju dibidang ilmu pengetahuan dan
teknologi (iptek), terutama teknologi informasi. Sebagai solusi, e-Learning memiliki keunggulan
berupa biaya pengembangan yang lebih murah, lebih baik, serta lebih cepat.
Lebih Cepat yaitu asalkan peserta tersebut memiliki hak akses perangkat teknologi informasi
(misalnya komputer), dengan cepat ia akan segera mendapatkan informasi yang dicarinya, bahkan
tanpa disadiri ia mungkin akan mendapatkan informasi jauh melebihi dari apa yang ia cari.
Lebih Murah : metode pembelajaran secara e-Learning tidak mengharuskan peserta kegiatan
belajar mengajar menghadiri suatu ruang tertentu, tidak diperlukan keberadaan ataupun
penyediaan seorang tutor.
Lebih Baik adalah metode pembelajaran secara e-Learning tidak menetapkan seorang peserta
sebagai bagian dari seluruh peserta lainnya mengikuti cara belajar teman-teman lainnya. Hal ini,
jelas sekali membuat mereka yang memiliki intelegensia tinggi dapat mempelajari subjek masalah
yang ingin dipelajari secara lebih mendalam dan dapat lebih banyak lagi mendapatkan informasi
yang menarik.
Sejak tahun 1970 teknologi informasi dan komunikasi di Negara Indonesia berkembang pesat,
perkembangan tersebut berjalan secara bertahap. Semenjak terbentuknya Departemen Komunikasi
dan Informatika (Depkominfo) di Indonesia, sangat membantu perkembangan teknologi informasi
dan komunikasi yang ada di Indonesia menjadi terarah. Pada orde baru terdapat teknologi
informasi dan komunikasi yang baru yaitu internet.
Dalam internet terdapat banyak variasi program atau layanan internet yang sangat membantu
masyarakat dalam hal sarana informasi maupun edukasi. Internet identik dengan media sosial yang
terdapat banyak variasi program di dalamnya salah satunya yaitu konten.
Masyarakat dapat meluangkan ide atau pemikiran dan juga mengekspresikan diri melalui konten.
Dengan adanya konten dapat memberi banyak manfaat bagi masyarakat dalam hal pendidikan,
bisnis, ataupun perusahaan. Misalnya pemanfaatan konten pada perusahaan. Saat ini perusahaan -
- perusahaan sudah mulai memanfaatkan inovasi teknologi komunikasi dan informasi yaitu konten.
Salah satu inovasinya adalah konten e-learning.
E-learning adalah suatu sistem atau konsep pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi dalam peroses belajar mengajar. Sedangkan menurut michael (2013:27), e-
learning merupakan pembelajaran yang disusun dengan tujuan menggunakan sistem elektronik
atau komputer sehingga mampu mendukung proses pembelajaran. E-learning memanfaatkan
teknologi sebagai wadahuntuk pengajaran melalui media online. Konten ini mempunyai sifat
mandiri, dikarenakan pembelajaran e-learning akan di posting melalui media online dan akan
tersimpan dalam suatu program yang nantinya dapat diakses secara mandiri oleh seseorang yang
membuka program dari e-learning tersebut.
Saat ini di Indonesia dalam dunia pendidikan dan juga pelatihan tenaga kerja dan karyawan sudah
semakin mengikuti perkembangan yang ada. Perlahan Negara kita tercinta sudah dalam perjalanan
menuju perubahan yang lebih baik dibandingkan dengan jaman dahulu dimana semuanya masih
dilakukan secara manual sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama hanya untuk
menyelesaikan satu hal saja.

Tentu saja untuk bersaing dengan banyak Negara yang sudah lebih dulu maju dan berkembang
maka jika kita terus menggunakan pola dan cara lama maka kita jelas akan ketinggalan jauh di
belakang.

Tidak bisa dipungkiri jika kita terus merasa diuntungkan dengan kemajuan teknologi dan juga
perkembangan di era digital seperti sekarang ini yang sangat pesat.

Setiap menit selalu saja ada hal baru dibidang ini yang pasti bermanfaat bagi banyak orang.
Khususnya dalam dunia pendidikan dan pelatihan akan menjadi lebih mudah dan juga tentu saja
semakin membuat persaingan akan lebih ketat.
Siapa yang bisa maju dan berkembang dengan cepat maka dialah yang akan menjadi pemenang.
Namun, bukan berarti kita menjadi tidak bisa belajar. Contohnya saja dalam penggunaan E-
learningyang beberapa tahun belakangan ini sudah mulai banyak digunakan dalam berbagai bidang
pekerjaan.

Indonesia telah menerapkan e-learning untuk proses pembelajaran hal tersebut dikarenakan
banyak manfaat yang terdapat dalam konten ini yaitu e-learning dapat diakses kapan saja dan
dimana saja sehingga seseorang tidak perlu mengeluarkan banyak waktu untuk datang kesuatu
tempat untuk melakukan pembelajaran.
Selain itu e-learning juga sangat berguna bagi suatu perusahaan, hal tersebut diketahui melalui
sebuah survei oleh majalah Forbes di Amerika dan Eropa yang telah mulai menghimplementasikan
sistem manajemen pelatihan berbasis e-learning yang terdapat banyak manfaat untuk perusahaan
yaitu menghemat waktu dan biaya. Perusahaan saat ini menggunakan e-learning sebagai media
training bagi karyawan-karyawannya.
Penerapan e-learning pada suatu perusahaan dinilai sangat menguntungkan dari berbagai sisi yaitu
(anywhere, anytime, anyspace), dengan konten ini perusahaan dapat memberikan pembelajaran
dimana saja, kapan saja, dan diruang manapun selama didukung dengan keberadaan jaringan
internet tentunya. Selain itu perusahaan konten ini sangat membantu perusahaan besar yang
mempunyai banyak cabang, tidak perlu bersusah-payah mendatangi cabang perusahaan satu-
persatun karena e-learning dapat menjangkau semua cabang perusahaan guna untuk melakukan
training untuk karyawan perusahaan.
Selain itu banyak perusahaan di Indonesia yang berharap menggunakan e-learning yang akan
menguntungkan untuk perusahaan misalnya biaya pelatihan yang dikeluarkan perusahaan dapat
menjadi lebih rendah. Biaya rendah disini meliputi biaya transportasi, dengan adanya teknologi e-
learning ini perusahaan tidak perlu jauh-jauh mendatangi lokasi pelatihan, cukup menggunakan
koneksi internet, maka pelatihan sudah bisa dilakukan.
Terdapat syarat penerapan e-learning dalam perusahaan antara lain:
1. Meaningful content
Untuk melakukan penerapan e-learning dalam perusahaan hal yang paling utama harus
diperhatikan adalah mengenai isi konten e-learning yang akan di bagikan. Isi dari e-learning yang
akan di bagikan harus bermanfaat bagi perusahaan ataupun karyawan perusahaan misalnya
mengandung makna tertentu yang berguna untuk proses pembekalan bagi karyawan perusahaan.
2. Effective learning design
Hal kedua yang harus diperhatikan dalam penerapan e-learning dalam perusahaan adalah
mengenai keefektifan dari isi e-learning tersebut, isi konten e-learning harus efektif sehingga para
karyawan perusahaan yang mengakses dapat mudah menerima pembelajaran dengan baik dan juga
sesuai dengan tujuan perusahaan.
3. Technology that works
Hal ketiga yang harus diperhatikan yaitu mengenai ketepatan isi dari e-learning yang akan
disampaikan. Yang dimaksud ketepatan disini adalah e-learning harus disajikan dengan tepat,
sehingga pembelajaran dapat bekerja dengan optimal, selain itu karyawan perusahaan juga alan
mendapatkan apa yang dibutuhkan oleh perusahaan dan karyawan juga mendapatkan pengalaman
pembelajaran melalui ketepatan isi e-learning yang disampaikan.
Proses pembuatan e-learning dalam perusahaan
Pembuatan konten e-learning dalam suatu perusahaan terdapat 2 metode yaitu pembuatan e-
learning yang berupa modul dan juga pembuatan web berupa learning management system (LSM).
Learning management system merupakan layanan berupa webside yang bisa diakses oleh user
(pengguna) yang telah dibuat.
Melalui LSM dapat terlihat berupa laporan bagi siapa saja yang telah mengakses e-learning dan
juga akan memberikan peringatan bagi orang yang belum membuka e-learning tersebut. dalam
proses pembuatan e-learning dalam perusahaan terdapat beberapa pihak yang terlibat dalam proses
pelatihan atau penggunaan e-learning diantanya yaitu user, subject matter expert, tim developer.
Masing -- masing pihak tersebut mempunyai tugas tersendiri dalam mengelola e-learning. User
berarti orang yang dapat mengakses portal e-learning yang telah dibuat. Terdapat beberapa
tingkatan user yaitu moodle, seperti admin utama, manager, pemateri, karyawan perusahaan.
Subect matter expert adalah pengampu materi yang menguasai materi yang nantinya akan dibuat
sebuah pembelajaran dalam e-leraning.
Biasanya subject matter expert dijalankan oleh pihak perusahaan yang mengetahui segala hal dari
sebuah pembelajaran yang akan disampaikana dalam e-learning tersebut, subject matter expert
biasa disebut sebagai pemateri utama dalam e-learning. Sedangkan tim developer merupakan
