Subjektif Pasien laki-laki 63 tahun. Masuk gawat darurat sehari sebelumnya karena
peningkatan nyeri abdominal. Ini adalah hari ke dua pasca laparotomy untuk
reseksi anterior (anastomosis). Ada perubahan kebiasaan buang air besar. Tidak
ada riwayat penyakit sebelumnya. Pasien tinggal di rumah pribadi bersama istri,
baru saja pensiun dan mandiri dalam aktivitas sehari-harinya. Pasien bermain
golf 3 kali seminggu, merokok 5 batang sehari. Pagi ini pasien mengalami
desaturasi akut. Pasien batuk efektif dan basah tanpa ekspektorasi. Selain itu,
Objektif Ventilasi 4 Liter O2 melalui kanula nasalis; SpO2 90%. Rontgen paru basal
Skor nyeri VAS 2/10 saat istirahat; 4/10 pada saat bergerak/batuk
Auskultasi: suara napas terdapat crackles pada basal kanan pada akhir
inspirasi
KASUS 2
Subjektif Pasien adalah perempuan karyawan berusia 34 tahun. Pasien mengalami sakit
kepala yang bersifat hilang timbul pada sisi kiri. Pasien mengalami peningkatan
nyeri pada sendi temporomandibular kiri. Nyeri terasa pada malam hari, saat
istirahat, dan saat membuka mulut atau mengunyah. Nyeri bertambah pada saat
menggigit apel besar dan mengunyah makanan yang keras atau liat. Walaupun
berkurang, nyeri tetap terasa saat beristirahat. Minum dan makan es mengurangi
nyeri. Pada malam hari pasien terbangun karena nyeri. Menurut suami, pasien
mengertakkan gigi ketika tidur. Nyeri bersifat konstan dan memburuk saat
mengunyah.
VAS nyeri saat istirahat 3/10; saat mengunyah 7/10; saat membuka mulut 9/10
Sekarang ini pasien mengkonsumsi obat sedative karena stress pada pekerjaan.
Objektif Temperature kulit normal. TMJ kiri nyeri pada saat palpasi
Gerak dan suara klik saat gerak TMJ dapat terpalpasi dengan jari telunjuk pada
kanalis auditorius dan membuka mulut. Tidak ada tanda dislokasi TMJ saat
Otot pterygoideus eksterna terasa tegang dan nyeri saat membuka mulut (palpasi
3. Apa yang dimaksud dengan obat sedative? Obat apa sajakah yang
KASUS 3
Subjektif Pasien adalah laki-laki usia 29 tahun yang bekerja di Help Desk Departemen
Teknologi Informasi. Pasien mengeluhkan nyeri sakit kepala dan cervical yang
muncul secara bertahan selama 3 minggu terakhir. Pasien tidak dapat mengingat
setiap hari) dan bertahan lebih lama (hingga 3 jam). Rasa sakit menjalar (tidak
berdenyut) dari belakang occiput hingga area frontal kanan. Pasien juga
mengeluhkan kekakuan seperti nyeri pada sisi kanan spina cervical. Nyeri leher
cervical selama sekitar 3 minggu. Tidak ada masalah setelah itu. Nyeri
bertambah setelah bekerja lama di depan computer (lebih dari 2 jam) dan
malam tidak terganggu. Pasien sehat, tidak ada masalah berat badan. Tidak ada
Gerak aktif: rotasi cervical kanan 60o dengan sedikit kekakuan leher. Rotasi
Terdapat penurunan kekuatan dan daya tahan pada otot fleksor leher cervical
Tes neurodinamis ekstremitas atas: pada 90o abduksi bahu dan eksorotasi
penuh, siku kanan ekstensi 40o dan kiri 30o terjadi nyeri leher local, berkurang
2. Apa yang dimaksud dengan analgesic? Obat apa saja yang termasuk
golongan analgesic?
disabilitas?
