Anda di halaman 1dari 85

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME DENGAN TINGKAT


AKTIVITAS FISIK PADA MAHASISWI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN
ILMU POLITIK UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI

DISUSUN OLEH:

SUHAILIF FATUL

NIM: 071211732004

PROGRAM STUDI ANTROPOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Semester Ganjil 2016/2017

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME DENGANTINGKAT


AKTIVITAS FISIK PADA MAHASISWI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN
ILMU POLITIK UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI

Maksud: sebagaisalahsatusyaratuntukmenyelesaikanstudi S1
padaFakultasIlmuSosialdanIlmuPolitikUniversitasAirlangga

DISUSUN OLEH:

SUHAILIF FATUL

NIM: 071211732004

PROGRAM STUDI ANTROPOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Semester Ganjil 2016/2017

ii

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

iii

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

HALAMAN PERSEMBAHAN

UCAPAN TERIMA KASIH

Terimakasih yang paling utama kepadaTuhan Yang Maha Esa telah


memberikan kemudahan dan kelancaran dalam terselesaikannya skripsi ini.
Kepada tercinta Nabi besar Muhammad sebagai manusia paling dicintai yang
pernahhidup di dunia ini.Kesempatan kali ini peneliti juga ingin menghaturkan
ribuan ucapan terima kasih kepada:

1. Dr. Lucy Dyah H., S. Sos., M kes,.selaku pembimbing skripsi peneliti


yang selalu dan terlalu sabar dalam memberi saran, kritik serta nasihat-
nasihat kepada peneliti.
2. DosenWali yang selalu rendah hati, IbuProf. MyrtatiDiahArtaria, PhD.
3. Seluruh Dosen Program Studi Antropologi yakni Bu Retno, Bu Myrta, Pak
Bambud, Pak Muaddib, Pak Djodi, Pak Nurcahyo, Pak Buset, Bu Endah,
Pak Dyson, Bu Pinky, Bu Totok, Bu Lusy, Bu Rustin, Pak Trijoko, Pak
Pujio.
4. IbuYantitercinta yang selalu menyemangati serta adek Elis yang membuat
penulis panic karena gak lulus-lulus.
5. Teruntuk Geng Karmen:Luluk, Angel , Riska, Vika, MbakOnter, Robik,
Firta, Lutfi, Mbak Nurul, Mbak Ika, Mbak Siska.
6. All Anthrops 2012: terimakasih telah menjadi bagian dalam hidup peneliti.
Never forgetting you all.
7. RZ, SWAYANAKA, Unair Mengajar, Teman KKN, Relawan
Bojonegoro, FORMASTA, temen Mentoring.

iv

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

vi

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah ada hubungan antara


premenstrual syndrome dengan tingkat aktivitas fisik pada mahasiswi Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Prementrual syndrome adalah keadaan yang terjadi
pada wanita dan berlangsung sebelum terjadinya menstruasi. Tingkat aktivitas
fisik merupakan salah satu faktor pemicu terjadinya prementrual syndrome.
Pengambilan data dilakukan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Airlangga pada responden berumur 17-22 tahun dan sebanyak 85 responden.
Penelitian ini menggunakan uji statistic chi-square dengan menggabungkan dua
sel premenstrual syndrome dan aktivitas fisik. Hasil dari uji statistic menunjukkan
bahwa Ho = diterima yang artinya, premenstrual syndrome tidak mempunyai
hubungan dengan tingkat aktivitas fisik, dengan p = 0.678. Dapat disimpulkan
bahwa tidak ada hubungan antara premenstrual syndrome dengan tingkat aktivitas
fisik.

Kata kunci: premenstrual syndrome,tingkataktivitasfisik

vii

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ABSTRACT

The purpose of this study to determine whether there is a relationship between


premenstrual syndrome with the level of physical activity on a student of the
Faculty of Science and Political Science Sosila. Prementrual syndrome is a
condition that occurs in women and takes place before the onset of menstruation.
Level of physical activity is one of the triggers of prementrual syndrome. Data
collection was performed at the Faculty of Social and Political Sciences,
University of Airlangga in respondents aged 17-22 years and as many as 85
respondents. This study using chi-square statistical test by combining two cells
premenstrual syndrome and physical activity. Results of statistical analysis
showed that Ho = accepted meaning, premenstrual syndrome may be related to
the level of physical activity, with p = 0,678. It can be concluded that there is no
relationship between premenstrual syndrome with physical activity levels .
.
Keywords: premenstrual syndrome, physical activity

viii

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa. Karena dengan rahmat
dan ijin Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini guna melengkapi dan
memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Antropologi pada
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Airlangga. Adapun judul
skripsi ini adalah Hubungan Premenstrual Syndrome dengan Tingkat Aktivitas
Fisik pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Airlangga.

Selama proses penulisan skripsi ini, penulis banyak memperoleh bantuan


dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan
rasa terimakasih kepada:

1. Dr. Lucy Dyah H., S.Sos., M. Kes. Selaku dosen pembimbing skripsi
penulis yang telah meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan
pengetahuan. Ibu Lucy yang terbaik, yang paling sabar, disiplin dan
konsisten dan tidak lelah untuk terus menuntun penulis sampai detik
ini.
2. Seluruh dosen pengajar di departemen Antropologi yang telah
mengajar dan memberikan ilmu yang manfaat bagi penulis dengan
sabar dan tulus.
Penulis menyadari bahwa dalamp enulisan skripsi ini tidak akan pernah sempurna
tanpa ada kritik dan saran dari seluruh pembaca. Oleh sebab itu, guna perbaikan
penulisan tugas-tugas yang akan dating penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun untuk penulisan yang lebih baik. Semoga skripsi ini dapat
dijadikan sebagai bahan referensi di bidang Antropologi dan bermanfaat bagi para
pembaca.

Surabaya, 29 Desember 2016

SuhailifFatul

ix

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR ISI

HalamanSampul ............................................................................................... i
HalamanJudul................................................................................................... ii
PernyataanTidakMelakukanPlagiat.................................................................. iii
HalamanPersembahan ...................................................................................... iv
HalamanPesetujuanPembimbing...................................................................... v
HalamanPengesahanPanitiaPenguji ................................................................. vi
Abstrak ............................................................................................................. vii
Abstract ............................................................................................................ viii
Kata Pengantar ................................................................................................. ix
Daftar Isi........................................................................................................... x
DaftarTabel ...................................................................................................... xii
DaftarGambar................................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1


I.1. LatarBelakang ............................................................................................ 1
I.2. RumusanMasalah ....................................................................................... 6
I.3. TujuanPenelitian ........................................................................................ 6
I.4. ManfaatPenelitian ...................................................................................... 6
I.5. KerangkaTeoritik ....................................................................................... 7
I.5.1 Mentruasi ........................................................................................... 7
I.5.2 Definisi Premenstrual Syndrome ....................................................... 8
I.5.3 Gejala Premenstrual Syndrome ......................................................... 8
I.5.4 FaktorPemicu Premenstrual ............................................................... 9
I.5.5 Prementrual Syndrome DanAktivitasFisik ........................................ 9
I.6. MetodePenelitian ....................................................................................... 13
I.6.1. VariabelPenelitian............................................................................ 14
I.6.2. TeknikPengumpulandanPengolahan Data ....................................... 14

BAB II INFORMASI UMUM ....................................................................... 15


II.1 Informasi.................................................................................................... 16
II.1.1. Sejarah .............................................................................................. 16
II.1..2DenahUmumLokasiPenelitian ........................................................... 17
II.1.3. LokasiPengambilan Data .................................................................. 19

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

II.2 Prementrual Syndrome .............................................................................. 22

BAB III TEMUAN DATA ............................................................................. 25


III.1. KarakteristikResponden .......................................................................... 26
III.2. Tingkat AktifitasFisik ............................................................................. 28
III.3. Premenstrual Syndrome .......................................................................... 31

BAB IV ANALISIS DATA ............................................................................ 33


IV.1 AktivitasFisik ........................................................................................... 33
IV.2 Premenstrual Syndrome .......................................................................... 34
IV. 3 Premenstrual Syndrome DanAktivitasFisik ............................................ 35

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 39


V.1 SIMPULAN .............................................................................................. 39
V.2 SARAN ..................................................................................................... 40
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 41
Lampiran ........................................................................................................ 45

xi

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR TABEL

Tabel I.1.KerangkaKonseptual......................................................................... 12
Tabel II.1.Jumlah Data Responden .................................................................. 21
TabelII.2 KlasifikasiAktivitasFisik ................................................................. 23
Tabel III.1 DistribusiBerdasarkanUsia............................................................. 26
Tabel III.2 DistribusiFrekuensiBerdasarkan Program Studi ............................ 27
Tabel III.3 DistribusiFrekuensiBerdasarkan Menarche ................................... 26
Tabel III.4 DistribusiBerdasarkanAktifitas ...................................................... 28
Tabel III.5 FrekuensiAktivitasOlahraga........................................................... 29
Tabel III.6 FrekuensiAktifitasSehari-hari ........................................................ 30
Tabel III.7 Distribusi Premenstrual Syndrome ................................................ 31
Tabel III.8 DistribusiFrekuensi PMS danAktivitasFisik .................................. 31
Tabel IV.1 Tabel Chi- Square .......................................................................... 35

xii

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR GAMBAR

Gambar I.1 Tingkat AktivitasFisikMenurutKarakteristikUmur, Jender,


Tingkat Pengeluaran (Risdeskes 2007) ............................................................ 3
Gambar II.1 KAMPUS A UNIVERSITAS AIRLANGGA ............................. 17
Gambar II.2 KAMPUS B UNIVERSITAS AIRLANGGA ............................. 18
Gambar II.3 KAMPUS C UNIVERSITAS AIRLANGGA ............................. 19

xiii

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Perkembangan pendidikan di Indonesia saat ini berbeda dengan masa


penjajahan dan orde lama. Pada masa penjajahan dan orde lama, pendidikan hanya
mampu dirasakan oleh para pria, sedangkan perempuan belajar mengurus rumah.
Masa kini perempuan bebas untuk menuntut ilmu dan belajar sesuai minat dan
bakatnya tanpa ada pembatasan. Perempuan dan laki-laki saat ini memiliki
kedudukan yang sama, apalagi pada bidang pendidikan.

Tuntutan perkembangan zaman diberbagai bidang menjadikan mahasiswa


ataupun mahasiswi berusaha untuk mampu menyelesaikan, dimana tuntutan itu
mendorong para mahasiswa untuk lebih memiliki karya-karya baru atau penelitian
untuk menemukan hal-hal baru. Secara tidak langsung penelitian tersebut akan
menjadi sebuah kesibukan. Kesibukan yang mereka miliki menuntut mereka
untuk selalu siap dalam menjalankannya, belum lagi mereka harus ikut dengan
kegiatan non akademik untuk mengasah bakat dan kemampuan diri mereka.

