Anda di halaman 1dari 170

IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN PENGETAHUAN PASIEN


DENGAN KEPATUHAN PENGOBATAN PASIEN HIPERTENSI DI
PUSKESMAS PEGIRIAN SURABAYA

PENELITIAN DESKRIPTIF KORELASIONAL

Oleh:
Putri Mulyasari
NIM. 131211132001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2016

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

HALAMAN SAMPUL DALAM SKRIPSI

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN PENGETAHUAN PASIEN


DENGAN KEPATUHAN PENGOBATAN PASIEN HIPERTENSI DI
PUSKESMAS PEGIRIAN SURABAYA

PENELITIAN DESKRIPTIF KORELASIONAL

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)


dalam Program Studi Pendidikan Ners
pada Program Studi Pendidikan Ners Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga

Oleh:
Putri Mulyasari
NIM : 131111031

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2016

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ii

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Motto
Sebaik-baik manusia adalah yang paling
bermanfaat bagi manusia.
(H.R. Ahmad)

HIDUP SEKALI BERARTI LALU MATI,

vi

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat serta

bimbingan-NYA penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN PENGETAHUAN PASIEN

DENGAN KEPATUHAN PENGOBATAN PASIEN HIPERTENSI DI

PUSKESMAS PEGIRIAN SURABAYA”. Proposal ini merupakan syarat untuk

menjalankan penelitian demi memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga.

Bersama ini perkenankanlah saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-

besarnya dengan tulus kepada:

1. Prof. Dr. Nursalam, M.Nurs (Hons). selaku Dekan Fakultas Keperawatan

Universitas Airlangga Surabaya yang telah memberikan kesempatan dan

fasilitas pembelajaran kepada kami sehingga dapat mengikuti dan

menyelesaikan pendidikan Program Studi Pendidikan Ners.

2. Dr. Kusnanto, S.Kp., M.Kes., selaku Wakil Dekan I Fakultas Keperawatan

Universitas Airlangga Surabaya yang telah memberikan kesempatan dan

motivasi kepada kami sehingga proses penyusunan skripsi ini dapat berjalan

dengan lancar.

3. Dr. Tintin Sukartini, S.Kp., M.Kes., selaku dosen pembimbing pertama yang

telah memberikan bimbingan, motivasi, dan arahan sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

4. Erna Dwi Wahyuni , S.Kep., Ns., M.Kep. selaku dosen pembimbing kedua

yang telah memberikan bimbingan, arahan, bantuan ilmu, informasi dan

vii

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

motivasi dalam penulisan penelitian, pengarahan pembahasan penelitian

sehingga dapat dipahami pembaca.

5. Sriyono, S.Kep.Ns., M.Kep., Sp.Kep.MB. Selaku dosen penguji proposal yang

telah mengarahkan dan memberi saran sehingga penelitian ini dapat berjalan

dengan baik.

6. Laily Hidayati, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku dosen penguji proposal dan skripsi

yang telah memberikan banyak arahan dalam perbaikan skripsi sehingga dapat

disajikan dengan baik.

7. Segenap staf pendidikan, Tata Usaha dan Perpustakaan Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Universitas Airlangga yang

telah memberikan bantuan fasilitas maupun ilmu kepada saya.

8. Staf Puskesmas Pegirian Surabaya yang telah memberikan izin untuk

melakukan penelitian dan bantuannya agar penelitian bisa berjalan dengan

baik.

9. Responden penelitian yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk

mengisi kuesioner penelitian ini sehingga penelitian dapat terlaksana dengan

baik.

10. Kedua orang tua saya Endah Winarni dan Muliadi serta saudara – saudara

saya terima kasih atas semua semangat, bantuan, dan kepercayaan yang telah

diberikan sehingga proposal ini dapat terselesaikan.

11. Keluarga GEN Corps yang telah memberi semangat dan mengingatkan untuk

segera menyelesaikan proposal ini.

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

12. GEN V yang selalu menyediakan waktunya terima kasih karena telah

memberikan dukungan dan bantuannya dalam menyelesaikan proposal ini

serta memberikan upacara selamat dan hadiah telah menempuh sidang skripsi.

13. Naim Kurniawan, Betty Ayu Astuti, Angger Pratama, Hakim Zulkarnain yang

telah membantu untuk menyelesaikan proposal ini dengan baik.

14. Aulia faridatul Ummam, Naim Kurniawan, Ninik Chorinidah, Amalia

Immadudini, Maria Elisa, Venny Dwi Hariani, Fitri Aidah, Rega Setiananda,

Indah Nur Rahmawati, dan Ibu Kader Posyandu Lansia yang telah membantu

jalannya penelitian.

15. Semua teman-teman angkatan 2012 yang telah memberikan semangat dalam

mengerjakan proposal ini.

16. Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah membantu

penyusunan proposal ini

Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah

memberikesempatan, dukungan, ilmu, dan juga bantuan yang lain dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kesempurnaan, baik

isi maupun penulisannya. Semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi peneliti

khususnya dan para pembaca pada umumnya.

xi
SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI
IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ABSTRACT

THE CORRELATION BETWEEN FAMILY SUPPORT AND PATIENTS’


KNOWLEDGE WITH MEDICATIONADHERENCE OF
HYPERTENSION PATIENTS
IN PUSKESMAS PEGIRIAN SURABAYA

Cross Sectional Study

By. Putri Mulyasari

Hypertension is one of the most diseases which causes morbidity and


mortality number in Indonesia. Level of medication adherence in developing
countries is only 50 percents. Medication nonadherence in patients with
hypertension is very harmful because it can leads sudden death for the sufferers.
The aim of this research was to analyze correlation among family support and
patients’ knowledge with medication adherence of hypertension patients in
Puskesmas Pegirian, Surabaya.

This research used descriptive correlational with cross sectional approach


as design. Population of this research was 189 elderly with hypertension in
working area of Puskesmas Pegirian, Surabaya. The number of samples were 51
based on concecutive sampling technique. Data was collected using questionnaire.
Independent variable of this research were family support and patients’
knowledge about medication for hypertension. The dependent variable
washypertension medication adherence. Data were analyzed using chi-square test
with level of significance less than or equal to 0,05 (α≤0,05).

The result showed that family support had strong correlation with
hypertension medication adherence (p = 0,0001) and there was no correlation
between patients’ knowledge with hypertesion medication adherence (p = 0,772).

It could be concluded that there was strong correlation between family


support with medication adherence of hypertension patients in Puskesmas
Pegirian Surabaya. Furthermore, the level of medication adherence of
hypertension patients is still poor. We hope the next researcher could find other
factors related to medication adherence of hypertension patients.

Keyword: family support, patients’ knowledge, hypertension, medication


adherence

xi
SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI
IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR ISI

Halaman Judul dan Prasyarat Gelar ................................................................ i


Lembar Penyataan........................................................................................... ii
Lembar Persetujuan Publikasi ......................................................................... iii
Lembar Pengesahan Pembimbing ................................................................... iv
Lembar Penetapan Panitia Penguji .................................................................. v
Motto ............................................................................................................ vi
Ucapan Terimakasih ...................................................................................... vii
Abstrack ......................................................................................................... x
Daftar Isi ....................................................................................................... xi
Daftar Gambar ................................................................................................ xiii
Daftar Tabel.................................................................................................... xiv
Daftar Lampiran.............................................................................................. xv
Daftar Singkatan ............................................................................................. xvi

BAB 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang .................................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah .......................................................... 8
1.3 Rumusan Masalah ............................................................. 8
1.4 Tujuan Penulisan ............................................................... 9
1.3.1 Tujuan umum .................................................................. 9
1.3.2 Tujuan khusus ................................................................. 9
1.4 Manfaat Penulisan ...................................................................... 9
1.4.1 Manfaat teoritis ............................................................... 10
1.4.2 Manfaat praktis ............................................................... 10

BAB 2 Tinjauan Pustaka


2.1 Konsep Hipertensi
2.1.1 Pengertian hipertensi ........................................................ 11
2.1.2 Klasifikasi hipertensi ........................................................ 12
2.1.3 Penyebab hipertensi .......................................................... 13
2.1.4 Faktor risiko ..................................................................... 14
2.1.5 Tanda dan gejala ............................................................... 16
2.1.6 Pengobatan ....................................................................... 17
2.1.7 Kunjungan kontrol hipertensi ............................................ 22
2.1.8 Manfaat kunjungan kontrol ............................................... 23
2.1.9 Komplikasi hipertensi ....................................................... 23
2.2 Konsep Lansia
2.2.1 Pengertian lansia ............................................................... 25
2.2.2 Batasan lansia ................................................................... 25
2.2.3 Perubahan pada lansia ....................................................... 26
2.3 Konsep Perilaku
2.3.1 Unsur-unsur perilaku ........................................................ 28
2.3.2 faktor yang mempengaruhi ............................................... 28
2.4 Perilaku Kontrol Hipertensi ......................................................... 39
2.5 Konsep Kepatuhan
2.5.1 Pengertian kepatuhan ........................................................ 4

xi
SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI
IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

2.5.2 Faktor yang mendukung kepatuhan pasien ........................ 40


2.6 Teori Lawrence Green ................................................................. 41
2.7 Keaslian Penulisan ...................................................................... 45

BAB 3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian


3.1 Kerangka Konseptual ................................................................. 48
3.2 Hipotesis Penelitian .................................................................... 51

BAB 4 Metode Penelitian


4.1 Desain Penelitian ........................................................................ 52
4.2 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan sampel (sampling) ... 53
4.2.1Populasi ............................................................................. 53
4.2.2Sampel .............................................................................. 54
4.2.3Teknik pengambilan sampel (sampling) ............................. 54
4.2.4Besar sampel ..................................................................... 55
4.3 Identifikasi Variabel ..................................................................... 55
4.3.1Variabel independen .......................................................... 56
4.3.2Variabel dependen ............................................................. 56
4.4 Definisi Operasional.................................................................... 56
4.5 Pengumpulan dan Pengolahan Data ............................................. 60
4.5.1 Instrumen ......................................................................... 60
4.5.2 Uji Statistik ...................................................................... 63
4.5.3 Lokasi dan Waktu ............................................................. 65
4.5.4 Prosedur ........................................................................... 65
4.5.5 Analisis data ..................................................................... 67
4.6 Kerangka Kerja Penelitian ............................................................ 69
4.7 Etika Penelitian ............................................................................ 70
4.7.1 Lembar persetujuan (Informed consent) ............................ 67
4.7.2 Tanpa nama (Anonimity) ................................................... 67
4.7.3 Kerahasiaan (Confidentiality) ........................................... 67
4.8 Keterbatasan Penelitian ............................................................ 71

BAB 5 Hasil dan Pembahasan


5.1 Hasil Penelitian ......................................................................... 68
5.1.1 Gambaran umum lokasi ............................................... 72
5.1.2 Karakteristik demografi responden .................................. 74
5.1.3 Dukungan keluarga, pengetahuan pasien,
kepatuhan pengobatan ..................................................... 75
5.2 Pembahasan .............................................................................. 70
5.2.1 Hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan
pengobatan pasien hipertensi ........................................... 79
5.2.2 Hubungan pengetahuan pasien dengan kepatuhan
pengobatan pasien hipertensi ........................................... 84
BAB 6 Simpulan dan Saran
6.1 Simpulan ...................................................................................... 89
6.2 Saran............................................................................................ 90

Daftar Pustaka .............................................................................................. 91

xiii

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Identifikasi Masalah Kepatuhan Pasien Hipertensi Dalam


Menjalani Pengobatan di Puskesmas Pegirian Surabaya ............ 8
Gambar 2.1 Alogaritma Pengobatan Hipertensi JNC 8.................................. 22
Gambar 2.2 Faktor yang mempengaruhi Perilaku Kesehatan dari Lawrence
Green dan Kreuter (1991) .......................................................... 46
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian Hubungan Dukungan Keluarga
dan Pengetahuan Pasien dengan Kepatuhan Pengobatan
Pasien Hipertensi di Puskesmas Pegirian Surabaya .................... 48
Gambar 4.1 Kerangka Kerja Hubungan Dukungan Keluarga dan
Pengetahuan Pasien dengan Kepatuhan Pengobatan
Hipertensi di Puskesmas Pegirian Surabaya .............................. 66
Gambar 5.1 Peta Geografis Wilayah Kerja Puskesmas Pegirian
Surabaya . ................................................................................ 73

xi
SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI
IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah Menurut JNC VII Bell (2015) .............. 12
Tabel 2.2 Penyebab Hipertensi yang Dapat Diidentifikasi Depkes RI
(2006) ........................................................................................... 14
Tabel 2.3 Rekomendasi Modifikasi Gaya Hidup Pasien Hipertensi
American Heart Association (2013) ............................................... 18
Tabel 2.4 Keaslian Penulisan ......................................................................... 47
Tabel 4.1 Definisi Operasional Hubungan Dukungan Keluarga dan
Pengetahuan Pasien dengan Kepatuhan Pengobatan Pasien
Hipertensi di Puskesmas Pegirian Surabaya ................................... 66
Tabel 5.1 . Distribusi Karakteristik Demografi Responden .............................. 74
Tabel 5.2 Dukungan Keluarga Pasien Hipertensi ............................................. 76
Tabel 5.3 Pengetahuan Pasien Hipertensi ........................................................ 76
Tabel 5.4 Kepatuhan Pegobatan Pasien Hipertensi .......................................... 77
Tabel 5.5 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan
Pengobatan Hipertensi ................................................................... 78
Tabel 5.6 Hubungan Pengetahuan Pasien dengan Kepatuhan
Pengobatan Hipertensi .................................................................... 79

xiv

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Permohonan izin data awal ....................................................... 95
Lampiran 2 Permohonan izin penelitian ....................................................... 96
Lampiran 3 Rekomendasi pengambilan data awal Bangkesbangpol
Surabaya ................................................................................... 97
Lampiran 4 Rekomendasi izin penelitian Bangkesbangpol Surabaya ............ 98
Lampiran 5 Izin pengambilan data awal Dinkes Kota Surabaya .................... 99
Lampiran 6 Izin penelitian Dinkes Kota Surabaya ........................................ 100
Lampiran 7 Ethical Approval ....................................................................... 101
Lampiran 8 Lembar permintaan menjadi responden ..................................... 102
Lampiran 9 Lembar Informed Consent ......................................................... 103
Lampiran 10 Kuesioner penelitian .................................................................. 108
Lampiran 11 Hasil uji statistik Chi- Square .................................................... 116
Lampiran 13 Tabulasi data dukungan keluarga .............................................. 122
Lampiran 14 Tabulasi data pengetahuan pasien .............................................. 125
Lampiran 15 Tabulasi kepatuhan pengobatan ................................................. 128
Lampiran 17 Tabulasi data penelitian ............................................................. 131
Lampiran 18 Hasil uji validitas dan reliabilitas ............................................... 137

xv

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR SINGKATAN

ARBs : Angiotensin II Receptors Blockers


ACE-I : Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor
BP : Blood Pressure
CDC : Centers for Disease Control and Prevention
Depkes RI: Departemen Kesehatan Republik Indonesia
HT : Hipertensi
ISH : International Society of Hypertension
JNC : Joint National Commite on Prevention, Detection,
Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure
Kemenkes : Kementrian Kesehatan
PERKI : Predisposing, Enabling, and Reinforcing Cause in
Educational Diagnosis and Evaluation
PRECEDE : Predisposing, Enabling, and Reinforcing Cause in
Educational Diagnosis and Evaluation
PROCEED : Predisposing, Enabling, and Reinforcing Cause in
Educational Diagnosis and Evaluation
WHO : World Health Organization
POSBINDU : Posyandu Pembinaan Induk
PUSLING : Puskesmas Keliling

xiv

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ketidakpatuhan pasien menjadi masalah serius yang dihadapi para tenaga

kesehatan professional (Niven, 2002). Rendahnya kepatuhan pasien hipertensi dapat

menyebabkan munculnya outcome yang merugikan bagi pasien (Halpren dkk, 2006).

Penderita hipertensi dengan tingkat kepatuhan yang tinggi terhadap pengobatan

sebenarnya dapat menurunkan risiko mortalitas serta menurunkan kemungkinan

pasien untuk dirawat di rumah sakit (White, 2005).

Ketidakpatuhan telah menjadi perhatian utama dari terapi hipertensi dan

sangat penting untuk memahami dan memberikan intervensi yang tepat bagi pasien

hipertensi resisten (Hyman dan Pavlik, 2015). Pasien dengan hipertensi,

ketidakpatuhan seringkali menjadi faktor yang tidak disadari dapat menyebabkan

tekanan darah tidak terkontrol yang dapat menjadi penyebab terjadinya penyakit

kardiovaskular lainnya seperti gagal jantung, penyakit arteri koroner, gagal ginjal,

dan cerebrovascular accident. Tingkat kepatuhan yang rendah akan meningkatkan

risiko mortalitas 12-25 % (CDC’s Non Conference, 2013).

Hipertensi merupakan salah satu penyakit utama yang menyebabkan angka

morbiditas dan mortalitas di Indonesia. Seseorang dinyatakan menderita hipertensi

bila memiliki tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik

≥90 mmHg, dengan pemeriksaan berulang (American Society of Hypertension and

the International Society of Hypertension, 2013). Banyak orang yang tidak menyadari

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2

bahwa dirinya menderita hipertensi, hal ini disebabkan gejala yang tidak nyata dan

pada stadium awal belum menimbulkan gangguan yang serius pada kesehatannya

(Depkes RI, 2008).

Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang tidak bisa disembuhkan

namun dapat dikontrol, oleh sebab itu diperlukan kontrol dan minum obat yang rutin

untuk mencegah komplikasi dari penyakit hipertensi. Kepatuhan dalam menjalankan

pengobatan adalah tingkat perilaku pasien dalam mengambil suatu tindakan

pengobatan, misalnya dalam menentukan kebisaaan hidup sehat dan kepatuhan

berobat. Hasil Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2010-2011 menunjukkan belum

terkontrolnya sebagian besar kasus hipertensi di masyarakat. Tingkat kepatuhan

pengobatan pasien dengan penyakit kronis bisaanya akan turun setelah enam bulan

pertama, hal tersebut sangat berbahaya mengingat hipertensi dapat menyebabkan

kematian yang mendadak pada pasien (Kemenkes, 2012).

Lansia merupakan bagian dari anggota keluarga dan anggota masyarakat yang

semakin bertambah jumlahnya sejalan dengan peningkatan usia harapan hidup

(Efendi, 2009). Sani (2008) menyebutkan bahwa seiring bertambahnya usia

seseorang, risiko terkena hipertensi lebih besar sehingga pravelensi dikalangan usia

lanjut cukup tinggi yaitu sekitar 40 % dengan kematian sekitar 50 % di atas usia 60

tahun.

Data WHO tahun 2000 menunjukkan 972 juta (26,4%) penduduk di dunia

menderita hipertensi dan akan terus meningkat menjadi 29,2% pada tahun 2025.

Angka pasien hipertensi di Indonesia mengalami penurunan dari 31,7% tahun 2007

menjadi 25,8 % tahun 2013 (Riskesdas, 2013). Prevalensi hipertensi di Indonesia

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
3

berdasarkan hasil pengukuran pada umur ≥18 tahun sebesar 25,8%. Cakupan

pelayanan kesehatan hanya sebesar 36,8 %, sebagian besar (63,2%) kasus hipertensi

di masyarakat tidak terdiagnosis. Jawa timur berada pada urutan ke-6 (Kemenkes RI,

2013). Hipertensi di Surabaya termasuk dalam 10 penyakit terbanyak. Pada tahun

2011 dan 2012 berada di peringkat ke-7 dengan masing prosentase sebesar 3,3% dan

3,06%.pada tahun 2013 berada pada peringkat ke-2 sebesar 13,6% dan pada 2014

turun kembali menjadi 3% (Dinkes Surabaya, 2014).

Data WHO (2011) menyebutkan bahwa dari 50% pasien hipertensi yang

diketahui hanya 25% yang mendapatkan pengobatan dan 12,5% yang menjalankan

pengobatan dengan baik. Pasien hipertensi di Amerika diketahui sebanyak 51% yang

patuh dalam menjalankan pengobatan jangka panjang, sedangkan sekitar 25-50% dari

pasien tidak melanjutkan pengobatan setelah satu tahun pengobatan dimulai.

Ketidakpatuhan pengobatan menyebabkan kegagalan terapi 30-50% dan angka

kematian yang tinggi yaitu berjumlah 125.000 orang (CDC’s Noon Conference,

2013). Negara berkembang tingkat kepatuhan terapi hanya 50% dan pada negara

maju lebih tinggi dibandingkan dibandingkan dengan negara berkembang (Badan

POM RI, 2006). Tingkat kepatuhan kontrol Pasien hipertensi di Indonesia terbilang

masih cukup rendah, tingkat kepatuhan Pasien hipertensi tidak sampai 50%,Semakin

lama seseorang menderita hipertensi maka tingkat kepatuhannya makin rendah

(Gama, 2014).

Data jumlah kunjungan kasus pasien hipertensi di wilayah Puskesmas

Pegirian Surabaya mengalami peningkatan dari tahun 2013 sampai 2014 sebanyak

848 kali menjadi 1961 kali dalam setahun, dan data kunjungan kasus untuk gagal

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
4

jantung kongestif sebanyak 4 kali. Tahun 2015 jumlah kunjungan kasus pasien

hipertensi esensial masih cukup tinggi yaitu sebanyak 1536 kali dan jumlah

kunjungan kasus hipertensi dengan gagal jantung kongestif meningkat drastis

sebanyak 172 kali.

Data kunjungan tahun 2016 di Puskesmas Pegirian Surabaya mulai bulan

Januari sampai dengan Maret menyebutkan jumlah pasien hipertensi di Puskesmas

Pegirian Surabaya yang tercatat pernah melakukan pengobatan sebanyak 189 orang

dengan jumlah kunjungan untuk kontrol sebanyak 289 kali kontrol. Sebagian besar

pasien hipertensi di Puskesmas Pegirian Surabaya tidak melakukan kontrol rutin

setiap bulannya yaitu sebesar 74,6% dari 189 orang memeriksakan diri hanya satu

kali dalam 3 bulan sedangkan 17,5% dari 189 orang memeriksakan diri 2 kali dalam

3 bulan, dan hanya 7,9 % dari 189 orang saja yang 3 kali dalam 3 bulan untuk

kontrol. Sebagian besar dari jumlah 189 orang penderita hipertensi lebih dari

setengahnya adalah lansia yaitu berjumlah 106 orang.

Hipertensi adalah penyumbang utama untuk beban penyakit global dan

bertanggung jawab untuk 7% dari seluruh kecacatan dan harapan hidup tahun 2010.

Hipertensi telah menjadi prioritas untuk kebijakan kesehatan global dengan jumlah

pasien hipertensi yang tidak terkontrol yang meningkat menjadi sekitar 1 miliar di

seluruh dunia pada tiga dekade terakhir. Kontrol yang efektif pada pasien hipertensi

yaitu pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular harus ditingkatkan (Ikeda,

2013).

Menurut hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada tanggal 29 maret 2016

di Puskesmas Pegirian Surabaya 70% dari sepuluh pasien hipertensi tidak melakukan

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
5

kontrol rutin. 60 % Pasien hipertensi mengatakan bahwa tidak pernah atau jarang ada

keluarga yang mengantarkan ketika kontrol ke puskesmas, hal ini dapat

mempengaruhi kepatuhan lansia untuk berobat disebabkan penurunan kemampuan

fisik pada lansia sehingga mereka membutuhkan pendampingan ketika berobat. 90 %

pasien hipertensi mengatakan bahwa mereka tidak mengerti jika hipertensi kadang

timbul tanpa gejala, sehingga 70% pasien bisaanya hanya melakukan pengobatan

ketika merasa sakit saja. Sebanyak 60% Pasien hipertensi tidak meminum obat nya

dengan rutin beberapa diataranya karena merasa sehat, dan karena efek samping obat

yang tidak diinginkan seperti telinga berdengung.

Beberapa pasien tidak menggunakan obat antihipertensi dikarenakan sifat

penyakit yang secara alami tidak menimbulkan gejala, terapi jangka panjang, efek

samping obat, regimen terapi yang kompleks, pemahaman yang kurang tentang

pengelolaan dan risiko hipertensi serta biaya pengobatan yang relatif tinggi

(Osterberg dan Blaschke, 2005).

Menurut Niven (2002) faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan meliputi:

1) Pasien atau individu yang terdiri dari sikap atau motivasi pasien untuk sembuh dan

juga keyakinan dari individu tersebut untuk menjalankan anjuran dari dokter; 2)

Dukungan keluarga perhatian dari keluarga akan menimbulkan kepercayaan dari

pasien untuk mengelola penyakitnya dengan baik; 3) Dukungan sosial dalam bentuk

emosional dari keluarga dapat meningkatkan kepatuhan dan mengurangi ansietas dari

penyakitnya; 4) Dukungan petugas kesehatan sangat penting untuk pasien, sehingga

pasien mengetahui bahwa perilaku kesehatan tersebut penting.

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
6

Menurut penelitian yang dilakukan Ekarini (2011) faktor-faktor yang

mempengaruhi pasien hipertensi dalam menjalani pengobatan adalah pendidikan,

tingkat pengetahuan dan motivasi pasien. Pengetahuan yang tinggi pada pasien

hipertensi akan mempengaruhi tingkat kepatuhan pasien. Pasien yang mengetahui

tentang manfaat dan tujuan dari pengobatan akan menjalankan pengobatan dengan

teratur.

Menurut Trianni (2012) dukungan keluarga sangat diperlukan oleh seorang

pasien, karena seseorang yang sedang sakit tentunya membutuhkan perhatian dari

keluarga. Perhatian dari keluarga tersebut dapat berupa kasih sayang, perhatian,

maupun dukungan terhadap kepatuhan pengobatan. Keluarga dengan dukungan yang

baik, tentunya akan selalu mengingatkan untuk menjalani pengobatan dengan baik.

Tekanan darah tinggi adalah faktor mayor yang menyebabkan penyakit

jantung dan iskemik serta stroke hemmoragik. Komplikasi dari tekanan darah tinggi

yang lain juga bisa terjadi gagal jantung, kerusakan ginjal, perdarahan retina dan

kerusakan pengelihatan. Menjaga tekanan sistolik dan diastolik sampai kurang dari

140/90 mmHg dikaitkan dengan penurunan komplikasi kardiovaskuler (WHO, 2014).

Hipertensi yang tidak diobati bisa memicu timbulnya stroke yang berbahaya. Stroke

yang fatal mempunyai peluang dua kali lebih besar pada orang yang menderita

hipertensi yang tidak diobati dibandingkan dengan mereka yang memiliki tekanan

darah nomal di usia yang sama. Hipertensi adalah faktor risiko stroke yang utama

disamping merokok dan riwayat penyakit jantung. Sebanyak 70% dari pasien stroke

memiliki hipertensi (Depkes RI, 2009). Kontrol dalam penyakit hipertensi dapat

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
7

dikatakan sebagai pengobatan seumur hidup jika ingin menghindari risiko terjadinya

komplikasi yang lebih fatal (Depkes RI, 2009).