KASUS 4
Subjektif Pasien laki-laki usia 68 tahun masuk ruang gawat darurat karena kolaps di
rumah; ditemukan di taman oleh istrinya dalam keadaan bingung, tidak dapat
berkomunikasi dan baru saja muntah. Nampaknya pasien sudah kolaps selama
beberapa jam. Saat masuk, pasien masih dapat merespon perintah dasar, namun
sisi kiri.
Suhu tubuh 38,9oC. Frekuensi pernapasan 10 kali per menit. Saturasi oksigen
Posisi pasien di bed dengan infus pada ekstremitas atas kanan. Tidak ada usaha
Pada auskultasi terjadi penurunan inspirasi dengan suara napas bronchial pada
dada?
KASUS 5
Subjektif Pasien laki-laki berusia 36 tahun adalah seorang arsitek yang datang dengan
L4/5 besok pagi. Tujuan operasi adalah untuk mengurangi nyeri dan
neurologis.
Riwayat nyeri pinggang berulang tanpa disertai nyeri tungkai selama beberapa
bulan dengan serangan mendadak. 7 minggu lalu, pasien baru saja pindah
rumah dan beberapa hari kemudian terjadi nyeri pinggang yang menjalar hingga
Nyeri berkurang pada saat istirahat. Saat ini mulai terasa kebas pada bagian luar
tungkai.
Objektif MRI menunjukkan protrusi pada discus intervertebralis L4/5 pada akar saraf
Pasien hanya dapat duduk sebentar. Terdapat penurunan sudut Straigthed Leg
Raise pada sisi tungkai yang sakit. Pola jalan abnormal di mana fase menapak
KASUS 6
Selama 2 bulan terakhir pasien mengalami nyeri pinggang tengah dan pelvis
posterior dengan nyeri pada saat bekerja hingga ke paha, terutama paha kanan.
berkemih.
Objektif Postur dalam batas normal, dengan pengurangan kurva lordosis. Pada saat
Terjadi peningkatan sensitifitas nyeri (tenderness) dan spasme otot pada otot
Pertanyaan 1. Menurut anda, apakah kondisi yang dialami pasien? Jelaskan jawaban
anda
KASUS 7
Subjektif Laki-laki berusia 75 tahun datang ke dokter 3 tahun lalu karena kelelahan dan
kotak sehari dari usia 13-65 tahun. Gall bladernya pernah diangkat pada usia 54
Pertanyaan 1. Menurut anda, apakah kondisi yang dialami pasien? Jelaskan jawaban
anda
KASUS 8
Subjektif Pasien adalah perempuan berusia 70 tahun. Pasien mengalami pemendekan
napas progresif selama setahun terakhir. Saat ini, bahkan pasien tidak bisa
berjalan lebih dari 2 blok ke balai warga. Pasien tidak bisa mengemudi, tidak
bisa naik turun tangga, dan tidak bisa keluar rumah karena terlalu melelahkan.
Saat ini pasien menggunakan asisten rumah tangga untuk membantu pekerjaan
rumah.
Pasien batuk, sekitar satu sendok teh sputum sehari. Pasien dulunya perokok
berat, hingga 2 kotak rokok sehari mulai usia 20 dan baru berhenti sekitar 6
Pertanyaan 1. Menurut anda, apakah kondisi yang dialami pasien? Jelaskan jawaban
anda
KASUS 9
Subjektif Pasien adalah perempuan berusia 20 tahun. Rekan satu timnya menyatakan
bahwa pasien kolaps pada akhir lari 4 x 800 m. Menurut rekannya, ia memang
selalu kambuh. Pasien menjadi keabuan dan mengalami pemendekan napas
hingga tidak bisa bicara selama 5 menit. Biasanya pasien membutuhkan sekitar
25 menit sebelum pulih kembali. Setahu mereka, tidak diperlukan obat atau
Objektif
Pertanyaan 1. Menurut anda, apakah kondisi yang dialami pasien? Jelaskan jawaban
anda
KASUS 10
Subjektif Pasien laki-laki 75 tahun dengan keluhan nyeri dada kiri yang menjalar ke area
Pasien merokok 4 batang hingga setengah kotak sehari. Tanpa riwayat diabetes,
hipertensi, maupun kolesterol. Pasien mengalami obesitas sedang dan tidak suka
Nadi 112 kali/menit dalam ritme sinus. Tekanan darah 145/100 mmHg.
Pertanyaan 1. Menurut anda, apakah kondisi yang dialami pasien? Jelaskan jawaban
anda
terhadap pasien?
KASUS 11
Subjektif Pasien adalah perempuan berusia 55 tahun yang masuk ke ruang gawat darurat
karena serangan nyeri abdominal yang intens disertai muntah dan diare. Pasien
menjalani reseksi saluran cerna karena iskemia intestitum. Berat pasien 360 lbs
(obesitas berat)
bernapas dengan mulut dengan hanya sedikit gerak diafragma dan penurunan
Objektif Frekuensi pernapasan 8 kali per menit, periode apnea >25 detik.
Pasien mendapatkan asupan oksigen via nasal prongs 3 L per menit dengan
Denyut nadi 110 kali per menit; tekanan darah 165/86 mmHg, suhu normal.
tidur selama 3 hari pasca operasi; oleh sebab itu diinstruksikan fisioterapi.
Setelah latihan napas dan ambulasi sejauh 20 kaki, pasien diminta duduk di
Subjektif Pasien perempuan berusia 68 tahun dengan riwayat hipertensi dan diabetes
ditemukan anggota keluarga di samping tempat tidur dalam keadaan tidak bisa
ditemukan mengalami hemiparesis kanan ringan, lengan dan wajah lebih berat
yang luas MRA otak menunjukkan penurunan sinyal arteri cerebral tengah kiri,
Pertanyaan 1. Menurut anda, apakah kondisi yang dialami pasien? Jelaskan jawaban
anda
hemiparesis?
terhadap pasien?
KASUS 13
Subjektif Pasien perempuan usia 34 tahun dengan riwayat migraine dengan sakit kepala
yang memburuk akibat jatuh, hingga terjadi kerobekan kulit kepala. Pasien
dikontrol, dan pasien melaporkan bahwa ibuprofen tidak lagi dapat mengurangi
sakit kepala. Karena insiden terjadi 2 bulan lalu, pasien tidak masuk kerja
selama 7 hari kerja karena sakit kepala; sehingga sekarang pasien cemas, takut
leher yang menyebabkan nyeri. Pasien dirujuk MRI otak, dan hasilnya normal.
Saat ini sakit kepala terjadi lebih dari 4 kali per bulan, dan pasien memulai terapi
(Pamelor) pada malam hari, dan sumatriptan (Imitrex) bila diperlukan. Pasien
2 bulan terapi.
anda
KASUS 14
jantung dengan periode panjang tanpa respon dalam waktu yang tidak tertentu.
Pasien diresusitasi dan dipasangi alat bantu hidup dan menjalani transplantasi
jantung (berhasil). Setelah pulih dari pembedahan, pasien nampak kelelahan dan
mengantuk. Pasien menutup mata selama terapi karena “Saya ingin tidur” dalam
suara yang monoton. Pasien membutuhkan stimulasi eksternal dari terapis untuk
tetap sadar dan berkonsentrasi dalam periode singkat. Selain itu, karena
diberi venlafaxine dosis tinggi, karena menurut dokter gejala pasien konsisten
dengan gejala depresi; dan terjadi perbaikan kondisi. Berikutnya, donepezil dan
Pertanyaan 1. Menurut anda, apakah kondisi yang dialami pasien? Jelaskan jawaban
anda
2. Apa alasan dokter memberi stimulant kepada pasien? Obat apa yang
KASUS 15
Subjektif Pasien perempuan berusia 29 tahun adalah perancang desain grafis. Pasien
terutama melakukan klik kanan dan klik kiri” ketika sedang menggunakan
perangkat lunak Corel Draw dengan tangan kanan. Nampaknya, tetikus selalu
pada fungsi tangan kanan (flexor halluces longus) dan jari telunjuk (flexor
dan spina cervical normal. Phalen dan Tinel bilateral negative. Tidak ada gejala
Objektif Pemeriksaan O
Pertanyaan 1. Menurut anda, apakah kondisi yang dialami pasien? Jelaskan jawaban
anda
KASUS 16
Subjektif Perempuan berusia 27 tahun mengalami nyeri menetap pada leher, bahu dan
lengan setelah cedera sekitar minggu lalu, yang menyebabkan nyeri leher berat
Pasien mengeluhkan rasa kebas pada lengan bilateral, pusing, pandangan ganda,
rumah sakit lain. MRI Cervical tidak menunjukkan adanya herniasi discus. CT
Scan menunjukkan fraktur minor pada C6. Rontgen polos pada cervical
kolega ana, keluhan pasien lebih bersifat psikosomatik dan pasien hanya
mencari alasan cuti. Klasifikasi hasil pemeriksaan adalah grade 2 Quebec Task
sensitivitas nyeri local pada area cervical disertai keterbatasan gerak ke segala
kiri. Ada kekakuan pada sendi temporomandibular. Pasien juga cemas karena
tidak kunjung mampu bekerja. Saat pasien hampir menangis, dan ditawari
Pertanyaan 1. Menurut anda, apakah kondisi yang dialami pasien? Jelaskan jawaban
anda
KASUS 17
Subjektif Pasien 22 tahun mengalami nyeri persisten dan pembengkakan pada
pergelangan kaki kiri setelah dua bulan lalu mengalami sprain ankle. Pasien
perubahan sensoris ringan. Warna, temperatur dan distribusi rambut kaki kiri
sama dengan kaki kanan. Pasien melaporkan perubahan suhu pada kaki yang
Pertanyaan 1. Menurut anda, apakah kondisi yang dialami pasien? Jelaskan jawaban
anda
KASUS 18
Subjektif Perempuan 22 tahun mengalami paralisis lengan kanan secara mendadak. Tidak
dengan tanda nervus piramidalis maupun lesi perifer. MRI otak dan spina
Pertanyaan 1. Menurut anda, apakah kondisi yang dialami pasien? Jelaskan jawaban
anda
KASUS 19
Subjektif Laki-laki berusia 60 tahun mengalami kebas pada kaki setelah diare. Secara
system otonom menimbulkan tekanan darah labil, aritmia dan gagal jantung.
Pasien dimasukkan ke ICU selama 7 bulan. Situasi medis pasien stabil namun
Pertanyaan 1. Menurut anda, apakah kondisi yang dialami pasien? Jelaskan jawaban
anda
KASUS 20
Subjektif Perempuan berusia 42 tahun mengalami pemulihan fisik yang baik dari
Pertanyaan 1. Menurut anda, apakah kondisi yang dialami pasien? Jelaskan jawaban
anda
KASUS 21
Subjektif Pasien perempuan berusia 18 tahun melaporkan nyeri pada bahu kanan yang
dimulai sekitar 2 bulan lalu ketika berenang. Pasien berenang selama 6 tahun
pada berbagai tim renang. Pasien melaporkan riwayat pengulangan tendinitis
Dexasone dengan resolusi gejala sekitar 1 tahun lalu. Pasien juga mencatat
bahwa kedua bahunya terasa “longgar: dan kedua bahunya kadang “keluar” saat
berenang atau mengangkat lengan ke depan dan ke atas kepala, dan kedua sisi
kolam saat latihan berenang, dan segera setelah terasa nyeri pada kedua bahu.
