Anda di halaman 1dari 17

Dinas Penataan Ruang Dan Cipta Karya Kabupaten Kapuas Hulu

Tahun Anggaran 2018

RENCANA KERJA
DAN SYARAT-SYARAT
(RKS)

PEKERJAAN :

PEMBANGUNAN JALAN RABAT BETON KANDUNG SULI –


PIASAK KEC. JONGKONG, SELIMBAU
TAHUN ANGGARAN 2018
KABUPATEN KAPUAS HULU
Dinas Penataan Ruang Dan Cipta Karya Kabupaten Kapuas Hulu
Tahun Anggaran 2018

DAFTAR ISI
Halaman
BAB I
PENJELASAN PEKERJAAN DAN SYARAT-SYARAT
TEKNIS PERSIAPAN PELAKSANAAN

Pasal 1 PENJELASAN LINGKUP PEKERJAAN ......................................................................... 1


Pasal 2 PENJELASAN RKS & GAMBAR ..................................................................................... 2
Pasal 3 KUASA KONTRAKTOR DILAPANGAN ....................................................................... 3
Pasal 4 TANGGUNG - JAWAB KONTRAKTOR ........................................................................ 3
Pasal 5 DIREKSI KEET, KANTOR PEMBORONG, GUDANG
DAN LOS KERJA ............................................................................................................... 3
Pasal 6 JADWAL PELAKSANAAN .............................................................................................. 3
Pasal 7 PENGUKURAN GARIS / KETINGGIAN PERMUKAAN &
POSISI BAGIAN - BAGIAN PEKERJAAN ..................................................................... 3
Pasal 8 KETENTUAN & SYARAT BAHAN-BAHAN ................................................................ 4
Pasal 9 PEMERIKSAAN BAHAN-BAHAN .................................................................................. 4
Pasal 10 SUPPLIER & SUB-KONTRAKTOR ................................................................................. 4
Pasal 11 PERSYARATAN UMUM LAINNYA ............................................................................... 5

BAB II
SYARAT-SYARAT PEKERJAAN TANAH

Pasal 1 UMUM ................................................................................................................................... 6


Pasal 2 PEMBERSIHAN ................................................................................................................... 6
Pasal 3 PEKERJAAN TANAH ......................................................................................................... 6
Pasal 4 GALIAN ................................................................................................................................ 7
Pasal 5 URUGAN DAN PEMADATAN ......................................................................................... 8

BAB III
SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN STRUKTUR / NON STRUKTUR

Pasal 1 PEKERJAAN BETON ......................................................................................................... 9


Pasal 2 PEKERJAAN KAYU ........................................................................................................... 14

BAB IV
SYARAT-SYARAT PEKERJAAN ARSITEKTUR

Pasal 1 PEKERJAAN SALURAN DRAINASE .............................................................................. 14

BAB V
SYARAT-SYARAT PEKERJAAN ASPAL

Pasal 1 PEKERJAAN LAPIS TIPIS ASPAL PASIR (LATASIR) ................................................. 15


Pasal 2 PELAKSANAAN PEKERJAAN LATASIR ...................................................................... 17
Pasal 3 PEKERJAAN PEMBERSIHAN .......................................................................................... 18
Dinas Penataan Ruang Dan Cipta Karya Kabupaten Kapuas Hulu
Tahun Anggaran 2018

BAB I
PENJELASAN PEKERJAAN
DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
PERSIAPAN PELAKSANAAN

Pasal 1
PENJELASAN LINGKUP PEKERJAAN
Pada dasarnya untuk dapat memahami dan menghayati dengan sebaik-baiknya seluruh seluk beluk pekerjaan ini, Kontraktor
diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh Gambar Kerja serta Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis seperti yang akan
diuraikan dalam Buku ini.
Didalam hal terdapat ketidak jelasan, perbedaan-perbedaan dan atau kesimpangsiuran informasi di dalam pelaksanaan,Kontraktor
diwajibkan mengadakan pertemuan dengan tim Direksi dan Perencana untuk mendapat kejelasan pelaksanaan.
1.1 LINGKUP PEKERJAAN
Nama pekerjaan untuk proyek ini adalah: Pembangunan Jalan Rabat Beton Kandung Suli - Piasak
Kec. Jongkong, Selimbau

Pekerjaan harus dilaksanakan oleh Kontraktor meliputi bagian-bagian pekerjaan yang dinyatakan dalam Gambar Kerja serta
Buku Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis ini. Termasuk di dalam lingkup pekerjaan ini adalah : Menyediakan tenaga kerja
yang ahli, bahan-bahan, peralatan berikut alat bantu lainya untuk melaksanakan bagian-bagian pekerjaan serta mengadakan
pengamanan, pengawasan dan pemeliharaan terhadap bahan-bahan, alat-alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa
pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan selesai dengan sempurna sampai dengan diserahterimakannya pekerjaan
tersebut kepada Pemberi Tugas. Semua bagian pekerjaan yang merupakan kesatuan dengan pekerjaan yang disebut dalam buku ini,
menjadi lingkup pekerjaan yang tidak dapat dipisahkan dan harus dilaksanakan oleh Kontraktor, sesuai dengan petunjuk Tim
Direksi.
1.2 SARANA BEKERJA
1.2.1 Tenaga Kerja/Tenaga Ahli.
Tenaga Kerja dan Tenaga Ahli yang memadai dan berpengalaman dengan jenis dan volume pekerjaan yang akan
dilaksanakan.
1.2.2 Peralatan Bekerja.
Menyediakan alat-alat bantu, seperti mesin pompa, alat-alat bor, alat-alat pengangkat dan pengangkut serta peralatan-
peralatan lain yang benar-benar diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini.
1.2.3 Bahan-bahan Bangunan.
Menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap jenis pekerjaan yang akan
dilaksanakan serta tepat pada waktunya.

1.3 PERSYARATAN PELAKSANAAN


Kontraktor wajib melaksanakan semua pekerjaan dengan mengikuti petunjuk dan syarat pekerjaan, peraturan persyaratan
pemakaian bahan bangunan yang dipergunakan sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis dan atau petunjuk yang
diberikan oleh Tim Direksi.
Sebelum melaksanakan setiap pekerjaan di lapangan, Kontraktor wajib memperhatikan dan melakukan koordinasi kerja
dengan pekerjaan lain yang menyangkut pekerjaan Struktur, Arsitektur, Mekanikal, Plumbing/Sanitasi dan mendapat ijin tertulis
dari Tim Direksi.
Untuk menjamin mutu dan kelancaran pekerjaan pihak kontraktor harus menyediakan :
Wakil sebagai penanggung jawab lapangan yang terampil dan ahli dibidangnya selama pelaksanaan pekerjaan dan selama masa
pemeliharaan guna memenuhi kewajiban menurut kontrak.
Buku harian untuk :
Kunjungan tamu-tamu yang ada hubungannya dengan proyek.
Mencatat semua petunjuk-petunjuk, keputusan-keputusan dan detail dari pekerjaan.
Alat-alat yang senantiasa tersedia di proyek adalah :
1 (Satu) Kamera
1 (Satu) Mesin Tik Standard 18" atau 1 unit komputer dan alat cetak (printer)
1 (Satu) Alat Ukur panjang 50 M, 5 M

1.4 STANDARD YANG DIPERGUNAKAN


Semua pekerjaan yang akan dilaksanakan harus mengikuti Normalisasi Indonesia, Standard Industri Konstruksi, Peraturan
Nasional lainnya yang ada hubungannya dengan pekerjaan antara lain :

NI-2(PUBI-1971) : Peraturan Beton Indonesia (1971).


PUBI-1982 : Peraturan Bahan Bangunan di Indonesia.
NI-3 PMI PUBB 1970 : Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia
NI-4 : Persyaratan Cat Indonesia
NI-5 PKKI : Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia
NI-7 : Peraturan Kapur Indonesia
NI-8 : Peraturan Semen Portland Indonesia
NI-10 : Bata Merah Sebagai Bahan Bangunan
PPI-1979 : Pedoman Plumbing Indonesia
SII : Standard Industri Indonesia.
SNI 2008 : Standard Nasional Indonesia.
(PBI - 1991) : Peraturan beton bertulang Indonesia .
AVWI : Peraturan Umum Instalasi Air.

1
Dinas Penataan Ruang Dan Cipta Karya Kabupaten Kapuas Hulu
Tahun Anggaran 2018

Serta :
Peraturan Perburuhan di Indonesia dan Peraturan tentang Keselamatan Tenaga Kerja yang dikeluarkan oleh Departemen
Tenaga Kerja Republik Indonesia.
Jika tidak terdapat di dalam Peraturan / Standard / Normalisasi tersebut di atas, maka berlaku Peraturan / Standard / -
Normalisasi Internasional ataupun dari negara asal produsen bahan / material / komponen yang bersangkutan
Selain ketentuan-ketentuan yang tersebut, berlaku pula dalam ketentuan ini :
Gambar Bestek yang dibuat oleh Perencana yang sudah disahkan oleh pemberi tugas, termasuk juga gambar-
gambar kerja yang dibuat oleh Pemborong dan sudah disetujui/disahkan oleh Pemberi Tugas.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwizjing)
Surat Perjanjian Mulai Kerja (SPMK)/Kontrak
Rencana Kerja pelaksanaan (Time Schedule) yang dibuat oleh Pemborong dan disetujui oleh Pemberi Tugas.

Pasal 2
PENJELASAN RKS & GAMBAR
2.1 Kontraktor wajib meneliti semua gambar dan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) termasuk tambahan dan
perubahannya yang dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).
2.2 Bila gambar tidak sesuai dengan Rencana kerja dan Syarat-syarat (RKS), maka yang Mengikat / berlaku adalah RKS.

2.3 UKURAN
2.3.1 Pada dasarnya semua ukuran utama yang tertera dalam Gambar Kerja dan Gambar Pelengkap meliputi :
As - As
Luar - Luar
Dalam - Dalam
Luar - Dalam
2.3.2 Ukuran-ukuran yang digunakan disini semuanya dinyatakan dalam M (Meter), kecuali ukuran-ukuran untuk baja
yang dinyatakan dalam inch atau mm (millimeter).
2.3.3 Khusus ukuran-ukuran dalam Gambar Kerja pada dasarnya adalah ukuran jadi seperti dalam keadaan selesai
("Finished").
2.3.4 Mengingat masalah ukuran ini sangat penting, maka Kontraktor diwajibkan meneliti terlebih dahulu ukuran-
ukuran yang tercantum di dalam Gambar Kerja dan Gambar Kerja lainnya yang termuat di dalam Dokumen
Lelang/Dokumen Kontrak; terutama untuk peil, ketinggian, lebar, ketebalan, luas penampang dan lain lain.
2.3.5 Bila ada keraguan mengenai ukuran, Kontraktor wajib melaporkan secara tertulis kepada Tim Direksi. yang
selanjutnya akan memberikan keputusan ukuran mana yang akan dipakai dan dijadikan pegangan.
2.3.6 Kontraktor tidak dibenarkan mengubah atau mengganti ukuran-ukuran yang tercantum di dalam Gambar
Pelaksanaan tanpa sepengetahuan Direksi, dan segala akibat yang terjadi adalah tanggung jawab Kontraktor baik dari
segi biaya maupun waktu.

2.4 PERBEDAAN GAMBAR


2.4.1 Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam satu disiplin kerja, maka gambar yang mempunyai
skala yang lebih besar yang mengikat/berlaku.
2.4.2 Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan Sipil / Struktur, maka yang berlaku/mengikat adalah
gambar kerja struktur.
2.4.3 Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan Sanitasi, Elektrikal/Listrik dan Mekanikal, maka yang
dipakai sebagai pegangan adalah ukuran fungsional dalam gambar kerja Arsitektur.
2.4.4 Mengingat setiap kesalahan maupun ketidak telitian di dalam pelaksanaan satu bagian pekerjaan akan selalu
mempengaruhi bagian pekerjaan lainnya, maka di dalam hal terdapat ketidak-jelasan, kesimpang-siuran, perbedaan-
perbedaan dan ataupun ketidak-sesuaian dan keragu-raguan di antara setiap Gambar Kerja. Kontraktor diwajibkan
melaporkan kepada Tim Direksi/Pengelola Proyek secara tertulis, mengadakan pertemuan dengan Tim Direksi,
dan Konsultan Perencana, untuk mendapat keputusan gambar mana yang akan dijadikan pegangan.
2.4.5 Ketentuan tersebut diatas tidak dapat dijadikan alas an oleh Kontraktor untuk memperpanjang / meng-"klaim" biaya maupun waktu
pelaksanaan.

2.6 SHOP DRAWING


Shop Drawing merupakan gambar detail pelaksanaan di lapangan yang harus dibuat oleh Kontraktor
berdasarkan Gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan lapangan.
Kontraktor wajib membuat Shop Drawing pada setiap akan melaksanakan suatu pekerjaan dan untuk detail khusus
yang belum tercakup lengkap dalam Gambar Kerja/Dokumen Kontrak maupun yang diminta oleh Tim Direksi.
Dalam Shop Drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua data yang diperlukan termasuk
pengajuan contoh dari semua bahan, keterangan produk, cara pemasangan dan atau spesifikasi/persyaratan khusus
sesuai dengan spesifikasi pabrik yang belum tercakup secara lengkap di dalam Gambar Kerja/Dokumen Kontrak
maupun di dalam Buku ini.
Kontraktor wajib mengajukan Shop Drawing tersebut kepada Tim Direksi untuk mendapat persetujuan
tertulis dari Tim Direksi.

2
Dinas Penataan Ruang Dan Cipta Karya Kabupaten Kapuas Hulu
Tahun Anggaran 2018

Pasal 3
KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN
3.1 Di lapangan pekerjaan, Kontraktor wajib menunjuk seorang Kuasa Kontraktor atau biasa disebut Site Manager /
Project Manager yang cakap untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan mendapat kuasa penuh dari
Kontraktor, berpendidikan minimal Sekolah Menengah Kejuruan atau sederajat dengan memiliki Surat Ketrampilan
Kerja yang masih berlaku.
3.2 Dengan adanya Pelaksana, tidak berarti bahwa Kontraktor lepas tanggung jawab sebagian maupun
keseluruhan terhadap kewajibannya.

Pasal 4
TANGGUNG - JAWAB KONTRAKTOR
4.1 Kontraktor harus bertanggung-jawab penuh atas kualitas pekerjaan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam RKS
dan Gambar Kerja.
4.2 Kehadiran Tim Direksi selaku wakil Pemberi Tugas untuk melihat, mengawasi, menegur, atau memberi nasehat
tidak mengurangi tanggung jawab penuh tersebut di atas.
4.3 Kontraktor bertanggung-jawab atas kerusakan lingkungan yang timbul akibat pelaksanaan
pekerjaan.Kontraktor berkewajiban memperbaiki kerusakan tersebut dengan biaya Kontraktor sendiri.
4.4 Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, maka Kontraktor berkewajiban
memberikan saran-saran perbaikan kepada Pemberi Tugas melalui Tim Direksi. Apabila hal ini tidak dilakukan,
Kontraktor bertanggung-jawab atas kerusakan yang timbul.
4.5 Kontraktor bertanggung-jawab atas keselamatan tenaga kerja yang dikerahkan dalam pelaksanaan pekerjaan.
4.6 Segala biaya yang timbul akibat kelalaian Kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan menjadi tanggung-jawab
Kontraktor.
4.7 Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor harus menjaga keamanan bahan/material, barang milik Proyek, Tim
Direksi dan milik Pihak Ketiga yang ada di lapangan, maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap serah
terima. Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui, baik yang telah dipasang maupun
belum; adalah tanggung jawab Kontraktor dan tidak akan diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.
4.8 Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggung-jawab atas akibatnya, baik yang berupa barang-barang maupun
keselamatan jiwa.
4.9 Apabila pekerjaan telah selesai, Kontraktor harus segera mengangkut bahan bongkaran dan sisa- sisa bahan yang sudah
tidak dipergunakan lagi keluar lokasi pekerjaan. Segala pembiayaannya menjadi tanggungan Kontraktor.

Pasal 5
DIREKSI KEET, KANTOR PEMBORONG, GUDANG DAN LOS KERJA
5.1 Pemborong berkewajiban membuat Kantor Pemborong, Los Kerja, Gudang Bahan yang dapat dikunci yang mana
tempatnya akan ditentukan oleh Pengawas Lapangan/Personalia Proyek.
5.2 Direksi Keet, Kantor Pemborong, Gudang dan Los Kerja yang dibuat oleh pemborong, setelah selesai pelaksanaan
pembangunan / pekerjaan tersebut, harus segera dibongkar / dibersihkan oleh pihak pemborong kecuali ada ketentuan
lain dari Tim Direks.
5.3 Kontraktor wajib memasukkan identitas, nama, jabatan, keahlian masing-masing anggota kelompok kerja pelaksanaan
pekerjaan ini dan inventarisasi peralatan yang dipergunakan untuk pekerjaan ini.
5.4 Kontraktor wajib memasukkan identifikasi tempat kerja (Workshop) dan peralatan yang dimiliki dimana pekerjaan
pemborongan akan dilaksanakan, serta jadwal kerja.
5.5 Semua sarana kerja yang digunakan harus benar-benar baik dan memenuhi persyaratan kerja sehingga memudahkan
dan melancarkan kerja di lapangan.
5.6 Penyediaan tempat penyimpanan bahan/material di lapangan harus aman dari segala kerusakan, kehilangan dan hal-hal
yang dapat mengganggu pekerjaan lain yang sedang berjalan.

Pasal 6
JADWAL PELAKSANAAN
6.1 Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Kontraktor 'wajib' membuat Rencana Kerja Pelaksanaan dan
bagian-bagian pekerjaan berupa Bar-Chart dan S-Curve Bahan dan Tenaga.
6.2 Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Tim Direksi, paling lambat dalam waktu
14 (empat belas) hari kalender setelah Surat Keputusan Penunjukan (SKP) diterima Kontraktor. Rencana Kerja yang
telah disetujui oleh Tim Direksi, akan disahkan oleh Pemberi Tugas.
6.3 Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 4 (empat) kepada Tim Direksi, yang selanjutnya akan
memberikan 1 (satu) salinan Rencana Kerja kepada Pemberi Tugas. 1 (satu) salinan Rencana Kerja harus ditempel
pada dinding Bangsal Kontraktor di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan/prestasi kerja.
6.4 Tim Direksi. akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor berdasarkan Rencana Kerja tersebut.

Pasal 7
PENGUKURAN GARIS / KETINGGIAN PERMUKAAN
& POSISI BAGIAN - BAGIAN PEKERJAAN
7.1 Kontraktor harus bertanggung-jawab atas kebenaran penetapan Lokasi di lapangan yang disetujui secara tertulis
oleh pengawas ahli.
7.2 Kontraktor harus bertanggung jawab untuk menyediakan semua peralatan, perlengkapan dan tenaga kerja yang
diperlukan dalam hubungannya dengan penetapan tersebut dalam butir di atas.

3
Dinas Penataan Ruang Dan Cipta Karya Kabupaten Kapuas Hulu
Tahun Anggaran 2018

7.3 Pencocokan penetapan ketinggian di lapangan oleh Pengawas, bagaimanapun juga tidak melepaskan
Kontraktor dari tanggung jawab atas ketepatan dari penetapan ketinggian tersebut dan Kontraktor harus melindungi
dan menjaga dengan hati-hati semua patok tetap, Bouwplank dan benda-benda yang lain yang digunakan dalam
penetapan ketinggian.
7.4 Kontraktor wajib memperhatikan dan mempelajari segala petunjuk yang tertera dalam Gambar Kerja untuk
mendapatkan posisi dan ketetapan di lapangan bagi setiap bagian pekerjaan.
7.5 Kontraktor harus memasang patok-patok yang terpenting di Tapak untuk patokan titik mula setiap bagian dari
pekerjaan.
7.6 Pembentukan dan penyelesaian tanah harus mengikuti bentuk / kemiringan / kontur / peil yang tertera di dalam Gambar
Kerja.
7.7 Kemiringan yang dibuat harus cukup untuk mengalirkan air hujan menuju keselokan yang ada disekitarnya serta
mengikuti persyaratan - persyaratan yang tertera di dalam Gambar kerja. Tidak dibenarkan adanya genangan air.
7.8 Perbedaan antara Gambar Kerja dengan keadaan di Lapangan harus dilaporkan kepada Tim Direksi, untuk
mendapatkan pemecahannya setelah berkonsultasi dengan Perencana. Tidak dibenarkan Kontraktor mengambil
tindakan tanpa sepengetahuan Tim Direksi.
Pasal 8
KETENTUAN & SYARAT BAHAN-BAHAN
8.1 Sepanjang tidak ada ketetapan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini maupun dalam berita Acara
Penjelasan Pekerjaan, bahan-bahan yang akan dipergunakan maupun syarat- syarat pelaksanaan harus memenuhi
syarat-syarat yang tercantum dalam A.V. dan Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI Tahun
1982), Standar Industri Indonesia (SII) untuk bahan termaksud, serta ketentuan-ketentuan dan syarat bahan-bahan
lainnya yang berlaku di Indonesia.
8.2 Merk Pembuatan Bahan/Material & Komponen Jadi.
8.2.1 Semua merk pembuatan atau merk dagang dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis ini dimaksudkan
sebagai dasar perbandingan kualitas dan tidak diartikan sebagai suatu yang mengikat.
8.2.2 Bahan/material dan komponen jadi yang dipasang/dipakai harus sesuai dengan yang tercantum dalam
Gambar, memenuhi standard spesifikasi bahan tersebut, mengikuti peraturan persyaratan bahan bangunan yang
berlaku.
8.2.3 Apabila dianggap perlu, Tim Direksi berhak untuk menunjuk tenaga ahli yang ditunjuk oleh
pabrik dan atau Supplier yang bersangkutan tersebut sebagai pelaksana.
8.2.4 Dalam hal ini, Kontraktor tidak berhak mengajukan claim sebagai pekerjaan tambah.
8.2.5 Disyaratkan bahwa satu merk pembuatan atau merk dagang hanya diperkenankan untuk setiap jenis bahan yang
boleh dipakai dalam pekerjaan ini.
8.2.6 Penggunaan bahan produk lain yang setaraf dengan apa yang dipersyaratkan harus disertai test dari Laboratorium
lokal/dalam negeri baik kualitas, ketahanan serta kekuatannya dan harus diketahui dan disetujui oleh Tim Direksi
secara tertulis. Apabila diperlukan biaya untuk test Laboratorium, maka biaya tersebut harus ditanggung oleh
Kontraktor tanpa dapat mengajukan sebagai biaya tambah.
8.3 Kontraktor/Pelaksana terlebih dahulu harus memberikan contoh-contoh semua bahan-bahan yang diperlukan untuk
bangunan tersebut kepada Tim Direksi untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis sebelum semua bahan-bahan
tersebut didatangkan/dipakai. Contoh bahan tersebut yang harus diserahkan kepada Tim Direksi adalah sebanyak tiga
(3) buah dari satu bahan yang ditentukan untuk menetapkan "Standard of Appearence" dan disimpan di ruang Tim
Direksi. Paling lambat waktu penyerahan contoh bahan adalah dua (2) minggu sebelum jadwal pelaksanaan.
8.4 Keputusan bahan, jenis, warna, tekstur dan produk yang dipilih, akan diinformasikan kepada Kontraktor
selama tidak lebih dari tujuh (7) hari kalender setelah penyerahan contoh bahan tersebut.
8.5 Penyimpanan dan pemeliharaan bahan harus sesuai persyaratan pabrik yang bersangkutan, dan atau sesuai dengan
spesifikasi bahan tersebut.
Pasal 9
PEMERIKSAAN BAHAN-BAHAN
9.1 Bahan-bahan yang didatangkan/dipekerjakan harus sesuai dengan contoh-contoh yang telah disetujui Tim Direksi
seperti yang diatur dalam Pasal 8 di atas.
9.2 Bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat-syarat atau kualitas jelek yang dinyatakan afkir/ditolak oleh Tim Direksi,
harus segera dikeluarkan dari lapangan bangunan selambat-lambatnya dalam tempo 3 x 24 jam dan tidak boleh
dipergunakan.
9.3 Apabila sesudah bahan-bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh Tim Direksi dan ternyata masih dipergunakan oleh
Pelaksana, maka Tim Direksi berhak memerintahkan pembongkaran kembali kepada Kontraktor yang mana segala
kerugian yang diakibatkan oleh pembongkaran tersebut menjadi tanggungan Kontraktor sepenuhnya disamping pihak
Kontraktor tetap dikenakan denda sebesar 10/00 (satu permil) dari harga borongan.
9.4 Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang pemeriksaan kualitas dari bahan –bahan tersebut, maka
Kontraktor harus dan memeriksakannya ke Laboratorium balai Penelitian BahanBahan Pemerintah untuk diuji dan
hasil pengujian tersebut disampaikan kepada Tim Direksi secara tertulis. Segala biaya pemeriksaan ditanggung oleh
Kontraktor.
9.5 Sebelum ada kepastian dari laboratorium tersebut diatas tentang baik atau tidaknya kualitas dari bahan-bahan tersebut,
Pelaksana tidak diperkenankan melanjutkan pekerjaan-pekerjaan yang menggunakan bahan-bahan tersebut diatas.

Pasal 10
SUPPLIER & SUB-KONTRAKTOR
10.1 Jika Kontraktor menunjuk supplier dan atau Kontraktor Bawahan (Sub-Kontraktor) di dalam hal pengadaan
material dan pemasangannya, maka Kontraktor 'wajib' memberitahukan terlebih dahulu kepada Tim Direksi untuk
mendapatkan persetujuan.
10.2 Kontraktor wajib mengadakan koordinasi pelaksanaan atas petunjuk Tim Direksi dengan Kontraktor
Bawahan atau Supplier bahan.
10.3 Supplier wajib hadir mendampingi Tim Direksi di Lapangan untuk pekerjaan khusus dimana
pelaksanaan dan pemasangan bahan tersebut perlu persyaratan khusus sesuai instruksi pabrik.

4
Dinas Penataan Ruang Dan Cipta Karya Kabupaten Kapuas Hulu
Tahun Anggaran 2018

Pasal 11
PERSYARATAN UMUM LAINNYA
11.1 Pekerjaan Penyediaan Air Dan Daya Listrik Untuk Bekerja.
11.1.1 Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor dengan membuat sumur pompa di tapak proyek.
11.1.2 Air harus bersih, bebas dari bau, bebas dari lumpur, minyak dan bahan kimia lainnya yang
merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan dari Tim Direksi.

11.1.3 Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari sambungan PLN setempat / Gengset
selama masa Pembangunan.
11.1.4 Penggunaan Diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk penggunaan sementara atas
petunjuk Pengawas.
11.2 Mengutamakan Jasa Produksi Dalam Negeri
Pengutamaan Jasa Produksi Dalam Negeri, kecuali ditentukan lain dalam kontrak, untuk pelaksanaan,
penyelesaian dan pemeliharaan pekerjaan maka :
- Kontraktor atas biaya sendiri, harus mengadakan dan menyediakan semua peralatan konstruksi dan bahan, baik
untuk pekerjaan permanen maupun pekerjaan sementara, termasuk segala macam barang lain yang diperlukan.
- Dalam hal pengadaan semua bahan baku, barang jadi, setengah jadi dan lain-lain, kontraktor harus mengutamakan
jasa produksi dalam negeri meskipun harus tetap memperhatikan syarat-syarat mutu bahan yang bersangkutan,
sesuai dengan petunjuk dan persetujuan pengawas, kecuali bila ditentukan lain dalam RKS teknis.
11.3 Penjagaan Keamanan Lapangan Pekerjaan
Kontraktor diwajibkan menjaga keamanan lapangan yang meliputi barang-barang milik Proyek, Tim Direksi dan milik
Pihak Ketiga yang ada di lapangan.
Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui, baik yang telah dipasang maupun belum;
adalah tanggung jawab Kontraktor dan tidak akan diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.
Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggung-jawab atas akibatnya, baik yang berupa barangbarang maupun
keselamatan jiwa.
11.4 Keselamatan Pekerjaan
Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa pemeliharaan, kontraktor bertanggung-jawab
atas keselamatan dan keamanan pekerjaan, bahan dan peralatan teknis serta konstruksi yang diserahkan Pemberi
Tugas, dalam hal terjadinya kerusakan-kerusakan, maka Kontraktor harus bertanggung jawab untuk
memperbaikinya.
11.5 Memasuki Lapangan
Tim Direksi. atau setiap petugas yang diberi kuasa olehnya, setiap waktu dapat memasuki tempat
pekerjaan, atau semua bengkel dan tempat-tempat dimana pekerjaan sedang dikerjakan / dipersiapkan atau di
mana bahan / barang dibuat.
Kontraktor harus memberi fasilitas dan membantu untuk memasuki tempat-tempat tersebut.
11.6 Pemeriksaan Pekerjaan
11.6.1 Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan Kontraktor, tetapi karena bahan / material ataupun
komponen jadi, maupun mutu pekerjaannya sendiri ditolak oleh Tim Direksi harus segera dihentikan dan
selanjutnya dibongkar atas biaya Kontraktor dalam waktu yang ditetapkan oleh Tim Direksi.
11.6.2 Tidak ada pekerjaan yang boleh ditutup atau menjadi tidak terlihat sebelum mendapatkan persetujuan pengawas
dan pemborong harus memberikan kesempatan sepenuhnya kepada pengawas ahli untuk memeriksa surat
permohonan pemeriksaan, tidak terhitung hari libur/hari Raya) tidak dipenuhi/ditanggapi oleh Tim Direksi,
maka Kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya dan bagian yang seharusnya diperiksa dianggap telah
disetujui oleh Tim Direksi.
11.6.3 Bila Kontraktor melalaikan perintah, Tim Direksi berhak menyuruh membongkar bagian
pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk diperbaiki.
11.6.4 Biaya pembongkaran dan pemasangan/perbaikan kembali menjadi tanggungan Kontraktor, tidak dapat di "klaim"
sebagai biaya pekerjaan tambah maupun alasan untuk perpanjangan waktu pelaksanaan.
11.7 Kemajuan Pekerjaan
11.7.1 Seluruh bahan, peralatan konstruksi dan tenaga kerja yang harus disediakan oleh kontraktor demikian pula
metode/cara pelaksanaan pekerjaan harus diselenggarakan sedemikian rupa, sehingga diterima oleh Pengawas.
11.7.2 Apabila laju kemajuan pekerjaan atau bagian pekerjaan pada suatu waktu menurut penilaian Tim Direksi telah
terlambat, untuk menjamin penyelesaian pada waktu yang telah ditentukan atau pada waktu yang diperpanjang,
maka pengawas harus memberikan petunjuk secara tertulis langkah-langkah yang perlu diambil guna
melancarkan laju pekerjaan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan.
11.8 Perubahan, Penambahan, Pengurangan Pekerjaan dan Pembuatan "As-Built Drawing"
11.8.1 Tata cara pelaksanaan dan penilaian perubahan, penambahan dan pengurangan pekerjaan disesuaikan dengan
Dokumen Kontrak.
11.8.2 Setelah Pekerjaan selesai dan diserah-terimakan, Kontraktor berkewajiban membuat gambar-gambar yang
memuat seluruh perubahan, dan sesuai dengan kenyataan yang telah dikerjakan/dibangun oleh kontraktor (As-
Built Drawing). Biaya untuk penggambaran "As-Built Drawing", sepenuhnya menjadi tanggungan Kontraktor.
11.9 Papan Nama Proyek
Bila diharuskan oleh Pemerintah Daerah setempat, maka Kontraktor harus memasang Papan Nama Proyek sesuai
dengan peraturan Daerah yang berlaku, atas biaya Kontraktor.

5
Dinas Penataan Ruang Dan Cipta Karya Kabupaten Kapuas Hulu
Tahun Anggaran 2018

BAB II SYARAT-SYARAT
PEKERJAAN TANAH
Pasal 1
UMUM

1.1 LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan Tenaga, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya yang diperlukan
untuk melaksanakan pekerjaan ini, yaitu dan tidak terbatas pada :
Pekerjaan pembersihan sebelum pelaksanaan
Pekerjaan galian, pengurugan, pemadatan dan perataan tanah
Pekerjaan perbaikan kembali
1.2 PERSIAPAN PELAKSANAAN
Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus mempelajari dengan seksama Gambar Kerja. Kontraktor
harus sudah memperhitungkan segala kondisi di lapangan yang meliputi dan tidak terbatas pada Eksisting Awal,
Trench, saluran drainase, dan lain-lain.
Kontraktor harus mengamankan/melindungi hasil paket pekerjaan sebelumnya maupun yang sedang berjalan,
bahan yang dipertahankan; agar tidak rusak atau cacat.
Rencana pengamanan, baik berupa penyangga, penopang, atau konstruksi khusus sebagai penahan atau
pelindung bagian yang tidak dibongkar, harus dilaporkan kepada Tim Direksi terlebih dahulu untuk
mendapatkan persetujuan.

Pasal 2
PEMBERSIHAN
2.1 Pekerjaan pembersihan mencakup :
Pembersihan lokasi terhadap semua hal yang dinyatakan oleh Tim Direksi tidak akan digunakan lagi, maupun yang
dapat mengganggu kelancaran pelaksanaan; diantaranya :
Pembersihan akar pepohonan.
Pembersihan sisa-sisa dari hasil pembongkaran maupun paket pekerjaan sebelumnya.
2.2 Setiap pembongkaran harus dilakukan sedemikian rupa sehingga siap untuk dapat dilaksanakan pemasangan baru,
sesuai dengan Gambar Kerja.
2.3 Barang hasil bongkaran dan pembersihan harus dikeluarkan dari daerah kerja dan dikumpulkan di tempat / lokasi
tertentu yang ditunjukkan Tim Direksi. Pada dasarnya, barang-barang tersebut tidak dapat dipakai lagi dalam pekerjaan,
kecuali apabila dinyatakan lain oleh Tim Direksi.

