SKRIPSI
Oleh:
Putri Mulyasari
NIM. 131211132001
Oleh:
Putri Mulyasari
NIM : 131111031
ii
Motto
Sebaik-baik manusia adalah yang paling
bermanfaat bagi manusia.
(H.R. Ahmad)
vi
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat serta
motivasi kepada kami sehingga proses penyusunan skripsi ini dapat berjalan
dengan lancar.
3. Dr. Tintin Sukartini, S.Kp., M.Kes., selaku dosen pembimbing pertama yang
4. Erna Dwi Wahyuni , S.Kep., Ns., M.Kep. selaku dosen pembimbing kedua
vii
telah mengarahkan dan memberi saran sehingga penelitian ini dapat berjalan
dengan baik.
6. Laily Hidayati, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku dosen penguji proposal dan skripsi
yang telah memberikan banyak arahan dalam perbaikan skripsi sehingga dapat
7. Segenap staf pendidikan, Tata Usaha dan Perpustakaan Program Studi Ilmu
baik.
baik.
10. Kedua orang tua saya Endah Winarni dan Muliadi serta saudara – saudara
saya terima kasih atas semua semangat, bantuan, dan kepercayaan yang telah
11. Keluarga GEN Corps yang telah memberi semangat dan mengingatkan untuk
12. GEN V yang selalu menyediakan waktunya terima kasih karena telah
serta memberikan upacara selamat dan hadiah telah menempuh sidang skripsi.
13. Naim Kurniawan, Betty Ayu Astuti, Angger Pratama, Hakim Zulkarnain yang
Immadudini, Maria Elisa, Venny Dwi Hariani, Fitri Aidah, Rega Setiananda,
Indah Nur Rahmawati, dan Ibu Kader Posyandu Lansia yang telah membantu
jalannya penelitian.
15. Semua teman-teman angkatan 2012 yang telah memberikan semangat dalam
16. Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah membantu
Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah
Peneliti menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kesempurnaan, baik
isi maupun penulisannya. Semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi peneliti
xi
SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI
IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
ABSTRACT
The result showed that family support had strong correlation with
hypertension medication adherence (p = 0,0001) and there was no correlation
between patients’ knowledge with hypertesion medication adherence (p = 0,772).
xi
SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI
IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR ISI
BAB 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang .................................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah .......................................................... 8
1.3 Rumusan Masalah ............................................................. 8
1.4 Tujuan Penulisan ............................................................... 9
1.3.1 Tujuan umum .................................................................. 9
1.3.2 Tujuan khusus ................................................................. 9
1.4 Manfaat Penulisan ...................................................................... 9
1.4.1 Manfaat teoritis ............................................................... 10
1.4.2 Manfaat praktis ............................................................... 10
xi
SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI
IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
xiii
DAFTAR GAMBAR
xi
SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI
IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah Menurut JNC VII Bell (2015) .............. 12
Tabel 2.2 Penyebab Hipertensi yang Dapat Diidentifikasi Depkes RI
(2006) ........................................................................................... 14
Tabel 2.3 Rekomendasi Modifikasi Gaya Hidup Pasien Hipertensi
American Heart Association (2013) ............................................... 18
Tabel 2.4 Keaslian Penulisan ......................................................................... 47
Tabel 4.1 Definisi Operasional Hubungan Dukungan Keluarga dan
Pengetahuan Pasien dengan Kepatuhan Pengobatan Pasien
Hipertensi di Puskesmas Pegirian Surabaya ................................... 66
Tabel 5.1 . Distribusi Karakteristik Demografi Responden .............................. 74
Tabel 5.2 Dukungan Keluarga Pasien Hipertensi ............................................. 76
Tabel 5.3 Pengetahuan Pasien Hipertensi ........................................................ 76
Tabel 5.4 Kepatuhan Pegobatan Pasien Hipertensi .......................................... 77
Tabel 5.5 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan
Pengobatan Hipertensi ................................................................... 78
Tabel 5.6 Hubungan Pengetahuan Pasien dengan Kepatuhan
Pengobatan Hipertensi .................................................................... 79
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Permohonan izin data awal ....................................................... 95
Lampiran 2 Permohonan izin penelitian ....................................................... 96
Lampiran 3 Rekomendasi pengambilan data awal Bangkesbangpol
Surabaya ................................................................................... 97
Lampiran 4 Rekomendasi izin penelitian Bangkesbangpol Surabaya ............ 98
Lampiran 5 Izin pengambilan data awal Dinkes Kota Surabaya .................... 99
Lampiran 6 Izin penelitian Dinkes Kota Surabaya ........................................ 100
Lampiran 7 Ethical Approval ....................................................................... 101
Lampiran 8 Lembar permintaan menjadi responden ..................................... 102
Lampiran 9 Lembar Informed Consent ......................................................... 103
Lampiran 10 Kuesioner penelitian .................................................................. 108
Lampiran 11 Hasil uji statistik Chi- Square .................................................... 116
Lampiran 13 Tabulasi data dukungan keluarga .............................................. 122
Lampiran 14 Tabulasi data pengetahuan pasien .............................................. 125
Lampiran 15 Tabulasi kepatuhan pengobatan ................................................. 128
Lampiran 17 Tabulasi data penelitian ............................................................. 131
Lampiran 18 Hasil uji validitas dan reliabilitas ............................................... 137
xv
DAFTAR SINGKATAN
xiv
BAB 1
PENDAHULUAN
menyebabkan munculnya outcome yang merugikan bagi pasien (Halpren dkk, 2006).
sangat penting untuk memahami dan memberikan intervensi yang tepat bagi pasien
tekanan darah tidak terkontrol yang dapat menjadi penyebab terjadinya penyakit
kardiovaskular lainnya seperti gagal jantung, penyakit arteri koroner, gagal ginjal,
bila memiliki tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik
the International Society of Hypertension, 2013). Banyak orang yang tidak menyadari
bahwa dirinya menderita hipertensi, hal ini disebabkan gejala yang tidak nyata dan
pada stadium awal belum menimbulkan gangguan yang serius pada kesehatannya
namun dapat dikontrol, oleh sebab itu diperlukan kontrol dan minum obat yang rutin
berobat. Hasil Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2010-2011 menunjukkan belum
pengobatan pasien dengan penyakit kronis bisaanya akan turun setelah enam bulan
Lansia merupakan bagian dari anggota keluarga dan anggota masyarakat yang
seseorang, risiko terkena hipertensi lebih besar sehingga pravelensi dikalangan usia
lanjut cukup tinggi yaitu sekitar 40 % dengan kematian sekitar 50 % di atas usia 60
tahun.
Data WHO tahun 2000 menunjukkan 972 juta (26,4%) penduduk di dunia
menderita hipertensi dan akan terus meningkat menjadi 29,2% pada tahun 2025.
Angka pasien hipertensi di Indonesia mengalami penurunan dari 31,7% tahun 2007
berdasarkan hasil pengukuran pada umur ≥18 tahun sebesar 25,8%. Cakupan
pelayanan kesehatan hanya sebesar 36,8 %, sebagian besar (63,2%) kasus hipertensi
di masyarakat tidak terdiagnosis. Jawa timur berada pada urutan ke-6 (Kemenkes RI,
2011 dan 2012 berada di peringkat ke-7 dengan masing prosentase sebesar 3,3% dan
3,06%.pada tahun 2013 berada pada peringkat ke-2 sebesar 13,6% dan pada 2014
Data WHO (2011) menyebutkan bahwa dari 50% pasien hipertensi yang
diketahui hanya 25% yang mendapatkan pengobatan dan 12,5% yang menjalankan
pengobatan dengan baik. Pasien hipertensi di Amerika diketahui sebanyak 51% yang
patuh dalam menjalankan pengobatan jangka panjang, sedangkan sekitar 25-50% dari
kematian yang tinggi yaitu berjumlah 125.000 orang (CDC’s Noon Conference,
2013). Negara berkembang tingkat kepatuhan terapi hanya 50% dan pada negara
POM RI, 2006). Tingkat kepatuhan kontrol Pasien hipertensi di Indonesia terbilang
masih cukup rendah, tingkat kepatuhan Pasien hipertensi tidak sampai 50%,Semakin
(Gama, 2014).
Pegirian Surabaya mengalami peningkatan dari tahun 2013 sampai 2014 sebanyak
848 kali menjadi 1961 kali dalam setahun, dan data kunjungan kasus untuk gagal
jantung kongestif sebanyak 4 kali. Tahun 2015 jumlah kunjungan kasus pasien
hipertensi esensial masih cukup tinggi yaitu sebanyak 1536 kali dan jumlah
Pegirian Surabaya yang tercatat pernah melakukan pengobatan sebanyak 189 orang
dengan jumlah kunjungan untuk kontrol sebanyak 289 kali kontrol. Sebagian besar
setiap bulannya yaitu sebesar 74,6% dari 189 orang memeriksakan diri hanya satu
kali dalam 3 bulan sedangkan 17,5% dari 189 orang memeriksakan diri 2 kali dalam
3 bulan, dan hanya 7,9 % dari 189 orang saja yang 3 kali dalam 3 bulan untuk
kontrol. Sebagian besar dari jumlah 189 orang penderita hipertensi lebih dari
bertanggung jawab untuk 7% dari seluruh kecacatan dan harapan hidup tahun 2010.
Hipertensi telah menjadi prioritas untuk kebijakan kesehatan global dengan jumlah
pasien hipertensi yang tidak terkontrol yang meningkat menjadi sekitar 1 miliar di
seluruh dunia pada tiga dekade terakhir. Kontrol yang efektif pada pasien hipertensi
yaitu pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular harus ditingkatkan (Ikeda,
2013).
Menurut hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada tanggal 29 maret 2016
di Puskesmas Pegirian Surabaya 70% dari sepuluh pasien hipertensi tidak melakukan
kontrol rutin. 60 % Pasien hipertensi mengatakan bahwa tidak pernah atau jarang ada
pasien hipertensi mengatakan bahwa mereka tidak mengerti jika hipertensi kadang
timbul tanpa gejala, sehingga 70% pasien bisaanya hanya melakukan pengobatan
ketika merasa sakit saja. Sebanyak 60% Pasien hipertensi tidak meminum obat nya
dengan rutin beberapa diataranya karena merasa sehat, dan karena efek samping obat
penyakit yang secara alami tidak menimbulkan gejala, terapi jangka panjang, efek
samping obat, regimen terapi yang kompleks, pemahaman yang kurang tentang
pengelolaan dan risiko hipertensi serta biaya pengobatan yang relatif tinggi
1) Pasien atau individu yang terdiri dari sikap atau motivasi pasien untuk sembuh dan
juga keyakinan dari individu tersebut untuk menjalankan anjuran dari dokter; 2)
pasien untuk mengelola penyakitnya dengan baik; 3) Dukungan sosial dalam bentuk
emosional dari keluarga dapat meningkatkan kepatuhan dan mengurangi ansietas dari
tingkat pengetahuan dan motivasi pasien. Pengetahuan yang tinggi pada pasien
tentang manfaat dan tujuan dari pengobatan akan menjalankan pengobatan dengan
teratur.
pasien, karena seseorang yang sedang sakit tentunya membutuhkan perhatian dari
keluarga. Perhatian dari keluarga tersebut dapat berupa kasih sayang, perhatian,
baik, tentunya akan selalu mengingatkan untuk menjalani pengobatan dengan baik.
jantung dan iskemik serta stroke hemmoragik. Komplikasi dari tekanan darah tinggi
yang lain juga bisa terjadi gagal jantung, kerusakan ginjal, perdarahan retina dan
kerusakan pengelihatan. Menjaga tekanan sistolik dan diastolik sampai kurang dari
Hipertensi yang tidak diobati bisa memicu timbulnya stroke yang berbahaya. Stroke
yang fatal mempunyai peluang dua kali lebih besar pada orang yang menderita
hipertensi yang tidak diobati dibandingkan dengan mereka yang memiliki tekanan
darah nomal di usia yang sama. Hipertensi adalah faktor risiko stroke yang utama
disamping merokok dan riwayat penyakit jantung. Sebanyak 70% dari pasien stroke
memiliki hipertensi (Depkes RI, 2009). Kontrol dalam penyakit hipertensi dapat
dikatakan sebagai pengobatan seumur hidup jika ingin menghindari risiko terjadinya
bersama antara pasien dan dokter yang menanganinya. Kepatuhan seorang pasien
meminum obat antihipertensi tetapi juga dituntut peran aktif dan kesediaan pasien
yang ditentukan serta perubahan gaya hidup sehat yang dianjurkan (Burnier et.al,
2001).
yang tinggi akan lebih patuh terhadap saran dan anjuran yang diberikan oleh petugas
kesehatan. Faktor lain yang dapat mempengaruhi perilaku kesehatan adalah dukungan
kesehatan orang tersebut karena keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat
yang dapat ditimbulkan akibat dari perilaku ketidakpatuhan tersebut. Dalam hal ini
hipertensi, sehingga ada upaya yang efektif dalam mencapai derajat kesehtaan
masyarakat. Hubungan yang baik antara petugas kesehatan dan pasien akan
Surabaya
Surabaya
Surabaya
pasien dan dukungan keluarga terhadap kepatuhan pengobatan pasien, sehingga dapat
1. Tempat penelitian
Manfaat dari hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi pihak
2. Tenaga kesehatan
Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa memberikan pengetahuan bagi tenaga
perilaku pasien untuk patuh dalam menjalani pengobatan, sehingga dapat membuat
3. Perawat
Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa menjadi masukan bagi perawat dalam
meningkatkan peran perawat sebagai edukator dan menunjukkan sikap empati dan
caring kepada pasien agar motivasi pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
dari tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolik 90
mmHg atau lebih.Gabungan dari meningkatnya akses pengobatan dan kontrol yang
stroke sebesar lebih dari 60% dan 50% angka kematian yang disebabkan penyakit
koroner. Hal ini dapat dilihat di semua kelompok usia baik pria dan wanita, dan
dalam populasi khusus (Publikasi Centers for disease control and Prevention
kardiovaskuler progresif yang timbul dari etiologi yang kompleks dan saling
terkait.Tanda gejala awal bisaanya muncul sebelum terjadi kenaikan tekanan darah
jantung dan pembuluh darah yang merusak jantung, ginjal, otak, pembuluh darah, dan
Penyakit hipertensi merupakan masalah yang besar dan serius. Hal ini
disebabkan karena prevalensinya yang tinggi dan cenderung meningkat di masa yang
akan datang dan tingkat keganasan penyakit yang diakibatkan sangat tinggi seperti
49
penyakit jantung, stroke,gagal ginjal dan lain lain, juga menimbulkan kecacatan
mahal dan membutuhkan waktu yang panjang bahkan seumur hidup (Astutik, 2014).
laten ini menyelubungi perkembangan penyakit sampai terjadi kerusakan organ yang
bermakna, jika terdapat gejala maka bisaanya bersifat non-spesifik, misalnya sakit
kepala atau pusing. Hipertensi yang tidak diketahui dan dirawat dapat mengakibatkan
kematian karena payah jantung , infark miokardium, stroke, atau gagal ginjal. Deteksi
dini dan perawatan hipertensi yang efektif dapat menurunkan jumlah morbiditas dan
mortalitas. Pemeriksaan tekanan darah secara teratur mempunyai arti penting dalam
perawatan hipertensi.
untuk orang dewasa berusia 18 tahun atau lebih tanpa mengelompokkan seseorang
hipertensi dengan ada atau tidaknya faktor risiko atau kerusakan organ.
Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan darah menurut JNC VIII Bell (2015) Hypertension
The Silent Killer Update JNC-8 Guideline Recommendations)
Klasifikasi tekanan Tekanan darah Tekanan darah
darah sisitolik diastolic
Normal <120 mmHg <80 mmHg
Prehipertensi 120-139 mmHg 80-89 mmHg
Hipertensi derajat 1 140-159 mmHg 90-99 mmHg
Hipertensi derajat 2 ≥160 mmHg ≥100 mmHg
(Bell, 2015)
termasuk dalam indikasi terapi obat sehingga harus dilatih untuk merubah gaya hidup
1. Hipertensi esensial
kelainan dasar patologis yang jelas. Penyebab hipertensi meliputi faktor genetik dan
Penyebab hipertensi yang disebabkan oleh faktor lingkungan antara lain diet,
Sebagian besar pasien, kenaikan berat badan yang berlebihan dan gaya hidup
menderita hipertensi memiliki berat badan yang berlebih dan penelitian pada berbagai
2. Hipertensi sekunder
komorbid atau obat-obatan tertentu yang dapat meningkatkan tekanan darah (Lihat
tabel2.2). Kebanyakan kasus, disfungsi renal akibat penyakit ginjal kronis atau
sekunder (Depkes RI, 2006). Beberapa penyebab hipertensi sekunder dapat dilihat
Black dan Hawks (2009) menyebutkan faktor risiko dari hipertensi dapat
1) Riwayat keluarga
kalsium-natrium, hal ini lebih banyak ditemukan pada orang berkulit hitam. Pasien
dengan orang tua yang memiliki hipertensi memiliki risiko terserang hipertensi pada
2) Usia
Hipertensi primer bisaanya muncul pada usia 30-50 tahun. Peristiwa hipertensi
meningkat seiring bertambahnya usia, pasien berumur lebih dari 60 tahun memiliki
tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg. Hasil dari penelitian epidemiologi
3) Jenis kelamin
Hipertensi lebih banyak terjadi pada pria dibanding wanita sampai kira-kira pada
usia 55 tahun. Usia 55 sampai 74 tahun maka tingkat risikonya akan sama, kemudian
4) Etnis
Alasan dari tingginya pravelensi hipertensi pada orang berkulit hitam tidaklah jelas,
akan tetapi hal ini dikaitkan dengan kadar renin yang lebih rendah, sensitivitas yang
lebih besar terhadap vasopressin, tingginya supan garam, dan tingginya stress
lingkungan.
1) Diabetes
Hipertensi berisiko terjadi lebih dari dua kali lipat pada pasien dengan diabetes.
2) Stres
Stres dapat terjadi peningkatan resistansi vaskular perifer dan curah jantung serta
menstimulasi aktivitas sistem saraf simpatis. Respon stress yang berlebihan atau
3) Obesitas
Obesitas dengan bentuk tubuh apel (besar pada bagian atas tubuh) memiliki risiko
yang lebih tinggi dibadingkan dengan obesitas dengan bentuk pear (besar pada bagian
tubuh bawah). Obesitas disertai dengan faktor-faktor lain ditandai dengan sindrom
4) Nutrisi
Diet tinggi garam memungkinkan pelepasan natriuretik yang berlebihan, secara tidak
mekanisme vasopresor yang ada di system saraf pusat. Penelitian juga menunjukkan
perkembangan hipertensi.
5) Penyalahgunaan obat
merupakan faktor risiko hipertensi. Kondisi tertentu nikotin pada rokok dan obat
seperti kokain dapat menyebabkan naiknya tekanan darah secara langsung. Orang
Pengaruh dari kafein bersifat kontroversial, kafein meningkatkan tekanan darah tetapi
Sebagian besar pasien hipertensi tidak merasakan tanda dan gejala dari
nafas pendek, pusing, nyeri dada, palpitasi, dan epitaksis. Gejala-gajala tersebut
berbahaya jika diabaikan, tetapi bukan merupakan tolak ukur keparahan dari penyakit
hipertensi (WHO, 2013). Menurut Price (2005) tanda dan gejala hipertensi antara lain
sakit kepala bagian belakang, sulit tidur, gelisah, kepala pusing, dan berdebar-debar,
pasien hipertensi bisaanya baru merasakan gejala ketika sudah terjadi komplikasi.
Gangguan yang mungkin terjadi seperti gangguan fungsi jantung, koroner, fungsi
ginjal dan gangguan fungsi kognitif atau stroke. Perjalanan penyakit yang sangat
lambat menyebabkan pasien hipertensi jarang merasakan gejala atau tanda dari
serangan hipertensi disebut masa laten. Masa laten (masa dimana hipertensi
2007).
2.1.6 Pengobatan
keterlibatan dari pasien, keluarga, penyedia, dan system pelayanan kesehatan, serta
yang sudah dibuktikan, kepatuhan pengobatan, dan kontrol yang kesehatan yang
1. Non farmakologis
Menjalani pola hidup sehat telah banyak terbukti dapat menurunkan tekanan
faktor risiko kardiovaskular lain, maka strategi pola hidup sehat merupakan
tatalaksana tahap awal, yang harus dijalani setidaknya 4-6 bulan. Setelah jangka
waktu tersebut, tidak didapatkan penurunkan tekanan darah yang diharapkan atau
didapatkan faktor risiko kardiovaskular yang lain, maka sangat dianjurkan untuk
memulai terapi farmakologi. Beberapa pola hidup yang dianjurkan untuk pasien
Tabel 2.3 Rekomendasi modifikasi gaya hidup (American Heart Association, 2013)
Modifikasi Rekomendasi Perkiraan
pengurangan
tekanan darah
sistolik
Pengurangan berat Jaga berat badan normal (Body mass index 18.5- 5-20 mmHg/10 Kg
badan 24.9 kg/m2)
Mengadaptasi Konsumsi diet yang kaya akan buah, sayur, dan 8-14 mmHg
perencanaan makan susu rendah lemak dan produk yang mengandung
DASH *5 lemak yang tinggi
Mengurangi intake 1. Konsumsi sodium tidak boleh lebih dari 2.400 2-8 mmHg
sodium mg/hari
2. Pengurangan lebih lanjut dariasupan natrium
untuk 1.500 mg/hari diinginkan, karena hal ini
terkait dengan penurunan lebih besar pada BP
3. Mengurangi asupan natrium setidaknya 1.000
mg/hari karena itu akan menurunkan BP,
bahkan jika diinginkan asupan sodium harian
tidak diperbolehkan
Aktivitas fisik Olahraga secara teratur seperti jalan cepat (kurang 4-9 mmHg
lebih 30 menit per hari, hampir setiap hari dalam
seminggu)
Sikap tidak Batasi konsumsi alkohol tidak boleh lebih dari 2 2-4 mmHg
berlebihan pada botol per hari pada pria dan 1 botol per hari pada
konsumsi alkohol wanita
1) Penurunan berat badan dengan cara mengganti makanan tidak sehat dengan
yang lebih selain penurunan tekanna darah, seperti menghindarkan dari diabetes
dan dislipidemia.
pasien tidak menyadari kandungan garam pada makanan cepat saji, makanan
kaleng, daging olahan, dan sebagainya. Tidak jarang, diet rendah garam juga
3) Olah raga yang teratur sebanyak 30-60 menit/ hari, minimal 3 hari/ minggu,
dapat menolong penurunan tekanan darah. Pasien yang tidak memiliki waktu
untuk berolahraga secara khusus, sebaiknya harus tetap dianjurkan untuk berjalan
kaki, mengendarai sepeda atau menaiki tangga dalam aktifitas rutin mereka di
tempat kerjanya.
berkembangan pergaulan dan gaya hidup. Konsumsi alkohol lebih dari 2 gelas per
hari pada pria atau 1 gelas per hari pada wanita, dapat meningkatkan tekanna
darah.
menurunkan tekanan darah, akan tetapi merokok merupakan salah satu faktor
berhenti merokok.
2. Terapi farmakologi
Terapi farmakologi Menurut PERKI (2015) pada hipertensi dimulai bila pasien
hipertensi derajat 1 yang tidak mengalami penurunan tekanan darah setelah > 6 bulan
menjalani pola hidup sehat dan pada pasien dengan hipertensi derajat ≥2. Beberapa
prinsip dasar terapi farmakologi yang perlu diperhatikan untuk menjaga kepatuhan
(2) Berikan obat generik (non-paten) bila sesuai dan dapat mengurangi biaya.
(3) Berikan obat pada pasien usia lanjut (diatas usia 80 tahun), dengan
(5) Berikan edukasi yang menyeluruh kepada pasien mengenai terapi farmakologi.
Alogaritm, 2014
Dilakukan modifikasi gaya hidup, tetapkan goal tekanan darah, memulai konsumsi obat penurun
tekanan darah berdasarkan alogaritma
Populasi umum(tanpa diabetes atau Dengan diabetes atau CKD
CKD)
Usia ≥ 60 Usia < 60 Semua umur dengan Semua umur dan ras
diabetes tanpa CKD dengan CKD dengan
atau tanpa diabetes
BP Goal BP Goal
< 150/90 < 140/90
BP Goal BP Goal
<140/90 <140/90
Tidak
Perkuat modofikasi gaya hidup dan kepatuhan terhadap medikasi ke dosis
maksimal, pertimbangkan menambah obat lain ( ACEI, ARB, CCB, Rhiazide)
Lanjutkan
Tekanan darah sesuai target ? terapi dan
monitoring
Tidak
kesehatan
Perkuat modifikasi gaya hidup dan kepatuhan minum obat tambahkan obat
yang belum dipilih (missal beta bloke, aldosteron antagonis, dan lain-lain)
Gambar 2.1 Alogaritma pengobatan Hipertensi menurut JNC- 8 (James, et all 2014)
Kunjungan berasal dari kata kunjung yang ada dalam kamus bahasa Indonesia
berarti pergi (datang) untuk menengok atau meninjau. Kunjungan merupakan hal atau
adalah perbuatan atau perilaku datang ke sebuah tempat atau institusi untuk
Kunjungan kontrol sering disebut dengan kontrol ulang karena sifatnya harus
Kunjungan kontrol bagi pasien hipertensi merupakan hal yang penting untuk
dilakukan secara rutin karena perjalanan penyakit hipertensi yang cenderung menetap
sejak dini. Hal yang bisa dilakukan pada kunjungan kontrol hipertensi yaitu
pemeriksaan tekanan darah, apabila didapatkan angka yang cukup tinggi pada
tekanan darah maka dokter akan memberikan terapi berupa terapi farmakologis sesuai
dosis yang dibutuhkan pasien. Selain pemeriksaan dan pengobatan, dokter juga akan
status kesehatannya. Hal ini sepertinya kurang berlaku pada pemeriksaan di pusat
pelayanan umum seperti puskesmas. Jumlah pasien yang mengantri untuk berobat
kadang membuat beberapa dokter tidak memberikan banyak waktu untuk pasien
berkonsultasi. Keaktifan diri dari pasien untuk berani berkonsultasi dan mengajukan
2. Pasien hipertensiakan mendapat terapi lebih awal jika didapatkan tekanan darah
cukup tinggi.
mencapai target tekanan darah yang diinginkan pada pasien hipertensi dengan
5. Langkah pasien hipertensi dalam usaha menjaga tekanan darah akan tetap terarah.
darah jantung. Apabila terjadi terkanan darah yang tinggi secara terus-menerus pada
pembuluh darah maka jantung akan terpaksa bekerja dengan keras lagi untuk
mengimbanginya. Jantung harus memompa darah lebih cepat lagi dari keadaan
normal. Bila hal ini terjadi dalam waktu yang lama maka jantung akan membengkak
dan melemah dan tidak sanggup lagi mengirimkan darah sehingga dalam waktu yang
lama akan terjadi gagal jantung yang disusul dengan sesak napas kemudian tubuh
akan membengkak karena pembuluh darah tidak mampu mengalirkan cairan dengan
menimbulkan iskemia ginjal sehingga terjadi penurunan laju filtrasi glumerolus (Ibnu
arteri. Arteri yang terkena adalah arteri otot jantung, aorta, pembuluh darah otak,
pembuluh darah retina. Dinding pembuluh darah mengalami aterosklerosis. Jika hal
ini dibiarkan, maka dapat terjadi pembekuan pembuluh darah yang sangat berbahaya.
