Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di era globalisasi ini , dunia kerja semakin kompetitif sehingga menuntut
tenaga kerja untuk lebih membekali diri dengan kemampuan yang lebih kompeten
dan mampu bersikap jauh lebih profesional dalam bekerja. Saat ini juga tenaga
kerja yang memiliki kemampuan yang lebih variatif lebih memiliki peluang yang
lebih besar dalam mendapatkan pekerjaan. Untuk menciptakan tenaga kerja yang
ideal dan mampu berkompetisi di dunia kerja , diperlukan peran pemerintah,
institusi pendidikan, dan industri untuk mewujudkan hal ini.
Menciptakan tenaga kerja yang terampil dan profesional bukanlah perkara
yang mudah. Peranan lembaga pendidikan diharapkan mampu mengatasi masalah
ini sehingga betul-betul tercipta tenaga kerja yang handal dan professional.
Politeknik Negeri Ujung Pandang adalah salah satu lembaga pendidikan yang
mengerti masalah ini. Dalam rangka menyeimbangkan kemampuan skill maupun
akademis, maka dibuatlah suatu program perkuliahan dengan nama Praktik
Bengkel yang dilaksanakan tiap semester.
Praktik bengkel ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk
memPraktikkan langsung skillnya dalam dunia kelistrikan khususnya bagi
mahasiswa teknik listrik. Praktik ini bermanfaat mengasah mental mahasiswa
sebelum terjun di dunia kerja yang menuntut para tenaga kerja mempunyai
keterampilan yang bisa diandalkan dan professional.
Adapun Praktik bengkel yang dikerjakan pada semester ini yaitu “Praktik
Instalasi Penerangan dan Instalasi Tenaga”. Dalam Praktik ini secara umum
mahasiswa diajarkan bagaimana cara memasang instalasi penerangan dan juga
diajarkan bagaimana memasang dan menggunakan motor-motor listrik.

1.2 Tujuan
Setelah melakukan praktik Instalasi Penerangan dan Tenaga ini maka
mahasiswa diharapkan mampu:
1. Melaksanakan pengawatan internal serta penyambungan peralatan beserta
terminalnya.
2. Melaksanakan instalasi dan pengawatan sebuah pengasutan motol-motor
listrik
3. Membuat instalasi industri pengganti (simulator)
4. Melaksanakan pengujian pada instalasi dan alat pemakai
5. Mengetahui cara pemasangan instalasi tenaga dan penerengan insdustri
dengan baik dan benar berpedoman pada peraturan umum instalasi listrik
(PUIL)
6. Memperbaiki kesalahan (trouble shooting) instalasi tenaga dan penerangan
industri
7. Mengetahui fungsi fungsi dan prinsip kerja setiap komponen listrik

1.3 Manfaat
Diharapkan setelah melakukan praktik bengkel, mahasiswa memperoleh
manfaat antara lain :
1. Kemampuan melakukan instalasi listrik dengan baik , benar dan sesuai
standar.
2. Pemahaman proses kerja dan fungsi , baik itu komponen sampai dengan
rangkaian kerja.
3. Peningkatan kemampuan dan pengetahuan dalam menggunakan alat dan
bahan instalasi listrik sesuai dengan fungsi dan kegunaannya.
4. Peningkatan kemampuan dan keterampilan mahasiswa dalam pemilihan
komponen yang tepat untuk suatu rancangan listrik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)


Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu upaya atau pemikiran yang
penerapannya ditujukan untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik
jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada
umumnya, hasil karya dan budaya, serta untuk meningkatkan kesejahteraan tenaga
kerja.
Untuk memenuhi prinsip dari K3 diperlukan peralatan safety dan pemahaman
yang jelas mengenai K3 itu sendiri antara lain :
a. Sepatu safety,
b. Pakaian yang memenuhi standar perusahaan,
c. Tidak melakukan kegiatan yang dapat membahayakan pekerja, dan
d. Disiplin dalam menggunakan perkakas kerja sehingga peralatan yang
digunakan dapat awet dan bertahan lama serta bekerja sesuai fungsinya.
Pekerja harus waspada pada waktu bekerja karena tidak seorangpun yang akan
celaka atau mesin-mesin dan alat-alat kerja yang rusak tanpa sebab. Oleh
karenanya pekerja harus mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
1. Mentaati peraturan dan instruksi untuk bekerja dengan persis dan aman,
2. Bertindak dengan baik dan benar serta tepat jika terjadi suatu kecelakaan
dan segera melaporkan kepada instruktur,
3. Menerangkan sebab terjadinya kecelakaan,
4. Melakukan pertolongan pertama pada pekerja yang mengalami kecelakaan,
5. Menempatkan benda-benda kerja pada tempat yang aman, dan
6. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatan dalam melakukan pekerjaan
untuk kesejahteraan hidup.

2.2 Perlengkapan Hubung Bagi


Perlengkapan Hubung Bagi ( PHB ) adalah perlengkapan yang digunakan
untuk membagi dan mengendalikan tenaga listrik dalam suatu rangkaian yang
berisi peralatan-peralatan listrik sekaligus peralatan kontrol lainnya, misalnya
MCB, fuse, relay, saklar impuls, dan lain-lain.
Ukuran fisik maupun spesifikasi komponen – komponen teknis dari PHB ini
sangat bergantung dari besarnya kapasitas PHB serta jumlah saluran masuk serta
saluran keluar pada PHB tersebut. Panel juga dapat dibedakan atas:
1. Jenis rangka terbuka,
2. Jenis front panel ( depan yang tertutup mati ),
3. Jenis kubikel , dan
4. Jenis box.
Pada Praktik yang dilakukan terdapat 2 jenis panel yang digunakan, yaitu
sebagai berikut:
1. Panel daya / utama
Panel ini digunakan untuk mendistribusikan daya menuju ke motor –
motor listrik atau alat – alat yang berdaya besar lain seperti kotak kontak 3
phasa.
2. Panel penerangan
Panel ini berfungsi untuk mengatur daya untuk penerangan ruangan
kerja. Pada penerangan , digunakan beberapa jenis lampu seperti lampu TL
dan pijar serta untuk kotak kontak 1 phasa dan ada pula kotak kontak 3
phasa. Sedangkan komponen-komponen yang terdapat dalam panel adalah
sebagai berikut :
- Pengaman, yaitu MCB dan Fuse,
- Alat kontrol, yaitu kontraktor,
- Terminal, sebagai tempat penyambungan ke beban.
Selain kedua jenis panel di atas, juga dikenal istilah panel ditribusi listrik yang
berfungsi sebagai tempat tempat menyalurkan energi listrik dari panel daya atau
sumber listrik ke beban baik untuk instalasi tenaga maupun instalasi penerangan.
Persyaratan panel ditribusi listrik sesuai dengan PUIL yaitu:
1. Semua penghantar/ kabel harus disusun rapi
2. Semua komponen harus dipasang rapi
3. Semua bagian yang bertegangan harus terlindungi
4. Semua komponen sudah terpasang kuat
5. Jika terjadi gangguan tidak meluas
6. Mudah diperluas / dikembangkan jika diperlukan
7. Mempunyai keandalan yang tinggi