Keberhasilan dalam mengendalikan tekanan darah tinggi merupakan usaha

bersama antara pasien dan dokter yang menanganinya. Kepatuhan seorang pasien

yang menderita hipertensi tidak hanya dilihat berdasarkan kepatuhan dalam

meminum obat antihipertensi tetapi juga dituntut peran aktif dan kesediaan pasien

untuk memeriksakan kesehatannya ke pelayanan kesehatan sesuai dengan jadwal

yang ditentukan serta perubahan gaya hidup sehat yang dianjurkan (Burnier et.al,

2001).

Menurut Green (1980) tingkat pengetahuan dan dukungan keluarga dapat

mempengaruhi perilaku kesehatan seseorang. Seseorang dengan tingkat pengetahuan

yang tinggi akan lebih patuh terhadap saran dan anjuran yang diberikan oleh petugas

kesehatan. Faktor lain yang dapat mempengaruhi perilaku kesehatan adalah dukungan

keluarga, dukungan keluarga yang kurang dapat berdampak terhadap perilaku

kesehatan orang tersebut karena keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat

dan penerima asuhan keperawatan.

Masalah perilaku ketidakpatuhan pengobatan pasien hipertensi sudah

selayaknya mendapatkan perhatian khusus dari tenaga kesehatan mengingat bahaya

yang dapat ditimbulkan akibat dari perilaku ketidakpatuhan tersebut. Dalam hal ini

peneliti tertarik mencari gambaran tentang “Hubungan Dukungan Keluarga dan

Pengetahuan Pasien dengan Kepatuhan Pengobatan Pasien Hipertensi Puskesmas

Pegirian Surabaya”. Diharapkan penelitian ini dapat membantu pihak Puskesmas

untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan pengobatan pasien

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
8

hipertensi, sehingga ada upaya yang efektif dalam mencapai derajat kesehtaan

masyarakat. Hubungan yang baik antara petugas kesehatan dan pasien akan

menciptakan rasa saling percaya sehingga perilaku kesehatan yang diinginkan

diharapkan dapat tercapai.

1.2 Identifikasi Masalah

Faktor yang mempengaruhi Kasus hipertensi di Surabaya Menurut hasil


kepatuhan: termasuk dalam 10 penyakit wawancara yang
1) Penderita atau individu: terbanyak. Pada tahun 2011 dan dilakukan peneliti
merupakan sikap atau motivasi 2011 berada di peringkat ke-7 pada tanggal 29 maret
pasien untuk sembuh dan dan dengan masing-masing 2016 70% dari
menjalankan anjuran dari prosentase sebesar 3,3% dan sepuluh penderita
dokter, 3,06%.pada tahun 2013 berada hipertensi di
2) Dukungan keluarga: perhatian pada peringkat ke-2 sebesar puskesmas pegirian
dari keluarga akan 13,6% dan pada 2014 turun surabaya dengan
menimbulkan kepercayaan kembali menjadi 3% (Dinkes rentang usia 40-72
penderita untuk menjalankan Surabaya, 2014). tahun tidak melakukan
pengobatan, kontrol rutin, dan 60%
3) Dukungan sosial dalam bentuk menyatakan tidak rutin
emosional dari keluarga dapat meminum obat.
meningkatkan kepatuhan dan
mengurangi ansietas dari sebesar 74,6% penderita hipertensi di
penderita, Puskesmas Pegirian Surabaya
4) Dukungan petugas kesehatan memeriksakan diri hanya satu kali dalam 3
sangat penting untuk penderita, bulan terakhir sedangkan 17,5%
sehingga penderita mengetahui memeriksakan diri dua kali dan hanya 7,9
bahwa perilaku kesehatan % saja yang rutin setiap bulannya untuk
tersebut penting. kontrol. Angka kunjungan kontrol dalam 3
bulan sejumlah 286 kunjungan dari total
189 pasien hipertensi yang tercatat selama
bulan Januari-Maret 2016.

Gambar 1.2 Identifikasi Masalah Penelitian Kepatuhan pengobatan pasien hipertensi


di Puskesmas Pegirian Surabaya.

1.3 Rumusan Masalah

1. Apakah ada hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan pengobatan

pasien hipertensi di Puskesmas Pegirian Surabaya

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
9

2. Apakah ada hubungan pengetahuan pasien dengan kepatuhan pengobatan

pasien hipertensi di Puskesmas Pegirian Surabaya

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan umum

Menganalisis hubungan dukungan keluarga dan pengetahuan pasien dengan

kepatuhan pengobatan pasien hipertensi di Puskesmas Pegirian Surabaya

1.4.2 Tujuan khusus

1. Mengidentifikasi dukungan keluarga pasien hipertensi di puskesmas Pegirian

Surabaya

2. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan pasien hipertensi di puskesmas Pegirian

Surabaya

3. Mengidentifikasi kepatuhan pengobatan pasien hipertensi di puskesmas Pegirian

Surabaya

4. Menganalisis hubungan dukungan keluarga pasien hipertensi dengan kepatuhan

pengobatan pasien hipertensi di Puskesmas Pegirian Surabaya

5. Menganalisis hubungan tingkat pengetahuan pasien dengan kepatuhan

pengobatan pasien hipertensi di Puskesmas Pegirian Surabaya

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat teoritis

Hasil dari penelitian ini dapat menjelaskan tentang hubungan pengetahuan

pasien dan dukungan keluarga terhadap kepatuhan pengobatan pasien, sehingga dapat

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
10

digunakan sebagai kerangka dalam mengembangkan ilmu bidang keperawatan yang

berhubungan dengan upaya untuk meningkatkan kepatuhan pengobatan pasien.

1.5.2 Manfaat praktis

1. Tempat penelitian

Manfaat dari hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi pihak

Puskesmas untuk meningkatkan pengetahuan, kepedulian dan dukungan keluarga

pasien hipertensi di Puskesmas sehingga komplikasi dari penyakit hipertensi dapat

dicegah dengan cara patuh dalam menjalani pengobatan.

2. Tenaga kesehatan

Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa memberikan pengetahuan bagi tenaga

kesehatan pentingnya pengetahuan dan dukungan keluarga dapat mempengaruhi

perilaku pasien untuk patuh dalam menjalani pengobatan, sehingga dapat membuat

strategi untuk menanggulangi terjadinya ketidakpatuhan pasien.

3. Perawat

Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa menjadi masukan bagi perawat dalam

meningkatkan peran perawat sebagai edukator dan menunjukkan sikap empati dan

caring kepada pasien agar motivasi pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan

meningkat serta meningkatkan dukungan keluarga sehingga kepatuhan pasien dalam

menjalani pengobatan dapat tercapai.

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Hipertensi

2.1.1 Pengertian hipertensi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi didefinisikan sebagai elevasi persisten

dari tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolik 90

mmHg atau lebih.Gabungan dari meningkatnya akses pengobatan dan kontrol yang

baik terhadap hipertensi berkontribusi untuk mengurangi angka kematian akibat

stroke sebesar lebih dari 60% dan 50% angka kematian yang disebabkan penyakit

koroner. Hal ini dapat dilihat di semua kelompok usia baik pria dan wanita, dan

dalam populasi khusus (Publikasi Centers for disease control and Prevention

(CDC)Healthy People 2000 dan 2010).

Hipertensi bisaa didefinisikan dengan peningkatan tekanan darah arteri

sistemik kronis di atas nilai ambang tertentu.Hipertensi adalah sindrom

kardiovaskuler progresif yang timbul dari etiologi yang kompleks dan saling

terkait.Tanda gejala awal bisaanya muncul sebelum terjadi kenaikan tekanan darah

berkelanjutan.Perkembangan sangat terkait dengan kelainan fungsi dan struktur

jantung dan pembuluh darah yang merusak jantung, ginjal, otak, pembuluh darah, dan

kerusakan organ lainnya menyebabkan morbiditas dan kematian (Giles, 2009).

Penyakit hipertensi merupakan masalah yang besar dan serius. Hal ini

disebabkan karena prevalensinya yang tinggi dan cenderung meningkat di masa yang

akan datang dan tingkat keganasan penyakit yang diakibatkan sangat tinggi seperti

49

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
12

penyakit jantung, stroke,gagal ginjal dan lain lain, juga menimbulkan kecacatan

permanen dan kematian mendadak. Kehadiran hipertensi pada kelompok dewasa

muda, sangat membebani perekonomian keluarga, karena biaya pengobatan yang

mahal dan membutuhkan waktu yang panjang bahkan seumur hidup (Astutik, 2014).

Menurut Price (2005) perjalanan penyakit hipertensi sangat perlahan.Pasien

hipertensi mungkin tidak akan menunjukkan gejala selama bertahun-tahun. Masa

laten ini menyelubungi perkembangan penyakit sampai terjadi kerusakan organ yang

bermakna, jika terdapat gejala maka bisaanya bersifat non-spesifik, misalnya sakit

kepala atau pusing. Hipertensi yang tidak diketahui dan dirawat dapat mengakibatkan

kematian karena payah jantung , infark miokardium, stroke, atau gagal ginjal. Deteksi

dini dan perawatan hipertensi yang efektif dapat menurunkan jumlah morbiditas dan

mortalitas. Pemeriksaan tekanan darah secara teratur mempunyai arti penting dalam

perawatan hipertensi.

2.1.2 Klasifikasi hipertensi

The Eight Joint National Commite on Prevention, Detection, Evaluation, and

Treatment of High Blood Pressure (JNC VIII) mengklasifikasikan tekanan darah

untuk orang dewasa berusia 18 tahun atau lebih tanpa mengelompokkan seseorang

hipertensi dengan ada atau tidaknya faktor risiko atau kerusakan organ.

Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan darah menurut JNC VIII Bell (2015) Hypertension
The Silent Killer Update JNC-8 Guideline Recommendations)
Klasifikasi tekanan Tekanan darah Tekanan darah
darah sisitolik diastolic
Normal <120 mmHg <80 mmHg
Prehipertensi 120-139 mmHg 80-89 mmHg
Hipertensi derajat 1 140-159 mmHg 90-99 mmHg
Hipertensi derajat 2 ≥160 mmHg ≥100 mmHg
(Bell, 2015)

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
13

Prehipertensi bukan termasuk kategori dari penyakit hipertensi melainkan

identifikasi seseorang tersebut berisiko tinggi menjadi hipertensi tetapi tidak

termasuk dalam indikasi terapi obat sehingga harus dilatih untuk merubah gaya hidup

dan mengurangi faktor risiko terjadinya hipertensi.

2.1.3 Penyebab hipertensi

1. Hipertensi esensial

Hipertensi esensial atau idiopatik adalah hipertensi yang didapatkan tanpa

kelainan dasar patologis yang jelas. Penyebab hipertensi meliputi faktor genetik dan

lingkungan. Faktor genetik mempengaruhi kepekaan tubuh terhadap natrium, stres,

reaktivitas pembuluh darah terhadap vasokonstriktor, resistensi insulin, dan lain-lain.

Penyebab hipertensi yang disebabkan oleh faktor lingkungan antara lain diet,

kebisaaan merokok, strses emosi, obesitas, dan lain-lain (Nafrialdi, 2009)

Sebagian besar pasien, kenaikan berat badan yang berlebihan dan gaya hidup

memiliki peran utama dalam menyebabkan hipertensi. kebanyakan pasien yang

menderita hipertensi memiliki berat badan yang berlebih dan penelitian pada berbagai

populasi menunjukkan bahwa berat badan yang berlebih (obesitas) memberikan

risiko 65-70 % terkena hipertensi primer (Guyton, 2008).

2. Hipertensi sekunder

Kurang dari 10% pasien hipertensi merupakan sekunder dari penyakit

komorbid atau obat-obatan tertentu yang dapat meningkatkan tekanan darah (Lihat

tabel2.2). Kebanyakan kasus, disfungsi renal akibat penyakit ginjal kronis atau

penyakit renovaskular adalah penyebab sekunder paling sering.Obat-obatan tertentu,

baik secara langsung maupun tidak dapat menyebabkan hipertensi maupun

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
14

memperberat hipertensi dengan menaikkan tekanan darah.penanganan hipertensi

sekunder (Depkes RI, 2006). Beberapa penyebab hipertensi sekunder dapat dilihat

pada tabel (2.2.).

Tabel 2.2 Penyebab hipertensi yang dapat diidentifikasi Depkes RI 2006


Penyakit Obat
Penyakit ginjal kronis Kortikosteroid, ACTH
Hiperaldosteronisme Estrogen (Bisaanya pil KB dengan kadar estrogen
Penyakit renovaskular tinggi )
Sindroma cushing NSAID, cox-2 inhibitor
Phaechomocytoma Fenilpropanalomine dan analog
Koaektasi aorta Cyclosporin dan tacrolimus
Penyakit tiroid atau Eritropoetin
paratiroid Sibutramin
Antidepresan (terutama venlafaxine)
(Depkes RI, 2006)

2.1.4 Faktor risiko

Black dan Hawks (2009) menyebutkan faktor risiko dari hipertensi dapat

digolongkan menjadi dua yaitu:

1. Faktor yang tidak dapat diubah

1) Riwayat keluarga

Kecenderungan genetis membuat keluarga tertentu lebih rentan hal ini

dihubungkan dengan penigkatan kadar natrium intraseluler dan penurunan rasio

kalsium-natrium, hal ini lebih banyak ditemukan pada orang berkulit hitam. Pasien

dengan orang tua yang memiliki hipertensi memiliki risiko terserang hipertensi pada

usia muda lebih tinggi daripada yang tidak.

2) Usia

Hipertensi primer bisaanya muncul pada usia 30-50 tahun. Peristiwa hipertensi

meningkat seiring bertambahnya usia, pasien berumur lebih dari 60 tahun memiliki

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
15

tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg. Hasil dari penelitian epidemiologi

menunjukkan bahwa hipertensi yang didapat sejak muda menunjukkan prognosis

yang lebih buruk.

3) Jenis kelamin

Hipertensi lebih banyak terjadi pada pria dibanding wanita sampai kira-kira pada

usia 55 tahun. Usia 55 sampai 74 tahun maka tingkat risikonya akan sama, kemudian

setelah usia 74 tahun wanita mempunyai risiko yang lebih besar.

4) Etnis

Orang berkulit hitam mengindikasikan statistik mortalitas yang lebih tinggi.

Alasan dari tingginya pravelensi hipertensi pada orang berkulit hitam tidaklah jelas,

akan tetapi hal ini dikaitkan dengan kadar renin yang lebih rendah, sensitivitas yang

lebih besar terhadap vasopressin, tingginya supan garam, dan tingginya stress

lingkungan.

2. Faktor yang dapat diubah

1) Diabetes

Hipertensi berisiko terjadi lebih dari dua kali lipat pada pasien dengan diabetes.

Diabetes menyebabkan percepatan arterosklerosis dan kerusakan pada pembuluh

darah besar yang dapat menimbulkan hipertensi.

2) Stres

Stres dapat terjadi peningkatan resistansi vaskular perifer dan curah jantung serta

menstimulasi aktivitas sistem saraf simpatis. Respon stress yang berlebihan atau

berkepanjangan dapat menyebabkan disfungsi organ sasaran atau penyakit.

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
16

3) Obesitas

Obesitas dengan bentuk tubuh apel (besar pada bagian atas tubuh) memiliki risiko

yang lebih tinggi dibadingkan dengan obesitas dengan bentuk pear (besar pada bagian

tubuh bawah). Obesitas disertai dengan faktor-faktor lain ditandai dengan sindrom

metabolis, juga menigkatkan risiko hipertensi.

4) Nutrisi

Konsumsi natrium bisa menjadi faktor penting dalam perkembangan hipertensi.

Diet tinggi garam memungkinkan pelepasan natriuretik yang berlebihan, secara tidak

langsung akan meningkatkan tekanan darah. Natrium juga dapat menstimulasi

mekanisme vasopresor yang ada di system saraf pusat. Penelitian juga menunjukkan

bahwa diet rendah kalsium, kalium, dan mangnesium berkontribusi dalam

perkembangan hipertensi.

5) Penyalahgunaan obat

Merokok, konsumsi banyak alkohol, dan penggunaan beberapa obat terlarang

merupakan faktor risiko hipertensi. Kondisi tertentu nikotin pada rokok dan obat

seperti kokain dapat menyebabkan naiknya tekanan darah secara langsung. Orang

yang meminum alkohol 3 ons tiap harinya meningkatkan kejadian hipertensi.

Pengaruh dari kafein bersifat kontroversial, kafein meningkatkan tekanan darah tetapi

tidak menimbulkan efek berkelanjutan.

2.1.5 Tanda dan gejala

Sebagian besar pasien hipertensi tidak merasakan tanda dan gejala dari

penyakit hipertensi. Hipertensi terkadang menimbulkan gejala seperti sakit kepala,

nafas pendek, pusing, nyeri dada, palpitasi, dan epitaksis. Gejala-gajala tersebut

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
17

berbahaya jika diabaikan, tetapi bukan merupakan tolak ukur keparahan dari penyakit

hipertensi (WHO, 2013). Menurut Price (2005) tanda dan gejala hipertensi antara lain

sakit kepala bagian belakang, sulit tidur, gelisah, kepala pusing, dan berdebar-debar,

lemas, sesak nafas, berkeringat, dan pusing.

Hipertensi dijuluki sebagai pembunuh diam-diam atau silent killer. Seorang

pasien hipertensi bisaanya baru merasakan gejala ketika sudah terjadi komplikasi.

Gangguan yang mungkin terjadi seperti gangguan fungsi jantung, koroner, fungsi

ginjal dan gangguan fungsi kognitif atau stroke. Perjalanan penyakit yang sangat

lambat menyebabkan pasien hipertensi jarang merasakan gejala atau tanda dari

serangan hipertensi disebut masa laten. Masa laten (masa dimana hipertensi

menyelubungi perkembangan penyakit lain hingga terjadi kerusakan organ penting

dalam tubuh) hal ini menyebabkan banyak pasien hipertensi mengesampingkan

kunjungan kontrol ke puskesmas atau pusat pelayanan kesehatan lainnya (Tantan,

2007).

2.1.6 Pengobatan

Manajemen tekanan darah yang berkualitas multifaktorial dan membutuhkan

keterlibatan dari pasien, keluarga, penyedia, dan system pelayanan kesehatan, serta

komunitas, termasuk di dalamnya adalah meningkatkan kepedulian dari pasien dan

petugas kesehatan, modifikasi gaya hidup, akes ke pelayanan kesehatan, pengobatan

yang sudah dibuktikan, kepatuhan pengobatan, dan kontrol yang kesehatan yang

adekuat (Journal Of The American College of Cardiology, 2014).

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
18

1. Non farmakologis

Menjalani pola hidup sehat telah banyak terbukti dapat menurunkan tekanan

darah, dan secara umum sangat menguntungkan dalam menurunkan risiko

permasalahan kardiovaskular. Pasien yang menderita hipertensi derajat 1, tanpa

faktor risiko kardiovaskular lain, maka strategi pola hidup sehat merupakan

tatalaksana tahap awal, yang harus dijalani setidaknya 4-6 bulan. Setelah jangka

waktu tersebut, tidak didapatkan penurunkan tekanan darah yang diharapkan atau

didapatkan faktor risiko kardiovaskular yang lain, maka sangat dianjurkan untuk

memulai terapi farmakologi. Beberapa pola hidup yang dianjurkan untuk pasien

hipertensi antara lain:

Tabel 2.3 Rekomendasi modifikasi gaya hidup (American Heart Association, 2013)
Modifikasi Rekomendasi Perkiraan
pengurangan
tekanan darah
sistolik
Pengurangan berat Jaga berat badan normal (Body mass index 18.5- 5-20 mmHg/10 Kg
badan 24.9 kg/m2)
Mengadaptasi Konsumsi diet yang kaya akan buah, sayur, dan 8-14 mmHg
perencanaan makan susu rendah lemak dan produk yang mengandung
DASH *5 lemak yang tinggi
Mengurangi intake 1. Konsumsi sodium tidak boleh lebih dari 2.400 2-8 mmHg
sodium mg/hari
2. Pengurangan lebih lanjut dariasupan natrium
untuk 1.500 mg/hari diinginkan, karena hal ini
terkait dengan penurunan lebih besar pada BP
3. Mengurangi asupan natrium setidaknya 1.000
mg/hari karena itu akan menurunkan BP,
bahkan jika diinginkan asupan sodium harian
tidak diperbolehkan
Aktivitas fisik Olahraga secara teratur seperti jalan cepat (kurang 4-9 mmHg
lebih 30 menit per hari, hampir setiap hari dalam
seminggu)
Sikap tidak Batasi konsumsi alkohol tidak boleh lebih dari 2 2-4 mmHg
berlebihan pada botol per hari pada pria dan 1 botol per hari pada
konsumsi alkohol wanita

(Alan dkk, 2014)

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
19

Pola hidup yang dianjurkan oleh PERKI (2015) antara lain:

1) Penurunan berat badan dengan cara mengganti makanan tidak sehat dengan

memperbanyak asupan sayuran dan buah-buahan dapat memberikan manfaat

yang lebih selain penurunan tekanna darah, seperti menghindarkan dari diabetes

dan dislipidemia.

2) Mengurangi asupan garam. Makanan tinggi garam dan lemak merupakan

makanan tradisional pada kebanyakan daerah di Indonesia, namun tidak jarang

pasien tidak menyadari kandungan garam pada makanan cepat saji, makanan

kaleng, daging olahan, dan sebagainya. Tidak jarang, diet rendah garam juga

bermanfaat untuk mengurangi dosis obat antihipertensi pada pasien hipertensi

derajat ≥ 2. Dianjurkan asupan garam tidak lebih dari 2gr / hari.

3) Olah raga yang teratur sebanyak 30-60 menit/ hari, minimal 3 hari/ minggu,

dapat menolong penurunan tekanan darah. Pasien yang tidak memiliki waktu

untuk berolahraga secara khusus, sebaiknya harus tetap dianjurkan untuk berjalan

kaki, mengendarai sepeda atau menaiki tangga dalam aktifitas rutin mereka di

tempat kerjanya.

4) Mengurangi konsumsi alkohol, walaupun belum menjadi pola hidup yang

umum di Indonesia, namun konsumsi alkohol semakin meningkat seiring

berkembangan pergaulan dan gaya hidup. Konsumsi alkohol lebih dari 2 gelas per

hari pada pria atau 1 gelas per hari pada wanita, dapat meningkatkan tekanna

darah. Membatasi jumlah konsumsi alkohol dapat membantu dalam penurunan

darah.

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
20

5) Berhenti merokok. Belum ada penelitian yang menunjukkan merokok dapat

menurunkan tekanan darah, akan tetapi merokok merupakan salah satu faktor

risiko utama penyakit kardiovaskular, dan pasien sebaiknya dianjurkan untuk

berhenti merokok.

2. Terapi farmakologi

Terapi farmakologi Menurut PERKI (2015) pada hipertensi dimulai bila pasien

hipertensi derajat 1 yang tidak mengalami penurunan tekanan darah setelah > 6 bulan

menjalani pola hidup sehat dan pada pasien dengan hipertensi derajat ≥2. Beberapa

prinsip dasar terapi farmakologi yang perlu diperhatikan untuk menjaga kepatuhan

dan meminimalisasi efek samping yaitu:

(1) Bila memungkinkan, berikan obat dosis tunggal.

(2) Berikan obat generik (non-paten) bila sesuai dan dapat mengurangi biaya.

(3) Berikan obat pada pasien usia lanjut (diatas usia 80 tahun), dengan

memperhatikan faktor komorbid.

(4) Jangan mengkombinasikan angiotensin converting enzyme inhibitor (ACE-i)

dengan angiotensin II receptor blockers (ARBs).

(5) Berikan edukasi yang menyeluruh kepada pasien mengenai terapi farmakologi.

(6) Lakukan pemantauan efek samping obat secara teratur.

Alogaritma tatalaksana hipertensi yang direkomendasikan berabagai guidelines

memiliki persamaan prinsip, dan dibawah ini adalah alogaritme tatalaksana

hipertensi secara umum, yang disadur dari JNC 8 Hypertension Guideline

Alogaritm, 2014

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
21

Usia ≥18 tahun dengan hipertensi

Dilakukan modifikasi gaya hidup, tetapkan goal tekanan darah, memulai konsumsi obat penurun
tekanan darah berdasarkan alogaritma
Populasi umum(tanpa diabetes atau Dengan diabetes atau CKD
CKD)

Usia ≥ 60 Usia < 60 Semua umur dengan Semua umur dan ras
diabetes tanpa CKD dengan CKD dengan
atau tanpa diabetes
BP Goal BP Goal
< 150/90 < 140/90
BP Goal BP Goal
<140/90 <140/90

Diberikan ACEI atau


Ras kulit putih Ras kulit hitam ARB, dosis tunggal
atau di kombinasi
dengan kelas lainnya
Diberikan Thiazide, ACEI, Diberikan Thiazide atau
ARB, atau CCB, dosis CCB, dosis tunggal atau
tunggal atau kombinasi kombinasi

Tekanan darah sesuai target ? Ya

Tidak
Perkuat modofikasi gaya hidup dan kepatuhan terhadap medikasi ke dosis
maksimal, pertimbangkan menambah obat lain ( ACEI, ARB, CCB, Rhiazide)

Lanjutkan
Tekanan darah sesuai target ? terapi dan
monitoring
Tidak
kesehatan
Perkuat modifikasi gaya hidup dan kepatuhan minum obat tambahkan obat
yang belum dipilih (missal beta bloke, aldosteron antagonis, dan lain-lain)

Tekanan darah sesuai target ?


Tidak
Perkuat modifikasi gaya hidup dan kepatuhan pengobatan dengan dosis
maksimum, tambahkan obat lain atau rujuk ke spesialis hipertensi

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
22

Gambar 2.1 Alogaritma pengobatan Hipertensi menurut JNC- 8 (James, et all 2014)

2.1.7 Kunjungan kontrol hipertensi

Kunjungan berasal dari kata kunjung yang ada dalam kamus bahasa Indonesia

berarti pergi (datang) untuk menengok atau meninjau. Kunjungan merupakan hal atau

perbuatan pergi untuk meninjau. Kontrol merupakan bentuk dari pengawasan,

pemeriksaan, atau pengendalian, dan yang dimaksud dengan kunjungan kontrol

adalah perbuatan atau perilaku datang ke sebuah tempat atau institusi untuk

melakukan pemeriksaan terhadap suatu hal.

Kunjungan kontrol sering disebut dengan kontrol ulang karena sifatnya harus

diulang untuk mengetahui adanya perubahan baik peningkatan maupun penurunan

terhadap suatu yang ingin diperiksa (Suratman, 2009).

Kunjungan kontrol bagi pasien hipertensi merupakan hal yang penting untuk

dilakukan secara rutin karena perjalanan penyakit hipertensi yang cenderung menetap

dan menimbulkan maninfestasi klinis yang mengkhawatirkan apabila tidak dikontrol

sejak dini. Hal yang bisa dilakukan pada kunjungan kontrol hipertensi yaitu

pemeriksaan tekanan darah, apabila didapatkan angka yang cukup tinggi pada

tekanan darah maka dokter akan memberikan terapi berupa terapi farmakologis sesuai

dosis yang dibutuhkan pasien. Selain pemeriksaan dan pengobatan, dokter juga akan

memberikan nasehat dan kesempatan bagi pasien untuk berkonsultasi mengenai

status kesehatannya. Hal ini sepertinya kurang berlaku pada pemeriksaan di pusat

pelayanan umum seperti puskesmas. Jumlah pasien yang mengantri untuk berobat

kadang membuat beberapa dokter tidak memberikan banyak waktu untuk pasien

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
23

berkonsultasi. Keaktifan diri dari pasien untuk berani berkonsultasi dan mengajukan

pertanyaan dalam hal ini sangat diperlukan (Marliani, 2007).