sebagian atau seluruh tubuh bahkan kematian secara tiba-tiba. Bila terjadi pada mata,
maka akan mengalami rabun atau buta. Bila terjadi pada ginjal, fungsi ginjal akan
sebelum bertambah parah dan terjadi komplikasi serius seperti gagal ginjal, serangan
gaya hidup dan pola makan. Beberapa kasus hipertensi erat kaitannya dengan gaya
hidup tidak sehat, seperti kurang olah raga, stress, minum-minuman, beralkohol,
merokok, dan kurang istirahat. kebisaaan makan juga perlu diwaspadai. Pembatasan
asupan natrium (komponen utama garam), sangat disarankan karena terbukti baik
untuk kesehatan pasien hipertensi. Perjalan penyakit ini termasuk penyakit kronis
yang dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi antara lain: stroke, gagal
Lanjut usia atau usia tua adalah suatu periode dalam rentang kehidupan seseorang,
yaitu suatu periode dimana seseorang “ beranjak jauh” dari periode terdahulu yang
menyenangkan, atau beranjak dari waktu yang penuh bermanfaat (Hurlock, 2002). Lansia
(lanjut usia) adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis, fisik,
b. Lansia usia potensial adalah lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan
c. Lansia tak potensial adalah lansia yang tidak berdaya mencari nafkah sehingga
b. Usia lanjut dini (senescen) yaitu kelompok yang mulai memasuki masa usia lanjut
c. Lansia berisiko tinggi untuk menderita berbagai penyakit degeneratif (usia >65
tahun)
Perubahan yang terjadi pada lansia menurut (Santoso, 2009) antara lain :
Perubahan pada kondisi fisik pada lansia meliputi perubahan dari tingkat sel
yang ditemukan pada lansia diantaranya lansia mudah jatuh, mudah lelah, kekacauan
mental akut, nyeri pada dada, berdebar-debar, sesak nafas pada saat melakukan
aktivitas kerja / kerja fisik, pembengkakan pada kaki bawah, nyeri pinggang atau
punggung, nyeri sendi pinggul, sering pusing, berat badan menurun, gangguan pada
kesehatan, tingkat pendidikan atau pengetahuan, dan situasi lingkungan. Dilihat dari
segi mental dan emosional sering muncul perasaan pesimis, timbulnya perasaan tidak
aman dan cemas. Adanya kekacauan mental akut, merasa terancam akan timbulnya
suatu penyakit atau takut ditelantarkan karena tidak berguna lagi. Hal ini bisa
3. Perubahan psikososial
4. Perubahan kognitif
tugas yang membutuhkan kecepatan dan tugas yang memerlukan memori jangka
5. Perubahan spiritual
kehidupannya.
Perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati
langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Perilaku merupakan
respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar) sedangkan
perilaku kesehatan adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus atau objek yang
berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan
terhadap rangsangan dari luar. Perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus
terhadap organisme, kemudian merespon, sehingga teori Skinner ini sering disebut
Perilaku muncul sebagai hasil interaksi antara tanggapan dari individu terhadap
stimulus yang datang dari lingkungannya agar bisa beradaptasi dan tetap bertahan.
Hal yang mendasari timbulnya perilaku adalah dorongan yang ada dalam diri
manusia, sedangkan dorongan merupakan usia jadi perilaku muncul karena adanya
dorongan untuk bertahan. Menurut Notoatmodjo (2007) Ada tiga unsur utama dalam
perilaku yaitu :
1. Pengetahuan
akal budinya untuk megenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat
manusia, marupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan
manusia, yaitu beberapa indera pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk
intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Bloom (1956) menjadi enam tingkatan,
Tahu dapat diartikan sebagai ingatan akan suatu materi yang tela dipelajari
Ukuran bahwa seseorang itu tahu bahwa ia dapat menyebutkan, menguraikan, dan
menyatakan.
Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, akan tetapi
harus dapat menginterpretasikan tentang objek yang diketahui tersebut dengan benar.
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya.Maksudnya
aplikasi ini apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud dapat
komponen yang terdapat dalam suatu masalah objek yang telah diketahui.
suatu bentuk yang baru atau kemampuan untuk menyusun formulasi-formulasi yang
sudah ada atau dimiliki. Ukuran kemampuan jika seseorang dapat menyusun,
meringkas, merencanakan, dan menyesuaikan suatu teori atau rumusan yang ada.
terhadap suatu objek. Penilaian didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri
agar terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat. Semakin tinggi tingkat
pengetahuan. Hal ini dapat memacu seseorang untuk bersifat aktif dalam
mengingkatkan pengetahuan.
(2) Informasi seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak akan
media massa.
(3) Budaya tingkah laku manusia atau sekelompok manusia dalam memenuhi
(4) Pengalaman suatu yang pernah dialami seseorang akan menambah pengetahuan
(5) Sosial ekonomi tingkat kemampuan seseorang yang memenuhi kebutuhan hidup
Menurut Notoatmodjo (2010) dari berbagai macam cara yang telah digunakan
1. Cara Tradisional atau Non Ilmiah Cara tradisional terdiri dari empat antara lain :
pengetahuan adalah melalui cara coba-coba atau yang bisaa dikenal dengan istilah
“ Trial and Error”. Metode ini telah digunakan oleh manusia dalam jangka
waktu yang lama sebagai cara untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Bahkan
sampai sekarang metode ini masih sering digunakan. Metode ini juga mempunyai
peran yang besar dalam menemukan dasar-dasar teori di berbagai cabang ilmu
pengetahuan.
b. Secara kebetulan
Salah satu contohnya adalah penemuan enzim urease oleh Summers yang
kebisaaan dan tradisi yang dilakukan oleh seseorang, tanpa melalui penalaran
apakah yang telah dilakukan adalah baik ataupun tidak. Kebisaaan seperti ini
tidak hanya terjadi pada kalangan masyarakat tradisional saja, melainkan juga
baik pemimpin pemerintah, tokoh agama, maupun ahli ilmu pengetahuan. Pada
pribadi dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini
Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat memperoleh teori atau
mencubit atau menjewer telinga. Ternyata pada zaman sekarang ini hal tersebut
Ajaran agma adalah suatu kebenaran yang diturunkan Tuhan melalui Nabi.
Kebenaran ini harus diyakini dan diterima oleh pengikut agama yang
diluar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau berfikir terlebih dahulu.
Kebenaran yang diperoleh dengan cara ini sulit dipercaya karena tanpa melalui
cara-cara yang rasional dan sistematis. Kebenaran ini hanya diperoleh dari intuisi
manusia juga mengalami perkembangan. Pada zaman sekarang ini manusia telah
i. Induksi
berasal dari pengamatan indera atau hal-hal yang nyata, maka dapat dikatakan
j. Deduksi
merupakan suatu bentuk deduksi berlaku bahwa sesuatu yang dianggap benar
secara umum pada kelas tertentu, berlaku juga kebenarannya pada semua
Cara baru atau cara modern dalam memperoleh pengetahuan pada zaman
ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut dengan “metode
methdology). Pada walanya cara ini dikembangkan oleh Francis Bacon (1561
1. Segala sesuatu yang positif, yaitu gejala tertentu yang muncul pada saat
dilakukan pengamatan.
2. Segala sesuatu yang negatif, yaitu gejala tertentu yang tidak muncul pada
2. Sikap
Secara umum sikap sebagai kecenderungan untuk berespon (secara positif dan
negatif) terhadap orang, objek, dan situasi tertentu. Sikap merupakan reaksi atau
respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulasimatau objek.
Sikap juga merupakan suatu kecenderungan berfikir, berpesepsi, dan bertindak. Sikap
emosi dan pikiran. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian
Menurut Yusuf (2006), ada tiga komponen yang dapat mempengaruhi sikap
antara lain :
dengan bagaimana persepsi orang terhadap objek sikap, Berisi persepsi dan
berhubungan dengan rasa senang merupakan hal yang positif, sedangkan rasa tidak
senang merupakan hal yang negatif. Komponen ini menunjukkan arah sikap, yaitu
positif dan negatif. Merupakan perasaan individu terhadap objek sikap dan
menyangkut masalah emosi. Aspek ini merupakan aspek yang paling bertahan
1) Tingkatan sikap
1. Menerima (receiving)
2. Merespon (responding)
3. Menghargai (valuing)
terhadap objek atau stimulus, dalam arti membahasnya dengan orang lain, bahkan
bisa mengajak atau mempengaruhi atau mengajurkan orang lain untuk merespon.
4. Bertanggung jawab
Sikap yang paling tinggi tingkatnya adalah bertanggung jawab terhadap apa
berdasarkan keyakinannya, dia harus berani mengambil risiko bila ada orang lain
Faktor yang paling penting dalam seseorang berperilaku adalah adanya niat.
Niat akan ditentukan oleh sikap seseorang. Sikap ditentukan oleh keyakinan
seseorang akibat dari tindakan yang akan dilakukan. Jadi, seseorang memiliki
keyakinan yang kuat akan akibat dari tindakan yang dilakukan secara positif akan
menghasilkan sikap yang positif pula. Sebaliknya jika seseorang tidak yakin akan
akibat dari perilaku yang dilakukan dengan positif akan menghasilkan sikap yang
a. Pengalaman pribadi untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, maka harus
melalui kesan yang kuat. Apa yang dialami akan membentuk dan mempengaruhi
individu yang menjadi .kelompok usahanya. Hanya kepribadian invidu yang kuat
c. Orang lain yang dianggap penting. Orang lain di sekitar kita merupakan salah satu
diantara komponen sosial yang dapat mempengaruhi sikap kita. Seseorang yang
dianggap penting akan diharapkan persetujuan bagi setiap tindakan dan pendapat
kita.
d. Media massa Media massa menyampaikan informasi yang berisi sugesti yang
dapat mengarahkan opini yang kuat dalam menilai suatu hal sehingga terbukalah
dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri
individu.
f. Emosional. Emosi dapat mendasari bentuk sikap karena dapat berfungsi sebagai
3.Dukungan keluarga
dalam masyarakat dan sebagai penerima asuhan keperawatan. Oleh karena itu
keluarga sangat berperan dalam menentukan cara asuhan yang diperlukan oleh
anggota keluarga yang sakit, apabila dalam keluarga tersebut salah satu anggota
keluarganya ada yang sedang mengalami masalah kesehatan maka sistem dalam
Dukungan dari keluarga akan memainkan suatu peran penting dalam kepatuhan,
memainkan suatu peran dalam menentukan apakah hal tersebut dapat menjadi
sesuatu yang berhubungan dengan masalah yang sedang dihadapi individu, yang
bersikap.
keadaan stress.
5. Ciri-ciri individual meliputi umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan status
sosial ekonomi.
hipertensi untuk melakukan perawatan, kontrol dan pengobatan, baik dapat diamati
secara langsung maupun tidak dapat diamati oleh pihak luar. Perilaku kontrol
dengan tindakan yang diambil yang merupakan tingkat pertama misalnya pasien
b. Respon terpimpin (guided respons), yaitu dapat melakukan sesuatu sesuai dengan
urutan benar dan sesuai dengan contoh misalnya pasien hipertensi dapat melakukan
minum obat teratur dan mengontrol tekanan darah secara rutin di pelayanan
kesehatan.
d. Adaptasi (adaptation), yaitu suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang
hipertensi dengan benar misalnya dari kepatuhan obat, kontrol dan diit hipertensi.
adanya interaksi antara petugas kesehatan dan pasien sehingga pasien mengerti
yang tertuju terhadap intruksi atau petunjuk yang diberikan dalam bentuk terapi
apapun yang ditentukan, baik diet, latihan, pengobatan atau menepati janji pertemuan
perilaku dari perilaku yang tidak mentaati peraturan ke perilaku yang mentaati
Seseorang dikatakan patuh berobat bila mau datang ke petugas kesehatan yang telah
ditentukan sesuai dengan jadwal yang ditentukan serta mau melaksanakan apa yang
pasien yang mandiri harus dapat merasakan bahwa ia dilibatkan secara aktif
3. Modifikasi faktor lingkungan dan sosial: hal ini berarti membangun dukungan
tersebut.
tentang diagnosis.
kesehatan. Kesehatan seseorang dipengaruhi oleh dua faktor pokok yaitu faktor
perilaku (behavioral causes) dan diluar perilaku (non behavioral causes). Faktor
penentu atau determinan perilaku manusia sulit untuk dibatasi karena perilaku
dalam menganalisis atau diagnosis dan evaluasi perilaku untuk suatu intervensi.
dan evaluasi pendidikan. Model teori ini dapat diuraikan bahwa perilaku itu sendiri
oleh:
Faktor ini berasal dari internal yang ada pada diri individu, kelompok, dan
terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut
masyarakat, tingkat pendidikan, serta tingkat sosial ekonomi. Faktor tersebut dapat
yang terwujud dalam lingkungan, fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-
fasilitas atau sarana-sarana kesehatan. Faktor ini berupa sarana prasarana atau
puskesmas, rumah sakit, tempat olahraga, makanan bergizi, uang, dan sebagainya.
mempunyai pengetahuan yang baik dan mampu untuk berperilaku sehat terkadang
tidak melakukannya. Dalam hal ini untuk berperilaku sehat memerlukan contoh
dari para tokoh masyarakat. Sikap dan perilaku petugas kesehatan, tokoh
dampak positif dari perilaku kesehatan dan kemampuan fisik dan material yang
cukup, tetapi juga dibutuhkan dukungan dari petugas kesehatan, keluarga dan
1. Keluarga 1. Ketersediaan
Faktor presdisposisi: 2. Teman sebaya pelayanan kesehatan
3. Pengajar 2. Akses ke pelayanan
1. Pengetahuan 4. Pekerja kesehatan
2. Sikap 5. Petugas Kesehatan 3. Komunitas / peraturan
3. Kepercayaan 6. Tokoh masyarajat pemerintah, serta
4. Nilai 7. Pembuat keputusan komitmen terhadap
5. Keyakinan kesehatan
4. Kemampuan
berhubungan dengan
kesehatan
Lingkungan
Perilaku Kesehatan (Kondisi Sekitar tempat
tinggal)
Kesehatan
Gambar 2.2 Faktor yang mempengaruhi Perilaku Kesehatan dari Lawrence Green dan Kreuter
(1991)
2. Hubungan Peran Keluarga D : Kepatuhan Berobat, D :Survey Analitik, Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar
Dengan Kepatuhan Berobat Pasien Hipertensi Cross Sectional peran keluarga kurang baik dan dikategorikan
Pasien Hipertensi di Desa I : Peran keluarga S :64 responden Pasien tidak patuh berobat 29,7%, yang peran
BatuKecamatan Likupang hipertensi di keluarganya kurang baik dan patuh berobat
Selatan Kabupaten Minahasa kecamatan likupang 6,2%, sedangkan peran keluarga baik dan
Utara selatan kabupaten tidak patuh berobat ada9,4% dan yang peran
(Agnes Stella, RinaKUndre, Jill Minahasa Utara keluarga baik dan patuh berobat 54,7%.dapat
Lolong.2015) I : Kuesioner disimpulkan terdapat hubungan peran
A : Chi Square keluarga dengan kepatuhan berobat.