Meningkatnya taraf pendidikan yang maju, terutama di kalangan mahasiswa


tidak menutup kemungkinan terjadinya sebuah kompetisi baik secara akademik
maupun non akademik, hal ini terbukti dari prestasi-prestasi yang mampu
mahasiswi dapatkan di tingkat kampus maupun luar kampus. Prestasi yang
didapatkan tidak memandang jenis kelamin perempuan maupun laki-laki, mereka
mempunyai peranan yang sama dalam menyumbang prestasi. Prestasi yang
didapatkan tidak melihat dari jenis kelamin mereka melainkan kemampuan
mahsiswa sendiri. Meskipun begitu ada perbedaan antar perempuan dan laki-laki
yang secara alami tidak bisa dipungkiri.

Wanita memiliki perbedaan, yaitu perbedaan secara biologis yang tidak bisa
dihindari oleh seorang wanita itu sendiri. Haid merupakan keadan biologis yang
akan terjadi pada setiap bulannya dan hanya perempuan yang mengalaminya.

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Haid merupakan keadaan biologis pada setiap wanita dan rutin terjadi pada setiap
bulannya pada wanita yang sehat. Perbedaan yang dimaksud tidak untuk menjadi
salah satu penghalang dalam prestasi yang ingin diraih oleh seorang wanita.

Menstruasi atau bisa juga disebut dengan haid, normalnya akan terjadi rutin
pada setiap bulannya pada wanita yang sehat. Haid merupakan keadaan yang
biasa bagi wanita akan terjadi pada wanita yang sehat dan sudah pubertas, tapi
haid juga memiliki beberapa kelainan yang terjadi saat, sedang atau setelah haid.
Kelainan yang sering muncul dialami wanita adalah amenore (tidak terjadinya
haid selama 3-6 bulan berturut-turut), dismenore (yaitu adanya nyeri saat haid
tersebut datang dan pra menstruasi sindrome (yaitu sindrome dimana terjadi
sebelum haid secara psikis maupun fisik).

Kelainan yang terjadi bisa menjadi salah satu penyebab terganggunya


aktivitas mahasiswi untuk menjalankan kegiatan akademik maupun non
akademik. Perempuan dewasa yang sehat dan tidak hamil, setiap bulan secara
teratur mengeluarkan darah dari alat kandungannya (Hana, 2009) Secara tidak
langsung gangguan ini bisa terjadi setiap bulannya bersamaan dengan akan atau
sudah datangnya haid.

Premenstrual syndrome merupakan suatu kumpulan keluhan dan/ atau


gejala fisik, emosional, dan perilaku yang terjadi pada wanita usia produksi; yang
muncul secara siklik dalam rentang 7-10 hari sebelum menstruasi dan menghilang
setelah darah haid keuar; yang terjadi pada suatu tingkatkan yang mampu
mempengaruhi gaya hidup keluar; yang terjadi pada suatu tingkatan yang mampu
mempengaruhi gaya hidup dan pekerjaan wanita tersebut; dan kemudian diikuti
periode waktu bebas gejala sama sekali (Suparman, 2012).Menyatu dengan rasa
nyeri di sekitar perut bawah dan bagian tubuh lainnya (Hana, 2009).

Banyak wanita yang mengalami gangguan kesehatan fisik dan emosi selama
fase luteal dari siklus mentruasi. Gejala meliputi lesu, mudah marah, mood kurang
bagus, perubahan pola makan, badan tampak bengkak, timbul jerawat, nyeri

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

payudara, imsonia lebih dari 70 % wanita didunia mengalami gejala mentruasi


tiap tahun (Eka, 2011).

Kurang melakukan tingkat aktivitas fisik setiap harinya menjadi salah satu
pemicu premenstrual syndrome pada diri mereka. Kesadaran betapa pentingnya
melakukan aktivitas untuk menggerakan tubuh mereka seperti olahraga, tamasya
atau melakukan hal yang menjadi hobi mereka. Tingkat tingkat tingkat aktivitas
fisik yaitu suatu keadaan dimana seseorang mengeluarkan tenaga dengan
berkeringat, seperti olahraga berjalan-jalan, bersih-bersih dan bersepeda.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa premenstrual syndrome
mempunyai resiko yang dapat menurunkan produktivitas kerja (Eka, 2011). Bagi
beberapa perempuan, premenstrual syndrome adalah suatu masa yang sangat
menyiksa kondisi fisik serta psikis. Karena, seluruh emosi seakan menyatu dengan
rasa nyeri di sekitar perut bawah dan bagian tubuh lainnya (Hana, 2009).

Gambar diagram 1.1 Tingkat aktivitas fisik Menurut Karakteristik umur,


jender, tingkat pengeluaran (Risdeskes 2007)

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Diagram batang diatas menunjukan bahwa jumlah wanita cenderung lebih


sedikit dalam melakukan tingkat aktivitas fisik dari pada laki-laki, sedangkan
kisaran umur 15-24 mereka miliki presentase terbanyak kurangnya beraktivitas,
seharusnya umur 15-24 merupakan umur-umur produktif dalam diri wanita.

Penjelasan diagram tersebut juga menunjukan bahwa adanya bukti


kelompok wanita lebih rendah dalam melakukan tingkat tingkat aktivitas fisik dan
kelompok pria lebih tinggi dalam melakukan tingkat tingkat aktivitas fisik.
Tingkat aktivitas fisik yaitu olahraga. Gambar diagram tersebut juga
menunjukkan tingkat kurangmya aktivitas fisik yaitu aktivitas sehari-sehari yang
dilakukan ketika umur 75 keatas.

Premenstrual syndrome biasa dikenal dengan sebutan PMS, kedatangan


PMS sendiri jarang diketahui kapan datang dan muncul pada seorang perempuan,
karena kebanyakan mereka tidak mengenal tanda dan gejala yang dialami ketika
PMSitu datang.

Penelitian di Asia Pasisfik, diketahui bahwa di Jepang PMS dialami oleh


34% populasi perempuan dewasa. Di Hongkong PMS dialami oleh 17% populasi
perempuan dewasa. Di pakistan PMS dialami oleh 13% Populasi perempuan
dewasa. Di Australia dialami oleh 44% perempuan dewasa, di Indonesia belum
dilakukan penelitian tentang hal ini (Elvira, dalam Sondang 2010). Sekitar 80
hingga 95 persenperempuan pada usia reproduktif rmengalami gejala-gejala
pramenstruasi yang dapat mengganggu beberapa aspek dalam kehidupannya
(Syajaratuddur, 2016).

Apakah premenstrual syndrome ini akan memiliki bahaya cukup serius jika
tidak ditangani jika sudah parah bagi penderitanya. Pengetahuan yang sangat
minim terhadap premenstrual syndrome membuat mereka kurang antusias dalam
memeriksakan lebih lanjut atau konsultasi dalam menangani permasalah tersebut.
Tujuan pengobatan yang utama adalah untuk sedapat mungkin meredakan gejala-
gejala yang paling jelas. Dukungan emosional dan pendidikan atau penyuluhan
bagi wanita dan keluarganya juga dapat membantu (Evelyn, 1994).

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Kurang memiliki nilai kesadaraan atas diri mereka sendiri yang membuat
pengetahuan yang mereka mililki tentang premenstrual syndrome sangatlah
minim atau kurang mereka pahami. Kepedulian inilah yang seharusnya dapat
mereka timbulkan dalam diri mereka agar lebih menjaga diri mereka.

Gejala yang muncul sebenarnya bisa menjadi salah satu faktor dalam
menghambat kehidupan mereka baik di kampus maupun di luar kampus atau
keluarga. Kejadianpremenstrual syndrome akan mengganggu aktivitas sekolah
dan aktivitas sehari-hari sehingga dapat menurunkan kualitas hidup
remaja(Candranatte dalam Andi, 2011). Gejala yang ringan belum bisa
memberikan gangguan dapat yang mengganggu penderitanya, orang-orang yang
pernah mengalami keluhan berat akan terasa mengganggu kegiatan atau aktivitas
mereka dalam keseharian

Kurangnya minat dalam melakukan tingkat aktivitas fisik yang harus


dilakukan setiap harinya, pentingnya aktifitas fisik untuk tubuh kita dan
kesehatan. Tujuan pengobatan yang utama adalah untuk sedapat mungkin
meredakan gejala-gejala yang paling jelas. Dukungan emosional dan pendidikan
atau penyuluhan bagi wanita dan keluarganya juga dapat membantu (Evelyn,
1994).

Tujuan dari penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran


bagaimana wanita dapat mengantisipasi keluhan yang akan dirasakan oleh
penderitanya ketika kelainan haid yang akan terjadi saat sedang atau telah dialami
oleh perempuan.

Penelitian yang menggunakan SPAF bertujuan agar peneliti bisa melihat


gambaran keluhan yang diderita oleh responden, penggambaran keluhan yang
mereka alami bisa digunakan sebagai bentuk mengenali diri mereka agar lebih
peduli akan kesehatan mereka sendiri.

Penelitian yang akan dilakukan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Airlangga dengan responden angkatan 2014-2016 dengan seluruh

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

program studi yang ada di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan 85
responden.

I.2. Rumusan Masalah

Premenstrual syndrome merupakan suatu keadaan di mana adanya keluhan


baik secara fisik maupun secara psikis, yang mulai 7-14 hari sebelum terjadinya
menstruasi atau haid. Apakah terdapat hubungan tingkat aktivitas fisik dengan
premenstrual syndrome pada mahasiswi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
di Universitas Airlangga?

I.3. Tujuan Penelitian

Tujuan umum

Untuk mengetahui apakah ada premenstrual syndrome dengan tingkat


aktivitas fisik.

Tujuan khusus

Untuk mengetahui tingkat aktivitas fisik dengan pramentrual syndrome.

I.4. Manfaat Penelitian

Manfaat Ilmiah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kegiatan fisik dengan


premenstrual syndrome, dan digunakan menjadi salah satu referensi tentang
pramenstrualsyndrome.

Manfaat Praktis

Penelitian ini bertujuan sebagai referensi untuk tetap menjaga kesehatan


reproduksi mahasiswi Fakultas Ilmu Politik dan Ilmu Sosial, dan lebih peduli akan
kesehatan mereka. Mahasiswi berprestasi tapi juga tetap peduli dengan kesehatan
mereka.

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

I.5. Kerangka Teori

I.5.1 Menstruasi

Menstruasi (mens) adalah perdarahan bulanan yang terjadi jika bagian


endometrium uterus luruh dan dikeluarkan melalui vagina (Sloane, 2002). Setiap
bulan secara periodik, seorang wanita normal akan mengalami peristiwa
reproduksi yang disebut menstruasi (Arantika, 2014). Menurut Hana (2009) haid
(mentruasi) adalah pendarahan yang siklik dari uterus sebagai tanda bahwa alat
kandungan berfungsi.