2.1.8 Manfaat kunjungan kontrol

Manfaat kunjungan kontrol pasien hipertensi, antara lain Marliani (2007) :

1. Pasien hipertensi dapat memantau tekanan darah dengan kontrol rutin.

2. Pasien hipertensiakan mendapat terapi lebih awal jika didapatkan tekanan darah

cukup tinggi.

3. Pasien hipertensi dapat berkonsultasi dan mendapatkan informasi mengenai

perkembangan status kesehatannya.

4. Pasien hipertensi dapat terhindar dari hipertensi resisten (kegagalan untuk

mencapai target tekanan darah yang diinginkan pada pasien hipertensi dengan

menggunakan tiga macam obat).

5. Langkah pasien hipertensi dalam usaha menjaga tekanan darah akan tetap terarah.

2.1.9 Komplikasi Hipertensi

Tekanan darah yang tinggi sangat berpengaruh buruk terhadap pembuluh

darah jantung. Apabila terjadi terkanan darah yang tinggi secara terus-menerus pada

pembuluh darah maka jantung akan terpaksa bekerja dengan keras lagi untuk

mengimbanginya. Jantung harus memompa darah lebih cepat lagi dari keadaan

normal. Bila hal ini terjadi dalam waktu yang lama maka jantung akan membengkak

dan melemah dan tidak sanggup lagi mengirimkan darah sehingga dalam waktu yang

lama akan terjadi gagal jantung yang disusul dengan sesak napas kemudian tubuh

akan membengkak karena pembuluh darah tidak mampu mengalirkan cairan dengan

baik ke sel tubuh (Leonard Marvyn, 1995:6-13).

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
24

Peningkatan aktivitas pusat vasomotor dan peningkatan tahan perifer total

menimbulkan iskemia ginjal sehingga terjadi penurunan laju filtrasi glumerolus (Ibnu

Masud. 1989:116). Komplikasi lain adalah terganggunya dinding pembuluh darah

arteri. Arteri yang terkena adalah arteri otot jantung, aorta, pembuluh darah otak,

pembuluh darah retina. Dinding pembuluh darah mengalami aterosklerosis. Jika hal

ini dibiarkan, maka dapat terjadi pembekuan pembuluh darah yang sangat berbahaya.

Bila terjadi pembekuan pembuluh darah di otak dapat mengakibatkan kelumpuhan

sebagian atau seluruh tubuh bahkan kematian secara tiba-tiba. Bila terjadi pada mata,

maka akan mengalami rabun atau buta. Bila terjadi pada ginjal, fungsi ginjal akan

terganggu bahkan rusak (Leonard Marvyn, 1995:18-24).

Gejala akibat komplikasi hipertensi sekunder yang pernah dijumpai adalah:

gangguan penglihatan, gangguan saraf, gagal jantung, gangguan fungsi ginjal,

gangguan serebral (otak), yang mengakibatkan kejang dan pendarahan pembuluh

darah otak yang mengakibatkan kelumpuhan, gangguan kesadaran hingga koma,

sebelum bertambah parah dan terjadi komplikasi serius seperti gagal ginjal, serangan

jantung, stroke, lakukan pencegahan dan pengendalian hipertensi dengan merubah

gaya hidup dan pola makan. Beberapa kasus hipertensi erat kaitannya dengan gaya

hidup tidak sehat, seperti kurang olah raga, stress, minum-minuman, beralkohol,

merokok, dan kurang istirahat. kebisaaan makan juga perlu diwaspadai. Pembatasan

asupan natrium (komponen utama garam), sangat disarankan karena terbukti baik

untuk kesehatan pasien hipertensi. Perjalan penyakit ini termasuk penyakit kronis

yang dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi antara lain: stroke, gagal

jantung, gagal ginjal, gangguan pada mata.

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
25

2.2 Konsep Lansia

2.2.1 Pengertian lansia

Lanjut usia atau usia tua adalah suatu periode dalam rentang kehidupan seseorang,

yaitu suatu periode dimana seseorang “ beranjak jauh” dari periode terdahulu yang

menyenangkan, atau beranjak dari waktu yang penuh bermanfaat (Hurlock, 2002). Lansia

(lanjut usia) adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis, fisik,

kejiwaan dan sosial (Undang-undang No 23 Tahun 1992 tentang kesehatan).

Pengertian dan pengelolaan lansia menurut Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 13 Tahun 1998 tentang lansia sebagai berikut:

a. Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas

b. Lansia usia potensial adalah lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan

kegiatan yang dapat menghasilkan barang atau jasa.

c. Lansia tak potensial adalah lansia yang tidak berdaya mencari nafkah sehingga

hidupnya tergantung pada bantuan orang lain.

2.2.2 Batasan lansia

Batasan usia menurut World Health Organization (WHO) lansia meliputi:

a. Usia pertengaha (middle age) antara usia 45 – 59 tahun

b. Lanjut usia (elderly) antara usia 60-75 tahun

c. Lanjut usia tua (old) antara usia 75 – 90 tahun

d. Usia sangat tua (very old) diatas usia 90 tahun

Depkes RI (2006) mengelompokkan lansia menjadi :

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
26

a. Virilitas (prasenium) yaitu masa persiapan usia lanjut yang menampakkan

kematangan jiwa (usia 55-59 tahun)

b. Usia lanjut dini (senescen) yaitu kelompok yang mulai memasuki masa usia lanjut

dini (usia 60-64 tahun)

c. Lansia berisiko tinggi untuk menderita berbagai penyakit degeneratif (usia >65

tahun)

2.2.3 Perubahan pada lansia

Perubahan yang terjadi pada lansia menurut (Santoso, 2009) antara lain :

1. Perubahan kondisi fisik

Perubahan pada kondisi fisik pada lansia meliputi perubahan dari tingkat sel

sampai ke semua sistem organ organ tubuh, diantaranya sistem pernafasan,

pendengaran, pengelihatan, kardiovaskuler, sistem pengaturan tubuh,

muskuloskeletal, gastrointestinal, urogenital, endokrin, dan integument. Masalah fisik

yang ditemukan pada lansia diantaranya lansia mudah jatuh, mudah lelah, kekacauan

mental akut, nyeri pada dada, berdebar-debar, sesak nafas pada saat melakukan

aktivitas kerja / kerja fisik, pembengkakan pada kaki bawah, nyeri pinggang atau

punggung, nyeri sendi pinggul, sering pusing, berat badan menurun, gangguan pada

fungsi pengelihatan, pendengaran, dan sulit menahan kencing.

2. Perubahan kondisi mental

Pada umumnya lansia mengalami penurunann fungsi kognitif dan psikomotor.

Perubahan-perubahan ini erat sekali kaitannya dengan perubahan fisik, keadaan

kesehatan, tingkat pendidikan atau pengetahuan, dan situasi lingkungan. Dilihat dari

segi mental dan emosional sering muncul perasaan pesimis, timbulnya perasaan tidak

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
27

aman dan cemas. Adanya kekacauan mental akut, merasa terancam akan timbulnya

suatu penyakit atau takut ditelantarkan karena tidak berguna lagi. Hal ini bisa

meyebabkan lansia mengalami depresi.

3. Perubahan psikososial

Masalah perubahan psikososial serta reaksi individu terhadap perubahan ini

sangat beragam, bergantung pada kepribadian individu yang bersangkuatan.

4. Perubahan kognitif

Perubahan pada fungsi kognitif di antaranya adalah kemunduran pada tugas-

tugas yang membutuhkan kecepatan dan tugas yang memerlukan memori jangka

pendek, kemampuan intelektual tidak mengalami kemunduran, dan kemampuan

verbal akan menetap bila tidak ada penyakit yang menyertai.

5. Perubahan spiritual

Menurut Maslow (1970), agama dan kepercayaan makin terintegrasi dalam

kehidupannya.

2.3 Konsep Perilaku

Perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati

langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Perilaku merupakan

respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar) sedangkan

perilaku kesehatan adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus atau objek yang

berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan

minuman serta lingkungan (Notoatmodjo, 2003:114).

Menurut Skinner (1938) perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang

terhadap rangsangan dari luar. Perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
28

terhadap organisme, kemudian merespon, sehingga teori Skinner ini sering disebut

sebagai teori S-O-R (Stimulus-Organisme-Respon .)

2.3.1 Unsur-unsur perilaku

Perilaku muncul sebagai hasil interaksi antara tanggapan dari individu terhadap

stimulus yang datang dari lingkungannya agar bisa beradaptasi dan tetap bertahan.

Hal yang mendasari timbulnya perilaku adalah dorongan yang ada dalam diri

manusia, sedangkan dorongan merupakan usia jadi perilaku muncul karena adanya

dorongan untuk bertahan. Menurut Notoatmodjo (2007) Ada tiga unsur utama dalam

perilaku yaitu :

a. Adanya afektif (perasaan atau penilaian pada berbagai hal).

b. Kognitif (pengetahuan kepercayaan atau pendapat tentang suatu obyek).

c. Psikomotor (niat serta tindakan yang berkaitan dengan suatu obyek).

2.3.2 Faktor yang mempengaruhi

1. Pengetahuan

Pengetahuan adalah berbagai gejala yang diperoleh manusia melalui

pengamatan indera. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan indera atau

akal budinya untuk megenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat

atau dirasakan sebelumnya (Meliono, 2008).

Menurut Notoatmodjo (2010) Pengetahuan merupaan hasil penginderaan

manusia, marupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan melalui panca indera

manusia, yaitu beberapa indera pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

Sebagian besar pengetahuann manusia diperoleh dari mata dan telinganya.

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
29

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk

tindakan seseorang (overt behaviour).

Pengetahuan seseorang terhadap suau objek yang dipelajari mempunyai

intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Bloom (1956) menjadi enam tingkatan,

yaitu sebagai berikut :

(1) Tahu (Know)

Tahu dapat diartikan sebagai ingatan akan suatu materi yang tela dipelajari

sebelumnya. Tahu merupakan tingkat yang paling rendah dalam pengetahuan.

Ukuran bahwa seseorang itu tahu bahwa ia dapat menyebutkan, menguraikan, dan

menyatakan.

(2) Memahami (comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, akan tetapi

harus dapat menginterpretasikan tentang objek yang diketahui tersebut dengan benar.

Seseorang yang memahami objek dapat menjelaskan, memberikan contoh, dan

menyimpulkan objek yang telah dipelajari.

(3) Aplikasi (application)

Aplikasi dapat didefinisikan dengan suatu kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya.Maksudnya

aplikasi ini apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud dapat

menggunakan atau mengaplikasikan dengan prinsip yang telah diketahui.

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
30

(4) Analisi (Analysis)

Analisis merupakan kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan atau

memisahkan ke bagian kecil, kemudian mencari hubungan antara komponen-

komponen yang terdapat dalam suatu masalah objek yang telah diketahui.

(5) Sintesis (synthesis)

Sintesis merupakan kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian dalam

suatu bentuk yang baru atau kemampuan untuk menyusun formulasi-formulasi yang

sudah ada atau dimiliki. Ukuran kemampuan jika seseorang dapat menyusun,

meringkas, merencanakan, dan menyesuaikan suatu teori atau rumusan yang ada.

(6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini merupakan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian

terhadap suatu objek. Penilaian didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri

atau norma-norma yang berlaku di masyarakat.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Menurut Soekamto (2002)

ada bebebapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan, yaitu :

(1) Tingkat pendidikan Pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan

agar terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat. Semakin tinggi tingkat

pendidikan, maka akan mengakibatkan kesadaran dasar akan pentingnya ilmu

pengetahuan. Hal ini dapat memacu seseorang untuk bersifat aktif dalam

mengingkatkan pengetahuan.

(2) Informasi seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak akan

mempunyai pengetahuan yang lebih luas, melalui media elektronika maupun

media massa.

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
31

(3) Budaya tingkah laku manusia atau sekelompok manusia dalam memenuhi

kebutuhan yang meliputi sikap dan kepercayaan.

(4) Pengalaman suatu yang pernah dialami seseorang akan menambah pengetahuan

tentang sesuatu yang bersifat informal.

(5) Sosial ekonomi tingkat kemampuan seseorang yang memenuhi kebutuhan hidup

semakin tinggi tingkat sosial ekonomi akan mendapat tingkat pengetahuan

dengan semakin luasnya cara mendapat informasi.

Menurut Notoatmodjo (2010) dari berbagai macam cara yang telah digunakan

untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah, dapat dikelompokkan

menjadi dua, antara lain :

1. Cara Tradisional atau Non Ilmiah Cara tradisional terdiri dari empat antara lain :

a. Cara coba salah (Trial and Error)

Salah satu cara yang pernah digunakan manusia untuk memperoleh

pengetahuan adalah melalui cara coba-coba atau yang bisaa dikenal dengan istilah

“ Trial and Error”. Metode ini telah digunakan oleh manusia dalam jangka

waktu yang lama sebagai cara untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Bahkan

sampai sekarang metode ini masih sering digunakan. Metode ini juga mempunyai

peran yang besar dalam menemukan dasar-dasar teori di berbagai cabang ilmu

pengetahuan.

b. Secara kebetulan

Penemuan secara kebetulan terjadi karena ketidaksengajaan oleh seseorang.

Salah satu contohnya adalah penemuan enzim urease oleh Summers yang

ditemukan pada tahun 1926.

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
32

c. Cara kekuasaan atau otoritas

Dalam kehidupan sehari-hari yang dilakukan oleh manusia, banyak sekali

kebisaaan dan tradisi yang dilakukan oleh seseorang, tanpa melalui penalaran

apakah yang telah dilakukan adalah baik ataupun tidak. Kebisaaan seperti ini

tidak hanya terjadi pada kalangan masyarakat tradisional saja, melainkan juga

terjadi dikalangan masyarakat modern. Para pemegang otoritas dan kekuasaan

baik pemimpin pemerintah, tokoh agama, maupun ahli ilmu pengetahuan. Pada

prinsipnya mempunyai mekanisme yang sama pada penemuan pengetahuan.

d. Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau pengelaman merupakan

salah satu cara seseorang memperoleh kebenaran pengetahuan. Pengalaman

pribadi dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini

dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang telah diperoleh

dalam memecahkan masalah yang dihadapi dahulu.

e. Cara akal sehat

Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat memperoleh teori atau

kebenaran. Sebelum pendidikan berkembang para orang tua zaman dahulu

menggunakan hukuman fisik bila anaknya berbuat salah, misalnya dengan

mencubit atau menjewer telinga. Ternyata pada zaman sekarang ini hal tersebut

berkembang menjadi teori atau kebenaran, bahwa hukuman (reward and

punishment) merupakan cara yang banyak dilakukan orang tua untuk

mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan.

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
33

f. Kebenaran melalui agama

Ajaran agma adalah suatu kebenaran yang diturunkan Tuhan melalui Nabi.

Kebenaran ini harus diyakini dan diterima oleh pengikut agama yang

bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut benar atau tidak.

g. Kebenaran secara intuitif

Kebenaran secara intuitif siperoleh manusia dengan cepat melalui proses

diluar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau berfikir terlebih dahulu.

Kebenaran yang diperoleh dengan cara ini sulit dipercaya karena tanpa melalui

cara-cara yang rasional dan sistematis. Kebenaran ini hanya diperoleh dari intuisi

atau bisiskan hati

h. Melalui jalan pikiran

Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara berfikir

manusia juga mengalami perkembangan. Pada zaman sekarang ini manusia telah

mampu menggunakan penalaranhya dalam memperoleh pengetahuan.

i. Induksi

Induksi adalah cara memperoleh kesimpulan yang dimulai dari pernyataan –

pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat umum. Proses berfikir induksi

berasal dari pengamatan indera atau hal-hal yang nyata, maka dapat dikatakan

bahwa induksi beranjak dari hal-hal abstrak.

j. Deduksi

Deduksi adalah membuat kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum

ke yang khusus. Aristoteles (384-322 SM) mengembangkan cara berfikir

deduksi ini kedalam suatu cara yang disebut “silogisme”. Silogisme

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
34

merupakan suatu bentuk deduksi berlaku bahwa sesuatu yang dianggap benar

secara umum pada kelas tertentu, berlaku juga kebenarannya pada semua

peristiwa yang terjadi pada setiap yang terjadi di kelas itu.

2. Cara ilmiah dalam memperoleh pengetahuan

Cara baru atau cara modern dalam memperoleh pengetahuan pada zaman

ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut dengan “metode

penelitian” atau lebih sering disebut dengan metodologi penelitian (research

methdology). Pada walanya cara ini dikembangkan oleh Francis Bacon (1561

-1626). Francis mengatkan bahwa dalam memperoleh kesimpulan dilakukan

dengan cara melakukan observasi secara langsung dan membuat dokumentasi

terhadap semua fakta sehubungan dengan objek yang diamati. Dokumentasi

ini mencakup tiga hal pokok yaitu :

1. Segala sesuatu yang positif, yaitu gejala tertentu yang muncul pada saat

dilakukan pengamatan.

2. Segala sesuatu yang negatif, yaitu gejala tertentu yang tidak muncul pada

saat dilakukan pengamatan.

3. Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi, yaitu gejala-gejala yang

berubah-ubah pada kondisi tertentu.

2. Sikap

Secara umum sikap sebagai kecenderungan untuk berespon (secara positif dan

negatif) terhadap orang, objek, dan situasi tertentu. Sikap merupakan reaksi atau

respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulasimatau objek.

Sikap juga merupakan suatu kecenderungan berfikir, berpesepsi, dan bertindak. Sikap

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
35

mempunyai karakteristik seperti daya pendorong, relative lebih menetap disbanding

emosi dan pikiran. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian

reaksi terhadap stimulus tertentu yang ada dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Yusuf (2006), ada tiga komponen yang dapat mempengaruhi sikap

antara lain :

a) Komponen kognitif (komponen perceptual), yaitu komponen yang berkaitan

dengan pengetahuan, pandangan keyakinan, yaitu hal-hal yang berhubungan

dengan bagaimana persepsi orang terhadap objek sikap, Berisi persepsi dan

kepercayaan yang dimiliki individu mengenai sesuatu.

b) Komponen afektif (komponen emosional), merupakan komponen yang

berhubungan dengan rasa senang merupakan hal yang positif, sedangkan rasa tidak

senang merupakan hal yang negatif. Komponen ini menunjukkan arah sikap, yaitu

positif dan negatif. Merupakan perasaan individu terhadap objek sikap dan

menyangkut masalah emosi. Aspek ini merupakan aspek yang paling bertahan

terhadap pengaruh yang mungkin akan mengubah sikap seseorang.

c) Komponen konatif (komponen perilaku, atau action component), merupakan

komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak atau berperilaku

terhadap objek sikap.

1) Tingkatan sikap

Seperti halnya pengetahuan, sikap juga memiliki tingkatan – tingkatan

Notoatmodjo (2010), yaitu :

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
36

1. Menerima (receiving)

Menerima dapat diartikan bahwa seseorang (subjek) mau dan memperhatikan

stimulus yang diberikan (objek).

2. Merespon (responding)

Merespon atau menanggapi berarti memberikan jawaban atau tanggapan

terhadap pertanyaan, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan.

3. Menghargai (valuing)

Menghargai adalah subjek atau seseorang memberikan nilai yang positif

terhadap objek atau stimulus, dalam arti membahasnya dengan orang lain, bahkan

bisa mengajak atau mempengaruhi atau mengajurkan orang lain untuk merespon.

4. Bertanggung jawab

Sikap yang paling tinggi tingkatnya adalah bertanggung jawab terhadap apa

yang telah diyakininya. Seseorang yang telah mengambil sikap tertentu

berdasarkan keyakinannya, dia harus berani mengambil risiko bila ada orang lain

yang mencemoohkan atau adanya risiko lain.

2) Faktor - faktor yang mempengaruhi sikap

Faktor yang paling penting dalam seseorang berperilaku adalah adanya niat.

Niat akan ditentukan oleh sikap seseorang. Sikap ditentukan oleh keyakinan

seseorang akibat dari tindakan yang akan dilakukan. Jadi, seseorang memiliki

keyakinan yang kuat akan akibat dari tindakan yang dilakukan secara positif akan

menghasilkan sikap yang positif pula. Sebaliknya jika seseorang tidak yakin akan

akibat dari perilaku yang dilakukan dengan positif akan menghasilkan sikap yang

negatif (Glanz , 2002)

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
37

FaktorfFaktor yang mempengaruhi sikap menurut Azwar (2007) antara lain :

a. Pengalaman pribadi untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, maka harus

melalui kesan yang kuat. Apa yang dialami akan membentuk dan mempengaruhi

salah satu dasar pembentukan sikap.

b. Kebudayaan. Kebudayaan mempengaruhi sikap dan memberi corak pengalaman

individu yang menjadi .kelompok usahanya. Hanya kepribadian invidu yang kuat

dapat memudahkan dominasi kebudayaan dalam pembentukan sikap individual.

c. Orang lain yang dianggap penting. Orang lain di sekitar kita merupakan salah satu

diantara komponen sosial yang dapat mempengaruhi sikap kita. Seseorang yang

dianggap penting akan diharapkan persetujuan bagi setiap tindakan dan pendapat

kita.

d. Media massa Media massa menyampaikan informasi yang berisi sugesti yang

dapat mengarahkan opini yang kuat dalam menilai suatu hal sehingga terbukalah

arahan sikap tertentu.

e. Lembaga pendidikan dan lembaga agama. Lembaga pendidikan serta lembaga

agama sebagai suatu sistem mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap

dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri

individu.

f. Emosional. Emosi dapat mendasari bentuk sikap karena dapat berfungsi sebagai

semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.

3.Dukungan keluarga

Dukungan keluarga sangatlah penting karena keluarga merupakan unit terkecil

dalam masyarakat dan sebagai penerima asuhan keperawatan. Oleh karena itu

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
38

keluarga sangat berperan dalam menentukan cara asuhan yang diperlukan oleh

anggota keluarga yang sakit, apabila dalam keluarga tersebut salah satu anggota

keluarganya ada yang sedang mengalami masalah kesehatan maka sistem dalam

keluarga akan terpengaruhi (Friedman, 1998).

Dukungan dari keluarga akan memainkan suatu peran penting dalam kepatuhan,

akan tetapi perbedaan dalam bagaimana keluarga menunjukkan dukungannya

memainkan suatu peran dalam menentukan apakah hal tersebut dapat menjadi

kontributor terhadap kepatuhan kontrol pada pasien hipertensi (Stanley, 2006).

Menurut Friedman (2000) disebutkan ada 4 jenis dukungan keluarga yaitu :

a. Dukungan instrumental adalah bantuan yang diberikan secara langsung bersifat

fasilitas atau materi.

b. Dukungan informasi yaitu memberikan penjelasan tentang situasi dan segala

sesuatu yang berhubungan dengan masalah yang sedang dihadapi individu, yang

dapat berupa nasehat, petunjuk, masukan atau penjelasan bagaimana seseorang

bersikap.

c. Dukungan appraisal atau penilaian, bisa berbentuk penilaian positif, penguatan

(pembenaran) untuk melakukan sesuatu, umpan balik atau menunjukkan

perbandingan sosial yang membuka wawasan seseorang yang sedang dalam

keadaan stress.

d. Dukungan emosional meliputi ekspresi empati misalnya mendengarkan, bersikap

terbuka, menunjukkan sikap percaya terhadap apa yang dikeluhkan, mau

memahami, eksperesi kasih sayang dan perhatian yang menyebabkan individu

merasa berharga, nyaman, aman, terjamin, dan disayangi.

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
39

5. Ciri-ciri individual meliputi umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan status

sosial ekonomi.

2.4 Perilaku Kontrol Hipertensi

Perilaku kontrol hipertensi merupakan suatu kegiatan atau aktivitas pasien

hipertensi untuk melakukan perawatan, kontrol dan pengobatan, baik dapat diamati

secara langsung maupun tidak dapat diamati oleh pihak luar. Perilaku kontrol

kesehatan menurut Notoatmodjo (2003) yaitu:

a. Persepsi (perception) yaitu mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan

dengan tindakan yang diambil yang merupakan tingkat pertama misalnya pasien

hipertensi dapat mengetahui tentang tanda dan gelaja hipertensi.

b. Respon terpimpin (guided respons), yaitu dapat melakukan sesuatu sesuai dengan

urutan benar dan sesuai dengan contoh misalnya pasien hipertensi dapat melakukan

cara perawatan sesuai dengan anjuran tenaga kesehatan.

c. Mekanisme (mechanism), yaitu melakukan sesuatu yang menjadi kebisaaan pasien

hipertensi misalnya mengetahui cara mencegah kenaikan tekanan darah dengan

minum obat teratur dan mengontrol tekanan darah secara rutin di pelayanan

kesehatan.

d. Adaptasi (adaptation), yaitu suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang

dengan baik benar misalnya pasien hipertensi dapat melakukan perawatan

hipertensi dengan benar misalnya dari kepatuhan obat, kontrol dan diit hipertensi.

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
40

2.5 Konsep Kepatuhan

2.5 1 Pengertian kepatuhan

Kepatuhan (adherence) adalah suatu bentuk perilaku yang timbul akibat

adanya interaksi antara petugas kesehatan dan pasien sehingga pasien mengerti

rencana dengan segala konsekwensinya dan menyetujui rencana tersebut serta

melaksanakannya (Kemenkes R.I, 2011). Kepatuhan adalah tingkat perilaku pasien

yang tertuju terhadap intruksi atau petunjuk yang diberikan dalam bentuk terapi

apapun yang ditentukan, baik diet, latihan, pengobatan atau menepati janji pertemuan

dengan dokter (Stanley, 2007). Kepatuhan adalah merupakan suatu perubahan

perilaku dari perilaku yang tidak mentaati peraturan ke perilaku yang mentaati

peraturan (Green dalam Notoatmodjo, 2003).

Seseorang dikatakan tidak patuh apabila orang tersebut melalaikan

kewajibannya berobat, sehingga dapat mengakibatkan terhalangnya kesembuhan.

Seseorang dikatakan patuh berobat bila mau datang ke petugas kesehatan yang telah

ditentukan sesuai dengan jadwal yang ditentukan serta mau melaksanakan apa yang

dianjurkan oleh petugas (Yunsari, 2009).

2.5.2 Faktor-faktor yang mendukung kepatuhan pasien

Fruerstein et al (1986) dalam Noventi 2012 menyampaikan ada 5 faktor yang

mendukung kepatuhan pasien, yaitu :

1. Pendidikan: pendidikan pasien dapat meningkatkan kepatuhan, sepanjang

kesehatan tersebut merupakan pendidikan yang aktif seperti penggunaan buku-

buku dan kaset.

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
41

2. Akomodasi: suatu usaha yang harus dilakukan untuk memahami cirri

kepribadian pasien yang dapat mempengaruhi kepatuhan. Sebagai contoh,

pasien yang mandiri harus dapat merasakan bahwa ia dilibatkan secara aktif

dalam program pengobatan, sementara pasien yang lebih mengalami ansietas

dalam menghadapi sesuatu, harus diturunkan dulu tingkat ansietasnya dengan

cara meyakinkan pasien atau dengan tekhnik-tekhnik lain sehingga ia

termotivasi untuk mengikuti anjuran pengobatan.