Gambar 2.1 Simbol Panel Distribusi, Panel Daya/Utama dan Panel Penerangan

2.3 Jenis-Jenis Saklar


Saklar berfungsi sebagai pemutus dan penyambung suatu rangkaian listrik,
dalam Praktik bengkel kali ini digunakan beberapa jenis saklar antara lain sebagai
berikut :
2.3.1 Saklar Manual
Saklar manual adalah saklar yang pengoperasiannya harus dioperasikan
secara manual baik dengan cara ditekan, diputar dan lain sebagainya.
Berikut ini beberapa jenis saklar manual :
2.3.1.1 Saklar tunggal
Saklar tunggal berfungsi untuk menyalakan dan mematikan lampu.
Pada saklar ini terdapat dua titik kontak yang menghubungkan
hantaran fasa dengan lampu atau alat yang lain.

Gambar 2.2 Bentuk dan Simbol Saklar Tunggal


2.3.1.2 Saklar Tukar (Saklar dua-arah)
Saklar tukar dapat mengatur on/off suatu rangkaian dari tempat
berbeda sehingga saklar tukar sangat diperlukan untuk
mengoperasikan rangkaian listrik misalnya pada rumah lantai dua
saklar tukar dapat dipasang di tangga lantai dasar dan lantai dua.
Dalam Praktik bengkel ini, saklar tukar digunakan untuk
mengoperasikan lampu A. Saklar tukar juga dapat digunakan sebagai
pengganti saklar tunggal yang mana pada Praktik bengkel ini
difungsikan seperti demikian.

Gambar 2.3 Simbol dan Bentuk Saklar tukar


2.3.1.3 Saklar Tekan (Push Button)
Push button terbagi menjadi dua jenis yaitu push button NO dan
NC. Pada push button NO beban akan tersambung ketika ditekan dan
akan memutus ketika berhenti push button dilepas. Sebaliknya pada
saklar tekan NC akan memutus ketika ditekan dan akan menyambung
kembali ketika dilepas.
Push button yang digunakan pada Praktik bengkel kali ini adalah
push button NO karena digunakan untuk menstimulus impuls dan
kontaktor.

Gambar 2.4 Bentuk dan Simbol Saklar Tekan


2.3.1.4 Saklar Batas (Limit Switch)
Limit switch merupakan jenis saklar yang dilengkapi dengan katup
yang berfungsi menggantikan tombol. Prinsip kerja limit switch sama
seperti saklar Push NC yaitu hanya akan memutus pada saat katupnya
ditekan pada batas penekanan tertentu yang telah ditentukan dan akan
menghubung saat saat katup tidak ditekan. Limit switch termasuk
dalam kategori sensor mekanis yaitu sensor yang akan memberikan
perubahan elektrik saat terjadi perubahan mekanik pada sensor
tersebut. Penerapan dari limit switch adalah sebagai sensor posisi
suatu benda (objek) yang bergerak. Simbol limit switch ditunjukan
pada gambar berikut.

Gambar 2.5 Simbol Dan Bentuk Limit Switch


2.3.1.5 Saklar 3 kutub
Saklar tiga kutub adalah sakelar yang digunakan pada instalasi
motor listrik 3 fasa atau sistem 3 fasa lainnya. Juga dapat digunakan
sebagai pembalik putaran motor listrik 3 fasa, layanan motor listrik 3
fasa dari dua sumber dan juga sebagai starter bintang segitiga yang
sangat sederhana.

Gambar 2.6 Bentuk Saklar 3 Kutub


2.3.2 Saklar Magnetik
Saklar magnetik adalah saklar yang pengoperasiannya berdasarkan
prinsip elektromagnetik dimana ketika ada arus yang memasuki coil
(kumparan) saklar tersebut maka saklarnya akan berubah posisi. Berikut ini
beberapa jenis saklar magnetik :
2.3.2.1 Kontaktor
Kontaktor adalah merupakan suatu alat elektronik yang berfungsi
sebagai penyambung dan pemutus rangkaian, pergerakan kotak
kontaknya terjadi karena adanya gaya elektromagnetik. Kompenen-
komponen dari sebuah kontaktor antara lain :
1. Kumparan magnet
2. Kotak kontak bantu NO (Normaly Open)
3. Kotak kontak bantu NC (Normaly Close)
Pada kontaktor apabila tegangan yang melewatinya terlalu besar
maka kumparan akan panas yang akan mengakibatkan berkurangnya
umur dari kontaktor tersebut. Demikian pula sebaliknya jika tegangan
yang melewatinya terlalu rendah maka tegangan pada kotak
kontaknya akan berkurang sehingga dapat menimbulkan bunga api.
Toleransi tegangan pada sebuah kontaktor adalah 58/1000 V.
Pada penggunaannya kontaktor sering kita kombinasikan dengan
saklar tekan (push botton) yang dimaksudkan sebagai saklar
pengoperasoan dari kontaktor. Pada kontaktor terdapat 2 jenis kontak
yaitu :
1. Kontak Utama, umumnya terdiri dair 3 buah kontak yang kerjanya
secara Normaly Open (NO).
2. Kotak Kontak Bantu untuk beban rangkaian kontrol, biasanya
terdiri dari banyak kontak yang kerjanya secara Normaly Open
(NO) dan Normaly Close (NC).
Menurut IEC, penandaan konektor-konektor dari kontaktor adalah
sebagai berikut
1,3,5 : hubungan untuk suply atau kontak utama
2,4,6 : hubungan untuk beban atau rangkaian utama
13,14 : Kotak kontak bantu yang prinsip kerjanya secara normaly open
(NO)
21,22 : Kotak kontak bantu yang prisnisp kerjanya secara normaly
close (NC)
A1, A2 : kumparan magnet (koil)

1 3 5 13 21 33

2 4 6 14 22 34

Gambar 2.7 Bentuk dan Simbol Pengawatan Kontaktor


2.3.2.2 Saklar Impuls
Impuls merupakan suatu saklar yang bekerja berdasarkan dengan
prinsip elektromagnetis, dimana setiap impuls atau penekanan push
button pada sakalar tekan maka terjadilah energize di dalam kumparan
saklar impuls, sehingga terjadilah perubahan kontak pada anak kontak
saklar impuls dari posisi NO menjadi NC atau sebaliknya.
Saklar impuls pada Praktik kali ini digunakan untuk menyalakan
kontaktor dengan menggunakan dua push button yang dihubung
paralel.