pihak yang menyusun materi menjadi sebuah skenario pembelajaran, tim developer juga
bertanggung jawab mengubah sebuah materi pembelajaran tertulis menjadi lebih menarik dan
lebih hidup dengan cara menambahkan grafik, audio visual, ataupun animasi dalam isi e-learning.
Terdapat beberapa keuntungan penerapan e-learning dalam perusahaan diantaranya adalah sebagai
berikut:
Keuntungan penerapan e-learning bagi perusahaan dalam hal melakukan training (pelatihan):
1. Fleksibel
Penerapan e-learning dalam perusahaan akan memberikan fleksibelitas yaitu e-leraning akan lebih
bersifat efisien dalam mengatur waktu pembelajaran. Proses training perusahaan dapat dilakukan
kapan saja dan dimana saja tanpa menghabiskan banyak waktu.
2. Mandiri
Penerapan e-learning dalam perusahaan bersifat mandiri. Materi pembelajaran dapat diakses
melalui komputer, laptop, smartphone dengan menggunakan jaringan koneksi internet. Dengan
begitu karyawan perusahaan dapat mengakses pembelajaran e-learning secara mandiri, belajar
dengan kemauan sendiri dan karyawan dapat menentukan waktu yang tepat baginya untuk
melakukan pembelajaran, hal itulah yang membedakan antara penerapan pembelajaran e-learning
dengan proses belajar yang bersifat konvensional. selain itu karyawan akan bisa lebih fokus
menerima pembekalan atau pembelajaran dari perusahaan.
3. Hemat Biaya PengeluaranP
enerapan e-learning dalam perusahaan akan membantu meringankan biaya training.
4. Pembelajaran Secara Continue
Dengan menerapkan e-learning dalam perusahaan maka materi yang dibagikan kepada karyawan
dapat dipelajari atau dibaca berulang-kali dalam bentuk data,video, audio visual dan lain
sebagainya.
5. Jangkauan Yang Luas
E-learning dapat menjangkau siapa saja dan seberapa jauh jaraknya dengan begitu akan sangat
menguntungkan perusahaan dalam proses training karyawan.
6. Penyebaran Pembelajaran Sangat Cepat
Pembelajaran melalui media sosial e-learning bersifat cepat, sehingga karyawan dapat mengakses
materi pembelajaran dengan segera.
Beberapa Perusahaan Yang Telah Menerapkan E-learning:
Tercatat beberapa perusahaan telah menerapkan e-learning dan hasilnya cukup memuaskan dilihat
dari sisi keuntungan yang diperoleh perusahaan dengan menggunakan e-learning. Data
menunjukkan beberapa perusahaan seperti Aetna bisa menghemat biaya pengeluaran
dibandingkan jika mereka menerapkan pembelajaran konvensional.
Dari hal tersebut telah banyak perusahaan yang mencoba membandingkan antara pembelajaran
melalui metode konvensional dengan penerapan e-learning. J.D fletcher Study juga menyebutkan
bahwa pembelajaran melalui metode e-learning secara besar dapat lebih meningkatkan
pemahaman dan penerapan materi yang disampaikan dibandingkan dengan metode pembelajaran
konvensional.
Selain itu terdapat juga perusahaan perbankan yang telah menerapkan e-learning yaitu Bank
Mandiri. Perusahaan Bank Mandiri telah menerapkan proses pembelajaran melalui e-learning yang
dimana pembelajaran dapat dilakukan pada jarak jauh dan juga dapat diakses seluruh karyawan
Bank Mandiri diseluruh cabang di Indonesia.
Menurut Chief Executive Officer (CEO) Bank Mandiri keuntungan yang diperoleh dalam
menerapkan pembelajaran menggunakan e-learning adalah untuk meminimalisir biaya yang
dikeluarkan guna untuk pembelajaran atau pelatihan bagi karyawan Bank yang jumlahnya tidak
sedikit, selain itu penerapan pembelajaran e-learning bersifat sangat cepat sehingga para karyawan
dapat langsung mengakses materi pembelajaran yang telah di kirim melalui e-learning tersebut.
Penerapan metode e-learning pada perusahaan yang telah disusun dengan baik maka akan
menghasilkan keuntungan tersendiri untuk perusahaan, hal tersebut dikarenakan metode
pembelajaran menggunakan e-learning dapat meningkatkan skill karyawan yang sangat
dibutuhkan oleh perusahaan. Selain itu keuntungan pembelajaran menggunakan metode e-learning
adalah perusahaan dapat memastikan bahwa dokumentasi pembelajaran yang diberikan kepada
karyawan dapat disimpan dengan sistematis dan terinci.
Daftar Pustaka

Mcleod, Raymond; Schell, George. 2011. Sistem Informasi Manajemen. Penerbit: Salemba
Empat. Jakarta.

Putra, Yananto Mihadi. (2018). Modul Kuliah Sistem Informasi Manajemen: Implementasi
Sistem Informasi. FEB - Universitas Mercu Buana: Jakarta.)

Anda mungkin juga menyukai