3. Modifikasi faktor lingkungan dan sosial: hal ini berarti membangun dukungan

sosial dari keluarga dan teman – teman.

4. Perubahan model terapi: program-program pengobatan dapat dibuat

sesederhana mungkin, dan pasien terlibat aktif dalam pembuatan program

tersebut.

5. Meningkatkan interaksi professional kesehatan dengan pasien: sangat penting

untuk memberikan umpan balik pada pasien setelah memperoleh informasi

tentang diagnosis.

2.6 Teori Lawrence Green

Lawrence Green mencoba menganalisis perilaku manusia berasal dari tingkat

kesehatan. Kesehatan seseorang dipengaruhi oleh dua faktor pokok yaitu faktor

perilaku (behavioral causes) dan diluar perilaku (non behavioral causes). Faktor

penentu atau determinan perilaku manusia sulit untuk dibatasi karena perilaku

merupakan resultan dari berbagai faktor, baik internal maupun eksternal

(lingkungan). Selanjutnya perilaku individu di pengaruhi oleh 3 faktor utama, yang

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
42

terdiri dari PRECEDE dan PROCEED. Precede (Predisposing, Enabling, dan

Reinforcing Cause in Educational Diagnosis and Evaluation) merupakan arahan

dalam menganalisis atau diagnosis dan evaluasi perilaku untuk suatu intervensi.

Sedangkan PROCEED (Policy, Regulatory, Organizational Construct in Educational

and Enviromental Develompment) adalah arahan dalam perencanaan, implementasi,

dan evaluasi pendidikan. Model teori ini dapat diuraikan bahwa perilaku itu sendiri

ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor yang disebutkan diatas.

Tiga faktor perilaku menurut Notoatmodjo (2012) ditentukan atau dibentuk

oleh:

1. Faktor predisposisi (predisposing factors)

Faktor ini berasal dari internal yang ada pada diri individu, kelompok, dan

masyarakat, yang mempermudah individu berperilaku. Faktor-faktor ini mencakup

pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi, dan kepercayaan

terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut

masyarakat, tingkat pendidikan, serta tingkat sosial ekonomi. Faktor tersebut dapat

mempengaruhi terwujudnya perilaku terutama yang positif.

2. Faktor pemungkin (enabling factors)

Faktor ini merupakan faktor yang memungkinkan individu berperilaku seperti

yang terwujud dalam lingkungan, fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-

fasilitas atau sarana-sarana kesehatan. Faktor ini berupa sarana prasarana atau

fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan, misalnya ketersediaan dari

puskesmas, rumah sakit, tempat olahraga, makanan bergizi, uang, dan sebagainya.

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
43

Dalam berperilaku sehat, masyarakat perlu sarana prasarana yang memungkinkan

untuk terwujudnya perilaku kesehatan.

3. Faktor pendorong (reinforcing factors)

Faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku. Seseorang yang

mempunyai pengetahuan yang baik dan mampu untuk berperilaku sehat terkadang

tidak melakukannya. Dalam hal ini untuk berperilaku sehat memerlukan contoh

dari para tokoh masyarakat. Sikap dan perilaku petugas kesehatan, tokoh

masyarakat, dan dukungan keluarga juga merupakan faktor pendorong dalam

perilaku kesehatan. Termasuk juga undang-undang, peraturan-peraturan baik dari

pemerintah pusat maupun daerah yang terkait dengan kesehatan. Dalam

mewujudkan perilaku kesehatan seseorang tidak cukup hanya dengan mengetahui

dampak positif dari perilaku kesehatan dan kemampuan fisik dan material yang

cukup, tetapi juga dibutuhkan dukungan dari petugas kesehatan, keluarga dan

contoh yang baik dari tokoh masyarakat, serta pemerintah.

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
44

Faktor pendorong: Faktor pemungkin:

1. Keluarga 1. Ketersediaan
Faktor presdisposisi: 2. Teman sebaya pelayanan kesehatan
3. Pengajar 2. Akses ke pelayanan
1. Pengetahuan 4. Pekerja kesehatan
2. Sikap 5. Petugas Kesehatan 3. Komunitas / peraturan
3. Kepercayaan 6. Tokoh masyarajat pemerintah, serta
4. Nilai 7. Pembuat keputusan komitmen terhadap
5. Keyakinan kesehatan
4. Kemampuan
berhubungan dengan
kesehatan

Lingkungan
Perilaku Kesehatan (Kondisi Sekitar tempat
tinggal)

Kesehatan

Gambar 2.2 Faktor yang mempengaruhi Perilaku Kesehatan dari Lawrence Green dan Kreuter
(1991)

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

2.7 Keaslian Penulisan

Tabel 2.4 Keaslian Penulisan


No Judul Karya Ilmiah dan Variabel Metode Hasil
Penelitian
1. Faktor Ketidakpatuhan Kontrol I :Pemahaman instruksi, D : Cross Sectional Hasil penelitian faktor-faktor yang
Pasien Hipertensi kualitas instruksi, isolasi S : 64 Pasien mempengaruhi ketidakpatuhan kontrol pasien
(I ketut Gama. dkk.2014) sosial dan keluarga Hipertensi di Hipertensi yang disebabkan oleh pemahaman
D : Kepatuhan kontrol Puskesmas Payangan, tentang instruksi 63 %, dan kualitas Instruksi
Pasien hipertensi Bali 20% , sedangkan isolasi sosial dan keluarga
I : Kuesioner 18 %
A: Analisis univariate

2. Hubungan Peran Keluarga D : Kepatuhan Berobat, D :Survey Analitik, Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar
Dengan Kepatuhan Berobat Pasien Hipertensi Cross Sectional peran keluarga kurang baik dan dikategorikan
Pasien Hipertensi di Desa I : Peran keluarga S :64 responden Pasien tidak patuh berobat 29,7%, yang peran
BatuKecamatan Likupang hipertensi di keluarganya kurang baik dan patuh berobat
Selatan Kabupaten Minahasa kecamatan likupang 6,2%, sedangkan peran keluarga baik dan
Utara selatan kabupaten tidak patuh berobat ada9,4% dan yang peran
(Agnes Stella, RinaKUndre, Jill Minahasa Utara keluarga baik dan patuh berobat 54,7%.dapat
Lolong.2015) I : Kuesioner disimpulkan terdapat hubungan peran
A : Chi Square keluarga dengan kepatuhan berobat.
3 Hubungan Peran Educator D : Tingkat kepatuhan D : Cross Sectional Terdapat hubungan yang signifikan antara
Perawat dalam Discharge pasien rawat inap untuk S : 40 pasien di peran educator perawat dalam discharge
Planning dengan Tingkat kontrol di rumah sakit Rumah sakit paru planning dengan tingkat kepatuhan pasien
Kepatuhan Pasien Rawat Inap I :Peran Educator perawat kabupaten jember rawat inap untuk kontrol di Rumah sakit paru
untuk Kontrol di Rumah Sakit dalam discharge planning I : Kuesioner Kabupaten Jember 42,5% pasien
Paru kabupaten Jember (Riza A : Chi Square mempersepsikan peran educator perawat
Firman Suryadi.2013) dalam discharge planning tidak baik dan 40%
pasien tidak patuh untuk control
4 Faktor yang berhubungan D : Kepatuhan berobat D: Cross sectional Penelitian ini menyimpulkan bahwa ada

45

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

No Judul Karya Ilmiah dan Variabel Metode Hasil


Penelitian
dengan kepatuhan berobat pasien hipertensi study hubungan pengetahuan, motivasi, dukungan
hipertensi pada lansia di I : pengetahuan, motivasi, S :130 Lansia di petugas kesehatan, dukungan keluarga
Puskesmas Pattingalloang kota dukungan petugas puskesmas dengan kepatuhan berobat hipertensi pada
Makassar (A.Fitria Nur kesehatan, dukungan Pattingalloang selama lansia, sedangkan variabel keterjangkauan
Annisa,dkk.2013) keluarga tahun 2013 pelayanan kesehatan tidak berhubungan
I : Kuesioner dengan kepatuhan berobat hipertensi pada
A:chi square lansia
5 Faktor-Faktor yang D : Kepatuhan D :Cross Sectional Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-
berhubungan dengan kepatuhan pengobatan hipertensi S : 90 pasien faktor yang berhubungan dengan kepatuhan
pengobatan pada Pasien I : status pekerjaan,jarak hipertensi di pengobatan hipertensi adalah status
hipertensi di Wilayah kerja rumah dengan pelayanan puskesmas pekerjaan, jarak rumah terhadap pelayanan
puskesmas kedungmundu kota kesehatan, tingkat kedungmundu kesehatan, tingkat pengetahuan tatalaksana
Semarang (Qorry Putri pengetahuan, motivasi, I : Pandun wawancara hipertensi, motivasi untuk berobat,dan
Rasajati.2015) dukungan keluarga terstruktur dukungan keluarga, sedangkan variabel jenis
A : Chi square kelamin, tingkat pendidikan dan pendapatan
keluarga tidak ada hubungannya.
6 Faktor-faktor yang berhubungan I : Tingkat pengetahuan D :Cross Sectional Penelitian ini menyimpulkan bahwa ada
dengan tingkat kepatuhan pasien dan motivasi S : 75 responden hubungan yang signifikan antara tingkat
hipertensi dalam menjalani D : Kepatuhan pasien hipertensi pendidikan, tingkat pengetahuan, dan tingkat
pengobatan di Puskesmas pengobatan pasien berusia minimal 20 motivasi dengan kepatuhan pasien hpertensi
Gondangrejo Karanganyar hipertensi tahun di puskesmas dalam menjalani pengobatan
(Diyah Ekarini.dkk.2011) Gondangrejo
karanganyar
I : Kuesioner
A: Chi Square
7 Analisis pengaruh Biaya obat D : kepatuhan kontrol D : non eksperimental- Faktor yang berpengaruh terhadap kepatuhan
terhadap kepatuhan kontrol pasien hipertensi Deskriptif pasien hipertensi di RSD dr.Soebandi Jember
pasien hipertensi di instalasi I : biaya obat S :120 pasien salah satunya adalah biaya obat. Hal lain
rawat jalan RSD dr. Soebandi hipertensi di instalasi yang dapat mempengaruhi tingkat kepatuhan
Jember periode bulan januari- rawat jalan RSD dr. pasien adalah umur, jenis kelamin, pekerjaan,

46

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

No Judul Karya Ilmiah dan Variabel Metode Hasil


Penelitian
juni2012 (Yeni Dwi Soebandi Jember suku dan sosial ekonomi mempengaruhi
Haryanti.2012) I : Rekam medic kepatuhan minum obat pasien hipertensi
kesehatan (RMK)
pasien hipertensi
A : Regresi logistic
dengan Nagelkerke R
Square sebesar 0,002
atau 0,2 %

8 Hubungan antara Tingkat I : Tingkat pendidikan, D : Cross Sectional Tidak ada hubungan yang signifikan antara
Pendidikan dan Dukungan Dukungan Keluarga, D : S: 70 responden pasien tingkat pendidikan dengan keapatuhan
Keluarga terhadap Kepatuhan Kepatuhan Berobat hipertensi dari berobat pasien hipertensi .Sedangkan, ada
Berobat pada pasien Hipertensi Hipertensi puskesmas Ngaliyan hubungan yang signifikan antara dukungan
di Puskesmas Ngaliyan semarang. keluarga dengan kepatuhan berobat pasien
Semarang (Lilis Trianni.2011) I : Kuesioner hipertensi di Puskesmas Ngaliyan Semarang
A:Chi Square
9 Faktor Lingkungan yang D : Kepatuhan terapi D :Cross Sectional Dari hasil penelitian dapat disimpulkan
Berhubungan dengan Tingkat pasien hipertensi S: 75 penderita bahwa terdapat hubungan antara komunikasi
Kepatuhan Terapi pasien I : Komunikasi hipertensi di teraupetik, dukungan keluarga,dan
Hipertensi Primer di Puskesmas terauperik, dukungan puskesmas pendapatan pasien terhadap tingat kepatuhan
Kedungmundu Kota Semarang keluarga, dukungan Kedungmundu terapi pasien hipertensi primer di Puskesmas
(Binti Sabrina, 2015) tenaga kesehatan, I:Kuesioner Kedungmundu, Kota Semarang
pendaparan, dan A: Chi quare
pengobatan lain

10 Factors Associated with I : Akses ke pelayanan D : Cross Sectional Ketidakpatuhan kontrol orang Afrika-
Appointment Non-Adherence kesehatan, pengetahuan, S : 185 warga afrika- Amerika dengan hipertensi tidak terkontrol
among African-Americans with sikap, dan kepercayan amerik yang tercatat di dikaitkan
Severe,Poorly Controlled D : Kepatuhan minum urbean medical center dengan banyak faktor seperti akses yang
Hypertension (Nwabuo obat di Maryland memadai untuk kesehatan, pengetahuan,

47

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

No Judul Karya Ilmiah dan Variabel Metode Hasil


Penelitian
dkk.2014) I : Kuesioner sikap dan keyakinan.
A : T-test
11 Patient and Healthcare D : Kepatuhan medikasi D :Deskriptif Analisis Ulasan ini mengidentifikasi berbagai
Provider Barriers to I : Pengetahuan, sikap, S : 25 studi kulaitatif hambatan yang dihadapi pasien dan penyedia
Hypertension Awareness, motivasi,Pengaruh sosial, dan 44 kuantitatife layanan kesehatan mengupayakan kontrol
Treatment and Follow Up: A kepercayaan terhadap hasil translate dari pada hipertensi, menunjukkan kebutuhan
Systematic Review and Meta – petugas kesehatan bahasa Rusia, negara-negara berpenghasilan rendah dan
Analysis of Qualitative and Portugis, dan korea menengah diwajibkan untuk
Quantitative Studies (Khatib diterjemahkan ke menginformasikan kebijakan
dkk.2014) Inggris untuk meningkatkan kontrol hipertensi.
I :Electronic
databases MEDLINE,
EMBASE dan Global
Health
A:
12 Adherence to antyhypertensive D : Kepatuhan minum D : Cross Sectioal Faktor seperti jenis kelamin, jarak dengan
treatmen and associated factors obat S : 384 pasien rumah sakit, angka komorbiditas,
among patients on follow up at I : Jarak dengan rumah hipertensi usia diatas pengetahuan mengenai HTN dan terapinya
University of Gondar Hospital, sakit,jumlah 18 tahun diGondar mempengaruhi perilaku kepatuhan pasien.
Northwest Ethiopia (Ambaw komorbiditas, Referral Hospital Diagnose awal dan manajemen untuk
dkk.2014) pengetahuan I : Kuesioner komorbiditas, konseling dan edukasi pasien
A: tentang penyakit dan terapinya sangat penting
untuk meningkatkan status kepatuhan pasien

48

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Kerangka Konsep


Presdisposising factor :
Lingkungan (kondisi
1. tempat tinggal)
1. Pengetahuan
Pengetahuan
2. Kepercayaan
3. Nilai-nilai
4. Sikap
5. keyakinan

Enabling Factors :
Kepatuhan pengobatan Hipertensi
1. Ketersediaan fasilitas Terkontrol
pelayanan kesehatan
2. Akses menuju
pelayanankesehatan
3. Komunitas/peraturan
pemerintah, prioritas dan
komunitmen pada
kesehatan
4. Kesehatan berhubungan
dengan kemampuan

Reinforcing Factors :

1. Dukungan keluarga
1. Dukungan keluarga
2. Teman sebaya
3. Pengajar
4. Pekerja
5. Dukungan petugas
kesehatan
ak6.Diteliti
Pemimpin komunitas
7. Pembuat keputusan

Keterangan :
= Diteliti
= Tidak diteliti

Gambar 3.1 Kerangka konseptual Penelitian “ Hubungan Dukungan Keluarga dan


Pengetahuan Pasien dengan Kepatuhan Pengobatan Pasien Hipertensi di
Puskesmas Pegirian Surabaya

49

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
50

Hipertensi atau tekanan darah tinggi didefinisikan sebagai elevasi persisten

dari tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolik 90

mmHg atau lebih (Publikasi Centers for disease control and Prevention

(CDC)Healthy People 2000 dan 2010).

Sekali seseorang terdiagnosa hipertensi maka orang tersebut dituntut untuk

menjalani pengobatan seumur hidup secara rutin dan menjaga pola hidup sehat.

Pemberian informasi atau konseling yang baik dari petugas kesehatan kepada pasien

hipertensi dapat mendeteksi dini komplikasi yang ditimbulkan dari penyakit

hipertensi itu sendiri, selain itu dapat memotivasi pasien hipertensi untuk selalu

berobat atau mengontrolkan diri ke sarana pelayanan kesehatan khususnya puskesmas

(Wijayanto, 2012).

Kontrol kesehatan di pelayanan kesehatan dan minum obat secara rutin

merupakan faktor penting dalam pencegahan komplikasi akibat hipertensi. Beberapa

faktor berperan dalam kepatuhan seorang pasien hipertesi dalam melakukan kontrol

di Pelayanan Kesehatan dan juga minum obat secara rutin. Menurut teori yang

dikembangkan oleh Lawrence Green dan Kreuter (1991), menganalisis perilaku

manusia dari tingkat kesehatan. Perilaku dipengaruhi oleh tiga faktor. Faktor

predisposisi, faktor pendukung, dan faktor pendorong. Faktor predisposisi terdiri dari

pengetahuan, ,kepercayaan, nilai, sikap, dan keyakinan. Faktor pendukung terdiri

faktor fisik, tersedia atau tidaknya sarana dan prasarana kesehatan serta kemudahan

dalam mencapai tempat pelayanan mencakup jarak dan waktu. Faktor pendorong

terdiri dari dukungan keluarga, petugas kesehatan.Pengambil keputusan, tokoh

masyarakat dan lain-lain.

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
51

Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Lawrence Green dan Kreuter

(1991) diatas kepatuhan pengobatan pasien hipertensi dapat dipengaruhi oleh

pengetahuan dan dukungan keluarga pasien.

3.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah:

H1: Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan pengobatan pasien

hipertensi

H1 :Ada hubungan antara pengetahuan pasien dengan kepatuhan pengobatan pasien

hipertensi

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini akan dibahas tentang metodologi penelitian yang berisi: (1) Desain

penelitian; (2) Populasi, sampel (kriteria inklusi, ekslusi),besar sampel (sampel size),

dan teknik sampel (sampling); (3) Identifikasi variabel penelitian; (4) Definisi

operasional; (5)Pengumpulan dan pengolahan data; (6)Kerangka kerja penelitian; (7)

Etik penelitian ; (8) Keterbatasan penelitian.

4.1 Desain Penelitian

Desain pada penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif korelasi

dengan pendekatan cross sectional, yaitu merupakan rancangan penelitian yang

bertujuan untuk membuat gambaran umum atau deskripsi mengenai suatu keadaan

secara objektif. Pendekatan cross sectional bertujuan mengkaji hubungan korelatif

antar variabel yang menekankan waktu pengukuran atau pengamatan data variabel

independen dan dependen pada saat bersamaan (sekali waktu). Pada jenis ini,

hubungan korelatif mengacu pada kecenderungan bahwa variasi suatu variabel diikuti

oleh variasi variabel lainnya.

Pada penelitian ini, peneliti melibatkan minimal dua variabel (Nursalam, 2013).

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor

predisposisi yaitu tingkat pengetahuan dan faktor pendorong yaitu dukungan keluarga

terhadap tingkat kepatuhan pasien hipertensi dalam menjalani pengobatan di

Puskesmas Pegirian Surabaya. Penelitian deskriptif dalam penelitian ini bertujuan

52

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
53

untuk perbaikan dan peningkatan progam pelayanan kesehatan dan pengendalian

penyakit tidak menular misalnya hipertensi.

Melalui desain penelitian cross sectional ini nantinya akan diketahui ada atau

tidaknya hubungan antar variabel penelitian. Variabel independen dalam penelitian

ini adalah tingkat pengetahuan dan dukungan keluarga pasien hipertensi, sedangkan

variabel dependen adalah kepatuhan pengobatan pasien hipertensi di Puskesmas

Pegirian Surabaya.

4.2 Populasi, Sampel, dan Sampling

4.2.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2007). Menurut Chandra (2008)

populasi disebut juga universe adalah sekelompok individu yang tinggal di wilayah

yang sama, atau sekelompok individu atau objek yang memiliki karakteristik yang

sama, misalnya usia, jenis kelamin, pekerjaan, status sosial, golongan darah yang

sama. Populasi terjangkau adalah populasi yang memenuhi kriteria penelitian dan

bisaanya dapat dijangkau oleh peneliti dari kelompoknya (Nursalam, 2008).

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah lansia pasien hipertensi

yang tercatat melakukan kontrol di Puskesmas Pegirian Surabaya pada bulan Januari-

Maret 2016. Jumlah Pasien hipertensi yang melakukan kontrol di Puskesmas Pegirian

Surabaya pada bulan Januari-Maret 2016 berjumlah 189 orang dan didominasi oleh

kelompok lansia yaitu 106 orang.

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
54

4.2.2 Sampel

Sampel merupakan sebagian kecil populasi yang digunakan dalam uji untuk

memperoleh informasi statistik mengenai keseluruhan populasi (Chandra, 2008).

Setelah mendapat populasi penelitian yaitu pasien hipertensi di puskesmas wilayah

Pegirian Surabaya maka peneliti menetapkan kriteria sampel sebagai berikut:

1. Kriteria inklusi dalam penelitian ini yaitu:

a) Pasien hipertensi dengan usia 60 tahun keatas

b) Pasien hipertensi di wilayah Pegirian Surabaya yang tercatat pada bulan

Januari- Maret 2016

2. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :

a) Pasien hipertensi dengan komplikasi yang butuh rujukan

b) Lansia yang mengalami penurunan kognitif dan tidak bisa

berkomunikasi dengan baik

c) Tidak berada di rumah atau pindah saat kunjungan

4.2.3 Teknik sampel (sampling)

Sampling frame atau kerangka pengambilan sampel bertujuan untuk

memaparkan secara jelas dan melakukan spesifikasi elemen populasi (Chandra,

2008). Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan teknik consecutive

sampling. Jenis teknik sampling ini merupakan teknik penetapan sampel jenis non

probability terbaik. Pada consecutive sampling, setiap pasien yang memenuhi kriteria

penelitian dimasukkan dalam penelitian sampai kurun waktu tertentu, sehingga

jumlah pasien yang diperlukan terpenuhi (Sastroasmoro & Ismail, 1995 dalam

Nursalam, 2016). Sampel dalam penelitian ini diambil pasien hipertensi kelompok

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
55

lansia yang tercatat di Puskesmas Pegirian Surabaya dalam kurun waktu Januari-

Maret 2016. Hasil dari penelitian yang dilaksanakan selama tanggal 25 Juni - 1 Juli di

dapatkan besar sampel sejumlah 51 responden lansia pasien hipertensi di wilayah

Puskesmas Pegirian Surabaya.

4.2.4 Besar sampel

Besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini dihitung dengan

menggunakan metode Taro Yamane dengan rumus :

n=

= 51,45

= 51

Keterangan :

n = Besar sampel

N = Besar populasi

d² = Presisi yang ditetapkan (10%)

4. 2 Variabel Penelitian

Variabel dalam suatu penelitian adalah komponen atau faktor yang berkaitan

satu sama lain dan telah diiventarisasi lebih dulu dalam variabel penelitian (Chandra,

2008). Hadi (dalam Arikunto, 2006) mendefinisikan variabel sebagai gejala yang

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
56

bervariasi misalnya jenis kelamin, karena jenis mempunyai variasi. Gejala adalah

objek penelitian, sehingga variabel adalah objek penelitian yang bervariasi. Variabel

yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya sebagai berikut:

4.3.1 Variabel independen (variabel bebas)

Variabel independen sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor,

antecendent. Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2007).

Variabel independen merupakan variabel yang menjadi sebab perubahan atau

timbulnya varabel dependen (Notoatmodjo, 2005). Variabel independen pada

penelitian ini adalah tingkat pengetahuan pasien dan dukungan keluarga pasien

hipertensi.

4.3.2 Variabel dependen

Variabel dependen sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen.

Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,

karena adanya variabel independen (Sugiyono, 2007). Variabel dependen merupakan

variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel

independen (Sugiyono, 2007). Variabel dependen dari penelitian ini adalah kepatuhan

pengobatan pasien hipertensi.

4.4 Definisi operasional

Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional

berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan penelitian untuk melakukan

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
57

observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena

(Hidayat, 2003).

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Tabel 4.1 Definisi Operasional Penelitian Hubungan Dukungan Keluarga dan Pengetahuan Pasien Dengan Kepatuhan
Pengobatan Pasien Hipertensi di Puskesmas Pegirian Surabaya.
Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Skala Skor
Pengetahuan Kemampuan berpikir untuk Dilakukan tes pengetahuan Kuesioner Ordinal Benar : 1
memahami dan mengingat pasien tentang dengan 14 Salah : 0
pengobatannya pada pasien pertanyaan: 1 = Pengetahuan
hipertensi 1.Manfaat pengobatan = soal kurang, jika nilai <
nomor 4, 8, 9, 11, 14 50%
2.Tujuan pengobatan = soal 2 = Pengetahuan
nomor 10, 12, 13 sedang, jika nilai
3.Cara pengobatan = soal 50-75%
nomor 1, 2, 3, 5, 6, 7 3 = Pengetahuan
baik, jika nilai 76-
100%
Kemudian
dikategorikan
menjadi 2 kategori:
2 = Pengetahuan
baik jika nilai 14 -
11
1 = Pengetahuan
kurang jika nilai
>11
Dukungan Upaya yang dilakukan keluarga Dukungan keluarga dengan Kuesioner Ordinal Kuesioner
keluarga pada anggota keluarga yang 16 pertanyaan : dukungan keluarga
menderita hipertensi sesuai yang 1. Dukungan informasional = ada 16 item
dirasakan oleh pasien Soal nomor 1-4 Ya = 2
2. Instrumental = Soal nomor Tidak = 1
5-8 Skor maksimal 32
3. Emosional = Soal nomor 9- Skor minimal 16
12 3 = Dukungan
4. Harga diri = Soal nomor 13- keluarga baik = 32
16 2 = Dukungan
keluarga sedang =
31-16

58

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Skala Skor


1 = Dukungan
keluarga buruk =16
Kemudian
dikategorikan
menjadi 2 kategori:
2 = Dukungan baik
= 32
1 = Dukungan
kurang = >32
Kepatuhan Ketaatan pasien dalam mengikuti Dilakukan tes kepatuhan MMAS-8 (Morisky 8- Nominal Skor
pengobatan anjuran dan perintah yang diberikan pasien hipertensi tentang : Item Medication 6-8= Patuh
oleh petugas kesehatan Kepatuhan minum obat, dan Adherence <6 = Tidak patuh
kontrol terdapat 8 pertanyaan Questionaire) Kemudian
dikategorikan
menjadi
Patuh = 1
Tidak patuh = 0

59

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
60

4.5 Pengumpulan dan Pengolahan Data

4.5.1 Instrumen penelitian

Cara memperoleh data pada penelitian ini menggunakan variabel-variabel yang

telah ditentukan dikenal sebagai metode pengumpulan data. Instrumen merupakan alat

bantu yang digunakan untuk mengumpulkan data (Arikunto, 2006).

1. Data demografi

Kuesioner ini terkait dengan identitas responden berupa data demografi

responden yang terdiri dari nomor responden, tanggal diisi, nama responden, jenis

kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan, status pernikahan, data terstruktur keluarga,

dan tekanan darah pasien.