Gambar 2.8 Saklar Impuls


2.3.2.3 On Delay
On Delay merupakan relay. Fungsi dari peralatan ini adalah sebagai
pengatur waktu bagi peralatan yang dikendalikan. Penggunaan On
Delay pada instalasi tenaga adalah untuk mengatur waktu kerja
kontaktor ( dari Y ke Δ ) pada sistem bintang–segitiga dalam delay
waktu tertentu. Jadi ketika relay diberi arus atau tegangan kerja maka
On Delay akan tidak langsung bekerja kemudian time mulai
menghitung. Ketika sampai pada batas waktunya, maka On Delay
langsung bekerja dengan mengubah posisi kontak – kontaknya
Dimana kontak NO akan tertutup sedangkan NC akan terbuka.

Gambar 2.9 Bentuk dan Simbol On Delay

2.4 Pengaman
Rating pengaman yang dipakai menurut PUIL harus sama dengan atau lebih
besar dari arus nominal beban (I Pengaman > I nominal).
Pengaman yang digunakan dalam instalasi listik adalah pemutus rangkaian
(MCB) untuk pengaman tiap kelompok beban dan pemutus rangkain pusat
(MCCB) untuk pengaman seluruh kelompok beban.
Besarnya rating arus MCB maupun MCB diperhitungkan arus beban yang
dipikul atau dipasang di dalam instalasi agar memenuhi syarat keamanan.
Pengaman yang digunakan dalam praktik adalah sebagai berikut:
2.4.1 MCB (Miniature Cirkuit Breaker)
MCB merupakan suatu alat perangkat sistem proteksi yang digunakan
untuk memutuskan rangkaian yang mengalami gangguan hubung singkat
atau arus lebih. MCB bekerja secara otomatis untuk memutuskan rangkaian
apabila ada gangguan tersebut.
Prinsip kerja dari MCB ini adalah jika arus atau tegangan yang melewati
bimetal yaitu campuran dua logam yang berbeda koefisien muainya terlalu
besar, maka MCB pada bimetal tersebut akan menjadi panas yang
selanjutnya akan melengkung dan akan memutusk rangkaian. Jika
temperatur dimana bimetal itu belum turun, maka rangkaian akan tetap
terputus atau terbuka, walaupun MCB dinaikkan.
Untuk memasang MCB pada suatu rangkaian atau peralatan arus lebih,
yang pertama harus diperhitungkan adalah bahwa apabila ada gangguan
maka MCB harus yang lebih dahulu berfungsi.

Gambar 2.10 Bentuk dan Simbol MCB

2.4.2 Fuse/Sekering
Fuse biasa juga disebut sekering adalah komponen yang berfungsi
sebagai pengaman dalam perangkat listrik. Fuse pada dasarnya terdiri dari
sebuah kawat halus pendek yang akan meleleh dan terputus jika dialiri oleh
arus listrik yang berlebihan ataupun terjadinya hubungan arus pendek (short
circuit) dalam sebuah peralatan, sehingga tidak merusak komponen-
komponen yang terdapat dalam rangkaian yang bersangkutan. Selain itu
fuse juga mempunyai tugas/kegunaan (tambahan), yaitu sebagai pemilih
tegangan jala-jala.
Gambar 2.11 Bentuk dan Simbol Fuse/Sekering
2.4.3 TOR (Thermal Overload Relay)
Pengaman ini menggunakan sistem bimetal sesuai dengan arus yang
mengalir, semakin tinggi kenaikan temperatur yang meyebabkan terjadinya
pembengkokan, maka pada saat tertentu akan menyebabkan pemutusan
motor akan berhenti.
Jenis pemutusan bimetal yang dapat ditemui ialah yang satu phasa dan
tiga phasa. Tiap-tiap phasa terdiri atas bimetal yang terpisah, tetapi saling
berhubungan yang berguna untuk memutuskan hubungan/semua phasa
apabila terjadi kelebihan beban atau salah satu phasa yang dihubungkan
langsung yang digunakan untuk pengaman beban lebih pada motor yang
berdaya kecil. Sedangkan untuk motor yang berdaya besar, arus tidak
dialirkan melalui bimetal langsung tetapi melalui kumparan panas
(resistance wire). Apabila resistance wire dilewati arus lebih besar dari
nominalnya, maka bimetal bagian bawah akan melengkung ke kiri dan
kontaknya akan lepas. Selama bimetal itu masih panas, maka bagian bawah
tetap terbawa ke kiri, sehingga kontaknya belum dapat
kembali/dikembalikan walaupun saklarnya ditekan.
Apabila bimetal sudah dingin, barulah akan kembali lurus dan
kontaknya baru dapat dihubungkan dengan menekan saklarnya. Setting
knop digunakan untuk mengatur batas arus nominalnya akan mengalir.
Dengan mengatur setting knop ini, kedudukan lengan kontak dapat diatur
sehingga melepaskan kontaknya diperlukan daya yang berbeda-beda. daya
ini didapat dari panas yang ditimbulkan bimetal.
Pemakaian TOR adalah untuk mengamankan motor dari beban lebih
antara lain:
1. Terlalu besarnya beban mekanik dari motor,
2. Arus starting yang terlalu besar atau motor berhenti secara mendadak,
3. Terjadi hubung singkat, dan
4. Terbukanya salah satu fasa dari motor tiga fasa.

97 95

98 96

Gambar 2.12 Bentuk dan Simbol Thermal Overload Relay

2.5 Kabel/Penghantar
Penghantar (Conductor) ialah bahan yang dapat dipakai untuk mengalirkan
arus listrik. Dalam teknik listrik bahan yang digunakan dari jenis logam dengan
bentuk dan nama khusus, sehingga dalam pemakaiannya mudah dibedakan.
Adapun jenis kabel yang digunakan pada praktik ini yaitu sebagai berikut :
2.5.1 Kabel NYA
Jenis kabel ini biasanya digunakan untuk instalasi rumah dan sistem
tenaga. Dalam instalasi rumah digunakan ukuran 1,5 mm2 dan 2,5 mm2.
Berinti tunggal, berlapis bahan isolasi PVC, dan seringnya untuk instalasi
kabel udara. Kode warna isolasi ada warna merah, kuning, biru dan hitam

Gambar 2.13 Kabel NYA


2.5.2 Kabel NYAF
Kabel NYAF merupakan jenis kabel fleksibel dengan penghantar
tembaga serabut berisolasi PVC. Digunakan untuk instalasi panel-panel
yang memerlukan fleksibelitas yang tinggi.

