PENDAHULUAN
Masalah gizi merupakan masalah yang ada di tiap-tiap negara, baik negara miskin, negara
berkembang dan negara maju. Negara miskin cenderung dengan masalah gizi kurang,
hubungan dengan penyakit infeksi dan negara maju cenderung dengan masalah gizi lebih
(Soekirman, 2000).
Saat ini di dalam era globalisasi dimana terjadi perubahan gaya hidup dan pola makan,
Indonesia menghadapi permasalahan gizi ganda. Di satu pihak masalah gizi kurang yang
baiknya kualitas lingkungan, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi. Selain itu
masalah gizi lebih yang disebabkan oleh kemajuan ekonomi pada lapisan masyarakat
sumber daya manusia yang sehat, cerdas, dan produktif. Upaya peningkatan sumber daya
manusia yang berkualitas dimulai dengan cara penanganan pertumbuhan anak sebagai
bagian dari keluarga dengan asupan gizi dan perawatan yang baik. Dengan lingkungan
keluarga yang sehat, maka hadirnya infeksi menular ataupun penyakit masyarakat lainnya
ketahanan pangan keluarga, pola asuh terhadap anak dan pelayanan kesehatan primer
1
1. Apa pengertian dari gizi buruk?
BAB II
2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Gizi buruk adalah bentuk terparah (akut), merupakan keadaan kurang gizi tingkat berat
yang disebabkan oleh rendahnya tingkat konsumsi energi, protein serta makanan sehari-
hari dan terjadi dalam waktu yang cukup lama. Itu ditandai dengan status gizi sangat
1. Dengan cara menimbang berat badan secara teratur setiap bulan. Bila perbandingan
berat badan dengan umurnya dibawah 60% standar WHO-NCHS, maka dapat dikatakan
2. Dengan mengukur tinggi badan dan Lingkar Lengan Atas (LILA) bila tidak sesuai
dengan standar anak yang normal waspadai akan terjadi gizi buruk.
Banyak faktor yang yang mengakibatkan terjadinya kasus gizi buruk. Penyebab gizi
buruk terdiri dari penyebab langsung dan tidak langsung. Penyebab langsung
Hal ini disebabkan terbatasnya jumlah makanan yang dikonsumsi atau makanannya tidak
memenuhi unsur gizi yang dibutuhkan karena alasan sosial dan ekonomi yaitu
kemiskinan. Bayi dan balita tidak mendapat makanan yang bergizi, dalam hal ini
makanan alamiah terbaik bagi bayi yaitu air susu ibu, dan sesudah usia enam bulan anak
3
tidak mendapat makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang tepat, baik jumlah dan
kualitasnya. MP-ASI yang baik tidak hanya cukup mengandung energi dan protein, tetapi
juga mengandung zat besi, vitamin A, asam folat, vitamin B, serta vitamin dan mineral
lainnya. MP-ASI yang tepat dan baik dapat disiapkan sendiri di rumah. Pada keluarga
dengan tingkat pendidikan dan pengetahuan yang rendah sering kali anaknya harus puas
dengan makanan seadanya yang tidak memenuhi kebutuhan gizi balita karena
ketidaktahuan.
Hal ini disebabkan oleh rusaknya beberapa fungsi organ tubuh sehingga tidak bisa
menyerap zat-zat makanan secara baik. Terjadinya kejadian infeksi penyakit ternyata
mempunyai hubungan timbal balik dengan gizi buruk. Anak yang menderita gizi buruk
akan mengalami penurunan daya tahan sehingga anak rentan terhadap penyakit infeksi.