Siklus menstruasi adalah lamanya periode menstruasi yang dihitung dari


awalmenstruasi sampai menjelang menstruasi berikutnya, biasanyaberlangsung ±
28 hari (Cut, 2014). Siklus haid terjadi sebagai akibat pertumbuhan dan
pengelupasan lapisan endometrium uterus (Aida, 2014).

Gangguan Menstruasi

Beberapa gangguan mentruasi yang dialami oleh seseorang.

Ada 3 ganguan Mentruasi menurut Sylvina (1995)

1. Amenore
Amenore primer adalah tidak terjadinya menstruasi sampai umur
17 tahun, dengan atau tanpa perkembangan sekunder
Amenorea sekunder tidak mengalami mentruasi selam 3-6 bulan
atau lebih pada orang yang telah mengalami menstruasi
2. Sindrome Prementruasi
Sindrome pramenstrual (PMS = Premenstrual syndrome atau
prementrual tension (PMT)) adalah gabungan dari gejala-gejala fisik
dan/atau fisiologik yang terjadi sebelum dan menghilang setelah
mentruasi dimulai.
3. Dismenore

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Dismenore adalah mentruasi yang sangat nyeri disebabkan oleh kejang


yang terjadi pada otot uterus atau biasa dirasakan kejang pada perut.

I.5.2 Definisi Premenstrual Syndrome

Premenstrual syndrome(PMS) adalah kombinasi gejala yang terjadi


sebelum haid dan menghilang dengan keluarnya darah mentruasi serta dialami
oleh banyak perempuan sebelum datangnya siklus menstruasi (Eka, 2011).
Ungkapan Mery (2013) bahwa Sindroma prementruasi merupakan kumpulan
gejala fisik, psikologi dan emosi yang berkaitan dengan siklus mentruasi wanita;
gejala biasa timbul 6-10 hari sebelum mentruasi dimulai.

Menurut the American College of Obstetri and Ginekologipramenstrual


syndrome adalah terjadinya gejala-gejala khusus dapat menggaggu aktivitas
keseharian wanita dan muncul secara konsisten periodik dan selalu berkaitan
dengan akan terjadinya menstruasi pada setiap bulan.

Menurut Suparman tahun 2012 prementrual syndrome merupakan


kumpulan gejala yang timbul secara siklik sebelum haid dan berakhir saat haid
turun, baik secara fisik, emosional, maupun perilaku.

I.5.3 Gejala premenstrual Sydrome

Menurut Suparman (2012):

1. Keluhan dan/atau gejala fisik: nyeri kepala, nyeri dan pembengkakan


payudara, nyeri punggung, nyeri sendi dan otot, mual perut kembung
peningkatan berat badan, maupun berbagai derajat edema ekstremitas.

2. Keluhan psikis: depresi, kecemasan kelelahan atau merasa kehilangan


tenaga, kebingungan, menjadi pelupa, perasaan mudah tersinggung,
kemarahan yang muncul tanpa provokasi yang adekuat, sering menangis,
kehilangan daya konsentrasi, dan merasa kehilangan harga diri.

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

3. Gangguan prilaku: perasaan lelah, insomnia berkurangnya hasrat


seksual, keinginan berlebihan makan/minum sesuatu, serta penarikan diri
secara sosial.

I.5.4 Faktor Pemicu Premenstrual Syndrome

Beberapa faktor yang meningkatkan resiko terjadinya PMS menurut


(Syajaratuddur, 2016)

1. Pertama, wanita yang pernah melahirkan (PMS semakin berat setelah


melahirkan beberapa anak, terutama bila pernah mengalami kehamilan
dengan kompilaksi seperti toksima).
2. Kedua, status perkawinan (wanita yang sudah menikah lebih banyak
mengalami PMS dibandingkan yang belum).
3. Ketiga, usia (PMS semakin sering dan mengganggu dengan bertambahnya
usia, terutama antara usia 30-45 tahun).
4. Keempat, stres (faktor stres memperberat gangguan PMS).
5. Kelima, diet (faktor kebiasaan makan seperti tinggi gula, garam, kopi, teh,
coklat, minuman bersoda, produk susu, makanan olahan, memperberat
gejala PMS).
6. Keenam, kekurangan zat-zat gizi seperti kurang vitamin B (terutama B6),
vitamin E, vitamin C, magnesium, zat besi, seng, mangan, asam lemak
linoleat. Kebiasaan merokok dan minum alkohol juga dapat memperberat
gejala PMS.
7. Ketujuh, kegiatan fisik (kurang berolahraga dan tingkat aktivitas fisik
menyebabkan semakin beratnya PMS)

I.5.5 Premenstrual Syndrome dan Tingkat aktivitas fisik

Aktivitas fisik menuju gerakan yang membutuhkan kontraksi otot. Setiap


kegiatan sehari-hari, seperti naik tangga, berkebun, membereskan rumah, adalah
contoh aktivitas fisik sedangkan olahraga bentuk khusus dari aktivitas fisik,
terencana, sengaja untuk badan sehat (Kompas, 2014). Riset BMC jurnal health

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

tahun 2014 mengatakan kegiatan tersebut tidak bisa digolongkan dalam olahraga,
Menurut Riskesdas tahun 2003 aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang
meningkatkan pengeluaran tenaga/energi dan pembakaran energi. Menurut WHO
tahun 2010 aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang merupakan hasil dari
otot rangka yang membutuhkan pengeluaran energi.

Kegiatan fisik adalah setiap gerakan tubuh yang meningkatkan pengeluaran


tenaga atau energi (Dinkes, 2010). Kegiatan fisik sendiri suatu tindakan yang
dikeluarkan dengan munculnya keringat bagi orang yang melakukan kegiatan
tersebut. Kegiatan fisik merupakan salah satu penyebab meningkat atau menjadi
pemberat bagi penderita Pramenstrual syndrome (PMS).

Menurut centers for disease contol (CDC) beberapa manfaat aktifitas fisik
pada tubuh di antaranya :

a) Mengurangi risiko kematian dini.


b) Mengurangi risiko kematian akibat penyakit jantung.
c) Mengurangi risiko timbulnya diabetes.
d) Mengurangi risiko timbulnya tekan darah tinggi.
e) Membantu mengurangi tekanan darah pada orang pengidap tekan darah tinggi.
f) Mengurangi resiko tekan penyakit kanker usus besar.
g) Mengurangi rasa depresi dan kecemasan.
h) Membantu mengendalikan berat badan.
i) Membantu membangun dan memelihara tulang, otot, dan sendi yang sehat.
j) Membantu dewasa tua menjadi lebih kuat dan lebih bergerak leluasa tanpa
terjatuh.
k) Mendukung kesehaatan psikologis.

Kekurangan aktivitas fisik menyebabkan tidak adanya impuls saraf yang


merangsang hipotalamus dan hipofisis untuk mengeluarkan β-endorphin sehingga
tidak terjadi perbaikan fisik dan emosional pada wanita (Aida, 2014). Selanjutnya
melakukan tingkat aktivitas fisik secara teratur mempunyai efek perlindungan

10

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

yang signifikan terhadap kemungkinan terjangkit beberapa macam penyakit


(Karina,2009).

Mereka yang secara fisik aktif cenderung menyesuaikan diri lebih terhadap
stress emosional dan mental serta lebih jarang menderita kelainan kepribadian
(Andi, 2012). Diperkirakan bahwa latihan atau aktifitas fisik memicu produksi
endorfin, obat alami yang meningkatkan toleransi wanita terhadap perubahan
pramenstrual syndrome dalam kehidupannya (Andrews dalam Andi, 2009).

Arantika tahun 2014 menyatakan yaitu semakin besar nilai aktivitas olahraga
maka semakin kecil nilai premenstrual syndrome. Penelitan yang lain juga
menyatakan bahwa aktivitas fisik bergubungan dengan premenstrual Syndrome

Endorfin disebut endogeneous opaites karena berasal dari tubuh dan


efeknya menyerupai efek heroin dan morfin. Zat ini berkaitan dengan penghilang
rasa nyeri yang alamiah berfungsi merespon stres atau olahraga (Sloane, 2004).
Disfungsi neurotransmiter (beta-endorfin, GABA, serotin) Perubahan kadar
neurotransmiter tertentu pada susunan saraf pusat dihipotesiskan berkaitan erat
dengan perubahan efek dan perilaku penderita PMS (Suparman, 2012).

Kadar serotin yang rendah dapat memicu awal ovulasi dan pergeseran pola
estrogen dan progesteron yang dapat berpengaruh terhadap gejala fisik dan
keinginan makan. Oleh karena itu, untuk mengurangi gejala dari premenstrual
syndrome dapat dilakukan salah satunya dengan melakukan aktivitas atau latihan
sehingga mengeluarkan hormon endorfin (Choirunnisa, 2013).

Beberapa mekanisne biologis dapat menjelaskan hubungan tingkat


aktivitas fisik dengan sindroma premenstruasi. Tingkat aktivitas fisik dapat
meningkatkan endorfin, menurunkan estrogen dan hormon steroid lainnya,
meningkatkan transportasi oksigen dalam otot, mengurangi kadar katisol dan
meningkatkan keadaan psikologis (Merry, 2013).

11

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Pada wanita yang mengalami premenstrual syndrome terjadi


ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron, dimana kadar estrogen
meningkat dan kadar progesteron menurun sehingga terjadi penurunan sintesis
serotonin yang berpengaruh pada perubahan suasana hati dan perilaku. (Rosa,
2013).

TABEL I.1

KERANGKA KONSEPTUAL

Faktor pemicu PMS

1. Wanita yang pernah


melahirkan
2. Status perkawinan
3. Usia Premenstrual Syndrome
4. Stres
5. Diet
6. Kekurangan zat-zat gizi

7. tingkat
aktivitas fisik

Penjelasan Kerangka Konsep

Berdasarkan kerangka konseptual tujuan peneliti ingin mengidentifikasi


tentang apakah ada hubungan premenstrual syndrome dengan tingkat aktivitas
fisik. Walaupun banyak penelitian tentang PMS dilakukan dari berbagai belahan
dunia sejak era Dalton dan Green, hingga kini belum ada kesepakatan mengenai
patofisiologis yang sesungguhnya (Suparman, 2012). Teori tentang penyebab
munculnya premenstrual syndrome belum diketahui secara pasti, meskipun begitu
ada faktor pemicu yang dianggap menjadi salah satu penyebab syndrome
premenstrual.

12

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Faktor pemicu premenstrual syndrome meliputi: wanita yang pernah


melahirkan, status perkawinan, usia, stres, diet, kekurangan zat-zat gizi dan
tingkat aktivitas fisik. Tingkat aktivitas fisik menjadi salah satu faktor penyebab
dalam kejadian premenstrual syndrome. Melakukan tingkat aktivitas fisik secara
rutin dengan terstruktur akan mengeluarkan hormon endorfin.

Hipotesis penelitian

Ada hubungan antara premenstrual syndrome dengan tingkat aktivitas fisik


pada mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlngga.

I.6. Metode Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan tentang premenstrual syndrome atau yang


yang sering disebut dengan PMS akan mengambil mahasiswa Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga, yang pernah mengalami
premenstrual syndrome.

Responden dari Mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang
mengalami premenstrual syndrome, sedangkan teknik pengambilan data dengan
menggunakan cara kuisioner dan wawancara. Jumlah responden 85 orang
Mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga.

Metode Cross sectional yang digunakan dalam penelitian ini dengan


populasi mahasiswa, responden berjumlah 85 responden. Data yang dikumpulkan
meliputi identitas responden, aktivitas fisik, pramenstrual syndrome, dengan
menggunakan penilaian SPAF (SHORTENED PREMENSTRUAL ASSESSMENT
FORM).

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tingkat aktivitas fisik (tipe,
durasi dan intensitas) yang akan dibagi menjadi 2 tipe yaitu ringan, dan berat.
Penggunaan variabel terikat menggunakan data pramenstrual syndrome yang
diperoleh dari penilaian SPAF (SHORTENED PREMENSTRUAL ASSESSMENT
FORM). Meliputi gejala fisik dan psikis yang dialami oleh responden. Gambaran
tingkat aktivitas fisik harus mempertimbangkan kemungkinan aspek-aspek (1)

13

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

tipe dan tujuan tingkat aktivitas fisik (misal: rekreasi atau kewajiban, aerobik atau
anaerobik, pekerjaan), (2) intensitas (beratnya), (3) efisiensi, (4) durasi (waktu),
(5) frekuensi (misalnya waktu per minggu), (6) pengeluaran kalori dari aktivitas
yang dilakukan (Goran M dalam Andi, 1998).

I.6.1. Variabel penelitian

- usia

- jenis kegiatan

- durasi kegiatan

- intensitas kegiatan

I.6.2. Teknik Instrumen Pengumpulan dan Pengolahan Data

Teknik Instrumen Pengumpulan Data


Wawancara

Menggunakan kuisioner dan SPAF(Shortened premenstrual Assessment


Form), wawancara ditujukan kepada mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Airlangga umur 17-22 dan subur.

Variabel independen = kegiatan tingkat aktivitas fisik

Variabel dependen = premenstrual syndrome

Wawancara dilakukan setelah terpenuhi karakteristik reponden, kemudian


tingkat aktivitas yang dilakukan dan keluhan premenstrual syndrome yang
dialami oleh responden. Semua responden pernah mengalami prementrual
syndrome.

Pencatatan hasil data penelitian yang diisi oleh responden, data yang
dihasilkan adalah data kuantitaif. Disajikan berupa bentuk tabel yang kemudian
menjelaskan hubungan “premenstrual syndrome dengan tingkat aktivitas fisik

14

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

pada mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga”
kemudian menarik simpulan dari hasil uji statistik

15

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB II

INFORMASI UMUM

II.1. Informasi

II.1.1 Sejarah

Sejarah Universitas Airlangga

Universitas Airlangga merupakan salah satu kampus yang ada di Jawa


Timur, yang tepatnya di kota pahlawan Surabaya. Kampus ini diresmikan oleh Ir.
Soekarno pada tanggal 10 November 1954 yang saat ini bertepatan dengan hari
pahlawan yang ke -10 tahun. Secara resmi disahkan dengan peraturan pemerintah
No. 57/1954. Awal diresmikan Universitas Airlngga memiliki 5 fakultas, sekarang
dari lima fakultas tersebut, mulailah berkembang fakultas-fakultas baru. Sekitar
13 fakultas yang ada di Universitas Airlangga sekarang ini.

Berdirinya Univesitas Airlangga sebagai PTN pertama di Jawa Timur yang


terdiri lima fakultas, Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas
hukum di Surabaya merupakan cabang dari Fakultas Hukum UGM, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang berada di Malang dan Fakultas Sastra berada
di Denpasar Bali.

16

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

II.1.2 Denah Umum Lokasi penelitian

Gambar. II.1

KAMPUS A UNIVERSITAS AIRLANGGA

17

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Gambar II.2

KAMPUS B UNIVERSITAS AIRLANGGA

18

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Gambar II.3

KAMPUS C UNIVERSITAS AIRLANGGA

II.1.3 Lokasi Pengambilan Data

Sejarah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Berdasarkan PP Nomor 30 tahun 2006 Universitas Airlangga ditetapkan


sebagai Badan Hukum Milik Negara (BHMN) yang berhak membentuk,
menggabungkan dan membubarkan fakultas. Awal berdiri dengan nama Fakultas
Ilmu Sosial (FIS) pada 23 Desember 1977, program studi pertama pada Fakultas
Ilmu Sosial adalah Sosiologi. Nama Fakultas Ilmu Sosial kemudian berubah
menjadi nama Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Berkembang hingga
muncul program studi sarjana (S1) baru dibawah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

19

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Politik yaitu Antopologi, Ilmu Politik, Komunikasi, Administrasi Negara,


Hubungan Internasional, Ilmu Informasi dan perpustakaan. Program Pascasarjana
(S2) ada lima program studi dibawah FISIP yaitu Sosiologi, Kebijakan Publik,
Hubungan International, Ilmu Politikdan Media Komunikasi. Program studi pada
Program Doktor (S3) adalah Studi Ilmu Sosial.

Soetandyo Wignjosoebroto atau yang akrab disapa pak Tandyo merukan


pelopor dari berdirinya Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, dengan awal berdiri
masih memiliki tujuh pengajar tetap dan dua tenaga kontrak. 1978 adalah
angkatan pertama yang masih terdiri dari 62 mahaiswa. Sejak berdiri dengan
inovasi yang baru yang diperuntukkan untuk mengembangkan Ilmu Sosial. Materi
dengan kajian sosial pada permasalahan sosiologik dan politik.

Berawal (Melalui surat bernomor 267/D/R/78) empat bulan kemudian,


Rektor dengan surat keputusan yang bernomor A.II/Rektor/50/UA/78 mengkaji
perlu mengganti bentuk personalia menjadi bentuk dekanat dengan dekanat utama
Soetandyo Wignjosoebroto dan dengan Pembantu Dekan.

Tempat : kampus B Universitas Airlangga

: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jalan Dharmawangsa


Dalam, Surabaya Indonesia 60286

20

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Gambar Tabel II.1. Jumlah Data Responden yang Akan Diambil

No Jurusan Jumlah responden Persentase

1 Administrasi Negara 15 orang 17,6

2 Antropologi Sosial 12 orang 14,1%

3 Hubungan Internasional 13orang 15,3%

4 Ilmu Informasi dan 16 orang 18,8%


Perpustakaan

5 Ilmu Komunikasi 14orang 16,5%

6 Ilmu Politik 10 orang 11,8%

7 Sosiologi 5 orang 5,9%

Jumlah 60 responden 100%

Tempat penelitian tentang premenstrual syndrome di Fakultas Ilmu Sosial


dan Ilmu Politik Universitas Airlangga, alasan mengambil tempat di Universitas
Airlangga supaya hasil dari kuisioner yang diisi dapat dipantau hasil kebenaran
dan dimudahkan untuk kebenaran. Mahasiswi memiliki keberagaman aktivitas
akademik dan non akademik untuk memeriksa menjadi salah satu pertimbangan
dari penelitian tersebut.

Penelitian ini berada di lingkungan penulis, dimaksudkan supaya bisa


mengontrol dan melihat aktivitas yang akan dilakukan oleh respoden, bertujuan
untuk meminimalisir terjadinya kesalahan diagnosis yang diberikan oleh
responden dalam mengisi kuisioner sebagai akat pengukur penelitian. responden
terdiri dari umur 17 sampai 22 tahun.

Pengambilan data semua jurusan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
dan pernah mengalami prementrual syndrome dn bersedia menjadi responden

21

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

dalam penelitian ini. responden yang diambil merupakan ankatan 2014 sampai
angkatan 2016.

II.2. Premenstruasl Syndrome

Gangguan kesehatan berupa pusing, depresi, perasaan sensitif berlebihan


sekitar dua minggu sebelum haid biasanya dianggap hal yang lumrah bagi wanita
usia produktif. Sekitar 40% wanita berusia 14 - 50 tahun, menurut suatu
penelitian, mengalami sindrom pra-menstruasi atau yang lebih dikenal dengan
PMS (pre-menstruation syndrome). Bahkan survai tahun 1982 di Amerika Serikat
menunjukkan, PMS dialami 50% wanita dengan sosio-ekonomi menengah
mengalami PMS (Syajaratuddur, 2016).

Kategori keluhan dan/gejala menurut Suparman(2012) :

PMS-A :Sulit tidur, perasaan tegang, mudah tersinggung, ceroboh,


(Anxiety) labiltas efek

PMS-C : Nyeri kepala, keinginan kuat makan/minuman manis, asin, atau


(Craving) jenis makanan lainnya

PMS-D : Depresi, perasaan marah tanpa alasan, mudah menjadi marah,


(Depression) \hilangnya konsentrasi dan daya ingat, perasaan rendah diri,
perasaan ingin melakukan :keinginan kekerasan

PMS-H : Kenaikan berat badan, perut kembung, nyeri payudara, bengkak

(Hydration) ekstremitas

PMS-O : Dismenorea, perubahan kebiasaan buang air besar, sering

(Other) berkemih, semburat panas, keringat dingin, nyeri seluruh tubuh,


mual, jerawat, timbul reaksi alergi.

22

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Tabel II.2 Klasifikasi Tingkat aktivitas fisik

Klasifikasi Pengeluaran Tingkat aktivitas fisik


Tingkat aktivitas Energi
fisik

Tingkat aktivitas 2,5-4,9 Berjalan kaki, tenis meja, golf, mengetik,


fisik ringan kcal/menit membersihkan kamar, berbelanja

Aktifitas fisik 5-7,4 Bersepeda, ski, menari, tennis, menaiki


sedang kcal/menit tangga

Aktifitas fisik 7,5- Basket, sepak bola berenang angkat beban


berat 12kcal/menit

Sumber : Karina Artvanti, 2009

Klasifikasi ini tentang tingkat aktifitas fisik yang untuk sehari-hari, dan
menjelaskan aktivitas apa saja yang harus dilakukan oleh responden. Klasifikasi
dalam tabel diatas akan berbeda dengan penilaian yang ada di kuisioner yang akan
diberikan oleh responden

The National Intitute of Mental Health (NIMH) di Amerika menyatakan


bahwa untuk,mendiagnosis PMS diperlukan dokumentasi harian/keluhan dan/atau
gejala harian prospektif yang dinilai secara subyektif oleh sang penderita.
Gambaran pengambilan data yang akan dilakukan dengan menggunakan
pengukuran SPAF harus menurut pendapat responden sendiri jadi membutuhkan
pandangan secara subyektif, karena setiap responden memiliki pemikiran dalam
penilaian.