Gambar 2.14 Kabel NYAF


2.5.3 Kabel NYM
Jenis kabel ini digunakan untuk kabel instalasi listrik rumah atau gedung
dan sistem tenaga. Kabel NYM berinti lebih dari 1, memiliki lapisan isolasi
PVC (biasanya warna putih atau abu-abu), ada yang berinti 2, 3 atau 4.
Kabel NYM memiliki lapisan isolasi dua lapis, sehingga tingkat
keamanannya lebih baik dari kabel NYA (harganya lebih mahal dari NYA).
Kabel ini dapat dipergunakan di lingkungan yang kering dan basah, namun
tidak boleh ditanam.

Gambar 2.15 Kabel NYM

2.6 Lampu
Lampu memiliki defnisi sebagi alat penerangan dan pelita menurut kamus
bahasa indonesia. Ada beberapa jenis lampu yang dipergunakan dalam Praktik
bengkel ini yaitu :
2.6.1 Lampu pijar
Lampu Pijar adalah sumber cahaya buatan yang dihasilkan melalui
penyaluran arus listrik melalui filament yang kemudian memanas dan
menghasilkan cahaya. Kaca yang menyelubungi filament panas tersebut
menghalangi udara untuk berhubungan dengannya sehingga filament tidak
akan langsung rusak akibat teroksidasi.

Gambar 2.16 Bentuk dan Simbol Lampu Pijar


2.6.2 Lampu TL
Lampu TL ( Tubular Lamp ) atau Lampu Tabung yaitu jenis lampu
pelepasan gas berbentuk tabung, berisi uap raksa bertekanan rendah. Radiasi
ultraviolet yang ditimbulkan oleh ion gas raksa oleh lapisan fosfor dalam
tabung akan dipancarkan berupa cahaya tampak (gejala fluorensensi).
Elektroda yang dipasang pada ujung – ujung tabung berupa kawat lilitan
pijar dan akan menyala bila dialiri listrik.
Selain itu terdapat juga lampu indikator dalam instalasi ini pada bagian
kontrol. Lampu Indikator biasa berupa LED ( Light Emitting Diode ) atau
lampu pijar kecil.

Gambar 2.17 Bentuk dan Simbol Lampu TL


2.6.3 Lampu Indikator
Lampu tanda/indikator berfungsi untuk memberi tanda bagi operator
bahwa panel dalam keadaan kerja/bertegangan atau tidak. Warna merah
sebagai tanda panel dalam keadaan kerja, maka harus hati-hati. Sedangkan
warna hijau bahwa panel dalam keadaan ON arus mengalir kerangkaian
beban listrik. Lampu indikator ini jugaberfungsi sebagai tanda tegangan
kerja 3 phase, dengan warna lampu merah, kuning, hijau.

Gambar 2.18 Bentuk dan Simbol Lampu Indikator

2.7 Kotak Kontak


Kotak kontak dipergunakan untuk mennghubungkan alat pemakai listrik
dengan sumber tegangan. Kotak kontak ada banyak jenis sesuai dengan
kebutuhan. Kotak kontak ketika tidak terhubung dengan dengan alat pemakai
listrik maka ia menjadi beban dalam rangkaian namun ketika berhubung dengan
alat pemakai listrik maka kotak kontak menjadi sumber tegangan dalam
rangkaian. Penggunaan kotak kontak telah diatur dalam PUIL 2011. Pada Praktik
yang dilakukan, ada 2 jenis kotak kontak yang digunakan yaitu kotak kontak
dengan 1 phasa maupun dengan 3 phasa.

Gambar 2.19 Bentuk dan Simbol Stop Kontak


2.8 Motor Induksi
Motor AC ialah motor listrik yang digerakkan oleh arus AC. Terdiri atas dua
bagian utama, yaitu stator di bagian luar memiliki koil yang di-supply dengan arus
AC untuk menghasilkan medan magnet putar, dan rotor di bagian dalam dipasang
pada tangkai output yang diberi torsi oleh medan putar. Motor listrik arus bolak
balik yang paling luas digunakan ada Motor Induksi. Motor induksi yang umum
dipakai adalah motor induksi 3 phasa dan motor induksi 1 phasa.
Motor induksi adalah salah satu jenis dari motor-motor listrik yang bekerja
berdasarkan induksi elektromagnet. Motor induksi memiliki sebuah sumber
energi listrik yaitu di sisi stator, sedangkan sistem kelistrikan di sisi rotornya di
induksikan melalui celah udara dari stator dengan media elektromagnet. Hal inilah
yang menyebabkannya diberi nama motor induksi.
Inti stator terbuat dari lapisan plat baja beralur yang didukung dalam rangka
stator yang terbuat dari besi tuang atau plat baja yang dipabrikasi. Lilitan-lilitan
sama halnya dengan dalam alur stator dari generator sinkron dilertakkan dalam
alur stator yang terpisah 120o listrik. Lilitan phasa ini bisa dihubung bintang stator
atau delta. Belitan stator dirangkai untuk induksi tiga phasa tetapi bisa juga
dirangkai untuk motor satu phasa, disamping itu dapat dirangkai untuk jumlah
kutub tertentu.

Gambar 2.20 Konstruksi Motor Induksi

Belitan stator yang dihubungkan dengan satu sumber tegangan tiga fasa akan
menghasilkan medan magnet yang berputar dengan kecepatan sinkron. Medan
putar pada stator tersebut akan memotong konduktor-konduktor pada rotor,
sehingga terinduksi arus, dan sesuai dengan hukum lentz, rotor pun akan turut
berputar mengikuti medan putar stator. Perbedaan putar relatif antara stator dan
rotor disebut slip. Bertambahnya beban akan memperbesar kopel motor, yang
oleh karenanya akan memperbesar pula arus induksi pada rotor, sehingga slip
antara medan putar stator dan putaran rotor pun akan bertambah besar. Jadi,
bila beban motor bertambah, putaran rotor cendrung menurun. Dikenai dua tipe
motor induksi yaitu motor induksi dengan rotor belitan dan motor Induksi dengan
rotor sangkar. Adapun persamaannya sebagai berikut :
Ns = 120 f/p (rpm)
Ket :
Ns = kecepatan putar dari medan putar stator dalam rpm
f = frekuensi arus dan tegangan stator (Hz)
p = banyaknya kutub
Garis-garis gaya fluks dari stator tersebut yang berputar akan memotong
penghantar-penghantar rotor sehingga padapenghantar tersebut timbul GGL
induksi. Berhubung kumparan rotor merupakan rangkaian tertutup maka pada
kumparan tersebut mengalir arus. Arus yang mengalir pada penghantar rotor yang
berada dalam medan magnet berputar dari stator, maka penghantar rotor tersebut
timbul gaya-gaya yang berpasangan dan berlawanan arah, gaya tersebut
menimbulkan torsi yang cenderung memutar rotornya, dimana rotor akan berputar
mengikuti kecepatan putar medan putar stator.