3 Hubungan Peran Educator D : Tingkat kepatuhan D : Cross Sectional Terdapat hubungan yang signifikan antara
Perawat dalam Discharge pasien rawat inap untuk S : 40 pasien di peran educator perawat dalam discharge
Planning dengan Tingkat kontrol di rumah sakit Rumah sakit paru planning dengan tingkat kepatuhan pasien
Kepatuhan Pasien Rawat Inap I :Peran Educator perawat kabupaten jember rawat inap untuk kontrol di Rumah sakit paru
untuk Kontrol di Rumah Sakit dalam discharge planning I : Kuesioner Kabupaten Jember 42,5% pasien
Paru kabupaten Jember (Riza A : Chi Square mempersepsikan peran educator perawat
Firman Suryadi.2013) dalam discharge planning tidak baik dan 40%
pasien tidak patuh untuk control
4 Faktor yang berhubungan D : Kepatuhan berobat D: Cross sectional Penelitian ini menyimpulkan bahwa ada
45
46
8 Hubungan antara Tingkat I : Tingkat pendidikan, D : Cross Sectional Tidak ada hubungan yang signifikan antara
Pendidikan dan Dukungan Dukungan Keluarga, D : S: 70 responden pasien tingkat pendidikan dengan keapatuhan
Keluarga terhadap Kepatuhan Kepatuhan Berobat hipertensi dari berobat pasien hipertensi .Sedangkan, ada
Berobat pada pasien Hipertensi Hipertensi puskesmas Ngaliyan hubungan yang signifikan antara dukungan
di Puskesmas Ngaliyan semarang. keluarga dengan kepatuhan berobat pasien
Semarang (Lilis Trianni.2011) I : Kuesioner hipertensi di Puskesmas Ngaliyan Semarang
A:Chi Square
9 Faktor Lingkungan yang D : Kepatuhan terapi D :Cross Sectional Dari hasil penelitian dapat disimpulkan
Berhubungan dengan Tingkat pasien hipertensi S: 75 penderita bahwa terdapat hubungan antara komunikasi
Kepatuhan Terapi pasien I : Komunikasi hipertensi di teraupetik, dukungan keluarga,dan
Hipertensi Primer di Puskesmas terauperik, dukungan puskesmas pendapatan pasien terhadap tingat kepatuhan
Kedungmundu Kota Semarang keluarga, dukungan Kedungmundu terapi pasien hipertensi primer di Puskesmas
(Binti Sabrina, 2015) tenaga kesehatan, I:Kuesioner Kedungmundu, Kota Semarang
pendaparan, dan A: Chi quare
pengobatan lain
10 Factors Associated with I : Akses ke pelayanan D : Cross Sectional Ketidakpatuhan kontrol orang Afrika-
Appointment Non-Adherence kesehatan, pengetahuan, S : 185 warga afrika- Amerika dengan hipertensi tidak terkontrol
among African-Americans with sikap, dan kepercayan amerik yang tercatat di dikaitkan
Severe,Poorly Controlled D : Kepatuhan minum urbean medical center dengan banyak faktor seperti akses yang
Hypertension (Nwabuo obat di Maryland memadai untuk kesehatan, pengetahuan,
47
48
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL
Enabling Factors :
Kepatuhan pengobatan Hipertensi
1. Ketersediaan fasilitas Terkontrol
pelayanan kesehatan
2. Akses menuju
pelayanankesehatan
3. Komunitas/peraturan
pemerintah, prioritas dan
komunitmen pada
kesehatan
4. Kesehatan berhubungan
dengan kemampuan
Reinforcing Factors :
1. Dukungan keluarga
1. Dukungan keluarga
2. Teman sebaya
3. Pengajar
4. Pekerja
5. Dukungan petugas
kesehatan
ak6.Diteliti
Pemimpin komunitas
7. Pembuat keputusan
Keterangan :
= Diteliti
= Tidak diteliti
49
dari tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolik 90
mmHg atau lebih (Publikasi Centers for disease control and Prevention
menjalani pengobatan seumur hidup secara rutin dan menjaga pola hidup sehat.
Pemberian informasi atau konseling yang baik dari petugas kesehatan kepada pasien
hipertensi itu sendiri, selain itu dapat memotivasi pasien hipertensi untuk selalu
(Wijayanto, 2012).
faktor berperan dalam kepatuhan seorang pasien hipertesi dalam melakukan kontrol
di Pelayanan Kesehatan dan juga minum obat secara rutin. Menurut teori yang
manusia dari tingkat kesehatan. Perilaku dipengaruhi oleh tiga faktor. Faktor
predisposisi, faktor pendukung, dan faktor pendorong. Faktor predisposisi terdiri dari
faktor fisik, tersedia atau tidaknya sarana dan prasarana kesehatan serta kemudahan
dalam mencapai tempat pelayanan mencakup jarak dan waktu. Faktor pendorong
H1: Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan pengobatan pasien
hipertensi
hipertensi
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini akan dibahas tentang metodologi penelitian yang berisi: (1) Desain
penelitian; (2) Populasi, sampel (kriteria inklusi, ekslusi),besar sampel (sampel size),
dan teknik sampel (sampling); (3) Identifikasi variabel penelitian; (4) Definisi
bertujuan untuk membuat gambaran umum atau deskripsi mengenai suatu keadaan
antar variabel yang menekankan waktu pengukuran atau pengamatan data variabel
independen dan dependen pada saat bersamaan (sekali waktu). Pada jenis ini,
hubungan korelatif mengacu pada kecenderungan bahwa variasi suatu variabel diikuti
Pada penelitian ini, peneliti melibatkan minimal dua variabel (Nursalam, 2013).
predisposisi yaitu tingkat pengetahuan dan faktor pendorong yaitu dukungan keluarga
52
Melalui desain penelitian cross sectional ini nantinya akan diketahui ada atau
ini adalah tingkat pengetahuan dan dukungan keluarga pasien hipertensi, sedangkan
Pegirian Surabaya.
4.2.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
populasi disebut juga universe adalah sekelompok individu yang tinggal di wilayah
yang sama, atau sekelompok individu atau objek yang memiliki karakteristik yang
sama, misalnya usia, jenis kelamin, pekerjaan, status sosial, golongan darah yang
sama. Populasi terjangkau adalah populasi yang memenuhi kriteria penelitian dan
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah lansia pasien hipertensi
yang tercatat melakukan kontrol di Puskesmas Pegirian Surabaya pada bulan Januari-
Maret 2016. Jumlah Pasien hipertensi yang melakukan kontrol di Puskesmas Pegirian
Surabaya pada bulan Januari-Maret 2016 berjumlah 189 orang dan didominasi oleh
4.2.2 Sampel
Sampel merupakan sebagian kecil populasi yang digunakan dalam uji untuk
sampling. Jenis teknik sampling ini merupakan teknik penetapan sampel jenis non
probability terbaik. Pada consecutive sampling, setiap pasien yang memenuhi kriteria
jumlah pasien yang diperlukan terpenuhi (Sastroasmoro & Ismail, 1995 dalam
Nursalam, 2016). Sampel dalam penelitian ini diambil pasien hipertensi kelompok
lansia yang tercatat di Puskesmas Pegirian Surabaya dalam kurun waktu Januari-
Maret 2016. Hasil dari penelitian yang dilaksanakan selama tanggal 25 Juni - 1 Juli di
n=
= 51,45
= 51
Keterangan :
n = Besar sampel
N = Besar populasi
4. 2 Variabel Penelitian
Variabel dalam suatu penelitian adalah komponen atau faktor yang berkaitan
satu sama lain dan telah diiventarisasi lebih dulu dalam variabel penelitian (Chandra,
2008). Hadi (dalam Arikunto, 2006) mendefinisikan variabel sebagai gejala yang
bervariasi misalnya jenis kelamin, karena jenis mempunyai variasi. Gejala adalah
objek penelitian, sehingga variabel adalah objek penelitian yang bervariasi. Variabel
penelitian ini adalah tingkat pengetahuan pasien dan dukungan keluarga pasien
hipertensi.
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel
independen (Sugiyono, 2007). Variabel dependen dari penelitian ini adalah kepatuhan
observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena
(Hidayat, 2003).
Tabel 4.1 Definisi Operasional Penelitian Hubungan Dukungan Keluarga dan Pengetahuan Pasien Dengan Kepatuhan
Pengobatan Pasien Hipertensi di Puskesmas Pegirian Surabaya.
Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Skala Skor
Pengetahuan Kemampuan berpikir untuk Dilakukan tes pengetahuan Kuesioner Ordinal Benar : 1
memahami dan mengingat pasien tentang dengan 14 Salah : 0
pengobatannya pada pasien pertanyaan: 1 = Pengetahuan
hipertensi 1.Manfaat pengobatan = soal kurang, jika nilai <
nomor 4, 8, 9, 11, 14 50%
2.Tujuan pengobatan = soal 2 = Pengetahuan
nomor 10, 12, 13 sedang, jika nilai
3.Cara pengobatan = soal 50-75%
nomor 1, 2, 3, 5, 6, 7 3 = Pengetahuan
baik, jika nilai 76-
100%
Kemudian
dikategorikan
menjadi 2 kategori:
2 = Pengetahuan
baik jika nilai 14 -
11
1 = Pengetahuan
kurang jika nilai
>11
Dukungan Upaya yang dilakukan keluarga Dukungan keluarga dengan Kuesioner Ordinal Kuesioner
keluarga pada anggota keluarga yang 16 pertanyaan : dukungan keluarga
menderita hipertensi sesuai yang 1. Dukungan informasional = ada 16 item
dirasakan oleh pasien Soal nomor 1-4 Ya = 2
2. Instrumental = Soal nomor Tidak = 1
5-8 Skor maksimal 32
3. Emosional = Soal nomor 9- Skor minimal 16
12 3 = Dukungan
4. Harga diri = Soal nomor 13- keluarga baik = 32
16 2 = Dukungan
keluarga sedang =
31-16
58
59
telah ditentukan dikenal sebagai metode pengumpulan data. Instrumen merupakan alat
1. Data demografi
responden yang terdiri dari nomor responden, tanggal diisi, nama responden, jenis
jawaban ya bernilai “1” dan jawaban salah bernilai “0”.Sedangkan, untuk pertanyaan
unfavorable jawaban salah bernilai “1” dan jawaban benar bernilai “0”. Pertanyaan
pengobatan.
Pernyataan dibuat dalam bentuk skala Guttman yaitu skala yang bersifat tegas
memilih salah satu dari jawaban yang telah disediakan yaitu benar (B) atau salah (S)
berikut:
P=f/n x 100%
Keterangan:
P= prosentase
Terdapat 3 penilaian :
1 = Pengetahuan kurang
2 = Pengetahuan baik.
3. Dukungan keluarga
tentang dukungan keluarga yang digunakan oleh Nurssalam (2005) tentang dukungan
keluarga yang telah dimodifikasi oleh peneliti menjadi konsep dukungan keluarga pada
pasien hipertensi untuk mengumpulkan data yang akan diteliti. Pernyataan dalam
dukungan emosional (9-12), dan dukungan harga diri (13-16). Semua pernyataan
dalam kuesioner disusun dalam bentuk pernyataan positif dan menggunakan skala
likert dengan 4 pilihan jawaban yang terdiri dari Jumlah total pertanyaan dukungan
keluarga adalah 12 item. Setiap item memiliki jawaban “Ya” dan “Tidak”. Hasil
baik dan kurang. Baik jika jumlah total skor 32, Sedangkan kurang jika jumlah skor
dibawah 32.
Variabel dukungan keluarga dapat dianalisa dari semua nilai pengukuran dimensi
dari dukungan keluarga dengan ketetapan kategori menggunakan skala likert sebagai
berikut:
4. Kepatuhan pengobatan
kuesioner tentang kepatuhan pengobatan yang digunakan oleh Oliveira dkk (2009).