selama latihan berenang dan memburuk pada akhir latihan maupun pada saat
Sifat Alami Kondisi: nyeri 6/10 dilaporkan terjadi pada gerakan ke atas kepala
Perilaku Gejala: Gejala memburuk pada aktivitas di atas kepala secara berulang
Pertanyaan 1. Menurut anda, apakah kondisi yang dialami pasien? Jelaskan jawaban
anda
KASUS 22
Subjektif Perempuan 51 tahun adalah ahli mekanik dirujuk ke fisioterapi karena gejala
nyeri pada bokong dan posterior paha kiri. Gejala memburuk ketika berdiri dan
meraih ke atas kepala lebih dari 15 menit, yang memang dilakukannya ketika
mereparasi di bawah mobil yang dinaikkan. Membawa beban (>50 lb), berdiri,
dan berjalan lebih dari setengah jam juga meningkatkan gejala. Tidak ada
ketika berayun di kursi goyang, berbaring di sofa dengan lutut ditekuk, atau
(straight leg raising hingga 60o), dan abdominalis atas; dan peningkatan nyeri
pada saat ekstensi punggung. Kekuatan abdominalis bawah 3/5. Pasien mampu
Pertanyaan 1. Menurut anda, apakah kondisi yang dialami pasien? Jelaskan jawaban
anda
KASUS 23
Subjektif Perempuan 55 tahun menunjukkan tanda awal penyakit sendi degenerative pada
spina lumbal. Pasien adalah pelari aktif sejak masa kuliah. Kadang, pasien
memiliki tiga anak yang sedang fase pertumbuhan tanpa keluhan sakit pinggang
selama kehamilan. Gejala saat ini: periode intermittent nyeri yang meluas dari
spina lumbal tengah hingga bokong dan paha posterior kanan. Nyeri mulai 15
menit saat berlari dan meningkat menjadi 8/10 dalam 25 hingga 30 menit.
Pasien juga mengeluhkan peningkatan kekakuan setelah duduk > 1 jam, berdiri
>15 menit, dan ketika bangun di pagi hari. Pasien adalah guru sekolah
tensor fasciae latae. Kekuatan abdominal bawah 4/5. Fleksi tulang belakang
Pertanyaan 1. Menurut anda, apakah kondisi yang dialami pasien? Jelaskan jawaban
anda
KASUS 24
Subjektif Pasien laki-laki berusia 57 tahun adalah tukang pos dengan masa pengabdian
Setahun terakhir pasien menyadari bahwa panggulnya sakit setelah duduk lebih
dari 1 jam dan bahwa terdapat peningkatan nyeri setiap kali bangkit dari kursi
ketidaknyamanan pada panggul dan lutut pada akhir jam kerja. Diagnose medis
hasilnya 4/5 kecuali untuk gluteus medius, 3/5. Ada sedikit ketegangan pada
fleksor panggul, termasuk rectus femoris dan tensor fasciae lata. Pasien ingin
anda
KASUS 25
Subjektif Pasien perempuan berusia 49 tahun dengan 3 anak; baru-baru ini mengalami
nyeri lutut kanan, terutama setelah duduk lama dan kemudian berdiri, ketika
menuruni tangga, dan ketika berbelanja di mall lebih dari 2 jam. Pasien memiliki
sendi. Fleksi lutut 125o dengan end feel firm dan nyeri pada penekanan; ekstensi
0o dengan end feel firm dan nyeri pada penekanan. Ada sedikit penurunan gerak
glide aksesorius pada tibia dan penurunan mobilitas patella kanan dibandingkan
kiri. Kekuatan fleksor dan ekstensor lutut 4/5 bilateral. Pasien mengeluhkan
nyeri lutut kanan saat posisi squatting; nyeri dimulai pada fleksi 45o. Pasien
berhenti saat lutut dalam posisi 75o, karena terlalu sakit. Pasien membungkuk
dengan fleksi pada pinggang saat akan mengangkat barang dari lantai. Pasien
mengalami kesulitan menurunkan dirinya ke kursi yang rendah dalam pola yang
terkontrol.