Gambar 2.21 Bentuk dan Simbol Motor 3 fasa

2.9 Metode Pengasutan Motor


Pada Praktik bengkel ini, digunakan tiga macam sistem pengasutan yaitus
sistem Direct On Line (DOL), sistem Bintang-Segitiga (Y-Δ) , sistem dua arah
balik putaran (Forward reverse).
2.9.1 Direct On Line (DOL)
DOL (Direct online) biasa juga disebut pengasutan secara langsung.
Pengasutan ini banyak digunakan dalam motor-motor rotor sangkar dengan
daya kecil. Cara ini mempunyai keuntungan antara lain; instalasinya
sederhana, biayanya murah, dan pada saat memberi torsi awal motor yang
besar.
Dengan starting ini arus mula motor dapat mencapai 7 – 9 kali arus
nominal motor. Karena itu sistim ini digunakan bila arus mula yang besar
tidak menimbulkan gangguan bagian jaringan supply. Pada starting arus
yang besar dapat ditandai dengan berkedipnya lampupenerangan juga
guncangan mekanis akibat gaya percepatan pada motor. Sebagai akibat dari
arus yang besar diharapkan tidak menimbulkan gangguan mesin yang
digerakkan.
Starting DOL dapat dilakukan dengan cara magnetis yaitu dengan
menggunakan saklar magnet (kontaktor). Dengan menggunakan kontaktor
ini motor dapat dilayani dari jauh secara ototmatis. Starting DOL banyak
ditemui dalam instalasi motor dengan saklar magnet, instalasi motor
dilayani dari beberapa tempat.

Gambar 2.22 Simbol dan Diagram Pengawatan DOL


2.9.2 Bintang-Segitiga (Y-Δ)
Pada pengasutan sistem bintang-segitiga (Y-Δ) berguna untuk
menurunkan tegangan apit. Dalam hal ini pada start awal motor bintang
tegangan apit adalah tiga lebih rendah dari hubungan delta. Sebagaimana
kita ketahui pada saat motor terhubung bintang maka Vll = Vln = 220 volt,
sedangkan dalam hubung delta Vll = √3 x ln = 380 volt.
Bentuk konstruksi dari saklar bintang–segitiga adalah saklar tangan,
saklar otomatis. Pada saklar tangan hubungan bintang –segitiga maka semua
kegiatan diatur secara manual, dimana operator melihat pada pengukuran
ampere guna menentukan kapan pindah ke posisi segitiga. Pada saklar
otomatis hal ini dilakukan secara otomatis dengan bantuan TIMER sebagai
sistim waktu dimana kita sudah menentukan kapan berpindah keposisi
segitiga.

Gambar 2.23 Simbol dan Diagram Pengawatan Y-Δ


2.9.3 Putar balik putaran (Forward Reverse)
Dalam pengaturan motor terdapat beberapa cara yaitu sistem putaran
berbalik putaran dengan kontaktor dan sistem dua kecepatan. Namun pada
pelaksanaan bengkel kita menggunakan satu macam sistim pengaturan
yaitu sistim pengaturan motor dengan 2 arah putaran yang berlawanan arah
dengan menggunakan dua buah kontaktor. Kontaktor pertama untuk
menjalankan motor dengan putaran ke arah kanan dan kontaktor ke dua
yaitu sebaliknya menjalankan motor dengan putaran ke arah kiri. Kemudian
masing masing kontaktor ini di kontrol oleh push button serta limit switch
NC yang berbeda.
Gambar 2.24 Simbol dan Diagram Pengawatan Forward Reverse

2.10 Komponen Pelengkap/Penunjang


Dalam praktik bengkel ini, terdapat beberapa komponen yang dibutuhkan
sebagai penunjang untuk memudahkan pemasangan instalasi baik penerangan
maupun tenaga diantaranya :
2.10.1 Terminal
Terminal adalah tempat penyambungan kabel dari satu peralatan ke
peralatan-peralatan lainnya.Terminal line up dimaksudkan untuk
mempermudah pemasangan pengawatan instalasi listrik untuk kontrol serta
mempermudah mencari gangguan yang terjadi kerusakan dalam suatu
rangkaian.Terminal line up terbuat dari bahan plastik yang konstruksinya
terdiri dari dua buah tempat penyambungan.

Gambar 2.25 Bentuk dan Simbol terminal


2.10.2 Wire Duct
Wire duct merupakan alat yang berfungsi sebagai jalur bagi kabel dalam
sebuah panel selain itu hadirnya wire duct memberi kesan rapi serta
kemudahan pada proses instalasi serta jika terjadi perbaikan. Kabel yang
berada pada wire duct sebaiknya diberi cadangan untuk mengantisipasi
kondisi tertentu.

Gambar 2.26 Wire Duct


2.10.3 Alat Pertukangan Listrik
Alat pertukangan listrik adalah alat-alat yang umum digunakan dalam
melakukan pengerjaan instalasi listrik sehingga mempermudah pengerjaan
instalasi tersebut. Alat yang digunakan dalam praktik kali ini antara lain
obeng (obeng plat, obeng bunga, dan obeng terminal) dan tang (tang
pemotong, tang kombinasi, tang kupas).

