Anda di halaman 1dari 4

Kata dasar merupakan satuan bahasa terkecil yang memiliki makna, kata tersebut

belum mengalami penambahan atau perubahan bentuk yang mengakibatkan


perubahan makna. Dengan pengertian lain bahawa kata dasar ialah kata yang belum
di beri imbuhan dan kata yang menjadi dasar awal pembentukan kata yang lebih
besar.

Kata dasar ialah kata yang paling sederhana yang belum memiliki imbuhan, juga
dapat dikelompokkan sebagai bentuk asal “tunggal” dan bentuk dasar “kompleks”.

Fungsi kata dasar sendiri ialah sebagai penunjang pemaknaan dan kegunaan dari
imbuhan termasuk fungsi gramatikal. Kata dasar makan termasuk golongan kata
kerja, setelah mendapat afiks -an menjadi makanan, kata tersebut golongan kata
benda.

Jelas bawah disini fungsi kata dasar sendiri ialah penunjang pembentukan fungsi dari
afiks -an yaitu sebagai pembentuk kata benda.

https://www.dosenpendidikan.com/kata-dasar-pengertian-fungsi-contoh/, hisam sam. 2018. Kata


dasar.

Kata turunan atau disebut dengan kata berimbuhan adalah kata – kata yang telah beruba bentuk
dan makna. Perubahan ini dikarenakan kata – kata tersebut telah diberi imbuhan yang berupa
awalan (afiks), akhiran (sufiks), sisipan (infiks), dan awalan – akhiran (konfiks). Contohnya
adalah menanam, berlari, tertinggal, dan lain – lain.

Imbuhan – imbuhan tersebut memberikan perubahan makna pada kata dasarnya.,

Pengertian dan Contoh Kata Dasar, Turunan, Majemuk, dan Kata Ulang
https://www.kelasindonesia.com/2015/05/pengertian-dan-contoh-kata-dasar-turunan-majemuk-
dan-kata-ulang.html?m=1, tim kelas indonesia.

Kata-kata yang mengalami prosese pengulangan atau reduplikasi disebut juga dengan kata ulang.
Proses pengulangan yang terjadi pun bermacam-macam, misalnya pengulangaan kata secara
utuh, pengulangan bunyi kata, penguangan sebagian kata, pengulangan kata semu dan
pengulangan kata berimbuhan.

Kata ulang pun dapat dikelompokan berdasarkan bentuk dan fungsi atau makna perulangan.
Berikut ini adalah jenis-jenis kata ulang.

Kata Ulang Berdasarkan Bentuk

1. Dwipurwa (kata ulang sebagian)

Kata ulang sebagian adalah proses pengulangan yang terjadi pada sebagian kata biasanya terjadi
pada bagian awal kata.

Contoh:

Tetangga, Tetua, Lelaki, Sesaji, Leluhur, Dedaunan, Pepohonan, Rerumputan, Bebatuan,


Tetangga, Leluasa, Pegunungan

Contoh kalimat:

Tetua adat menyuruh semua orang untuk menjaga pepohonan di dalam hutan.
Rerumputan di pegunungan itu mati karena kemarau panjang yang terjadi.

2. Dwilingga (Kata ulang utuh atau penuh)

Reduplikasi pada kata ulang utuh ini terjadi pada semua atau keseluruhan kata.

Contoh:

Anak-anak, Ibu-ibu, bapak-bapak, rumah-rumah, macam-macam, tinggi-tinggi, kata-kata, sama-


sama, dan lain-lain.

Contoh kalimat:

Anak-anak bermain dengan riang gembira bersama orang tuanya.


Pepohonan yang ada di hutan itu tinggi-tinggi dan besar-besar semua.

3. Kata ulang berubah bunyi

Reduplikasi bentuk ini terjadi pengulangan bunyi pada unsur pertama maupun unsur kedua dalam
kalimat.

Contoh:

Gerak-gerik, sayur-mayur, warna-warni, teka-teki, sayur-mayur, utak-atik, serba-serbi, gotong-


royong, lauk-pauk, dan lain-lain.

Contoh kalimat:

Gerak-gerik pria misterius itu harus diwaspadai.


Makanlah makanan sehat seperti sayur-mayur dan lauk-pauk.

4. Kata ulang berimbuhan

Pengulangan kata ulang berimbuhan terjadi dengan menambahkan imbuhan pada unsur kata
pertama atau unsur kata kedua.

Contoh:

Tarik-menarik, bermain-main, bersenang-senang, melihat-lihat, berandai-andai, bersiap-siap,


rumah-rumahan, batu-batuan, bermaaf-maafan, tukar-menukar, sapa-menyapa, pukul-memukul,
dan lain-lain.