Ada beberapa faktor membuat gejala premenstrual syndrome menjadi lebih


berat bagi penderitanya, selain faktor pemicu ada faktor seperti adanya reaksi

23

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

hormon didalam tubuh akan membuat sang penderita akan mengalami nyeri,
depresi, sakit pinggang dan sulit berkonsentrasi.

24

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Bab III

Temuan Data

Pengambilan di kampus B Universitas Airlangga, dengan responden


mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Jumlah sampel sebanyak 85,
yang terdiri dari angkatan 2014-2016 dan pernah mengalami premenstrual
syndrome dan kisaran umur 17 sampai 22.

Data yang diambil meliputi berat badan, menarche, jenis aktivitas, lama
aktivitas setiap hari dan intensitas aktivitas setiap minggu, selanjutnya
dihubungkan dengan gejala-gejala premenstrual syndrome dengan menggunakan
SPAF ( bentuk penilaian premenstruasi pendek). Pengambilan data berdasarkan
karateristik berat badan, menarche (umur pertama kali haid).

Hasil pengumpulan data dari 85 sampel yang terdiri dari mahasiswa prodi
Sosiologi, Ilmu Politik, Antropologi, Hubungan Internasional, Komunikasi, Ilmu
Informasi dan Perpustakaan, Administrasi Negara. Terdiri dari angkatan 2014-
2016 kemudian. pengambilan data menggunakan kuisioner, yang setiap isi
kuisoener terdiri dari karakteristik responden, aktifitas fisik dan menggunakan alat
ukur SPAF.

Pengelompokan data tingkat aktivitas fisik dengan premenstrual syndrome


yang selanjutnya tingkat aktivitas fisik (jenis aktivitas, durasi aktivitas dan
intensitas aktivitas) akan dikelompokan menjadi dua kelompok yaitu ringan dan
berat. Pengelompokan ringan dan berat juga dilakukan pada hasil data SPAF.

Pengumpulan data menggunakan alat kuisioner kemudian diolah dengan


menggunakan uji statistik, untuk menguji apakah ada hubungan premenstrual
syndrome dengan tingkat tingkat aktivitas fisik.

25

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

III.1 Karakteristik Responden

1. Umur Responden

Tabel 3.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia Pada


Mahasiswi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga

Umur Frekuensi

(tahun) N %

17 4 4,7

18 14 16,5

19 11 12,9

20 31 36,5

21 22 25,9

22 3 3,5

Jumlah 85 100

Tabel 3.1 menunjukkan bahwa responden terbanyak merupakan usia 20


tahun yaitu sebesar (36,5%), kemudian usia 21 sebesar (25,9%), usia 18 sebesar
(16,5%), usia 17 sebesar (4,7%) dan usia 22 sebesar (3,5%)

2. Program Studi

Responden merupakan mahasiswi dari salah satu jurusan yang ada di


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Terdiri dari Administrasi Negara,
Antropologi, Sosiologi, Hubungan International, Ilmu Politik,
Komunikasi, Ilmu Informasi dan Perpustakaan

26

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Tabel III.2 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Program Studi


Pada Mahasiswi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga

Program Studi Frekuensi Persentase

Administrasi Negara 15 17,6

Antropologi 12 14,1

Hubungan Internasional 13 15,3

Ilmu Informasi dan Perpustakaan 16 18,8

Ilmu Politik 10 11,8

Komunikasi 14 16,5

Sosiologi 5 5,9

Jumlah 85 100

Tabel 3.2 menunjukan bahwa berdasarkan program studi memperoleh


jumlah tertinggi adalah program studi Ilmu Informasi dan Perpustakaan sebesar
(18,8%), Program Studi Administrasi Negara sebesar (17,65), Program Studi
Komunikasi (16,5%), Program Studi Hubungan Internasioanal sebesar (15,3),
Program Studi Antropologi sebesar (14,1%), Program Studi Ilmu Politik sebesar
(11,8%), Program Studi Sosiologi sebesar (5,9%)

27

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

3. Menarche

Tabel III.3 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Usia Menarche


pada Mahasiswi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga.

Usia Menarche Frekuensi Persentase

( tahun)

10 2 2,3

11 18 21,2

12 18 21,2

13 27 31,7

14 10 11,8

15 10 11,8

Jumlah 85 100

Tabel III.3 menunjukan frekuensi responden berdasarkan menarche, usia


menarche 10 tahun sebesar (2,3%), usia menarche11 sebesar (21,2%), usia
menarche 12 sebesar (21,2%), usia menarche 13 sebesar (31,7), usia menarche 14
sebesar (11,8%), usia menarche 15 sebesar (11,8).

III.2 Tingkat Aktifitas Fisik

Pengelompokan tingkat aktivitas fisik dibagi menjadi dua yaitu berat dan
ringan yang meliputi (jenis, durasi dan intensitas) kemudian menggunakan
scoring, dengan menjumlahkan hasil dari scoring untuk menentukan berapa
jumlah yang akan didapatkan dalam scoring tersebut. Jenis tingkat tingkat
aktivitas fisik menggunakan yang menunjukan (1 ringan (berjalan kaki, tenis,
golf, mengetik, membersihkan kamar dan berbelanja), 2 sedang (naik tangga,
bersepeda, menari, tenis), 3 berat (olahragawan, angkat beban, sepak bola,
basket). Durasi dan intensitas menggunakan scoring yang sama untuk

28

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

menentukan, ringan dan berat. Hasil dari scoring tingkat tingkat aktivitas fisik
akan dikelompokkan lagi menjadi ringan dan berat.

Tabel III.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat aktivitas


fisik Pada Mahasiswi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Airlangga

Tingkat Frekuensi Persentase


Aktivitas
(%)
Fisik

Ringan 67 78,8

Berat 18 21,2

Jumlah 85 100

Tabel III.4 menunjukkan bahwa sebesar (78%) responden melakukan


aktivitas ringan dan sisanya sebesar (21%) melakukan aktivitas yang berat.
Simpulan dari 85 sampel yang diambil mereka dalam aktivitas shari- hari lebih
sering melakukan aktivitas ringan dari pada aktivitas yang berat

Tabel III.5 Frekuensi Aktivitas Olahraga

Olahraga Frekuensi Persentase

Ya 21 24,7

Tidak 64 75,3

Jumlah 85 100

29

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Tabel III.5 menunjukan bahwa responden yang melakukan olahraga


sebesar (24,7%) dan sebesar (75,3) tidak melakukan olahraga. Tabel 3.5
menjelaskan bahwa 85 sampel mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
sedikit yang melakukan olahraga.

Tabel III.6 Frekuensi Aktivitas Sehari-hari

Aktivitas Frekuensi Persentase

Sehari -hari

Ya 75 88,2

Tidak 10 11,8

Jumlah 85 100

Tabel III.6 menjelaskan bahwa sebesar (88,2%) melakukan aktivitas


sehari-hari dan (11,8%) tidak melakukan aktivitas sehari-hari. Aktivitas yang
mereka jalani sebagian besar melakukan aktivitas sehari-hari atau rutinitas

Akrivitas ini adalah pekerjaan rumah tangga seperti mencuci baju, bersih-
bersih-bersih kamar dan berbelanja.

30

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

III.3 Premenstrual syndrome

Tabel III.7 Frekuensi Premenstrual Syndrome pada Mahasiswi Fakultas Ilmu


Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga

PMS Frekuensi Persentase

(%)

Ringan 67 78,8

Berat 18 21,2

Jumlah 85 100

Tabel III.7 menjelaskan bahwa sebesar (78%) terjadi gejala ringan


premenstrual syndrome dan mengalami gejala berat premenstrual syndrome
sebesar (21,2%). Responden lebih banyak yang mengalami gejala yang ringan,
dari pada gejala yang berat.

Tabel III.8 Distribusi Frekuensi Dengan Persentase Responden Tingkat


aktivitas fisik Dan Premenstrual Syndrome Pada Mahasiswi Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Airlangga.

Tingkatan Pms
aktivitas
fisik

Berat Ringan

N % n %

Ringan 55 82,1 12 77,8

Berat 14 17,9 4 22,2

Jumlah 69 100 16 100

31

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Tabel III.8 menunjukkan bahwa mahasiswi yang mengalami keluhan


premenstrual syndrome berat maupun cenderung ringan mereka yang melakukan
aktivitas ringan.

32

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB IV

ANALISIS DATA

Bab ini akan membahas hasil penelitian, menghubungkan dengan teori dan
konsep yang ada serta memberikan penjelasan tentang kekurangan-kekurangan
penelitian, dan faktor yang menyebabkan penelitian ini tidak saling berhubungan.

IV.1 Tingkat aktivitas fisik

Hasil penelitian yang diperoleh bahwa sebagian besar responden


melakukan aktivitas ringan (79,7%). Hasil tersebut menunjukkan bahwa sebagian
besar responden cenderung melakukan aktivitas yang ringan dari pada aktifitas
yang berat. Penelitian sebelumnya yang dilakukan di SMAN 4 Jakarta
mengatakan bahwa aktivitas olahraga mempunyai pengaruh terhadap
Premenstrual Syndrome.

Riskesdas tahun 2007 menyatakan bahwa jumlah perempuan yang tidak


melakukan olahraga (54,5 %) lebih tinggi dari kelompok laki-laki (41,4 %).
Bahkan (52,2 %) perempuan yang berusia 15-24 tahun kurang melakukan
aktivitas fisik. Penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa (78,8 %)
mahasisiwi Fakultas Ilmu Politik dan Ilmu Sosial melakukan aktivitas yang
tergolong sedang dan sisanya (21,2%) mereka melakukan aktivitas berat.

Hasil penelitian ini memberikan gambaran yang hampir sama antara hasil
Riskesdas tahun 2003 dengan melihat status aktivitas responden. Terlihat bahwa
lebih banyak responden yang melakukan aktifitas yang rendah dari pada
melakukan aktivitas yang berat. Usia responden yang mulai 17 sampai dengan
22 menunjukkan bahwa ada kesamaan, karena dalam pengelompokan usia
Riskesdas rentang usia responden merupakan kelompok usia yang kurang
melakukan aktivitas fisik dalam kesehariannya.

Kekurangan aktivitas fisik menyebabkan tidak adanya impuls saraf yang


merangsang hipotalamus dan hiposisi untuk mengeluarkan β-endorphin sehingga
tidak terjadi perbaikan fisik dan emosional pada wanita (Aida, 2014). Menurut

33

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

WHO tahun 2010 tingkat aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang
merupakan hasil dari otot rangka yang membutuhkan pengeluaran energi. Tingkat
aktivitas fisik dibagi menjadi kategori yaitu ringan sedang dan berat.