Gambar 2.27 Alat Pertukangan Listrik


BAB III
DESKRIPSI KERJA

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
Berikut daftar alat yang digunakan dalam praktik bengkel ini :
No Nama Jumlah Satuan Keterangan
1 Tang Kombinasi 1 Buah
2 Tang Potong 1 Buah
3 Tang Lancip 1 Buah Panjang
4 Tang Pengupas 1 Buah
5 Obeng Terminal 2 Buah -
6 Obeng Tes 1 Buah -
7 Obeng plat ( - ) 1 Buah
8 Obeng plus ( + ) 1 Buah

3.1.2 Bahan Instalasi Penerangan


Berikut daftar bahan yang digunakan pada pemasangan instalasi
penerangan pada praktik bengkel ini :
No Nama Jumlah Satuan Keterangan
1 Fuse 3 Buah
2 MCB 3 phasa 1 Buah
3 MCB 1 phasa 1 Buah
4 Busbar 1 Buah
5 Saklar Impuls 1 Buah
6 Saklar Tukar 2 Buah
7 Saklar Tunggal 1 Buah
8 Saklar Push Button 1 Buah
9 Kontaktor 1 Buah
10 Kotak Kontak 3 phasa 1 Buah
11 Kontak Kontak 1 phasa 2 Buah
12 Fitting Lampu 3 Buah
13 Armatur Lampu 3 Buah TL
14 Lampu pijar 3 Buah 5 Watt
15 Lampu TL 3 Buah 20 Watt
16 Ballast 3 Buah 20 Watt
17 Stater 3 Buah
18 Terminal Ring 2 Buah
19 Penutup Terminal 2 Buah
20 Pipa Union 12 Meter 5/8''
21 End Tebe pipa besi 8 Buah 5/8''
22 Kable NYA 1,5 mm2 3 Meter R,S,T dan N
23 Kabel NYAF 1,5 mm2 3 Meter R,S,T dan N
24 Terminal strip 10 Buah
25 Isolasi 1 Buah R,S,T dan N
26 Panel Kontrol 1 Buah

3.1.3 Bahan Instalasi Tenaga


Berikut daftar bahan yang digunakan pada pemasangan instalasi tenaga
pada praktik bengkel ini :
No Nama Jumlah Satuan Keterangan
1 Panel Tenaga 1 Buah
2 Terminal Line Up 30 Buah
3 Wiring Chanel 4 Buah
4 MCB 3 Phasa 6 Buah
5 Kontaktor 6 Buah
6 Time Relay 1 Buah On Delay
7 Thermal Over Load ( TOR ) 3 Buah
8 Saklar Tekan ( Push Button ) 7 Buah
9 Limit Switch 2 Buah
10 Terminal Strips 10 Buah
11 Isolasi 1 Buah
12 Kotak Kontak 3 phasa 1 Buah
13 Motor AC 3 Phasa 3 Buah
14 Lampu Simulasi 1 Buah
15 Lampu Tanda 5 Buah
16 Kabel NYMHY 15 Meter 3 x 2,5 mm2
17 Kabel NYM 4 Meter 4 x 4 mm2
18 Kabel NYMHY 8 Meter 5 x 1,5 mm2
19 Kabel NYAF 15 Meter 2,5 mm2
20 Kabel NYM 6 Meter 5 x 2,5 mm2
Manually
21 DOL 1 Buah
Operated
22 Kotak Terminal 2 Buah
23 Pipa Baja 6 Meter 16 mm2
24 Pipa Baja 2 Meter 29 mm2
25 Pipa PVC 2 Meter 29 mm2
26 Pipa PVC 2 Meter 16 mm2
27 Klem besi sadel 4 Buah 36 mm2
28 Klem besi sadel 10 Buah 29 mm2
29 Klem besi sadel 20 Buah 16 mm2

3.2 Langkah Kerja


Pada bagian ini akan dipaparkan mengenai langkah kerja dari Praktik Instalasi
Penerangan dan Instalasi Tenaga. Hal awal yang akan dikerjakan yaitu dengan
mengerjakan panel distribusi, pada panel distribusi kita melakukan penyaluran
tegangan yang masuk dari MCB 3 phasa ( MCB utama ). Percabangan dari MCB
3 phasa di masukkan ke terminal line up terlebih dahulu lalu kemudian masuk
menuju ke MCB 3 phasa lainnya yang nantinya akan dipergunakan untuk masuk
ke bagian penerangan sampai dengan tenaga. Setelah itu kita masuk ke instalasi
penerangan.
3.2.1 Instalasi Penerangan
Penerangan merupakan hal yang penting dalam suatu lapangan kerja
karena mempengaruhi kinerja dan hasil dari sebuah pekerjaan yang nanti
ditangani. Penentuan jenis penerangan yang akan dipasang dipengaruhi oleh
beberapa faktor mulai dari kondisi ruang yang akan dipasangi sampai
dengan kebutuhan / permintaan dari klien.
Namun pada praktik ini, kita dituntut untuk memasang instalasi sesuai
dengan gambar dan instruksi dari pembimbing. Dengan tujuan agar lebih
mahir melakukan instalasi dan melatih kita untuk bekerja sesuai dengan apa
yang diharapkan. Berikut ini langkah – langkah yang dilakukan dari proses
instalasi :
1. Hal yang pertama kali dilakukan yaitu mempersiapkan segala sesuatunya
yang berhubungan dengan proses instalasi , mulai dari mempersiapkan
alat, bahan sampai dengan gambar kerja yang jelas. Untuk alat dan
bahan, dilakukan proses pengecekan terlebih dahulu guna menghindari
trouble yang disebabkan alat nantinya.
2. Membaca dan memahami gambar kerja ( diagram lokasi sampai dengan
diagram pengawatan ) setelah itu menentukan tata letak komponen yang
akan digunakan sesuai dengan fungsi dan tujuannya masing - masing.
3. Setelah perencanaan kemudian masuk ke pelaksanaannya, dengan mulai
meneruskan sumber tegangan yang dari panel distribusi menuju ke panel
penerangan.
4. Kemudian dilakukan proses penarikan kabel pada dinding, sesuai dengan
perencanaan awal dan fungsi yang diinginkan. Kemudian dilanjutkan
dengan menghubungkannya dengan komponen – komponen, seperti
saklar mulai dari tunggal , tukar sampai dengan push button , fitting ,
Kotak Kontak baik yang 3 phasa maupun 1 phasa, dan Lampu , baik itu
pijar hingga TL.
5. Jika pada dinding telah selesai , kemudian dilanjutkan dengan
mengerjakan kontrol pada panel penerangan. Kontrol tersebut dikerjakan
sesuai dengan gambar kerja. Komponen yang terdapat pada panel
penerangan seperti Fuse, MCB 3 phasa, MCB 1 phasa, Kontaktor,
Terminal, Busbar dan Impuls. Jika telah selesai, lalu menghubungkan
kabel yang mewakili kerja dari komponen yang terpasang di dinding ke
kontrol.
6. Kemudian dilanjutkan dengan menghubungkan kontrol penerangan
dengan sumber tegangan yang berasal dari panel distribusi. Dan instalasi
penerangan telah siap diuji, namun sebelum diuji, dilakukan pengecekan
ulang untuk memastikan rangkaian telah sesuai dengan perencanaan dan
gambar.
7. Apabila telah diuji namun terjadi trouble, maka dilakukan proses
identifikasi untuk mengetahui trouble yang terjadi pada rangkaian. Jika
sumber masalah dari rangkaian telah diketahui kemudian dilakukan
langkah perbaikan.
8. Dalam proses instalasi, dilakukan proses penandaan yang jelas pada
rangkaian ( kabel , MCB, dan lain - lain ) untuk menghindari kesalahan
pasang dan memudahkan jika dilakukan perbaikan.
9. Selama proses instalasi dilakukan , tetap mengutamakan keselamatan
kerja agar terhindar dari kecelakaan kerja yang tidak diduga serta tetap
mengacu dengan PUIL 2000 agar menciptakan instalasi yang ideal.
Apabila instalasi penerangan telah berhasil dikerjakan kemudian masuk
ke proses pengerjaan instalasi tenaga.