Contoh kalimat:

Setelah terjadi tarik-menarik kedua kelompok remaja itu bermaaf-maafan.


Budi melihat-lihat rumah-rumahan yang terbuat dari lilin.

5. Kata ulang semu


Reduplikasi pada kata ulang semu terjadi pada kata dasar yang sebenarnya bukan hasil
reduplikasi itu sendiri. Perbedaan dengan kata ulang utuh adalah kata yang direduplikasi tidak
akan memiliki makna jika dipisah.

Contoh: Laba-laba, kura-kura, undur-undur, orong-orong, empek-empek, kupu-kupu, ubur-ubur,


pura-pura, cumi-cumi, ubun-ubun, dan lain-lain.

Contoh:

Budi sangat takut akan laba-laba, dan kura-kura.


Kupu-kupu terbang dengan sangat cantik.

Advertisement

Kata Ulang Berdasarkan Fungsi atau Makna

1. Kata ulang bermakna mirip atau agak

Contoh: Kekanak-kanakan, kemerah-merahan, kebapak-bapakan, kekeluargaan, kuda-kudaan,


mobil-mobilan, dan lain-lain.

Contoh kalimat:

Mobil-mobilan yang diberikan oleh ayah berwarna kemerah-merahan.


Dia bertingkah laku kekanak-kanakan bukannya kebapak-bapakan.

2. Kata ulang bermakna jamak

Contoh: Ibu-ibu, bapak-bapak, buku-buku, rumah-rumah, motor-motor, hewan-hewan, barang-


barang, murid-murid, dokter-dokter, sapi-sapi, dan lain-lain.

Contoh kalimat:

Murid-murid harus mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru-guru mereka.


Motor-motor yang terparkir di lapangan itu kebanyakan milik bapak-bapak daripada ibu-ibu.

3. Kata ulang bermakna macam-macam

Contoh: Sayur-mayur, pepohonan, buah-buahan, tumbuhan-tumbuhan, batu-batuan, dan lain-lain.

Contoh kalimat:

Ibu membeli sayur mayor di pasar minggu setiap hari.


Di taman itu banyak terdapat tumbuhan-tumbuhan yang cantik dan harum.

4. Kata ulang bermakna saling.

Contoh: bermaaf-maafan, bersalam-salaman, pukul-memukul, pandang-memandang, lihat-


melihat, tembak-menembak, tikam-menikam, tuduh-menuduh, dan lain-lain.

Contoh kalimat:

Perampok dan polisi itu tembak-menembak di depan Bank kemarin sore.


Kedua pasangan itu pandang-memandang selama berjam-jam tanpa bicara sepatah kata pun.

5. Kata ulang bermakna intensitas

Contoh: Kuat-kuat, mondar-mandir, jalan-jalan, makan-makan, bolak-balik, berjam-jam, dan lain-


lain.

Contoh kalimat:

Andi memegang tangan ayahnya kuat-kuat ketika menyebrang jalan.


Aku melihat orang itu mondar-mandir di depanku sejak dari tadi.

6. Kata ulang bermakna kolektif atau bilangan

Contoh: Satu-satu, dua-dua, tiga-tiga, empat-empat, dan seterusnya.

Contoh kalimat:

Ibu membagikan permen kepada anak jalanan itu satu-satu.


Pembagian keuntungan itu dibagi secara adil yaitu lima puluh-lima puluh.

7. Kata ulang bermakna keadaan atau situasi

Contoh: Hidup-hidup, mentah-mentah, merah-merah, panjang-panjang, dan lain-lain.

Contoh kalimat:

Presiden memerintahkan untuk menangkap pelaku terorisme itu hidup-hidup.


Buah rambutan itu merah-merah dan pasti rasanya manis.

8. Kata ulang bermakna tindakan yang dilakukan berkali-kali

Contoh: Sering-sering, berkali-kali, terus-menerus, dan lain-lain.

Contoh kalimat:

Budi memukul kucing itu berkali-kali hingga tak bisa berdiri.


Andi mengejeknya terus-menerus tanpa henti.

9. Kata ulang bermakna kegiatan

Contoh: Masak-memasak, jahit-menjahit, tukar-menukar, dan lain-lain.

Contoh kalimat:

Ibu-ibu PKK mengadakan lomba masak-memasak untuk memperingati hari kemerdekaan.


Sebelum ada uang orang-orang mengadakan tukar menukar barang untuk memenuhi kebutuhan
hidup

https://www.kelasindonesia.com/2015/04/pengertian-dan-contoh-kata-ulang-lengkap.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai