PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Setelah melakukan praktik Instalasi Penerangan dan Tenaga ini maka
mahasiswa diharapkan mampu:
1. Melaksanakan pengawatan internal serta penyambungan peralatan beserta
terminalnya.
2. Melaksanakan instalasi dan pengawatan sebuah pengasutan motol-motor
listrik
3. Membuat instalasi industri pengganti (simulator)
4. Melaksanakan pengujian pada instalasi dan alat pemakai
5. Mengetahui cara pemasangan instalasi tenaga dan penerengan insdustri
dengan baik dan benar berpedoman pada peraturan umum instalasi listrik
(PUIL)
6. Memperbaiki kesalahan (trouble shooting) instalasi tenaga dan penerangan
industri
7. Mengetahui fungsi fungsi dan prinsip kerja setiap komponen listrik
1.3 Manfaat
Diharapkan setelah melakukan praktik bengkel, mahasiswa memperoleh
manfaat antara lain :
1. Kemampuan melakukan instalasi listrik dengan baik , benar dan sesuai
standar.
2. Pemahaman proses kerja dan fungsi , baik itu komponen sampai dengan
rangkaian kerja.
3. Peningkatan kemampuan dan pengetahuan dalam menggunakan alat dan
bahan instalasi listrik sesuai dengan fungsi dan kegunaannya.
4. Peningkatan kemampuan dan keterampilan mahasiswa dalam pemilihan
komponen yang tepat untuk suatu rancangan listrik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 2.1 Simbol Panel Distribusi, Panel Daya/Utama dan Panel Penerangan
1 3 5 13 21 33
2 4 6 14 22 34
2.4 Pengaman
Rating pengaman yang dipakai menurut PUIL harus sama dengan atau lebih
besar dari arus nominal beban (I Pengaman > I nominal).
Pengaman yang digunakan dalam instalasi listik adalah pemutus rangkaian
(MCB) untuk pengaman tiap kelompok beban dan pemutus rangkain pusat
(MCCB) untuk pengaman seluruh kelompok beban.
Besarnya rating arus MCB maupun MCB diperhitungkan arus beban yang
dipikul atau dipasang di dalam instalasi agar memenuhi syarat keamanan.
Pengaman yang digunakan dalam praktik adalah sebagai berikut:
2.4.1 MCB (Miniature Cirkuit Breaker)
MCB merupakan suatu alat perangkat sistem proteksi yang digunakan
untuk memutuskan rangkaian yang mengalami gangguan hubung singkat
atau arus lebih. MCB bekerja secara otomatis untuk memutuskan rangkaian
apabila ada gangguan tersebut.
Prinsip kerja dari MCB ini adalah jika arus atau tegangan yang melewati
bimetal yaitu campuran dua logam yang berbeda koefisien muainya terlalu
besar, maka MCB pada bimetal tersebut akan menjadi panas yang
selanjutnya akan melengkung dan akan memutusk rangkaian. Jika
temperatur dimana bimetal itu belum turun, maka rangkaian akan tetap
terputus atau terbuka, walaupun MCB dinaikkan.
Untuk memasang MCB pada suatu rangkaian atau peralatan arus lebih,
yang pertama harus diperhitungkan adalah bahwa apabila ada gangguan
maka MCB harus yang lebih dahulu berfungsi.
2.4.2 Fuse/Sekering
Fuse biasa juga disebut sekering adalah komponen yang berfungsi
sebagai pengaman dalam perangkat listrik. Fuse pada dasarnya terdiri dari
sebuah kawat halus pendek yang akan meleleh dan terputus jika dialiri oleh
arus listrik yang berlebihan ataupun terjadinya hubungan arus pendek (short
circuit) dalam sebuah peralatan, sehingga tidak merusak komponen-
komponen yang terdapat dalam rangkaian yang bersangkutan. Selain itu
fuse juga mempunyai tugas/kegunaan (tambahan), yaitu sebagai pemilih
tegangan jala-jala.