3.2.2 Instalasi Tenaga


Pada praktik yang dilakukan, Instalasi Tenaga bertujuan untuk
menghidupkan motor. Ada banyak jenis rangkaian yang dikerjakan untuk
menghidupkan serta mengontrol motor. Rangkaian tersebut seperti bintang
segitiga, DOL ( Direct On Line ) dan Forward Reverse. Berikut langkah –
langkah yang dilakukan pada proses instalasi ini :
1. Hal awal yang dilakukan, kurang lebih sama seperti hal awal yang
dilakukan pada instalasi penerangan. Mempersiapkan alat, bahan, gambar
kerja sampai dengan melakukan perencanaan.
2. Setelah itu, dilanjutkan dengan mengerjakan rangkaiannya baik itu
dimulai dengan rangkaian DOL ( DOL daalam dan luar ), bintang –
segitiga, atau Forward Reverse.
3. Pada praktik ini, praktikan dituntut untuk bekerja secara berkelompok.
Jadi hal ini dapat dimanfaatkan untuk mengefisienkan waktu dan tenaga ,
maka pada pengerjaan rangkaian praktikan dapat membagi tugas pada
masing – masing anggota.
4. Untuk rangkaian yang memiliki diagram daya , maka diutamakan untuk
mengerjakan diagram dayanya terlebih dahulu lalu masuk ke kontrol.
5. Pada pengerjaan diagram daya atau kontrolnya, harus menyesuaikan
dengan standar. Baik itu penggunaan kabel yang sesuai sampai dengan
penyambungan kabel yang tepat.
6. Pada saat memasangan kabel ke komponen pastikan bahwa terpasang
dengan rapat agar terhindar dari trip. Selain itu, kabel yang bersilangan
diatur, agar memberi kesan rapi.
7. Memasang komponen dengan baik dan kuat, seperti TOR, Kontaktor,
DOL, Time Relay ( On Delay ) dan lain – lain. Dan memperhatikan
komponen dari hal – hal yang dapat mengganggu fungsi alat tersebut.
8. Pada saat mengerjakan rangkaian tetap harus teliti dan menyesuaikan
dengan gambar kerja. Serta tetap berkomunikasi dengan pembimbing jika
terdapat suatu masalah.
9. Jika seluruh rangkaian telah selesai dikerjakan , maka rangkaian tersebut
diberi tegangan yang berasal dari panel distribusi. Dan dilakukan kembali
pengecekan ulang sebelum diuji.
10. Pada pengujian instalasi tenaga, dilakukan secara bertahap. Mula – mula
dicek dengan menggunakan lampu simulasi dan jika telah pasti instalasi
sukses maka dapat dilanjutkan dengan menggunakan motor.
11. Dalam proses instalasi, dilakukan proses penandaan yang jelas pada
rangkaian (kabel , kontaktor, dan lain–lain) untuk menghindari kesalahan
pemasangan dan memudahkan jika dilakukan perbaikan.
12. Apabila telah diuji namun terjadi trouble, maka dilakukan proses
identifikasi untuk mengetahui trouble yang terjadi pada rangkaian. Jika
sumber masalah dari rangkaian telah diketahui kemudian dilakukan
langkah perbaikan.
13. Selama proses Instalasi dilakukan , tetap mengutamakan keselamatan
kerja agar terhindar dari kecelakaan kerja yang tidak diduga serta tetap
mengacu dengan PUIL 2000 agar menciptakan instalasi yang ideal.

3.3 Gambar Rangkaian


Berikut adalah daftar gambar yang digunakan selama praktik bengkel
berlangsung :
1. Diagram Listrik Instalasi Penerangan
2. Diagram Kontrol Instalasi Penerangan
3. Diagram Lokasi Instalasi Penerangan
4. Diagram Listrik Instalasi Tenaga
5. Diagram Kontrol Instalasi Tenaga (Panel Penerangan & Pengasutan Dol
luar-Dol dalam)
6. Diagram Kontrol Instalasi Tenaga (Pengasutan Star-Delta, Forward
Reverse)
7. Diagram Lokasi Instalasi Tenaga
8. Pelaksaan Pada Tempat Kerja
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisa Rangkaian