Tingkatan yang dilakukan cenderung ringan dan dari 85 responden


kebanyakan mereka melakukan aktivitas keseharian seperti bersih-bersih, belanja
dan jalan-jalan. Riset BMC jurnal health tahun 2014 mengatakan kegiatan
tersebut tidak bisa digolongkan dalam olahraga, menurut Riskesdas tahun 2003
aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang meningkatkan pengeluaran
tenaga/energi dan pembakaran energi. Menurut WHO tahun 2010 tingkat aktivitas
fisik adalah setiap gerakan tubuh yang merupakan hasil dari otot rangka yang
membutuhkan pengeluaran energi. Meskipun aktivitas sehari-hari juga melakukan
olah tubuh serta mengeluarkan keringat dan tenaga, akan tetapi tingkatan
aktivitas fisik (sehari) bukan merupakan bentuk kegiatan olahraga.

Arantika (2014) menyatakan semakin besar nilai aktivitas olahraga maka


semakin kecil nilai prementrual syndrome, aktivitas yang dimaksud adalah
olahraga, sedangkan menurut tabel frekuensi responden lebih banyak melakukan
aktivitas keseharian (pekerjaan rumah tangga), menurunkan resiko gejala
premenstrual syndrome responden perlu melakukan olahraga bukan aktivitas
keseharian.

IV.2 Premenstrual Syndrome

Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa sebagian besar


responden mengalami gejala yang ringan dari pada gejala yang berat, yaitu
sebesar (78,7%) mengalami gejala ringan dan (17,2%) mengalami gejala yang
berat. Gambaran mayoritas responden mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik mengalami gejala ringan fisik atau psikis. Hasil yang berbeda dari
penelitian yang sebelumnya dilakukan pada SMAN 4 Jakarta bahwa gejala ringan
lebih rendah yaitu sebesar (44,8%) dibandingkan dengan gejala premenstrual
syndrome yang berat yaitu sebesar (55,2%). Premenstrual syndrome juga menjadi
salah satu penyebab terganggunya aktivitas fisik.

34

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Menurut the American College of Obstetri and Ginekologipramenstruasi


syndrome adalah terjadinya gejala-gejala khusus dapat mengganggu aktivitas
keseharian wanita dan muncul secara konsisten periodik dan selalu berkaitan
dengan akan terjadinya menstruasi pada setiap bulan. Menurut Choirunnisa tahun
2016 premenstrual syndrome merupakan gejala yang mengganggu aktivitas
sehari-hari.

Premenstrual syndrome yang dialami oleh 85 responden mahasiswi


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik termasuk dalam kategori ringan dan
sebagian kecil mengalami premenstrual syndrome berat, yang tidak memberikan
dampak signifikan dalam keadaan sehari-hari.

Pada wanita yang mengalami premenstrual syndrome terjadi


ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron, dimana kadar estrogen
meningkat dan kadar progesteron menurun sehingga terjadi penurunan sintesis
serotonin yang berpengaruh pada perubahan suasana hati dan perilaku (Rosa,
2013).

IV.3 Prementrual Syndrome dan Tingkat Aktivitas Fisik

Tabel IV.1 Hasil Uji Chi-Square test

Tingkat PMS Signifikan


Aktivitas Fisik
Berat Ringan

N % N %

Ringan 55 82,1 14 77,8 P= 0,678

Berat 12 17,9 4 22,2

Jumlah 67 100 18 100

Keterangan Ho = diterima 0,678>0,05

35

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Tabel IV.1 menunjukkan dengan melakukan uji chi square dengan


penggabungan dua sel, yaitu premenstrual syndrome dengan tingkat aktivitas
fisik, yang mendapatkan nilai sebesar p = 0,678 atau p>α maka dinyatakan Ho
diterima. Ho diterima yang berarti tidak ada hubungan antara premenstrual
syndrome dengan tingkat aktifitas fisik

Gambaran hasil dari analisa data dengan menggunakan uji Chi-Square


menunjukkan value p = 0,678 dan nilai chi square 0,678. Nilai signifikan yang
diperoleh 0,678 > (0,05) maka hipotesis nol diterima atau Ho diterima, berarti
menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara premenstrual syndrome dengan
tingkat aktivitas fisik.

Uji statistik dengan menggunakan 85 responden Mahasiswi Fakultas Ilmu


Politik dan Ilmu Sosial Universitas Airlangga Angkatan 2014-2016, dengan umur
17 sampai 22 tahun, meskipun dengan penggabungan secara crosstab menjelaskan
bahwa mahasiswa yang memiliki gejala ringan adalah mahasiswa yang melakukan
tingkat aktivitas fisik secara berat, sedangkan yang memiliki gejala ringan berat
mereka yang cenderung jarang atau kurang melakukan tingkat aktivitas fisik.

Hasil tabel di atas menunjukkan bahwa ada hubungan antara premenstrual


syndrome dengan tingkat aktivitas fisik, mahasiswi yang melakukan aktivitas
berat cenderung mengalami keluhan premenstrual syndrome ringan sedangkan
mahasiswi yang melakukan aktivitas ringan cenderung mengalami keluhan berat.
Ternyata setelah dilakukan uji statistik tidak ada hubungan yang signifikan antara
tingkat aktivitas fisik dengan premenstrual syndrome

Hasil ini berbeda dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ifana et
al (2012) yaitu ada hubungan antara premenstrual syndrome dengan tingkat
aktivitas fisik memiliki value p = 0,008 yang artinya ada hubungan antara tingkat
aktivitas fisik dengan premenstrual syndrome. Penelitian yang lain dilakukan
oleh Arantika (2014) bahwa ada negatif antara aktivitas olahraga dengan sindrom
premenstruasi, yaitu semakin besar nilai aktivitas olahraga maka semakin kecil

36

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

nilai sindrom premenstruasi dengan value p = -0,821, dan penelitian mereka


saling berhubungan dan Ho ditolak.

Penelitian premenstrual syndrome dihubungkan dengan tingkat aktivitas


fisik di mana selanjutnya melakukan aktivitas fisik secara teratur mempunyai efek
perlindungan yang signifikan terhadap kemungkinan terjangkit beberapa macam
penyakit (Karina,2009). Endorfin disebut endogeneous opaites karena berasal dari
tubuh dan efeknya menyerupai efek heroin dan morfin. Zat ini berkaitan dengan
penghilang rasa nyeri yang alamiah berfungsi merespon stres atau olahraga
(Sloane, 2004).

Diperkirakan bahwa latihan atau tingkat aktivitas fisik memicu produksi


endorfin, obat alami yang meningkatkan toleransi wanita terhadap perubahan
pramenstrual syndorme dalam kehidupannya (Andrews dalam Andi, 2009).
Beberapa mekanisne biologisdapat menjelaskan hubungan tingkat aktivitas
fisikdengan sindroma premenstruasi. Tingkat aktivitas fisikdapat meningkatkan
endorfin, menurunkan estrogen dan hormon steroid lainnya, meningkatkan
transportasi oksigen dalam otot, mengurangi kadar katisol dan meningkatkan
keadaan psikologis (Merry, 2013).

Terdapat perbedaan hasil yang diperoleh dari penelitian sebelumnya, bisa


jadi disebabkan oleh beberapa faktor yaitu disebabkan oleh tingkat aktivitas fisik
yang berbeda. Responden penelitian ini (88,2%) melakukan aktivitas fisik berupa
kegiatan sehari-hari, bukan olahraga serius, riset BMC jurnal health (2014)
mengatakan kegiatan tersebut tidak bisa digolongkan dalam olahraga, sedangkan
responden penelitian sebelumnya menuju aktifivtas olahraga, bukan sekedar
aktivitas sehari-hari. Penggunakan SPAF dalam derajat gejala yang dialami oleh
responden, yang digunakan dalam penilaian ini mungkin memiliki derajat
pemikiran yang berbeda antara responden satu dengan responden yang lainnya.

Kekurangan penelitian ini adalah menggunakan SPAF di mana responden


melihat aktivitas fisik secara subyektif. Setiap gejala memiliki respon yang
berbeda, hingga menghasilkan perbedaan hasil penelitian dari penelitian yang

37

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

sebelumya. Penilaian yang subyektif tentang gambaran gejala premenstrual


syndrome membuat setiap responden memiliki penilaian yang berbeda-beda.

Faktor yang mungkin menyebabkan tidak signifikannya penelitian ini


adalah perbedaan penggolongan aktivitas fisik yang berbeda antara penelitian ini
dengan penelitian yang terdahulu. Bisa jadi aktivitas yang seharusnya tergolong
ringan dimasukkan ke dalam golongan berat, atau sebaliknya. Penyelarasan
penggolongan ini penting dilakukan untuk penelitian-penelitian yang akan datang.

38

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

V.1 Simpulan

Simpulan dari penelitian ini yang berjudul “Hubungan Premenstrual


Syndrome dengan Tingkat Aktivitas Fisik pada Mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Airlangga”, bertujuan untuk mengetahui apakah ada
hubungan antara premenstrual syndrome dengan tingkat aktivitas fisik pada
Mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Pengambilan data dengan 85
sampel, yaitu dengan angkatan 2014-2016.

Korelasi yang diuji untuk mengetahui hubungan antara premenstrual


syndrome dengan tingkat aktivitas fisik dengan menggunakan uji Chi – Square
dengan value p = 0,678. Hasil dari analisis tersebut menunjukkan bahwa Ho
diterima, yang berarti tidak ada hubungan antara premenstrual syndrome dengan
tingkat aktivitas fisik.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat aktivitas yang diteliti
dalam penelitian ini yang dilakukan oleh mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik tidak berpengaruh terhadap premenstrual syndrome yang terjadi pada
mereka. Hasil penelitian yang ada sebelumnya tidak mempunyai hasil yang sama
dengan kemungkinan-kemungkinan penyebabnya seperti yang dibahas dalam bab
IV penelitian pada mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Airlangga.

39

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

V.2 SARAN

Diharapkan penelitian ini mampu memberikan kontribusi tentang


pengetahuan premenstrual syndrome dan para perempuan agar lebih peduli
dengan kesehatan mereka, serta diharapkan penelitian ini mampu memberikan
informasi untuk penelitian-penelitian selanjutnya.

40

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR PUSTAKA

Price, Sylvia Anderson.

1994 Patolofisiologis : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit / Sylvia


Anderson Price; Alih Bahasa, Peter Anugrah : editor bahasa
Indonesia Caroline Wijaya, Jakarta: EGC.

Sloane, Ethel.

2003 Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula / Ethel Sloane; Alih Bahasa,
James Veldman: Editor Edisi Bahasa Indonesia Palupi, Jakarta
:EGC.

Widiastuti, Erika.

2006 Hubungan Tingkat Kesegaran Jasmani dengan Status Sindrime


Premestruasi Pada Polisi Anita di Markas Kepolisian di Daerah
NTB, Fakultas kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga

Farikha, Hana Ayu.

2009 Hubungan Antara Olahraga dan Stress Dengan Kejadian


Premestrual Syndrome Pada Siswi SMA Khadijah Surabaya,
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga

Chartina, Eka.