Pasal 3
PEKERJAAN TANAH
Pekerjaan Tanah adalah pekerjaan pembuatan lubang / galian di tanah dan termasuk pengurugan / pemadatan tanah kembali
yang diperlukan untuk :
Galian Pondasi
3.1 MACAM GALIAN
Penggalian dibagi dalam macam-macam jenis yaitu:
Galian Tanah Biasa
Galian Batu
Galian Konstruksi/
Semua pekerjaan galian harus dikerjakan sesuai dengan spesifikasi untuk ketiga macam galian tersebut di atas.
Syarat-syarat kerja yang menyangkut bidang lain, mengikuti ketentuan-ketentuan letak, peil, dan dimensi seperti yang
dicantumkan Pengawasan dalam Gambar Rencana atau Petunjuk Tim Direksi.
a. Galian Tanah Biasa
Galian Tanah biasa harus mencakup semua galian yang bukan galian batu, galian konstruksi atau galian material
dan bahan baku lainnya.
b. Galian Batu
Galian Batu terdiri dari pekerjaan menggali/membongkar batu-batuan pada daerah galian yang menurut pendapat
Tim Direksi harus dilakukan pembongkaran.
c. Galian Konstruksi / Obstacle
Galian Konstruksi/Obstacle adalah semua galian, selain dari galian tanah dan galian batu dalam batas
pekerjaan yang disebut dalam Spesifikasi ini atau tercantum dalam Gambar Rencana. Semua galian yang
disebut sebagai galian Konstruksi/Obstacle terdiri dari galian lantai bangunan, galian pondasi bangunan
eksisting, galian perkerasan jalan/halaman, galian pipa/ kabel listrik, pipa gas, saluran-saluran serta konstruksi-
konstruksi lainnya, selain yang disebutkan pada Spesifikasi ini.
3.2 Urutan penggalian harus diatur sedemikian rupa dengan mengikuti petunjuk-petunjuk Tim Direksi sehingga tidak
menimbulkan gangguan pada lingkungan Tapak atau menyebabkan timbulnya genangan air untuk waktu lebih dari
24 jam.
3.3 Jika pada galian terdapat akar kayu, kotoran dan bagian tanah yang tidak padat atau longgar maka bagian ini harus
dikeluarkan seluruhnya, kemudian lubang yang terjadi harus ditutup urugan pasir yang dipadatkan dan disirami air
setiap ketebalan 5 cm lapis demi lapis sampai jenuh sehingga mencapai ketinggian yang dinginkan.
Biaya pekerjaan ini menjadi tanggung jawab Kontraktor tidak dapat di claim sebagai pekerjaan tambah.
3.4 Bila pada galian terdapat instalasi eksisting, Kontraktor harus mengikuti prosedur seperti terurai dalam butir 3.1 s/d
3.3.
3.5 Bila Kontraktor melakukan penggalian yang melebihi kedalaman yang ditentukan dalam Gambar Kerja, maka
Kontraktor wajib untuk menutup kelebihan tersebut dengan urugan pasir yang dipadatkan dan disirami air setiap
ketebalan 5 cm lapis demi lapis sampai jenuh sehingga mencapai ketinggian yang diinginkan.
Biaya pekerjaan ini tanggung jawab Kontraktor tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah.
3.6 Dasar galian harus dikerjakan dengan teliti, datar sesuai dengan Gambar kerja dan harus dibersihkan dari
segala macam kotoran.

6
Dinas Penataan Ruang Dan Cipta Karya Kabupaten Kapuas Hulu
Tahun Anggaran 2018

3.7 Galian harus dilakukan sesuai dengan Gambar kerja dan diperiksa serta disetujui Tim Direksi.
3.8 Kelebihan Tanah Galian harus dibuang keluar dari dalam area kerja. Area antara Papan Patok Ukur dengan Galian harus
bebas dari timbunan tanah.
3.9 Untuk menjaga lereng-lereng lubang galian agar tidak longsor atau runtuh, maka apabila dianggap perlu oleh Tim
Direksi, Kontraktor harus memasang Konstruksi penahan/casing sementara dari bahan seng Gelombang BJLS 50
atau setara, atau dari papan-papan tebal 3 cm diperkuat dengan kayu-kayu dolken, minimal dia. 8cm sehingga
konstruksi tersebut dapat menjamin kestabilan Lereng.
3.10 Apabila dan atau karena permukaan Air Tanah tinggi, Kontraktor harus menyediakan Pompa Air secukupnya untuk
mengeringkan Air yang menggenang Galian. Di syaratkan bahwa seluruh permukaan Galian, terutama Lantai
Galian, harus kering untuk Pekerjaan-pekerjaan selanjutnya, khususnya untuk pekerjaan :
Pengurugan dan Pemadatan
3.11 Biaya untuk lingkup yang terurai pada butir 3.5 dan 3.7 diatas ditanggung oleh Kontraktor, tidak
dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah.

Pasal 4
GALIAN
4.1 LINGKUP PEKERJAAN
4.1.1 Galian merupakan pengalian tanah untuk pekerjaan yang akan dilasanakan, sesuai dengan batasan pekerjaan
sebagaimana dijelaskan di sini atau sebagaimana tampak pada gambar.
4.1.2 Pekerjaan galian yang dijelaskan dengan pasal-pasal lain dalam spesifikasi ini tidaklah digolongkan sebagai
galian struktur.
4.1.3 Pekerjaan galian ini mencakup pengurugan kembali dengan material yang disetujui oleh Tim Direksi, berikut
pembuangan bahan-bahan sisa, dan semua bahan dan peralatan lainnya untuk menghindarkan galian dari genangan air
tanah dan air permukaan.
4.1.4 Penyediaan tenaga kerja, bahan, fasilitas pelaksanaan dan kebutuhan-kebutuhan lainnya yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan tanah yang sesuai dengan gambar-gambar dan spesifikasi.

4.2 PERSYARATAN PEKERJAAN


4.2.1 Tata Letak
Kontraktor bertanggung jawab atas tata letak yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan. Sebelum
penataan, Kontraktor harus menyerahkan rencana tata letak untuk mendapat persetujuan dari Tim Direksi.
Bench Mark yang bersifat tetap maupun sementara harus dijaga dari kemungkinan gangguan atau
pemindahan.
4.2.2 Pengawasan
Selama pelaksanaan pekerjaan tanah ini, Kontraktor harus diwakili oleh seorang pengawas ahli yang sudah
berpengalaman dalam bidang pekerjaan penggalian / pengurugan, yang mengetahui semua aspek pekerjaan yang
harus dilaksanakan sesuai kontrak.
4.2.3 Pekerjaan Pembersihan dan Pembongkaran.
a. Semua benda di permukaan seperti pohon, akar dan tonjolan, serta rintangan - rintangan dan lain-lain
yang berada di dalam batas daerah lokasi pekerjaan yang tercantum dalam gambar, harus dibersihkan
dan/atau dibongkar kecuali untuk hal-hal di bawah ini :
b. Sisa-sisa pohon yang tidak mengganggu dan akar-akar serta benda-benda yang tidak mudah rusak, yang
letaknya minimal 1 Meter di bawah dasar permukaan.
c. Kecuali pada tempat-tempat yang harus digali, lubang-lubang bekas pepohonan dan lubang-lubang lain,
harus diurug kembali dengan bahan-bahan yang baik dan dipadatkan.
d. Kontraktor bertanggung jawab untuk membuang sendiri tanaman-tanaman dan puing-puing ke tempat
yang ditentukan oleh Tim Direksi.
e. Kontraktor harus melestarikan semua benda-benda yang ditentukan tetap berada pada tempatnya.
f. Pembuangan Humus.
Sebelum mulai pekerjaan penggalian, lapisan humus dan rumput harus dibersihkan, harus bebas dari sisa-
sisa tanah bawah (Subsoil), bekas-bekas pohon, akar-akar, batu-batuan, semak-semak atau bahan-bahan lain.
Humus yang didapat dari pengupasan tersebut harus dibuang ke tempat yang sudah ditentukan oleh Tim Direksi.

4.3 PENGGALIAN
4.3.1 Sebelum memulai pekerjaan galian, Kontraktor harus :
Dengan inisiatif sendiri mengambil tindakan untuk mengatur drainase alamiah dari air yang mengalir pada permukaan
tanah, untuk mencegah galian tergenangi air. Memeriksa segala pembongkaran dan pembersihan di tempat itu sudah
dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi ini. Memberitahu Tim Direksi sebelum memulai suatu galian apapun, agar
elevasi penampang melintang dan pengukuran dapat diketahui dan dilakukan pada tanah yang belum
terganggu.
4.3.2 Galian tanah, harus mempunyai ukuran yang cukup sehingga memungkinkan peletakkan atau alas pondasi sesuai
dengan ukurannya.
4.3.3 Penggunaan mesin untuk penggalian diperbolehkan, kecuali untuk tempat-tempat ketika penggunaan mesin-mesin
tersebut dapat merusak benda-benda yang berada di dekatnya, bangunan-bangunan ataupun pekerjaan yang telah
rampung. Dalam hal ini metoda pekerjaan dengan tangan yang harus dilaksanakan.
4.3.5 Kontraktor harus melakukan perlindungan dan perawatan yang cukup untuk bagian-bagian pekerjaan di atas maupun
di bawah tanah, drainase, saluran-saluran pembuang dan rintangan-rintangan yang dihadapi dalam pelaksanaan
pekerjaan. Semua biaya yang ditimbulkan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
4.3.6 Kemiringan galian harus dibuat minimal dengan perbandingan 1 (satu) Horizontal dengan 1 (satu) Vertikal, kecuali
diperlihatkan lain dalam gambar.
4.3.7 Batu-batu, kayu-kayu dan bahan lain dalam galian yang tak berguna harus dibuang dan tidak boleh digunakan untuk
pengurugan.

7
Dinas Penataan Ruang Dan Cipta Karya Kabupaten Kapuas Hulu
Tahun Anggaran 2018

4.3.8 Setiap kali galian selesai dikerjakan, Kontraktor harus memberitahu Tim Direksi mengenai hal itu; dan pembuatan
Lapisan Sirtu, Lantai Kerja atau penempatan material apapun tidak boleh dilakuakan sebelum Tim Direksi menyetujui
kedalaman pondasi dan karakter tanah dasar pondasi.
4.3.9 Bila tanah dasar pondasi lembek, berlumpur atau tidak memenuhi syarat, maka bila diperintahkan oleh Tim
Direksi, Kontraktor harus menggantinya dengan material berbutir atau kerikil sebagaimana disyaratkan pada RKS ini.
Material pengganti tersebut harus diurugkan dan dipadatkan lapis demi lapis dengan tebal tiap lapis 15 cm, sampai
mencapai elevasi dasar pondasi dengan kepadatan sesuai petunjuk Tim Direksi.
4.3.10Kepadatan tanah dasar harus mencapai CBR 3%. Bila menurut Tim Direksi, tanah dasar pondasi tidak memenuhi
syarat semata-mata karena kesalahan Kontraktor dalam mengerjakan kewajibannya, maka Kontraktor harus :
Membuang dan mengganti tanah dasar pondasi atas tanggungan biaya sendiri, atau Menangguhkan pekerjaan
galian itu sampai kondisi tanah dasar pondasi tersebut memenuhi syarat.
4.3.11 Semua material hasil galian, bila memenuhi syarat, harus dimanfaatkan sebagai material urugan atau timbunan,
dan bila ternyata berlebihan harus dibuang.
4.4 AIR TANAH
4.4.1 Bila air tanah muncul ketika sedang dilakukan galian, maka Kontraktor harus segera mengambil langkah-langkah
untuk mencegah air menggenangi galian.
4.4.2 Bila galian terjadi pada tanah yang mengandung air permukaan, maka air ini tidak dianggap sebagai air
tanah dan merupakan kewajiban Kontraktor untuk menanggulanginya sesuai spesifikasi ini, sehingga tidak akan ada
tambahan pembayaran. Penilaian apakah air itu merupakan air permukaan atau air tanah mutlak wewenang Tim
Direksi. Jika air dapat dihalangi memasuki galian dengan menggunakan Cofferdam terbuka, maka air ini tidak dinilai
sebagai air tanah.
4.4.3 Keadaan tidak memungkinkan untuk mengeringkan galian sebelum membuat pengecoran beton, Tim Direksi
dapat memerintahkan pembuatan lapisan beton penutup dengan ukuran tertentu, dan Lapisan tersebut harus diletakkan
sebagaimana tampak pada gambar atau mengikuti petunjuk Tim Direksi Lalu galian harus dikeringkan.

Pasal 5
URUGAN DAN PEMADATAN
5.1 PEKERJAAN URUGAN
Pekerjaan pengurugan dan pemadatan Tanah ini untuk :
Bangunan Gedung kepadatan tanahnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja atau petunjuk Konsultan Manajemen
Konstruksi /Perencana.
Semua galian sampai permukaan yang ditentukan dengan kepadatan CBR 3% atau sesuai Gambar Kerja.

5.2 BAHAN URUGAN


Bahan Urugan yang dipakai adalah tanah merah atau pasir urug darat yang memenuhi persyaratan sebagai bahan
urugan.
Tanah bekas galian pada umumnya tidak boleh dipakai lagi untuk bahan urugan, kecuali apabila tanah tersebut memenuhi
persyaratan sebagai bahan urugan dan mendapat persetujuan dari Tim Direksi.
Sumber bahan urugan ini harus mempunyai jumlah yang cukup untuk menjamin penyediaan bahan urugan yang bisa
mencukupi kebutuhan seluruh Proyek.
Semua bahan urugan, harus mendapat persetujuan dari Tim Direksi, baik mengenai kualitas bahan maupun sumber bahan itu
sendiri sebelum dibawa atau digunakan di dalam lokasi pekerjaan.
Bahan urugan yang mengandung tanah organis, akar-akaran, sampah, dan lain-lain, tidak boleh dipergunakan
untuk urugan. Bahan-bahan seperti ini harus dipindahkan dan ditempatkan pada daerah pembuangan yang
disetujui atau ditunjuk oleh Tim Direksi.
Daerah yang akan diurug harus dibersihkan dari humus dengan cara Stripping setebal 30 cm.
Bahan-bahan urugan yang sudah ditempatkan dilokasi pengurugan tetapi tidak memenuhi standar, harus dibuang dan
diganti oleh Kontraktor atas biaya sendiri.

5.3 PENGURUGAN
5.3.1 Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, seluruh area pembangunan harus sudah bersih dari humus, akar tanaman, benda-
benda organis, sisa bongkaran dan bahan lain yang dapat mengurangi kualitas pekerjaan ini.
5.3.2 Urugan harus bebas dari segala bahan yang dapat membusuk, sisa bongkaran, dan atau yang dapat mempengaruhi
kepadatan urugan.
Tanah Urugan dapat diambil dari bekas galian atau tanah yang didatangkan dari luar yang tidak mengandung bahan-
bahan seperti tersebut di atas dan atau telah disetujui Tim Direksi.
5.3.3 Penghamparan tanah urugan dilakukan lapis demi lapis langsung dipadatkan sampai mencapai permukaan atau
peil yang diinginkan. Ketebalan perlapis setelah dipadatkan tidak boleh melebihi 20 cm. Setiap kali penghamparan
harus mendapat persetujuan dari cm yang menyatakan bahwa lapisan dibawahnya telah memenuhi kepadatan yang
disyaratkan dan seluruh prosedur pemadatan ini harus ditulis dalam berita acara yang disetujui Tim Direksi.
a. Lapisan Tanah Lunak (lumpur) yang ada harus dihilangkan dengan dikeruk, sebelum pekerjaan.Pengurugan dimulai.
Pada saat pengerukan dan pengurugan, daerah ini harus dikeringkan.
b. Pemampatan dan pemadatan harus dilakukan sesuai dengan artikel yang bersangkutan dibawah ini dalam bab ini.
Tidak boleh dilakukan pengurugan atau pemadatan selama hujan deras. Jika permukaan lapisan yang
sudah dipadatkan tergenang oleh air, Kontraktor harus membuat alur-alur pada bagian teratas untuk
mengeringkannya sampai mencapai kadar air yang benar dan dipadatkan kembali.
c. Ketinggian pengurugan setelah dipadatkan harus mencapai elevasi sesuai yang tercantum didalam gambar kerja.
5.3.4 Pengurugan untuk halaman yang tidak dibangun, Jalan dan pengerasan, tidak perlu dipadatkan dengan mesin
cukup ditimbris dengan tangan.

8
Dinas Penataan Ruang Dan Cipta Karya Kabupaten Kapuas Hulu
Tahun Anggaran 2018

5.4 PEMADATAN
5.4.1 Sebelum pelaksanaan pemadatan, seluruh area pembangunan harus dikeringkan terlebih dahulu.
5.4.2 Kontraktor harus bertanggung jawab atas ketepatan penempatan dan pemadatan bahan - bahan urugan dan juga
memperbaiki kekurangan - kekurangan akibat pemadatan yang tidak cukup.
5.4.3 Kontraktor harus menentukan jenis ukuran dan berat dari alat yang paling sesuai untuk pemadatan bahan urugan
yang ada. Alat-alat pemadatan ini harus mendapat persetujuan Tim Direksi.
5.4.4 Pemadatan tanah harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan tiap lapisan maksimum 20 cm dan
dipadatkan sampai mencapai paling sedikit 90% (Modified Proctor) dari kepadatan kering maksimum seperti yang
ditentukan dalam AASHTO T99.
5.4.5 Pelaksanaan pemadatan harus dilakukan dalam cuaca baik. Apabila hari hujan, pemadatan harus dihentikan. Selama
pekerjaan ini, kadar air harus dijaga agar tidak lebih besar dari 2 % kadar air optimum.
5.4.6 Kontraktor diwajibkan melakukan Test kepadatan tanah apabila diminta oleh Tim Direksi sebanyak titik yang
ditentukan oleh Tim Direksi yang harus disaksikan oleh Tim Direksi dan dibuatkan Laporan tertulis untuk tiap titik
meliputi area 150 M2.

5.5 PEKERJAAN PERATAAN TANAH


Bila terdapat bagian-bagian yang lebih tinggi dari permukaan tanah yang direncanakan, perataan pada bagian ini
harus dilakukan sedemikian rupa sehingga kelebihan tanah tersebut dapat diangkut ke tempat lain yang ditentukan
oleh Tim Direksi.

BAB III
SYARAT-SYARAT TEKNIS
PEKERJAAN STRUKTUR / NON STRUKTUR
Pasal 1
PEKERJAAN BETON
1.1 PERSYARATAN MUTU
1.1.1 Beton
Beton yang dipergunakan untuk seluruh pekerjaan harus mempunyai mutu karakteristik minimal sebagai berikut :
a. Beton K-125
 Membuat 1M³ Beton Mutu (K 125)
KEBUTUHAN SATUAN INDEKS
Portland Cement Kg 276,000
Batu Pecah Kg 828
BAHAN Kerikil ( Max. 30 mm) Kg 1012
Air Liter 215

Beton K-175
 Membuat 1M³ Beton Mutu (K 175)
KEBUTUHAN SATUAN INDEKS
Portland Cement Kg 326,000
Batu Pecah Kg 760
BAHAN Kerikil ( Max. 30 mm) Kg 1029
Air Liter 215

Beton K-225
 Membuat 1M³ Beton Mutu (K 225)
KEBUTUHAN SATUAN INDEKS
Portland Cement Kg 371,000
Batu Pecah Kg 698
BAHAN Kerikil ( Max. 30 mm) Kg 1047
Air Liter 215

1.1.2 Baja Tulangan


Mutu Baja Tulangan yang dipergunakan untuk seluruh pekerjaan ini adalah sebagai berikut:
Mutu Baja Tulangan < Ø 12 mm adalah BJT U-24 Mutu baja tulangan ≥ Ø 12 mm ke atas (diameter luar) adalah
BJTD U-39 (Besi Ulir).
1.1.3 Cetakan (Bekisting)
Bekisting untuk seluruh perkerjaan ini memakai papan mall kayu campuran. Bekisting dari papan mall tersebut
harus diperkuat dengan rangka kayu meranti ukuran 5/7,6/1, 6/12 dan sebagainya, untuk mendapatkan kekuatan dan
kekakuan yang sempurna, atau dari bahan lain yang disetujui oleh Tim Direksi.
1.1.4 Admixture
Admixture dipergunakan apabila keadaan memaksa untuk mempercepat pengerasan beton. Bahan admixture yang
dipakai adalah Conplast P211 (Product Fosroc) atau yang setaraf, dengan takaran 0,8% dari berat semen. Takaran
yang lain dapat digunakan untuk mendapatkan kekuatan maksimal dengan persetujuan dari Tim Direksi.

1.2 PERSYARATAN BAHAN BETON


1.2.1 Semen
a. Semua semen harus Cement Portland yang disesuaikan dengan persyaratan dalam Peraturan Portland Cement
Indonesia NI-8 atau ASTM C-150 Type 1 atau standard Inggris BS 12.
b. Mutu semen yang memenuhi syarat dan dapat dipakai adalah GRESIK, TIGA RODA, BOSOWA dan
KUJANG serta memenuhi persyaratan NI-8. Pemilihan salah satu merk semen adalah mengikat dan dipakai
untuk seluruh pekerjaan.
c. Pemeriksaan Tim Direksi dapat memeriksa semen yang disimpan dalam gudang pada setiap waktu sebelum

9
Dinas Penataan Ruang Dan Cipta Karya Kabupaten Kapuas Hulu
Tahun Anggaran 2018

dipergunakan. Kontraktor harus bersedia untuk memberi bantuan yang dibutuhkan oleh Tim Direksi untuk
pengambilan contoh-contoh tersebut. Semen yang tidak dapat diterima sesuai pemeriksaan oleh Tim Direksi,
harus tidak dipergunakan atau diafkir.
Jika semen yang dinyatakan tidak memuaskan tersebut telah dipergunakan untuk beton, maka Tim Direksi
dapat memerintahkan untuk membongkar beton tersebut dan diganti dengan memakai semen yang telah
disetujui atas beban Kontraktor. Kontraktor harus menyediakan semua semen-semen dan beton yang
dibutuhkan untuk pemeriksaan atas biaya Kontraktor.