Berikut ini analisa rangkaian dari pemasangan instalasi yang dilakukan :
4.1.1 Instalasi Penerangan
Instalasi Penerangan memiliki 4 group yaitu :
1. Group I
Pada group ini terdapat sebuah sekering ( F2 ) sebagai pengaman yang
berfungsi melayani sebuah kotak kontak 3 phasa untuk Cooker. Jadi
MCB 3 phasa untuk penerangan pada panel utama melayani fuse yang
terdapat pada panel penerangan dan setelah masuk dari fuse kemudian
berlanjut menuju cooker. Pada bagian ini memang ditujukan untuk
Cooker.
2. Group II
Pada group ke – 2 untuk bagian Penerangan Dapur Bengkel WC. Di
group ini terdapat MCB 1 phasa ( F3 ) sebagai pengaman yang berfungsi
melayani Penerangan Dapur Gedung WC dimana terdapat sebuah lampu
pijar yang dikontrol dengan 2 buah saklar tukar A1 dan A2. Jadi Saklar
A1 dan A2 dihubungkan dengan sedemikian rupa sehingga lampu
mampu dikontrol pada tempat yang berbeda. Selain itu terdapat pula
Kotak Kontak baik yang dikontrol dengan saklar tunggal atau pun
langsung.
3. Group III
Sedangkan pada group ini meliputi MCB 3 phasa ( F4 ) sebagai
pengaman yang berfungsi melayani Penerangan Bengkel yang memiliki
2 buah lampu pijar dan 3 buah Lampu TL ( Turbular Lamp ) yang
dioperasikan dengan menggunakan impuls yang mengontrol kerja
kontaktor. Impuls dikontrol dengan 2 buah Saklar Tekan ( Push Button).
Jadi push button terhubung dengan saklar impuls kemudian output dari
impuls masuk ke koil kontaktor. Jadi ketika saklar ditekan menyebabkan
impuls bekerja kemudian output dari impuls menuju ke koil dari
kontaktor sehingga membuat kontaktor bekerja. Dan kontaktor
menyalurkan tegangan menuju ke lampu pijar maupun lampu TL. Group
ini merupakan Penerangan Bengkel.
4.1.2 Instalasi Tenaga
Pada Instalasi Tenaga , ada 3 group pada bagian ini , yaitu :
1. Dol Luar
Pada rangkaian ini terdiri dari sebuah saklar satu kutub 3 fasa yang
berfungsi melayani sebuah motor induksi 3 fasa pada bengkel.
2. Dol Dalam
Pada rangkaian ini terdiri dari 2 buah push button yaitu S7 NC dan S8
NO disertai dengan 2 buah lampu indikator (H8 dan H9) yang terhubung
dengan kontaktor yang dikopel dengan TOR dari panel distribusi untuk
melayani cooker.
Prinsip kerja rangkaian ini adalah ketika saklar S8 ditekan motor dapat
dioperasikan dari cooker dan lampu indikator H8 menyala. Apabila
terjadi gangguan pada rangkaian maka lampu indikator H9 menyala dan
lampu H8 padam.
3. Starting Motor Δ / Y
Pada rangkaian ini terdapat 3 buah kontaktor yang dihubungkan
dengan 2 buah push button yang berfungsi untuk mengaktifkan ( NO )
dan menghentikan ( NC ) motor. Sedangkan 3 buah kontaktor tersebut
yaitu Kontaktor Motor ( KM ) untuk On Delay Relay ( KM Utama ) ,
KM untuk Δ dan KM untuk Y. Selain itu terdapat pula TOR yang
terkopel pada KM Δ dengan KM Y.
Proses starting dimulai dengan aktifnya KM Utama ( U1, V1 dan W1
) kemudian diikuti dengan aktinya KM Y ( U2, V2 dan W2 ) dan ketika
timer berjalan sampai batas waktu yang ditentukan maka KM Y akan
berhenti dan beralih ke KM Δ yang telah aktif.
Jadi ketika motor pada saat hubungan Y maka jumlah tegangan pada
tiap kumparan sebesar 220 Volt dan ketika beralih ke hubungan Δ maka
jumlah tegangan pada tiap kumparan sebesar 380. Tujuan dari rangkaian
ini yaitu untuk menghindarkan motor dari starting awal yang berat.
4. Membalik Putaran Motor 3 fasa (Forward Reverse)
Pada rangkaian ini terdapat 2 buah Kontaktor serta dilengkapi dengan
1 TOR pada salah satu Kontaktor Motor ( KM ) serta 3 buah Push
Button. Push button tersebut terdiri dari 2 buah NO dan 1 buah NC. NO
untuk arah motor ( kanan dan kiri ) dan NC untuk menonaktifkan
motor. Selain proses kontrol dilakukan pada Push Button , KM juga
dapat dikontrol pada Saklar Limit Switch.
Ketika motor bekerja pada arah tertentu kemudian ingin diubah pada
arah sebaliknya. Maka motor terlebih dahulu dimatikan kemudian tunggu
sampai motor berhenti. Lalu arah motor baru bisa diubah pada arah yang
sebaliknya.

4.2 Troubleshooting
Tujuan dari troubleshooting adalah untuk melatih mahasiswa dalam mengatasi
permasalahan yang terjadi pada rangkaian. Berikut ini beberapa troubleshooting
yang didapatkan pada rangkaian :
1. Kabel netral pada terminal longgar sehingga peralatan listrik tidak dapat
berfungsi. Solusinya adalah dengan mengeratkan kembali kabel netral yang
longgar.
2. Puntiran kabel pada kontak sambung kurang baik, sehingga kerap terjadi
induksi pada rangkaian. Solusinya dengan memperbaiki puntiran kabel agar
tidak saling berdekatan
3. Kabel fasa dan netral lampu A longgar sehingga lampu tidak menyala.
Solusinya tinggal mengeratkan kembali kedua kabel tersebut.
4. Trouble terjadi pada bagian instalasi tenaga tepatnya pada DOL luar. Pada
saat pengujian rangkaian kontrol ketika belum dihubungkan dengan motor
terjadi short antara kabel fasa. Langkah perbaikannya adalah memisah
kedua kabel fasa tersebut.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan praktik Instalasi Penerangan dan Tenaga , maka praktikan
dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Untuk melakukan instalasi dengan baik, praktikum harus meperhatikan
instruksi dan mengikuti langkah-langkah pada jobsheet dengan benar.
2. Praktikan mampu memahami fungsi masing-masing komponen serta
mengetahui cara kerja dari setiap komponen dengan rangkaian kerja.
3. Praktikan mampu menggunakan alat-alat yang ada di bengkel sesuai dengan
kegunaannya masing-masing.
4. Praktikan mampu memilih jenis komponen untuk setiap rangkaian instalasi
listrik yang berbeda-beda.
.
5.2 Kritik dan Saran
Setelah melakukan praktik instalasi tenaga dan penerangan, maka praktikan
ingin menyampaikan beberapa hal yang kiranya dapat menjadi perhatian oleh
teknisi, pembimbing maupun teman-temen praktikan:
1. Diharapkan kiranya alat dan bahan yang digunakan dicek terlebih dahulu
agar diketahui alat atau bahan mana yang mengalami kerusakan. Hal ini
bertujuan untuk memperkecil kemungkinan terjadinya trouble yang
disebabkan oleh alat atau bahan yang dipakai.
2. Para pembimbing diharapkan selalu berada pada tempat praktik untuk
melakukan pengawasan selama proses praktikum berlangsung.
3. Diharapkan kepada teman-teman praktikan untuk lebih disiplin selama
bengkel berlangsung dengan tidak saling meminjam peralatan hingga
bengkel berakhir serta tidak ribut selama praktik bengkel berlangsung.

Anda mungkin juga menyukai