Gambar 2.11 Bentuk dan Simbol Fuse/Sekering
2.4.3 TOR (Thermal Overload Relay)
Pengaman ini menggunakan sistem bimetal sesuai dengan arus yang
mengalir, semakin tinggi kenaikan temperatur yang meyebabkan terjadinya
pembengkokan, maka pada saat tertentu akan menyebabkan pemutusan
motor akan berhenti.
Jenis pemutusan bimetal yang dapat ditemui ialah yang satu phasa dan
tiga phasa. Tiap-tiap phasa terdiri atas bimetal yang terpisah, tetapi saling
berhubungan yang berguna untuk memutuskan hubungan/semua phasa
apabila terjadi kelebihan beban atau salah satu phasa yang dihubungkan
langsung yang digunakan untuk pengaman beban lebih pada motor yang
berdaya kecil. Sedangkan untuk motor yang berdaya besar, arus tidak
dialirkan melalui bimetal langsung tetapi melalui kumparan panas
(resistance wire). Apabila resistance wire dilewati arus lebih besar dari
nominalnya, maka bimetal bagian bawah akan melengkung ke kiri dan
kontaknya akan lepas. Selama bimetal itu masih panas, maka bagian bawah
tetap terbawa ke kiri, sehingga kontaknya belum dapat
kembali/dikembalikan walaupun saklarnya ditekan.
Apabila bimetal sudah dingin, barulah akan kembali lurus dan
kontaknya baru dapat dihubungkan dengan menekan saklarnya. Setting
knop digunakan untuk mengatur batas arus nominalnya akan mengalir.
Dengan mengatur setting knop ini, kedudukan lengan kontak dapat diatur
sehingga melepaskan kontaknya diperlukan daya yang berbeda-beda. daya
ini didapat dari panas yang ditimbulkan bimetal.
Pemakaian TOR adalah untuk mengamankan motor dari beban lebih
antara lain:
1. Terlalu besarnya beban mekanik dari motor,
2. Arus starting yang terlalu besar atau motor berhenti secara mendadak,
3. Terjadi hubung singkat, dan
4. Terbukanya salah satu fasa dari motor tiga fasa.
97 95
98 96
2.5 Kabel/Penghantar
Penghantar (Conductor) ialah bahan yang dapat dipakai untuk mengalirkan
arus listrik. Dalam teknik listrik bahan yang digunakan dari jenis logam dengan
bentuk dan nama khusus, sehingga dalam pemakaiannya mudah dibedakan.
Adapun jenis kabel yang digunakan pada praktik ini yaitu sebagai berikut :
2.5.1 Kabel NYA
Jenis kabel ini biasanya digunakan untuk instalasi rumah dan sistem
tenaga. Dalam instalasi rumah digunakan ukuran 1,5 mm2 dan 2,5 mm2.
Berinti tunggal, berlapis bahan isolasi PVC, dan seringnya untuk instalasi
kabel udara. Kode warna isolasi ada warna merah, kuning, biru dan hitam
2.6 Lampu
Lampu memiliki defnisi sebagi alat penerangan dan pelita menurut kamus
bahasa indonesia. Ada beberapa jenis lampu yang dipergunakan dalam Praktik
bengkel ini yaitu :
2.6.1 Lampu pijar
Lampu Pijar adalah sumber cahaya buatan yang dihasilkan melalui
penyaluran arus listrik melalui filament yang kemudian memanas dan
menghasilkan cahaya. Kaca yang menyelubungi filament panas tersebut
menghalangi udara untuk berhubungan dengannya sehingga filament tidak
akan langsung rusak akibat teroksidasi.