Disisi lain anak yang menderita sakit infeksi akan cenderung menderita gizi buruk
cakupan pelayanan kesehatan dasar terutama imunisasi, penanganan diare, tindakan cepat
pada balita yang tidak naik berat badan, pendidikan, penyuluhan kesehatan dan gizi,
menular akhir-akhir ini seperti demam berdarah, diare, polio, malaria, dan sebagainya
kesehatan yang ada di daerah. Berbagai penelitian membuktikan lebih dari separuh
kematian bayi dan balita disebabkan oleh keadaan gizi yang jelek. Resiko meninggal dari
anak yang bergizi buruk 13 kali lebih besar dibandingkan anak yang normal. WHO
4
memperkirakan bahwa 54% penyebab kematian bayi dan balita didasari oleh keaadaan
Ada berbagai penyebab tidak langsung yang menyebabkan gizi kurang diantaranya yaitu:
Setiap keluarga diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota
keluarganya dalam jumlah yang cukup baik jumlah maupun mutu gizinya. Namun
Setiap keluarga dan mayarakat diharapkan dapat menyediakan waktu, perhatian, dan
dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh kembang dengan baik baik fisik, mental dan
sosial. Di masa modern ini pengasuhan anak kadang kita serahkan kepada pembantu yang
Sistim pelayanan kesehatan yang ada diharapkan dapat menjamin penyediaan air bersih
dan sarana pelayanan kesehatan dasar yang terjangkau oleh setiap keluarga yang
membutuhkan. Berbagai kesulitan air bersih dan akses sarana pelayanan kesehatan
menyebabkan kurangnya jaminan bagi keluarga. Ketiga faktor tidak langsung tersebut
tingkat ketahanan pangan keluarga, semaikin baik pola pengasuhan anak, dan semakin
Berbagai faktor langsung dan tidak langsung di atas, berkaitan dengan pokok masalah
5
2.3 Tipe Gizi Buruk
Menurut situs Dinas Kesehatan Pemda Ibukota Jakarta,keadaan gizi buruk ini secara
1. Kwashiorkor
Kwashiorkor adalah suatu keadaan di mana tubuh kekurangan protein dalam jumlah
besar. Selain itu, penderita juga mengalami kekurangan kalori. Kasus ini sering dijumpai
di daerah miskin, persediaan makanan yang terbatas, dan tingkat pendidikan yang rendah.
Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Asia Selatan. Di negara maju seperti Amerika
Serikat kwashiorkor merupakan kasus yang langka. Berdasarkan SUSENAS (2002), 26%
balita di Indonesia menderita gizi kurang dan 8% balita menderita gizi buruk. Kasus-
kasus kwashiorkor yang tidak dilakukan penanganan atau penanganannya yang terlambat,
inadekuatnya intake protein yang berlansung kronis. Faktor yang dapat menyebabkan hal
a. Pola makan
Protein adalah zat yang sangat dibutuhkan anak untuk tumbuh dan berkembang.
Meskipun intake makanan mengandung kalori yang cukup, tidak semua makanan
mengandung protein/asam amino yang memadai. Bayi yang masih menyusui umumnya
mendapatkan protein dari ASI yang diberikan ibunya, namun bagi yang tidak
memperoleh ASI protein dari sumber-sumber lain (susu, telur, keju, tahu dan lain-lain)
6
berperan penting terhadap terjadinya kwashiorkhor, terutama pada masa peralihan ASI ke
b. Faktor sosial
Hidup di negara dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, keadaan sosial dan
politik tidak stabil, ataupun adanya pantangan untuk menggunakan makanan tertentu dan
kwashiorkor.
c. Faktor ekonomi
berakibat pada keseimbangan nutrisi anak tidak terpenuhi, saat dimana ibunya pun tidak
Telah lama diketahui bahwa adanya interaksi sinergis antara MEP dan infeksi. Infeksi
derajat apapun dapat memperburuk keadaan gizi. Dan sebaliknya MEP, walaupun dalam
Tanda dan gejala klinis yang timbul pada kwashiorkor antara lain:
a. Rambut tipis berwarna merah seperti rambut jagung dan mudah dicabut tanpa
b. Edema pada seluruh tubuh terutama pada punggung kaki dan bila ditekan akan
meninggalkan bekas.
c. Kelainan kulit (dermatosis) seperti timbulnya ruam berwarna merah muda yang
7
e. Pandangan mata sayu.
f. Pembesaran hati.
i. Otot mengecil (hipotrofi) dan menyebabkan lengan atas kurus sehingga ukuran
Dari sekian banyak gejala klinis, ada beberapa gejala klinis tersebut yang khas pada
penderita kwashiorkor. Tanpa gejala klinis yang khas ini, penegakkan diagnosis
kwashiorkor tidak dapat ditegakkan. Gejala yang khas tersebut adalah edema, rambut
yang tidak hitam, mudah rontok, jarang dan tipis, perut buncit karena hepatomegali, dan
2. Marasmus
Marasmus adalah bentuk malnutrisi kalori protein yang terutama akibat kekurangan
kalori yang berat dan kronis terutama terjadi selama tahun pertama kehidupan dan
mengurusnya lemak bawah kulit dan otot (Dorland, 1998:649). Yang mencolok pada
keadaan nutritional marasmus ialah pertumbuhan yang berkurang atau terhenti disertai
penyakit ginjal menahun dan juga gangguan pada saraf pusat (Dr. Solihin, 1990:116).
8
4. Badan nampak sangat kurus seolah-olah tulang hanya terbungkus kulit.
5. Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada (pakai celana
longgar-baggy pants).
6. Perut cekung.
7. Iga gambang.
Karena tidak ada edema, maka marasmus sering disebut non edematous protein calorie
malnutrition.
