Anda di halaman 1dari 125

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT STRES DAN KOPING TERHADAP KUALITAS


HIDUP PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK YANG MENJALANI
TERAPI HEMODIALISIS

PENELITIAN DESKRIPTIF KORELASIONAL

Oleh :
ITSNAINI LINA KHOIRIYYAH
131511133029

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRESS… ITSNAINI LINA K.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT STRES DAN KOPING TERHADAP KUALITAS


HIDUP PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK YANG MENJALANI
TERAPI HEMODIALISIS

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) pada Program Studi


Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga

PENELITIAN DESKRIPTIF KORELASIONAL

Oleh :
ITSNAINI LINA KHOIRIYYAH
131511133029

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRESS… ITSNAINI LINA K.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURAT PERNYATAAN

ii
SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

HALAMAN PERNYATAAN

iii
SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

iv
SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

v
SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

MOTTO

“Setiap masalah selalu punya cara tersendiri untuk menjadikan pribadi yang
lebih baik, lebih dewasa dan lebih berpengalaman”

“Yakinlah!! Selalu ada hikmah dibalik suatu permasalahan, tergantung


bagaimana cara kita menyikapinya”

“JALANI DENGAN IKHLAS DAN BERSIKAPLAH DENGAN TEGAS”

vi
SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah-Nya


sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi dengan
judul ―Hubungan Tingkat Stres dan Koping Terhadap Kualitas Hidup Pasien
Ginjal Kronik Yang Menjalani Terapi Hemodialisis‖ merupakan salah satu syarat
untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi
Pendidikan Ners Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga.
Penulisan skripsi ini banyak mendapat bimbingan dan dorongan dari
berbagai pihak, untuk itu perkenankanlah saya mengucapkan terimakasih dengan
hati yang tulus kepada:
1. Prof. Dr. Nursalam, M.Nurs., (Hons), selaku Dekan Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas
program pembelajaran di bangku kuliah hingga dapat menyelesaikan
pendidikan Program Studi Pendidikan Ners.
2. Ibu Dr. Ninuk Dian Kurniawati S.Kep., Ns., MANP. selaku dosen
pembimbing I, yang telah memberikan bimbingan dan dukungan yang luar
biasa dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Ibu Erna Dwi Wahyuni S.Kep. Ns., M.Kep selaku dosen pembimbing II yang
telah memberikan bimbingan dan dukungan yang luar biasa dalam
menyelesaikan skripsi ini.
4. Seluruh Dosen serta Staf pengajar Fakultas Keperawatan Universitas
Airlangga yang telah mendidik dan membimbing serta memberikan ilmu
selama perkuliahan
5. Ibu Yatimah ibunda tercinta serta Bapak Faishol Nuzir ayahanda tercinta
yang telah memberikan dukungan doa, moril dan materil.
6. Luthfiana Sofia, saudaraku tercinta yang selama ini mampu menjadi pemacu
semangat untuk segera menyelesaikan pendidikan ini. Semoga dengan
selesainya pendidikan ini dapat memotivasi untuk semangat belajar.
7. Pihak RSUD Ibnu Sina Gresik yang telah membantu, mengizinkan dan
menyediakan rempat dan responden untuk berlangsungnya penelitian ini.
8. Pasien PGK on HD di RSUD Ibnu Sina Gresik yang dengan sukarela menjadi
responden dan terlibat dalam penelitian.
9. Civitas Akademika Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga yang telah
mendukung keberlangsungan perkuliahan selama ini.
10. Mbak Wini yang telah membantu peneliti dalam mengolah data.
11. Teman seperkosan Faza, Farida, dan Wulan yang telah saling berbagi,
mengajari, dan memberi arti akan sebuah persahabatan dan kekeluargaan
selama di kos.
12. Teman saya Adhe yang selalu setia membantu dan menemani saya dari maba
dan yang selalu bisa memberi arti kekompakan dalam sebuah kelompok

vii
SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

13. Teman sepermainan Nyuasthi dan Diki yang selalu banyak memberikan
kebahagiaan dan yang telah mengisi hari-hariku selama di bangku
perkuliahan dengan kuliner serta mengajari arti kenyamanan dalam
persahabatan.
14. Talia, Unza, Luluk yang telah mengisi hari-hariku dengan berbagi segala
cerita baik senang maupun sedih serta mengajari arti persahabatan selama di
bangku kuliah
15. Dianda, Nadia, Dimul, Dicko, Ain dan Adit yang selalu mengisi kegabutanku
dengan liburan di sela-sela sibuknya perkuliahan.
16. Teman seperdosbingan Laila, Elma dan Fida yang telah saling membantu dan
menyemangati saya dalam menyelesaikan skripsi saya
17. Seluruh mahasiswa angkatan 2015 yang menjadi teman seperjuangan dalam
perkuliahan mulai dari maba hingga profesi nanti.
18. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah
membantu kelancaran pengerjaan skripsi ini.
Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah memberi
kesempatan, dukungan, dan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini.
Kami menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, tetapi kami
berharap skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan bagi pengembangan ilmu
keperawatan.

Surabaya, 13 Juli 2019

Peneliti

viii
SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT STRES DAN KOPING TERHADAP KUALITAS


HIDUP PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK YANG MENJALANI
TERAPI HEMODIALISIS

PENELITIAN DESKRIPTIF KORELASIONAL

Oleh : Itsnaini Lina Khoiriyyah

Pendahuluan : Angka kejadian penyakit ginjal kronik yang menjalani


hemodialisis dengan kualitas hidup yang rendah masih tergolong tinggi. Hal ini
disebabkan karena adanya faktor yang mempengaruhi misalnya kesehatan
psikologis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
tingkat stres dan koping terhadap kualitas hidup pasien PHK on HD. Metode :
Desain penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional,
total responden adalah 120 orang. Variabel independen adalah tingkat stres dan
koping. Variabel dependen adalah kualitas hidup. Instrumen yang digunakan
berupa kuesioner. Data dianalisis dengan menggunakan uji statistik Spearman
Rho dan regresi linier. Hasil : Adanya hubungan antara tingkat stres terhadap
kualitas hidup pasien PGK on HD (p=0,000) dengan (r=-0,471), terdapat
hubungan antara koping terhadap kualitas hidup pasien PGK on HD (p=0,001)
dengan (r=0,310), dan tingkat stres merupakan variabel yang paling dominan
dalam mempengaruhi kualitas hidup pasien PGK on HD (p=0,000). Diskusi :
tingkat stres dan koping berhubungan dengan kualitas hidup pasien PGK on HD,
namun tingkat stres merupakan faktor yang lebih dominan mempengaruhi kualitas
hidup pasien PGK on HD.

Kata Kunci : tingkat stres, koping, kualitas hidup, PGK on HD

ix
SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ABSTRACT

CORRELATION BEETWEEN STRESS LEVELS AND COPING WITH


QUALITY OF LIFE IN CHRONIC KIDNEY DISEASE PATIENTS WHO
IS UNDERGOING HEMODIALYSIS

CORRELATIONAL DESCRIPTIVE RESEARCH

By : Itsnaini Lina Khoiriyyah

Introduction : The number of Chronic Kidney Disease (CKD) patients on


hemodialysis with poor quality of life was still high. This was due to several
factors, one of which was psychological health. The aim of this study was to
analyze the correlation between stress levels and coping with quality of life in
CKD Patients who was undergoing hemodialysis. Methods : The design of this
study was correlation descriptive with cross sectional. Total respondents are 120
people. The independent variables were stress level and coping. The dependent
variable was the quality of life. Instrument used was a questionnaire. Data were
analyzed using Spearman Rho and Linier Regression test. Results : There was a
relationship between the level of stress with the quality of life‘s patients with
CKD on HD (p = 0,000) with (r = -0,471), there was a relationship between
coping with the quality of life of patients with CKD on HD (p = 0,001) with (r =
0,310), and level of stress was the most dominant variable in influencing the
quality of life of patients with CKD on HD (p = 0,000). Discussion: It can be
concluded that stress levels and coping influence the quality of life‘s CKD
patients on HD, but stress levels are a more dominant factor affecting the quality
of life of CKD patients on HD.

Keywords: Stress levels, coping, quality of life, CKD on HD.

x
SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR ISI

Halaman Judul dan Prasyarat Gelar ................................................................. i


Surat Pernyataan............................................................................................... ii
Lembar Pernyataan Bebas Royalti ................................................................... iii
Lembar Persetujuan .......................................................................................... iv
Lembar Penetapan Panitia Penguji................................................................... v
Motto ................................................................................................................ vi
Ucapan Terima Kasih ....................................................................................... vii
Abstrak ............................................................................................................. ix
Abstract ............................................................................................................ x
Daftar Isi........................................................................................................... xi
Daftar Gambar .................................................................................................. xiii
Daftar Tabel ..................................................................................................... xiv
Daftar Lampiran ............................................................................................... xv
Daftar Singkatan............................................................................................... xvi
BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 5
1.3 Tujuan ....................................................................................... 5
1.3.1 Tujuan Umum ................................................................. 5
1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................ 5
1.4 Manfaat ..................................................................................... 6
1.4.1 Teoritis ............................................................................ 6
1.4.2 Praktis.............................................................................. 6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 7
2.1 Penyakit Ginjal Kronik (PGK) ................................................. 7
2.1.1 Definisi Penyakit Ginjal Kronik ..................................... 7
2.1.2 Klasifikasi Penyakit Ginjal Kronik ................................. 7
2.1.3 Etiologi Penyakit Ginjal Kronik ..................................... 8
2.1.4 Patofisiologi Penyakit Ginjal Kronik .............................. 9
2.1.5 Manifestasi Klinis Penyakit Ginjal Kronik ..................... 10
2.1.6 Penatalaksanaan Penyakit Ginjal Kronik ........................ 11
2.1.7 Komplikasi Penyakit Ginjal Kronik ................................ 13
2.2 Stres .......................................................................................... 14
2.2.1 Definisi Stres ................................................................... 14
2.2.2 Beberapa Jenis Stres........................................................ 15
2.2.3 Penyebab Stres ................................................................ 16
2.2.4 Gejala Stres ..................................................................... 18
2.2.5 Respon Stres .................................................................... 18
2.2.6 Teori Lazarus dan Folkman (Stres) ................................. 20
2.3 Koping ...................................................................................... 21
2.3.1 Definisi Koping ............................................................... 21
2.3.2 Beberapa Jenis Koping.................................................... 22
2.3.3 Faktor Yang Mempengaruhi Koping .............................. 22
2.3.4 Sumber Daya Koping ...................................................... 23
2.3.5 Strategi Koping ............................................................... 25
2.3.6 Teori Lazarus dan Folkman (Koping) ............................. 26

xi
SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

2.4 Kualitas Hidup .......................................................................... 29


2.4.1 Definisi Kualitas Hidup .................................................. 29
2.4.2 Dimensi Kualitas Hidup .................................................. 30
2.4.3 Pengukuran Kualitas Hidup ............................................ 30
2.5 Keaslian Penelitian ................................................................... 31
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS ..................... 44
3.1 Kerangka Konseptual ............................................................... 44
3.2 Hipotesis .................................................................................. 46
BAB 4 METODE PENELITIAN.............................................................. 47
4.1 Rancangan Penelitian ............................................................... 47
4.2 Populasi, Sampel dan Sampling ............................................... 47
4.2.1 Populasi ........................................................................... 47
4.2.2 Sampel ............................................................................. 48
4.2.3 Sampling ......................................................................... 48
4.3 Variabel Penelitian ................................................................... 49
4.3.1 Variabel Independen ........................................................ 49
4.3.2 Variabel Dependen .......................................................... 49
4.4 Definisi Operasional ................................................................. 49
4.5 Alat dan Bahan Penelitian ........................................................ 50
4.6 Instrumen Penelitian ................................................................. 51
4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 56
4.8 Prosedur Pengambilan Data ..................................................... 56
4.9 Analisa Data ............................................................................. 58
4.10Kerangka Operasional .............................................................. 59
4.11Etika Penelitian ......................................................................... 60
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 62
5.1 Hasil Penelitian .......................................................................... 62
5.1.1 Gambaran umum lokasi penelitian .................................. 62
5.1.2 Karakteristik demografi responden ................................. 64
5.1.3 Tingkat Stres .................................................................... 65
5.1.4 Koping ............................................................................. 66
5.1.5 Kualitas Hidup ................................................................. 66
5.1.6 Hubungan tingkat stres terhadap kualitas hidup .............. 68
5.1.7 Hubungan koping terhadap kualitas hidup ...................... 69
5.1.8 Hubungan tingkat stres dan koping terhadap kualitas hidup 70
5.2 Pembahasan ............................................................................... 71
5.2.1 Hubungan tingkat stres terhadap kualitas hidup .............. 71
5.2.2 Hubungan koping terhadap kualitas hidup ...................... 73
5.2.3 Hubungan tingkat stres dan koping terhadap kualitas hidup 75
BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 77
6.1 Simpulan .................................................................................... 77
6.2 Saran .......................................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 79
LAMPIRAN .................................................................................................... 83

xii
SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Perbandingan prevelensi pasien PGK>15 tahun .......................... 2


Gambar 2.1 Diagram Theory of stress, appraisal and coping strategy in
transactional .................................................................................................... 31
Gambar 3.1 Kerangka konseptual penelitian ................................................... 47
Gambar 4.1 Bagan Kerangka operasional penelitian ....................................... 62

xiii
SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Keaslian penelitian ........................................................................... 34


Tabel 4.1 Definisi operasional variabel penelitian ........................................... 52
Tabel 4.2 Tabel Blueprint kuesioner DASS-42 ............................................... 54
Tabel 4.3 Tabel skoring kuesioner DASS-42 .................................................. 55
Tabel 4.4 Tabel interpretasi hasil kuesioner DASS-42 .................................... 55
Tabel 4.5 Tabel Blueprint kuesioner mekanisme koping................................. 56
Tabel 4.6 Tabel skoring kuesioner mekanisme koping .................................... 57
Tabel 4.7 Tabel interpretasi hasil kuesioner mekanisme koping ..................... 58
Tabel 4.8 Tabel Blueprint kuesioner WHOQOL-BREF .................................. 58
Tabel 4.9 Tabel skoring kuesioner WHOQOL-BREF ..................................... 59
Tabel 4.10 Tabel interpretasi hasil kuesioner WHOQOL-BREF .................... 59
Tabel 5.1 Tabel karakteristik demografi responden ......................................... 67
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi tingkat stres pasien HD di RSUD Ibnu Sina ... 69
Tabel 5.3 Distribusi item frekuensi tingkat stres ............................................. 69
Tabel 5.4 Distribusi frekuensi koping pasien HD di RSUD Ibnu Sina ............ 70
Tabel 5.5 Distribusi frekuensi kualitas hidup pasien HD di RSUD Ibnu Sina 70
Tabel 5.6 Distribusi item frekuensi kualitas hidup .......................................... 71
Tabel 5.7 Crosstab hubungan tingkat stres terhadap kualitas hidup ................ 71
Tabel 5.8 Crosstab hubungan koping terhadap kualitas hidup ........................ 72
Tabel 5.9 Crosstab hubungan tingkat stres dan koping terhadap kualitas hidup 73

xiv
SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Penjelasan Sebelum Persetujuan (PSP) ...................................... 86


Lampiran 2 : Permohonan menjadi responden................................................. 88
Lampiran 3 : Informed Consent ....................................................................... 89
Lampiran 4 : Data Demografi responden ......................................................... 90
Lampiran 5 : Kuesioner DASS-42 ................................................................... 91
Lampiran 6 : Kuesioner Mekanisme Koping ................................................... 92
Lampiran 7 : Kuesioner WHOQOL-BREF ..................................................... 94
Lampiran 8 : Bukti perijinan kuesioner ........................................................... 97
Lampiran 9. Surat permohonan data awal........................................................ 98
Lampiran 10. Ethical clearance ....................................................................... 99
Lampiran 11. Surat permohonan pengambialn data penelitian ........................ 100
Lampiran 12. Surat balasan RSUD Ibnu Sina Gresik ...................................... 101
Lampiran 13. Hasil analisis statistik ................................................................ 102

xv
SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR SINGKATAN

PGK : Penyakit Ginjal Kronik


HD : Hemodialisis
LFG : Laju Filtrasi Glomerulus
GFR : Glomerulus Filtration Rate
Pernefri : Perhimpunan Nefrologi Indonesia
DM : Diabetes Mellitus
PFC : Problem Focused Coping
EFC : Emotional Focused Coping
PGK on HD : Penyakit Ginjal Kronik dengan Terapi Hemodialisis

xvi
SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Penyakit Ginjal Kronik (PGK) merupakan salah satu penyakit kronis yang

tidak dapat disembuhkan dan membutuhkan pengobatan seperti transplantasi

ginjal, dialysis peritoneal, hemodialisis dan rawat jalan dalam jangka waktu yang

lama (Jannah, 2018). Bare & Smeltzer (2010) mengungkapkan bahwa

hemodialisis dapat mempengaruhi perubahan gaya hidup dan mengganggu

aktivitas. Keluarga maupun sahabat pasien seringkali memandang pasien PGK on

HD sebagai seseorang yang memiliki keterbatasan dalam melakukan aktivitas di

kehidupannya yang mengakibatkan terhambatnya produktivitas dan aktivitas

seperti melakukan aktivitas sosial. Beberapa pasien terpaksa untuk berhenti

bekerja ketika dirinya dinyatakan PGK on HD (Jansen, et al, 2012). Fenomena

inilah yang menjadi salah satu pemicu terjadinya stres. Berdasarkan penelitian

Yunita (2010), melalui wawancara terhadap 5 orang pasien PGK on HD,

didapatkan bahwa mereka mengalami stres yang disebabkan karena mereka

kehilangan pekerjaan, kehilangan pendidikan, perubahan fisik. Hal ini berkaitan

dengan penelitian Yosep (2007) yang mengungkapkan bahwa stres terjadi karena

ketidakseimbangan antara tuntutan atau harapan dan sumber daya yang dimiliki

individu (Rahayu et al., 2018).

Kondisi stres ini sangat erat kaitannya dengan koping yang digunakan oleh

setiap individu. Beberapa penderita PGK on HD memiliki koping yang berbeda-

beda. Mekanisme koping yang digunakan tersebut tergantung pada individu

masing-masing. Koping berkaitan dengan kondisi psikologis seseorang.

1
SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRESS… ITSNAINI LINA K.
2
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Mekanisme koping yang telah digunakan oleh penderita PGK on HD akan sangat

mempengaruhi kondisi psikologis tersebut.

Prinsip penatalaksanaan penyakit PGK yaitu meningkatkan kualitas hidup.

Kualitas hidup sangat mempengaruhi kondisi pasien PGK. Pasien PGK on HD

diharapkan dapat membantu meningkatkan kualitas hidup pasien. Pengukuran

kualitas hidup tidak hanya dipengaruhi oleh kondisi fisik saja, namun juga

dipengaruhi oleh kondisi psikologis (Rahayu et al., 2018). Terapi hemodialisis

memiliki efek samping yaitu perubahan fisik dan perubahan mental. Perubahan ini

akan mempengaruhi kualitas hidup yang buruk.

Berdasarkan data hasil Riskesdas (2018), data terkait prevelensi gagal ginjal

kronis mengalami peningkatan dibandingkan data hasil Riskesdas (2013). Hal ini

bisa ditunjukkan dalam diagram di bawah ini.

0,4

0,3

0,2 Pasien PGK>15


tahun
0,1

0
2013 2018

Diagram 1.1 Perbandingan prevelensi pasien PGK usia>15 tahun menurut


hasil Riskesdas 2013 dan 2018

Hasil Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa 19,3% dari pasien PGK, mereka

harus menjalani hemodialisis. Provinsi Jawa Timur termasuk 10 besar provinsi

dengan jumlah pasien yang menjalani terapi hemodialisis terbanyak dengan

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


3
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

prevelensi 22%. Sebagian besar pasien gagal ginjal kronik yang menjalani

hemodialisis merupakan laki-laki yaitu sebanyak 70%, dimana seorang laki-laki

berperan sebagai kepala keluarga yang seharusnya mencari nafkah namun dengan

kondisinya sekarang responden tidak mampu bekerja hal ini terbukti dengan

sebagian besar pasien tidak bekerja ditunjukkan dengan prevelensi sebanyak

36,7% (Hadi, 2014).

Berdasarkan studi pendahuluan pada tanggal 10 April 2019 di RSUD Ibnu

Sina Gresik, peneliti melakukan wawancara dan memberikan kuesioner tingkat

stres (DASS-42) kepada 10 pasien PGK on HD. Hasilnya, didapatkan data bahwa

6 orang diantaranya memiliki tingkat stres tinggi (60%). Selanjutnya, peneliti

memberikan kuesioner mekanisme koping (The Ways Of Coping), dari 6 orang

yang memiliki tingkat stres yang tinggi, 4 orang diantaranya memiliki mekanisme

koping yang buruk (66,7%). Kemudian, peneliti menggunakan kuesioner

WHOQOL-BREF untuk mendapatkan data masalah kualitas hidup, didapatkan

bahwa dari 4 orang yang memiliki mekanisme koping yang buruk, 2 orang yang

memiliki kualitas hidup yang buruk (50%).

