Anda di halaman 1dari 2

BPJS DEFISIT, SALAH SIAPA ?

Kenapa harus ada BPJS ?


BPJS Kesehatan sebelumnya bernama Askes (Asuransi Kesehatan), namun sesuai UU
No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS, PT. Askes Indonesia berubah menjadi BPJS
Kesehatan sejak tanggal 1 Januari 2014. BPJS diselenggarakan dengan asas gotong -
royong dan prinsip nirlaba yaitu dengan tujuan sosial dan kemasyarakatan.

Berapa defisitnya BPJS ?


Defisit neraca keuangan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan
diramal sekitar Rp10,98 triliun sampai akhir tahun ini. Proyeksi angka defisit
keuangan BPJS Kesehatan ini disampaikan pemerintah yang diwakilkan Wakil
Menteri Keuangan Mardiasmo dalam rapat bersama Komisi IX DPR pada hari senin
(17/9). Dalam rapat tersebut, Mardiasmo mengatakan angka defisit itu didapat dari
hasil audit dan evaluasi Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
terhadap keuangan BPJS Kesehatan sampai 30 Juni 2018.

Kenapa bisa defisit ?


1. Meningkatnya orang yang menderita penyakit kronis
2. Iuran yang terlalu rendah (underprice). “Ada posisi bahwa iuran itu underprice
(terlalu rendah)”, kata Fahmi dalam rapat dengar pendapat di Komisi XI Dewan
Perwakilan Rakyat, Jakrta, Senin (17/9/2018)
3. Peserta BPJS kesehatan tidak disiplin membayar iuran

Bagaimana dampaknya?
1. Rumah sakit sulit mengelola operasional karena pembayaran klaim mampet,
sementara tagihan obat-obatan menunggak
2. BPJS kesehatan memangkas fasilitas dan obat-obatan beberapa penyakit
katastropik
3. Penanganan medis menjadi terbatas karena intervensi biaya paket BPJS kesehantan
4. Pembatasan penanganan medis juga meningkatkan resiko beban kesehatan jangka
panjang

Bagaimana sikap BPJS mengatasi defisitnya ?


1. Pemangkasan aturan baru :
a) Peraturan Jaminan Pelayanan Kesehatan BPJS Kesehatan Nomor 02 tahun
2018 tentang Penjaminan Pelayanan Katarak Dalam Pelayanan Kesehatan
b) Peraturan Nomor 03 tentang Penjaminan Pelayanan Persalinan dengan Bayi
Baru Lahir Sehat
c) Peraturan Nomor 05 tentang Penjaminan Pelayanan Rehabilitasi Medik
Menurut Budi Mohammad Arief, pengurangan tanggungan itu dilakukan untuk
menyelamatkan defisit anggaran yang dialami oleh BPJS Kesehatan.
2. Perbaikan sistem keuangan
Anggota Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN), Zainal Abidin, menyebut
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan harus diperbaiki
seluruh sistem keuangan. Ia menegaskan, perbaikan tersebut dimulai dari iuran,
pembiayaan, hingga mempersiapkan dana cadangan. ia menilai jika iuran sudah
sesuai, maka BPJS Kesehatan tidak akan mengalami defisit.

Bagaimana solusi pemerintah?


1. Bailout dana
Pemerintah akan kembali menyuntik BPJS Kesehatan sebesar Rp 5,6 triliun untuk
menutup defisit keuangan karena besarnya biaya klaim ketimbang setoran iuran
peserta. Suntikan dana ini merupakan hasil rapat antara Kementerian Keuangan,
Kementerian Kesehatan dan BPJS Kesehatan atas riview kedua yang dilakukan oleh
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
2. Evaluasi Iuran BPJS dan pembatasan pelayanan kesehatan
Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan, pemerintah sudah saatnya
mempertimbangkan penyesuaian iuran BPJS Kesehatan. Evaluasi yang dilakukan
lebih berfokus pada premi dan pelayanan yang diberikan BPJS karena menurut
beliau, mau tidak mau harus ada pembatasan pelayanan. Namun, evaluasi iuran
tersebut akan dilakukan paling tidak sesuai pemilihan umum (pemilu) capres dan
wapres. Ini untuk menghindari kegaduhan di tahun politik.

Bagaimana peran kita sebagai seorang Bidan ?


Bidan sebagai tenaga kesehatan yang paling dekat dengan masyarakat memiliki
peranan penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan.
Dengan meningkatkan upaya promotif dan preventif dapat mengurangi pengeluaran
BPJS Kesehatan. Salah satunya dengan menggencarkan program Indonesia sehat
melalui pendekatan keluarga dan gerakan masyarakat hidup sehat (Germas).

Anda mungkin juga menyukai