2. Kuesioner tingkat pengetahuan

Kuesioner mengenai tingkat pengetahuan diadopsi dari peneliti Noventi (2012)

tentang pengetahuan pasien Diabetes Melitus yang kemudian di modifikasi oleh

peneliti menjadi pengobatan pada pasien hipertensi. Pertanyaan terdiri dari 8

pertanyaan favorable dan 2 pertanyaan unfavorable.Setiap pertanyaan favorable

jawaban ya bernilai “1” dan jawaban salah bernilai “0”.Sedangkan, untuk pertanyaan

unfavorable jawaban salah bernilai “1” dan jawaban benar bernilai “0”. Pertanyaan

nomor 4, 8, 9, 11 dan 14 berisi tentang pertanyaan manfaat dari pengobatan hipertensi.

Pertanyaan nomor 10,12,13 berisi pertanyaan tentang tujuan dari pengobatan

hipertensi. Pertanyaan nomor 1,2,3,5,6,7 adalah pertanyaan tentang cara melakukan

pengobatan.

Pernyataan dibuat dalam bentuk skala Guttman yaitu skala yang bersifat tegas

dan konsisten dengan memberikan, jawaban tegas pada pernyataan.Responden harus

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
61

memilih salah satu dari jawaban yang telah disediakan yaitu benar (B) atau salah (S)

dengan memberikan tanda check list (√)

Pengukuran tingkat pengetahuan ini diperhitungkan dengan menggunakan rumus

berikut:

P=f/n x 100%

Keterangan:

P= prosentase

F= jumlah jawaban yang benar

N = jumlah skor maksimal

Terdapat 3 penilaian :

3 = Pengetahuan baik = Nilai prosentase 76-100%

2 = Pengetahuan sedang = Nilai prosentase 50-75%

1 = Pengetahuan kurang = Nilai prosentase <50 %

Kemudian dikategorikan kembali menjadi dua untuk memudahkan analis yaitu:

1 = Pengetahuan kurang

2 = Pengetahuan baik.

3. Dukungan keluarga

Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan instrumen berupa kuesioner

tentang dukungan keluarga yang digunakan oleh Nurssalam (2005) tentang dukungan

keluarga yang telah dimodifikasi oleh peneliti menjadi konsep dukungan keluarga pada

pasien hipertensi untuk mengumpulkan data yang akan diteliti. Pernyataan dalam

kuesioner meliputi 4 komponen dukungan keluarga yang diterima oleh pasien

hipertensi, berupa dukungan informasional (1-4), dukungan instrumental (4-8), dan

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
62

dukungan emosional (9-12), dan dukungan harga diri (13-16). Semua pernyataan

dalam kuesioner disusun dalam bentuk pernyataan positif dan menggunakan skala

likert dengan 4 pilihan jawaban yang terdiri dari Jumlah total pertanyaan dukungan

keluarga adalah 12 item. Setiap item memiliki jawaban “Ya” dan “Tidak”. Hasil

pengukuran terhadap dukungan keluarga dikategorikan menjadi 2 (dua) kategori yaitu

baik dan kurang. Baik jika jumlah total skor 32, Sedangkan kurang jika jumlah skor

dibawah 32.

Variabel dukungan keluarga dapat dianalisa dari semua nilai pengukuran dimensi

dari dukungan keluarga dengan ketetapan kategori menggunakan skala likert sebagai

berikut:

3 = Skor 32 : dukungan keluarga baik

2 = Skor 13-32: dukungan keluarga cukup

1 = Skor <12 : dukungan keluarga kurang

Kemudian dikategorikan kembali menjadi dua untuk memudahkan analis yaitu:

1 = Dukungan keluarga kurang

2 = Dukungan keluarga baik.

4. Kepatuhan pengobatan

Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan instrumen berupa

kuesioner tentang kepatuhan pengobatan yang digunakan oleh Oliveira dkk (2009).

Kuesioner ini berisi pernyataan untuk mengukur kepatuhan pasien hipertensi dalam

melakukan pengobatan ke pelayanan kesehatan dan juga meminum obat yang berisi 8

item pertanyaan. Pertanyaan pada kuesioner ini terdiri dari 6 penyataan negatif

(unfavourable) dan 1 pernyataan positif (favourable). Pernyataan unfavorable Setiap

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
63

pertanyaan yang dijawab “ya” diberi nilai 0 dan 1 untuk pertanyaan yang dijawab

“tidak”, sedangkan untuk pernyataan favorable jawaban “ya” akan diberi nilai 1 dan

jawaban tidak diberi nilai “0”. Pernyataan no.8 untuk jawaban “tidak pernah/ jarang”

akan diberi skor 1, sedangkan untuk jawaban sesekali, terkadang, sering, dan selalu

diberi nilai 0. dalam kuesioner ini dibagi menjadi 2 yaitu: 1) skor <6 dikatakan tidak

patuh ; dan 2) skor 6-8 dikatakan patuh dengan menggunakan kuesioner MMAS-8

(Medication Morisky Adherence Scale) yang telah diterjemahkan kedalam bahasa

Indonesia (Morisky et al, 1988)..

4.5.2 Uji validitas dan reliabilitas

1. Validitas

Validitas merupakan suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu benar-benar

mengukur apa yang diukur (Saryono, 2008). Uji validitas bertujuan untuk mengetahui

sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan tugas

pengukurannya. Uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada pertanyaan dalam

kuesioner yang harus di buang atau diganti karena dianggap tidak relevan. Uji

validitas menggunakan SPSS dengan besar r tabel ditentukan dari jumlah responden

10 dengan tingkat signifikansi 5% (0,05) yaitu diperoleh nilai r tabel 0,5760. Item

instrument dianggap valid atau relevan jika r hitung > r tabel.

Uji ini akan dilakukan pada saat pra penelitian terhadap kuesioner yang telah

dibuat oleh peneliti dan diujikan kepada pasien hipertensi yang tidak termasuk sampel

penelitian.

Uji validitas di lakukan di wilayah kerja Puskesmas Mojo Kecamatan Gubeng

Surabaya pada tanggal 10 Juni 2016 dengan karakteristik yang sama sesuai dengan

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
64

kriteria inklusi dan eksklusi penelitian. Hasil uji validitas untuk kuesioner tingkat

pengetahuan pasien hipertensi tentang pengobatan hipertensi di dapatkan satu

pertanyaan yang tidak valid yaitu pertanyaan nomor 8 yang selanjutnya dihapus dan

tidak diikutsertakan dalam kuesioner penelitian. Total pertanyaan untuk kuesioner

tingkat pengetahuan pengobatan hipertensi yaitu 14 pertanyaan. Untuk kuesioner

dukungan keluarga di dapatkan hasil 16 pertanyaan dinyatakan valid Kuesioner

kepatuhan pengobatan Morisky scale – 8 item juga dinyatakan valid dengan jumlah

pertanyaan sebanyak 8 pertanyaan.

2. Reliabilitas

Menurut Notoatmodjo (2002), reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau diandalkan. Uji reliabilitas yang digunakan oleh

peneliti disini yaitu dengan uji Alpha Crobach’s, dilakukan pada saat pra penelitian

dan diujikan kepada pasien hipertensi yang tidak termasuk dalam sample penelitian.

Menurut Hilton dan Brownlow (2004), Hasilnya dapat disimpulkan jika:

1. nilai alpha > 0,09 maka reliabilitas sempurna

2. nilai alpha antara 0,07 – 0,09 maka reliabilitas tinggi

3. nilai alpha antara 0,05 – 0,07 maka reliabilitas moderat

4. nilai alpha < 0,05 maka reliabilitas rendah

Hasil uji validitas pada kuesioner pengetahuan pasien didapatkan 1 pertanyaan

yang tidak valid. Pertanyaan yang tidak valid kemudian dihapuskan dan tidak

disertakan di dalam kuesioner penelitian

Dari hasil uji validitas kuesioner tingkat pengetahuan pengobatan hipertensi

dapat disimpulkan bahwa r hasil > r tabel (0,5760) semua pertanyaan dinyatakan valid

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
65

kecuali pertanyaan nomor 8, sedangkan Cronbach's alpha menunjukkan nilai sebesar

0,774 berarti pertanyaan pada kuesioner dinyatakan reliabilitas tinggi.

Dari hasil uji validitas kuesioner dukungan keluarga dapat disimpulkan bahwa

r hasil > r tabel (0,5760) semua pertanyaan dinyatakan valid, sedangkan Cronbach's

alpha menunjukkan nilai sebesar 0,737 berarti pertanyaan pada kuesioner dinyatakan

reliabilitas tinggi.

Dari hasil uji validitas kuesioner kepatuhan pengobatan dapat disimpulkan

bahwa r hasil > r tabel (0,5760) semua pertanyaan dinyatakan valid, sedangkan

Cronbach's alpha menunjukkan nilai sebesar 0,795 berarti pertanyaan pada kuesioner

dinyatakan reliabilitas tinggi.

4.5.3 Lokasi dan waktu penelitian

Lokasi penelitian di Wilayah Puskesmas Pegirian yang berada di Surabaya.

Penelitian ini dilaksanakan setelah mendapatkan izin dari semua pihak yang

bersangkutan, yang dilakukan selama tanggal 25 Juni – 1 Juli 2016.

4.5.4 Prosedur pengumpulan data

Pengumpulan data merupakan suatu proses pendekatan pada subyek dan proses

pengumpulan karakteristik dari subyek yang diperlukan dalam penelitian. Langkah-

langkah dalam pengumpulan data bergantung pada rancangan penelitian dan teknik

instrumen yaang diinginkan (Burns dan Grooe, 1999 dalam Nursalam, 2016).

1. Persiapan

Prosedur dan pengumpulan data penelitian ini peneliti pertama meminta surat

kepada pihak Akademik fakultas keperawatan Universitas Airlangga untuk

permohonan perizinan penelitian yang ditujukan kepada Bangkesbangpol kota

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
66

Surabaya disertai dengan proposal yang telah mendapat persetujuan dari dosen

pembimbing . Setelah mendapat surat pengantar dari Bangkesbangpol kota Surabaya

yang ditujukan kepada Dinas kesehatan kota Surabaya untuk mengurus perizinan

penelitian di Puskesmas Pegirian Surabaya.

Peneliti kemudian memberikan surat dari pihak dinas kesehatan kota Surabaya

yang kemudian diberikan kepada kepala Puskesmas Pegirian Surabaya dan memohon

izin secara langsung untuk melakukan pengambilan data awal serta penelitian. Setelah

mendapatkan peretujuan dari pihak puskesmas peneliti meminta data jumlah pasien

hipertensi dan juga data kunjungan kontrol pasien hipertensi selama buan Januari-

Maret 2016.

Dari data yang telah didapat peneliti menentukan besar sampel dan juga kriteria

inklusi dan ekslusi dari penelitian. Peneliti memastikan bahwa di Puskesmas tesebut

memang terdapat fenomena yang sesuai dengan fenomena yang akan diteliti, dengan

cara melakukan data awal untuk memperkuat fenomena penelitian yang akan diangkat.

Hasil data awal menunjukkan 10 orang pasien hipertensi di Puskesmas Pegirian

Surabaya 60-70 % pasien tidak patuh dalam menjalankan pengobatan.

Peneliti kemudian setelah mendapatkan persetujuan dari pembimbing serta

kuesioner telah diuji etik untuk mengetahui apakah kuesioner sesuai dengan etik yang

berlaku, setelah itu di uji validitaskan dengan menyebar kuesioner ke kelompok yang

sesuai dengan criteria inklusi dan ekslusi responden.

2. Pelaksanaan

Kuesioner yang telah dinyatakan valid dengan menggunakan uji SPSS di sebar

ke responden dengan metode door to door pada tanggal 25 Juni- 1 Juli 2016 dengan

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
67

waktu kunjungan yaitu dimulai pukul 08.00-11.00 dan sore pada pukul 15.00 – 17.00

agar tidak mengganggu jam istirahat responden. Penjelasan mengenai penjelasan dan

inform consent dilakukan pada saat dilakukan wawancara jika responden menyetujui

maka proses wawancara dan pengisian kuesioner akan dilanjutkan. Pelakasnaan

penelitian ini melibatkan 10 anggota penelitian dari mahasiswa Fakultas Keperawatan

Universitas Airlangga dan Kader Posyandu Lansia di wilayah Puskesmas Pegirian

Surabaya. Pada saat proses wawancara peneliti maupun anggota penelitian

mendampingi ketika pengisian kuesioner penelitian. Lansia pasien hipertensi yang

bersedia untuk menjadi responden mendapatkan mug sebagai souvenir. Hasil dari

kuesioner yang telah disebar kemudian dilakukan analisis data dengan uji Chi-Square

4.5.5 Analisis data

Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan software statistik. Penelitian

ini menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat. Analisis univariat hanya

menghasilkan distribusi frekuensi dan prosentase setiap variabel (Notoatmodjo, 2012).

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel yaitu

variable independent (tingkat pengetahuan dan dukungan keluarga pada

pasienHipertensi) dengan variable dependent (kepatuhan pengobatan pada pasien

hipertensi) (Notoatmodjo, 2012).

Tujuan penelitian dengan mengukur tingkat atau eratnya hubungan antara

variabel dengan skala ordinal dan nominal atau (kategorik dengan kategorik) maka

digunakan uji Chi square dengan kemaknaan (α) = 5% dengan tingkat kepercayaan

95% digunakan untuk menguji perbedaan proporsi atau prosentase antara beberapa

kelompok data dan untuk mengetahui hubungan antara variabel kategorik dengan

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
68

kategorik (Hastono, 2007). Apabila p-value ≤ 0.05 maka dapat dikatakan ada

hubungan yang bermakna antara dua variabel, sehingga Ho ditolak, sedangkan apabila

p-value ≥ α 0,05 artinya tidak ada hubungan yang bermakna, maka Ho diterima.

Jika Chi square hitung α > (0,05), maka Hi ditolak. Sebaliknya, bila Hi diterima

berarti α < (0,05) maka ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dan

dukungan keluarga dengan tingkat kepatuhan pasien hipertensi dalam menjalani

pengobatan. Bila Hi ditolak berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat

pengetahuan dan dukungan keluarga dengan tingkat kepatuhan pasien hipertensi dalam

menjalani pengobatan. Penelititan ini terdiri dari dua variabel independen yaitu tingkat

pengetahuan dan dukungan keluarga variabel dependen yaitu kepatuhan kontrol pasien

hipertensi.

Tahap- tahap yang dilakukan untuk menganalisa data adalah:

1. Coding, dilakukan dengan memberikan kode terhadap jawaban yang ada pada

kuisoner bertujuan untuk mempermudah dalam analisis data dan dapat

mempercepat proses memasukan data.

2. Editing, yaitu pemeriksaan kelengkapan isi kuisoner atau dengan kata lain

memastikan semua pertanyaan telah dijawab oleh responden. Editing dilakukan

dilapangan sebelum proses pemasukan data agar data yang salah atau meragukan

masih dapat ditelursuri kepada responden atau informan yang bersangkutan.

3. Entry, merupakan proses memasukan data yakni berupa jawaban dari masing-

masing responden dalam bentuk kode ke dalam program atau software komputer

(Notoadmojo, 2010). Setelah dilakukan editing data tersebut dimasukan ke dalam

program yang digunakan untuk mengolah data menggunakan komputer dan

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
69

perangkat lunak yang sesuai, data yang sudah dimasukan kemudian di cek

kebenarannya.

4. Tabulating, merupakan penyusunan data atau pengelompokan data dengan tujuan

supaya mudah dalam dilakukan penjumlahan, disusun dan ditata agar dapat

disajikan dan dilakukan analisis.

Data demografi dikategorikan berdasarkan karakteristik responden yang

mencakup usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, penghasilan, tempat tinggal, dan

kemudian disajikan dalam bentuk tabel.

4.6 Kerangka Kerja Penelitian

Kerangka kerja merupakan langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian

yang akan ditulis dalam bentuk kerangka atau alur penelitian (Hidayat, 2003).
Populasi Target
Lansia Penderita hipertensi yang menjalani pengobatan di wilayah Puskesmas Pegirian
Surabaya periode januari-maret 2016 (106 orang)

Consecutive Sampling

Besar sample yang di dapatkan berjumlah 51 orang lansia penderita


hipertensi

Pengumpulan Data
Kuesioner
Variabel Independen Variabel Dependen
Analisa Data
1.Tingkat Pengetahuan Tingkat kepatuhan pengobatan
Menggunakan uji Chi penderita hipertensi
2.Dukungan Keluarga Square α= 0,05

Laporan Hasil Penelitian

Gambar 4. 1 Kerangka Kerja Penelitian Dukungan Keluarga dan Pengetahuan Pasien


dengan Kepatuhan Pengobatan Pasien Hipertensi di Puskesmas Pegirian
Surabaya.

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
70

4.7 Etika Penelitian

Penelitian memohon ijin kepada Kepala Puskesmas Pegirian Surabaya sebelum

penelitian dilakukan. Setelah mendapat persetujuan dari pihak-pihak terkait peneliti

mengajukan permohonan review etik di Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga.

Setelah melakukan revisi sesuai saran dari reviewer etik, peneliti mendapatkan

persetujuan bahwa penelitian ini sesuai dengan etik dan bisa dilakukan. Penelitian

dimulai dengan melakukan beberapa prosedur yang berhubungan dengan etika

penelitian meliputi:

1. Lembar persetujuan responden (informed concent)

Lembar persetujuan penelitian diberikan pada responden. Tujuannya adalah

subjek mengetahui maksud dan tujuan penelitian serta dampak yang diteliti selama

pengumpulan data. Jika subjek bersedia diteliti maka harus menandatangani lembar

persetujuan (informed concent). Jika subjek menolak untuk diteliti maka peneliti tidak

akan memaksa dan tetap menghormati haknya.

2. Tanpa nama (anonymity)

Untuk menjaga kerahasiaan identitas subjek, peneliti tidak akan mencantumkan

nama responden pada lembar hasil penelitian. Lembar tersebut hanya diberi nomor

kode tertentu.

3. Kerahasiaan (confidentiality)

Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden selaku subjek peneliti

dijamin kerahasiaannya oleh peneliti. Hanya kelompok data tertentu yang akan

dilaporkan sebagai hasil penelitian.

1) Dokumen atau berkas penelitian akan disimpan pada lokasi yang aman.

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
71

2) Data dikomputer hanya diperuntukkan bagi petugas yang terlibat dalam penelitian

dan dapat diakses dengan menggunakan password secara pribadi.

3) Sebelum mengakses setiap informasi yang berkaitan dengan penelitian, petugas

harus menandatangani formulir pernyataan persetujuan untuk melindungi keamanan

dan kerahasiaan informasi kesehatan subyek.

4) Sebelum membuka berkas penelitian, petugas harus menandatangani persetujuan

untuk menjaga kerahasiaan dokumen.

4.8 Keterbatasan Penelitian

1. Tingkat kepatuhan pengobatan hanya diukur berdasarkan hasil dari kuesioner

saja dan tidak ada data tambahan untuk memvalidasi kebenaran hasil tersebut

seperti lembar observasi kepatuhan pengobatan dan studi dokumen rekam medis.

2. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan system door to door

sehingga membutuhkan waktu dan juga tenaga yang lebih untuk memenuhi besar

sampel.

3. Responden penelitian ini adalah lansia sehingga membutuhkan pendampingan

untuk mengisi kuesioner dan menjelaskan dengan detail tentang pertanyaan yang

diajukan sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama.

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan menjelaskan mengenai hasil dan pembahasan penelitian. Hasil

penelitian meliputi: 1) Gambaran umum lokasi penelitian, 2) Data umum, yaitu

karakteristik demografi responden meliputi: jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan,

jenis pekerjaan, dan penghasilan keluarga yang akan disajikan dalam bentuk tabel, 3)

Data khusus yaitu data yang menampilkan dukungan keluarga, pengetahuan pasien dan

kepatuhan pengobatan pasien hipertensi.

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Gambaran umum lokasi penelitian

Penelitian dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Pegirian Surabaya,

beralamat di JL. Karang tembok No. 39 Surabaya. Puskesmas Pegirian Surabaya

merupakan tipe puskesmas rawat jalan, berdiri sejak tahun 1957. Wilayah kerja

Puskesmas Pegirian Surabaya mencakup 5 kelurahan, yang terdiri dari Kelurahan

Wonokusumo, Kelurahan Ujung, Kelurahan Pegirian, Kelurahan Ampel, dan

Kelurahan Sidotopo Wetan. Puskesmas Pegirian Surabaya menaungi 11 RW.

Puskesmas Pegirian ini memiliki visi sebagai penggerak dan pembangun dalam

mewujudkan masyarakat sehat, sedangkan misinya meliputi 1) Revitalisasi

puskesmas; 2) Menggerakkan PHBS; 3) Revitalisasi posyandu balita dan lansia; dan 4)

Menggerakkan pembangunan sektor lain di wilayah kerja agar memperhatikan aspek

kesehatan.

72

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
73

Gambar 5.1 Peta Geografis Wilayah Kerja Puskesmas Pegirian Surabaya (Pegirian,
2016)

Hipertensi termasuk penyakit tidak menular, di Puskesmas Pegirian sendiri

terdapat program POSBINDU (Pos Pembinaan Terpadu) sebagai salah satu upaya

preventif untuk mencegah penyakit tidak menular termasuk di dalamnya adalah

hipertensi. Sasaran utama dari POSBINDU adalah ibu-ibu balita. POSBINDU ini

dilaksanakan setiap bulannya yaitu sebanyak 16 kali di tempat yang berbeda. Bentuk

pelayananmPOSBINDU berupa pemeriksaan fisik dan biokimia, konseling, serta

rujukan. Selain POSBINDU puskesmas juga menyediakan pelayanan kesehatan berupa

PUSLING (Puskesmas Keliling) yang bertujuan untuk memudahkan pasien untuk

berobat yang memiliki kendala jarak rumah yang terlalu jauh. Pihak Puskesmas akan

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
74

memberikan pengobatan di mobil Puskesmas sebagai tempat pengobatan. Pihak

Puskesmas biasanya juga mengadakan penyuluhan mengenai penyakit hipertensi yang

bertempat di Puskesmas ataupun di Posyandu Lansia.

Tingkat angka kunjungan kontrol di Puskesmas masih rendah sebagian besar

pasien hipertensi yang terdaftar di Puseksmas Pegirian Surabaya tidak melakukan

kunjungan rutin ke puskesmas, hanya 7,9% dari 189 pasien saja yang melakukan

kunjungan rutin selama periode Januari – Maret 2016. Sistem kebijakan untuk

pemberian obat pada penyakit hipertensi di Puskesmas Pegirian Surabaya hanya

diberikan obat untuk 10 hari saja dikarenakan keterbatasan obat yang tersedia di

Puskesmas tersebut, jika pasien menginginkan obat lagi pasien tersebut harus

melakukan pemeriksaan lagi di Puskesmas.

5.1.2 Karakteristik demografi responden

Tabel di bawah ini akan menjabarkan data demografi responden mengenai

karakteristik demografi 51 responden pada penelitian ini berdasarkan 1) Usia; 2) Jenis

Kelamin; 3) Tingkat pendidikan; 4) Status perkawinan; 5) Pekerjaan dan 6)

Penghasilan keluarga.

Tabel 5.1 Distribusi karakteristik demografi responden Hubungan Dukungan


Keluarga Pengetahuan Pasien dan dengan Kepatuhan Pengobatan Pasien
Hipertensi di Puskesmas Pegirian Surabaya, 25 Juni – 1 Juli 2016
No. Karakteristik Demografi responden Kategori N %
1. Usia 60 - 75 tahun 48 94%
76 – 90 tahun 3 6%
> 90 tahun 0 0%
Total 51 100%
2. Jenis kelamin Laki-laki 13 25%
Perempuan 38 75%
Total 51 100%
3. Tingkat pendidikan Tidak tamat SD 20 39%
SD 21 41%

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
75

No. Karakteristik Demografi responden Kategori N %


SMP 7 14%
SMA 2 4%
Perguruan Tinggi 1 2%
Total 51 100%
4. Status perkawinan Sudah menikah 51 100%
Belum menikah 0 0%
Total 51 100%
5. Pekerjaan Buruh 0 0%
Wiraswasta 12 24%
PNS 2 4%
Tidak bekerja 36 71%
Lain – lain 1 2%
Total 51 100%
6 Penghasilan keluarga < 1 Juta 14 27%
1 Juta – 2 Juta 28 55%
>2 Juta 9 18%
Total 51 100%
Keterangan :
N : Jumlah responden
% : Persentase

Dari tabel 5.1 diketahui bahwa mayoritas responden lansia pasien hipertensi di

Puskesmas Pegirian Surabaya berusia 60 – 75 tahun sebanyak 48 responden (94%) dari

total jumlah 51 responden. Sebanyak 38 responden (75%) adalah perempuan dan 25%

laki – laki. Tingkat pendidikan terakhir responden kebanyakan adalah SD sebanyak 21

responden (41%). Semua lansia pasien hipertensi yang menjadi responden penelitian

sudah menikah. Sebagian besar responden yaitu 36 responden (71%) tidak bekerja.

Lebih dari setengah keluarga responden sebanyak 28 responden (55 %)

berpenghasilan antara 1 juta – 2 juta per bulannya.

5.1.3 Dukungan keluarga, pengetahuan pasien, dan kepatuhan pengobatan

1. Dukungan keluarga

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
76

Dibawah ini akan dijabarkan dukungan keluarga pada pasien hipertensi di

Puskesmas Pegirian Surabaya dalam bentuk tabel

Tabel 5.2 Distribusi tingkat dukungan keluarga lansia pasien hipertensi di Puskesmas
Pegirian Surabaya
Dukungan Keluarga Kategori Jumlah Persentase
Kurang 42 82%
Baik 9 18%
Total 51 100%

Dukungan keluarga pada lansia pasien hipetensi di Puskesmas Pegirian

Surabaya berdasarkan tabel 5.2 diketahui sebanyak 42 responden (82%) yang

mendapatkan dukungan keluarga kurang dan hanya 9 responden (18%) saja yang

mendapatkan dukungan keluarga yang baik dari keluarganya . Dari keempat dukungan

keluarga pasien mendapatkan dukungan keluarga informasional dengan total nilai 352

dari nilai maksimum 408. Pada dukungan instrumental mendapatkan total nilai 340,

dan pada dukungan emosional mendapatkan nilai 378, serta pada dukungan harga diri

mendapatkan nilai 338. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pasien hipertensi paling

rendah mendapatkan dukungan keluarga pada aspek instrumental dan juga harga

dirinya.

2. Pengetahuan pasien

Dibawah ini akan dilampirkan tabel yang menujukkan tingkat pengetahuan

pasien hipertensi di Puskesmas Pegirian Surabaya.

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan lansia pasien hipertensi di


Puskesmas Pegirian Surabaya
Tingkat pengetahuan Kategori Jumlah Persentase
Kurang 5 10%
Baik 46 90%
Total 51 100%

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
77

Dari tabel 5.3 diketahui bahwa tingkat pengetahuan lansia pasien hipertensi di

wilayah kerja Puskesmas Pegirian Surabaya sangat baik. Sebesar 46 responden (90%)

pasien hipertensi mempunyai pengetahuan yang baik tentang pengobatan hipertensi

dan hanya 5 (10%) responden yang mempunyai pengetahuan kurang.

3. Kepatuhan Pengobatan

Dibawah ini akan dilampirkan tabel yang menujukkan tingkat kepatuhan

pengobatan lansia pasien hipertensi di Puskesmas Pegirian Surabaya.

Tabel 5.4 Distribusi tingkat kepatuhan pengobatan lansia pasien hipertensi di


Puskesmas Pegirian Surabaya
Kepatuhan Pengobatan Kategori Jumlah Persentase
Patuh 13 25%
Tidak patuh 38 75%
Total 51 100%

Berdasarkan tabel 5.4 dapat diketahui bahwa jumlah lansia pasien hipertensi di

Puskesmas Pegirian Surabaya 38 responden (75%) dari 51 responden dinyatakan tidak

patuh dalam menjalankan pengobatan.

4. Hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan pengobatan

Dibawah ini akan disajikan dalam bentuk tabel pola hubungan antar dua variabel

yaitu hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan pengobatan lansia pasien

hipertensi di Puskesmas Pegirian Surabaya.

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
78

Tabel 5.5Hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan pengobatan hipertensi di


Puskesmas Pegirian Surabaya
Dukungan Tingkat Kepatuhan pengobatan Total
keluarga
Tidak patuh Patuh
Kurang 38 74% 4 8% 42 82%
Baik 0 0% 9 18% 9 18%
Total 38 74% 13 26% 51 100
Uji Chi- Square = 0,0001

Dari tabel 5.5 diketahui dari jumlah total 51 responden terdapat 7 orang (14%)

dengan dukungan keluarga kurang yang tidak patuh dan 2 responden (4%) yang patuh

dalam pengobatan. Sebanyak 31 responden (61%) dengan dukungan keluarga sedang

tidak patuh dalam menjalankan pengobatan dan 2 responden (4%) yang patuh .

Responden dengan dukungan keluarga yang baik yaitu sebanyak 9 responden (17%)

patuh dalam menjalankan pengobatan. Hasil dari tabel menunjukkan bahwa pasien

dengan dukungan keluarga yang baik cenderung untuk patuh dalam menjalankan

pengobatan

Dari hasil uji statistic Chi-Square didapatkan p value = 0,0001 (α>0,05), maka

H1 diterima yang artinya terdapat hubungan yang signifikan antara dua variabel yaitu

terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan pengobatan lansia

pasien hipertensi di Puskesmas Pegirian Surabaya.

5. Hubungan pengetahuan pasien dengan kepatuhan pengobatan

Pada tabel dibawah ini akan disajikan dalam bentuk tabel pola hubungan antar dua

variabel yaitu variabel pengetahuan pasien dengan kepatuhan pengobatan hipertensi.

Berikut adalah tabel hubungan antar variabel tersebut.

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
79

Tabel 5.6 Hubungan antara tingkat pengetahuan pasien dengan kepatuhan pengobatan
lansia pasien hipertensi di Puskesmas Pegirian Surabaya
Tingkat Tingkat Kepatuhan pengobatan Total
pengetahuan
Tidak patuh Patuh
pasien
Kurang 4 8% 1 2% 5 10%
Baik 34 67% 12 23% 46 90%
Total 38 75% 13 25% 51 100
Uji Chi- Square = 0,772

Dari tabel 5.6 diketahui dari jumlah total responden sebanyak 51 orang terdapat 38

responden (75 %) yang tidak patuh menjalankan pengobatan. Responden dengan

pengetahuan yang baik ada 38 responden (67%), namun hanya 13 (25%) responden

yang patuh menjalankan pengobatan. Mayoritas pasien tidak patuh dalam menjalankan

pengobatan meskipun memiliki pengetahuan yang baik tentang pengobatan hipertensi.

Hasil uji statistic Chi-Square didapatkan hasil p = 0,772 (α>0,05), maka H1 ditolak

yang artinya bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan pasien dengan kepatuhan

pengobatan hipertensi yang dijalani.

5.2 Pembahasan

Dibawah ini akan dijelaskan tentang hubungan antara Pengetahuan pasien dan

dukungan keluarga dengan kepatuhan pengobatan hipertensi di Puskesmas Pegirian

Surabaya.

5.2.1 Hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan pengobatan hipertensi di

Puskesmas Pegirian Surabaya

Dari hasil uji statistik chi- square dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan

yang signifikan antara dua variabel yaitu antara dukungan keluarga dengan kepatuhan

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
80

pengobatan lansia pasien hipertensi. Hasil penelitan didapatkan 9 responden (17%)

mendapatkan dukungan keluarga yang baik dan dari tabel 5.6 menunjukkan bahwa

semua responden yang mendapatkan dukungan keluarga yang baik patuh dalam

menjalankan pengobatan hipertensi. Responden yang mendapatkan dukungan keluarga

kurang sebagian besar tidak patuh dalam menjalankan pengobatan

Hasil dari penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Miller

dan Dimatteo (2013) yang menyatakan bahwa dukungan keluarga dan dukungan sosial

adalah aspek penting yang mempengaruhi kepatuhan manajemen diabetes. Beberapa

studi juga menunjukkan hubungan yang positif antara dukungan dengan kepatuhan

terhadap terapi diabetes. Pada faktanya, review meta-analytic dari 122 studi empiris

menemukan bahwa kepatuhan 27% lebih tinggi ketika pasien mendapatkan dukungan

untuk mereka.

Penelitian yang dilakukan oleh Trianni dkk (2015) juga menyebutkan bahwa

terdapat hubungan antara dukungan kelurga dengan kepatuhan pengobatanResponden

dengan dukungan keluarga baik 81,1% nya patuh dalam menjalankan pengobatan

sedangkan responden dengan dukungan keluarga cukup sebanyak 3,4% nya kurang

patuh. Responden dengan dukungan keluarga yang kurang semua dinyatakan tidak

patuh dalam menjalankan pengobatan. Pasien hipertensi dengan dukungan keluaga

yang baik cenderung akan lebih patuh dalam menjalankan pengobatannya.

Hasil dari penelitian Nisfiani (2014) juga menyatakan bahwa terdapat

hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan diit hipertensi pada lansia.

Responden dengan dukungan keluarga yang baik akan lebih patuh terhadap diit

hipertens. Berdasarkan hasil penelitian dukungan keluarga yang kurang menguatkan

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
81

dampak pada pasien untuk tidak patuh dalam manjalankan diit hipertensi. Banyak

faktor lain yang juga dapat memengaruhi kepatuhan seperti tingkat pengetahuan

tentang pentingnya diit hipertensi dan manfaatnya serta karakteristik responden yang

kebanyakan adalah ibu rumah tangga yang berpengaruh terhadap kemampuan pasien

untuk patuh terhadap diitnya. Anggota keluarga tidak membedakan makanan bagi

keluarga dan juga responden sebagai salah satu contoh keterbatasan biaya bagi pasien

dalam menjalankan diitnya.

Duval dan Logan 1986 dalam Efendi & Makhfudli 2009 menjelaskan bahwa

definisi keluarga yaitu perkumpulan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari dua

individu atau lebih dengan ikatan hubungan darah, perkawinan atau adopsi dan

kedekatan emosional. Keluarga terdiri dari kepala keluarga yaitu ayah serta beberapa

anggota keluarga yaitu ibu dan anak-anaknya yang saling berinteraksi satu sama lain

serta saling ketergantungan.

Menurut Friedman (2010) dukungan keluarga merupakan sikap, tindakan, dan

penerimaan keluarga terhadap penderita yang sakit. Dukungan sosial keluarga sebuah

proses yang terjadi sepanjang masa kehidupan, sifat dan jenis dukungan sosial

berbeda-beda dalam berbagai tahap-tahap siklus kehidupan. Dukungan keluarga dapat

berupa dukungan sosial internal, seperti dukungan dari suami, istri atau dukungan dari

saudara kandung dan dapat juga berupa dukungan eksternal bagi keluarga inti.

Dukungan keluarga membuat keluarga mampu berfungsi dengan berbagai kepandaian

dan akal, sebagai manfaatnya hal ini meningkatkan kesehatan dan adaptasi keluarga

(Friedman, 2010).

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
82

Keluarga merupakan support system utama bagi lansia dalam mempertahankan

kesehatannya. Peranan keluarga dalam perawatan lansia yaitu menjaga atau merawat

lanisa, mempertahankan dan meningkatkan status mental, mengantisipasi perubahan

sosial ekonomi serta memberikan motivasi dan memfasilitasi kebutuhan spiritual bagi

lansia. Dukungan keluarga merupakan suatu bentuk bantuan yang bertujuan untuk

merawat seseorang anggota keluarga dirumah yang mengalami ketidakmampuan atau

keterbatasan. Keluarga juga berperan sebagai motivator bagi lansia untuk menyediakan

waktu luang dan mendampingi lansia untuk memeriksakan kesehatannya (Maryam

dkk, 2008).

Dukungan keluarga merupakan strategi preventif yang paling baik untuk

meningkatkan dukungan keluarga yang adekuat dalam membantu anggota keluarga

dalam mempertahankan kesehatannya. Keluarga yang baik akan memberikan pengaruh

yang positif bagi perkembangan kesehatan lansia dan juga sebaliknya (Handayani dan

Wahyuni, 2012).

Menurut Friedman (2000) disebutkan ada 4 jenis dukungan keluarga yaitu: 1)

Dukungan instrumental adalah bantuan yang diberikan secara langsung bersifat

fasilitas atau materi; 2) Dukungan informasi yaitu memberikan penjelasan tentang

situasi dan segala sesuatu yang berhubungan dengan maslah yang sedang dihadapi

individu, yang dapat berupa nasehat, petunjuk, masukan atau penjelasan bagaimana

seseorang bersikap; 3) Dukungan appraisal atau harga diri, bisa berbentuk penilaian

positif, penguatan (pembenaran) untuk melakukan sesuatu, umpan balik atau

menunjukkan perbandingan social yang membuka wawasan seseorang yang sedang

dalam keadaan stress; 4) Dukungan emosional meliputi ekspresi empati misalnya

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
83

mendengarkan, bersikap terbuka, menunjukkan sikap percaya terhadap apa yang

dikeluhkan, mau memahami, ekspresi kasih sayang dan perhatian yang menyebabkan

individu merasa berharga, nyaman, aman, terjamin, dan disayangi.

Pada dukungan informasional keluarga responden mengetahui tentang

penyakit hipertensi yang diderita oleh pasien, penyebab, dan jadwal untuk minum obat

serta menasehati responden untuk minum obat dan juga kontrol kesehatannya.

Dukungan emosional yang diberikan oleh keluarga yang diberikan berupa kasih

sayang dan perhatian yang diberikan selama sakit, dan keluarga juga menyemangati

pasien untuk menjalani pengobatan serta mendengarkan keluh kesah yang dialami oleh

pasien. Dukungan harga diri pada pasien dapat diberikan berupa motivasi kepada

pasien untuk menjalankan dan patuh pengobatan, memberikan pujian, serta memilih

fasilitas kesehatan yang diinginkan pasien.

Hasil penelitian menunjukkan dari keempat jenis dukungan keluarga responden

mendapatkan dukungan instrumental yang paling rendah dibandingkan dengan jenis

dukungan keluarga yang lain. Dukungan instrumental dapat diberikan keluarga kepada

pasien berupa mengantar pasien untuk berobat, membuatkan jadwal, menciptakan

lingkungan yang nyaman dan menyediakan obat yang diperlukan oleh pasien.

Dukungan keluarga pada aspek instrumental ini mendaptkan nilai rendah bisa

disebabkan oleh tingkat penghasilan keluarga yang rendah. Sebagian besar responden

dengan penghasilan keluarga 1-2 juta dan < 1 juta per bulannya tidak patuh dalam

menjalankan pengobatan, sedangkan pasien dengan penghasilan keluarga >2 juta

semuanya patuh dalam menjalankan pengobatan.

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
84

Menurut Purnawan (2008) tingkat sosial ekonomi dapat mempengaruhi

dukungan keluarga yang diberikan. Seseoran biasanya akan mencari dukungan dan

persetujuan dari kelompok sosialnya, hal ini akan mempengaruhi keyakinan kesehatan

dan cara pelaksanaanya. Semakin tinggi tingkat ekonomi seseorang biasanya akan lebh

tanggap terhadap penyakit yang dirasakan. Penghasilan keluarga yang kurang dapat

mempengaruhi kemampuan dari keluarga untuk memberikan dukungan instrumental

dengan baik dikarenakan tingkat ekonomi yang kurang. Keluarga dimungkinkan

sebenarnya ingin memberikan dukungan terhadap pengobatan pasien, namun tingkat

ekonomi keluarga yang rendah menjadi kendala.

Pada lansia dukungan keluarga sangat dibutuhkan untuk meningkatkan perilaku

kesehatannya mengingat pada lansia telah terjadi penurunan baik itu secara fisik

maupun kognitifnya (Santoso, 2009). Hal tersebut menyebabkan kontribusi yang besar

dari dukungan keluarga dalam kepatuhan pengobatan sangat dibutuhkan, dukungan

keluarga yang kurang akan berdampak besar bagi kepatuhan pasien dalam

menjalankan pengobatannya hal tersebut sesuai dengan tabel 5.5 yang menunjukkan

bahwa pasien dengan dukungan keluarga yang kurang mayoritasnya tidak patuh dalam

menjalankan pengobatan.

5.2.2 Hubungan pengetahuan pasien dengan kepatuhan pengobatan pasien hipertensi

di Puskesmas Pegirian Surabaya

Berdasarkan hasil uji statistik Chi-Square dapat disimpulkan tidak ada

hubungan antara pengetahuan pasien dengan kepatuhan pengobatan hipertensi di

Puskesmas Pegirian Surabaya. Hasil penelitian yang tercantum dalam tabel 5.3

terdapat 34 responden yang memiliki pengetahuan baik tentang pengobatan hipertensi

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
85

akan tetapi terdapat 38 responden yang dinyatakan tidak patuh dalam menjalankan

pengobatan. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan tingkat kepatuhan pengobatan

antara responden dengan tingkat pengetahuan yang baik maupun yang kurang.

Hasil dari penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Saleem dkk

(2010) yang menunjukkan tidak adanya hubungan antara pengetahuan dan kepatuhan

pengobatan hipertensi di Quetta, Pakistan. Hasil dari penelitian menunjukkan

meskipun tingkat pengetahuan pasien cukup, pasien tidak yakin dengan manfaat dari

keberlanjutan medikasi yang menghasilkan ketidakpatuhan. Memberikan edukasi pada

pasien tentang maanfaat medikasi dan mengklarifikasi keraguan terhadap penggunaan

medikasi seharusnya bisa menghasilkan kontrol yang lebih baik pada pasien.

Hasil dari penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Manan

(2010) yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan klien tentang

penyakit diabetes mellitus dengan kepatuhan dalam upaya mengontrol tekanan gula

darah. Hal ini menunjukkan bahwa tidak semua pasien yang mempunyai pengetahuan

baik patuh dalam melaksanakan kontrol tekanan darah. Hal tersebut menunjukan

bahwa pengetahuan yang baik saja tidak cukup untuk membuat seseorang patuh dalam

menjalankan perilaku kesehatan, masih ada faktor-faktor lain yang berperan dalam

kepatuhan pasien.

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui dan diyakini oleh seseorang.

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan

domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo,

2010).

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
86

Menurut Bloom (1956) terdapat enam tingkatan dari pengetahuan, yaitu sebagai

berikut: 1) Tahu yang dapat diartikan sebagai ingatan akan suatu materi ya g telah

dipelajari sebelumnya. Tahu merupakan tingkatan yang paling rendah dalam

pengetahuan. Ukuran untuk menilainya yaitu seseorang itu tahu dan ia dapat

menyebutkan, menguraikan, dan menyatakan; 2) Memahami artinya bahwa seseorang

tersebut tidak hanya tahu terhadap objek yang diketahui tetapi seseorang tersebut harus

bisa menginterpretasikan objek tersebut dengan benar, dapat menjelaskan dan

memberikan contoh serta menyimpulkan objek yang telah dipelajari; 3) Aplikasi yang

artinya bahwa seseorang tersebut memiliki kemampuan untunk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya; 4) Analisis yaitu

kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan atau memisahkan ke bagian kecil,

kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang terdapat dalam suatu

masalah atau objek yang telah dikeahui; 5) Sintesis merupakan kemampuan untuk

menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk yang baru. Ukuran untuk

mengukur kemampuan tersebut adalah jika seseorang dapat menyusun, meringkas,

merencanakan, dan menyesuaikan suatu teori atau rumusan yang ada; 6) Evaluasi

merupakan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu

objek. Penilaian didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau norma-

norma yang berlaku di masyarakat.

Tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh responden sebagian besar hanya

sampai tingkatan tahu saja tetapi belum sampai ke tingkatan selanjutnya. Pertanyaan di

kuesioner hanya menanyakan tentang hal-hal dasar mengenai pengobatan hipertensi.

Banyak responden yang tahu dan bisa menjawab dengan benar tetapi tidak bisa

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
87

memahami dan mengaplikasikan pengetahuannya ke dalam aplikasi yang nyata,

dibuktikan dengan angka ketidakpatuhan pengobatan yang tinggi meskipun responden

memiliki pengetahuan yang baik.

Menurut Green dan Kreuter (1991) ada ada 3 faktor yang mempengaruhi perilaku

kesehatan seseorang yaitu: 1) Faktor pendorong yang terdiri dari pengetahuan, sikap,

kepercayaan, nilai, dan keyakinan dari seseorang; 2) Faktor pemungkin yang terdiri

atas ketersediaan pelayanan kesehatan, akses ke pelayanan kesehatan, komunitas atau

peraturan pemerintah terhadap kesehatan, dan kemampuan berhubungan dengan

kesehatan; 3) Faktor penguat yaitu keluarga, teman sebaya, pengajar, pekerjaan,

petugas kesehatan, tokoh masyarakat, dan pembuat keputusan.

Sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan yang rendah dan juga

tidak bekerja. Menurut Soekamto (2002) tingkat pendidikan dan juga sosial ekonomi

dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Semakin tinggi tingkat

pendidikan, maka akan mengakibatkan kesadaran dasar akan pentingnya ilmu

pengetahuan. Hal ini dapat memacu seseorang untuk bersifat aktif dalam

mengingkatkan pengetahuannya. Tingkat kemampuan seseorang yang memenuhi

kebutuhan hidup semakin tinggi tingkat sosial ekonomi akan mendapat tingkat

pengetahuan dengan semakin luasnya cara mendapat informasi. Notoatmodjo (2010)

mengatakan bahwa tingkat pendidikan seseorang dapat mempengaruhi seseorang

dalam menerima informasi dan mengelolanya sebelum menjadi perilaku baik atau

bururk sehingga berdampak terhadap status kesehatannya.

Faktor lain yang dimungkinkan menjadi penyebab ketidakpatuhan yaitu

pekerjaan dari responden. Responden yang bekerja mayoritas nya yaitu 10 dari 14

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
88

responden tidak patuh dalam menjalankan pengobatan. Menurut Green dan Kreuter

(1981) pekerjaan merupakan salah satu faktor pendorong perilaku kesehatan

seseorang. Orang yang bekerja cenderung memiliki sedikit waktu untuk mengnjungi

fasilitas kesehatan ( Notoatmodjo, 2007). Hal tersebut dapat mempengaruhi kepatuhan

pengobatan pasien untuk mengontrolkan kesehatannya.

Usia juga dimungkinkan juga turut berkontribusi dalam ketidakpatuhan pasien

hipertensi. Responden dengan usia 76-90 tahun semuanya tidak patuh dalam

menjalankan pengobatan, sedangkan responden dengan usia 60-75 tahun beberapa

diantaranya masih patuh dalam menjalankan pengobatan yaitu 13 dari 48 responden.

Menurut teori yang diungkapkan oleh Green dan Kreuter (1991) bahwa

pengetahuan hanya salah satu faktor pendorong untuk mendukung perilaku kesehatan

seseorang, selain pengetahuan di faktor predisposisi masih ada sikap, kepercayaan,

nilai-nilai, dan keyakinan dari seseorang. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat

pengetahuan yang baik tidak menjamin bahwa seseorang akan patuh dalam menjalani

pengobatan, ada faktor-faktor lain yang juga turut mempengaruhi seseorang dalam

perilaku kesehatannya yaitu faktor pemungkin dan faktor dan faktor penguat lainnya.

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
89

BAB 6

SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menjabarkan mengenai kesimpulan dan saran dari hasil penelitian

tentang hubungan pengetahuan pasien dan dukungan keluarga dengan kepatuhan

menjalani pengobatan di Puskesmas Pegirian Surabaya tahun 2016.

6.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian "Hubungan dukungan keluarga dan pengetahuan pasien

dengan kepatuhan pengobatan hipertensi di Puskesmas Pegirian Surabaya" dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Sebagian besar lansia pasien hipertensi di Puskesmas Pegirian Surabaya memiliki

tingkat pengetahuan yang baik tentang pengobatan hipetensi.

2. Sebagian besar lansia pasien hipertensi di Puskesmas Pegirian Surabaya

mendapatkan dukungan keluarga kurang dari keluarganya.

3. Sebagian besar lansia pasien hipertensi di Puskesmas Pegirian Surabaya tidak patuh

dalam menjalankan pengobatan.

4. Dukungan keluarga berhubungan dengan tingkat kepatuhan lansia pasien hipertensi

menjalani pengobatan di Puskesmas Pegirian Surabaya dikarenakan terdapat

perbedaan proporsi kepatuhan antara pasien dengan dukungan keluarga yang baik

dan yang kurang.

5. Pengetahuan pasien tentang pengobatan hipertensi tidak berhubungan dengan

kepatuhan pengobatan, hal lain yang memungkinkan dalam mempengaruhi

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
90

kepatuhan pengobatan pasien yaitu usia, tingkat pendidikan, pekerjaan dan

penghasilan keluarga.

6.2 Saran

1. Bagi institusi pelayanan keperawatan

Dapat memberikan promosi kesehatan terhadap keluarga lansia pasien

hipertensi mengenai penyakit hipertensi dan juga peran dan dukungan yang perlu

diberikan terhadap pasien.

2. Bagi pasien hipertensi

Dapat meningkatkan motivasi dan untuk menjalankan pengobatan dengan baik

agar risiko komplikasi dapat diturunkan dan menurunkan angka mortalitas serta

morbiditas akibat penyakit hipertensi.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan peneliti selanjutnya melakukan penelitian lanjut tentang kepatuhan

pengobatan dengan memperhatikan faktor-faktor lain yang berkaitan yaitu faktor

predisposisi, faktor pemungkin, dan faktor pendukung lainnya, sehingga dapat

ditemukan faktor utama dari ketidakpatuhan pengobatan hipertensi.

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
91

DAFTAR PUSTAKA

Ambaw, Abere Dessie.2012.Adherence to Antihypertensive Treatment and Associated


Factors Among Patients on Follow Up at University of Gondar Hospital.BMC
Public Health, Northwest Ethiopia Available at
://www.biomedcentral.com/1471-2458/12/282 diakses pada tanggal 25 maret
2016.

Mansjoer Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I : Nefrologi dan
Hipertensi. Media Aesculapius FKUI, Jakarta

Azwar,S. 2002. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Pustaka Pelajar Jogja
Ofset, Yogyakarta

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depkes RI. Riset Kesehatan Jawa
Tengah. 2007 [internet]. c2008. [cited 2011 Oct 5]. Available at:
http://www.dinkesjatengprov.go.id/

Badan POM RI. 2006. Kepatuhan Pasien: Faktor Penting Dalam Keberhasilan
Terapi. Info POM Badan POM RI, 2006; Vol. 5 No. 7: 1-11. Diakses di http : //
perpustakaan. pom. go.id/

Bisepta Prayogi.2014. Psychoeducative Family Therapy untuk Meningkatkan


Dukungan Keluarga, Kepatuhan Minum Obat dan Kualitas Hidup Pasien TB
Paru. Tesis. Universitas Airlangga Surabaya, Surabaya

Chowdury.Farah .M et.Geaorge.Mary G. & Callahan David.Medication Aderence.


CDC’s Noon Conference. March 27 2013

Corwin, Elizabeth.Buku saku keperawatan. Edisi 3.RGC, 2009 Ignatavicius &


Workman, 2009). Jakarta

Dalyoko.Dyah Ayu Pithaloka,Kusumawati.Yuli, dan Ambarwati.2011. Faktor-Faktor


Yang Berhubungan Dengan Kontrol Hipertendi Pada Lansia Di Pos
Pelayanan Terpadu Wilayah Kerja Puskesmas Mojosongo Boyolali: Prodi
Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Surakarta ISSN 1979-7621, Vol.4, No.1

Depkes RI,2009.Pedoman Umum Keperawatan Dasar di Rumah Sakit dan Puskesmas.


Depkes, Jakarta
Depkes. 2006. Pedoman Teknis Penemuan dan Tatalaksana Penakit Hipertensi.:
Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular Depkes RI.Jakarta

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
92

Direktorat Bina Farmasi Dan Klinik Ditjen Bina Kefarmasian Dan Alat Kesehatan
Departemen Kesehatan. 2006, Pharmaceutical Care untuk penyakit Hipertensi:
Bakti Husada

Ekarini Diyah.2011.Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Kepatuhan


Pasien Hipertensi dalam Menjalani Pengobatan di Puskesmas Gondangrejo
Karanganyar: Stikes Husada Utama

Feurertein, Labbe and Kuczmierczky (1986). Health Psychology: A Psychobiological


Perpective. (Online) Available at
:http://books.google.co.id/books/Health_Psychology.ht,l (diakses 29 maret
2016)

Filho, Oliveira et al. 2012. Association between The 8-item Morisky Medication
Adherence Scale (MMAS-8) and Blood Pressure Control.Sociedade
Brasileirade Cardiologia
Annisa,A.Firia Nur.Wahiduddin. dan Ansar,Jumrani.2013.Faktor yang Berhubungan
dengan Kepatuhan Berobat Hipertensi Pada Lansia di Puseksmas:
Pattingalloang Kota Makassar. Jurnal Ilmu Kesehatan. Bagian Epidemologi
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin, Makasar

Gama.I Ketut.Sarmadi.dan Harini. 2014.Faktor Penyebab Ketidakpatuhan Kontrol


Pasien Hipertensi.Jurnal Keperawatan. Politeknik Kesehatan Denpasar

Gunawan L, 2001. Hypertensi (Tekanan Darah Tinggi). Knasius.Yogyakarta

Haryanti, Yeni Dwi et al.2012. Analisi Pengaruh Biaya Obat terhadap Kepatuhan
Kontrol Pasien Hipertensi di Instalasi Rawat Jalan RSD dr.Soebandi Jember
Periode januari-juni 2012.Artikel Ilmiah. Universitas Jember

Iis Noventi.2012. Pengaruh Modul Discharge Planning Metode Supportive Education


Terhadap Pengetahuan dan Kepatuhan Pasien DM di Rumkital Dr. Ramelan
Surabaya. Tesis. Universitas Airlangga Surabaya, Surabaya

Infodatin Hipertensi. 2013: Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI


available at : http://www.depkes.go.id/folder/view/01/structure-publikasi-
pusdatin-info-datin.html. Diakses pada tanggal 17 maret 2016.

Khatib, Rasha et al.2014. Patient and Healthcare Provider Barriers to Hypertension


Awareness, Treatment and Follow up: A systematic Review and Meta-Analysis
of Qualitative nad Quantitative Studies.PLoS ONE 9(1):
e84238.doi:10.1371/journal.pone.0084238.