Terapi hemodialisis mempunyai beberapa komplikasi diantaranya hipotensi

dan kram otot, komplikasi tersebut dapat memberikan stressor fisiologis kepada

pasien (Suwitra, 2014). Selain stressor fisiologis, pasien PGK on HD juga akan

mengalami stressor psikologis. Hal ini dibuktikan dengan adanya penyakit serta

ketergantungan yang bersifat terus menerus pada alat hemodialisis dan tenaga

kesehatan (Baykan&Yargic, 2012). Menurut penelitian sebelumnya, didapatkan

bahwa sebagian besar pasien PGK on HD mengalami stres sebanyak 46,3%

(Rahayu et al., 2018). Stres fisiologis dan psikologis berhubungan dengan aspek

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


4
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

komponen kualitas hidup yaitu aspek fisik dan psikologis. Dengan hal ini, stres

akan berpengaruh terhadap kepuasan hidup seseorang yang juga akan berdampak

pada kualitas hidup orang tersebut (Cecilia, 2011). Selanjutnya, kondisi stres akan

diterima oleh individu sesuai dengan tingkatan stres. Tingkatan stres akan dinilai

oleh pasien PGK on HD dengan mekanisme koping. Pasien PGK on HD lebih

cenderung memiliki mekanisme koping yang buruk, dibuktikan dengan prevelensi

sebanyak 26,7% (Geneo et al., 2017). Mekanisme koping yang digunakan untuk

mengatasi masalah karena penyakit kronis sangat berpengaruh terhadap kualitas

hidup pasien tersebut. Stres dan koping yang buruk merupakan masalah

psikologis. Tingkat stres dan koping merupakan dua masalah penting yang dapat

mempengaruhi kualitas hidup. Prevelensi masalah kualitas hidup yang buruk pada

pasien PGK on HD ditunjukkan sebesar 58,8% (Husna & Maulina, 2015). Jika

penderita PGK on HD memiliki kualitas hidup yang buruk, maka akan

memperburuk keadaan fisik, psikologis, lingkungan dan hubungan sosial yang

tidak diinginkan oleh pasien.

Stres, koping, dan kualitas hidup memiliki peranan penting dalam

mempengaruhi kondisi penderita PGK on HD. Dalam Teori Lazarus dan Folkman

dijelaskan bahwa stres berkaitan penting dengan koping. Teori tersebut

menjelaskan bahwa stres dapat diatasi tergantung dengan mekanisme koping yang

digunakan oleh pasien. Penyakit PGK ini merupakan penyakit kronis yang tidak

dapat disembuhkan, namun hanya memperbaiki kualitas hidupnya. Menurut

penelitian sebelumnya, hubungan antara stres dan koping terhadap kualitas hidup

pasien penyakit ginjal kronik telah dibuktikan. Namun, perlu dijelaskan kembali

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


5
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

untuk hubungan antara tingkat stres dan koping terhadap kualitas hidup pasien

Penyakit Ginjal Kronik yang menjalani hemodialisis (PGK on HD).

1.2. Rumusan Masalah

1. Apakah ada hubungan antara tingkat stres terhadap kualitas hidup pasien

penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis?

2. Apakah ada hubungan antara koping terhadap kualitas hidup pasien

penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis?

3. Apakah ada hubungan antara tingkat stres dan koping terhadap kualitas

hidup pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Menganalisis hubungan antara tingkat stres dan koping terhadap kualitas

hidup pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Menganalisis hubungan antara tingkat stres terhadap kualitas hidup pasien

gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisis

2. Menganalisis hubungan antara koping terhadap kualitas hidup pasien gagal

ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisis

3. Menganalisis hubungan antara tingkat stres dan koping terhadap kualitas

hidup pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1 Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pengembangan

ilmu Keperawatan Medikal Bedah (KMB) dan Keperawatan Jiwa.

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


6
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

1.4.2 Praktis

1. Bagi Responden

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi pemahaman

hubungan antara tingkat stres dan koping terhadap kualitas hidup pasien

penyakit ginjal kronis yang menjalani terapi hemodialisis.

2. Bagi Perawat

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan perawat dalam

memberikan asuhan keperawatan pasien penyakit ginjal kronik dengan

memperhatikan pasien sebagai seorang individu khususnya aspek

psikologis.

3. Bagi rumah sakit

Bahan informasi dan masukan bagi rumah sakit untuk mengintegrasikan

informasi tersebut dengan program yang telah ada sebagai bentuk

pengembangan program dalam peningkatan kualitas hidup pada pasien

penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis.

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penyakit Ginjal Kronik (PGK)

2.1.1 Definisi Penyakit Ginjal Kronik

Penyakit Ginjal Kronik dapat diartikan dengan terjadinya kerusakan ginjal

(renal damage) yang terjadi lebih dari 3 bulan, berupa kelainan struktural atau

fungsional, dengan atau tanpa penurunan Laju Filtrasi Glomerulus (LFG), dengan

tanda adanya kelainan patologis, adanya kelainan ginjal seperti kelainan dalam

komposisi darah atau urin serta adanya kelainan pada tes pencitraan (imaging

tests) serta LFG kurang dari 60 ml/mnt/1.73 m2 (Hutagaol, 2017).

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa PGK adalah penurunan

fungsi ginjal secara progresif yang bersifat irreversible dimana ginjal tidak

mampu menjalankan fungsinya lagi. Pada kondisi tersebut, ginjal mengalami

kegagalan dalam upaya mempertahankan sistem metabolisme tubuh serta

keseimbangan cairan dan elektrolit yang tersimpan di dalam tubuh.

2.1.2 Klasifikasi Penyakit Ginjal Kronik

Penyakit ginjal kronik progresif dapat dibagi menjadi 5 (lima) stadium yaitu

(Black, 2014):

a. Stadium I: pada kondisi ini terjadi penurunan cadangan ginjal. Kerusakan

ginjal dengan tingkat GFR normal yaitu >90 ml/menit

b. Stadium II: stadium ini dinamakan Chronic Renal Insufficiency (CRI). Pada

stadium ini, terjadi kerusakan ginjal dengan tingkat GFR ringan yaitu 60-89

ml/menit

7
SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRESS… ITSNAINI LINA K.
8
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

c. Stadium III: stadium ini dinamakan Chronic Renal Failure (CRF). Pada

stadium ini, terjadi kerusakan ginjal dengan tingkat GFR sedang yaitu 30-59

ml/menit. Stadium III dibagi menjadi 2 macam yaitu:

1. Stadium IIIa: terjadi kerusakan ginjal dengan tingkat GFR 45-59

ml/menit

2. Stadium IIIb: terjadi kerusakan ginjal dengan tingkat GFR 30-44

ml/menit

d. Stadium IV: pada stadium IV ini sudah mulai mengalami penurunan GFR

drastis yaitu 15-29 ml/menit

e. Stadium V: merupakan stadium paling akhir yang dinamakan End-Stage

Renal Disease (ERSD) dengan GFR <15 ml/menit.

2.1.3 Etiologi Penyakit Ginjal Kronik

Perhimpunan Nefrologi Indonesia (Pernefri) tahun 2014 menyebutkan

bahwa penyebab PGK di Indonesia diantaranya adalah glomerulonefritis 46.39%,

DM 18.65% sedangkan obstruksi dan infeksi sebesar 12.85% dan hipertensi

8.46% sedangkan penyebab lainnya 13,65% (Drakbar, 2008) dalam (Isroin, 2014).

Penyebab PGK menurut Price dan Wilson (2006) antara lain:

a. Penyakit infeksi: pielonefritis kronik atau refluks, nefropati,

tubulointestinal.

b. Penyakit peradangan: glomerulonefritis.

c. Penyakit vaskuler hipertensi: nefrosklerosis maligna, nefrosklerosis

benigna, stenosis arteria renalis.

d. Gangguan jaringan ikat: lupus eritematosus sistemik, poliarteritis

nodosa, sklerosis sistemik progresif.

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


9
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

e. Gangguan kongenital dan hederiter: penyakit ginjal polikistik hederiter,

asidosis sistemik progresif.

f. Penyakit metabolik: diabetes melitus, gout, hiperparatiroidisme,

amiloidosis.

g. Nefropati toksik: penyalahgunaan analgesik, nefropati timah.

h. Nefropati obstruktif karena obstruksi saluran kemih karena batu,

neoplasma, fibrosis retroperitoneal, hipertrofi prostat, striktur uretra,

anomali kongenital leher vesika urinarian dan uretra

2.1.4 Patofisiologi Penyakit Ginjal Kronik

Penyakit ginjal kronis dapat disebabkan oleh banyak berbagai faktor antara

lain seperti penyakit DM, hipertensi, peradangan pada ginjal, dll. Kerusakan pada

ginjal ini terjadi karena kehilangan massa nefron, proteinuria serta hipertensi pada

kapiler glomerulus. Hal ini menyebabkan tekanan pada kapiler gromelurus

meningkat dan dimediasi oleh angiotensin II yang bekerja sebagai menjaga

hiperfiltrasi dari fungsi kerja nefron. Angiotensin II ini bekerja sebagai

vasokontriktor pada arteriola aferen dan arteriola eferen, tetapi angiotensin II ini

lebih dominan bekerja pada arteriola eferen, kerja inilah yang menyebabkan

tekanan kapiler pada gromelurus meningkat. Peningkatan tekanan ini dapat

membuat pori-pori membran pada glomerulus ini semakin meluas serta dapat

mengubah ukuran barrier selektif yang berfungsi menyaring protein melalui

glomerulus. Protein akan disaring dan diserap di tubulus ginjal, proses ini akan

mengaktifkan sel-sel pada tubular menghasilkan vasoaktif sitokin dan inflamasi.

Hal ini menyebabkan kerusakan interstitial yang terjadi pada tubulus ginjal

tersebut. Maka dari itu, jumlah nefron akan banyak mengalami kehilangan

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


10
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

sehingga menyebabkan penurunan fungsi ginjal (Schonder, 2008). Jika keadaan

ini bertahan dalam jangka waktu >3 bulan, ginjal ini akan mengalami kegagalan

yang bersifat kronis.

2.1.5 Manifestasi Klinis Penyakit Ginjal Kronik

Beberapa tanda dan gejala yang terjadi pada penderita PGK menurut

stadiumnya antara lain (Black, 2014):

a. Stadium 1: klien biasanya memiliki tekanan darah normal, tidak ada

kelainan pada hasil laboratorium dan tidak ada tanda yang spesifik

b. Stasium 2: bersifat asimtomatik, kemungkinan mengalami peningkatan

tekanan darah, dan ditemukan adanya kelainan pada hasil laboratorium

c. Stadium 3: bersifat asimtomatik, kemungkinan sering mengalami

peningkatan tekanan darah, dan ditemukan adanya kelainan pada hasil

laboratorium pada beberapa organ.

d. Stadium 4: mulai mengalami manifestasi klinis PGK seperti kelelahan dan

nafsu makan yang buruk

e. Stadium 5: penderita akan mengalami stadium akhir hingga memiliki tanda

sesak nafas.

Salah satu manifestasi klinis yang spesifik terjadi pada penderita PGK yaitu

proteinuria, GFR menurun, hipertensi, berbagai kelainan yang ditemukan di hasil

laboratorium menunjukkan anemia, asidosis metabolik, dyslipidemia, penyakit

tulang, malnutrisi protein-energi, hingga neuropati.

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


11
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

2.1.6 Penatalaksanaan Penyakit Ginjal Kronik

Schonder (2008) mengatakan bahwa pengobatan untuk penyakit ginjal

kronik bertujuan untuk mencegah dan memperlambat perkembangan penyakit

ginjal kronik. Penatalaksanaan yang dapat dilakukan adalah:

a. Terapi Non Farmakologi

Manajemen nutrisi dengan mengurangi asupan protein. Pasien yang

memiliki GFR kurang dari 25 mL/menit/1,73m2 dan tidak menjalani dialisis

harus membatasi asupan protein 0,6 g/kg/hari. Pasien yang menjalani

dialisis harus membatasi asupan protein dari 1,2 g/kg/hari sampai 1,3

g/kg/hari (Schonder, 2008).

b. Terapi Farmakologi meliputi:

1. Kontrol gula darah, dilakukan secara intensif dengan terapi insulin

untuk penderita DM tipe 1 (Schonder, 2008).

2. Kontrol tekanan darah pasien gagal ginjal kronik hingga stage 4 yaitu

kurang dari 130/80 mmHg. Sedangkan untuk pasien stadium 5 yaitu

kurang dari 140/90 mmHg sebelum menjalani dialisis dan kurang dari

130/80 mmHg setelah dialisis (Schonder, 2008).

3. Mengurangi proteinuria obat golongan ACEI (Angiotensin Coverting

Enzyme Inhibitor) dan ARB (Angiotensin Receptor Blocker) dapat

menurunkan tekanan kapiler dan volume pada glomerulus karena efek

dari angiotensin II. Hal tersebut dapat mengurangi jumlah protein yang

disaring melalui glomerulus (Schonder, 2008).

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


12
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

4. Golongan obat yang biasa digunakan

Golongan obat-obatan yang biasa digunakan pasien gagal ginjal kronis

antara lain: ACEI (Angiotensin Coverting Enzyme Inhibitor), ARB

(Angiotensin Receptor Blocker), Aldosterone Antagonists, Thiazide

diuretic, Potassium-sparing diuretic, CCB (Calcium Chanel Blocker),

Beta Bloker, Biguanid, Sulfonilurea, Alpha-glucosidase inhibitor, DPP-

4 (Dipeptidyl Peptidase-4) Inhibitor, Incretin mimetic, dan Statin

(Schonder, 2008).

Penatalaksanaan utama pada penderita PGK yang dilakukan dengan

menggunakan alat adalah dialisis dan transplantasi ginjal.

a. Dialisis

1. Hemodialisis

Pasien gagal ginjal kronik stadium akhir atau End Stage Renal Disease

(ERSD) memerlukan terapi hemodialisis ini dalam jangka panjang atau

permanen. Prinsip dari terapi hemodialisis ini adalah bukan

menyembuhkan atau memulihkan ginjal dalam keadaan normal.

Hemodialisis ini bertujuan untuk mencegah kematian atau

memperpanjang harapan hidup pasien. Pasien PGK harus menjalani

terapi hemodialisis ini sepanjang hidupnya atau biasanya 3x seminggu

selama paling sedikit 3-4 jam per terapi. Terapi ini dilakukan hingga

pasien mendapatkan ginjal pengganti (donor ginjal) melalui operasi

yang berhasil. Terapi dialisis ini diperlukan untuk mempertahankan

kelangsungan hidupnya dan mengendalikan gejala uremia (Price &

Wilson, 2006). Secara umum, hemodialisis ini memiliki berbagai

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


13
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

komplikasi seperti hipotensi, emboli udara, nyeri dada, pruritus,

gangguan keseimbangan, kram otot, serta mual dam muntah (Price &

Wilson, 2006).

2. CAPD

Continous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD) adalah cara dialysis

lainnya. CAPD ini dilakukan menggunakan permukaan peritoneum

yang luasnya sekitar 22.000 cm2. Permukaan peritoneum ini bekerja

sebagai permukaan difusi (Price & Wilson, 2006).

b. Transplantasi ginjal

Transplantasi ginjal ini merupakan pilihan terakhir untuk pasien gagal ginjal

kronik tahap akhir. Manfaat terapi ini yaitu pasien akan mempunyai kualitas

hidup yang lebih baik daripada pasien yang menjalani dialisis.

2.1.7 Komplikasi Penyakit Ginjal Kronik

Komplikasi kronik yang terjadi pada pasien PGK on HD dapat dibagi

menjadi dua kategori yaitu:

a. Komplikasi yang terjadi karena terapi hemodialisis seperti hipotensi,

anemia, endocarditis, sakit kepala, mual dan muntah, demam, menggigil,

kram otot, nyeri dada, dll (Farida, 2010).

b. Komplikasi yang terjadi karena penyakit ginjal primer yaitu nefropati,

kronik gromeluropati, glomerulonephritis, anemia, mual, lelah, malnutrisi,

gangguan kulit, dll (Checheita et al, 2010)

Komplikasi kronik atau jangka panjang dapat terjadi pada pasien PGK on

HD antara lain penyakit kardiovaskular (Suhardjono, 2014).

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


14
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Komplikasi juga dapat dibagi menjadi 3 waktu yaitu:

a. Komplikasi pre dialisis

Pasien PGK on HD menunjukkan tanda gejala sindrom uremia (nilai

ureum > 50 mg/dl dan nilai kreatinin >1,5 mg/dl), terjadi mual, muntah

dan anoreksia

b. Komplikasi intradialisis

Komplikasi ini terdiri dari hipotensi, mual dan muntah, kram.

Komplikasi ini dapat mengakibatkan timbulnya masalah lain yang lebih

kompleks antara lain ketidaknyamanan, meningkatkan stres, dan

mempengaruhi kualitas hidup (Jablonski, 2007).

c. Komplikasi post dialisis

Efek setelah menjalani HD yaitu hipotensi, emboli udara, pruritus,

gangguan keseimbangan cairan, kram otot, nyeri dada, aritmia, nyeri

kepala, mual dan muntah, dan pada laki-laki menyebabkan impotensi

(Black&Hawk, 2009).

2.2 Stres

2.2.1 Definisi stres

Stres adalah reaksi atau respon tubuh terhadap stressor psikososial dari

tekanan mental atau beban kehidupan (Hawari, 2001). Menurut Nurmaningtyasih

(2015), stres adalah kondisi seseorang meliputi kondisi yang mengancam

kehidupan seseorang, hal ini terjadi baik fisik maupun psikis. Secara psikologis,

stres dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dari dalam yang disebabkan oleh

kebutuhan psikologis tubuh atau dari luar yang disebabkan oleh keadaan

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


15
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

lingkungan atau sosial yang mengancam bahaya, memberikan perubahan dan juga

membutuhkan mekanisme pertahanan.

Menurut Richard (2010) stres adalah suatu kondisi menilai suatu peristiwa

sebagai sesuatu yang mengancam, ataupun membahayakan. Seseorang akan

merespon peristiwa itu pada level fisiologis, emosional, kognitif dan perilaku.

Lazarus dan Folkman (1984) menjelaskan bahwa stres adalah kondisi individu

dipengaruhi oleh lingkungan. Kondisi ini terjadi karena ketidakseimbangan antara

tekanan yang dihadapi individu dan kemampuan untuk menghadapi tekanan

tersebut. Seseorang harus membutuhkan energi yang cukup untuk menghadapi

situasi stres agar tidak mengganggu kesejahteraan mereka.

Dapat disimpulkan bahwa, stres merupakan suatu kondisi yang dialami oleh

seseorang dengan menilai suatu peristiwa yang dialaminya sebagai suatu kondisi

yang membahayakan dan mengancam kehidupan seseorang tersebut. Stres ini

dapat berasal dari aspek manapun seperti aspek fisik, biologis, lingkungan, dan

lain-lain.

2.2.2 Beberapa Jenis Stres

Ada 2 jenis stres menurut cara pandang (Yulianti, 2003) yaitu:

a. Stres baik

Stres baik dapat disebut dengan stress positif. Dalam kondisi ini, situasi

yang dirasakan adalah menyenangkan dan tidak dianggap sebagai ancaman

terhadap kesehatan. Dalam kondisi apapun, hal ini dapat digunakan sebagai

pemicu atau motivasi dan memberikan inspirasi untuk hal yang lebih baik

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


16
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

b. Stres buruk (Distres)

Stres buruk ini juga disebut dengan stress negative. Kondisi ini akan

menyebabkan seseorang menjadi marah, tegang, bingung, cemas, merasa

bersalah dan kewalahan.

Distres ini dibagi menjadi 2 macam yaitu :

1. Distres akut: kondisi ini akan terjadi cukup kuat dan dominan, namun

menghilang dengan cepat

2. Distres kronik: kondisi stres ini terjadi tidak cukup kuat, namun akan

bertahan sampai berhari-hari atau bahkan berbulan-bulan.

2.2.3 Penyebab stres

Ada beberapa faktor yang menyebabkan stres. Hal ini dikemukakan menurut

para ahli dalam kutipan buku Santrock (2003) yaitu diantaranya:

a. Faktor fisik

Menurut Abdullah (2007), stressor yang berupa faktor fisik adalah penyakit

yang tidak kunjung sembuh, keadaan fisik yang kurang sempurna, kurang

berfungsinya salah satu anggota tubuh pada individu serta kondisi postur

tubuh yang dianggan oleh seseorang kurang sempurna.

b. Faktor lingkungan

Santrock (2003) mengemukakan bahwa faktor lingkungan yang dapat

menjadi stressor yaitu pekerjaan. Faktor lingkungan lain adalah kondisi

lingkungan yang tidak sehat dapat menyebabkan gangguan kesehatan, hal

ini mengakibatkan seseorang akan mengalami gangguan dalam aktivitasnya

(Notosoedirdjo & Latipun, 2007) : 138-139). Selain itu menurut Hilton

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


17
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

(2007: 19) stressor dari lingkungan dapat berupa suhu, cuaca, udara,

pencahayaan serta kebisingan.

c. Faktor kepribadian

Stressor dapat terjadi karena pola tingkah laku tipe A (type behaviour

pattern). Tipe ini memiliki karakteristik antara lain rasa kompetitif yang

berlebihan, keinginan yang keras, tidak sabar, mudah marah, sikap

bermusuhan. Seseorang yang memiliki tipe A dapat digambarkan dengan

karakteristik mudah tergesa-gesa, bermusuhan, cemas, tidak sabar dan

mudah marah. Seseorang tersebut juga merupakan pendengar yang kurang

baik, over kompetitif, dan over ambisius (Looker & Gregson, 2005 : 157-

159)

d. Faktor kognitif

Menurut Lazarus, faktor kognitif terjadi karena penilaian dalam mengatasi

permasalahan. Bagaimana seseorang dapat menilai dengan baik atau tidak

tergantung pada primary appraisal dan secondary appraisal. Hilton (2007)

mengemukakan bahwa faktor ini dapat dilihat dari bentuk perilaku yang

ditunjukkan oleh seseorang.

e. Faktor sosial budaya

Ada dua faktor yang termasuk dalam factor sosial budaya yaitu stress

akulturatif dan stres sosial ekonomi. Garmezy (dalam Santrock, 2003 : 565)

menjelaskan bahwa ada 3 faktor yang dapat menjadi stressor antara lain

ketrampilan kognitif terhadap orang lain, keluarga yang mempunyai

keterikatan yang kuat, ketersediaan sumber dukungan eksternal (tokoh

guru).

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


18
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

f. Strategi koping

Teori Lazarus & Folkman (1984) telah menjelaskan bahwa ada 2 macam

strategi koping yaitu berfokus pada masalah (PFC) dan berfokus pada

emosional (EFC). Stress akan terjadi jika strategi koping yang dibentuk oleh

seseorang adalah maladaptif atau tidak efektif.