Pertanyaan 1. Menurut anda, apakah kondisi yang dialami pasien? Jelaskan jawaban
anda
KASUS 26
Riwayat Anak perempuan berusia 8 tahun memiliki riwayat cerebral palsy spatik berat
dan retardasi mental. Pasien duduk di kursi roda; tapi bisa berjalan (reflex
stepping) dengan bantuan dua orang. Pasien tinggal di rumah perawatan tuna
ganda. Pasien datang dari keluarga besar yang tinggal agak jauh dari rumah
obstruksi selama makan. Paru completely obliterated pada hasil x-ray dada. Gas
darah arterial pada udara kamar pH 7.37, tekanan oksigen (P 02) 67 rnm Hg,
tekanan karbondioksida (Pc02) 45 rnm Hg, bicarbonate (HC03) 24, dan saturasi
nasal prongs pada tekanan 2.5 L/min. Ada partikel yang dikeluarkan melalui
Pemeriksaan kultur dan sensitifitas telah dilakukan dan pasien telah diberi
KASUS 27
Subjektif Pasien perempuan berusia 67 tahun bekerja paruh waktu sebagai pustakawan.
hubungan yang baik dengan kakak dan keluarganya yang tinggal bertetangga.
rheumatoid arthritis 27 tahun lalu. Kondisinya saat itu agak berat dan perlu
dirawat di rumah sakit. Pasien masuk rumah sakit akibat eksaserbasi akut, yang
severe shortness of breath, batuk, pembengkakan sendi, dan nyeri pada lengan
dan tungkai. Xray dada menunjukkan infiltrasi pada lingual dan lobus kiri
bawah disertai efusi pleura kiri. Pasien menunjukkan tanda vasculitis, impaired
keterbatasan mobilitas.
Pertanyaan 1. Menurut anda, apakah kondisi yang dialami pasien? Jelaskan jawaban
anda
KASUS 28
Pasien tidak menghadiri kelas ibu hamil dan hanya didampingi oleh dua teman
perempuan. Pasien dirawat selama enam hari di ruang nifas setelah menjalani
kateter in situ selama 48 jam sebagai bagian dari protocol rumah sakit karena ia
tidak mampu menahan urine hingga 10 jam pasca persalinan. Pasien khawatir
dengan baik dan nampaknya tidak termotivasi untuk merawat bayinya secara
nyaman dan tertekan, serta mengalami edema kaki dan pergelangan kaki. Setiap
bruised haemorrhoids
KASUS 29
Riwayat Pasien perempuan berusia 67 tahun mengalami Colles’ fracture kiri 2 tahun lalu
akibat kehilangan keseimbangan di supermarket. Pasien pergi ke rumah sakit
negeri setelah pembebatan selesai, dan diberi asupan calcium dan vitamin D
selain fisioterapi rawat jalan di klinik. Setelah fase peninjauan selesai dan
asupan calcium dan vitamin D dihentikan, pemeriksaan radiografi
menunjukkan bahwa tulangnya sudah cukup baik. Sejak kejadian itu, pasien
jarang keluar rumah karena takut jatuh kembali.
Setahun lalu, pasien jatuh saat masuk kamar mandi dan mengalami 20% wedge
compression fracture pada corpus vertebrae L1. Pasien ditangani oleh dokter
ortopedi yang sama. Pasien keluar setelah 3 hari dirawat disertai rujukan ke
fisioterapi. Permintaan pasien untuk pemeriksaan osteoporosis ditolak dokter.