Koyongian. Agnes Stella. Kundre, Rina.dan Lolong,Jill.2015.Hubungan Peran


Keluarga dengan Kepatuhan Berobat Paisen Hipertensi di Desa Batu

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
93

Kecamatan Likupang Selatan Kabupaten Minahasa Utara. 2-journal


Keperawatan (eKp) volume 3 nomor 3 . e- Journal Keperawatan. Universitas
Sam Ratulangi, Manado Available at:
ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/download/8781/8342

Niven, N. (2002). Psikologi Kesehatan.Edisi II. Buku Kedokteran EGC.Jakarta

Efendi & Makhfudli 2009, Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik
Dalam Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta

Notoatmodjo, S.(2005). Pengantar Ilmu Perilaku Kesehatan.Jakarta : Badan Penerbit


Kesehatan Masyarakat. Fakultas Kesehatan Masyarakat.Universitas Airlangga.

Notoatmodjo, S.2007.Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta, Jakarta

Notoatmodjo,S.2010.Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Cetakan I. PT.Rhineka


Cipta. Jakarta

Jakarta : Notoatmodjo.2003. Metodologi Penelitian Kesehatan Rhineka Cipta, Jakarta

Nurssalam,2003.Konsep Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.


Salemba Medika , Jakarta :

Nwabuo, Chike C et al. 2014. Factors Associated with Appointment Non-Adherence


among Afican-Americans with Severe, Poorly Controlled Hypertension. PLoS
ONE 9(8): e103090.doi:1371/journal.pone.0103090

Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut Ed 3.2015. Perhimpunan Dokter


Spesialis Kardiovakular Indonesia

Prastiwi.Ellya Niken dan Ayubi.Dian.2007.Hubungan Kepuasan Pasien Bayar dengan


Minat Kunjungan Ulang di Puskesmas Wisma Jaya Kota Bekasi.Vol.12 No.1,
Juni 2008. 42-46

Price. Sylfia Anderson. Patofisiologi : Konsep klinis proses-proses penyakit Ed.6.


EGC, Jakarta

Pujasari .Sri Ajeng.2015. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Ketidakpatuhan


Pasien Hipertensi dalam Pengobatan di Puskesmas Kedungmundu Kota
Semarang. Tesis. Uneversitas Negeri Semarang, Semarang

Rahajeng.Ekowati dan Tuminah Sulistyowati.2009.Pravelensi Hipertensi dan


Determinannya di Indonesia.Vol.59 No:12.

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
94

Rajasati ,Qorry Putri. Rharjo, Budi Bambang. Dan Ningrum Dinda Nur
Anggraini..2015.Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan
Pengobatan pada Pasien Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas
Kedungmundu Kota Semarang, Universitas Negeri Semarang, Semarang

Sabrina. Binti. 2015. Faktor Lingkungan Sosial yang Berhubungan dengan Tingkat
Kepatuhan Terapi Pasien Hipertensi Primer di Puskesmas Kedungmundu Kota
Semarang.Tesis. Universitas Diponegoro, Semarang

Suryadi, Riza Firman. 2013. Hubungan Peran Educator Perawat dalam Disharge
Planning dengan Tingkat Kepatuhan Pasien Rawat Inap untuk Kontrol di
Rumah Sakit Paru Kabupaten Jember. Skripsi. Universitas Jember, Jember

Handayani. Dwi, Wahyuni. (2012). Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan


Lansia dalam mengikuti Posyandu Lansia Jetis Desa Krajan Kecamatan
Kabupaten Sukoharjo. Jurnal Stikes vol. 9 No.1

Saleem. F.2011. Association between Knowledge and Druf Adherence in Patient with
Hypertension in Quetta, Pakistan.Tropical journal of pharmaceutical Research
April 2011;10 (2): 125-132

Manan. Srihesty. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Kepatuhan dalam Upaya


Mengontro Gula Darah di Poliklinik RS.Immanuel Bandung.Skripsi.
Universitas Stikes Borromesus, Bandung

Maria.Ulfah.2011. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Minum Obat


Pada Pasien Tuberkulosis (TBC) di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Kota
Tangerang Selatan. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah,
Jakarta

Miller.Tricia dan Robin. M.(2013).Importance of family/social support and Impact on


Adherence to Diabetic Therapy: Departemen of Psychology, University of
California, Riverside Vol.6: 421-426

Maryam, R. S., Mia, F. E., Rosidawati., Ahmad, J., & Irwan, B. (2008). Mengenal usia
lanjut dan perawatannya. Penerbit Salemba Medika, Jakarta

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
95

Lampiran 1

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
96

Lampiran 2

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
97

Lampiran 3

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
98

Lampiran 4

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
99

Lampiran 5

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
100

Lampiran 6

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
101

Lampiran 7 Permintaan Menjadi Responden Penelitian

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
102

Lampiran 8
LEMBAR PERMINTAAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN
Dengan hormat,
Sehubungan dengan penyelesaian penyusunan skripsi Program Studi
Pendidikan Ners Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga, dengan ini saya:
Nama : PUTRI MULYASARI
NIM : 131211132001
Akan melakukan penelitian dengan judul :“Hubungan Pengetahuan Dan
Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Pengobatan Penderita Hipertensi Di
Puskesmas Pegirian Surabaya”
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan dukungan
keluarga pada penderita hipertensi serta tingkat kepatuhan mereka dalam menjalani
pengobatan..Manfaat dari penelitian ini untuk dijadikan sebagai acuan bagi Puskesmas
Pegirian Surabaya dalam menentukan upaya yang tepat dan efektif dalam
meningkatkan kepatuhan pengobatan penderita hipertensi di wilayah tersebut.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional, sehingga tidak ada
perlakuan apapun terhadap subyek. Subyek hanya terlibat sebagai responden yang
akan diminta untuk mengisi kuesioner yang dibagikan.
Untuk kepentingan tersebut, maka saya memohon kesediaan Saudara/i untuk
berpartisipasi menjadi responden dengan sukarela dan menjawab pertanyaan dengan
sejujur – jujurnya sesuai dengan apa yang Saudara/i ketahui.
Semua jawaban dan data identitas anda akan dirahasiakan dan tidak ada
maksud kegunaan lain.
Demikian atas bantuan dan kerjasama Saudara/i , atas partisipasinya dalam
penelitian ini saya ucapkan terima kasih.
Surabaya, 2016

Hormat saya,

Putri Mulyasari
NIM. 131211132001

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
103

Lampiran 9
LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN
BAGI RESPONDEN PENELITIAN
(PASIEN HIPERTENSI)

Saya sebagai peneliti,


Nama : Putri Mulyasari
NIM : 131211132001
Prodi : Pendidikan Ners
Fakultas : Keperawatan
Universitas : Airlangga
Saya bermaksud melaksanakan penelitian penelitian dalam rangka penyusunan
tugas akhir.
Judul Penelitian : Hubungan Dukungan Keluarga dan Pengetahuan Pasien
dengan Kepatuhan Pengobatan Pasien Hipertensi di Puskesmas
Pegirian Surabaya
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Menganalisis hubungan dukungan keluarga dan pengetahuan pasien dengan
kepatuhan pengobatan pasien hipertensi di Puskesmas Pegirian Surabaya
Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi dukungan keluarga pasien hipertensi di puskesmas Pegirian
Surabaya
2. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan pasien hipertensi di puskesmas Pegirian
Surabaya
3. Mengidentifikasi kepatuhan pengobatan pasien hipertensi di puskesmas Pegirian
Surabaya
4. Menganalisis hubungan dukungan keluarga pasien hipertensi dengan kepatuhan
pengobatan pasien hipertensi di Puskesmas Pegirian Surabaya
5. Menganalisis hubungan tingkat pengetahuan pasien dengan kepatuhan
pengobatan pasien hipertensi di Puskesmas Pegirian Surabaya.

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
104

Perlakuan yang diterapkan pada subyek


Penelitian ini merupakan penelitian observasional, sehingga tidak ada
perlakuan apapun terhadap anda. Anda hanya terlibat sebagai responden yang akan
diminta untuk mengisi kuesioner yang dibagikan.

Manfaat
1. Tempat penelitian

Manfaat dari hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi pihak puskesmas

untuk meningkatkan pengetahuan, kepedulian dan dukungan keluarga pasien

hipertensi di puskesmas sehingga komplikasi dari penyakit hipertensi dapat dicegah

dengan cara patuh dalam menjalani pengobatan.

2. Tenaga kesehatan

Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa memberikan pengetahuan bagi tenaga

kesehatan pentingnya pengetahuan dan dukungan keluarga dapat mempengaruhi

perilaku pasien untuk patuh dalam menjalani pengobatan, sehingga dapat membuat

strategi untuk menanggulangi terjadinya ketidakpatuhan pasien.

3. Perawat

Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa menjadi masukan bagi perawat dalam

meningkatkan peran perawat sebagai edukator dan menunjukkan sikap empati dan

caring kepada pasien agar motivasi pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan

meningkat serta meningkatkan dukungan keluarga sehingga kepatuhan pasien dalam

menjalani pengobatan dapat tercapai.

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
105

4. Responden

Seluruh responden yang bersedia menjadi subjek penelitian akan memperoleh

pengetahuan berupa informasi kesehatan yang akan disampaikan pada saat kunjungan

door to door ke setiap rumah responden

Bahaya potensial
Tidak ada bahaya potensial yang diakibatkan oleh keterlibatan anda dalam
penelitian ini, oleh karena dalam penelitian ini hanya dilakukan pengisian kuesioner
untuk menilai tingkat dukungan keluarga, pengetahuan pasien, dan kepatuhan
pengobatannya

Hak untuk undur diri


Keikuksertaan anda dalam penelitian ini bersifat sukarela dan anda berhak
untuk mengundurkan diri kapanpun, tanpa menimbulkan dampak yang merugikan
responden dan apabila dalam penelitian ini responden tidak bersedia mengikuti
penelitian maka peneliti akan mencari responden lainnya yang bersedia.

Jaminan kerahasiaan data


Dalam penelitian ini, semua data dan informasi identitas anda akan dijaga
kerahasiaannya yaitu dengan tidak mencantumkan identitas anda secara jelas dan pada
laporan penelitian menggunakan kode.

Adanya insentif untuk subyek


Seluruh subyek penelitian tidak mendapatkan insentif berupa uang/biaya
transportasi tetapi akan memperoleh souvenir berupa mug dan untuk pihak puskesmas
akan diberikan souvenir berupa plakat.

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
106

Prosedur Penelitian
Penyusunan proposal penelitian

Pengajuan ethical Perijinan


clearance

Besar sampel yang didapatkan yaitu 51 orang, kemudian


dicari responden yang memenuhi kriteria inklusi

Pengisian formulir identitas oleh responden

Analisis data

Pelaporan

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
107

Lampiran 10
INFORMED CONSENT
(PERNYATAAN PERSETUJUAN IKUT PENELITIAN)

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Telah mendapatkan penjelasan secara terinci mengenai:
1. Penelitian yang berjudul “Hubungan Dukungan Keluarga dan Pengetahuan
Pasien dengan Kepatuhan Pengobatan Pasien Hipertensi di Puskesmas Pegirian
Surabaya”.
2. Perlakuan yang akan diberikan kepada subyek
3. Manfaat sebagai subyek penelitian
4. Bahaya yang akan timbul
5. Prosedur penelitian dan mendapat kesempatan mengajukan pertanyaan
mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan penelitian tersebut.
Oleh karena itu saya bersedia/tidak bersedia*) secara sukarela untuk menjadi subyek
penelitian dengan penuh kesadaran serta tanpa keterpaksaan. Demikian pernyataan ini
saya buat dengan sebenarnya tanpa tekanan dari pihak manapun.
Surabaya, 2016

Peneliti Responden

(Putri Mulyasari ) (…………………….)


Saksi,

(…………………….)

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
108

*) Coret salah satu


Lampiran 11

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN KELUARGA


DENGAN KEPATUHAN PASIEN HIPERTENSI DALAM MENJALANI
PENGOBATAN DI PUSKESMAS PEGIRIAN SURABAYA

No. Responden :

Tanggal pengisian :

Petunjuk pengisian jawaban

1. Pilihlah jawaban yang menurut Anda sesuai dengan memberikan tanda cek atau
centang (√) pada salah satu jawaban yang telah disediakan.
2. Silahkan bertanya pada peneliti apabila ada pertanyaan yang kurang jelas.

IDENTITAS RESPONDEN

1. Alamat responden :

2. Jenis kelamin :

a. Laki-laki

b. Perempuan

3. Umur responden :

a. 60- 75 tahun

b. 75 - 90 tahun

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
109

c. > 90 tahun

4. Pendidikan terakhir :

a. Tidak tamat sekolah atau tidak tamat SD

b. SD

c. SLTP

d. SLTA

e. Perguruan tinggi

5. Pekerjaan responden :

a. Tidak bekerja

b. Buruh

c. Pelajar/Mahasiswa

d. Wiraswasta

e. Pegawai negeri/TNI/POLRI

f. Lain-lain

6. Penghasilan per bulan :

a. < Rp.650.000

b. > Rp.650.000

7. Status Pernikahan :

a. Sudah Menikah

b. Belum

8. Tekanan darah :

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
110

DATA KELUARGA

1. Jenis kelamin :
2. Pendidikan :
3. Pekerjaan :
4. Umur :
5. Status Pernikahan :
6. Hubungan dengan pasien :

STRUKTUR KELUARGA

1. Jumlah anggota
3 keluarga
>3 :
2. Agama :Islam Kristen Hindu Budha

3. <1jt
Penghasilan : 1-2jt >2jt

4. Tipe keluarga :
Tradisional Non tradisional

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
111

Kuesioner Tingkat Pengetahuan Tentang Pengobatan Hipertensi

(Pertanyaan no 1- 15)

1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda


check atau centang (√) pada jawaban yang dipilih.
NO Pertanyaan B S Skor
(Benar) (Salah)
1. Diperlukan keaktifan dari penderita hipertensi untuk
bertanya tentang masalah kesehatannya ketika
berkonsultasi
2. Efek samping dari konsumsi obat antihipertensi yang
tidak diinginkan harus dilporkan kepada petugas
kesehatan
3. Penderita hipertensi tidak dianjurkan untuk
kontrol/periksa secara rutin di tempat pelayanan
kesehatan
4. Kontrol (pemeriksaan) rutin sangat bermanfaat bagi
penderita hipertensi untuk memantau tekanan darah
dan mendapatkan informasi mengenai perkembangan
status kesehatannya
5. Pengobatan pada penderita hipertensi membutuhkan
keterlibatan dari pasien, keluarga, penyedia, dan
system pelayanan kesehatan, serta komunitas
6. Penderita hipertensi hanya mengkonsumsi obat ketika
terdapat tanda dan gejala seperti pusing, dan sakit
kepala
7. Seseorang yang terdiagnosis hipertensi harus
mengkonsumsi obat antihipertensi meskipun gejala
dari peningkatan tekanan darah tidak dirasakan lagi
8. Kepatuhan pengobatan merupakan hal yang sangat
penting bagi penderita hipertensi untuk
meminimalkan (mengurangi) terjadinya
komplikasi/dampak dari hipertensi
9. Hipertensi yang tidak diobati dengan baik dapat
menyebabkan komplikasi seperti stroke dan gagal
jantung
10. Dengan kontrol secara rutin, pasien hipertensi bisa
mendapatkan terapi lebih awal jika didapati tekanan
darah yang tinggi
11. Dengan kontrol rutin dapat membatu penderita

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
112

hipertensi untuk mengetahui perkembangan status


kesehatannya
12. Pengobatan pada pasien hipertensi bukan untuk
menyembuhkan penyakitnya tetapi untuk menjaga
tekanan darah tetap stabil
13. Kepatuhan dalam menjalankan pengobatan bertujuan
untuk menjaga tekanan darah tetap stabil sesuai
dengan target
14. Kepatuhan pengobatan dapat menurunkan risiko
pasien hipertensi untuk dirawat di Rumah Sakit

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
113

DUKUNGAN KELUARGA

1. Penilaian
Kepatuhan berobat penderita hipertensi di Puskesmas Pegirian Surabaya
dipengaruhi oleh salah satu faktor dari faktor perubahan perilaku yaitu, dukungan
keluarga. Peneliti ingin mengetahui apakah keluarga memberikan dukungan kepada
anggota keluarganya yang menderita hipertensi dalam menjalani pengobatan.
2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda
check atau centang (√) pada jawaban yang dipilih.
No Pertanyaan Ya Tidak Skor

A. Dukungan Informasional
1. Apakah keluarga mengetahui tentang penyakit
Hipertensi yang anda derita
2. Apakah keluarga mengetahui penyebab anda
menderita hipertensi
3. Apakah keluarga anda tahu obat apa yang harus anda
minum dan jadwal anda untuk kontrol
4. Apakah keluarga anda pernah menasehati anda
untuk minum obat dan kontrol secara rutin

B. Dukungan Instrumental
5. Apakah keluarga mampu menciptakan lingkungan
yang nyaman bagi anda (nyaman, tidak bising,
bersih, dan aman)
6. Apakah keluarga anda tidak membuatkan jadwal
anda untuk berobat
7. Apakah keluarga anda mengantar anda kontrol ke
puskesmas
8. Apakah keluarga anda mampu untuk menyediakan
obat yang anda perlukan

C. Dukungan emosional
9. Apakah anda tetap merasa disayangi meskipun anda

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
114

sedang sakit
10. Apakah keluarga anda memberikan perhatian lebih
saat anda sakit
11. Keluarga memberikan semangat dan dukungan
kepada saya ketika saya mulai malas melakukan
pengobatan
12. Keluarga selalu mendengarkan keluh kesah saya
selama menjalani pengobatan

D. Dukungan pada harga diri


13. Keluarga anda tidak pernah memberikan motivasi
untuk menjalani pengobatan

14. Apakah keluarga anda memberikan pujian


(dukungan) ketika anda berobat secara teratur
15. Apakah selama sakit, anda merasa dimotivasi oleh
keluarga untuk patuh menjalani prosedur pengobatan
16. Keluarga anda memberi kesempatan anda untuk
memilih sendiri fasilitas kesehatan yang anda
inginkan

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
115

Kuesioner Tingkat Kepatuhan Penderita Hipertensi dalam Menjalani Pengobatan

1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda


check atau centang (√) pada jawaban yang dipilih.
Kuesioner MMAS-8 Score

No MMAS-8 Ya Tidak Skor

1 Apakah Anda kadang-kadang lupa untuk kontrol ke


puskesmas sesuai jadwal dan lupa untuk meminum obat
Anda?

2 Orang-orang kadang melewatkan meminum obat mereka


untuk alasan lain selain lupa. Selama dua minggu terakhir,
pernahkah Anda tidak meminum obat Anda?

3 Apakah Anda pernah mengurangi atau berhenti minum obat


tanpa memberitahu dokter Anda (dengan alasan bahwa
Anda merasa lebih buruk ketika Anda meminumnya)?

4 Ketika Anda bepergian atau meninggalkan rumah, apakah


Anda kadang-kadang lupa untuk membawa obat-obatan
Anda?

5 Apakah Anda meminum semua obat Anda kemarin?

6 Saat anda merasa sehat dan tidak merasakan gejala sakit,


apakah anda kadang berhenti minum obat dan tidak
melakukan pemeriksaan rutin ke puskesmas?

7 Apakah anda pernah merasa terganggu untuk meminum


obat setiap hari?

8 Seberapa sering anda kesulitan untuk mengingat jadwal


meminum obat dan jadwal kontrol ke pelayanan kesehatan?

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
116

A. Tidak pernah / jarang


B. Sesekali
C. Terkadang

D. Sering
E. Selalu

Lampiran 12

Hasil Uji Statistik Chi-Square Hubungan Dukungan Keluarga dan Pengetahuan


Pasien dengan Kepatuhan Pengobatan Pasien Hipertensi

1. Hasil uji statistic hubungan pengetahuan pasien dengan kepatuhan


pengobatan

Statistics
Pengetahuan_pasien Kepatuhan_Pengobatan
N Valid 51 51
Missing 0 0
Mean 1.90 .25
Median 2.00 .00
Std. Deviation .300 .440
Minimum 1 0
Maximum 2 1

Pengetahuan_pasien
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Pengetahuan kurang 5 9.8 9.8 9.8
Pengetahuan baik 46 90.2 90.2 100.0
Total 51 100.0 100.0

Kepatuhan_Pengobatan
Frequenc Percen Cumulative
y t Valid Percent Percent
Valid Tidak patuh 38 74.5 74.5 74.5
Patuh 13 25.5 25.5 100.0
Total 51 100.0 100.0

Descriptive Statistics
Maximu Std.
N Minimum m Mean Deviation
Dukungan_Keluarga 51 1 2 1.18 .385

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
117

Kepatuhan_Pengobata
51 0 1 .25 .440
n
Valid N (listwise) 51

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
Percen
N Percent N Percent N t
Pengetahuan_pasien * Kepatuhan_Pengobatan 5
51 100.0% 0 0.0% 100.0%
1

Pengetahuan_pasien * Kepatuhan_Pengobatan Crosstabulation


Kepatuhan_Pengobatan
Tidak patuh Patuh Total
Pengetahuan_pasien Pengetahuan Count 4 1 5
kurang Expected Count 3.7 1.3 5.0
% within
80.0% 20.0% 100.0%
Pengetahuan_pasien
% within
10.5% 7.7% 9.8%
Kepatuhan_Pengobatan
% of Total 7.8% 2.0% 9.8%
Pengetahuan Count 34 12 46
baik Expected Count 34.3 11.7 46.0
% within
73.9% 26.1% 100.0%
Pengetahuan_pasien
% within
89.5% 92.3% 90.2%
Kepatuhan_Pengobatan
% of Total 66.7% 23.5% 90.2%
Total Count 38 13 51
Expected Count 38.0 13.0 51.0
% within
74.5% 25.5% 100.0%
Pengetahuan_pasien
% within
100.0% 100.0% 100.0%
Kepatuhan_Pengobatan
% of Total 74.5% 25.5% 100.0%

Chi-Square Testsc
Asymptotic Exact Sig. Exact Sig. Point
Value df Significance (2-sided) (2-sided) (1-sided) Probability
Pearson Chi-Square .088a 1 .767 1.000 .622
Continuity
.000 1 1.000
Correctionb
Likelihood Ratio .092 1 .761 1.000 .622
Fisher's Exact Test 1.000 .622
Linear-by-Linear
.086d 1 .769 1.000 .622 .409
Association
N of Valid Cases 51

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.27.
b. Computed only for a 2x2 table

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
118

c. For 2x2 crosstabulation, exact results are provided instead of Monte Carlo results.
d. The standardized statistic is .294.

Symmetric Measures
Monte Carlo Significance
95% Confidence
Interval
Approximate Lower Upper
Value Significance Significance Bound Bound
Nominal by Contingency
.041 .767 1.000c .943 1.000
Nominal Coefficient
N of Valid Cases 51

c. Based on 51 sampled tables with starting seed 2000000.

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 51 100.0
Excludeda 0 .0
Total 51 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.074 2

Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Pengetahuan_pasien 1.90 .300 51
Kepatuhan_Pengobatan .25 .440 51

Correlations
Pengetahuan_pasien Kepatuhan_Pengobatan
Pengetahuan_pasien Pearson Correlation 1 .042
Sig. (2-tailed) .772

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
119

Sum of Squares and Cross-


4.510 .275
products
Covariance .090 .005
N 51 51
Kepatuhan_Pengobatan Pearson Correlation .042 1
Sig. (2-tailed) .772
Sum of Squares and Cross-
.275 9.686
products
Covariance .005 .194
N 51 51

2. Hasil uji statistik hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan


pengobatan
Statistics
Dukungan_Keluarga Kepatuhan_Pengobatan
N Valid 51 51
Missing 0 0
Mean 1.18 .25
Median 1.00 .00
Std. Deviation .385 .440
Minimum 1 0
Maximum 2 1

Dukungan_Keluarga
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Dukungan keluarga kurang 42 82.4 82.4 82.4
Dukungan keluarga baik 9 17.6 17.6 100.0
Total 51 100.0 100.0

Kepatuhan_Pengobatan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Tidak patuh 38 74.5 74.5 74.5
Valid
Patuh 13 25.5 25.5 100.0
Total 51 100.0 100.0

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Dukungan_Keluarga 51 1 2 1.18 .385
Kepatuhan_Pengobatan 51 0 1 .25 .440
Valid N (listwise) 51

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
120

Dukungan_Keluarga * Kepatuhan_Pengobatan 51 100.0% 0 0.0% 51 100.0%

Dukungan_Keluarga * Kepatuhan_Pengobatan Crosstabulation


Kepatuhan_Pengobatan
Tidak patuh Patuh Total
Dukungan_Keluarga Dukungan Count 38 4 42
keluarga kurang Expected Count 31.3 10.7 42.0
% within
90.5% 9.5% 100.0%
Dukungan_Keluarga
% within
100.0% 30.8% 82.4%
Kepatuhan_Pengobatan
% of Total 74.5% 7.8% 82.4%
Dukungan Count 0 9 9
keluarga baik Expected Count 6.7 2.3 9.0
% within
0.0% 100.0% 100.0%
Dukungan_Keluarga
% within
0.0% 69.2% 17.6%
Kepatuhan_Pengobatan
% of Total 0.0% 17.6% 17.6%
Total Count 38 13 51
Expected Count 38.0 13.0 51.0
% within
74.5% 25.5% 100.0%
Dukungan_Keluarga
% within
100.0% 100.0% 100.0%
Kepatuhan_Pengobatan
% of Total 74.5% 25.5% 100.0%

Asymptotic Exact Sig. Exact Sig. Point


Value df Significance (2-sided) (2-sided) (1-sided) Probability
Pearson Chi-
31.945a 1 .000 .000 .000
Square
Continuity
27.359 1 .000
Correctionb
Likelihood Ratio 31.484 1 .000 .000 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear
31.319d 1 .000 .000 .000 .000
Association
N of Valid Cases 51

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.29.
b. Computed only for a 2x2 table
c. For 2x2 crosstabulation, exact results are provided instead of Monte Carlo results.
d. The standardized statistic is 5.596.

Symmetric Measures
Value Approximate Monte Carlo Significance

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
121

Significance 95% Confidence


Chi-Square Testsc Interval
Lower Upper
Significance Bound Bound
Nominal by Contingency
.621 .000 .000c .000 .057
Nominal Coefficient
N of Valid Cases 51
c. Based on 51 sampled tables with starting seed 299883525.

Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Dukungan_Keluarga 1.18 .385 51
Kepatuhan_Pengobatan .25 .440 51

Correlations
Dukungan_Keluarga Kepatuhan_Pengobatan
Pearson Correlation 1 .791**
Dukungan_Keluarga
Sig. (2-tailed) .000
Sum of Squares and Cross-
7.412 6.706
products
Covariance .148 .134
N 51 51
Pearson Correlation .791** 1
Kepatuhan_Pengobatan
Sig. (2-tailed) .000
Sum of Squares and Cross-
6.706 9.686
products
Covariance .134 .194
N 51 51
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lampiran 13

TABULASI DUKUNGAN KELUARGA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS PEGIRIAN SURABAYA

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 TOTAL Kategori
Responden 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 32 2
Responden 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 32 2
Responden 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 31 1
Responden 4 2 2 1 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2 25 1
Responden 5 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 28 1
Responden 6 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 32 2
Responden 7 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 32 2
Responden 8 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 29 1
Responden 9 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 32 2
Responden 10 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 27 1
Responden 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 1
Responden 12 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 31 1
Responden 13 2 2 1 1 2 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2 2 25 1
Responden 14 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 2 2 1 1 2 22 1
Responden 15 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 1 28 1
Responden 16 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 32 1
Responden 17 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 32 1
Responden 18 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 28 1
Respondne 19 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 1 2 1 26 1
Responden 20 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 27 1
Responden 21 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 27 1

122

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Responden 22 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 1 2 1 23 1
Responden 23 2 2 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 26 1
Responden 24 2 2 1 2 2 1 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 27 1
Responden 25 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 32 2
Responden 26 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 31 1
Responden 27 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 30 1
Responden 28 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 32 2
Responden 29 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 32 2
Responden 30 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 32 2
Responden 31 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 16 1
Responden 32 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 30 1
Responden 33 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 30 1
Responden 34 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 28 1
Responden 35 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 29 1
Responden 36 2 1 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 27 1
Responden 37 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 31 1
Responden 38 2 1 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 27 1
Responden 39 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 31 1
Responden 40 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 1
Responden 41 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 31 1
Responden 42 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 1
Responden 43 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 1
Responden 44 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 30 1
Responden 45 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 1
Responden 46 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 30 1

123

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Responden 47 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 30 1
Responden 48 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 1
Responden 49 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 31 1
Responden 50 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 30 1
Responden 51 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 29 1

Keterangan :
1 = Dukungan keluarga kurang
2 = Dukungan keluarga baik

124

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lampiran 14

TABULASI DATA TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS PEGIRIAN


SURABAYA
No. responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Skor Kategori
Responden 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 2
Responden 2 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 11 2
Responden 3 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 6 1
Responden 4 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 13 2
Responden 5 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 13 2
Responden 6 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 11 2
Responden 7 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 2
Responden 8 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 12 2
Responden 9 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 12 2
Responden 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 5 1
Responden 11 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 2
Responden 12 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 11 2
Responden 13 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 6 1
Responden 14 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 11 2
Responden 15 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 10 1
Responden 16 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 11 2
Responden 17 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 12 2
Responden 18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 2
Respondne 19 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 11 2

125

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Responden 20 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 13 2
Responden 21 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 2
Responden 22 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 10 1
Responden 23 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 12 2
Responden 24 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 2
Responden 25 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 2
Responden 26 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 2
Responden 27 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 2
Responden 28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 2
Responden 29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 2
Responden 30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 2
Responden 31 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 13 2
Responden 32 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 12 2
Responden 33 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 2
Responden 34 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 2
Responden 35 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 2
Responden 36 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 2
Responden 37 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 2
Responden 38 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 2
Responden 39 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 12 2
Responden 40 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 12 2
Responden 41 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 12 2
Responden 42 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 12 2
Responden 43 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 12 2
Responden 44 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 12 2

126

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Responden 45 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 12 2
Responden 46 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 12 2
Responden 47 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 12 2
Responden 48 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 12 2
Responden 49 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 12 2
Responden 50 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 12 2
Responden 51 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 12 2

Keterangan:

1 = Tingkat pengetahuan kurang

2 = Tingkat pengetahuan baik

127

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lampiran 15

TABULASI DATA KEPATUHAN PENGOBATAN PASIEN HIPERTENSI DI PUSEKSMAS


PEGIRIAN SURABAYA
1 2 3 4 5 6 7 8 TOTAL Kategori
Responden 1 1 1 1 1 0 1 1 1 7 1
Responden 2 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1
Responden 3 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0
Responden 4 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0
Responden 5 0 0 0 1 0 0 1 0 2 0
Responden 6 1 1 1 1 1 0 1 1 7 1
Responden 7 1 0 0 1 1 1 1 1 6 1
Responden 8 0 0 1 1 0 1 1 1 5 0
Responden 9 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1
Responden 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Responden 11 1 1 0 0 1 0 0 0 3 0
Responden 12 1 0 1 0 1 0 1 1 5 0
Responden 13 1 0 0 1 1 1 1 1 6 1
Responden 14 0 0 1 1 0 0 1 0 3 0
Responden 15 0 1 0 1 1 0 1 1 5 0
Responden 16 1 1 1 0 0 1 1 1 6 1
Responden 17 1 1 0 1 1 1 1 1 7 1
Responden 18 0 0 0 1 1 0 1 0 3 0
Respondne 19 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0
Responden 20 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1
Responden 21 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

128

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Responden 22 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Responden 23 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Responden 24 0 1 1 0 1 1 1 0 5 0
Responden 25 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1
Responden 26 0 0 1 1 0 1 1 0 4 0
Responden 27 1 1 1 0 0 0 1 0 4 0
Responden 28 1 1 1 1 1 0 1 1 7 1
Responden 29 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1
Responden 30 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1
Responden 31 0 0 1 0 1 1 0 1 4 0
Responden 32 0 1 1 1 1 1 0 0 5 0
Responden 33 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Responden 34 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Responden 35 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Responden 36 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Responden 37 0 0 0 1 1 0 0 0 2 0
Responden 38 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Responden 39 0 1 0 1 1 0 1 0 4 0
Responden 40 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0
Responden 41 1 1 0 1 1 0 1 0 5 0
Responden 42 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0
Responden 43 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0
Responden 44 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0
Responden 45 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0
Responden 46 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

129

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Responden 47 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Responden 48 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Responden 49 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Responden 50 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Responden 51 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0

Katerangan:

1= Patuh

0= Tidak patuh

130

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lampiran 16

TABULASI DATA DEMOGRAFI

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN PENGETAHUAN PASIEN DENGAN KEPATUHAN PENGOBATAN


PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS PEGIRIAN SURABAYA

Jenis tingkat status Penghasilan


Usia Kelamin pendidikan Pekerjaan perkawinan Agama Keluarga
Responden 1 1 2 2 5 2 1 3
Responden 2 1 2 4 4 2 1 3
Responden 3 1 2 2 1 2 1 2
Responden 4 1 2 2 1 2 1 2
Responden 5 1 2 5 3 2 1 2
Responden 6 1 2 1 1 2 1 2
Responden 7 2 1 2 1 2 1 3
Responden 8 1 2 2 1 2 1 1
Responden 9 1 2 4 4 2 1 3
Responden 10 2 2 1 1 2 1 2
Responden 11 2 2 1 1 2 1 1
Responden 12 1 2 1 1 2 1 1
Responden 13 1 2 1 1 2 1 2
Responden 14 1 2 2 1 2 1 2
Responden 15 1 2 3 3 2 1 1
Responden 16 1 2 3 3 2 1 3
Responden 17 1 2 1 1 2 1 2
Responden 18 1 2 1 1 2 1 2

131

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Responden 19 1 2 1 1 2 1 2
Responden 20 1 2 1 1 2 1 2
Responden 21 1 2 2 1 2 1 3
Responden 22 1 2 2 3 2 1 2
Responden 23 1 2 1 1 2 1 2
Responden 24 1 2 2 1 2 1 1
Responden 25 1 2 2 1 2 1 3
Responden 26 1 2 3 1 2 1 3
Responden 27 1 2 2 1 2 1 2
Responden 28 1 2 2 1 2 1 1
Responden 29 1 2 2 1 2 1 2
Responden 30 1 1 3 1 2 1 3
Responden 31 1 2 1 1 2 1 1
Responden 32 1 2 1 3 2 1 2
Responden 33 1 2 1 1 2 1 1
Responden 34 1 1 1 1 2 1 1
Responden 35 1 1 1 3 2 1 2
Responden 36 1 2 3 3 2 1 2
Responden 37 1 1 2 1 2 1 2
Responden 38 1 2 2 1 2 1 1
Responden 39 1 1 3 1 2 1 2
Responden 40 1 2 1 3 2 1 2
Responden 41 1 1 3 1 2 1 2
Responden 42 1 2 1 1 2 1 1
Responden 43 1 2 1 1 2 1 1

132

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Responden 44 1 2 2 3 2 1 2
Responden 45 1 1 2 3 2 1 2
Responden 46 1 1 2 3 2 1 2
Responden 47 1 1 1 1 2 1 1
Responden 48 1 1 1 1 2 1 2
Responden 49 1 1 2 1 2 1 1
Responden 50 1 2 2 1 2 1 2
Responden 51 1 1 2 3 2 1 2

Keterangan:

Usia Tingkat pendidikan Pekerjaan Penghasilan keluarga


60-75 tahun = 1 Tidak tamat SD = 1 Tidak bekerja = 1 <1 juta = 1
76-90 tahun = 2 SD = 2 Buruh = 2 1 juta-2juta = 2
>90 tahun = 3 SLTP = 3 Wiraswasta = 3 >2 juta = 3
SLTA = 4 Pegawai Negeri/TNI/POLRI = 4
Perguruan Tinggi = 5 Lain-lain = 5

Agama Status Pernikahan


Islam = 1 Belum menikah = 1
Lainnya = 2 Sudah menikah = 2

133

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lampiran 17

TABULASI DATA PENELITIAN “ HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN PENGETAHUAN PASIEN DENGAN
KEPATUHAN PENGOBATAN PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS PEGIRIAN SURABAYA”

Jenis tingkat status Penghasilan Dukungan Pengetahuan Kepatuhan


No.Rsp Usia Kelamin pendidikan Pekerjaan perkawinan Agama Keluarga keluarga pasien pengobatan
Rsp .1 1 2 2 5 2 1 3 2 2 1
Rsp. 2 1 2 4 4 2 1 3 2 2 1
Rsp .3 1 2 2 1 2 1 2 1 1 0
Rsp.4 1 2 2 1 2 1 2 1 2 0
Rsp.5 1 2 5 3 2 1 2 1 2 0
Rsp.6 1 2 1 1 2 1 2 2 2 1
Rsp 7 2 1 2 1 2 1 3 2 2 1
Rsp 8 1 2 2 1 2 1 1 1 2 0
Rsp 9 1 2 4 4 2 1 3 2 2 1
Rsp.10 2 2 1 1 2 1 2 1 1 0
Rsp.11 2 2 1 1 2 1 1 1 2 0
Rsp.12 1 2 1 1 2 1 1 1 2 0
Rsp.13 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1
Rsp.14 1 2 2 1 2 1 2 1 2 0
Rsp.15 1 2 3 3 2 1 1 1 1 0
Rsp.16 1 2 3 3 2 1 3 1 2 1
Rsp.17 1 2 1 1 2 1 2 1 2 1
Rsp.18 1 2 1 1 2 1 2 1 2 0

134

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Rsp.19 1 2 1 1 2 1 2 1 2 0
Rsp.20 1 2 1 1 2 1 2 1 2 1
Rsp.21 1 2 2 1 2 1 3 1 2 0
Rsp.22 1 2 2 3 2 1 2 1 1 0
Rsp.23 1 2 1 1 2 1 2 1 2 0
Rsp.24 1 2 2 1 2 1 1 1 2 0
Rsp.25 1 2 2 1 2 1 3 2 2 1
Rsp.26 1 2 3 1 2 1 3 1 2 0
Rsp.27 1 2 2 1 2 1 2 1 2 0
Rsp.28 1 2 2 1 2 1 1 2 2 1
Rsp.29 1 2 2 1 2 1 2 2 2 1
Rsp.30 1 1 3 1 2 1 3 2 2 1
Rsp 31 1 2 1 1 2 1 1 1 2 0
Rsp.32 1 2 1 3 2 1 2 1 2 0
Rsp.33 1 2 1 1 2 1 1 1 2 0
Rsp.34 1 1 1 1 2 1 1 1 2 0
Rsp.35 1 1 1 3 2 1 2 1 2 0
Rsp.36 1 2 3 3 2 1 2 1 2 0
Rsp.37 1 1 2 1 2 1 2 1 2 0
Rsp.38 1 2 2 1 2 1 1 1 2 0
Rsp.39 1 1 3 1 2 1 2 1 2 0
Rsp.40 1 2 1 3 2 1 2 1 2 0
Rsp.41 1 1 3 1 2 1 2 1 2 0
Rsp.42 1 2 1 1 2 1 1 1 2 0
Rsp.43 1 2 1 1 2 1 1 1 2 0

135

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Rsp.44 1 2 2 3 2 1 2 1 2 0
Rsp.45 1 1 2 3 2 1 2 1 2 0
Rsp.46 1 1 2 3 2 1 2 1 2 0
Rsp.47 1 1 1 1 2 1 1 1 2 0
Rsp.48 1 1 1 1 2 1 2 1 2 0
Rsp.49 1 1 2 1 2 1 1 1 2 0
Rsp.50 1 2 2 1 2 1 2 1 2 0
Rsp.51 1 1 2 3 2 1 2 1 2 0

136

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lampiran 18

Hasil Uji validitas dan Reliabilitas Kuesioner Penelitian Hubungan Dukungan Keluarga dan Pengetahuan Pasien dengan
Kepatuhan Pengobatan Pasien Hipertensi di Puskesmas Pegirian Surabaya

1. Kuesioner Dukungan Keluarga

Correlations

Perta perta perta perta perta perta pertan pertan pertan pertan pertan pertan pertan
nyaan pertan pertan pertan nyaan nyaan nyaan nyaan nyaan yaan1 yaan1 yaan1 yaan1 yaan1 yaan1 yaan1
1 yaan2 yaan3 yaan4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 total

Pertan Pearson - - -
- -
** * * ** ** ** ** * * ** ** **
yaan1 Correlatio 1 -.816 1.000 1.000 -.816 -.816 -.600 -.816 .816 -.655 -.655 -.816 -.816 .816 .971
1.000** 1.000**
* * **
n

Sig. (2-
.004 .000 .000 .004 .004 .067 .004 .004 .040 .000 .040 .000 .004 .004 .004 .000
tailed)

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

pertan Pearson
.833
yaan2 Correlatio -.816** 1 .816** .816** .667* .583 .408 .667* -.667* .535 .816** .802** .816** .583 .667* -.667*
**
n

137

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Sig. (2-
.004 .004 .004 .035 .077 .242 .035 .035 .111 .004 .005 .004 .077 .035 .035 .003
tailed)

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

pertan Pearson -
1.000* .971
yaan3 Correlatio 1.000* .816** 1 .816** .816** .600 .816** -.816** .655* 1.000** .655* 1.000** .816** .816** -.816**
* **
*
n

Sig. (2-
.000 .004 .000 .004 .004 .067 .004 .004 .040 .000 .040 .000 .004 .004 .004 .000
tailed)

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

pertan Pearson -
1.000* .971
yaan4 Correlatio 1.000* .816** 1 .816** .816** .600 .816** -.816** .655* 1.000** .655* 1.000** .816** .816** -.816**
* **
*
n

Sig. (2-
.000 .004 .000 .004 .004 .067 .004 .004 .040 .000 .040 .000 .004 .004 .004 .000
tailed)

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

pertan Pearson
- .853
yaan5 Correlatio -.816** .667* .816** .816** 1 .667* .408 .583 -.583 .802** .816** .535 .816** .667* 1.000**
** **
1.000
n

138

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Sig. (2-
.004 .035 .004 .004 .035 .242 .077 .077 .005 .004 .111 .004 .035 .000 .000 .002
tailed)

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

pertan Pearson
.833
yaan6 Correlatio -.816** .583 .816** .816** .667* 1 .816** .667* -.667* .535 .816** .356 .816** .583 .667* -.667*
**
n

Sig. (2-
.004 .077 .004 .004 .035 .004 .035 .035 .111 .004 .312 .004 .077 .035 .035 .003
tailed)

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

pertan Pearson
.680
yaan7 Correlatio -.600 .408 .600 .600 .408 .816** 1 .408 -.408 .655* .600 .218 .600 .408 .408 -.408
*
n

Sig. (2-
.067 .242 .067 .067 .242 .004 .242 .242 .040 .067 .545 .067 .242 .242 .242 .031
tailed)

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

pertan Pearson -
.753
** * ** ** *
yaan8 Correlatio -.816 .667 .816 .816 .583 .667 .408 1 1.000* .356 .816** .535 .816** .667* .583 -.583
*
*
n

139

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Sig. (2-
.004 .035 .004 .004 .077 .035 .242 .000 .312 .004 .111 .004 .035 .077 .077 .012
tailed)

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

pertan Pearson - -
** * ** ** * * ** ** *
yaan9 Correlatio .816 -.667 -.816 -.816 -.583 -.667 -.408 1.000 1 -.356 -.816 -.535 -.816 -.667 -.583 .583 .753
* *
n

Sig. (2-
.004 .035 .004 .004 .077 .035 .242 .000 .312 .004 .111 .004 .035 .077 .077 .012
tailed)

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

pertan Pearson
.763
yaan1 Correlatio -.655* .535 .655* .655* .802** .535 .655* .356 -.356 1 .655* .429 .655* .535 .802** -.802**
*
0 n

Sig. (2-
.040 .111 .040 .040 .005 .111 .040 .312 .312 .040 .217 .040 .111 .005 .005 .010
tailed)

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

pertan Pearson -
1.000* 1.000* .971
yaan1 Correlatio 1.000* .816** .816** .816** .600 .816** -.816** .655* 1 .655* 1.000** .816** .816** -.816**
* * **
*
1 n

140

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Sig. (2-
.000 .004 .000 .000 .004 .004 .067 .004 .004 .040 .040 .000 .004 .004 .004 .000
tailed)

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

pertan Pearson
.721
yaan1 Correlatio -.655* .802** .655* .655* .535 .356 .218 .535 -.535 .429 .655* 1 .655* .802** .535 -.535
*
2 n

Sig. (2-
.040 .005 .040 .040 .111 .312 .545 .111 .111 .217 .040 .040 .005 .111 .111 .019
tailed)

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

pertan Pearson -
1.000* 1.000* .971
yaan1 Correlatio 1.000* .816** .816** .816** .600 .816** -.816** .655* 1.000** .655* 1 .816** .816** -.816**
* * **
*
3 n

Sig. (2-
.000 .004 .000 .000 .004 .004 .067 .004 .004 .040 .000 .040 .004 .004 .004 .000
tailed)

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

pertan Pearson
.833
yaan1 Correlatio -.816** .583 .816** .816** .667* .583 .408 .667* -.667* .535 .816** .802** .816** 1 .667* -.667*
**
4 n

141

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Sig. (2-
.004 .077 .004 .004 .035 .077 .242 .035 .035 .111 .004 .005 .004 .035 .035 .003
tailed)

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

pertan Pearson
1.000* - .853
yaan1 Correlatio -.816** .667* .816** .816** .667* .408 .583 -.583 .802** .816** .535 .816** .667* 1
* ** **
1.000
5 n

Sig. (2-
.004 .035 .004 .004 .000 .035 .242 .077 .077 .005 .004 .111 .004 .035 .000 .002
tailed)

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

pertan Pearson - -
-
yaan1 Correlatio .816** -.667* -.816** -.816** 1.000* -.667* -.408 -.583 .583 -.802** -.816** -.535 -.816** -.667* 1 .853
1.000**
* **
6 n

Sig. (2-
.004 .035 .004 .004 .000 .035 .242 .077 .077 .005 .004 .111 .004 .035 .000 .002
tailed)

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

Total Pearson
Correlatio -.971** .833** .971** .971** .853** .833** .680* .753* -.753* .763* .971** .721* .971** .833** .853** -.853** 1
n

142

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Sig. (2-
.000 .003 .000 .000 .002 .003 .031 .012 .012 .010 .000 .019 .000 .003 .002 .002
tailed)

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 10 100.0

Excludeda 0 .0

Total 10 100.0

a. Listwise deletion based on all


variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.737 17

143

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

2. Kuesioner pengetahuan pengobatan hipertensi

Correlations

Pertan pertan pertan pertan pertan pertan pertan pertan pertan pertany pertany pertany pertany pertany pertany Tota
yaan1 yaan2 yaan3 yaan4 yaan5 yaan6 yaan7 yaan8 yaan9 aan10 aan11 aan12 aan13 aan14 aan15 l

Pertan Pearson .972


1 .816** 1.000** 1.000** .816** .816** .600 .408 .655* .655* 1.000** .655* 1.000** .816** .816**
**
yaan1 Correlation

Sig. (2-
.004 .000 .000 .004 .004 .067 .242 .040 .040 .000 .040 .000 .004 .004 .000
tailed)

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

pertany Pearson .814


.816** 1 .816** .816** .667* .583 .408 .250 .535 .535 .816** .802** .816** .583 .667*
**
aan2 Correlation

Sig. (2-
.004 .004 .004 .035 .077 .242 .486 .111 .111 .004 .005 .004 .077 .035 .004
tailed)

144

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

pertany Pearson .972


1.000** .816** 1 1.000** .816** .816** .600 .408 .655* .655* 1.000** .655* 1.000** .816** .816**
**
aan3 Correlation

Sig. (2-
.000 .004 .000 .004 .004 .067 .242 .040 .040 .000 .040 .000 .004 .004 .000
tailed)

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

pertany Pearson .972


1.000** .816** 1.000** 1 .816** .816** .600 .408 .655* .655* 1.000** .655* 1.000** .816** .816**
**
aan4 Correlation

Sig. (2-
.000 .004 .000 .004 .004 .067 .242 .040 .040 .000 .040 .000 .004 .004 .000
tailed)

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

pertany Pearson .868


.816** .667* .816** .816** 1 .667* .408 .167 .802** .802** .816** .535 .816** .667* 1.000**
**
aan5 Correlation

Sig. (2-
.004 .035 .004 .004 .035 .242 .645 .005 .005 .004 .111 .004 .035 .000 .001
tailed)

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

pertany Pearson .814


.816** .583 .816** .816** .667* 1 .816** .250 .535 .535 .816** .356 .816** .583 .667*
**
aan6 Correlation

145

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Sig. (2-
.004 .077 .004 .004 .035 .004 .486 .111 .111 .004 .312 .004 .077 .035 .004
tailed)

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

pertany Pearson .676


.600 .408 .600 .600 .408 .816** 1 .408 .655* .655* .600 .218 .600 .408 .408
*
aan7 Correlation

Sig. (2-
.067 .242 .067 .067 .242 .004 .242 .040 .040 .067 .545 .067 .242 .242 .032
tailed)

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

pertany Pearson
.408 .250 .408 .408 .167 .250 .408 1 .356 .356 .408 .089 .408 .250 .167 .431
aan8 Correlation

Sig. (2-
.242 .486 .242 .242 .645 .486 .242 .312 .312 .242 .807 .242 .486 .645 .214
tailed)

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

pertany Pearson .795


.655* .535 .655* .655* .802** .535 .655* .356 1 1.000** .655* .429 .655* .535 .802**
**
aan9 Correlation

Sig. (2-
.040 .111 .040 .040 .005 .111 .040 .312 .000 .040 .217 .040 .111 .005 .006
tailed)

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

146

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

pertany Pearson .795


.655* .535 .655* .655* .802** .535 .655* .356 1.000** 1 .655* .429 .655* .535 .802**
**
aan10 Correlation

Sig. (2-
.040 .111 .040 .040 .005 .111 .040 .312 .000 .040 .217 .040 .111 .005 .006
tailed)

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

pertany Pearson .972


1.000** .816** 1.000** 1.000** .816** .816** .600 .408 .655* .655* 1 .655* 1.000** .816** .816**
**
aan11 Correlation

Sig. (2-
.000 .004 .000 .000 .004 .004 .067 .242 .040 .040 .040 .000 .004 .004 .000
tailed)

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

pertany Pearson .680


.655* .802** .655* .655* .535 .356 .218 .089 .429 .429 .655* 1 .655* .802** .535
*
aan12 Correlation

Sig. (2-
.040 .005 .040 .040 .111 .312 .545 .807 .217 .217 .040 .040 .005 .111 .031
tailed)

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

pertany Pearson .972


1.000** .816** 1.000** 1.000** .816** .816** .600 .408 .655* .655* 1.000** .655* 1 .816** .816**
**
aan13 Correlation

147

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Sig. (2-
.000 .004 .000 .000 .004 .004 .067 .242 .040 .040 .000 .040 .004 .004 .000
tailed)

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

pertany Pearson .814


.816** .583 .816** .816** .667* .583 .408 .250 .535 .535 .816** .802** .816** 1 .667*
**
aan14 Correlation

Sig. (2-
.004 .077 .004 .004 .035 .077 .242 .486 .111 .111 .004 .005 .004 .035 .004
tailed)

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

pertany Pearson .868


.816** .667* .816** .816** 1.000** .667* .408 .167 .802** .802** .816** .535 .816** .667* 1
**
aan15 Correlation

Sig. (2-
.004 .035 .004 .004 .000 .035 .242 .645 .005 .005 .004 .111 .004 .035 .001
tailed)

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

Total Pearson
.972** .814** .972** .972** .868** .814** .676* .431 .795** .795** .972** .680* .972** .814** .868** 1
Correlation

Sig. (2-
.000 .004 .000 .000 .001 .004 .032 .214 .006 .006 .000 .031 .000 .004 .001
tailed)

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

148

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 10 100.0

Excludeda 0 .0

Total 10 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.737 17

149

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

3. Kuesioner Kepatuhan Pengobatan (MMSA-8 item)

Correlations

pertanyaan1 pertanyaan2 pertanyaan3 pertanyaan4 pertanyaan5 pertanyaan6 pertanyaan pertanyaan8 total

pertanyaan1 Pearson
1 .816** 1.000** 1.000** .816** .816** .600 .600 .982**
Correlation

Sig. (2-tailed) .004 .000 .000 .004 .004 .067 .067 .000

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10

pertanyaan2 Pearson
.816** 1 .816** .816** .667* .583 .408 .408 .814**
Correlation

Sig. (2-tailed) .004 .004 .004 .035 .077 .242 .242 .004

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10

150

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

pertanyaan3 Pearson
1.000** .816** 1 1.000** .816** .816** .600 .600 .982**
Correlation

Sig. (2-tailed) .000 .004 .000 .004 .004 .067 .067 .000

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10

pertanyaan4 Pearson
1.000** .816** 1.000** 1 .816** .816** .600 .600 .982**
Correlation

Sig. (2-tailed) .000 .004 .000 .004 .004 .067 .067 .000

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10

pertanyaan5 Pearson
.816** .667* .816** .816** 1 .667* .408 .408 .826**
Correlation

Sig. (2-tailed) .004 .035 .004 .004 .035 .242 .242 .003

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10

pertanyaan6 Pearson
.816** .583 .816** .816** .667* 1 .816** .408 .875**
Correlation

Sig. (2-tailed) .004 .077 .004 .004 .035 .004 .242 .001

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10

151

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

pertanyaan Pearson
.600 .408 .600 .600 .408 .816** 1 .200 .685*
Correlation

Sig. (2-tailed) .067 .242 .067 .067 .242 .004 .580 .029

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10

pertanyaan8 Pearson
.600 .408 .600 .600 .408 .408 .200 1 .625
Correlation

Sig. (2-tailed) .067 .242 .067 .067 .242 .242 .580 .053

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10

total Pearson
.982** .814** .982** .982** .826** .875** .685* .625 1
Correlation

Sig. (2-tailed) .000 .004 .000 .000 .003 .001 .029 .053

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Case Processing Summary

N %

152

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI


IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Cases Valid 10 100.0

Excludeda 0 .0

Total 10 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.795 9

153

SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA... PUTRI MULYASARI

Anda mungkin juga menyukai