2.2.4 Gejala stres

Menurut Wijaya (2010), ada beberapa tanda dan gejala dari stres antara lain:

a. Gejala fisikal : insomnia, mudah lelah, diare, tegang pada leher dan bahu.

b. Gejala emosional atau suasana perasaan: gelisah, mudah marah, merasa

harga diri menurun, gejala intelektual, sulit berkonsentrasi, sulit atau lambat

membuat keputusan.

c. Gejala interpersonal: kehilangan kepercayaan terhadap orang lain, mudah

mempersalahkan orang lain, tidak peduli dengan orang lain (Christyanti et

al., 2010).

2.2.5 Respons stres

Ada 4 aspek yang dimiliki respon stres yaitu antara lain:

a. Respons fisiologi

Respon ini merupakan respon yang ditunjukkan secara fisik ditandai dengan

meningkatnya tekanan darah, denyut jantung, denyut nadi, dan sistem

pernafasan. Dalam kondisi normal, tubuh akan mengalami homeostasis

yaitu upaya mempertahankan keseimbangan. Ketika stres terjadi,

homeostasis ini akan terganggu. Pada kondisi ini, tubuh akan menimbulkan

respons GAS (General Adaptation Syndrome). Ada tiga tahapan dalam

respon ini yaitu:

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


19
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

1. Reaksi alarm

Ketika stressor diterima oleh otak, korteks serebri akan bertugas

mengaktivasi system saraf otonom untuk pertahanan. Sistem saraf

otonom dibagi menjadi 2 macam yaitu system saraf simpatis yang

bertugas untuk meningkatkan sekresi hormon stress dan sistem saraf

parasimpatis yang bertugas untuk menghambat respons stress (Donatelle,

2013). Tahap ini dapat menyebabkan reaksi stress yang lebih lama.

Hipotalamus akan mengeluarkan CRH (Corticotropin Releasing

Hormone) yang berfungsi sebagai pengatur kelenjar hipofisis untuk

mengeluarkan hormone ACTH (Adrenokortikotropin hormone). ACTH

mengeluarkan hormon kortisol untuk meningkatkan kadar glukosa

sebagai upaya membantu memenuhi energi yang menyebabkan otak

melepaskan endorfin, suatu hormon yang dapat mengurangi rasa sakit

(Donatelle, 2013).

2. Resistensi

Tahap ini terjadi saat tubuh mengembalikan proses homeostasis, namun

stressor tersebut masih menetap. Hal ini menyebabkan tubuh tidak dapat

beristirahat dengan tenang. Meskipun begitu, organ dan sistem resistensi

akan tetap bekerja setiap hari (Donatelle, 2013)

3. Kelelahan

Tahapan ini terjadi saat kurangnya energi fisik dan emosi sebagai

perlawanan stressor. Tahap ini merupakan tahap stres kronik, hormone

kortisol yang dihasilkan oeh kelenjar adrenal menetap lama dalam darah

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


20
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

sehingga dapat menurunkan imunitas tubuh, peningkatan tekanan darah

dan gangguan dalam kadar gula darah (Donatelle,2013)

b. Respon kognitif

Respon stres kognitif yang ditunjukkan dapat berupa gangguan proses pikir,

gangguan atensi, gangguan fungsi daya ingat, gangguan orientasi, gangguan

kalkulasi, gangguan fungsi daya nilai

c. Respon emosi

Respon ini melibatkan suasana perasaan individu, misalnya ketakutan,

kecurigaan, malu, marah, dan sedih

d. Respon tingkah laku

Respon ini ada dua macam yaitu fight dan flight. Fight yaitu melawan

kondisi yang mengancam, sedangkan flight yaitu menghindari kondisi yang

mengancam (Donatelle, 2013).

2.2.6 Teori Lazarus dan Folkman (Stres)

Stres, appraisal and coping strategy in transactional theory dikemukakan

oleh Lazarus & Folkman (1984). Lazarus menyatakan bahwa stres merupakan

kondisi atau perasaan yang dialami ketika seseorang merasakan bahwa "Tuntutan

melebihi sumber daya pribadi dan sosial yang dapat dimobilisasi individu." Hal

inilah yang disebut dengan model transaksional stres dan koping. Setiap seseorang

akan mendapatkan atau mengalami stimulus yang berbeda-beda. Stimulus

merupakan suatu peristiwa yang dialami oleh seseorang dan akan menimbulkan

respon stres. Stimulus ini dinamakan sebagai antecedents of stressor. Lazarus dan

Folkman (1984) membagi stressor menjadi 2 kelompok yaitu personal stres yang

terdiri dari komitmen dan kepercayaan, serta environmental stres yang merupakan

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


21
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

aspek diluar personal yang mangancam kondisi individu. Dalam teori appraisal

yang dikemukakan oleh Lazarus dan Folkman (1984) ini dijelaskan bahwa

appraisal merupakan penilaian terhadap stressor yang dialami seseorang. Mereka

membagi appraisal ini menjadi 2 macam yaitu primary appraisal dan secondary

appraisal. Dalam penilaian awal, primary appraisal bertujuan sebagai penilaian

awal seseorang dalam menghadapi permasalahan, seseorang akan dapat

menentukan makna dari suatu peristiwa tersebut

2.3 Koping

2.3.1 Definisi Koping

Koping adalah suatu mekanisme berfungsi untuk mengatasi perubahan yang

dialami seseorang ataupun beban yang dihadapi oleh tubuh. Pada umumnya beban

ini akan menyebabkan respon tubuh yang bersifat nonspesifik yaitu stres. Apabila

strategi koping yang dilakukan seseorang berhasil, seseorang akan dapat lebih

menerima atau beradaptasi dengan perubahan dan beban yang dihadapinya

(Ahyar, 2010).

Berdasarkan uraian diatas, koping adalah suatu respon pikiran maupun

perilaku untuk mengatasi stres yang dilakukan secara sadar oleh seseorang untuk

mengurangi konflik yang akan dihadapinya serta mempertahankan kehidupan

yang lebih sejahtera.

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


22
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

2.3.2 Beberapa Jenis Koping

Menururt Stuart (2009), koping dibagi menjadi 2 berdasarkan responnya

yaitu:

a. Koping adaptif

Koping adaptif menunjukkan respon yang mendukung fungsi mencapai

tujuan dan menyelesaikan masalah seperti berbicara dengan orang lai,

memecahkan masalah dengan orang lain secara efektif, teknik relaksasi.

b. Koping maladaptif

Koping maladaptif menunjukkan respon yang menghambat dalam upaya

menyelesaikan permasalahan seperti marah-marah, mudah tersinggung,

hingga menyerang. Koping jenis ini memberi dampak yang negatif terhadap

diri seseorang tersebut. Misalnya, isolasi diri, bahkan resiko bunuh diri

2.3.3 Faktor yang Mempengaruhi Koping

Adapun Faktor-faktor yang mempengaruhi mekanisme koping individu

antara lain (Mutaharoh, 2010):

a. Harapan akan self-efficacy

Harapan ini merupakan harapan seseorang terhadap kemampuan

dalam upaya mengatasi masalah atau tantangan yang dialami. Harapan

terhadap kemampuan diri akan menhasilkan perubahan hidup yang

positif.

b. Dukungan sosial
Dukungan sosial sangat mempengaruhi seseorang untuk melakukan

koping yang baik. Dengan bantuan ataupun dukungan, seseorang akan

merasa lebih dihargai, diperhatikan sehingga dapat merubah

mekanisme koping seseorang. Dukungan sosial mempunyai hubungan

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


23
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

positif yang dapat mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan

individu.

c. Optimisme

Pikiran optimisme mempengaruhi pola koping yang akan digunakan

oleh seseorang. Pikiran optimisme lebih efektif dalam strategi

menghadapi masalah dibandingkan dengan pikiran pesimis.

d. Pendidikan

Seseorang yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi memiliki

perkembangan kognitit yang lebih baik dengan pengalaman-

pengalaman yang lebih banyak dalam menghadapi masalah

dibandingkan dengan seseorang yang memiliki tingkat pendidikan

yang rendah.

e. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan faktor penting terbentuknya perilaku

seseorang. Jika pengetahuan yang diterima baik, maka perilaku dalam

upaya mengatasi masalah juga baik.

f. Jenis kelamin

Ada perbedaan peran pria dan wanita dalam menghadapi perbedaan

tekanan dalam lingkungan. Perbedaan tersebut terdapat dalam kontrol

diri menghadapi permasalahan. Pria akan lebih menunjukkan

emosinya daripada perempuan.

2.3.4 Sumber Daya Koping

Sumber daya koping adalah segala sesuatu baik fisik maupun non fisik yang

dimiliki oleh seseorang untuk membangun koping (Allen, 2014).

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


24
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Adapun sumber daya koping yang dimiliki oleh seseorang menurut Lazarus

dan Folkman (1984) antara lain:

a. Kondisi kesehatan

Kondisi kesehatan digunakan seseorang agar dapat melakukan koping

dengan baik, sehingga permasalahan juga dapat diselesaikan dengan

baik (Peters, 2014).

b. Kepribadian

Kepribadian dapat bersumber dari internal maupun eksternal.

Kepribadian ini berpengaruh dalam melakukan koping karena dari

kepribadian, maka akan terbentuklan kebiasaan usaha untuk

menyelesaikan masalah sesuai dengan tipe kepribadian masing-masing.

c. Konsep diri

Konsep diri dapat diperoleh dari kontak social dan pengalaman

seseorang. Konsep diri dapat dilakukan untuk membentuk koping yang

dapat dibentuk dari semua ide, pikiran, kepercayaan maupun pendirian

seseorang

d. Dukungan sosial

Dukungan sosial adalah keterlibatan orang lain dalam upaya membantu

menyelesaikan masalah. Dukungan social ini sangat berpengaruh

terhadap koping yang akan digunakan seseorang dalam megatasi

masalah tersebut

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


25
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

e. Aset ekonomi

Aset ekonomi berperan sebagai aset pemuas kebutuhan, maka dari itu

keluarga yang memiliki aset ekonomi yang tinggi akan lebih sejahtera

dibandingkan dengan keluarga yang memiliki aset ekonomi rendah

2.3.5 Strategi Koping

Strategi koping bertujuan untuk menghadapi kondisi permasalahan serta

tuntutan yang dianggap melebihi, membebani sumber daya yang dimiliki

seseorang. Sumber daya koping sangat mempengaruhi strategi koping yang

digunakan atau dilakukan. Menurut Lazarus dan Folkman (1984) dalam Siti

Maryam (2017), ada dua jenis strategi koping yaitu:

a. Koping yang berpusat pada masalah (problem focused form of coping

mechanism/direct action) merupakan suatu tindakan yang berfokus atau

diarahkan terhadap pemecahan masalah.

1. Planful problem solving yaitu melakukan usaha-usaha tertentu yang

untuk mengubah keadaan dengan cara pendekatan analitis dalam

menyelesaikan masalah.

2. Confrontative coping yaitu melakukan usaha untuk mengubah keadaan

dengan cara menggambarkan tingkat risiko yang harus diambil

3. Seeking social support yaitu melakukan usaha dengan cara mencari

dukungan dari pihak luar, baik berupa informasi, bantuan nyata,

maupun dukungan emosional

b. Koping yang berpusat pada emosi (emotion focused of coping/palliative

form) merupakan usaha yang dilakukan dengan cara memodifikasi emosi

tanpa mengubah stressor.

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


26
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

1. Positive reappraisal (memberi penilaian positif) adalah berfikir secara

positif dengan menciptakan makna positif yang bertujuan untuk

mengembangkan diri termasuk melibatkan diri dalam hal-hal yang

religious.

2. Accepting responsibility (penekanan pada tanggung jawab) yaitu usaha

yang dilakukan dengan cara menumbuhkan kesadaran diri dalam

permasalahan yang dihadapi, dan berusaha mendudukkan segala

sesuatu sebagaimana mestinya

3. Self controlling (pengendalian diri) yaitu usaha yang dilakukan dengan

cara melakukan pengaturan diri yang baik dalam perasaan maupun

tindakan.

4. Distancing (menjaga jarak) agar tidak terbelenggu oleh permasalahan

5. Escape avoidance (menghindarkan diri) yaitu menghindar dari masalah

yang dihadapi

2.3.6 Teori Lazarus dan Folkman (Koping)

Dalam teori appraisal yang dikemukakan oleh Lazarus dan Folkman (1984)

ini dijelaskan bahwa appraisal merupakan penilaian terhadap stressor yang

dialami seseorang. Mereka membagi appraisal ini menjadi 2 macam yaitu primary

appraisal dan secondary appraisal. Dalam penilaian awal, primary appraisal

bertujuan sebagai penilaian awal seseorang dalam menghadapi permasalahan,

seseorang akan dapat menentukan makna dari suatu peristiwa tersebut. Makna

itulah yang dapat seseorang persepsikan apakah peristiwa itu positif, negatif,

ataupun netral.

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


27
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Dalam studi mengenai stres, ada 3 komponen yang dimiliki oleh primary

appraisal antara lain :

a. Goal relevance adalah penilaian yang berfokus pada tujuan. Seseorang

tersebut akan menilai bagaimana hubungan peristiwa yang dialami

dengan tujuan personalnya.

b. Goal congruence or incongruence adalah penilaian yang berfokus pada

lingkungan dan individu. Seseorang akan menilai apakah hubungan

antara peristiwa yang terjadi di lingkungan maupun individu akan

memiliki sifat konsisten sesuai dengan keinginan individu atau tidak.

Namun, apakah peristiwa tersebut akan menyediakan atau menghambat

tujuan personalnya. Jika menyediakan atau memfasiliasi maka disebut

dengan Goal congruence dan apabila menghambat, maka disebut

dengan Goal incongruence.

c. Type of ego involvement adalah penilaian yang berfokus terhadap

berbagai aspek identitas ego ataupun komitmen individu

Jika individu menilai bahwa ancaman peristiwa itu tidak menghambat dan

tidak merugikan, maka dilakukan penilaian selanjutnya atau kedua yaitu

secondary appraisal. Dalam penilaian ini, seseorang akan menentukan koping

yang akan dilakukan. Sama halnya dengan primary appraisal, secondary

appraisal ini juga memiliki tiga komponen yaitu :

a. Blame and credit adalah penilaian atas siapa pihak yang bertanggung

jawab terhadap peristiwa yang dialami individu

b. Coping potential adalah penilaian atas bagaimana individu tersebut

mengatasi permasalah yang dialaminya

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


28
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

c. Future expectancy adalah penilaian atas perubahan secara psikologis

seseorang. Apakah menjadi lebih baik atauh bahkan lebih buruk.

Berdasarkan uraian diatas, pengalaman subjektif atas stress yakni

keseimbangan antara primary appraisal dan secondary appraisal. Jika ancaman

atau peristiwa yang dialami seseorang cukup besar, namun kemampuan koping

rendah, maka stress akan terjadi. Namun sebaliknya, jika kemampuan koping

yang dimiliki seseorang cukup tinggi, maka stress dapat diminimalisir.

Coping strategy atau strategi koping adalah upaya individu untuk

mengatasi permasalahan atau peristiwa yang dialaminya. Menurut Lazarus &

Folkman (1984) dalam Nursalam (2010), strategi koping dibagi menjadi 2 macam

yaitu :

a. PFC (Problem Focused Coping) yaitu strategi koping yang berfokus

untuk mengatasi dan menyelesaikan peristiwa permasalahan yang

dapat menimbulkan stres

b. EFC (Emotional Focused Coping) yaitu strategi koping dalam upaya

mengatasi respon stres atau emosi negatif yang timbul karena

permasalahan yang ada

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


29
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Proses Outcome

Penilaia Penilaia
H Peruba
Stressor n n
u han Adaptasi : emotional
(orang, primer sekunder
b koping well being, unctional
lingkunga a. PFC status, health behavior
n, dan u
b. EFC (marah, menghalangi,
interaksi n marah, berbudi, marah,
keduanya) g sabak, bermusuhan, iri,
a takut, cemas, rasa
n bersalah, bebas,
berharap, sedih,
depresi, bersyukur,
terharu, senang,
bergembira, bangga
dan cinta
Sumber

Psikologi, sosial,
material, kesehatan
psikologi

Gambar 2.1 Diagram Theory of Stres, appraisal and coping strategy in


transactional (Nursalam, 2017).
2.4 Kualitas Hidup

2.4.1 Definisi Kualitas Hidup

The World Health Organization Quality Of Life atau WHOQOL Group

(1997 dalam Neteuveli dan Blane, 2008) mengartikan kualitas hidup sebagai

persepsi seseorang terhadap kehidupannya di masyarakat yang berhubungan

dengan tujuan, harapan, standar maupun perhatian. Menurut Cohen & Lazarus

dalam Larasati (2011), kualitas hidup adalah tingkatan atau tahapan yang

menunjukkan keunggulan seseorang yang dapat diukur dari tujuan hidup, control

pribadi, hubungan interpersonal, perkembangan pribadi, intelektual, serta kondisi

materi.

Dapat disimpulkan bahwa kualitas hidup merupakan tingkat kepuasan dan

keunggulan seseorang terhadap penilaian kehidupannya di masyarakat. Kualitas


SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.
30
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

hidup ini juga dapat diartikan sebagai persepsi seseorang terhadap kesehatan fisik,

social, maupun psikososial (Ekasari, 2018).

2.4.2 Dimensi Kualitas Hidup

Menurut Netuveli dan Blane (2008), ada dua dimensi kualitas hidup antara

lain objektif dan subjektif.

a. Dimensi objektif

Dimensi ini meliputi pendapatan, kesehatan, dan lingkungan. Dimensi ini

dapat diukur berdasarkan pengamatan eksternal seseorang seperti standar

hidup, pendapatan, pendidikan, status kesehatan, umur panjang.

b. Dimensi subjektif

Dimensi ini meliputi kepuasan hidup, kesejahteraan, dan psikologis.

Dimensi ini dapat diukur dari respon atau persepsi seseorang terhadap

kepuasan, kebahagiaan, dan kesejahteraan hidup.

2.4.3 Pengukuran Kualitas Hidup

Kualitas hidup dapat diukur melalui berbagai komponen. Komponen

kualitas hidup menurut WHO (1996) yang disebut WHOQOL-BREF antara lain:

a. Kesehatan fisik

Meliputi aktivitas kehidupan sehari-hari, ketergantungan bantuan medis atau

obat-obatan, energy dan kelelahan, mobilitas, nyeri, istirahat, dan kapasitas

kerja

b. Kesehatan psikologis

Meliputi citra tubuh dan penampilan, perasaan negatif ataupun positif, harga

diri, spiritualitas, berpikir, belajar, konsentrasi dan memori/daya ingat

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


31
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

c. Hubungan sosial

Meliputi hubungan personal, dukungan sosial serta aktivitas seksual

d. Lingkungan

Meliputi sumber finansial, kebebasan, keamanan fisik, pelayanan kesehatan

dan sosial, kualitas, lingkungan rumah, kesempatan memperoleh informasi,

ketrampilan baru, partisipasi, waktu luang serta transportasi.

2.5 Keaslian Penelitian

Berdasarkan tabel 2.1, peneliti mencari jurnal-jurnal mengenai stres, koping,

kualitas hidup, dan pasien hemodialisis. Berdasarkan hasil pencarian jurnal,

bahwa penelitian ini belum ada yang dilakukan di kota Gresik. Penelitian-

penelitian sebelumnya juga rerata menggunakan populasi yang belum spesifik

yaitu hanya pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis. Penelitian

sebelumnya telah menghubungkan 2 variabel yaitu stres dengan kualitas hidup

dan koping dengan kualitas hidup. Sehingga, penelitian selanjutnya akan

dilakukan di RSUD Ibnu Sina Gresik, Jawa Timur. Populasi yang akan digunakan

adalah pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis. Penelitian ini juga

akan mengkombinasi atau menggabungkan 3 variabel yang sudah ada yaitu stres,

koping, dan kualitas hidup.