Kuesioner ini berisi pernyataan untuk mengukur kepatuhan pasien hipertensi dalam
melakukan pengobatan ke pelayanan kesehatan dan juga meminum obat yang berisi 8
item pertanyaan. Pertanyaan pada kuesioner ini terdiri dari 6 penyataan negatif
pertanyaan yang dijawab “ya” diberi nilai 0 dan 1 untuk pertanyaan yang dijawab
“tidak”, sedangkan untuk pernyataan favorable jawaban “ya” akan diberi nilai 1 dan
jawaban tidak diberi nilai “0”. Pernyataan no.8 untuk jawaban “tidak pernah/ jarang”
akan diberi skor 1, sedangkan untuk jawaban sesekali, terkadang, sering, dan selalu
diberi nilai 0. dalam kuesioner ini dibagi menjadi 2 yaitu: 1) skor <6 dikatakan tidak
patuh ; dan 2) skor 6-8 dikatakan patuh dengan menggunakan kuesioner MMAS-8
1. Validitas
Validitas merupakan suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu benar-benar
mengukur apa yang diukur (Saryono, 2008). Uji validitas bertujuan untuk mengetahui
sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan tugas
pengukurannya. Uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada pertanyaan dalam
kuesioner yang harus di buang atau diganti karena dianggap tidak relevan. Uji
validitas menggunakan SPSS dengan besar r tabel ditentukan dari jumlah responden
10 dengan tingkat signifikansi 5% (0,05) yaitu diperoleh nilai r tabel 0,5760. Item
Uji ini akan dilakukan pada saat pra penelitian terhadap kuesioner yang telah
dibuat oleh peneliti dan diujikan kepada pasien hipertensi yang tidak termasuk sampel
penelitian.
Surabaya pada tanggal 10 Juni 2016 dengan karakteristik yang sama sesuai dengan
kriteria inklusi dan eksklusi penelitian. Hasil uji validitas untuk kuesioner tingkat
pertanyaan yang tidak valid yaitu pertanyaan nomor 8 yang selanjutnya dihapus dan
kepatuhan pengobatan Morisky scale – 8 item juga dinyatakan valid dengan jumlah
2. Reliabilitas
pengukur dapat dipercaya atau diandalkan. Uji reliabilitas yang digunakan oleh
peneliti disini yaitu dengan uji Alpha Crobach’s, dilakukan pada saat pra penelitian
dan diujikan kepada pasien hipertensi yang tidak termasuk dalam sample penelitian.
yang tidak valid. Pertanyaan yang tidak valid kemudian dihapuskan dan tidak
dapat disimpulkan bahwa r hasil > r tabel (0,5760) semua pertanyaan dinyatakan valid
Dari hasil uji validitas kuesioner dukungan keluarga dapat disimpulkan bahwa
r hasil > r tabel (0,5760) semua pertanyaan dinyatakan valid, sedangkan Cronbach's
alpha menunjukkan nilai sebesar 0,737 berarti pertanyaan pada kuesioner dinyatakan
reliabilitas tinggi.
bahwa r hasil > r tabel (0,5760) semua pertanyaan dinyatakan valid, sedangkan
Cronbach's alpha menunjukkan nilai sebesar 0,795 berarti pertanyaan pada kuesioner
Penelitian ini dilaksanakan setelah mendapatkan izin dari semua pihak yang
Pengumpulan data merupakan suatu proses pendekatan pada subyek dan proses
langkah dalam pengumpulan data bergantung pada rancangan penelitian dan teknik
instrumen yaang diinginkan (Burns dan Grooe, 1999 dalam Nursalam, 2016).
1. Persiapan
Prosedur dan pengumpulan data penelitian ini peneliti pertama meminta surat
Surabaya disertai dengan proposal yang telah mendapat persetujuan dari dosen
yang ditujukan kepada Dinas kesehatan kota Surabaya untuk mengurus perizinan
Peneliti kemudian memberikan surat dari pihak dinas kesehatan kota Surabaya
yang kemudian diberikan kepada kepala Puskesmas Pegirian Surabaya dan memohon
izin secara langsung untuk melakukan pengambilan data awal serta penelitian. Setelah
mendapatkan peretujuan dari pihak puskesmas peneliti meminta data jumlah pasien
hipertensi dan juga data kunjungan kontrol pasien hipertensi selama buan Januari-
Maret 2016.
Dari data yang telah didapat peneliti menentukan besar sampel dan juga kriteria
inklusi dan ekslusi dari penelitian. Peneliti memastikan bahwa di Puskesmas tesebut
memang terdapat fenomena yang sesuai dengan fenomena yang akan diteliti, dengan
cara melakukan data awal untuk memperkuat fenomena penelitian yang akan diangkat.
kuesioner telah diuji etik untuk mengetahui apakah kuesioner sesuai dengan etik yang
berlaku, setelah itu di uji validitaskan dengan menyebar kuesioner ke kelompok yang
2. Pelaksanaan
Kuesioner yang telah dinyatakan valid dengan menggunakan uji SPSS di sebar
ke responden dengan metode door to door pada tanggal 25 Juni- 1 Juli 2016 dengan
waktu kunjungan yaitu dimulai pukul 08.00-11.00 dan sore pada pukul 15.00 – 17.00
agar tidak mengganggu jam istirahat responden. Penjelasan mengenai penjelasan dan
inform consent dilakukan pada saat dilakukan wawancara jika responden menyetujui
bersedia untuk menjadi responden mendapatkan mug sebagai souvenir. Hasil dari
kuesioner yang telah disebar kemudian dilakukan analisis data dengan uji Chi-Square
ini menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat. Analisis univariat hanya
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel yaitu
variabel dengan skala ordinal dan nominal atau (kategorik dengan kategorik) maka
digunakan uji Chi square dengan kemaknaan (α) = 5% dengan tingkat kepercayaan
95% digunakan untuk menguji perbedaan proporsi atau prosentase antara beberapa
kelompok data dan untuk mengetahui hubungan antara variabel kategorik dengan
kategorik (Hastono, 2007). Apabila p-value ≤ 0.05 maka dapat dikatakan ada
hubungan yang bermakna antara dua variabel, sehingga Ho ditolak, sedangkan apabila
p-value ≥ α 0,05 artinya tidak ada hubungan yang bermakna, maka Ho diterima.
Jika Chi square hitung α > (0,05), maka Hi ditolak. Sebaliknya, bila Hi diterima
berarti α < (0,05) maka ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dan
pengobatan. Bila Hi ditolak berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat
pengetahuan dan dukungan keluarga dengan tingkat kepatuhan pasien hipertensi dalam
menjalani pengobatan. Penelititan ini terdiri dari dua variabel independen yaitu tingkat
pengetahuan dan dukungan keluarga variabel dependen yaitu kepatuhan kontrol pasien
hipertensi.
1. Coding, dilakukan dengan memberikan kode terhadap jawaban yang ada pada
2. Editing, yaitu pemeriksaan kelengkapan isi kuisoner atau dengan kata lain
dilapangan sebelum proses pemasukan data agar data yang salah atau meragukan
3. Entry, merupakan proses memasukan data yakni berupa jawaban dari masing-
masing responden dalam bentuk kode ke dalam program atau software komputer
perangkat lunak yang sesuai, data yang sudah dimasukan kemudian di cek
kebenarannya.
supaya mudah dalam dilakukan penjumlahan, disusun dan ditata agar dapat
mencakup usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, penghasilan, tempat tinggal, dan
yang akan ditulis dalam bentuk kerangka atau alur penelitian (Hidayat, 2003).
Populasi Target
Lansia Penderita hipertensi yang menjalani pengobatan di wilayah Puskesmas Pegirian
Surabaya periode januari-maret 2016 (106 orang)
Consecutive Sampling
Pengumpulan Data
Kuesioner
Variabel Independen Variabel Dependen
Analisa Data
1.Tingkat Pengetahuan Tingkat kepatuhan pengobatan
Menggunakan uji Chi penderita hipertensi
2.Dukungan Keluarga Square α= 0,05
Setelah melakukan revisi sesuai saran dari reviewer etik, peneliti mendapatkan
persetujuan bahwa penelitian ini sesuai dengan etik dan bisa dilakukan. Penelitian
penelitian meliputi:
subjek mengetahui maksud dan tujuan penelitian serta dampak yang diteliti selama
pengumpulan data. Jika subjek bersedia diteliti maka harus menandatangani lembar
persetujuan (informed concent). Jika subjek menolak untuk diteliti maka peneliti tidak
nama responden pada lembar hasil penelitian. Lembar tersebut hanya diberi nomor
kode tertentu.
3. Kerahasiaan (confidentiality)
dijamin kerahasiaannya oleh peneliti. Hanya kelompok data tertentu yang akan
1) Dokumen atau berkas penelitian akan disimpan pada lokasi yang aman.
2) Data dikomputer hanya diperuntukkan bagi petugas yang terlibat dalam penelitian
saja dan tidak ada data tambahan untuk memvalidasi kebenaran hasil tersebut
seperti lembar observasi kepatuhan pengobatan dan studi dokumen rekam medis.
sehingga membutuhkan waktu dan juga tenaga yang lebih untuk memenuhi besar
sampel.
untuk mengisi kuesioner dan menjelaskan dengan detail tentang pertanyaan yang
BAB 5
Pada bab ini akan menjelaskan mengenai hasil dan pembahasan penelitian. Hasil
jenis pekerjaan, dan penghasilan keluarga yang akan disajikan dalam bentuk tabel, 3)
Data khusus yaitu data yang menampilkan dukungan keluarga, pengetahuan pasien dan
merupakan tipe puskesmas rawat jalan, berdiri sejak tahun 1957. Wilayah kerja
Puskesmas Pegirian ini memiliki visi sebagai penggerak dan pembangun dalam
kesehatan.
72
Gambar 5.1 Peta Geografis Wilayah Kerja Puskesmas Pegirian Surabaya (Pegirian,
2016)
terdapat program POSBINDU (Pos Pembinaan Terpadu) sebagai salah satu upaya
hipertensi. Sasaran utama dari POSBINDU adalah ibu-ibu balita. POSBINDU ini
dilaksanakan setiap bulannya yaitu sebanyak 16 kali di tempat yang berbeda. Bentuk
berobat yang memiliki kendala jarak rumah yang terlalu jauh. Pihak Puskesmas akan
kunjungan rutin ke puskesmas, hanya 7,9% dari 189 pasien saja yang melakukan
kunjungan rutin selama periode Januari – Maret 2016. Sistem kebijakan untuk
diberikan obat untuk 10 hari saja dikarenakan keterbatasan obat yang tersedia di
Puskesmas tersebut, jika pasien menginginkan obat lagi pasien tersebut harus
Penghasilan keluarga.
Dari tabel 5.1 diketahui bahwa mayoritas responden lansia pasien hipertensi di
total jumlah 51 responden. Sebanyak 38 responden (75%) adalah perempuan dan 25%
responden (41%). Semua lansia pasien hipertensi yang menjadi responden penelitian
sudah menikah. Sebagian besar responden yaitu 36 responden (71%) tidak bekerja.
1. Dukungan keluarga
Tabel 5.2 Distribusi tingkat dukungan keluarga lansia pasien hipertensi di Puskesmas
Pegirian Surabaya
Dukungan Keluarga Kategori Jumlah Persentase
Kurang 42 82%
Baik 9 18%
Total 51 100%
mendapatkan dukungan keluarga kurang dan hanya 9 responden (18%) saja yang
mendapatkan dukungan keluarga yang baik dari keluarganya . Dari keempat dukungan
keluarga pasien mendapatkan dukungan keluarga informasional dengan total nilai 352
dari nilai maksimum 408. Pada dukungan instrumental mendapatkan total nilai 340,
dan pada dukungan emosional mendapatkan nilai 378, serta pada dukungan harga diri
mendapatkan nilai 338. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pasien hipertensi paling
rendah mendapatkan dukungan keluarga pada aspek instrumental dan juga harga
dirinya.
2. Pengetahuan pasien
Dari tabel 5.3 diketahui bahwa tingkat pengetahuan lansia pasien hipertensi di
wilayah kerja Puskesmas Pegirian Surabaya sangat baik. Sebesar 46 responden (90%)
3. Kepatuhan Pengobatan
Berdasarkan tabel 5.4 dapat diketahui bahwa jumlah lansia pasien hipertensi di
Dibawah ini akan disajikan dalam bentuk tabel pola hubungan antar dua variabel
yaitu hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan pengobatan lansia pasien
Dari tabel 5.5 diketahui dari jumlah total 51 responden terdapat 7 orang (14%)
dengan dukungan keluarga kurang yang tidak patuh dan 2 responden (4%) yang patuh
tidak patuh dalam menjalankan pengobatan dan 2 responden (4%) yang patuh .
Responden dengan dukungan keluarga yang baik yaitu sebanyak 9 responden (17%)
patuh dalam menjalankan pengobatan. Hasil dari tabel menunjukkan bahwa pasien
dengan dukungan keluarga yang baik cenderung untuk patuh dalam menjalankan
pengobatan
Dari hasil uji statistic Chi-Square didapatkan p value = 0,0001 (α>0,05), maka
H1 diterima yang artinya terdapat hubungan yang signifikan antara dua variabel yaitu
Pada tabel dibawah ini akan disajikan dalam bentuk tabel pola hubungan antar dua
Tabel 5.6 Hubungan antara tingkat pengetahuan pasien dengan kepatuhan pengobatan
lansia pasien hipertensi di Puskesmas Pegirian Surabaya
Tingkat Tingkat Kepatuhan pengobatan Total
pengetahuan
Tidak patuh Patuh
pasien
Kurang 4 8% 1 2% 5 10%
Baik 34 67% 12 23% 46 90%
Total 38 75% 13 25% 51 100
Uji Chi- Square = 0,772
Dari tabel 5.6 diketahui dari jumlah total responden sebanyak 51 orang terdapat 38
pengetahuan yang baik ada 38 responden (67%), namun hanya 13 (25%) responden
yang patuh menjalankan pengobatan. Mayoritas pasien tidak patuh dalam menjalankan
Hasil uji statistic Chi-Square didapatkan hasil p = 0,772 (α>0,05), maka H1 ditolak
yang artinya bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan pasien dengan kepatuhan
5.2 Pembahasan
Dibawah ini akan dijelaskan tentang hubungan antara Pengetahuan pasien dan
Surabaya.