Pasien diberi resep penghilang nyeri, rujukan fisioterapi dan janji konsultasi
dokter 3 bulan mendatang. Pasien akhirnya menggunakan dana pribadi untuk
pergi ke dokter orthopedic swasta untuk memeriksa keadaan tulangnya dengan
DXA scan. T-score pasien –2.8 dan dokter memberi risedronate. Pasien tidak
memiliki masalah dalam konsumsi obat, tapi masih takut keluarh rumah,
sehingga semua keperluannya dipesan melalui telepon atau internet. Tiga
minggu lalu pasien jatuh di pintu rumahnya saat mmembersihkan teras, dan
dirawat karena fraktur column femur kiri.
Pertanyaan 1. Menurut anda, apa tindakan medis yang akan dilakukan dokter?
2. Apa yang memperkuat maupun memperlemah argument anda?
3. Mengapa pasien dapat mengalami fraktur sesering itu?
4. Apa makna klinis dari hasil DXA scan dengan T-score pasien –2.8?
5. Apa manfaat risedronate bagi pasien?
KASUS 30
Riwayat Seorang anak laki-laki berusia 10 tahun lahir dengan berat 3.0 kg dan panjang
58 cm. Tumbuh kembang anak normal; hanya saja anak sering makan, terutama
makanan yang mengandung msg. Apabila orang tua menolak memberi jajanan
atau memberi makan, anak marah hingga orangtuanya mengalah. Hingga usia
8 tahun anak mampu ikut darmawisata, lincah dan berprestasi baik di sekolah.
Tinggi badan saat ini 180 cm, berat badan 140 kg. Anak sudah tidak bisa
Sekarang ini anak sedang menjalani diet. Selain karena berat badannya yang
Pertanyaan 1. Kondisi apakah yang dihadapi anak tersebut? Jelaskan jawaban anda!
KASUS 31
Riwayat Seorang pasien mengalami pembengkakan pada jemari dan tangan yang
lalu. Teknik elevasi tidak efektif. Jaringan pada tangan dapat ditekan, namun
Pertanyaan 1. Kondisi apakah yang dihadapi anak tersebut? Jelaskan jawaban anda!
3. Apa yang dimaksud dengan jaringan “dapat ditekan” dan “tidak dapat
dipalpasi”?
KASUS 32
Riwayat http://dx.doi.org/10.1590/S0004-282X2007000300033
Laki-laki 40 tahun memiliki riwayat paresis pada lengan kanan dan tungkai kiri
pada usia lima tahun, kesulitan berjalan dan melakukan beberapa aktivitas
sehari-hari. Saat itu pasien dapat kembali ke aktivitasnya secara normal dan
kemudian bergabung dalam program latihan regular. Setelah stabil secara klinis
selama tiga dasawarsa, pasien mulai merasakan kelemahan, nyeri otot, dan
kram pada kelompok otot yang tidak terserang pada serangan polio yang
dialaminya dahulu. Pada tahun 2005, pasien didiagnosa sindroma pascapolio.
Pemeriksaan neurologis menunjukkan paresis asimetris pada ekstremitas atas
dan bawah dan hilangnya refleks tendon kecuali pada otot fleksor tangan.
Myofasciculations dan general twitching pada area scapula bilateral, serta
kelompok otot biceps brachii, triceps brachii, dan quadriceps. Gambar 1 dan 2
menunjukkan pasien dengan atrofi deltoid kanan, dan seluruh kelompok otot
tungkai kiri. Tabel 1 dan 2 menunjukkan beberapa derajat paresis pada beberapa
kelompok otot. Pemeriksaan electroneuromyogram menunjukkan penurunan
aktivitas insersio pada otot proksimal ekstremitas atas dan kelompok scapular
kanan. Pole rekrutmen pada otot yang terserang adalah tipe inkomplit, sehingga
mengindikasikan reinnervasi kronis (lesi lama). MRI medulla spinalis cervical
menunjukkan atrofi spinal (medular) dengan herniasi discus posterolateral kiri
setingkat C6/C7 (Gambar 3).
Pertanyaan 1. Apakah diagnose medis yang mungkin dialami pasien?