Tabel 2.1 Keaslian penelitian hubungan stres dan koping terhadap kualitas hidup
penderita gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis.
No. Judul Tujuan Metode Hasil
Penelitian dan Penelitian
Penulis
1. Hubungan Untuk Desain: Deskriptif Ada hubungan signifikan
Frekuensi mengetahui analitik dengan antara prekuensi HD
Hemodialisis hubungan antara pendekatan dengan tingkat stress pada
Dengan frekuensi crosssectional pasien CKD di instalasi
Tingkat Stres hemodialisis Sampel: Hemodialisa RSUD Dr.
Pada Pasien dengan tingkat N sampel : 67 orang M. Yunus Bengkulu
Gagal Ginjal stress Pada Populasi : Pasien
Kronik Yang Pasien Gagal Gagal Ginjal Kronik Kelebihan : sudah tepat

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


32
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

No. Judul Tujuan Metode Hasil


Penelitian dan Penelitian
Penulis
Menjalani Ginjal Kronik Yang Menjalani meggunakan desain
Hemodialisis Yang Menjalani Hemodialisis crossectional
(Fitri Rahayu, et Hemodialisis Sampling : Accidental Kekurangan : teknik
al, 2018) sampling sampling masih
Kriteria : menggunakan Accidental
1. Pasien yang sampling
bersedia menjadi
responden
2. Pasien yang
menjalani HD
3. Pasien yang
berada di ruang
hemodialisa saat
penelitian
Variabel:
Dependen: Tingkat
stres
Independen: Frekuensi
hemodialysis
Instrumen : Data
primer adalah data
yang diperoleh
langsung dari
responden melalui
wawancara dan
kuesioner stress
(DASS-42) yang
dilakukan dengan
pasien GGK di Ruang
Hemodialisa RSUD
Dr. M. Yunus
Bengkulu Tahun 2016.
Sedangkan data
sekunder adalah Data
yang diperoleh dari
buku register pasien
GGK yang menjalani
terapi Hemodialisa di
RSUD Dr. M.Yunus
Bengkulu tahun 2016.
Analisis :Uji chi-
square
2. Peningkatan Untuk Desain: pra Psychological intervention
Kualitas Hidup menganalisis experiment pre post dapat meningkatkan
Pada Penderita pengaruh test design motivasi dan kualitas
Gagal Ginjal psychological Sampel: hidup pasien GGK
Kronik Yang intervention N sampel : 10 orang
Menjalani terhadap Populasi : Pasien Kelebihan : sudah tepat
Terapi motivasi dan Gagal Ginjal Kronik menggunakan desain
Hemodialisa kualitas hidup Yang Menjalani penelitian pra experiment
Melalui pasien GGK Hemodialisis pre post test design
Psychological yang menjalani Sampling : Accidental kekurangan : teknik
Intervention Di teapi sampling sampling masih
Unit hemodialisa. Kriteria : menggunakan Accidental
Hemodialisa 1. Pasien GGK sampling

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


33
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

No. Judul Tujuan Metode Hasil


Penelitian dan Penelitian
Penulis
Rsud yang menjalani terapi
Gambiran Kediri hemodialsa di unit
(Widayati, Hemodialisa RSUD
Dhina and Nove Gambiran Kota Kediri
Lestari, 2015) pada tanggal 20
September-4 Oktober
2014
2. Bersedia menjadi
responden
3. Beragama islam
Variabel:
Dependen: motivasi
dan kualitas hidup
Independen:
psychological
intervention
Instrumen : Pre-test
dilakukan pada
responden
dengan melakukan
pengukuran motivasi
dan kualitas hidup.
Setelah itu diberikan
intervensi selama 3
kali (seminggu sekali)
dengan durasi 30
menit tiap kali
intervensi. Pemberian
intvensi dilakukan
dengan menggunakan
alat berupa MP3 yang
dihubungkan dengan
headset. Di dalam
MP3 tersebut berisi
dzikir bersama. yang
diiringi alunan musik
islami yang
menyejukkan hati.
Pada minggu
berikutnya (minggu
ke- 4) dilakukan post
test dengan
membagikan
kuesioner motivasi
dan kualitas hidup.
Setelah mendapatkan
data dilakukan entry
data dan analisa
Analisis : Wilcoxon
Signed Ranks Test
3. Hubungan Untuk Desain: Desain Ada hubungan yang
Strategi Koping mengetahui korelasional dengan signifikan antara strategi
Dengan Kualitas apakah ada jenis rancangan koping dan kualitas hidup
Hidup Pada hubungan antara penelitian cross pasien gagal ginjal yang
Pasien Gagal strategi koping sectional. menjalani hemodialisis

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


34
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

No. Judul Tujuan Metode Hasil


Penelitian dan Penelitian
Penulis
Ginjal Kronik dengan kualitas Sampel:
Yang Menjalani hidup pasien N populasi : 98 orang Kelebihan : sudah tepat
Hemodialisa gagal ginjal N sampel : 79 orang meggunakan desain
(Dedy Sephada, Kronik Yang Populasi : Pasien crossectional
2018) Menjalani Gagal Ginjal Kronik Kekurangan :
Hemodialisa Yang Menjalani - Teknik sampling
Hemodialisis Di RSU masih menggunakan
Imelda Medan Accidental sampling
Sampling : - Besar sampel yang
Probability sampling digunakan masih <100
tehnik accidental orang
sampling sampel
Kriteria :
1. Pasien yang
bersedia menjadi
responden
2. Pasien yang
menjalani HD
Variabel:
Dependen: Kualitas
hidup
Independen: Strategi
koping
Instrumen : Data
primer adalah data
yang diperoleh
langsung dari
responden melalui
wawancara dan
kuesioner stress
(DASS-42) yang
dilakukan dengan
pasien GGK di Ruang
Hemodialisa RSUD
Dr. M. Yunus
Bengkulu Tahun 2016.
Sedangkan data
sekunder adalah Data
yang diperoleh dari
buku register pasien
GGK yang menjalani
terapi Hemodialisa di
RSUD Dr. M.Yunus
Bengkulu tahun 2016.
Analisis : Uji pearson
corelation
4. Hubungan Untuk Desain: Rancangan Ada hubungan yang
Strategi Koping mengetahui cross sectional bermakna antara strategi
Dengan Kualitas apakah ada Sampel: koping dengan kualitas
Hidup Pada hubungan N sampel : 60 orang hidup pasien yang
Pasien Yang strategi koping Populasi : Pasien menjalani hemodialisis di
Menjalani dengan kualitas Yang Menjalani RSUD Panembahan
Hemodialisis Di hidup pada Hemodialisis Di Senopati, Bantul.
RSUD pasien yang RSUD Panembahan
Panembahan menjalani Senopati, Bantul, Kelebihan : sudah tepat

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


35
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

No. Judul Tujuan Metode Hasil


Penelitian dan Penelitian
Penulis
Senopati, hemodialisis di Yogyakarta meggunakan desain
Bantul, RSUD Sampling : Teknik crossectional
Yogyakarta (Siti panembahan purposive sampling Kekurangan :
Khodijah, 2015) senopati, Bantul, Kriteria : - Besar sampel yang
Yogyakarta 1. Pasien yang digunakan masih <100
bersedia menjadi orang
responden
2. Pasien yang
menjalani HD
Variabel:
Dependen: Kualitas
hidup
Independen: Strategi
koping
Instrumen :
Pengukuran strategi
koping menggunakan
Brief Cope Scale dan
pengukuran kualitas
hidup menggunakan
KDQOL-SF
Analisis : Uji korelasi
pearson
5. Kualitas Hidup Untuk Desain: Penelitian Hasil Penelitian
Pasien dengan mengetahui deskriptif dengan menunjukkan adanya
Gagal Ginjal hubungan antara pendekatan cross hubungan antara lama
(Indanah, et al, lama sectional. menjalankan hemodialisa,
2018) menjalankan Sampel: frekuensi dan mekanisme
hemodialisa, N sampel : 60 orang koping dengan kualitas
frekuensi dan Populasi : Semua hidup pada pasien dengan
mekanisme pasien gagal ginjal gagal ginjal kronis yang
koping dengan yang menjalani menjalani hemodialisa
kualitas hidup hemodialisa di RSI
pada pasien Sunan Kudus Kelebihan : sudah tepat
dengan gagal Sampling : Teknik meggunakan desain
ginjal kronis accidental sampling crossectional
yang menjalani Kriteria : Kekurangan :
hemodialisa 1. Pasien yang - Besar sampel yang
bersedia menjadi digunakan masih <100
responden orang
2. Pasien yang - Kriteria responden
menjalani HD belum spesifik untuk
Variabel: lama dan frekuensi
Dependen: Pasien hemodialisa
gagal ginjal
Independen: Kualitas
hidup
Instrumen :
Penelitian ini
menggunakan
kuisioner yang berisi
daftar pertanyaan
tentang data
demografi, riwayat
hemodialisa yang

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


36
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

No. Judul Tujuan Metode Hasil


Penelitian dan Penelitian
Penulis
terdiri dari lama
menjalankan,
frekuensi dan durasi
hemodialisa serta
dukungan keluarga
dan mekanisme
koping yang telah
dilakukan uji validitas
dan reliabilitas dengan
dengan menggunakan
korelasi Pearson
product moment.
Sedangkan kualitas
hidup menggunakan
instrument kuesioner
kualitas hidup menurut
WHO Quality of Life)
(WHOQOL)
Analisis : Analisis chi
square
6. Indikator Untuk Desain: Desain cross Koping yang adaptif dapat
Kualitas Hidup mengatahui sectional. memperbaiki kualitas
Pasien Gagal gambaran Sampel: hidup pasien gagal ginjal
Ginjal Kronis indikator N populasi : 52 orang kronis yang menjalani
Yang Menjalani kualitas hidup N sampel : 13 orang terapi hemodialisa
Hemodialisa pasien gagal Populasi : Pasien
Berdasarkan ginjal kronis yang menjalani terapi Kelebihan : sudah tepat
Strategi Koping yang menjalani HD reguler di RS Adi meggunakan desain
(Evi Desnauli,et hemodialisa Husada Undaan Wetan crossectional
al, 2011) berdasarkan Sampling : Teknik Kekurangan :
strategi koping purposive sampling - Besar sampel yang
Kriteria : digunakan masih
1. Pasien yang sedikit
bersedia menjadi
responden
2. Pasien yang
menjalani terapi
HD reguler
Variabel:
Dependen: Kualitas
hidup
Independen: Koping
Instrumen : .
Instrumen yang
digunakan untuk
menilai kualitas hidup
adalah kuesioner Short
Form (SF) 36, yang
digunakan untuk
mengukur kualitas
hidup pasien yang
menjalani terapi HD
Analisis : Uji chi
square, dan uji fi sher
exact

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


37
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

No. Judul Tujuan Metode Hasil


Penelitian dan Penelitian
Penulis
7. Kualitas Hidup Untuk Desain: Survey Ada hubungan antara
Pasien Gagal mengetahui analitik dengan frekuensi hemodialisa
Ginjal Kronik Di apakah ada pendekatan cross dengan kualitas hidup
Ruang hubungan antara sectional pasien gagal ginjal kronik
Hemodialisa frekuensi Sampel : di ruang hemodialisa
Rumah Sakit hemodialisa N populasi : 329 Rumah Sakit Soedarso ( P
Umum Soedarso dengan kualitas orang value = 0,000).
Pontianak hidup pasien N sampel : 149 orang
(Aprianto gagal ginjal Populasi : Kelebihan : sudah tepat
sulistiawan, kronik di ruang Sampling : Teknik meggunakan desain
2013) hemodialisa non probability crossectional
Rumah Sakit sampling yang Kekurangan :
Soedarso menggunakan - Peneliti tidak
sampling insidental menjelaskan kuisioner
Kriteria : apa yang digunakann
1. Pasien yang untuk mengukur
bersedia menjadi kualitas hidup pasien
responden didalam instrument
2. Pasien gagal ginjal penelitian
kronik
Variabel:
Dependen: Kualitas
hidup
Independen: Pasien
gagal ginjal kronik
Instrumen :
Instrumen dalam
penelitian ini
menggunakan
kuesioer. Teknik
pengolahan data terdiri
dari editing,
coding,scoring, entry,
processing dan
cleaning
Analisis : Uji chi
square
8. Studi Untuk Desain: Penelitian Didapatkan tema
Fenomenologi mengetahui kualitatif dengan perubahan status ekonomi
Kualitas Hidup gambaran pendekatan meliputi kebutuhan
Pasien Gagal kualitas hidup fenomenologi keuangan bertambah dan
Ginjal Kronik pasien gagal Sampel : pendapatan keuangan
Yang Menjalani ginjal kronik N sampel : 8 orang berkurang. Secara
Hemodialisis Di yang menjalani Populasi : Pasien keseluruhan didapatkan
RSUD Arifin hemodialisis di Gagal Ginjal Kronik bahwa kualitas hidup
Achmad RSUD Arifin Yang Menjalani pasien yang menjalani
Pekanbaru (Dwi Achmad Hemodialisis Di hemodialisis menurun
Hagita, et al, Pekanbaru RSUD Arifin Achmad dalam aspek fisik dan
2015) Pekanbaru psikologis
Sampling : Teknik
Purposive Sampling
Kriteria : Kelebihan : sudah tepat
1. Pasien yang meggunakan desain
bersedia menjadi fenomenologi
responden Kekurangan :

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


38
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

No. Judul Tujuan Metode Hasil


Penelitian dan Penelitian
Penulis
2. Pasien gagal ginjal Besar sampel yang
kronik yang digunakan masih sedikit
menjalani
hemodialisis
Variabel:
Dependen: Pasien
gagal ginjal kronik
Independen: Kualitas
hidup
Instrumen :
Instrumen/alat bantu
pengumpul data yang
digunakan dalam
penelitian ini yaitu
pedoman wawancara.
Pedoman wawancara
yang digunakan
merupakan pedoman
wawancara yang tidak
terstruktur yang
disusun berdasarkan
tujuan penelitian
Analisis : Metode
Colaizzi.
9. Faktor-Faktor Untuk Desain: Penelitian Ada hubungan hubungan
Yang menganalisis deskriptif, pendekatan usia, jenis kelamin,
Mempengaruhi factor-factor apa cross sectional penghasilan,depresi,dan
Kualitas Hidup saja yang Sampel : dukungan keluarga dengan
Pasien Chronic mempengaruhi N populasi : 205 kualitas hidup pasien CKD
Kidney Disease pasien CHD N sampel : 67 orang yang menjalani
(CKD) Yang yang menjalani Populasi : Pasien hemodialisa dengan nilai p
Manjalani hemodialisa CKD yang menjalani = 0,008 < 0,05
Hemodialis Di hemodialisa di RSUD
Ruang dr. M. Yunus Kelebihan : sudah tepat
Hemodialisa Bengkulu meggunakan desain
(Handi Rustandi, Sampling : Teknik crossectional
et al, 2018) accidental sampling Kekurangan : Teknik
Kriteria : sampling masih
1. Pasien yang menggunakan Accidental
bersedia menjadi sampling
responden
2. Pasien gagal ginjal
kronik yang
menjalani
hemodialisis
Variabel:
Dependen: Kualitas
hidup
Independen: Faktor-
faktor yang
mempengaruhi
Instrumen : Data
primer adalah Data
dikumpulkan dengan
cara membagikan

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


39
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

No. Judul Tujuan Metode Hasil


Penelitian dan Penelitian
Penulis
kuesioner kepada
responden yang
menjalani
hemodialisa, Data
sekunder adalah data
rekapitualisasi pasien
CKD yang menjalani
hemodialisa di RSUD
dr. M. Yunus
Bengkulu 2016
Analisis : Uji person
chi-square
10. Hubungan Untuk Desain: Penelitian non Terdapat hubungan antara
Tingkat mengetahui eksperimen dengan tingkat kecemasan dengan
Kecemasan apakah ada rancangan survey mekanisme koping pada
Dengan hubungan antara analitik dengan pasien
Mekanisme tingkat pendekatan cross CKD yang menjalani
Koping Pada kecemasan sectional hemodialisa di RS
Pasien CKD dengan Sampel : Condong catur
(Chronic Kidney mekanisme N populasi : 96 orang Yogyakarta
Disease) Yang koping pada N sampel : 36 orang
Menjalani pasien Populasi : Pasien Kelebihan : sudah tepat
Hemodialisa Di CKD yang hemodialisa di RS meggunakan desain
RS Condong menjalani Condong catur crossectional
Catur hemodialisa di Yogyakarta Kekurangan :
Yogyakarta RS Condong Sampling : Teknik Besar sampel yang
(Stefanus Daud, catur total sampling digunakan masih <100
et al, 2017) Yogyakarta Kriteria : orang
1. Pasien yang telah Kriteria
menjalani
hemodialisa
selama 3 bulan
2. Pasien berusia 17-
65 tahun
3. Pasien kooperatif
4. Bersedia menjadi
responden dengan
mengisi inform
consent
5. Bisa membaca dan
menulis
Variabel:
Dependen:
Mekanisme koping
Independen: Tingkat
kecemasan
Instrumen :
Penelitian
menggunakan
kuisioner
Analisis : Uji chi
square
11. The relationship Untuk Desain: Metode Perjuangan atau
between mengetahui observasi pendekatan agama secara
religious coping, bagaimana crosssectional independen dikaitkan

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


40
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

No. Judul Tujuan Metode Hasil


Penelitian dan Penelitian
Penulis
psychological hubungan antara Sampel : dengan tekanan
distress and koping religi, N populasi : 190 psikologis. sementara
quality of life in distress orang koping agama yang positif
hemodialysis psikologi, dan N sampel : 170 orang dikaitkan dengan
patients (Susana kualitas hidup Populasi : peningkatan kualitas
P. Ramirez, et pada pasien Sampling : Teknik hidup.
al, 2011) hemodialisis simple random
sampling
Kriteria : Kelebihan :
1. Pasien yang - Besar sampel yang
bersedia menjadi digunakan sudah
responden mencukupi
2. Pasien gagal ginjal Kekurangan :
kronik yang Peneliti sebaiknya
menjalani menggunakan studi kohort
hemodialisis yang
tidak memiliki
gangguan
pendengaran,
ketidakmampuan
untuk memahami
instrumen
penelitian (mis.,
riwayat
keterbelakangan
mental dan
demensia) dan
keengganan untuk
berpartisipasi
Variabel:
Dependen: Quality of
life
Independen: Religious
coping, psychological
distress
Instrumen : Hospital
Anxiety and
Depression Scale
(HADS),
questionnaire on types
of religious coping
(Brief RCOPE),
Abbreviated version
(WHOQOL-Bref)
Analisis : Two-tailed
Student's-t-test, and
Pearson's and
Spearman's
12. Stressors and Untuk Desain: Deskriptif Semakin lama pasien
coping strategies mengetahui crossectional menerima hemodialisis,
of keterkaitan Sampel : tingkat stres yang lebih
20—45-year-old antara stressor N sampel : 88 orang rendah, dan pasien
hemodialysis dan koping pada Populasi : Pasien dengan pekerjaan, dengan
patients (Hsin- pasien hemodialisis 20-45 pasangan, atau dengan
Ya Tu, et al, hemodialisis tahun anak-anak menggunakan

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


41
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

No. Judul Tujuan Metode Hasil


Penelitian dan Penelitian
Penulis
2013) yang berusia 20- Sampling : Teknik strategi koping yang lebih
45 tahun total sampling signifikan daripada itu
Kriteria : tanpa pekerjaan, pasangan,
1. Berusia antara 20 atau anak-anak.
dan 45 tahun
2. Telah menerima
hemodialisis Kelebihan :
selama minimal 1 - Kriteria inklusi sudah
bulan sangat lengkap
3. Tidak memiliki - Sudah tepat
penyakit akut menggunakan desain
selama survei crossectional
4. Waspada dan Kekurangan :
berorientasi pada Belum ditemukan
waktu, tempat, dan
orang; dan
5. Bisa mengerti atau
membaca bahasa
Mandarin
Variabel:
Dependen: Pasien
hemodialisis usia 20-
45 tahun
Independen: Stressor
dan strategi koping
Instrumen : Peneliti
menggunakan 3
Kuesioner yaitu
demografis dan
informasi
karakteristik,
Hemodialysis Stressor
Scale (HSS), dan
Jalowiec Coping Scale
(JCS).
Analisis : Uji t-test
13. The effect of Untuk Desain: Survei Depresi tidak terkait
depression and mengetahui crosssectional secara signifikan dengan
health-related keterkaitan Sampel : mortalitas dan morbiditas.
quality of life on antara efek N sampel : 166 orang Kualitas hidup
the outcome of depresi dan Populasi : Pasien HD berhubungan dengan
hemodialysis kesehatan utama dari 3 mortalitas, kejadian
patients (Hee dengan kualitas university hospital kardiovaskular, dan
JungJeon, et al, hidup pasien (Seoul National hospitalisasi
2011) hemodialisis University Hospital,
Seoul National
University Bundang Kelebihan :
Hospital, Seoul - Sudah tepat
National University menggunakan desain
Boramae Hospital) crossectional
Sampling : Teknik - Besar sampel sudah
purposive sampling >100 orang
Kriteria : Kekurangan :
1. Pasien yang Hasil belum spesifik
menjalani program menjelaskan tujuan

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


42
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

No. Judul Tujuan Metode Hasil


Penelitian dan Penelitian
Penulis
HD lebih dari 3 penelitian
bulan sebelum
penelitian
Variabel:
Dependen: Quality of
life
Independen: Effect of
depression and health
Instrumen : Peneliti
menggunakan
kuisioner The Beck‘s
depression Inventory
(K-BDI) and the
Korean version of
Kidney Dialysis
Quality of Life Short
Form (KDQOL-
SFTM)
Analisis : Cox‘s
proportional hazard
model
14. Gender and Untuk Desain: Studi kohort Penelitian ini
Racial mengetahui Sampel : menunjukkan bahwa
Differences in bagaimana N sampel : 182 orang strategi coping yang lebih
Stress, Coping, hubungan antara Populasi : Pasien luas digunakan oleh
and Health- perbedaan jenis gagal ginjal kronik wanita dapat dikaitkan
Related Quality kelamin, stress, yang menjalani HD dengan hubungan antara
of Life koping dan Sampling : Random stres yang dirasakan dan
in Chronic kesehatan sampling kualitas hidup.
Kidney Disease dengan kualitas Kriteria : Penggunaan strategi
(Leigh A. hidup pasien 1. Pasien yang rutin koping yang lebih luas
Gemmell, et al, CKD mengunjungi untuk mengurangi stres
2016) kunjungan klinik dan meningkatkan kualitas
CKD, kunjungan hidup
klinik dialisis
2. Pasien yang rutin
mengunjungi Kelebihan : desain yang
klinik tranplantasi digunankan sudah tepat
ginjal antara maret yaitu studi kohort
2004 dan oktober Kekurangan : peneliti
2007 hanya menggunakan
3. Pasien yang kuisioner tentang
berusia 18-90 kesehatan, skala stress,
tahun dan koping.
Variabel:
Dependen: Quality of
life
Independen: Gender
and Racial Differences
in Stress, Coping, and
Health
Instrumen : Peneliti
menggunakan the
Medical Outcomes
Study- Short Form 36;

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


43
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

No. Judul Tujuan Metode Hasil


Penelitian dan Penelitian
Penulis
Perceived Stress
Scale, and
the Brief COPE
Analisis : Mann-
Whitney U, ANOVA
15. Gambaran Untuk Desain: Penelitian Penelitian memberikan
Tingkat mengetahui kuantitatif gambaran bahwa pasien
Kecemasan, gambaran menggunakan penyakit ginjal kronik
Stres, Depresi tingkat deskriptif yang sedang menjalani
Dan Mekanisme kecemasan, Sampel : terapi hemodialisis
Koping Pasien stres, depresi N populasi : 210 mengalami masalah
Penyakit Ginjal dan mekanisme orang psikologis seperti
Kronik Yang koping pasien N sampel : 90 orang kecemasan, stres serta
Menjalani penyakit ginjal Populasi : Pasien depresi.
Hemodialisis Di kronik yang yang menjalani Pasien masih
RSUD Dr. menjalani hemodialisis di RSUD menggunakan mekanisme
Moewardi (Ida hemodialisis di Dr. Moewardi. koping maladaptif seperti
Novitasari, RSUD Dr. Sampling : Teknik tidak rutin menjalani
2015) Moewardi purposive sampling hemodialisis,
Kriteria : menyalahkan diri sendiri,
1. Pasien yang menganggap Tuhan tidak
melakukan adil memberikan penyakit
hemodialisis 1-3 pada dirinya dan
kali seminggu. melakukan pengobatan
2. Pasien rawat jalan tradisional
yang menjalani
hemodialisis.
3. Pasien yang Kelebihan : desain yang
berusia ≥18 tahun digunakan sudah tepat
(kelompok usia yaitu menggunakan
dewasa). deskriptif
Variabel: Kekurangan : peneliti
Dependen: Pasien tidak menggunakan
Penyakit Ginjal instrumen wawancara
Kronik Yang yang biasa digunakan
Menjalani sebagai penelitian
Hemodialisis deskriptif
Independen: Tingkat
Kecemasan, Stres,
Depresi Dan
Mekanisme Koping

Instrumen :
Instrumen penelitian
berupa kuesioner, alat
tulis dan pengolahan
data menggunakan
computer. Kuisioner
ada 3 yaitu demografi,
DASS, ways of coping
scale
Analisis :
Kolmogorov-Smirnov

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka konseptual

Penyakit ginjal kronik

Terapi hemodialisis

Perubahan fisik: Perubahan mental:


(gatal-gatal, mual,
(sulit berkonsentrasi, putus asa,
muntah, dll.)
tidak dapat menerima kondisi)

Stressor
Kualitas hidup
1. Fisik
2. Psikososial Strategi koping:
3. Lingkungan 1. EFC
4. Hubungan sosial 2. PFC

Koping

Primary Secondary
Appraisal Appraisal

Adaptif Maladaptif

Stres

: Tidak diteliti
: Diteliti

Gambar 3.1 Kerangka konsep penelitian hubungan antara stress dan koping
terhadap kualitas hidup pasien PGK yang menjalani hemodialisis.