Dari hasil uji statistik chi- square dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara dua variabel yaitu antara dukungan keluarga dengan kepatuhan
mendapatkan dukungan keluarga yang baik dan dari tabel 5.6 menunjukkan bahwa
semua responden yang mendapatkan dukungan keluarga yang baik patuh dalam
Hasil dari penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Miller
dan Dimatteo (2013) yang menyatakan bahwa dukungan keluarga dan dukungan sosial
studi juga menunjukkan hubungan yang positif antara dukungan dengan kepatuhan
terhadap terapi diabetes. Pada faktanya, review meta-analytic dari 122 studi empiris
menemukan bahwa kepatuhan 27% lebih tinggi ketika pasien mendapatkan dukungan
untuk mereka.
Penelitian yang dilakukan oleh Trianni dkk (2015) juga menyebutkan bahwa
dengan dukungan keluarga baik 81,1% nya patuh dalam menjalankan pengobatan
sedangkan responden dengan dukungan keluarga cukup sebanyak 3,4% nya kurang
patuh. Responden dengan dukungan keluarga yang kurang semua dinyatakan tidak
hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan diit hipertensi pada lansia.
Responden dengan dukungan keluarga yang baik akan lebih patuh terhadap diit
dampak pada pasien untuk tidak patuh dalam manjalankan diit hipertensi. Banyak
faktor lain yang juga dapat memengaruhi kepatuhan seperti tingkat pengetahuan
tentang pentingnya diit hipertensi dan manfaatnya serta karakteristik responden yang
kebanyakan adalah ibu rumah tangga yang berpengaruh terhadap kemampuan pasien
untuk patuh terhadap diitnya. Anggota keluarga tidak membedakan makanan bagi
keluarga dan juga responden sebagai salah satu contoh keterbatasan biaya bagi pasien
Duval dan Logan 1986 dalam Efendi & Makhfudli 2009 menjelaskan bahwa
definisi keluarga yaitu perkumpulan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari dua
individu atau lebih dengan ikatan hubungan darah, perkawinan atau adopsi dan
kedekatan emosional. Keluarga terdiri dari kepala keluarga yaitu ayah serta beberapa
anggota keluarga yaitu ibu dan anak-anaknya yang saling berinteraksi satu sama lain
penerimaan keluarga terhadap penderita yang sakit. Dukungan sosial keluarga sebuah
proses yang terjadi sepanjang masa kehidupan, sifat dan jenis dukungan sosial
berupa dukungan sosial internal, seperti dukungan dari suami, istri atau dukungan dari
saudara kandung dan dapat juga berupa dukungan eksternal bagi keluarga inti.
dan akal, sebagai manfaatnya hal ini meningkatkan kesehatan dan adaptasi keluarga
(Friedman, 2010).
kesehatannya. Peranan keluarga dalam perawatan lansia yaitu menjaga atau merawat
sosial ekonomi serta memberikan motivasi dan memfasilitasi kebutuhan spiritual bagi
lansia. Dukungan keluarga merupakan suatu bentuk bantuan yang bertujuan untuk
keterbatasan. Keluarga juga berperan sebagai motivator bagi lansia untuk menyediakan
dkk, 2008).
yang positif bagi perkembangan kesehatan lansia dan juga sebaliknya (Handayani dan
Wahyuni, 2012).
situasi dan segala sesuatu yang berhubungan dengan maslah yang sedang dihadapi
individu, yang dapat berupa nasehat, petunjuk, masukan atau penjelasan bagaimana
seseorang bersikap; 3) Dukungan appraisal atau harga diri, bisa berbentuk penilaian
dikeluhkan, mau memahami, ekspresi kasih sayang dan perhatian yang menyebabkan
penyakit hipertensi yang diderita oleh pasien, penyebab, dan jadwal untuk minum obat
serta menasehati responden untuk minum obat dan juga kontrol kesehatannya.
Dukungan emosional yang diberikan oleh keluarga yang diberikan berupa kasih
sayang dan perhatian yang diberikan selama sakit, dan keluarga juga menyemangati
pasien untuk menjalani pengobatan serta mendengarkan keluh kesah yang dialami oleh
pasien. Dukungan harga diri pada pasien dapat diberikan berupa motivasi kepada
pasien untuk menjalankan dan patuh pengobatan, memberikan pujian, serta memilih
dukungan keluarga yang lain. Dukungan instrumental dapat diberikan keluarga kepada
lingkungan yang nyaman dan menyediakan obat yang diperlukan oleh pasien.
Dukungan keluarga pada aspek instrumental ini mendaptkan nilai rendah bisa
disebabkan oleh tingkat penghasilan keluarga yang rendah. Sebagian besar responden
dengan penghasilan keluarga 1-2 juta dan < 1 juta per bulannya tidak patuh dalam
dukungan keluarga yang diberikan. Seseoran biasanya akan mencari dukungan dan
persetujuan dari kelompok sosialnya, hal ini akan mempengaruhi keyakinan kesehatan
dan cara pelaksanaanya. Semakin tinggi tingkat ekonomi seseorang biasanya akan lebh
tanggap terhadap penyakit yang dirasakan. Penghasilan keluarga yang kurang dapat
kesehatannya mengingat pada lansia telah terjadi penurunan baik itu secara fisik
maupun kognitifnya (Santoso, 2009). Hal tersebut menyebabkan kontribusi yang besar
keluarga yang kurang akan berdampak besar bagi kepatuhan pasien dalam
menjalankan pengobatannya hal tersebut sesuai dengan tabel 5.5 yang menunjukkan
bahwa pasien dengan dukungan keluarga yang kurang mayoritasnya tidak patuh dalam
menjalankan pengobatan.
Puskesmas Pegirian Surabaya. Hasil penelitian yang tercantum dalam tabel 5.3
akan tetapi terdapat 38 responden yang dinyatakan tidak patuh dalam menjalankan
antara responden dengan tingkat pengetahuan yang baik maupun yang kurang.
Hasil dari penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Saleem dkk
(2010) yang menunjukkan tidak adanya hubungan antara pengetahuan dan kepatuhan
meskipun tingkat pengetahuan pasien cukup, pasien tidak yakin dengan manfaat dari
medikasi seharusnya bisa menghasilkan kontrol yang lebih baik pada pasien.
Hasil dari penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Manan
(2010) yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan klien tentang
penyakit diabetes mellitus dengan kepatuhan dalam upaya mengontrol tekanan gula
darah. Hal ini menunjukkan bahwa tidak semua pasien yang mempunyai pengetahuan
baik patuh dalam melaksanakan kontrol tekanan darah. Hal tersebut menunjukan
bahwa pengetahuan yang baik saja tidak cukup untuk membuat seseorang patuh dalam
menjalankan perilaku kesehatan, masih ada faktor-faktor lain yang berperan dalam
kepatuhan pasien.
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui dan diyakini oleh seseorang.
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan
2010).
Menurut Bloom (1956) terdapat enam tingkatan dari pengetahuan, yaitu sebagai
berikut: 1) Tahu yang dapat diartikan sebagai ingatan akan suatu materi ya g telah
pengetahuan. Ukuran untuk menilainya yaitu seseorang itu tahu dan ia dapat
tersebut tidak hanya tahu terhadap objek yang diketahui tetapi seseorang tersebut harus
memberikan contoh serta menyimpulkan objek yang telah dipelajari; 3) Aplikasi yang
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya; 4) Analisis yaitu
masalah atau objek yang telah dikeahui; 5) Sintesis merupakan kemampuan untuk
merencanakan, dan menyesuaikan suatu teori atau rumusan yang ada; 6) Evaluasi
objek. Penilaian didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau norma-
sampai tingkatan tahu saja tetapi belum sampai ke tingkatan selanjutnya. Pertanyaan di
Banyak responden yang tahu dan bisa menjawab dengan benar tetapi tidak bisa
Menurut Green dan Kreuter (1991) ada ada 3 faktor yang mempengaruhi perilaku
kesehatan seseorang yaitu: 1) Faktor pendorong yang terdiri dari pengetahuan, sikap,
kepercayaan, nilai, dan keyakinan dari seseorang; 2) Faktor pemungkin yang terdiri
Sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan yang rendah dan juga
tidak bekerja. Menurut Soekamto (2002) tingkat pendidikan dan juga sosial ekonomi
pengetahuan. Hal ini dapat memacu seseorang untuk bersifat aktif dalam
kebutuhan hidup semakin tinggi tingkat sosial ekonomi akan mendapat tingkat
dalam menerima informasi dan mengelolanya sebelum menjadi perilaku baik atau
pekerjaan dari responden. Responden yang bekerja mayoritas nya yaitu 10 dari 14
responden tidak patuh dalam menjalankan pengobatan. Menurut Green dan Kreuter
seseorang. Orang yang bekerja cenderung memiliki sedikit waktu untuk mengnjungi
hipertensi. Responden dengan usia 76-90 tahun semuanya tidak patuh dalam
Menurut teori yang diungkapkan oleh Green dan Kreuter (1991) bahwa
pengetahuan hanya salah satu faktor pendorong untuk mendukung perilaku kesehatan
nilai-nilai, dan keyakinan dari seseorang. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat
pengetahuan yang baik tidak menjamin bahwa seseorang akan patuh dalam menjalani
pengobatan, ada faktor-faktor lain yang juga turut mempengaruhi seseorang dalam
perilaku kesehatannya yaitu faktor pemungkin dan faktor dan faktor penguat lainnya.
BAB 6
Bab ini menjabarkan mengenai kesimpulan dan saran dari hasil penelitian
6.1 Simpulan
3. Sebagian besar lansia pasien hipertensi di Puskesmas Pegirian Surabaya tidak patuh
perbedaan proporsi kepatuhan antara pasien dengan dukungan keluarga yang baik
penghasilan keluarga.
6.2 Saran
hipertensi mengenai penyakit hipertensi dan juga peran dan dukungan yang perlu
agar risiko komplikasi dapat diturunkan dan menurunkan angka mortalitas serta
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I : Nefrologi dan
Hipertensi. Media Aesculapius FKUI, Jakarta
Azwar,S. 2002. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Pustaka Pelajar Jogja
Ofset, Yogyakarta
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depkes RI. Riset Kesehatan Jawa
Tengah. 2007 [internet]. c2008. [cited 2011 Oct 5]. Available at:
http://www.dinkesjatengprov.go.id/
Badan POM RI. 2006. Kepatuhan Pasien: Faktor Penting Dalam Keberhasilan
Terapi. Info POM Badan POM RI, 2006; Vol. 5 No. 7: 1-11. Diakses di http : //
perpustakaan. pom. go.id/
Direktorat Bina Farmasi Dan Klinik Ditjen Bina Kefarmasian Dan Alat Kesehatan
Departemen Kesehatan. 2006, Pharmaceutical Care untuk penyakit Hipertensi:
Bakti Husada
Filho, Oliveira et al. 2012. Association between The 8-item Morisky Medication
Adherence Scale (MMAS-8) and Blood Pressure Control.Sociedade
Brasileirade Cardiologia
Annisa,A.Firia Nur.Wahiduddin. dan Ansar,Jumrani.2013.Faktor yang Berhubungan
dengan Kepatuhan Berobat Hipertensi Pada Lansia di Puseksmas:
Pattingalloang Kota Makassar. Jurnal Ilmu Kesehatan. Bagian Epidemologi
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin, Makasar
Haryanti, Yeni Dwi et al.2012. Analisi Pengaruh Biaya Obat terhadap Kepatuhan
Kontrol Pasien Hipertensi di Instalasi Rawat Jalan RSD dr.Soebandi Jember
Periode januari-juni 2012.Artikel Ilmiah. Universitas Jember
Efendi & Makhfudli 2009, Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik
Dalam Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta
Rajasati ,Qorry Putri. Rharjo, Budi Bambang. Dan Ningrum Dinda Nur
Anggraini..2015.Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan
Pengobatan pada Pasien Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas
Kedungmundu Kota Semarang, Universitas Negeri Semarang, Semarang
Sabrina. Binti. 2015. Faktor Lingkungan Sosial yang Berhubungan dengan Tingkat
Kepatuhan Terapi Pasien Hipertensi Primer di Puskesmas Kedungmundu Kota
Semarang.Tesis. Universitas Diponegoro, Semarang
Suryadi, Riza Firman. 2013. Hubungan Peran Educator Perawat dalam Disharge
Planning dengan Tingkat Kepatuhan Pasien Rawat Inap untuk Kontrol di
Rumah Sakit Paru Kabupaten Jember. Skripsi. Universitas Jember, Jember
Saleem. F.2011. Association between Knowledge and Druf Adherence in Patient with
Hypertension in Quetta, Pakistan.Tropical journal of pharmaceutical Research
April 2011;10 (2): 125-132
Maryam, R. S., Mia, F. E., Rosidawati., Ahmad, J., & Irwan, B. (2008). Mengenal usia
lanjut dan perawatannya. Penerbit Salemba Medika, Jakarta
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 8
LEMBAR PERMINTAAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN
Dengan hormat,
Sehubungan dengan penyelesaian penyusunan skripsi Program Studi
Pendidikan Ners Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga, dengan ini saya:
Nama : PUTRI MULYASARI
NIM : 131211132001
Akan melakukan penelitian dengan judul :“Hubungan Pengetahuan Dan
Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Pengobatan Penderita Hipertensi Di
Puskesmas Pegirian Surabaya”
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan dukungan
keluarga pada penderita hipertensi serta tingkat kepatuhan mereka dalam menjalani
pengobatan..Manfaat dari penelitian ini untuk dijadikan sebagai acuan bagi Puskesmas
Pegirian Surabaya dalam menentukan upaya yang tepat dan efektif dalam
meningkatkan kepatuhan pengobatan penderita hipertensi di wilayah tersebut.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional, sehingga tidak ada
perlakuan apapun terhadap subyek. Subyek hanya terlibat sebagai responden yang
akan diminta untuk mengisi kuesioner yang dibagikan.