2011 Keluhan Premenstrual Syndrome dan Produktivitas Kerja (Studi


Pada Tenaga Kerja Perempuan Pelinting Rokok Klobot di CV
Oeloeng Bojonegoro), Fakultas Kesehatan Masyarakat

Suparman, Eddy t.

2012 Premenstrual Syndroem editor : dr. Niko Santoso. Yogyakarta.

41

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Indrawari, Andi Mallapiang.

2012 Hubungan Tingkat Tingkat aktivitas fisik, IMT, Lingkar Pinggang


Dengan Derajat Pramenstrual Syndrome Pada Wanita Usia Subur,
Universitas Hasanudin : Makassar.

Nashruna, Ifana .

2012 Hubungan Aktivitas Olahraga dan Obesitas dengan Kejadian


Sinrom pramentruasi di Desa Pucangmiliran Tulung Klaten: Gaster
Vol 9, No 1, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Surakarta

Dita, Ekki Anggariksa.

2013 Hubungan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Terhadap Sikap


Menghadapi Sindrome Pre-Menstruasi Pada Remaja Putri Kelas X
dan XI MAN 2 Madiun, Fakultas Kedokteran Universitas
MuhammdiyahSurakarta : Surakarta.

Pratita, Rosa Dwi Pratiwi Putri.

2013 Hubungan Antara Derajat Sindrome Pramenstruasi dan tingkat


aktivitas fisik dengan Perilaku Makan pada Remaja Putri’,
Universitas Diponegoro : Semarang

Ramadani, Mery

2013 Prementrual Syndrome : Jurnal Kesehatan masyarakat, vol 07, No


1. Fakultas Kesehatan Universitas Andalas.

Farah, Cut Aldira.

2014 Hubungan Aktifitas fisik dan Stres dengan Sindrom Pramenstrual


pada Remaja Putri di SMA Bina Insani Bogor, Institut Pertanian
Bogor : Bogor.

42

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Ratna, Aida wijayanti.

2014 Hubungan Antara Aktivitas Kegiatan Fisik Pada Remaja Putri


Kelas XI SMA Negeri 2 Batu, Universitas Airlangga : Surabaya.

Pulma, Chindi Lestari.

2015 Hubungan Syndrome Pramenstruasi dengan Tingkat kecemasan


pada Siswi kelas XI Jurusan Akuntansi SMK negeri Bantul
Yogyakarta, Sekolah Tinggi Ilmu kesehatan.

E. Meildy. Pascoal.

2015 Asupan Zat Gizi dan Status pada Remaja Putri dengan Sindrome
Pra Menstruasi di SMA Negeri 1 Kakas. Volume 7. No. 2.

Faiqah, Syajaratuddur.

2016 Faktor-faktor yang berhubungan dengan Premenstrual Syndrome


pada Mahasiswa TK II semester III, Poltekes Kemenkes mataram.

Pertiwi, Choirunnisa.

2016 Hubungan Aktivitas Olahraga terhadap kejadian Sindrom


Pramenstrual pada Remaja di SMAN 4 Jakarta, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah.

43

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

www.news-medical.net diakses pada tanggal 20 April 2016

www.lusa.web.id diakses pada tanggal 20 April 2016

jurnal-griyahusada.com diakses pada tanggal 18 April 2016

www.beverageinstitusi.eindonesia diakses pada tanggal 20 mei 2016

www.health.kompas.com diakses tanggal 20 Agustus 2016

m.detik.com diakses tanggal 30 November 2016

www.mentrusi .com 23 Desember 2016

www.sehatki.com 23 Desember 2016

44

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LAMPIRAN

Tabulasi

No Berat
Res. Prodi Badan Pertama Haid Umur

1 Antropologi 50 11 20

2 Antropologi 70 13 20

3 Antropologi 55 12 20

4 Antropologi 55 15 20

5 Antropologi 40 14 21

6 Antropologi 40 12 20

7 Hubungan internasional 55 12 18

Ilmu Informasi dan


8 perpustakaan 43 13 20

Ilmu Informasi dan


9 perpustakaan 47 11 20

Ilmu Informasi dan


10 perpustakaan 63 11 21

Ilmu Informasi dan


11 perpustakaan 48 13 20

12 Sosiologi 41 13 20

13 Sosiologi 50 15 20

14 Sosiologi 45 15 21

15 Sosiologi 52 11 20

Ilmu Informasi dan


16 perpustakaan 13 50 20

Ilmu Informasi dan


17 perpustakaan 49 13 20

Ilmu Informasi dan


18 perpustakaan 48 13 21

45

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

No Berat
Res. Prodi Badan Pertama Haid Umur

Ilmu Informasi dan


19 perpustakaan 48 13 21

Ilmu Informasi dan


20 perpustakaan 55 13 20

Ilmu Informasi dan


21 perpustakaan 73 13 21

Ilmu Informasi dan


22 perpustakaan 50 13 20

Ilmu Informasi dan


23 perpustakaan 55 12 20

Ilmu Informasi dan


24 perpustakaan 47 14 21

25 ilmu politik 52 11 21

26 ilmi politik 58 11 21

27 administrasi negara 52 15 19

28 Hubungan internasional 60 12 18

29 Hubungan internasional 56 13 18

30 ilmu komunikasi 53 11 18

31 ilmu komunikasi 58 12 17

32 ilmu komunikasi 45 11 18

33 ilmu komunikasi 63 11 18

34 ilmu komunikasi 38 10 19

35 ilmu komunikasi 47 13 17

36 ilmu komunikasi 54 11 18

37 ilmu komunikasi 41 13 19

38 ilmu komunikasi 44 13 17

39 ilmu komunikasi 48 13 18

46

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

No Berat
Res. Prodi Badan Pertama Haid Umur

40 ilmu komunikasi 48 12 20

41 ilmu komunikasi 43 10 19

42 ilmu komunikasi 40 13 19

43 ilmu komunikasi 50 11 19

44 ilmu politik 47 12 21

45 ilmu politik 51 14 20

46 ilmu politik 58 15 21

47 ilmu politik 50 10 20

48 ilmu politik 56 13 20

49 ilmu politik 44 13 20

50 ilmu politik 66 12 20

51 ilmu politik 50 14 21

52 Antropologi 45 13 20

53 Antropologi 45 13 20

54 Antropologi 48 13 19

55 Antropologi 36 14 20

Ilmu Informasi dan


56 perpustakaan 42 15 18

Ilmu Informasi dan


57 perpustakaan 46 15 21

Ilmu Informasi dan


58 perpustakaan 53 14 18

59 Sosiologi 42 12 20

60 administrasi negara 48 14 21

61 administrasi negara 40 12 20

62 administrasi negara 55 12 21

47

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

No Berat
Res. Prodi Badan Pertama Haid Umur

63 administrasi negara 55 11 21

64 administrasi negara 52 13 22

65 administrasi negara 50 12 22

66 administrasi negara 45 11 22

67 Hubungan internasional 50 12 21

68 Hubungan internasional 40 14 19

69 Hubungan internasional 48 12 19

70 Hubungan internasional 46 12 21

71 Hubungan internasional 55 13 18

72 Hubungan internasional 50 13 18

73 Hubungan internasional 56 11 19

74 Hubungan internasional 46 14 17

75 Hubungan internasional 48 12 18

76 Hubungan internasional 48 13 18

77 Hubungan internasional 49 11 19

78 administrasi negara 50 15 21

79 administrasi negara 48 14 20

80 administrasi negara 45 15 21

81 Antropologi 40 15 20

82 Antropologi 45 11 20

83 administrasi negara 40 11 20

84 administrasi negara 46 12 21

85 administrasi negara 49 11 21

48

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

No Durasi
Res. Jenis Akt. Akt. Intensitas Akt.

1 2 1 1

2 2 3 3

3 2 1 1

4 2 1 3

5 2 2 2

6 2 2 4

7 2 2 1

8 3 2 3

9 2 1 4

10 2 3 4

11 2 1 1

12 2 2 4

13 2 2 4

14 3 2 1

15 1 1 1

16 2 1 4

17 2 4 4

18 2 1 1

19 3 4 4

20 3 1 4

21 2 1 4

22 2 4 3

23 2 3 4

24 3 3 2

49

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

No Durasi
Res. Jenis Akt. Akt. Intensitas Akt.

25 2 1 1

26 2 1 1

27 2 2 3

28 3 1 2

29 3 2 3

30 4 2 1

31 2 3 4

32 3 3 4

33 2 1 4

34 2 3 4

35 2 3 4

36 2 2 2

37 2 2 3

38 2 1 4

39 2 2 1

40 2 1 1

41 2 2 4

42 2 2 3

43 2 2 2

44 2 3 4

45 3 4 4

46 2 2 4

47 3 2 4

48 2 1 4

50

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

No Durasi
Res. Jenis Akt. Akt. Intensitas Akt.

49 2 3 3

50 3 2 1

51 2 2 3

52 2 2 3

53 2 1 3

54 2 3 3

55 3 4 4

56 2 1 4

57 3 3 4

58 2 1 4

59 1 3 4

60 2 2 3

61 2 4 2

62 2 2 1

63 3 1 2

64 2 1 1

65 3 1 3

66 2 2 2

67 3 2 1

68 2 1 1

69 2 2 3

70 2 1 1

71 2 1 1

72 2 1 1

51

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

No Durasi
Res. Jenis Akt. Akt. Intensitas Akt.