3. Marasmic-Kwashiorkor
Penyakit ini merupakan gabungan dari marasmus dan kwashiorkor dengan gabungan
a. Berat badan penderita hanya berkisar di angka 60% dari berat normal. Gejala khas
kedua penyakit tersebut nampak jelas, seperti edema, kelainan rambut, kelainan kulit dan
sebagainya.
b. Tubuh mengandung lebih banyak cairan, karena berkurangnya lemak dan otot.
d. Mineral lain dalam tubuh pun mengalami gangguan, seperti meningkatnya kadar
9
2. Kurang cerdas.
3. Berat dan tinggi badan pada umur dewasa lebih rendah dari normal.
Beberapa cara untuk mencegah terjadinya gizi buruk pada anak, yaitu:
1. Memberikan ASI eksklusif (hanya ASI) sampai anak berumur 6 bulan. Setelah
itu, anak mulai dikenalkan dengan makanan tambahan sebagai pendamping ASI yang
2. Anak diberi makanan yang bervariasi, seimbang antara kandungan protein, lemak,
vitamin dan mineralnya. Perbandingan komposisinya untuk lemak minimal 10% dari
total kalori yang dibutuhkan, sementara protein 12% dan sisanya karbohidrat.
3. Rajin menimbang dan mengukur tinggi anak dengan mengikuti program posyandu.
Cermati apakah pertumbuhan anak sesuai dengan standar di atas. Jika tidak sesuai, segera
4. Jika anak dirawat di rumah sakit karena gizinya buruk, bisa ditanyakan kepada
petugas pola dan jenis makanan yang harus diberikan setelah pulang dari rumah sakit.
5. Jika anak menderita karena kekurangan gizi, maka segera berikan kalori yang tinggi
dalam bentuk karbohidrat, lemak, dan gula. Sedangkan untuk proteinnya bisa diberikan
setelah sumber-sumber kalori lainnya sudah terlihat mampu meningkatkan energi anak.
Berikan pula suplemen mineral dan vitamin penting lainnya. Penanganan dini sering kali
10
yang sudah berat, terapi bisa dilakukan dengan meningkatkan kondisi kesehatan secara
umum. Namun, biasanya akan meninggalkan sisa gejala kelainan fisik yang permanen
Secara umum di Indonesia terdapat dua masalah gizi utama yaitu kurang gizi makro
dan kurang gizi mikro. Kurang gizi makro pada dasarnya merupakan gangguan kesehatan
yang disebabkan oleh kekurangan asupan energi dan protein. Masalah gizi makro adalah
asupan energi dan protein. Kekurangan zat gizi makro umumnya disertai dengan
Kesepakatan global dalam bidang pangan dan gizi terutama World Summit for Children
1990, international Conference on Nutrition 1992 di Roma dan World Food Summit 1996
menetapkan sasaran program pangan dan perbaikan gizi yang harus dicapai oleh semua
negara. Sasaran global tersebut sampai saat ini menjadi salah satu acuan pokok di dalam
Pembangunan program pangan dan gizi di Indonesia selam 30 tahun terakhir menunjukan
BAB III
PENUTUP
11
3.1 Kesimpulan
Gizi buruk adalah bentuk terparah (akut), merupakan keadaan kurang gizi tingkat berat
yang disebabkan oleh rendahnya tingkat konsumsi energi dan protein dan makanan
sehari-hari dan terjadi dalam waktu yang cukup lama. Penyebab gizi buruk terdiri dari
asupan gizi dari makanan, akibat terjadinya penyakit yang mengakibatkan infeksi.
Sedangkan penyebab tidak langsungnya yaitu ketahanan pangan keluarga yang kurang
memadai, pola pengasuhan anak kurang memadai, pelayanan kesehatan dan lingkungan
kurang memadai. Tipe gizi buruk terdiri dari marasmus, kwashiorkor, marasmic-
kwashiorkor.
3.2 Saran
Ketidakseriusan pemerintah terlihat jelas ketika penanganan kasus gizi buruk terlambat.
Seharusnya penanganan pelayanan kesehatan dilakukan disaat penderita gizi buruk belum
mencapai tahap membahayakan. Setelah kasus gizi buruk merebak barulah pemerintah
melakukan tindakan (serius). Keseriusan pemerintah tidak ada artinya apabila tidak
didukung masyarakat itu sendiri. Sebab, perilaku masyarakat yang sudah membudaya
orang tua. Anak-anak itu hanya diberi makan seadanya, tanpa peduli akan kadar gizi
dalam makanan yang diberikan. Apalagi kalau persediaan pangan keluarga sudah
menipis. Tanpa data dan informasi yang cermat dan lengkap sebaiknya jangan terlalu
DAFTAR PUSTAKA
http://athyesanti.blogspot.com/2012/03/tugas-makalah-gizi-buruk-mata-kuliah.html
12