44
SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRESS… ITSNAINI LINA K.
45
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Gambar 3.1 menjelaskan bahwa penyakit ginjal kronik membutuhkan

terapi hemodialisis untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Namun, disisi lain

terapi hemodialisis juga memberikan efek samping jika dilakukan dalam jangka

waktu yang lama. Penderita Penyakit Ginjal Kronik (PGK) akan memiliki

ketergantungan terhadap terapi hemodialisa, ketergantungan ini menyebabkan

perubahan dalam kehidupan klien. Perubahan-perubahan tersebut dapat berupa

perubahan fisik maupun perubahan mental. Perubahan inilah yang dapat menjadi

sumber stress atau yang sering disebut stressor. Stressor akan dinilai

menggunakan strategi koping. Strategi koping ada 2 macam yaitu PFC (Problem

Focused Coping) dan EFC (Emotional Focused Coping). Pada kondisi normal,

kedua strategi koping ini harus berjalan seimbang yang menghasilkan mekanisme

koping yang adaptif. Jika ada ketidakseimbangan dengan kedua strategi ini, maka

akan termasuk dalam mekanisme maladaptif. Menurut teori Lazarus & Folkman

(1984), seseorang akan memasuki tahap penilaian yaitu appraisal. Penilaian ini

ada 2 tahap yaitu primary dan secondary appraisal. Jika setelah melakukan

penilaian primary appraisal dirasa memiliki makna negatif, maka akan dianalisis

kemungkinan adanya bahaya (harm), ancaman (threat), dan tantangan

(challenge). Namun, jika dirasa memiliki makna positif atau dirasa tidak

mengancam kehidupannya, maka dilakukan penilaian secondary appraisal.

Setelah seseorang melewati appraisal tersebut, baik primary maupun secondary,

disinilah pengalaman subjektif atas stres terjadi. Pengalaman ini merupakan

keseimbangan antara primary dan secondary appraisal. Jika seseorang memiliki

koping positif atau adaptif yaitu kemampuan koping yang dimiliki baik, maka

stress akan diminimalkan. Namun sebaliknya, jika seseorang memiliki koping

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


46
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

negatif atau maldaptif yaitu kemampuan koping yang dimiliki rendah, maka stres

akan mengalami peningkatan.

Kualitas hidup merupakan persepsi seseorang terhadap tujuan hidupnya.

menurut WHO (1996) ada beberapa komponen penting yang digunakan untuk

pengukuran kualitas hidup yaitu diantaranya : kesehatan fisik, kesehatan

psikologis, hubungan sosial dan lingkungan. Hal ini berkaitan dengan penyebab

stres yang telah dikemukakan diatas dan outcome koping yang telah dikemukakan

oleh Lazarus & Folkaman (1984). Komponen penting pengukuran kualitas hidup

tersebut sangat mempengaruhi peningkatan atau penurunan kualitas hidup

seseorang. Dimana penyakit ginjal kronis merupakan penyakit yang tidak dapat

disembuhkan, namun hanya memperbaiki kualitas hidupnya.

3.2 Hipotesis penelitian


Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah:

H1:

1. Ada hubungan antara tingkat stres terhadap kualitas hidup pada

penderita penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis.

2. Ada hubungan antara koping terhadap kualitas hidup pada penderita

penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis.

3. Ada hubungan antara tingkat stres dan koping terhadap kualitas hidup

penderita penyakit ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisis.

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB 4

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan suatu cara yang digunakan untuk mencapai suatu

tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesa dengan menggunakan teknik

atau alat-alat tertentu. Dalam bab ini akan membahas mengenai: 1) Rancangan

penelitian, 2) Populasi, sampel, dan sampling, 3) Variabel penelitian, 4) Definisi

operasional, 5) Alat dan bahan penelitian, 6) Instrumen penelitian, 7) Lokasi dan

waktu penelitian, 8) Prosedur pengambilan data, 9) Analisa data, 10) Kerangka

Operasional, 11) Etika penelitian

4.1 Rancangan penelitian

Rancangan penelitian merupakan suatu petunjuk perencanaan penelitian

yang bertujuan untuk mencapai tujuan atau menjawab suatu pertanyaan penelitian

(Nursalam, 2017). Jenis penelitian ini adalah kuantitatif berbentuk descriptive

corelation yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan

korelatif antara variabel independen dan variabel dependen. Penelitian ini

menggunakan pendekatan cros ssectional yaitu penelitian yang menekankan

waktu pengukuran atau observasi data independen dan data dependen hanya satu

kali pada satu saat (Nursalam, 2017).

4.2 Populasi, sampel, dan sampling

4.2.1 Populasi

Populasi yang dimaksudkan dalam penelitian adalah subjek yang telah

memenuhi kriteria penelitian (Nursalam, 2017). Populasi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah pasien PGK yang menjalani HD di RSUD Ibnu Sina Gresik

47
SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRESS… ITSNAINI LINA K.
48
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

pada bulan Juni 2019. Jumlah populasi tersebut sebanyak 210 orang. Sedangkan

populasi terjangkau dalam penelitian ini adahal 138 orang.

4.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi tejangkau yang dapat digunakan sebagai

subjek penelitian melalui sampling (Nursalam, 2017). Kriteria yang ditetapkan

oleh peneliti adalah :

1. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik subjek penelitian dari populasi

terangkau dan akan diteliti (Nursalam, 2017). Kriteria inklusi dalam

penelitian ini antara lain :

a. Pasien PGK yang berusia 20-55 tahun (BPS,2018)

b. Pasien yang dapat membaca dan menulis

c. Pasien yang menjalani HD minimal 3 bulan

2. Kriteria eksklusi

Kriteria eksklusi adalah karakteristik yang bukan menjadi subjek penelitian

dari populasi terjangkau dan akan diteliti.

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini antara lain :

a. Pasien dengan keadaan tidak sadar

b. Pasien PGK yang termasuk HD traveler

4.2.3 Sampling

Sampling adalah teknik untuk menentukan porsi dalam populasi. Dalam

penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah nonprobability

sampling. Metode yang digunakan ialah purposive sampling. Metode ini

dilakukan dengan cara memilih sampel dari populasi sesuai dengan yang

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


49
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

dikehendaki peneliti (Nursalam, 2017). Peneliti memilih subjek pada pasien PGK

on HD di RSUD Ibnu Sina Gresik. Besar sampel yang digunakan oleh peneliti

sebanyak = 120 orang.

4.3 Variabel penelitian

4.3.1 Variabel independen

Variabel ini merupakan variabel bebas yang nilainya mempengaruhi atau

menentukan variabel lain (Nursalam, 2017). Variabel independen dalam

penelitian ini adalah tingkat stres pasien PGK on HD dan koping pasien

PGK on HD

4.3.2 Variabel dependen

Variabel ini adalah variabel terikat yang nilainya dipengaruhi atau

ditentukan oleh variabel lain (Nursalam, 2017). Variabel dependen dalam

penelitian ini adalah kualitas hidup pasien PGK on HD.

4.4 Definisi operasional

Tabel 4.1 Definisi operasional variabel penelitian

Variabel Definisi Parameter Alat Ukur Skala Skor


Operasional
Tingkat Suatu tingkatan 1. Sulit untuk Kuesioner Ordinal Total skor stres : 0-
stres kondisi yang santai DASS-42 yaitu 42
dialami (Difficulty Depression, Dikelompokkan
seseorang relaxing) Anxiety, Stress menjadi menjadi 5
akibat adanya 2. Memunculka Scale (DASS) yaitu
tekanan yang n kegugupan oleh 1. Normal (0-14)
dapat (Nervous (Lovibond, S.H 2. Ringan (15-18)
mempengaruhi arousal) & Lovibond, 3. Sedang (19-25)
kualitas hidup 3. Mudah 1995) dan 4. Berat (26-33)
pasien HD marah/gelisa diadopsi dari 5. Sangat berat
h (Easily (Nursalam, (34+)
upset/agitate 2017).
) (Novitasari, 2015)
4. Mengganggu
/lebih reaktif
(Irritable/ov
er-reactive)
5. Tidak sabar

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


50
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Variabel Definisi Parameter Alat Ukur Skala Skor


Operasional
(Impatient)

Koping Cara seseorang a. Koping Kuesioner The Ordinal Kuisioner ini dinilai
untuk adaptif ways of coping menggunakan skala
menghadapi b. Koping yang telah Likert 5 poin mulai
masalah atau maladaptif dimodifikasi dari 5 = sangat
tekanan oleh setuju sampai 1 =
Lita Purnama sangat tidak setuju
Sari (2013)
Kategori skor
dihitung dengan
menggunakan
rumus.
Adaptif =
Maladaptif =
Jika nilai skor
adaptif lebih besar,
maka termasuk
koping adaptif,
begitu pula
sebaliknya.

(Bombay, 2016)
Kualitas Suatu persepsi 1. Fisik Kuesioner Ordinal Kuisioner ini terdiri
hidup atas 2. Psikologis WHOQOL- dari 26 item
kesejahteraan 3. Hubungan BREF diadopsi pertanyaan. Skala
kehidupannya social dari lembaga skor 0-100
4. Lingkungan WHO 0 = menunjukkan
(Bruesch, kualitas hidup
Reynolds, terburuk
Hailey, Martin, 100 = menunjukkan
& Treadway, kualitas hidup
2011). terbaik

1. 0-20 = sangat
buruk
2. 21-40 = buruk
3. 41-60 = sedang
4. 61-80 = baik
5. 81-100 = sangat
baik

(Anastasi &
Urbina, 1997)
dalam (Nofitri,
2009)

4.5 Alat dan bahan penelitian

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah inform consent,

lembar kuesioner, alat tulis dan responden

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


51
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

4.6 Instrumen penelitian

1. Data demografi

Data demografi ini meliputi nomor, tanggal pengisian, usia, etnis/suku,

agama, pekerjaan, pendidikan terakhir, serta riwayat pasien menjalani

hemodialisis

2. Kuesioner stres

Kuesioner ini digunakan untuk mengukur tingkat stres pasien dengan

menggunakan DASS-42 yang diadopsi dari (Nursalam, 2017). Kuesioner

DASS 42 merupakan singkatan dari Depression, Anxiety, Stress Scale.

Kuesioner ini terdiri dari 42 item yang digunakan untuk mengukur tingkat

depresi, kecemasan dan stres pasien. Variabel depression terdiri dari 14

item, anxiety berjumlah 14 item dan stress terdiri dari 14 item (Lovibond,

S.H & Lovibond, 1995). Pertanyaan pada kuesioner yang mengukur tingkat

stress terdiri dari item nomor 1,6,8,11,12,14,18,22,27,29,32,33,35,39.

Kuesioner ini merupakan kuisioner baku dan diadopsi dari buku (Nursalam,

2017). Kuesioner ini pernah digunakan oleh salah satu penelitian Novitasari

(2015).

Tabel 4.2 Tabel Blueprint kusioner DASS-42

No Indikator Item Jumlah


Unfavorable Favorable
1. Sulit untuk santai - 3,7,12 3
(Difficulty relaxing)
2. Memunculkan - 10,11 2
kegugupan (Nervous
arousal)
3. Mengganggu/lebih - 2,5,8 3
reaktif (Irritable/over-
reactive)
4. Mudah marah/gelisah - 1,4,9,14 4
(Easily upset/agitate)

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


52
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

No Indikator Item Jumlah


Unfavorable Favorable
5. Tidak sabar - 6,13 3
(Impatient)
Total pertanyaan 14
Kuesioner ini meminta responden untuk memilih salah satu jawaban

dengan menggunakan skala likert yaitu :

Tabel 4.2 Tabel skoring kuesioner DASS-42

Respon Skor Favorable


Tidak ada/tidak pernah 0
Kadang-kadang 1
Sering 2
Selalu 3
Tabel 4.3 Tabel interpretasi hasil kuesioner DASS-42

Kategori Total skor


Normal 0-14
Ringan 15-18
Sedang 19-25
Berat 26-33
Sangat Berat >34
Uji reliabilitas pada kuisioner DASS-42 versi bahasa Indonesia tidak

dilakukan oleh peneliti, namun uji ini telah dilakukan oleh Damanik (2011).

Berdasarkan uji validitas dan reliabilitas tersebut diperoleh nilai Cronbach’s

Alpha untuk masing-masing skala depresi, ansietas, dan stres berturut turut

sebagai berikut 0,9053, 0,8517, dan 0,8806. Sehingga kuesioner DASS-42

sudah dikatakan valid dan reliable karena nilai Cronbach’s Alpha lebih dari

0,6

3. Kuesioner koping

Kuesioner ini digunakan uuntuk mengukur koping pasien HD dengan

menggunakan The ways of coping yang telah dimodifikasi oleh Lita (2013).

Kuisioner ini terdiri dari 20 item pertanyaan. Kuesioner ini telah digunakan

oleh salah satu penelitian E. Bombay (2016)

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


53
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Tabel 4.4 Tabel Blueprint kuesioner mekanisme koping

N Indikator Item Jumlah


o Favorable Unfavorable
1. Adaptif 1,2,4,5,8,9,12,14,16,17,1 - 12
8,19,20
2. Maladaptif 7,11 3,6,10,13,15, 8
19
Total pertanyaan 20
Kuesioner ini meminta responden untuk memilih salah satu jawaban

dengan menggunakan skala likert yaitu :

Tabel 4.5 Tabel skoring kuesioner mekanisme koping

Respon Skor favorable Skor unfavorable


Sangat Setuju (SS) 5 1
Setuju (S) 4 2
Tidak Tahu (TT) 3 3
Tidak Setuju (TS) 2 4
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5
Interpretasi hasil untuk menentukan responden yang menggunakan

mekanisme koping adaptif atau maladaptif, dapat dilihat dari nilai

perbandingan skor pernyataan yang lebih besar yaitu dengan menggunakan

rumus sebagai berikut :

Total skor = x 100%

Total skor dapat diterapkan dengan rincian sebagai berikut:

Nilai perbandingan skor adaptif = x 100%

Nilai perbandingan skor maladaptif = x 100%

Keterangan :

x : nilai skor pernyataan adaptif

y : nilai skor pernyataan maladaptif

Kuesioner mekanisme koping telah diuji oleh Lita (2013) dan

dinyatakan valid oleh expert dan layak digunakan sebagai instrument dalam

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


54
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

penelitian. Kuesioner mekanisme juga telah diuji menggunakan koefisien

alpha cronbach didapatkan hasil sebesar 0,916 dan dikatakan reliable.

4. Instrumen kualitas hidup

Kuesioner ini digunakan untuk mengukur kualitas hidup pasien dengan

menggunakan WHOQOL-BREF yang diadopsi dari lembaga WHO.

Kuesioner ini terdiri dari 26 item pertanyaan. Instrument ini mempunyai 4

domain yaitu fisik, psikologis, hubungan sosial dan lingkungan. Keempat

skor domain menunjukkan persepsi individu tentang kualitas hidup di setiap

domain tertentu. Untuk analisisnya, kuesioner ini diukur dengan

menggunaka SPSS (Bruesch et al., 2011).

Tabel 4.6 Tabel Blueprint kuesioner WHOQOL-BREF

No Indikator Item Jumlah


Favorable Unfavorable
1. Fisik 10,15,16,17,18 3,4 7
2. Psikologis 5,6,7,11,19 26 6
3. Hubungan sosial 20,21,22 - 3
4. Lingkungan 8,9,12,14,23,24,25 - 8
5. Kesehatan secara 1,2 - 2
umum
Total pertanyaan 26

Kuesioner ini terdiri dari beberapa respon yaitu intensitas, kapasitas,

frekuensi dan evaluasi. Masing-masing respon menggunakan skala likert 5

poin yaitu :

Tabel 4.7 Tabel skoring kuesioner WHOQOL-BREF

Kategori Respon Respon Item


Favorable Unfavorable
Intensitas Tidak sama sekali 1 5
Sedikit 2 4
Sedang 3 3
Banyak 4 2
Sangat banyak 5 1

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


55
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Kategori Respon Respon Item


Favorable Unfavorable
Kapasitas Sangat tidak puas 1 5
Tidak puas 2 4
Adil 3 3
Puas 4 2
Sangat puas 5 1
Frekuensi Tidak pernah 1 5
Jarang 2 4
Cukup sering 3 3
Sangat sering 4 2
Selalu 5 1
Evaluasi Sangat buruk 1 5
Miskin 2 4
Adil 3 3
Baik 4 2
Sangat baik 5 1

Tabel 4.8 Tabel interpretasi hasil kuesioner WHOQOL-BREF

Rumus untuk menghitung domain skor


Domain 1 (Fisik) (6-Q3)+(6-Q4)+Q10+Q15+Q16+Q17+Q18
Domain 2 (Psikologis) Q5+Q6+Q7+Q11+Q19+(6-Q26)
Domain 3 (Hubungan Q20+Q21+Q22
sosial)
Domain 4 (Lingkungan) Q8+Q9+Q12+Q13+Q14+Q23+Q24+Q25

Skor tiap dimensi yang didapat dari alat ukur WHOQOL-BREF

ditransformasikan sehingga nilai skor dari alat ukur ini dapat dibandingkan

dengan nilai skor yang digunakan dalam alat ukur WHOQOL-100 (WHO

Groups, 2008).

Tabel 4.9 Tabel interpretasi hasil kusioner WHOQOL-BREF

Kategori Total skor


Sangat buruk 0-20
Buruk 21-40
Sedang 41-60
Baik 61-80
Sangat baik 81-100

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


56
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Kuesioner ini telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas oleh

penelitian (Ibrahim, Taboonpong, & Nilmanat, 2009). Alpha Cronbach

untuk 4 domain ditemukan: 0,82 untuk kesehatan fisik, 0,81 untuk

kesehatan psikologis, 0,68 untuk hubungan sosial dan 0,80 untuk dimensi

lingkungan yang menunjukkan instrument memiliki sifat psikometrik yang

baik. Instrumen dapat dikatakan valid dan reliable.

4.7 Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Unit Hemodialisa RSUD Ibnu Sina

Gresik. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada 24 Juni-2 Juli 2019.

4.8 Prosedur pengambilan data

Proses pengumpulan data dalam penelitian ini dilaksanakan dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

1. Tahap persiapan

a. Pengambilan data awal dilakukan setelah peneliti mendapatkan surat

survei data awal ke bagian akademik Fakultas Keperawatan Universitas

Airlangga yang ditujukan kepada RSUD Ibnu Sina Gresik

b. Selanjutnya peneliti melakukan survei data ke RSUD Ibnu Sina Gresik

untuk mendapatkan data populasi pasien PGK on HD melalui rekam

medik.

c. Tahap selanjutnya peneliti melakukan studi pendahuluan ke RSUD Ibnu

Sina Gresik untuk permohonan ijin melakukan penelitian, konsultasi

mengenai lampiran yang akan diberikan kepada responden.

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


57
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

2. Tahap pelaksanaan

Peneliti menyiapkan alat dan bahan untuk penelitian sebelum proses

pengambilan data. Adapun langkah-langkah pelaksanaan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

a. Memilih calon responden dengan memilih calon responden yang sesuai

dengan kriteria inklusi melalui wawancara.

b. Peneliti mendatangi setiap calon responden di unit hemodialisis untuk

memberikan penjelasan kepada calon responden mengenai tujuan,

manfaat, prosedur penelitian

c. Meminta kesediaan dan persetujuan responden untuk mengikuti

panelitian dengan menandatangani informed consent.

d. Setelah calon responden menyetujui untuk ikut penelitian, peneliti

memandu dan mengisikan kuesioner. Penelitian dilakukan setelah pasien

diberi tindakan hemodialisis. Pengisian kuesioner tiap responden

dilakukan ± 15-20 menit.

e. Peneliti mengecek kembali kelengkapan pengisian kuesioner. Jika ada

yang kurang lengkap maka diklarifikasi kembali kepada responden untuk

dilengkapi.

Peneliti membuat daftar responden yang telah menjadi sampel, terdiri dari

nomor, nama, alamat untuk mencegah terjadinya pengambilan sampel yang sama

(berulang).

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


58
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

4.9 Analisa data

Analisis data dilakukan setelah seluruh kuesioner dari responden terkumpul.

Cara menganalisis data dilakukan dengan pengecekan kelengkapan data melalui

beberapa tahapan sebagai berikut:

1. Analisis univariat

Analisis univariat hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan prosentase

setiap variabel (Notoatmodjo, 2012). Analisis ini digunakan untuk

mendiskripsikan setiap variabel yang diteliti. Variabel-variabel tersebut

antara lain tingkat stres, koping, serta kualitas hidup. Pendiskripsian tersebut

dapat dilihat pada gambaran distribusi frekuensi dari variabel dependen dan

variabel independen yang disajikan dalam bentuk tabel frekuensi. Analisa

data univariat dilakukan menggunakan program SPSS.

2. Analisis bivariat

Analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

yaitu variabel independen dengan variabel dependen (Notoatmodjo, 2012).

Analisis bivariat juga memberikan hasil mengenai pembuktian hipotesis

yang diajukan. Analisis data bivariat dilakukan dengan menggunakan

program SPSS. Untuk membuktikan adanya hubungan antar variabel

tersebut diuji statistik Spearman rho, yaitu membandingkan p-value dengan

α = 0,05 (tingkat kemaknaan). Jika α-value < α dinyatakan bahwa uji

statistik bermakna yaitu ada hubungan antar variabel

3. Analisis multivariat

Analisis multivariat memiliki lebih dari dua variabel. Analisis mutivariat

dilakukan untuk mengetahui hubungan antara 2 variabel independen dengan

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


59
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

1 variabel dependen. Analisis data multivariat dilakukan dengan

menggunakan program SPSS. Untuk membuktikan adanya hubungan antar

variabel tersebut diuji statistik regresi linier.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan analisis regresi linier berganda

(multiple analysis regresi). Analisis ini merupakan hubungan antara 3

variabel atau lebih, yaitu sekurang-kurangnya terdiri dari 2 variabel bebas

(independen) dengan 1 variabel terikat (dependen).

4.10 Kerangka operasional

Kerangka operasional merupakan hubungan antara konsep yang ingin

diteliti untuk mengetahui gambaran tentang proses penelitian berlangsung.

Kerangka operasional dalam penelitian ini yaitu :

Populasi
Pasien PGK on HD pada Juni 2019 sebanyak
n = 138orang.

Sampling
Purposive sampling

Sampel
Klien yang sesuai dengan kriteria inklusi dan
eksklusi sebanyak n = 120 orang

Informed Consent

Pengumpulan Data

Variabel Independen Variabel Dependen


Tingkat stres dan Koping Kualitas hidup

Mengolah Data

Analisa data dengan Spearman rho dan regresi linier

Penyajian Hasil Penelitian


Bagan 4.1 Keranga Operasional Hubungan Tingkat Stres dan Koping Terhadap
Kualitas Hidup Pasien PGK yang menjalani Terapi HD

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


60
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

4.11 Etika penelitian

Masalah etik pada penelitian yang menggunakan subjek manusia menjadi

isu sentral yang berkembang saat ini (Nursalam, 2016). Proposal penelitian ini

telah lolos uji etik oleh Komite Etik Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga

dengan nomor sertifikat etik 1414-KEPK.

Beberapa prinsip etika yang diterapkan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Lembar persetujuan (informed concent)

Peneliti memberikan lembar informed concent serta penjelasan maksud dan

tujuan penelitian. Jika responden bersedia menjadi sampel maka

dipersilahkan menandatangani lembar persetujuan. Jika menolak, peneliti

tidak memaksa.

2. Kerahasiaan (confidentiality)

Kerahasiaan informasi yang diberikan sampel akan dijaga oleh peneliti

dengan tidak memberitahukan kepada siapapun baik dari identitas hingga

hasil pengisian kuesioner.

3. Kejujuran (veracity)

Proses penelitian dan pelaporan hasil dilakukan dengan jujur untuk

menunjang kebermanfaatan ilmu.

4. Keadilan (justice)

Setiap reponden yang terlibat mendapatkan perlakuan yang sama yaitu

pemanduan pengisian kuesioner

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


61
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

4.12 Keterbatasan penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu diantaranya :

1. Ada beberapa faktor yang belum dapat dikendalikan seperti biaya hidup,

pekerjaan sehingga dapat mempengaruhi hasil penelitian tingkat stres.

2. Peneliti melakukan penelitian 10-15 menit setelah pasien dilakukan

tindakan hemodialisis yang memungkinkan bahwa kondisi pasien tidak

dapat menerima pertanyaan dengan baik.

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas mengenai hasil penelitian dan pembahasan meliputi: 1)

Gambaran umum lokasi penelitian; 2) Karakteristik demografi responden, yaitu

usia, tingkat pendidikan, lama menjalani HD, dan frekuensi HD; 3) Data khusus

mengenai variabel yang diukur yaitu meliputi tingkat stres, koping serta kualitas

hidup pasien HD. Selanjutnya dilakukan pembahasan sesuai dengan tujuan

penelitian, dalam mendekskripsikan masing-masing variabel yang akan diteliti,

peneliti menggunakan analisis univariat, bivariat, dan multivariat. Analisis

univariat menggambarkan tipe distribusi frekuensi dan prosentase. Analisis

bivariat menggunakan uji statistik Spearman rho, yaitu membandingkan p-value

dengan α = 0,05 (tingkat kemaknaan). Jika p-value < α dinyatakan bahwa uji

statistik bermakna yaitu ada hubungan antar variabel. Analisis multivariate

menggunakan uji regresi linier. Penelitian ini telah dilaksanakan selama 1 minggu

pada tanggal 24 Juni-2 Juli 2019 di unit hemodialisis RSUD Ibnu Sina Gresik.

5.1 Hasil penelitian

5.1.1 Gambaran umum lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUD Ibnu Sina Gresik tepatnya di ruangan unit

hemodialisis. Rumah Sakit Umum Daerah Ibnu Sina Kabupaten Gresik adalah

rumah sakit umum milik Pemerintah Daerah Kabupaten Gresik.

Rumah sakit ini berada di Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo dan didirikan pada

tanggal 16 Agustus 1975, diresmikan oleh Gubernur Jawa Timur Moch. Noer,

dengan nama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Gresik. Oleh

62
SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.
63
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

karena berada di kawasan Bunder, maka RSUD Kabupaten Gresik lebih dikenal

dengan nama Rumah Sakit Bunder. RSUD Ibnu Sina Kabupaten Gresik

menempati areal tanah seluas 50.000 m2 dengan luas bangunan 36.200 m2

dilengkapi dengan sarana dan prasarana serta peralatan medis dan penunjang

medis yang memadai serta didukung dengan tenaga yang professional dan

spesialistik dibidangnya. RSUD Ibnu Sina Kabupaten Gresik menyelenggarakan

tata kelola rumah sakit dan tata kelola klinis sesuai amanat Undang-undang.

RSUD Ibnu Sina Kabupaten Gresik memberikan pelayanan kesehatan individu

yang profesional, aman, santun dan mengutamakan keselamatan pasien serta

berfokus pada pemenuhan kepuasan pelanggan.

Mutu pelayanan kesehatan dan perlindungan terhadap pasien ditingkatkan

dengan menerapkan System Manajemen Mutu ISO 9001: 2000 sejak bulan Juli

tahun 2008 dan pada bulan November 2012 telah meraih Sertifikat ISO

9001:2008 untuk seluruh instalasi dan supporting systemnya. Sedangkan pada

tanggal 13 Februari 2015 berdasarkan Keputusan Dirjen Bina Upaya Kesehatan

Nomor: HK.02.03/I/0363/2015 ditetapkan sebagai rumah sakit rujukan provinsi

dan rumah sakit rujukan regional. Pada Tanggal 10 Januari 2017 berdasarkan

Keputusan Ketua KARS Nomor: KARS-SERT/593/I/2017 RSUD Ibnu Sina

Kabupaten Gresik telah meraih sertifikat LULUS PARIPURNA pada akreditasi

versi 2012

Kapasitas tempat tidur pasien di RSUD Ibnu Sina Gresik ditingkatkan

seiring dengan peningkatan jumlah dan jenis pelayanan dokter spesialis, maka

pada tanggal 11 Mei 2005 melalui Keputusan Menteri Kesehatan Republik

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


64
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Indonesia Nomor : 719/Menkes/SK/V/2005 RSUD Ibnu Sina Kabupaten Gresik

ditetapkan sebagai Rumah Sakit Umum Kelas B Non Pendidikan.

Salah satu layanan unggulan yang dimiliki oleh RSUD Ibnu Sina Gresik

adalah unit hemodialisis. Layanan hemodialisis di RSUD Ibnu Sina Kabuapten

Gresik dilaksanakan di ruang yang cukup luas dan dilengkapi dengan 27 mesin

dializer yang hampir setiap hari melaksanakan 3 kali dialisis. Unit hemodialisa

melayani dan menerima rujukan pasien dari dalam maupun luar wilayah Gresik.

Unit hemodialisa RSUD Ibnu Sina Kabupaten Gresik dipimpin oleh dokter

spesialis penyakit dalam yang telah mendapatkan pendidikan khusus dan

didukung oleh tiga belas tenaga keperawatan yang telah terlatih dan kompeten

dalam memberikan pelayanan dan perawatan pada pasien yang memerlukan

Hemodialisis.

5.1.2 Karakteristik demografi responden

Penelitian ini melibatkan 120 orang responden sebagai sampel penelitian.

Berikut karakteristik responden secara umum menurut umur, tingkat pendidikan,

lama menjalankan HD, dan frekuensi HD.

Tabel 5.1 Tabel distribusi karakteristik responden pasien PGK on HD di RSUD


Ibnu Sina Gresik

No. Karakteristik Responden n %


1. Usia sekarang
20-30 tahun 3 2,5
31-40 tahun 28 23,3
41-55 tahun 89 74,2
Total 120 100
2. Lama menjalankan HD
3 bulan-1 tahun 34 28,3
1 tahun-3 tahun 42 35
>3 tahun 44 36,7
Total 120 100

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


65
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

No. Karakteristik Responden n %


3. Pendidikan terakhir
Tidak sekolah 10 8,3
Sekolah Dasar 31 25,8
Sekolah Menengah Pertama 29 24,2
Sekolah Menengah Akhir 42 35
Sarjana 8 6,7
Total 120 100
Berdasarkan Tabel 5.1 peneliti membagi umur responden produktif sebagai

berikut yaitu 20-30 tahun, 31-40 tahun, dan 41-55 tahun. Kelompok umur

terbanyak dalam penelitian ini adalah umur 41-55 tahun. Dimana dalam penelitian

ini berjumlah 89 orang (74,2%). Sedangkan usia 20-30 tahun berjumlah 3 orang

(2,5%) dan usia 31-40 tahun sebanyak 28 orang (23,3%).

Menurut lama menjalankan HD, jumlah terbanyak yaitu dalam kelompok >3

tahun dengan jumlah sebanyak 44 orang (36,67%). Pendidikan terakhir reponden

mayoritas adalah Sekolah Menengah Akhir (SMA) sejumlah 42 orang (35%).

5.1.3 Tingkat stres responden

Data distribusi mengenai tingkatan stres pasien PGK on HD di RS Ibnu Sina

Gresik dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi Tingkat Stres Pasien on HD di RS Ibnu Sina


Gresik
No Variabel Kategori n %
1 Tingkat Stres Normal 28 23,3
Ringan 20 16,7
Sedang 32 26,7
Berat 33 27,5
Sangat berat 7 5,8
Total 120 100
Berdasarkan Tabel 5.2 menunjukkan variabel tingkat stres dari 120

responden, persentase motivasi responden terbanyak adalah stres dalam tingkat

berat sebanyak 33 orang (27,5%) responden. Sedangkan frekuensi yang paling

rendah adalah tingkat stres sangat berat berjumlah 7 orang (5,8%). Data tersebut

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


66
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

menunjukkan bahwa responden dari penelitian ini lebih dominan yakni memiliki

tingkat stres dalam kategori berat.

Tabel 5.3 Distribusi item aspek tingkat Stres pasien HD di RS Ibnu Sina Gresik
Variabel Indikator Skor %
Stres Sulit untuk santai 1,43 19,0%
Memunculkan kegugupan 1,46 19,5%
Mengganggu/lebih reaktif 1,69 22,5%
Mudah marah 1,50 20,02%
Tidak sabar 1,41 18,82%
Berdasarkan data pada Tabel 5.3 menunjukkan bahwa masalah yang paling

sering dialami responden pada tingkat stres adalah mengganggu/lebih reaktif.

Responden terbanyak memilih jawaban setiap saat pada item mengganggu/lebih

reaktif.

5.1.4 Koping responden

Berikut akan disajikan tabel data distribusi frekuensi mengenai koping pada

pasien PGK on HD di RS Ibnu Sina Gresik.

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi koping pasien PGK on HD di RS Ibnu Sina Gresik
No. Variabel Kategori n %
1. Koping Adaptif 71 59,2
Maladaptif 49 40,8
Total 120 100
Berdasarkan Tabel 5.4 terdapat 71 orang (59,2%) memiliki koping yang

adaptif yaitu pasien yang memiliki upaya mengatasi masalah dengan baik.

Sedangkan sejumlah 49 orang (40,8%) memiliki kategori koping yang maladaptif

yaitu responden yang memiliki upaya mengatasi masalah yang kurang baik. Dari

data penelitian tersebut dapat dijelaskan bahwa mekanisme koping pada pasien

HD di RS Ibnu Sina Gresik memiliki koping yang adaptif.

5.1.5 Kualitas hidup responden

Dibawah ini akan disajikan tabel data distribusi frekuensi mengenai kualitas

hidup pada pasien PGK on HD di RS Ibnu Sina Gresik

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


67
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi kualitas hidup pasien HD di RS Ibnu Sina Gresik
No Variabel Kategori n %
1. Kualitas hidup Sedang 18 15
Baik 92 76,7
Sangat baik 10 8,3
Total 120 100
Berdasarkan Tabel 5.5 menunjukkan mengenai variabel dependen yaitu

kualitas hidup. Kualitas hidup pasien PGK on HD terlihat bahwa dari 120

responden, distribusi responden terbanyak adalah memiliki kualitas hidup yang

baik yaitu 92 orang (76,7%) responden. Dari 120 responden, tidak ada yang

memiliki kualitas hidup yang buruk maupun yang sangat buruk. Namun, sejumlah

18 orang (15%) memiliki kualitas hidup yang sedang dan 10 orang (8,3%)

memiliki kualitas hidup yang sangat baik. Dari data penelitian tersebut dapat

dijelaskan bahwa yang paling dominan adalah responden yang memiliki kualitas

hidup yang baik.

Tabel 5.6 Distribusi item aspek kualitas hidup pasien HD di RS Ibnu Sina Gresik
Kategori Indikator Skor %
Kualitas hidup Fisik 2,45 18,1
Psikologis 2,87 21,3
Hubungan sosial 2,96 21,97
Lingkungan 2,63 19,52
Kesehatan umum 2,56 19
Berdasarkan data pada Tabel 5.6 menunjukkan bahwa aspek yang paling

dominan pada kualitas hidup yaitu adalah hubungan sosial. Responden paling

banyak memilih jawaban memuaskan pada item hubungan sosial. Maka dari itu,

sebagian besar responden memiliki hubungan sosial yang baik, sedangkan yang

paling rendah terlihat pada domain fisik.

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


68
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

5.1.6 Hubungan tingkat stres terhadap kualitas hidup pasien PGK on HD

Tabel 5.7 Hubungan tingkat stres terhadap kualitas hidup pasien PGK on HD

Kualitas Hidup
Tingkat Total
Sedang Baik Sangat Baik
stres
n % n % n % ⅀ %
Normal 0 0 18 15 10 8,3 28 23,3
Ringan 2 1,7 18 15 0 0 20 16,7
Sedang 5 4,2 27 22,5 0 0 32 26,7
Berat 7 5,8 26 21,7 0 0 33 27,5
Sangat Berat 4 3,3 3 2,5 0 0 7 5,8
Total 18 15 92 76,7 10 8,3 120 100
Signifikasi (p): 0,000
Koefisien Korelasi Spearman’s Rho (r): -0,471
Berdasarkan Tabel 5.7 menunjukkan bahwa frekuensi paling banyak dari

responden adalah tingkat stres yang sedang memiliki kualitas hidup yang baik

yaitu 27 orang (22,5%). Responden yang memiliki kualitas hidup yang sangat

baik hanya dominan pada tingkat stres yang normal atau rendah yaitu 10 orang

(8,3%).

Hasil analisis menunjukkan bahwa koefisien proporsi (p) sebesar -0,000.

Dengan demikian p = 0,000 adalah lebih kecil dibandingkan dengan taraf  =

0,05. Hal ini diartikan bahwa hipotesis (H1) diterima yaitu ada hubungan antara

tingkat stres terhadap kualitas hidup pasien PGK on HD. Koefisien korelasi r

menunjukkan angka -0,471 yang berarti bahwa arti bahwa nilai antara dua

variabel sangat rendah dan negatif (tidak searah) artinya semakin tinggi stres,

maka semakin rendah kualitas hidupnya.

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


69
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

5.1.7 Hubungan koping terhadap kualitas hidup pasien PGK on HD

Tabel 5.8 Hubungan koping terhadap kualitas hidup pasien PGK on HD

Kualitas Hidup
Total
Koping Sedang Baik Sangat Baik
n % n % n % ⅀ %
Maladaptif 13 10,8 35 29,2 1 0,8 49 40,8
Adaptif 5 4,2 57 47,5 9 7,5 71 59,2
Total 18 15 92 76,7 10 8,3 120 100
Signifikasi (p): 0,001
Koefisien Korelasi Spearman’s Rho (r): 0,310
Berdasarkan Tabel 5.8 menunjukkan bahwa responden yang memiliki

koping adaptif mayoritas memiliki kualitas hidup yang baik yaitu 57 orang

(47,5%), sedangkan responden yang memiliki kualitas hidup yang maladaptif

mayoritas memiliki kualitas hidup yang sedang dengan frekuensi 13 orang

(10,8%).

Hasil analisis menunjukkan bahwa koefisien proporsi (p) sebesar 0,001.

Dengan demikian p = 0,001 adalah lebih kecil dibandingkan dengan taraf  =

0,05. Hal ini diartikan bahwa hipotesis (H1) diterima yaitu ada hubungan antara

koping terhadap kualitas hidup pasien PGK on HD. Koefisien korelasi r

menunjukkan angka 0,310 yang berarti bahwa arti bahwa nilai antara dua variabel

cukup dan positif (searah) artinya semakin baik koping yang digunakan, maka

semakin baik pula kualitas hidupnya.

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


70
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

5.1.8 Hubungan tingkat stres dan koping terhadap kualitas hidup pasien

PGK on HD

Tabel 5.9 Hubungan tingkat stres dan koping terhadap kualitas hidup pasien
PGK on HD

Variabel Koefisien Regresi t hitung Signifikasi


Tingkat Stres -0,173 -5,722 0,000
Koping 0,231 3,008 0,003
Signifikasi : 0,000
Uji F: 24,304
Berdasarkan Tabel 5.9 diketahui bahwa variabel tingkat stres dengan p =

0,000 dan variabel koping dengan p = 0,003. Data ini menunjukkan bahwa tingkat

stres memiliki hubungan yang paling dominan dengan kualitas hidup pasien PGK

on HD.

Persamaan regresi linier dapat dilihat dengan:

1. a=angka konstanta yaitu 3,101. Angka ini merupakan angka konstan

yang berarti bahwa nilai konstanta kualitas hidup (Y) adalah sebesar

3,101.

2. b=angka koefisien regresi. Variabel tingkat stres nilainya sebesar -0,173,

sedangkan untuk variabel koping nilainya sebesar 0,231. Artinya bahwa

setiap penambahan 1% tingkat stres, maka kualitas hidup akan

meningkat sebesar -0,173 dan penambahan 1% koping, maka kualitas

hidup akan meningkat sebesar 0,231.

3. Persamaan variabel dengan y=a+bx didapatkan hasil:

a. Tingkat stres : y=3,101-0,173x

b. Koping : y=3,101+0,231

Uji hipotesis perbandingan ditentukan dengan 0,05. Artinya jika nilai

signifikasi kurang dari 0,05 maka ada hubungan antara kedua variabel tersebut.

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


71
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Semakin jauh angka kurang dari 0,05 maka semakin dominan variabel tersebut.

Berdasarkan ouputnya, diketahui nilai R square sebesar 8,062. Nilai ini

mengandung arti bahwa kedua tingkat stres dan koping memiliki hubungan

terhadap kualitas hidup. Hubungan ini mempunyai nilai total hubungan sebesar

80% , sedangkan 20% kualitas hidup dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak

diteliti.

5.2 Pembahasan

5.2.1 Hubungan tingkat stres terhadap kualitas hidup pasien PGK on HD

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat stres memiliki hubungan

terhadap kualitas hidup pasien PGK on HD. Hubungan memiliki arah negatif

artinya semakin rendah tingkat stres yang dimiliki, maka semakin tinggi kualitas

hidupnya. Sebagian responden memiliki tingkat stres yang normal, hal ini

menunjukkan bahwa responden dapat mengontrol tingkat stresnya, sehingga

responden dapat meningkatkan kualitas hidupnya.

Berdasarkan hasil kuesioner tingkat stres, sebagian besar responden memilih

kategori sering dan selalu pada pertanyaan no. 5 dan 8 di domain

mengganggu/lebih reaktif. Hal ini menunjukkan bahwa responden mengalami

cemas hingga sulit untuk tidur sehingga mempengaruhi kualitas hidup pasien

PGK on HD. Hal ini ditunjukkan dengan sebagian responden memilih kategori

tidak puas hingga sering pada no 16, 17, dan 18 di domain fisik kualitas hidup

yang menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak puas dengan tidur,

beraktivitas, dan pekerjaannya.

Penelitian yang dilakukan oleh Cohen (2016) bahwa keterbatasan aktivitas

fisik adalah stresor yang paling merepotkan diikuti oleh penurunan dalam

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


72
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

kehidupan sosial, ketidakpastian tentang masa depan, kelelahan dan kram otot.

Hal ini menunjukkan bahwa stressor mempengaruhi pengukuran kualitas hidup

dari segi kesehatan fisik.

Berdasarkan Supriyadi (2011), pada dimensi psikologis kualitas hidup

sebagian besar pasien PGK merasa stres setiap akan dilakukan tindakan HD

terutama responden yang masih belum terbiasa dengan kondisinya. Berdasarkan

teori kualitas hidup pasien dapat dilihat dari aspek fisik, psikologis, sosial, dan

lingkungan. Kualitas hidup pasien yang baik dari segi fisik dapat dilihat dari

sedikitnya keluhan fisik yang dialami seperti lelah, sesak, kesulitan beraktivitas,

pusing, mual, odema, dan lain-lain. Sedangkan untuk masalah sosial dapat dilihat

dari dukungan keluarga yang baik, dukungan dari lingkungan, tenaga kesehatan,

dan dukungan dari pasangan (Rustandi et al, 2018). Dalam penelitian ini, sebagian

besar responden mengalami keluhan-keluhan fisik, dilihat dari tingkat stres yang

paling dominan adalah tingkat stres berat dan jawaban tidak puas untuk kualitas

hidup pada domain fisik.

Peneliti berasumsi bahwa hubungan dua variabel ini terlihat pada responden

yang memiliki tingkat stres yang tinggi akan lebih memiliki masalah pada aspek

hal yang mengganggu/lebih reaktif, sehingga mempengaruhi kualitas hidup pasien

PGK on HD dari segi fisik. Namun penelitian ini menunjukkan bahwa masih ada

hasil responden yang memiliki tingkat stres yang sangat berat tetapi masih

memiliki kualitas hidup yang baik. Responden yang telah lama menjalankan HD

memungkinkan responden akan sering bertemu dengan sesama pasien PGK on

HD untuk bertukar pikiran dan saling bercerita tentang kondisi masing-masing,

hal ini menyebabkan hubungan sosial yang terjalin baik sehingga meskipun

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


73
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

responden memiliki tingkat stres berat pada dirinya, namun hubungan sosialnya

baik maka akan memungkinkan untuk memiliki kualitas hidup yang baik.

5.2.2 Hubungan koping terhadap kualitas hidup pasien PGK on HD

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang rendah dari

koping terhadap kualitas hidup pasien PGK on HD. Hubungan memiliki arah

positif artinya semakin baik koping yang dimiliki, maka semakin baik pula

kualitas hidupnya. Sebagian responden memiliki koping adaptif. Pada hasil

kuesioner koping adaptif menunjukkan bahwa responden memiliki koping yang

baik dalam mengatasi masalah, sehingga responden dapat meningkatkan kualitas

hidupnya.

Berdasarkan hasil kuesioner koping, sebagian besar responden memilih

kategori setuju pada pertanyaan no. 2 dan 4 di domain adaptif yang menunjukkan

bahwa sebagian responden dapat menerima masalah atau penyakitnya tersebut

dengan baik, sehingga mempengaruhi kualitas hidup yang baik. Hal ini dibuktikan

dengan sebagian responden memilih kategori puas pada soal no 20,21, dan 22 di

hubungan sosial kualitas hidup. Sehingga, menunjukkan bahwa sebagian besar

responden memiliki hubungan sosial yang baik, keadaan tersebut mendukung

peningkatan kualitas hidup pasien PGK on HD karena responden akan

memperoleh dukungan yang positif dari lingkungan sosialnya.

Salah satu faktor yang mempengaruhi koping adalah dukungan sosial,

dengan hal ini dukungan sosial sangat diperlukan untuk membentuk suatu koping

yang adaptif sehingga dapat menghasilkan hubungan sosial yang baik. Hubungan

sosial yang baik akan sangat berpengaruh penting terhadap pentingnya kualitas

hidup pasien PGK on HD.

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


74
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Hasil analisis ini memperkuat penelitian sebelumnya oleh Dedy (2018).

Penelitian tersebut menunjukkan hasil bahwa ada hubungan yang signifikan antara

koping dan kualitas hidup pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisis.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Siti (2015) juga memberikan hasil bahwa ada

hubungan yang bermakna antara koping dengan kualitas hidup pasien yang

menjalani hemodialisis. Hal ini juga didukung oleh penelitian Evi (2011) yang

menjelaskan bahwa koping adaptif dapat memperbaiki kualitas hidup pasien gagal

ginjal kronis yang menjalani terapi hemodialisis. Kemapuan koping yang positif

akan membantu seseorang untuk bisa mentoleransi dan menerima situasi menekan

serta tidak merisaukan tekanan yang tidak dapat dikuasainya.

Penelitian ini menunjukkan bahwa masih ada hasil responden yang memiliki

koping maladaptif tetapi masih memiliki kualitas hidup yang baik. Keadaan ini

salah satunya terjadi karena dilihat dari karakteristik responden yaitu lama

menjalankan HD, sebagian besar responden telah menjalani HD lebih dari 3

tahun. Penelitian yang dilakukan Nurchayati (2010) menjelaskan bahwa

responden yang telah menjalani HD lama, maka pasien akan semakin memahami

pentingnya kepatuhan pasien terhadap HD, pasien sudah merasakan manfaat jika

dilakukan HD. Berdasarkan hasil kuesioner, responden yang memiliki koping

maladaptif memilih jawaban yang baik pada domain fisik. Hal ini membuktikan

bahwa responden yang telah lama menjalankan HD akan terbiasa dengan kondisi

fisiknya, sehingga mereka telah beradaptasi dan memperbaiki kondisi fisiknya

dengan menjalankan HD dengan tetap menjalankan aktivitas sehari-hari.

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


75
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

5.2.3 Hubungan tingkat stres dan koping terhadap kualitas hidup pasien

PGK on HD

Hasil analisis tentang hubungan tingkat stres dan koping terhadap kualitas

hidup menunjukkan bahwa tingkat stres lebih dominan berhubungan dengan

kualitas hidup daripada koping. Hal ini ditunjukan dengan hasil p-value hubungan

tingkat stres terhadap kualitas hidup lebih kecil dibandingkan dengan hubungan

koping terhadap kualitas hidup artinya semakin kecil nilai signifikasi, maka

semakin dominan variabel tersebut.

Penelitian menunjukkan bahwa tingkat stres lebih dominan berhubungan

dengan kualitas hidup karena tingkat stres merupakan tingkatan suatu masalah

psikologis yang langsung mempengaruhi kondisi seseorang. Menurut Kozier et al.

(2011) stres memiliki konsekuensi secara fisik, emosional, intelektual, sosial dan

spritual. Biasanya konsekuensi tersebut terjadi bersamaan karena secara

keseluruhan, stres mempengaruhi seseorang kondisi seseorang. Secara fisik, stres

dapat menimbulkan perasaan negatif atau non konstruktif terhadap diri sendiri.

Secara intelektual, stres dapat mempengaruhi persepsi dan kemampuan seseorang

dalam memecahkan masalah. Secara sosial dapat mengancam keyakinan dan nilai

seseorang. Stres pada pasien PGK on HD muncul akibat stresor-stresor yang terus

menerus yang dihadapi oleh penderita itu sendiri, baik karena lamanya

pengobatan, efek hemodialisis dan lingkungan penderita. Stres yang dialami

dimanifestasikan secara langsung melalui perubahan fisiologis dan psikologis

(Septilia, 2018).

Menurut pendapat peneliti, berdasarkan data responden terkait tingkat stres,

terlihat bahwa tingkat stres berdampak langsung dengan pengukuran kualitas

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


76
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

hidup. Stres berdampak pada kondisi fisik maupun psikologis, dimana kondisi

tersebut mempengaruhi kualitas hidup pasien PGK on HD. Penelitian ini

menunjukkan bahwa tingkat stres mempengaruhi kondisi fisik pasien PGK on HD

dan kondisi fisik merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi kualitas hidup.

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB 6

SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menjabarkan mengenai kesimpulan dan saran dari hasil penelitian

tentang hubungan tingkat stres dan koping terhadap kualitas hidup pasien PGK on

HD

6.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian "Hubungan tingkat stres dan koping terhadap

kualitas hidup pasien PGK on HD" dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Tingkat stres memiliki hubungan dengan kualitas hidup pasien PGK on HD.

Hal ini dibuktikan dengan semakin tinggi tingkat stres maka semakin rendah

yang dimiliki oleh responden.

2. Koping memiliki hubungan dengan kualitas hidup pasien PGK on HD. Hal

ini dibuktikan dengan responden yang memiliki koping adaptif cenderung

memiliki kualitas hidup yang baik.

3. Tingkat stres memiliki hubungan yang lebih dominan dengan kualitas hidup

daripada koping. Hal ini dibuktikan dengan tingkat stres memberikan

dampak untuk pengukuran kualitas hidup yaitu kesehatan fisik.

6.2 Saran

1. Bagi Perawat

Agar perawat dapat mengkaji lebih lanjut dengan menggunakan responden

yang anomali dengan menggali permasalahan yang terjadi.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Penelitian ini juga tidak mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi

tingkat stres dan koping responden, sehingga didapatkan hasil penelitian

77
SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.
78
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

yang anomali. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor

yang mempengaruhi tingkat stres, koping yang mendapatkan hasil anomali.

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


79
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, A. B. (2007). Mengatasi Stres Anak : Melalui Kasih Sayang Orang


Tua. Jakarta: Restu Agung.
Ahyar (2010). Konsep Diri dan Mekanisme Koping. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Alam, S & Hadibroto, I. (2007).Gagal Ginjal.Jakarta : PT. Gramedia Pustaka.
Utama
Allen, J. O., Zebrack, B., Wittman, D., Hammelef, K., & Morris, A. M. (2014).
Expanding the NCCN guidelines for distress management: a model of
barriers to the use of coping resources. The Journal of community and
supportive oncology, 12(8), 271-277.
Badan Pusat Statistik. (2018). Badan Pusat Statistik Tabel Dinamis. Diambil
kembali dari Badan Pusat Statistik: https://www.bps.go.id/site/resultTab
Bare BG., Smeltzer SC (2010). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta.
EGC. Hal 45-47
Black, J. M., & Hawks, J. H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen
klinis untuk Hasil yang Diharapkan. Edisi 8. Jakarta: Salemba Medika
Bombay, E. M. A. (2016). Hubungan Tingkat Depresi Dengan Mekanisme
Koping Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis Di RS
PKU Muhammadiyah II Yogyakarta.
Bruesch, A., Reynolds, C., Hailey, E., Martin, J., & Treadway, L. (2011).
WHOQOL-BREF Introdction, Administration, Scoring and Generic Version
Of The Assessment, (December). Retrieved from
https://wcu.blackboard.com/bbcswebdav/institution/eBriefcase/sample_portf
olio/RTH Portfolios/Lena_Treadway/content/e501alston brooke marketing
project.pdf%5Cnhttp://www.who.int/mental_health/media/en/76.pdf
Cecilia. (2011). Hubungan Tingkat Stres dengan Kualitas Hidup Pasien Gagal
Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisa di RSUP Dr. M. Djamil Padang.
Desnauli, E., Nursalam, N., & Efendi, F. (2011). Indikator Kualitas Hidup Pasien
Gagal Ginjal Kronis yang Menjalani Hemodialisa Berdasarkan Strategi
Koping. Jurnal Ners, 6(2), 187–191. https://doi.org/10.20473/JN.V6I2.3990
Donatelle, Rebecca. (2013). An Outcomes Approach. J. My Health. Available at
http://www.pearsonhighered.com/donatelle1einfo/myhealth/assets/images/ot
her/Donatelle_Ch03.pdf
Drakbar. (2008). Hemodialysis. http://drakbar. Wordpress.com. diunduh tgl. 5
Maret 2019.
Geneo, M., Kairupan, B. H. R., & Pasiak, T. (2017). Hemodialysis Di RSUP
PROF DR . R . D Kandou Manado, 80–89.

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


80
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Gregson, Looker. (2005). Managing Stress: Mengatasi Stres secara Mandiri.


Yogyakarta: BACA
Hadi, S. W. (2014). Hubungan Lama Menjalani Hemodialisis dengan Kepatuhan
Pembatasan Asupan Cairan pada Pasien Gagal Ginjal Kronik di RS PKU
Muhammadiyah Unit II Yogyakarta. Igarss 2014, (1), 1–5.
https://doi.org/10.1007/s13398-014-0173-7.2
Hawari, Dadang. (2001). Manajemen Stress Cemas dan Depresi. Jakarta : Balai
penerbitan FKUI.
Husna, H., & Maulina, N. (2015). Rumah Sakit Umum Cut Meutia Kabupaten
Aceh Utara Tahun 2015, 2015, 39–46.
Hutagaol, E. V. (2017). Peningkatan Kualitas Hidup Pada Penderita Gagal Ginjal
Kronik Yang Menjalani Terapi Hemodialisa Melalui Psychological
Intervention Di Unit Hemodialisa Rs Royal Prima Medan Tahun 2016.
Jumantik, 2, 211.
Ibrahim, K., Taboonpong, S., & Nilmanat, K. (2009). Coping and Quality of Life
among Indonesians Undergoing Hemodialysis. Thai Journal of Nursing
Research, 13(2), 109–117.
Isroin, L. dan C. H. R. (2014). Prevalensi faktor risiko gagal ginjal kronik, 26.
Jannah, S. N. (2018). Pengaruh Latihan Fisik Selama Hemodialisis Terhadap
Kekuatan Otot Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Di Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Gombong. Retrieved from http://e-
journal.uajy.ac.id/14649/1/JURNAL.pdf
Jansen, D. L., Rijken, M., Heijmans, M. J. W. M., Groenewegen P., A., & Peter,
A. K. and. (2012). Psychological and Social Aspects of Living with Chronic
Kidney Disease. Chronic Kidney Disease and Renal Transplantation.
https://doi.org/10.5772/25992
Kozier, B., et al. (2011). Buku ajar fundamental keperawatan; Konsep, proses dan
praktik, Ed 7. Jakarta: EGC.
Lazarus and Folkman. (1984). Stres Appraisal and Coping, in. New York:
Springer Publishing Company.
Lovibond, S.H & Lovibond, P. . (1995). Manual For The Depression, Anxiety,
Stress Scale (2nd. Ed). Sydney: Psychology Foundation. Retrieved from
http://www2.psy.unsw.edu.au/Groups/Dass/Down.htm
Mutaharoh, I. (2010). Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Mekanisme
Koping Klien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Terapi Hemodialisis Di
Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati.
Notoadmojo, S. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


81
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Notosoedirjo, M., & Latipun. (2007). Kesehatan Mental. Malang: UMM Press
Novitasari, I. (2015). Gambaran Tingkat Kecemasan, Stres, Depresi dan
Mekanisme Koping Pasien Penyakit Ginjal Kronik Yang Menjalani
Hemodialisis di RSUD Dr. Moewardi.
Nurchayati, Sofiana. 2010. Analisis faktorFaktor Yang Berhubungan Dengan
Kualitas Hidup Pasien Penyakit Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisa
Di Rumah Sakit Islam Fatimah Cilacap Dan Rumah Sakit Umum Daerah
Banyumas. Tesis. Universitas Indonesia
Nurmaningtyasih, Indah (2015) Analisis faktor penyusun stres pada mahasiswa
tahun pertama Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Nursalam. (2017). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan (4th ed.). Salemba
Medika.
PERNEFRI. (2014). 7th Report of Indonesia Renal Registry.
Peters, D. H., Adam, T., Alonge, O., Agyepong, I. A., & Tran, N. (2014).
Republished research: Implementation research: what it is and how to do
it Implementation research is a growing but not well understood field of
health research that can contribute to more effective public health and
clinical policies and programmes. British journal of sports medicine,
48(8), 731-736.
Price dan Wilson. (2006). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
Jakarta: EGC
Putri, Nurul Eka et al. (2018). Hubungan Tingkat Stres Dengan Kualitas Hidup
Pada Pasien Tuberkulosis Di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Jurnal
Kedokteran Diponegoro, 7(2)
Rahayu, F., Ramlis, R., & Fernando, T. (2018). Hubungan Frekuensi
Hemodialisis Dengan Tingkat Stres Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang
Menjalani Hemodialisis. Jurnal Keperawatan Silampari (Jks), 6(1).
Richard L. (2010). Era baru manajemen, Edisi 9, Buku 2, Salemba Empat, Jakarta
RSUD IBNU SINA GRESIK. (2018).:rsudibnusina.gresikkab.go.id/
Rustandi, et al (2018). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hidup Pasien
Chronic Kidney Disease (CKD) Yang Menjalani Hemodialisa Di Ruang
Hemodialisa. Jurnal Keperawatan Silampari (JKS), 1(2)
Santrock, J. W. (2003). Adolescense (Perkembangan Remaja). Jakarta: Erlangga
Schonder, K.S., (2008). Chronic and End-Stage Renal Disease. In Burns, M.A.C.,
Wells, B.G., Schwinghammer, T.L., Malone, P.M., Kolesar, J.M.,
Rotschafer, J.C. & J. T. Dipiro, eds. Pharmacotherapy Principles and
Practice. New York: The McGraw-Hill Companies, p. 373-380.

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


82
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Stuart, G.W. (2009). Principle and Practice of Psychiatric Nursing. St Louis:


Mosby.
Supriyadi, dkk. 2011. Tingkat Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik Terapi
Hemodialisa. Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan. Semarang
Yuwono, Agus. 2002. Kualitas Hidup Menurut Spitzer Pada Penderita Gagal
Ginjal Terminal Yang Menjalani Hemodialisi Kronis Di Unit Hemodialisa
RSUP. Dr. Karyadi Semarang. Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang.

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


83
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LAMPIRAN

Lampiran 1. Penjelasan Sebelum Persetujuan (PSP)

Judul penelitian: Hubungan Tingkat Stres dan Koping Terhadap Kualitas Hidup
Pasien Penyakit Ginjal Kronik Yang Menjalani Terapi
Hemodialisis
Tujuan umum
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan tingkat stres dan koping
terhadap kualitas hidup pasien PGK yang menjalani terapi hemodialisis
Perlakuan yang diterapkan pada subjek
Pasien HD yang menjadi responden pada penelitian ini diminta untuk mengisi
kuisioner perihal usia, jenis kelamin, etnis/suku, agama, pendidikan terakhir,
pekerjaan, lama sakit dan lama menjalankan HD, serta biaya pengobatan. Selain
itu, responden akan mengisi kuesioner terkait dengan tingkat stres, koping, dan
kualitas hidup. Peneliti membutuhkan waktu sekitar 30 menit mulai dari
penjelasan hingga pengisian kuesioner.
Manfaat untuk subjek
Responden yang terlibat dalam penelitian ini akan memperoleh informasi
pemahaman hubungan tingkat stres dan koping terhadap kualitas hidup pasien
PGK yang menjalani terapi hemodialisis
Kerahasiaan
Data yang diambil akan dipublikasikan secara terbatas tanpa menyebutkan nama,
alamat, nomor telepon atau identitas penting lainnya yang dianggap rahasia.
Sehingga, kerahasiaan responden akan sangat dijaga dalam proses penelitian ini.
Bahaya potensial
Tidak ada bahaya potensial yang ditimbulkan oleh keterlibatan responden sebagai
subjek dalam penelitian ini. Karena dalam penelitian ini tidak dilakukan intervensi
apapun melainkan hanya pengisian kuesioner
Hak untuk undur diri
Dalam penelitian ini, keikutsertaan responden bersifat sukarela dan berhak untuk
menguundurkan diri kapanpun, tanpa mendapatkan konsekuensi yang merugikan
misalnya tidak mendapatkan terapi HD sesuai jadwal. Bila tidak bersedia menjadi

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


84
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

responden, subyek tidak akan mempengaruhi pelayanan yang diberikan oleh


rumah sakit.

*) Bila terdapat hal-hal yang membutuhkan penjelasan, anda dapat menghubungi


peneliti atas nama :
Itsnaini Lina Khoiriyyah
Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga
(HP 089602526773)

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


85
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lampiran 2. Permohonan Menjadi Responden

Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Itsnaini Lina Khoiriyyah

NIM : 131511133029

Adalah mahasiswa Program Studi Keperawatan Fakultas Keperawatan

Universitas Airlangga Surabaya yang akan melakukan penelitian tentang

―Hubungan Tingkat Stres dan Koping Terhadap Kualitas Hidup Pasien PGK yang

Menjalani Terapi Hemodialisis‖

Sehubungan dengan penelitian yang akan dilakukan maka dengan ini saya

mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk menjadi responden. Semua informasi

dan identitas responden akan dirahasiakan dan hanya untuk kepentingan

penelitian. Saya mohon kepada Bapak/Ibu/Saudara untuk menjawab pertanyaan

pada kuesioner dengan sejujurnya. Apabila dalam penelitian ini

Bapak/Ibu/Saudara merasa tidak nyaman dengan kegiatan yang akan dilakukan,

maka Bapak/Ibu/Saudara dapat mengundurkan diri

Hormat saya

(Itsnaini Lina Khoiriyyah)

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


86
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lampiran 3. Inform Consent

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama :
Jenis kelamin :
Alamat :
Status pekerjaan :
Riwayat hemodialisis:
Setelah mendapat penjelasan secara jelas mengenai :
1. Judul penelitian
2. Prosedur penelitian dan perlakuan yang akan diterapkan pada responden
3. Tujuan penelitian dan manfaat ikut sebagai responden
4. Bahaya yang akan timbul
Oleh karena itu, saya menyatakan bersedia/tidak bersedia *) menjadi responden
penelitian yang berjudul ―Hubungan Tingkat Stres dan Koping Terhadap Kualitas
Hidup Pasien Penyakit Ginjal Kronik yang Menjalani Terapi Hemodialisis‖ secara
sukarela dengan penuh kesadaran.
Demikian pernyataan ini, saya buat dengan sebenarnya tanpa tekanan dari pihak
manapun
Surabaya,
Peneliti Responden

(Itsnaini Lina Khoiriyyah) (…...................................)

Saksi

(……………………..)

*) Coret salah satu

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


87
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lampiran 4. Data Demografi

Petunjuk pengisian : Lengkapi data dibawah ini. Jika ada pertanyaan yang
kurang dipahami, silahkan ditanyakan kepada peneliti.