Belitan stator yang dihubungkan dengan satu sumber tegangan tiga fasa akan
menghasilkan medan magnet yang berputar dengan kecepatan sinkron. Medan
putar pada stator tersebut akan memotong konduktor-konduktor pada rotor,
sehingga terinduksi arus, dan sesuai dengan hukum lentz, rotor pun akan turut
berputar mengikuti medan putar stator. Perbedaan putar relatif antara stator dan
rotor disebut slip. Bertambahnya beban akan memperbesar kopel motor, yang
oleh karenanya akan memperbesar pula arus induksi pada rotor, sehingga slip
antara medan putar stator dan putaran rotor pun akan bertambah besar. Jadi,
bila beban motor bertambah, putaran rotor cendrung menurun. Dikenai dua tipe
motor induksi yaitu motor induksi dengan rotor belitan dan motor Induksi dengan
rotor sangkar. Adapun persamaannya sebagai berikut :
Ns = 120 f/p (rpm)
Ket :
Ns = kecepatan putar dari medan putar stator dalam rpm
f = frekuensi arus dan tegangan stator (Hz)
p = banyaknya kutub
Garis-garis gaya fluks dari stator tersebut yang berputar akan memotong
penghantar-penghantar rotor sehingga padapenghantar tersebut timbul GGL
induksi. Berhubung kumparan rotor merupakan rangkaian tertutup maka pada
kumparan tersebut mengalir arus. Arus yang mengalir pada penghantar rotor yang
berada dalam medan magnet berputar dari stator, maka penghantar rotor tersebut
timbul gaya-gaya yang berpasangan dan berlawanan arah, gaya tersebut
menimbulkan torsi yang cenderung memutar rotornya, dimana rotor akan berputar
mengikuti kecepatan putar medan putar stator.
4.2 Troubleshooting
Tujuan dari troubleshooting adalah untuk melatih mahasiswa dalam mengatasi
permasalahan yang terjadi pada rangkaian. Berikut ini beberapa troubleshooting
yang didapatkan pada rangkaian :
1. Kabel netral pada terminal longgar sehingga peralatan listrik tidak dapat
berfungsi. Solusinya adalah dengan mengeratkan kembali kabel netral yang
longgar.
2. Puntiran kabel pada kontak sambung kurang baik, sehingga kerap terjadi
induksi pada rangkaian. Solusinya dengan memperbaiki puntiran kabel agar
tidak saling berdekatan
3. Kabel fasa dan netral lampu A longgar sehingga lampu tidak menyala.
Solusinya tinggal mengeratkan kembali kedua kabel tersebut.
4. Trouble terjadi pada bagian instalasi tenaga tepatnya pada DOL luar. Pada
saat pengujian rangkaian kontrol ketika belum dihubungkan dengan motor
terjadi short antara kabel fasa. Langkah perbaikannya adalah memisah
kedua kabel fasa tersebut.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan praktik Instalasi Penerangan dan Tenaga , maka praktikan
dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Untuk melakukan instalasi dengan baik, praktikum harus meperhatikan
instruksi dan mengikuti langkah-langkah pada jobsheet dengan benar.
2. Praktikan mampu memahami fungsi masing-masing komponen serta
mengetahui cara kerja dari setiap komponen dengan rangkaian kerja.
3. Praktikan mampu menggunakan alat-alat yang ada di bengkel sesuai dengan
kegunaannya masing-masing.
4. Praktikan mampu memilih jenis komponen untuk setiap rangkaian instalasi
listrik yang berbeda-beda.
.
5.2 Kritik dan Saran
Setelah melakukan praktik instalasi tenaga dan penerangan, maka praktikan
ingin menyampaikan beberapa hal yang kiranya dapat menjadi perhatian oleh
teknisi, pembimbing maupun teman-temen praktikan:
1. Diharapkan kiranya alat dan bahan yang digunakan dicek terlebih dahulu
agar diketahui alat atau bahan mana yang mengalami kerusakan. Hal ini
bertujuan untuk memperkecil kemungkinan terjadinya trouble yang
disebabkan oleh alat atau bahan yang dipakai.
2. Para pembimbing diharapkan selalu berada pada tempat praktik untuk
melakukan pengawasan selama proses praktikum berlangsung.
3. Diharapkan kepada teman-teman praktikan untuk lebih disiplin selama
bengkel berlangsung dengan tidak saling meminjam peralatan hingga
bengkel berakhir serta tidak ribut selama praktik bengkel berlangsung.