Untuk kepentingan tersebut, maka saya memohon kesediaan Saudara/i untuk
berpartisipasi menjadi responden dengan sukarela dan menjawab pertanyaan dengan
sejujur – jujurnya sesuai dengan apa yang Saudara/i ketahui.
Semua jawaban dan data identitas anda akan dirahasiakan dan tidak ada
maksud kegunaan lain.
Demikian atas bantuan dan kerjasama Saudara/i , atas partisipasinya dalam
penelitian ini saya ucapkan terima kasih.
Surabaya, 2016
Hormat saya,
Putri Mulyasari
NIM. 131211132001
Lampiran 9
LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN
BAGI RESPONDEN PENELITIAN
(PASIEN HIPERTENSI)
Manfaat
1. Tempat penelitian
Manfaat dari hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi pihak puskesmas
2. Tenaga kesehatan
Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa memberikan pengetahuan bagi tenaga
perilaku pasien untuk patuh dalam menjalani pengobatan, sehingga dapat membuat
3. Perawat
Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa menjadi masukan bagi perawat dalam
meningkatkan peran perawat sebagai edukator dan menunjukkan sikap empati dan
caring kepada pasien agar motivasi pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
4. Responden
pengetahuan berupa informasi kesehatan yang akan disampaikan pada saat kunjungan
Bahaya potensial
Tidak ada bahaya potensial yang diakibatkan oleh keterlibatan anda dalam
penelitian ini, oleh karena dalam penelitian ini hanya dilakukan pengisian kuesioner
untuk menilai tingkat dukungan keluarga, pengetahuan pasien, dan kepatuhan
pengobatannya
Prosedur Penelitian
Penyusunan proposal penelitian
Analisis data
Pelaporan
Lampiran 10
INFORMED CONSENT
(PERNYATAAN PERSETUJUAN IKUT PENELITIAN)
Peneliti Responden
(…………………….)
KUESIONER PENELITIAN
No. Responden :
Tanggal pengisian :
1. Pilihlah jawaban yang menurut Anda sesuai dengan memberikan tanda cek atau
centang (√) pada salah satu jawaban yang telah disediakan.
2. Silahkan bertanya pada peneliti apabila ada pertanyaan yang kurang jelas.
IDENTITAS RESPONDEN
1. Alamat responden :
2. Jenis kelamin :
a. Laki-laki
b. Perempuan
3. Umur responden :
a. 60- 75 tahun
b. 75 - 90 tahun
c. > 90 tahun
4. Pendidikan terakhir :
b. SD
c. SLTP
d. SLTA
e. Perguruan tinggi
5. Pekerjaan responden :
a. Tidak bekerja
b. Buruh
c. Pelajar/Mahasiswa
d. Wiraswasta
e. Pegawai negeri/TNI/POLRI
f. Lain-lain
a. < Rp.650.000
b. > Rp.650.000
7. Status Pernikahan :
a. Sudah Menikah
b. Belum
8. Tekanan darah :
DATA KELUARGA
1. Jenis kelamin :
2. Pendidikan :
3. Pekerjaan :
4. Umur :
5. Status Pernikahan :
6. Hubungan dengan pasien :
STRUKTUR KELUARGA
1. Jumlah anggota
3 keluarga
>3 :
2. Agama :Islam Kristen Hindu Budha
3. <1jt
Penghasilan : 1-2jt >2jt
4. Tipe keluarga :
Tradisional Non tradisional
(Pertanyaan no 1- 15)
DUKUNGAN KELUARGA
1. Penilaian
Kepatuhan berobat penderita hipertensi di Puskesmas Pegirian Surabaya
dipengaruhi oleh salah satu faktor dari faktor perubahan perilaku yaitu, dukungan
keluarga. Peneliti ingin mengetahui apakah keluarga memberikan dukungan kepada
anggota keluarganya yang menderita hipertensi dalam menjalani pengobatan.
2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda
check atau centang (√) pada jawaban yang dipilih.
No Pertanyaan Ya Tidak Skor
A. Dukungan Informasional
1. Apakah keluarga mengetahui tentang penyakit
Hipertensi yang anda derita
2. Apakah keluarga mengetahui penyebab anda
menderita hipertensi
3. Apakah keluarga anda tahu obat apa yang harus anda
minum dan jadwal anda untuk kontrol
4. Apakah keluarga anda pernah menasehati anda
untuk minum obat dan kontrol secara rutin
B. Dukungan Instrumental
5. Apakah keluarga mampu menciptakan lingkungan
yang nyaman bagi anda (nyaman, tidak bising,
bersih, dan aman)
6. Apakah keluarga anda tidak membuatkan jadwal
anda untuk berobat
7. Apakah keluarga anda mengantar anda kontrol ke
puskesmas
8. Apakah keluarga anda mampu untuk menyediakan
obat yang anda perlukan
C. Dukungan emosional
9. Apakah anda tetap merasa disayangi meskipun anda
sedang sakit
10. Apakah keluarga anda memberikan perhatian lebih
saat anda sakit
11. Keluarga memberikan semangat dan dukungan
kepada saya ketika saya mulai malas melakukan
pengobatan
12. Keluarga selalu mendengarkan keluh kesah saya
selama menjalani pengobatan
D. Sering
E. Selalu
Lampiran 12
Statistics
Pengetahuan_pasien Kepatuhan_Pengobatan
N Valid 51 51
Missing 0 0
Mean 1.90 .25
Median 2.00 .00
Std. Deviation .300 .440
Minimum 1 0
Maximum 2 1
Pengetahuan_pasien
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Pengetahuan kurang 5 9.8 9.8 9.8
Pengetahuan baik 46 90.2 90.2 100.0
Total 51 100.0 100.0
Kepatuhan_Pengobatan
Frequenc Percen Cumulative
y t Valid Percent Percent
Valid Tidak patuh 38 74.5 74.5 74.5
Patuh 13 25.5 25.5 100.0
Total 51 100.0 100.0
Descriptive Statistics
Maximu Std.
N Minimum m Mean Deviation
Dukungan_Keluarga 51 1 2 1.18 .385
Kepatuhan_Pengobata
51 0 1 .25 .440
n
Valid N (listwise) 51
Chi-Square Testsc
Asymptotic Exact Sig. Exact Sig. Point
Value df Significance (2-sided) (2-sided) (1-sided) Probability
Pearson Chi-Square .088a 1 .767 1.000 .622
Continuity
.000 1 1.000
Correctionb
Likelihood Ratio .092 1 .761 1.000 .622
Fisher's Exact Test 1.000 .622
Linear-by-Linear
.086d 1 .769 1.000 .622 .409
Association
N of Valid Cases 51
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.27.
b. Computed only for a 2x2 table
c. For 2x2 crosstabulation, exact results are provided instead of Monte Carlo results.
d. The standardized statistic is .294.
Symmetric Measures
Monte Carlo Significance
95% Confidence
Interval
Approximate Lower Upper
Value Significance Significance Bound Bound
Nominal by Contingency
.041 .767 1.000c .943 1.000
Nominal Coefficient
N of Valid Cases 51
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.074 2
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Pengetahuan_pasien 1.90 .300 51
Kepatuhan_Pengobatan .25 .440 51
Correlations
Pengetahuan_pasien Kepatuhan_Pengobatan
Pengetahuan_pasien Pearson Correlation 1 .042
Sig. (2-tailed) .772
Dukungan_Keluarga
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Dukungan keluarga kurang 42 82.4 82.4 82.4
Dukungan keluarga baik 9 17.6 17.6 100.0
Total 51 100.0 100.0
Kepatuhan_Pengobatan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Tidak patuh 38 74.5 74.5 74.5
Valid
Patuh 13 25.5 25.5 100.0
Total 51 100.0 100.0
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Dukungan_Keluarga 51 1 2 1.18 .385
Kepatuhan_Pengobatan 51 0 1 .25 .440
Valid N (listwise) 51
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.29.
b. Computed only for a 2x2 table
c. For 2x2 crosstabulation, exact results are provided instead of Monte Carlo results.
d. The standardized statistic is 5.596.
Symmetric Measures
Value Approximate Monte Carlo Significance
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Dukungan_Keluarga 1.18 .385 51
Kepatuhan_Pengobatan .25 .440 51
Correlations
Dukungan_Keluarga Kepatuhan_Pengobatan
Pearson Correlation 1 .791**
Dukungan_Keluarga
Sig. (2-tailed) .000
Sum of Squares and Cross-
7.412 6.706
products
Covariance .148 .134
N 51 51
Pearson Correlation .791** 1
Kepatuhan_Pengobatan
Sig. (2-tailed) .000
Sum of Squares and Cross-
6.706 9.686
products
Covariance .134 .194
N 51 51
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Lampiran 13
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 TOTAL Kategori
Responden 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 32 2
Responden 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 32 2
Responden 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 31 1
Responden 4 2 2 1 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2 25 1
Responden 5 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 28 1
Responden 6 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 32 2
Responden 7 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 32 2
Responden 8 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 29 1
Responden 9 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 32 2
Responden 10 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 27 1
Responden 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 1
Responden 12 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 31 1
Responden 13 2 2 1 1 2 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2 2 25 1
Responden 14 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 2 2 1 1 2 22 1
Responden 15 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 1 28 1
Responden 16 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 32 1
Responden 17 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 32 1
Responden 18 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 28 1
Respondne 19 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 1 2 1 26 1
Responden 20 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 27 1
Responden 21 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 27 1
122
Responden 22 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 1 2 1 23 1
Responden 23 2 2 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 26 1
Responden 24 2 2 1 2 2 1 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 27 1
Responden 25 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 32 2
Responden 26 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 31 1
Responden 27 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 30 1
Responden 28 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 32 2
Responden 29 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 32 2
Responden 30 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 32 2
Responden 31 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 16 1
Responden 32 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 30 1
Responden 33 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 30 1
Responden 34 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 28 1
Responden 35 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 29 1
Responden 36 2 1 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 27 1
Responden 37 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 31 1
Responden 38 2 1 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 27 1
Responden 39 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 31 1
Responden 40 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 1
Responden 41 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 31 1
Responden 42 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 1
Responden 43 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 1
Responden 44 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 30 1
Responden 45 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 1
Responden 46 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 30 1
123
Responden 47 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 30 1
Responden 48 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 1
Responden 49 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 31 1
Responden 50 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 30 1
Responden 51 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 29 1
Keterangan :
1 = Dukungan keluarga kurang
2 = Dukungan keluarga baik
124
Lampiran 14
125
Responden 20 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 13 2
Responden 21 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 2
Responden 22 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 10 1
Responden 23 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 12 2
Responden 24 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 2
Responden 25 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 2
Responden 26 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 2
Responden 27 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 2
Responden 28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 2
Responden 29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 2
Responden 30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 2
Responden 31 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 13 2
Responden 32 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 12 2
Responden 33 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 2
Responden 34 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 2
Responden 35 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 2
Responden 36 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 2
Responden 37 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 2
Responden 38 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 2
Responden 39 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 12 2
Responden 40 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 12 2
Responden 41 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 12 2
Responden 42 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 12 2
Responden 43 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 12 2
Responden 44 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 12 2
126
Responden 45 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 12 2
Responden 46 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 12 2
Responden 47 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 12 2
Responden 48 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 12 2
Responden 49 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 12 2
Responden 50 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 12 2
Responden 51 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 12 2
Keterangan:
127
Lampiran 15
128
Responden 22 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Responden 23 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Responden 24 0 1 1 0 1 1 1 0 5 0
Responden 25 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1
Responden 26 0 0 1 1 0 1 1 0 4 0