No. responden :
Usia :
Jenis kelamin :
Etnis/suku :
Agama :
Pendidikan terakhir :
Pekerjaan :
Lama sakit penyakit ginjal kronik :
Lama menjalankan HD :
Berapa kali menjalankan HD : kali/minggu

Beri tanda centang (√) untuk pengisian data dibawah ini:


Biaya pengobatan (Terapi HD) : BPJS Asuransi lain Mandiri

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


88
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lampiran 5. Kuesioner DASS-42

Petunjuk : pilih jawaban pada kolom berikut dengan apa yang anda lakukan jika

menghadapi masalah terkait kondisi selama menjalani hemodialisis dengan

memberikan tanda centang (√)

Keterangan :

0: tidak ada atau tidak pernah

1: sesuai dengan yang dialami sampai tingkat tertentu atau kadang-kadang

2: sering

3: sangat sesuai dengan yang dialami atau hampir setiap saat

No Aspek Penilaian 0 1 2 3
1. Menjadi marah karena hal kecil/spele
2. Cenderung bereaksi berlebihan pada situasi
3. Kesulitan untuk relaksasi/bersantai
4. Mudah merasa kesal
5. Merasa banyak menghabiskan energi karena
cemas
6. Tidak sabaran
7. Mudah tersinggung
8. Sulit untuk istirahat
9. Mudah marah
10. Kesulitan untuk tenang setelah sesuatu yang
mengganggu
11. Sulit mentoleransi gangguan-gangguan
terhadap hal yang sedang dilakukan
12. Berada pada keadaan tegang
13. Tidak dapat memaklumi hal apapun yang
menghalangi anda untuk menyelesaikan hal
yang sedang anda lakukan
14. Mudah gelisah

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


89
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lampiran 6. Kuesioner Mekanisme Koping (The Ways Of Coping yang telah

dimodifikasi)

Petunjuk : pilih jawaban pada kolom berikut dengan apa yang anda lakukan jika

menghadapi masalah terkait kondisi selama menjalani hemodialisa dengan

memberikan tanda centang (√)

Keterangan : SS = Sangat setuju

S = Setuju

TT = Tidak tahu

TS = Tidak setuju

STS = Sangat tidak setuju

No Pernyataan SS S TT TS STS
1. Membicarakan masalah dengan
keluarga
2. Mencoba lebih baik lagi dan
menerima masalah ini sebagai
suatu pengalaman
3. Melampiaskan masalah dengan
orang lain
4. Berdo‘a dan bertawakkal
5. Membicarakan masalah dengan
orang yang lebih profesional
6. Menghindar dari orang lain
karena kondisi sakit saat ini
7. Meyakinkan diri sendiri bahwa
masalah ini tidak terlalu penting
8. Mencoba untuk melihat masalah
saat ini dengan sudut pandang
yang berbeda dengan
memikirkan hal-hal positif
(contoh : pasrah dan tetap
menjalankan pengobatan)
9. Mencoba untuk menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi
secara bertahap (contoh:
mencarai informasi terkait
dengan kondisi sakit)
10. Merahasiakan kondisi sakit pada
orang lain

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


90
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

11. Berfikir masalah ini wajar


terjadi karena apa yang sudah
dilakukan di masa lalu
12. Meminta nasihat pada orang lain
yang memiliki kondisi yang
sama
13. Melakukan sesuatu yang
berbahaya dan belum pernah
dilakukan (contoh : mencoba
bunuh diri)
14. Mengambil hikmah dari masalah
yang dihadapi saat ini
15. Marah dan menyalahkan orang
lain atas masalah ini
16. Ketika ada masalah, saya
membicarakannya pada orang
terdekat
17. Tetap beraktivitas walaupun
dalam kondisi sakit
18. Meyakinkan diri sendiri untuk
tidak khawatir karena setiap
masalah pasti ada jalan
keluarnya
19. Mencoba untuk melupakan
masalah
20. Mencoba untuk melakukan
pengobatan lain sebelum
memutuskan pengobatan medis
(pengobatan alternatif)

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


91
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lampiran 7. Kuesioner WHOQOL-BREF

Pertanyaan-pertanyaan berikut ini menyangkut perasaan anda terhadap kualitas

hidup, kesehatan dan hal-hal lain dalam hidup anda

Petunjuk : Pilihlah jawaban yang menurut anda paling sesuai. Camkanlah dalam

pikiran anda segala standar hidup, harapan, kesenangan dan perhatian anda. Pikirkan

tentang kehidupan anda dalam dua minggu terakhir. Berilah tanda (√) pada jawaban

yang anda pilih

Sangat Buruk Biasa-biasa Baik Sangat


Buruk saja baik
1 Bagaimana kualitas hidup
anda?

Sangat Tidak Biasa-biasa Memuaska Sangat


tidak memuaskan saja n memuas
memuask kan
an
2 Seberapa puas anda terhadap
kesehatan anda?

Pertanyaan berikut adalah tentang seberapa sering anda telah mengalami hal-hal berikut ini dalam

dua minggu terakhir

Tidak Sedikit Sedang Sangat berlebih


sama sering an
sekali
3 Seberapa jauh rasa sakit fisik
yang anda alami mencegah
anda dalam beraktivitas
sesuai yang kebutuhan anda?
4 Seberapa sering anda
membutuhkan terapi medis
untuk dapat berfungsi dalam
kehidupan sehari-hari anda?
5 Seberapa jauh anda
menikmati hidup anda?
6 Seberapa jauh anda merasa
hidup anda berarti?

7 Seberapa jauh anda mampu


berkonsentrasi?

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


92
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

8 Secara umum, seberapa aman


anda rasakan dalam
kehidupan anda sehari-hari?
9 Seberapa sehat lingkungan
dimana anda tinggal
(berkaitan dengan sarana dan
prasarana)?

Pertanyaan berikut ini adalah tentang seberapa penuh anda alami hal-hal berikut ini dalam dua

minggu terakhir?

Tidak Sedikit Sedang Seringkali Sepenuh


sama nya
sekali dialami
10 Apakah anda memiliki
energi yang cukup untuk
beraktivitas sehari-hari?
11 Apakah anda dapat
menerima penampilan
tubuh anda?
12 Apakah anda memiliki
cukup uang untuk
memenuhi kebutuhan anda?
13 Seberapa jauh ketersediaan
informasi bagi kehidupan
anda dari hari ke hari?
14 Seberapa sering anda
memiliki kesempatan untuk
bersenang-senang/rekreasi?

Sangat Buruk Biasa-biasa Baik Sangat


buruk saja baik
15 Seberapa baik kemampuan
anda dalam bergaul?

Sangat Tidak Biasa-biasa Memuaska Sangat


tidak memuaskan saja n memuas
memuask kan
an
16 Seberapa puaskah anda
dengan tidur anda?
17 Seberapa puaskah anda
dengan kemampuan anda
untuk menampilkan
aktivitas kehidupan anda
sehari-hari?
18 Seberapa puaskah anda
dengan kemampuan anda
untuk bekerja?

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


93
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

19 Seberapa puaskah anda


terhadap diri anda?
20 Seberapa puaskah anda
dengan hubungan
personal/sosial anda?
21 Seberapa puaskah anda
dengan kehidupan seksual
anda?
22 Seberapa puaskah anda
dengan dukungan yang
anda peroleh dari teman
anda?
23 Seberapa puaskah anda
dengan kondisi tempat anda
tinggal saat ini?
24 Seberapa puaskah anda
dengan akses anda pada
layanan kesehatan?
25 Seberapa puaskah anda
dengan alat transportasi
yang anda naiki atau
kendarai?

Pertanyaan berikut merujuk pada seberapa sering anda merasakan atau mengalami hal-hal berikut

dalam dua minggu terakhir

Tidak Cukup Sangat


Jarang Selalu
pernah sering sering
26 Seberapa sering anda
memiliki perasaan negatif
seperti ‗feeling
blue’(kesepian), putus asa,
cemas dan depresi?

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


94
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lampiran 8. Bukti Perizinan Kuesioner

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


95
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lampiran 9 Surat Permohonan Pengambilan Data Awal

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


96
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lampiran 10. Ethical Clerance

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


97
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lampiran 11. Surat Permohonan Pengambilan Data Penelitian

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


98
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lampiran 11. Surat BalasanPenelitian RSUD Ibnu Sina Gresik

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


99
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lampiran 12. Hasil analisis statistic

1. Data Demografi

Statistics

USIA LAMAHD

N Valid 120 120

Missing 0 0

Mean 2.72 2.08

Std. Error of Mean .046 .074

Median 3.00 2.00

Mode 3 3

Std. Deviation .505 .805

Variance .255 .648

Range 2 2

Minimum 1 1

Maximum 3 3

Sum 326 250

USIA

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 20-30 tahun 3 2.5 2.5 2.5

31-40 tahun 28 23.3 23.3 25.8

41-55 tahun 89 74.2 74.2 100.0

Total 120 100.0 100.0

LAMAHD

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 3 BULAN - 1 TAHUN 34 28.3 28.3 28.3

1 - 3 TAHUN 42 35.0 35.0 63.3

>3 TAHUN 44 36.7 36.7 100.0

Total 120 100.0 100.0

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


100
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Statistics

PENDIDIKAN WAKTUHD KAT_STRES KOPING KAT_KUALITAS

N Valid 120 120 120 120 120

Missing 0 0 0 0 0

Mean 3.06 1.95 1.76 .59 2.93

Std. Error of Mean .101 .020 .114 .045 .044

Median 3.00 2.00 2.00 1.00 3.00

Mode 4 2 3 1 3

Std. Deviation 1.102 .219 1.250 .494 .480

Variance 1.215 .048 1.563 .244 .231

Range 4 1 4 1 2

Minimum 1 1 0 0 2

Maximum 5 2 4 1 4

Sum 367 234 211 71 352

PENDIDIKAN

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid TIDAK TAMAT 10 8.3 8.3 8.3

SD 31 25.8 25.8 34.2

SMP 29 24.2 24.2 58.3

SMA 42 35.0 35.0 93.3

SARJANA 8 6.7 6.7 100.0

Total 120 100.0 100.0

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


101
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

2. Variabel independen

KAT_STRES

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid NORMAL 28 23.3 23.3 23.3

RINGAN 20 16.7 16.7 40.0

SEDANG 32 26.7 26.7 66.7

BERAT 33 27.5 27.5 94.2

SANGAT BERAT 7 5.8 5.8 100.0

Total 120 100.0 100.0

KOPING

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid MALADAPTIF 49 40.8 40.8 40.8

ADAPTIF 71 59.2 59.2 100.0

Total 120 100.0 100.0

3. Variabel dependen

KAT_KUALITAS

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid SEDANG 18 15.0 15.0 15.0

BAIK 92 76.7 76.7 91.7

SANGAT BAIK 10 8.3 8.3 100.0

Total 120 100.0 100.0

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


102
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

5. Hubungan tingkat stres terhadap kualitas hidup

KAT_STRES * KAT_KUALITAS Crosstabulation

KAT_KUALITAS

SEDANG BAIK SANGAT BAIK Total

KAT_STRES NORMAL Count 0 18 10 28

% within KAT_STRES .0% 64.3% 35.7% 100.0%

% within KAT_KUALITAS .0% 19.6% 100.0% 23.3%

% of Total .0% 15.0% 8.3% 23.3%

RINGAN Count 2 18 0 20

% within KAT_STRES 10.0% 90.0% .0% 100.0%

% within KAT_KUALITAS 11.1% 19.6% .0% 16.7%

% of Total 1.7% 15.0% .0% 16.7%

SEDANG Count 5 27 0 32

% within KAT_STRES 15.6% 84.4% .0% 100.0%

% within KAT_KUALITAS 27.8% 29.3% .0% 26.7%

% of Total 4.2% 22.5% .0% 26.7%

BERAT Count 7 26 0 33

% within KAT_STRES 21.2% 78.8% .0% 100.0%

% within KAT_KUALITAS 38.9% 28.3% .0% 27.5%

% of Total 5.8% 21.7% .0% 27.5%

SANGAT BERAT Count 4 3 0 7

% within KAT_STRES 57.1% 42.9% .0% 100.0%

% within KAT_KUALITAS 22.2% 3.3% .0% 5.8%

% of Total 3.3% 2.5% .0% 5.8%

Total Count 18 92 10 120

% within KAT_STRES 15.0% 76.7% 8.3% 100.0%

% within KAT_KUALITAS 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 15.0% 76.7% 8.3% 100.0%

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


103
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Correlations

KAT_STRES KAT_KUALITAS
**
Spearman's rho KAT_STRES Correlation Coefficient 1.000 -.471

Sig. (2-tailed) . .000

N 120 120
**
KAT_KUALITAS Correlation Coefficient -.471 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 120 120

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

6. Hubungan koping terhadap kualitas hidup

KOPING * KAT_KUALITAS Crosstabulation

KAT_KUALITAS

SEDANG BAIK SANGAT BAIK Total

KOPING MALADAPTIF Count 13 35 1 49

% within KOPING 26.5% 71.4% 2.0% 100.0%

% within KAT_KUALITAS 72.2% 38.0% 10.0% 40.8%

% of Total 10.8% 29.2% .8% 40.8%

ADAPTIF Count 5 57 9 71

% within KOPING 7.0% 80.3% 12.7% 100.0%

% within KAT_KUALITAS 27.8% 62.0% 90.0% 59.2%

% of Total 4.2% 47.5% 7.5% 59.2%

Total Count 18 92 10 120

% within KOPING 15.0% 76.7% 8.3% 100.0%

% within KAT_KUALITAS 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 15.0% 76.7% 8.3% 100.0%

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


104
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Correlations

KOPING KAT_KUALITAS
**
Spearman's rho KOPING Correlation Coefficient 1.000 .310

Sig. (2-tailed) . .001

N 120 120
**
KAT_KUALITAS Correlation Coefficient .310 1.000

Sig. (2-tailed) .001 .

N 120 120

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

7. Hubungan tingkat stres dan koping terhadap kualitas hidup

b
ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


a
1 Regression 8.062 2 4.031 24.304 .000

Residual 19.405 117 .166

Total 27.467 119

a. Predictors: (Constant), KOPING, KAT_STRES

b. Dependent Variable: KAT_KUALITAS

a
Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 3.101 .084 36.945 .000

KAT_STRES -.173 .030 -.451 -5.722 .000

KOPING .231 .077 .237 3.008 .003

a. Dependent Variable: KAT_KUALITAS

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


105
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

8. Distribusi item frekuensi tingkat stres

Indikator Pertanyaan Tidak Kadang- Sering Selalu Mean Total


Pernah kadang
f % f % f % f %
Sulit untuk santai Kesulitan untuk 8 6,7 67 55,8 41 34,2 4 3,3 1,34 1,43
relaksasi/bersantai
Mudah 7 5,8 57 47,5 47 39,2 9 7,5 1,48
tersinggung
Berada pada 8 6,7 55 45,8 50 41,7 7 5,8 1,47
keadaan tegang
Memunculkan Kesulitan untuk 9 7,5 52 43,3 53 44,2 6 5,0 1,47 1,46
kegugupan tenang setelah
sesuatu yang
mengganggu
Sulit mentoleransi 7 5,8 58 48,3 49 40,8 6 5,0 1,45
gangguan-
gangguan terhadap
hal yang sedang
dilakukan
Mengganggu/lebih Saya cenderung 9 7,5 60 50 43 35,8 8 6,7 1,42 1,69
reaktif bereaksi
berlebihan pada
situasi
Saya merasa 16 13,3 28 23,3 32 26,7 44 36,7 1,87
banyak
menghabiskan
energi karena
cemas
Saya merasa sulit 16 13,3 38 31,7 22 18,3 44 36,7 1,78
untuk istirahat
Mudah Saya menjadi 42 35 27 22,5 34 28,3 17 14,2 1,22 1,50
marah/gelisah marah karena hal
kecil/spele
Saya mudah 7 5,8 59 49,2 43 35,8 11 9,2 1,48
merasa kesal
Saya mudah 15 12,5 55 45,8 32 26,7 18 15 1,44
marah
Saya mudah 17 14,2 32 26,7 20 16,7 51 42,5 1,88
gelisah
Tidak sabar Saya tidak sabaran 9 7,5 58 48,3 47 39,2 6 5 1,42 1,41
Saya tidak dapat 5 4,2 62 51,7 52 43,3 1 8 1,41
memaklumi hal
apapun yang
menghalangi anda
untuk
menyelesaikan hal
yang sedang anda
lakukan

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


106
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Distribusi item frekuensi koping


Indikator Pertanyaan Sangat Setuju Tidak tahu Tidak Sangat Mea Total
setuju setuju tidak n
setuju
f % f % f % f % f 5
Adaptif Membicarakan masalah 2 18,3 90 75 4 3,3 4 3,3 0 0 4,08 3,50
dengan keluarga 2
Mencoba lebih baik dan 6 5 108 90 6 5 0 0 0 0 4
menerima masalah
sebagai pengalaman
Berdo‘a dan bertawakkal 3 2,5 108 90 7 5,8 2 1,7 0 0 3,93
untuk mengatasi masalah
Membicarakan masalah 1 8 114 95 3 2,5 1 8 1 8 3,94
dengan tim medis
Pasrah dan tetap 3 2,5 105 87,5 11 9,2 1 8 0 0 3,92
menjalankan pengobatan
Mencari informasi terkait 2 1,7 94 78,3 15 12,5 6 5 3 2,5 3,72
dengan kondisi sakit
Meminta nasihat pada 4 3,3 73 60,8 2 1,7 14 11,7 27 22,5 3,11
orang lain yang memiliki
kondisi yang sama
Mengambil hikmah dari 2 1,7 96 80 22 18,3 0 0 0 0 3,83
masalah yang dihadapi
saat ini
Ketika ada masalah, 6 5 79 65,8 14 11,7 7 5,8 14 11,7 3,47
membicarakan pada
orang terdekat
Tetap beraktivitas 1 8 60 50 9 7,5 17 14,2 33 27,5 2,83
walaupun dalam kondisi
sakit
Meyakinkan diri sendiri 2 1,7 60 50 51 42,5 7 5,8 0 0 3,48
untuk tidak khawatir
Mencoba untuk 2 1,7 56 46,7 58 48,3 4 3,3 0 0 2,53
melupakan masalah
Mencoba pengobatan 4 33,3 13 10,8 0 0 13 10,8 54 45 2,77
alternatif 0
Maladaptif Melampiaskan masalah 3 2,5 20 16,7 5 4,2 89 74,2 3 2,5 3,58 3,41
dengan orang lain
Menghindar dari orang 1 15 11 9,2 2 1,7 79 65,8 10 8,3 3,43
lain karena kondisi sakit 8
saat ini
Meyakinkan diri sendiri 1 8 90 75 26 21,7 3 2,5 0 0 3,74
bahwa masalah ini tidak
terlalu penting
Merahasiakan kondisi 0 0 10 8,3 58 48,3 51 42,5 1 8 3,36
sakit pada orang lain
Berfikir masalah ini wajar 1 8 28 23,3 67 55,8 20 16,7 4 3,3 3,02
terjadi
Mencoba bunuh diri 4 3,3 3 2,5 5 4,2 22 18,3 86 71,7 4,53
Marah dan menyalahkan 1 8 23 19,2 62 51,7 32 26,7 2 1,7 3,09
orang lain atas masalah
ini
Mencoba untuk 2 1,7 56 46,7 58 48,3 4 3,3 0 0 2,53
melupakan masalah

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


107
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Distribusi item frekuensi kualitas hidup

Indikator Pertanyaan Tidak Sedikit Sering Sangat Berlebih Mean Total


Pernah sering
f % f % f % f %
Fisik Rasa sakit fisik 3 2,5 86 71,7 19 15,8 8 6,7 4 3,3 3,63 2,45
mencegah
beraktivitas
Membutuhkan 0 0 0 0 11 96,7 4 3,3 0 0 2,03
terapi medis 6
Memiliki energi 5 4,2 25 20,8 89 74,2 1 8 0 0 2,72
yang cukup untuk
beraktivitas
Mampu bergaul 1 8 3 2,5 84 70 32 26,7 0 0 3,23
Puas dengan tidur 58 48,3 24 20,0 11 9,2 27 22,5 0 0 2,06
Puas dengan 53 44,2 44 36,7 21 17,5 2 1,7 0 0 1,77
kemampuan
beraktivitas
Puaskah dengan 57 47,5 37 30,8 25 20,8 1 8 0 0 1,75
kemampuan
bekerja
Psikologis Menikmati hidup 1 8 53 44,2 63 52,5 3 2,5 0 0 2,57 2,87
Merasa hidup 0 0 59 49,2 59 49,2 2 1,7 0 0 2,53
anda berarti
Mampu 1 8 53 44,2 65 54,2 1 8 0 0 2,55
berkonsentrasi
Menerima 0 0 11 9,2 10 88,3 3 2,5 0 0 2,93
penampilan tubuh 6
Puas terhadap diri 1 8 34 28,3 59 49,2 26 21,7 0 0 2,92
Sering memiliki 57 47,5 20 16,7 7 5,8 26 21,7 10 8,3 3,73
perasaan negatif
Hubungan Puas dengan 1 8 20 16,7 80 66,7 19 15,8 0 0 2,98 2,96
sosial hubungan
personal/sosial
Puas dengan 1 8 23 19,2 87 72,5 9 7,5 0 0 2,87
kehidupan seksual
Puas dengan 0 0 13 10,8 91 74,8 16 13,3 0 0 3,03
dukungan teman
Lingkungan Aman dalam 0 0 35 29,2 84 70 1 8 0 0 2,72 2,63
kehidupan sehari-
hari
Lingkungan 0 0 34 28,3 85 70,8 1 8 0 0 2,73
dimana anda
tinggal yang sehat
Memiliki cukup 21 17,5 26 21,7 58 48,3 15 12,5 0 0 2,56
uang untuk
memenuhi
kebutuhan
Puas terhadap 0 0 63 52,5 55 45,8 2 1,7 0 0 2,49
ketersediaan
informasi
Sering rekreasi 75 62,5 26 21,7 9 7,5 10 8,3 0 0 1,62
Puas dengan 0 0 10 8,3 98 81,7 12 10 0 0 3,02
kondisi tempat
tinggal
Puaskah dengan 1 8 17 14,2 86 71,7 16 13,3 0 0 2,98
akses layanan
kesehatan
Puaskah dengan 0 0 20 16,7 86 71,7 14 11,7 0 0 2,95
alat transportasi
Kesehatan Bagaimana 2 1,7 21 17,5 75 62,5 22 18,3 0 0 2,98 2,56
secara umum kualitas hidup
anda
Seberapa puas 1 8 101 84,2 18 15 0 0 0 0 2,14
terhadap
kesehatan

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.


108
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT STRES… ITSNAINI LINA K.

Anda mungkin juga menyukai