2. Apa yang memperkuat maupun memperlemah argument anda?
3. Apa maknanya bila pasien kehilangan refleks tendon?
4. Apa arti myofasciculations dan general twitching; apa makna klinisnya?
5. Jelaskan tentang tipe-tipe kerusakan saraf dan tahap regenerasi saraf!
KASUS 33
Riwayat http://dx.doi.org/10.2337/diaspect.16.1.32
Pasien laki-laki berusia 69 tahun dengan riwayat diabetes tipe 2 selama 5 tahun
terakhir. Gejala pasien mengindikasikan adanya hiperglikemia 2 tahun sebelum
diagnosis. Gula darah puasa 118–127 mg/dl. Pasien menyampaikan adanya
episode nocturia setiap makan pasta dalam jumlah besar. Pada diagnosis awal,
pasien diminta menurunkan berat badan, tapi tidak dilakukan. Pasien dirujuk ke
klinik diabetes, berat badannya bertambah, control diabetes suboptimal, disertai
nyeri kaki. Pasien telah mencoba mengurangi berat badan dan meningkatkan
latihan selama 6 bulan terakhir tapi tidak berhasil. Pasien mengkonsumsi
glyburide (Diabeta), 2.5 mg setiap pagi, namun berhenti karena pusing disertai
keringat dan agitasi ringan, pada akhir senja.
Pasien mengkonsumsi atorvastatin (Lipitor), 10 mg setiap hari untuk
hiperkolesterolemia. Selama 6 bulan terakhir, pasien juga mengkonsumsi
chromium picolinate, gymnema sylvestre, dan eliksir pancreas untuk
mengontrol diabetes. Suplemen ini dihentikan karena tidak terasa ada efek
positif. Pasien menolak memeriksa kadar gula darah di rumah. Pasien aktif
dalam organisasi sukarelawan. Kedua orangtuanya memiliki riwayat diabetes
tipe 2, tapi pasien tidak memahami penanganan mandiri diabetes.
Selama setahun terakhir, pasien naik berat badan hingga 10 kg. Rekam
medisnya menunjukkan bahwa kadar hemoglobin A1c (A1C) tidak pernah <8%.
Tekanan darahnya berkisar pada 150/70, 148/92, dan166/88 mmHg. Pasien
tidak paham cara agar tekanan darahnya ≤130/80 mmHg.
Pemeriksaan fisik menunjukkan hasil sebagai berikut: berat 81 kg; tinggi 157
cm BMI: 32.6 kg/m2 gula darah kapiler puasa 166 mg/dl; tekanan darah
berbaring 154/96 mmHg; duduk 140/90 mmHg; nadi 88; respirasi 20
Pasien berkacamata, tidak ada retinopati. Pemeriksaan paru bersih. Nadi teratur
tanpa murmur atau gallop.
Pemeriksaan neurologis menunjukkan penurunan sensasi vibrasi pada telapak
kaki, refleks pergelangan kaki negative, monofilament (5.07 Semmes-
Weinstein) hanya terasa di atas pergelangan kaki.
Pertanyaan 1. Kondisi apakah yang sedang dihadapi dokter dalam kasus tersebut?
2. Jelaskan tanda dan gejala diabetes mellitus!
3. Jelaskan yang dimaksud dengan “gejala positif diabetes” dan “gejala
negatif diabetes”
4. Apa hubungan antara diabetes, hipertensi dan hiperkolesterolemia?
Daftar Pustaka
1. Lauren Guthrie. Clinical Case Studies In Physiotherapy: A Guide For Students And Graduates.
2. Reid W Darlene; Frank Chung. Clinical Management Notes and Case Histories in
4. Ip, David. Casebook of Orthopedic Rehabilitation: Including Virtual Reality. USA: Springer,
2008.
6. Kisner, C., Lynn A Colby. Therapeutic Exercise: Foundation and Technique 5th ed.
8. Kisner, C., Lynn A Colby. Therapeutic Exercise: Foundation and Technique 6th ed.
9.