Responden 27 1 1 1 0 0 0 1 0 4 0
Responden 28 1 1 1 1 1 0 1 1 7 1
Responden 29 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1
Responden 30 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1
Responden 31 0 0 1 0 1 1 0 1 4 0
Responden 32 0 1 1 1 1 1 0 0 5 0
Responden 33 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Responden 34 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Responden 35 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Responden 36 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Responden 37 0 0 0 1 1 0 0 0 2 0
Responden 38 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Responden 39 0 1 0 1 1 0 1 0 4 0
Responden 40 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0
Responden 41 1 1 0 1 1 0 1 0 5 0
Responden 42 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0
Responden 43 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0
Responden 44 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0
Responden 45 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0
Responden 46 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
129
Responden 47 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Responden 48 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Responden 49 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Responden 50 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Responden 51 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0
Katerangan:
1= Patuh
0= Tidak patuh
130
Lampiran 16
131
Responden 19 1 2 1 1 2 1 2
Responden 20 1 2 1 1 2 1 2
Responden 21 1 2 2 1 2 1 3
Responden 22 1 2 2 3 2 1 2
Responden 23 1 2 1 1 2 1 2
Responden 24 1 2 2 1 2 1 1
Responden 25 1 2 2 1 2 1 3
Responden 26 1 2 3 1 2 1 3
Responden 27 1 2 2 1 2 1 2
Responden 28 1 2 2 1 2 1 1
Responden 29 1 2 2 1 2 1 2
Responden 30 1 1 3 1 2 1 3
Responden 31 1 2 1 1 2 1 1
Responden 32 1 2 1 3 2 1 2
Responden 33 1 2 1 1 2 1 1
Responden 34 1 1 1 1 2 1 1
Responden 35 1 1 1 3 2 1 2
Responden 36 1 2 3 3 2 1 2
Responden 37 1 1 2 1 2 1 2
Responden 38 1 2 2 1 2 1 1
Responden 39 1 1 3 1 2 1 2
Responden 40 1 2 1 3 2 1 2
Responden 41 1 1 3 1 2 1 2
Responden 42 1 2 1 1 2 1 1
Responden 43 1 2 1 1 2 1 1
132
Responden 44 1 2 2 3 2 1 2
Responden 45 1 1 2 3 2 1 2
Responden 46 1 1 2 3 2 1 2
Responden 47 1 1 1 1 2 1 1
Responden 48 1 1 1 1 2 1 2
Responden 49 1 1 2 1 2 1 1
Responden 50 1 2 2 1 2 1 2
Responden 51 1 1 2 3 2 1 2
Keterangan:
133
Lampiran 17
TABULASI DATA PENELITIAN “ HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN PENGETAHUAN PASIEN DENGAN
KEPATUHAN PENGOBATAN PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS PEGIRIAN SURABAYA”
134
Rsp.19 1 2 1 1 2 1 2 1 2 0
Rsp.20 1 2 1 1 2 1 2 1 2 1
Rsp.21 1 2 2 1 2 1 3 1 2 0
Rsp.22 1 2 2 3 2 1 2 1 1 0
Rsp.23 1 2 1 1 2 1 2 1 2 0
Rsp.24 1 2 2 1 2 1 1 1 2 0
Rsp.25 1 2 2 1 2 1 3 2 2 1
Rsp.26 1 2 3 1 2 1 3 1 2 0
Rsp.27 1 2 2 1 2 1 2 1 2 0
Rsp.28 1 2 2 1 2 1 1 2 2 1
Rsp.29 1 2 2 1 2 1 2 2 2 1
Rsp.30 1 1 3 1 2 1 3 2 2 1
Rsp 31 1 2 1 1 2 1 1 1 2 0
Rsp.32 1 2 1 3 2 1 2 1 2 0
Rsp.33 1 2 1 1 2 1 1 1 2 0
Rsp.34 1 1 1 1 2 1 1 1 2 0
Rsp.35 1 1 1 3 2 1 2 1 2 0
Rsp.36 1 2 3 3 2 1 2 1 2 0
Rsp.37 1 1 2 1 2 1 2 1 2 0
Rsp.38 1 2 2 1 2 1 1 1 2 0
Rsp.39 1 1 3 1 2 1 2 1 2 0
Rsp.40 1 2 1 3 2 1 2 1 2 0
Rsp.41 1 1 3 1 2 1 2 1 2 0
Rsp.42 1 2 1 1 2 1 1 1 2 0
Rsp.43 1 2 1 1 2 1 1 1 2 0
135
Rsp.44 1 2 2 3 2 1 2 1 2 0
Rsp.45 1 1 2 3 2 1 2 1 2 0
Rsp.46 1 1 2 3 2 1 2 1 2 0
Rsp.47 1 1 1 1 2 1 1 1 2 0
Rsp.48 1 1 1 1 2 1 2 1 2 0
Rsp.49 1 1 2 1 2 1 1 1 2 0
Rsp.50 1 2 2 1 2 1 2 1 2 0
Rsp.51 1 1 2 3 2 1 2 1 2 0
136
Lampiran 18
Hasil Uji validitas dan Reliabilitas Kuesioner Penelitian Hubungan Dukungan Keluarga dan Pengetahuan Pasien dengan
Kepatuhan Pengobatan Pasien Hipertensi di Puskesmas Pegirian Surabaya
Correlations
Perta perta perta perta perta perta pertan pertan pertan pertan pertan pertan pertan
nyaan pertan pertan pertan nyaan nyaan nyaan nyaan nyaan yaan1 yaan1 yaan1 yaan1 yaan1 yaan1 yaan1
1 yaan2 yaan3 yaan4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 total
Pertan Pearson - - -
- -
** * * ** ** ** ** * * ** ** **
yaan1 Correlatio 1 -.816 1.000 1.000 -.816 -.816 -.600 -.816 .816 -.655 -.655 -.816 -.816 .816 .971
1.000** 1.000**
* * **
n
Sig. (2-
.004 .000 .000 .004 .004 .067 .004 .004 .040 .000 .040 .000 .004 .004 .004 .000
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
pertan Pearson
.833
yaan2 Correlatio -.816** 1 .816** .816** .667* .583 .408 .667* -.667* .535 .816** .802** .816** .583 .667* -.667*
**
n
137
Sig. (2-
.004 .004 .004 .035 .077 .242 .035 .035 .111 .004 .005 .004 .077 .035 .035 .003
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
pertan Pearson -
1.000* .971
yaan3 Correlatio 1.000* .816** 1 .816** .816** .600 .816** -.816** .655* 1.000** .655* 1.000** .816** .816** -.816**
* **
*
n
Sig. (2-
.000 .004 .000 .004 .004 .067 .004 .004 .040 .000 .040 .000 .004 .004 .004 .000
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
pertan Pearson -
1.000* .971
yaan4 Correlatio 1.000* .816** 1 .816** .816** .600 .816** -.816** .655* 1.000** .655* 1.000** .816** .816** -.816**
* **
*
n
Sig. (2-
.000 .004 .000 .004 .004 .067 .004 .004 .040 .000 .040 .000 .004 .004 .004 .000
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
pertan Pearson
- .853
yaan5 Correlatio -.816** .667* .816** .816** 1 .667* .408 .583 -.583 .802** .816** .535 .816** .667* 1.000**
** **
1.000
n
138
Sig. (2-
.004 .035 .004 .004 .035 .242 .077 .077 .005 .004 .111 .004 .035 .000 .000 .002
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
pertan Pearson
.833
yaan6 Correlatio -.816** .583 .816** .816** .667* 1 .816** .667* -.667* .535 .816** .356 .816** .583 .667* -.667*
**
n
Sig. (2-
.004 .077 .004 .004 .035 .004 .035 .035 .111 .004 .312 .004 .077 .035 .035 .003
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
pertan Pearson
.680
yaan7 Correlatio -.600 .408 .600 .600 .408 .816** 1 .408 -.408 .655* .600 .218 .600 .408 .408 -.408
*
n
Sig. (2-
.067 .242 .067 .067 .242 .004 .242 .242 .040 .067 .545 .067 .242 .242 .242 .031
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
pertan Pearson -
.753
** * ** ** *
yaan8 Correlatio -.816 .667 .816 .816 .583 .667 .408 1 1.000* .356 .816** .535 .816** .667* .583 -.583
*
*
n
139
Sig. (2-
.004 .035 .004 .004 .077 .035 .242 .000 .312 .004 .111 .004 .035 .077 .077 .012
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
pertan Pearson - -
** * ** ** * * ** ** *
yaan9 Correlatio .816 -.667 -.816 -.816 -.583 -.667 -.408 1.000 1 -.356 -.816 -.535 -.816 -.667 -.583 .583 .753
* *
n
Sig. (2-
.004 .035 .004 .004 .077 .035 .242 .000 .312 .004 .111 .004 .035 .077 .077 .012
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
pertan Pearson
.763
yaan1 Correlatio -.655* .535 .655* .655* .802** .535 .655* .356 -.356 1 .655* .429 .655* .535 .802** -.802**
*
0 n
Sig. (2-
.040 .111 .040 .040 .005 .111 .040 .312 .312 .040 .217 .040 .111 .005 .005 .010
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
pertan Pearson -
1.000* 1.000* .971
yaan1 Correlatio 1.000* .816** .816** .816** .600 .816** -.816** .655* 1 .655* 1.000** .816** .816** -.816**
* * **
*
1 n
140
Sig. (2-
.000 .004 .000 .000 .004 .004 .067 .004 .004 .040 .040 .000 .004 .004 .004 .000
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
pertan Pearson
.721
yaan1 Correlatio -.655* .802** .655* .655* .535 .356 .218 .535 -.535 .429 .655* 1 .655* .802** .535 -.535
*
2 n
Sig. (2-
.040 .005 .040 .040 .111 .312 .545 .111 .111 .217 .040 .040 .005 .111 .111 .019
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
pertan Pearson -
1.000* 1.000* .971
yaan1 Correlatio 1.000* .816** .816** .816** .600 .816** -.816** .655* 1.000** .655* 1 .816** .816** -.816**
* * **
*
3 n
Sig. (2-
.000 .004 .000 .000 .004 .004 .067 .004 .004 .040 .000 .040 .004 .004 .004 .000
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
pertan Pearson
.833
yaan1 Correlatio -.816** .583 .816** .816** .667* .583 .408 .667* -.667* .535 .816** .802** .816** 1 .667* -.667*
**
4 n
141
Sig. (2-
.004 .077 .004 .004 .035 .077 .242 .035 .035 .111 .004 .005 .004 .035 .035 .003
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
pertan Pearson
1.000* - .853
yaan1 Correlatio -.816** .667* .816** .816** .667* .408 .583 -.583 .802** .816** .535 .816** .667* 1
* ** **
1.000
5 n
Sig. (2-
.004 .035 .004 .004 .000 .035 .242 .077 .077 .005 .004 .111 .004 .035 .000 .002
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
pertan Pearson - -
-
yaan1 Correlatio .816** -.667* -.816** -.816** 1.000* -.667* -.408 -.583 .583 -.802** -.816** -.535 -.816** -.667* 1 .853
1.000**
* **
6 n
Sig. (2-
.004 .035 .004 .004 .000 .035 .242 .077 .077 .005 .004 .111 .004 .035 .000 .002
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Total Pearson
Correlatio -.971** .833** .971** .971** .853** .833** .680* .753* -.753* .763* .971** .721* .971** .833** .853** -.853** 1
n
142
Sig. (2-
.000 .003 .000 .000 .002 .003 .031 .012 .012 .010 .000 .019 .000 .003 .002 .002
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
N %
Excludeda 0 .0
Total 10 100.0
Reliability Statistics
.737 17
143
Correlations
Pertan pertan pertan pertan pertan pertan pertan pertan pertan pertany pertany pertany pertany pertany pertany Tota
yaan1 yaan2 yaan3 yaan4 yaan5 yaan6 yaan7 yaan8 yaan9 aan10 aan11 aan12 aan13 aan14 aan15 l
Sig. (2-
.004 .000 .000 .004 .004 .067 .242 .040 .040 .000 .040 .000 .004 .004 .000
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Sig. (2-
.004 .004 .004 .035 .077 .242 .486 .111 .111 .004 .005 .004 .077 .035 .004
tailed)
144
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Sig. (2-
.000 .004 .000 .004 .004 .067 .242 .040 .040 .000 .040 .000 .004 .004 .000
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Sig. (2-
.000 .004 .000 .004 .004 .067 .242 .040 .040 .000 .040 .000 .004 .004 .000
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Sig. (2-
.004 .035 .004 .004 .035 .242 .645 .005 .005 .004 .111 .004 .035 .000 .001
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
145
Sig. (2-
.004 .077 .004 .004 .035 .004 .486 .111 .111 .004 .312 .004 .077 .035 .004
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Sig. (2-
.067 .242 .067 .067 .242 .004 .242 .040 .040 .067 .545 .067 .242 .242 .032
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
pertany Pearson
.408 .250 .408 .408 .167 .250 .408 1 .356 .356 .408 .089 .408 .250 .167 .431
aan8 Correlation
Sig. (2-
.242 .486 .242 .242 .645 .486 .242 .312 .312 .242 .807 .242 .486 .645 .214
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Sig. (2-
.040 .111 .040 .040 .005 .111 .040 .312 .000 .040 .217 .040 .111 .005 .006
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
146
Sig. (2-
.040 .111 .040 .040 .005 .111 .040 .312 .000 .040 .217 .040 .111 .005 .006
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Sig. (2-
.000 .004 .000 .000 .004 .004 .067 .242 .040 .040 .040 .000 .004 .004 .000
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Sig. (2-
.040 .005 .040 .040 .111 .312 .545 .807 .217 .217 .040 .040 .005 .111 .031
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
147
Sig. (2-
.000 .004 .000 .000 .004 .004 .067 .242 .040 .040 .000 .040 .004 .004 .000
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Sig. (2-
.004 .077 .004 .004 .035 .077 .242 .486 .111 .111 .004 .005 .004 .035 .004
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Sig. (2-
.004 .035 .004 .004 .000 .035 .242 .645 .005 .005 .004 .111 .004 .035 .001
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Total Pearson
.972** .814** .972** .972** .868** .814** .676* .431 .795** .795** .972** .680* .972** .814** .868** 1
Correlation
Sig. (2-
.000 .004 .000 .000 .001 .004 .032 .214 .006 .006 .000 .031 .000 .004 .001
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
148
N %
Excludeda 0 .0
Total 10 100.0
Reliability Statistics
.737 17
149
Correlations
pertanyaan1 Pearson
1 .816** 1.000** 1.000** .816** .816** .600 .600 .982**
Correlation
Sig. (2-tailed) .004 .000 .000 .004 .004 .067 .067 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10
pertanyaan2 Pearson
.816** 1 .816** .816** .667* .583 .408 .408 .814**
Correlation
Sig. (2-tailed) .004 .004 .004 .035 .077 .242 .242 .004
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10
150
pertanyaan3 Pearson
1.000** .816** 1 1.000** .816** .816** .600 .600 .982**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .004 .000 .004 .004 .067 .067 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10
pertanyaan4 Pearson
1.000** .816** 1.000** 1 .816** .816** .600 .600 .982**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .004 .000 .004 .004 .067 .067 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10
pertanyaan5 Pearson
.816** .667* .816** .816** 1 .667* .408 .408 .826**
Correlation
Sig. (2-tailed) .004 .035 .004 .004 .035 .242 .242 .003
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10
pertanyaan6 Pearson
.816** .583 .816** .816** .667* 1 .816** .408 .875**
Correlation
Sig. (2-tailed) .004 .077 .004 .004 .035 .004 .242 .001
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10
151
pertanyaan Pearson
.600 .408 .600 .600 .408 .816** 1 .200 .685*
Correlation
Sig. (2-tailed) .067 .242 .067 .067 .242 .004 .580 .029
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10
pertanyaan8 Pearson
.600 .408 .600 .600 .408 .408 .200 1 .625
Correlation
Sig. (2-tailed) .067 .242 .067 .067 .242 .242 .580 .053
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10
total Pearson
.982** .814** .982** .982** .826** .875** .685* .625 1
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .004 .000 .000 .003 .001 .029 .053
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10
N %
152
Excludeda 0 .0
Total 10 100.0
Reliability Statistics
.795 9
153