73 1 1 2

74 2 3 2

75 3 3 3

76 2 2 2

77 2 2 3

78 3 2 2

79 2 3 4

80 3 2 3

81 3 2 4

82 2 3 4

83 3 1 1

84 3 2 3

85 2 2 2

52

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Tingkat
No. aktivitas Premenstrual
Responden fisik Syndrome

1 1 2

2 1 2

3 1 2

4 1 2

5 1 2

6 1 2

7 1 2

8 1 2

9 2 2

10 2 2

11 2 2

12 2 2

13 2 2

14 2 2

15 2 2

16 2 2

17 2 2

18 2 2

19 2 2

20 2 2

21 2 2

22 2 2

23 2 2

24 2 2

53

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

25 2 2

26 2 2

27 2 2

28 2 2

29 2 2

30 2 2

31 2 2

32 2 2

33 2 2

34 2 2

35 2 2

36 2 2

37 2 2

38 2 2

39 2 2

40 2 2

41 2 2

42 2 2

43 2 2

44 2 2

45 2 2

46 2 2

47 2 2

48 2 2

49 2 2

50 2 2

54

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

51 2 2

52 2 2

53 2 2

54 2 2

55 2 2

56 2 2

57 2 2

58 2 2

59 2 2

60 2 2

61 2 2

62 2 2

63 2 2

64 2 2

65 2 2

66 2 2

67 2 2

68 2 2

69 2 2

70 2 2

71 2 2

72 2 2

73 2 2

74 2 2

75 2 2

76 2 2

55

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

77 2 2

78 2 2

79 2 2

80 2 2

81 2 2

82 2 2

83 2 2

84 2 2

85 2 2

56

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

No Tidak Suka Nyeri Kaku Retensi Merasa


Nyeri Stres Murung
Responden Gembira Marah Punggung Berat Bertambah Perut Air Kembung

1 3 4 4 5 5 5 4 4 1 3

2 1 2 2 3 2 2 3 2 1 1

3 5 5 5 5 5 5 3 2 3 1

4 1 2 4 4 3 2 4 1 1 1

5 2 3 2 5 4 3 1 6 1 3

6 2 3 2 3 1 4 1 4 1 1

7 1 1 3 2 2 2 1 2 1 1

8 2 3 3 2 1 4 1 3 1 1

9 2 3 6 6 4 4 1 6 3 4

10 3 5 5 4 5 2 2 5 2 2

11 1 2 2 3 3 4 3 3 1 2

12 3 3 3 3 3 4 1 1 1 2

13 1 1 2 1 2 2 2 2 1 2

14 3 4 1 2 1 4 2 4 3 1

57

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

15 3 2 2 4 2 5 5 4 1 1

16 3 3 3 2 1 4 1 4 1 1

17 3 4 4 4 3 4 3 4 1 1

18 3 2 3 4 1 4 1 4 1 1

19 1 3 3 3 2 5 1 3 1 1

20 1 2 2 2 1 4 3 3 4 4

21 1 2 3 3 2 2 2 2 1 1

22 3 2 1 2 2 5 2 4 1 2

23 3 3 4 3 3 3 3 3 3 1

24 3 3 4 4 4 5 1 3 4 5

25 1 3 4 3 5 2 5 2 1 5

26 2 2 2 1 2 1 5 1 1 3

27 2 1 1 3 3 3 3 4 1 3

28 2 5 4 4 5 4 2 3 1 1

29 1 4 4 5 4 5 5 5 2 2

30 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2

58

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

31 1 1 1 2 1 1 3 1 1 2

32 3 5 5 5 5 4 3 2 2 3

33 4 5 5 6 2 2 3 2 1 1

34 2 1 1 2 1 1 1 3 1 3

35 1 2 2 3 2 3 1 3 1 1

36 4 6 5 6 5 6 3 6 2 6

37 4 5 4 5 4 5 1 1 1 1

38 3 4 5 6 3 5 4 4 3 3

39 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1

40 2 4 4 4 3 3 1 2 1 1

41 3 4 4 5 5 5 2 5 4 3

42 3 4 4 4 3 3 1 3 1 4

43 3 3 2 3 2 5 4 3 1 1

44 3 4 4 3 3 4 2 6 5 2

45 3 4 4 3 2 4 2 3 3 2

46 2 5 4 3 3 3 2 2 2 2

59

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

47 1 2 2 3 3 1 3 3 1 3

48 4 3 2 2 1 2 3 3 4 1

49 3 5 5 4 6 2 2 2 2 1

50 5 5 3 6 4 5 6 4 5 3

51 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2

52 3 1 3 2 2 2 1 1 1 4

53 1 3 1 1 1 2 1 1 1 1

54 2 3 2 2 1 3 1 2 2 1

55 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2

56 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1

57 1 1 1 1 1 3 1 3 1 1

58 3 5 4 5 4 5 3 2 1 2

59 1 4 3 2 5 2 1 6 1 2

60 2 3 3 3 1 2 4 2 1 1

61 4 4 4 4 5 2 2 4 3 1

62 1 3 4 2 3 3 2 2 1 3

60

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

63 2 3 2 2 3 4 3 3 1 2

64 2 3 3 3 4 3 4 3 2 2

65 2 1 3 2 1 2 1 2 1 3

66 4 4 4 3 3 2 3 2 2 2

67 5 4 4 5 5 3 2 2 1 1

68 6 3 3 2 2 5 5 6 6 4

69 4 4 4 4 3 2 3 2 2 1

70 4 4 4 2 2 6 5 5 3 3

71 5 2 2 2 2 5 5 4 4 4

72 5 2 1 1 1 4 4 4 5 4

73 4 4 3 4 5 4 4 3 2 1

74 3 2 1 3 2 3 2 1 2 2

75 1 2 1 2 1 3 2 1 2 1

76 3 3 2 4 3 2 2 2 1 1

77 3 2 3 4 3 1 3 2 2 1

78 2 2 3 1 2 1 1 2 2 1

61

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

79 3 2 1 3 2 2 1 3 2 1

80 3 2 4 2 1 3 2 3 2 3

81 1 4 3 4 4 4 1 4 1 1

82 3 6 6 6 6 5 2 3 1 1

83 4 3 2 2 2 3 3 4 2 3

84 1 1 1 2 1 2 3 1 1 1

85 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3

62

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

aktifitasfisik *
premenstrual 85 100.0% 0 0.0% 85 100.0%
syndrome

63

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

aktifitasfisik * premenstrual syndrome Crosstabulation

premenstrual
syndrome

1 2 Total

Aktifitasfis 1 Count 55 12 67
ik
Expected Count 54.4 12.6 67.0

% within aktifitasfisik 82.1% 17.9% 100.0%

% within premenstrual
79.7% 75.0% 78.8%
syndrome

% of Total 64.7% 14.1% 78.8%

2 Count 14 4 18

Expected Count 14.6 3.4 18.0

% within aktifitasfisik 77.8% 22.2% 100.0%

% within premenstrual
20.3% 25.0% 21.2%
syndrome

% of Total 16.5% 4.7% 21.2%

Total Count 69 16 85

Expected Count 69.0 16.0 85.0

% within aktifitasfisik 81.2% 18.8% 100.0%

% within premenstrual
100.0% 100.0% 100.0%
syndrome

% of Total 81.2% 18.8% 100.0%

64

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Chi-Square Tests

Asymptotic
Significance Exact Sig. Exact Sig.
Value Df (2-sided) (2-sided) (1-sided)

Pearson
Chi- .173a 1 .678
Square

Continuity
Correction .006 1 .939
b

Likelihood
.167 1 .682
Ratio

Fisher's
.737 .453
Exact Test

Linear-by-
Linear
.171 1 .680
Associatio
n

N of Valid
85
Cases

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 3.39.

b. Computed only for a 2x2 table

65

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

aktifitasfisik *
premenstrual 85 100.0% 0 0.0% 85 100.0%
syndrome

66

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

aktifitasfisik * premenstrual syndrome Crosstabulation

premenstrual
syndrome

1 2 Total

Aktifitasfis 1 Count 55 12 67
ik
Expected Count 54.4 12.6 67.0

% within aktifitasfisik 82.1% 17.9% 100.0%

% within premenstrual
79.7% 75.0% 78.8%
syndrome

% of Total 64.7% 14.1% 78.8%

2 Count 14 4 18

Expected Count 14.6 3.4 18.0

% within aktifitasfisik 77.8% 22.2% 100.0%

% within premenstrual
20.3% 25.0% 21.2%
syndrome

% of Total 16.5% 4.7% 21.2%

Total Count 69 16 85

Expected Count 69.0 16.0 85.0

% within aktifitasfisik 81.2% 18.8% 100.0%

% within premenstrual
100.0% 100.0% 100.0%
syndrome

% of Total 81.2% 18.8% 100.0%

67

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Chi-Square Tests

Asymptotic
d Significanc Exact Sig. Exact Sig.
Value f e (2-sided) (2-sided) (1-sided)

Pearson Chi-
.173a 1 .678
Square

Continuity
.006 1 .939
Correctionb

Likelihood
.167 1 .682
Ratio

Fisher's Exact
.737 .453
Test

Linear-by-
Linear .171 1 .680
Association

N of Valid
85
Cases

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum


expected count is 3.39.

b. Computed only for a 2x2 table

68

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KUISIONER
Hubungan Premenstruasi Syndrome dengan Tingkat aktivitas fisik
Mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Airlangga
Nomor Responden :
Nama :
Tanggal Lahir :
Jurusan :
Umur pertama kali haid :

Premenstrual syndrome atau yang sering disebut dengan PMS merupakan


beberapa gejala dimana adanya ganguan fisik dan psikis yang terjadi sebelum
mentruasi atau haid.

Pilihlah salah satu jawaban dengan memberikan tanda (v) pada


pertanyaan dibawah ini :
TINGKAT AKTIVITAS FISIK

NO. PERTANYAAN JAWABAN

YA TIDAK

1. Apakah anda melakukan rutin olahraga?

2. Apakah anda melakukan aktivitas sehari-hari


(berjalan, bersih-bersih, naik tangga, bersepeda)
selama 30> ?

Pilihlah salah satu jawaban dengan memberikan tanda (x) pada


pertanyaan dibawah ini :
1) Termasuk kategori apakah tingkat aktivitas fisik yang anda jalani?
A. Tidak pernah
B. Ringan (berjalan kaki, tenis meja, golf, mengetik, membersihkan
kamar, berbelanja)
C. Sedang (naik tangga, bersepeda, menari, tenis)
D. Berat (olahragawan, angkat beban, sepak bola, basket)

69

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

2) Berapa lama waktu yang anda perlukan dalam sehari untuk melakukan
aktitas fisik ?
A. <1 jam
B. 1-2 jam
C. 2-3 jam
D. >4

3) Berapa kali aktifitas fisik yag anda lakukan dalam 1 Minggu?


A. 1 kali
B. 2 kali
C. 3 kali
D. >4 kali

70

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SHORTENED PREMENSTRUAL ASSESSMENT FORM (SPAF)

(BENTUK PENILAIAN PREMENSTRUASI PENDEK)

Untuk setiap gejala penyakit yang terdaftar dibawah ini, lingkari (0) nomor
yang memiliki penjelasan paling dekat dengan intensitas pramenstrual syndrome.
Pilih salah satu intensitas item pada daftar ini dengan skala dari 1 (menunjukan
atau tidak ada perubahan dari biasanya) to 6 (perubahan ekstrem, mungkin
dikenali secara sederhana)

1 = tidak ada perubahan

2 = perubahan yang jarang

3 = perubahan ringan

4 = perubahan sedang

5 = perubahan berat

6 = perubahan ekstrem

Intensitas
Gejala
1 2 3 4 5 6

Nyeri, pembengkakan atau pembengkakan


payudara

Merasa tidak nyaman atau tidak gembira

Merasa stress

Suka marah atau temperamental buruk

Merasa sedih atau murung

Nyeri punggung sendi dan otot atau sendi

71

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

kaku

Merasa berat badan bertambah

Kaku perut, tidak nyaman atau nyeri

Edema, pembengkakan, retensi air

Merasa kembung

Sumber : www.aafp.org

72

SKRIPSI HUBUNGAN PREMENSTRUAL SYNDROME . . . SUHAILIF FATUL

Anda mungkin juga menyukai