d. Tempat Penyimpanan
Kontraktor harus menyediakan tempat penyimpanan yang sesuai untuk semen, dan setiap saat harus terlindung
dengan cermat terhadap kelembaban udara. Tempat penyimpanan tersebut juga harus sedemikian rupa agar
memudahkan waktu pengambilan.
Gudang penyimpanan harus berlantai kuat dibuat dengan jarak minimal 30 cm dari tanah, harus cukup besar
untuk dapat memuat semen dalam jumlah cukup besar sehingga kelambatan atau kemacetan dalam pekerjaan
dapat dicegah dan harus mempunyai ruang lantai yang cukup untuk menyimpan tiap muatan truck semen
secara terpisah-pisah dan menyediakan jalan yang mudah untuk mengambil contoh, menghitung sak-sak dan
memindahkannya. Semen dalam sak tidak boleh ditumpuk lebih tinggi dari 2 Meter.
Untuk mencegah semen dalam sak disimpan terlalu lama sesudah penerimaan, Kontraktor hendaknya
mempergunakan semen menurut urutan kronologis yang diterima di tempat pekerjaan. Tiap kiriman
semen harus disimpan sedemikian sehingga mudah dibedakan dari kiriman lainnya. Semua sak kosong harus
disimpan dengan rapih dan diberi tanda yang telah disetujui oleh Tim Direksi.
Timbangan-timbangan yang baik dan teliti harus diadakan oleh Kontraktor untuk menimbang semen di dalam
gudang dan di lokasi serta harus dilengkapi segala timbangan untuk keperluan penyelidikan.
Kontraktor harus menyediakan penjaga yang cakap, untuk mengawasi gudanggudang semen dan
mengadakan catatan-catatan yang cocok dari penerimaan dan pemakaian semen seluruhnya.
Tembusan dari catatan-catatan harus disediakan untuk Tim Direksi bila dikehendakinya, jumlah
dari semen yang digunakan selama hari itu ditiap bagian pekerjaan.
1.2.2 Pasir dan Kerikil
a. Kontraktor harus mengangkut, membongkar, mengerjakan dan menimbun semua pasir dan kerikil. Segala
cara yang dilaksanakan oleh Kontraktor untuk pembongkaran, pemuatan, pengerjaan dan penimbunan pasir
dan kerikil harus mendapatkan persetujuan dari Tim Direksi.
b. Tempat dan pengaturan dari semua daerah penimbunan harus mendapat persetujuan dari Tim Direksi.
Kontraktor harus membersihkan bahkan memperbaiki saluran buangan disemua tempat penimbunan
dan harus mengatur semua pekerjaan penimbunan pasir dan kerikil sedemikian rupa sehingga timbulnya
pemisahan dan pencampuran antara pasir dan kerikil akan dapat dihindari.
Dan bahan yang ditimbun tidak akan tercampur tanah atau bahan lain pada waktu ada banjir atau air rembesan.
Kontraktor diminta untuk menanggung sendiri segala biaya untuk pengolahan kembali pasir dan kerikil yang
kotor karena timbunan yang tidak sempurna dan lalai dalam pencegahan yang cukup. Pasir dan kerikil
tidak boleh dipindah-pindah dari timbunan, kecuali bila diperlukan untuk meratakan pengiriman bahan
berikutnya.
c. Pasir
Jenis pasir yang dipakai untuk pekerjaan bangunan ini adalah pasir alam yaitu pasir yang dihasilkan dari
sungai atau pasir alam lain yang didapat dengan persetujuan Tim Direksi.
Persetujuan untuk sumber-sumber pasir alam tidak dimaksudkan sebagai persetujuan dasar (pokok) untuk semua bahan yang
diambil dari sumber tersebut.
Kontraktor harus bertanggung jawab atas kualitas tiap jenis dari semua bahan yang dipakai dalam pekerjaan. Kontraktor harus
menyerahkan pada Tim Direksi sebagai bahan pemeriksaan pendahuluan dan persetujuan, contoh yang cukup, seberat 15 Kg
dari pasir alam yang diusulkan untuk dipakai, sedikitnya 14 hari sebelum diperlukan.
Timbunan pasir alam harus dibersihkan dari semua tumbuh-tumbuhan dan dari bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki,
segala macam tanah pasir dan kerikil yang tidak dapat dipakai, harus disingkirkan. Timbunan harus diatur dan dilaksanakan
sedemikian rupa sehingga tidak merugikan kegunaan dari timbunan.
Pasir harus halus, bersih dan bebas dari gumpalan-gumpalan kecil dan lunak dari tanah liat, mika dan hal-hal yang
merugikan dari substansi yang merusak, jumlah prosentase dari segala macam substansi yang merugikan, beratnya tidak boleh
lebih dari 5% berat pasir.
Pasir harus mempunyai 'Modulus Kehalusan Butir' antara 2 sampai 32 atau jika diselidiki dengan saringan standard harus
sesuai dengan standard Indonesia untuk beton atau dengan ketentuan sebagai berikut :
Saringan Persentase satuan timbangan
no. tertinggal di saringan
4 0 - 15
8 6 - 15
16 10 - 25
30 10 - 30
50 15 - 35
100 12 - 20
PAN 3-7
Jika persentase satuan tertinggal dalam saringan no. 16 adalah 20 persen atau kurang, maka batas maksimum untuk persentase
satuan dalam saringan no. 8 dapat naik sampai 20 persen.
d. Agregrat Kasar (Kerikil)
Agregat kasar harus didapat dari sumber yang telah disetujui. Ini dapat berupa kerikil sebagai hasil disintegrasi
alami dari batu-batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu.
e. Kebersihan dan Mutu
Agregat kasar harus bersih dan bebas dari bagian- bagian yang halus, mudah pecah, tipis atau yang
berukuran panjang, bersih dari alkali, bahan-bahan organis atau dari substansi yang merusak dalam
jumlah yang merugikan. Besarnya persentase dari semua substansi yang merusak tidak boleh mencapai
tiga persen dari beratnya. Agregat kasar harus berbentuk baik, keras, padat, kekal dan tidak berpori.

10
Dinas Penataan Ruang Dan Cipta Karya Kabupaten Kapuas Hulu
Tahun Anggaran 2018

Apabila kadar lumpur melampaui 1%, maka agregat kasar harus dicuci.
f. Gradasi
Agregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir sesuai dengan Job Mix Formula (JMF) dan
jika diperiksa oleh Tim Direksi ternyata tidak sesuai dengan ketentuan gradasi, maka Kontraktor harus
menyaring kembali atau mengolah kembali bahannya atas bebannya sendiri, untuk menghasilkan agregat yang
dapat disetujui Tim Direksi.

1.2.3 Air
Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi/mortar dan spesi injeksi harus bebas dari lumpur, minyak,
asam, bahan organik basah, garam dan kotoran-kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak. Air tersebut
harus diuji di Laboratorium pengujian yang ditetapkan oleh Tim Direksi untuk menetapkan sesuai tidaknya
dengan ketentuan ketentuan yang ada di dalam PBI-l971 untuk bahan campuran beton.
1.2.4 Baja Tulangan
Semua baja tulangan beton harus baru, mutu dan ukuran sesuai dengan standard Indonesia untuk beton NI-2,
PBI-l971 atau ASTM Designation A-15, dan harus disetujui oleh Tim Direksi. Tim Direksi berhak meminta kepada
Kontraktor, surat keterangan tentang pengujian oleh pabrik dari semua baja tulangan beton yang disediakan, untuk
persetujuan Tim Direksi sesuai dengan persyaratan mutu untuk setiap bagian konstruksi seperti tercantum di
dalam gambar rencana.
Baja tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari serpih-serpih, karat, minyak, gemuk dan zat kimia
lainnya yang dapat merusak atau mengurangi daya lekat antara baja tulangan dengan beton.

1.3 PERSYARATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN BETON


1.3.1 Kelas dan Mutu Pekerjaan Beton
a. Kelas dan mutu dari beton harus sesuai dengan Peraturan Beton Indonesia l991.
Bilamana tidak ditentukan lain kuat tekan dari beton adalah selalu kekuatan tekan hancur dari contoh kubus
yang bersisi 15 ( 0,06 ) cm diuji pada umur 28 hari.
b. Kriteria untuk menentukan mutu beton adalah persyaratan bahwa hasil pengujian benda-benda uji harus
memberikan hasil s'bk (kekuatan tekan beton karakreristik) yang lebih besar dari
1.3.2 Komposisi Campuran Beton
a. Beton harus dibentuk dari semen portland, pasir, kerikil, dan air seperti yang ditentukan sebelumnya
Bahan beton dicampur dalam perbandingan yang serasi dan diolah sebaik-baiknya sampai pada kekentalan
yang baik/tepat.
b. Untuk mendapatkan mutu beton yang sesuai dengan yang ditentukan dalam spesifikasi ini, harus
dipakai "campuran yang direncanakan" (Designed Mix).
Campuran yang direncanakan dihasilkan dari percobaan-percobaan campuran yang memenuhi kekuatan
karakteristik yang disyaratkan.
c. Ukuran maksimal dari agregat kasar dalam beton untuk bagian-bagian dari pekerjaan tidak boleh melampaui
ukuran yang ditetapkan dalam persyaratan bahan beton, ukuran mana ditetapkan sepraktis mungkin
sehingga tercapai pengecoran yang tepat dan memuaskan.
d. Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton yang dipakai untuk berbagai mutu, harus ditetapkan
dari waktu ke waktu selama berjalannya pekerjaan, demikian juga pemeriksaan terhadap agregat dan beton
yang dihasilkan.
e. Perbandingan campuran dan faktor air semen yang tepat akan ditetapkan atas dasar beton yang dihasilkan
yang mempunyai kepadatan yang tepat, kekedapan, keawetan dan kekuatan yang dikehendaki.
f. Kekentalan (konsistensi) adukan beton untuk bagian-bagian konstruksi beton, harus disesuaikan dengan jenis
konstruksi yang bersangkutan, cara pengangkutan adukan beton dan cara pemadatannya. Kekentalan adukan
beton antara lain ditentukan oleh faktor air semen.
g. Agar dihasilkan suatu konstruksi beton yang sesuai dengan yang direncanakan, maka faktor air semen
ditentukan sebagai berikut:
Faktor air semen untuk Pondasi, Sloof, Poer, maksimum 0,60.
Faktor air semen untuk Kolom, Balok, Plat Lantai, Tangga, Dinding Beton dan Listplank / Parapet
maksimum 0,60.
Faktor air semen untuk konstruksi plat atap, dan tempat-tempat basah lainnya maksimum 0,55.
h. Untuk lebih mempermudah dalam pengerjaan beton, dan.dapat dihasilkan suatu mutu sesuai dengan yang
direncanakan, maka untuk konstruksi beton dengan faktor air semen maksimum 0,55 harus memakai
Plasticizer sebagai bahan additive. Pemakaian merk dari bahan additive tersebut harus mendapat persetujuan
dari Tim Direksi.
i. Pengujian beton akan dilakukan oleh Tim Direksi atas biaya Kontraktor. Perbandingan campuran beton harus
diubah jika perlu untuk tujuan penghematan yang dikehendaki, Workability, kepadatan, kekedapan, awet atau
kekuatan dan Kontraktor tidak berhak atas claim yang disebabkan perubahan yang demikian.
1.3.3 Pengujian Konsistensi Beton dan Benda-Benda Uji Beton
a. Banyaknya air yang dipakai untuk beton harus diatur menurut keperluan untuk menjamin beton dengan
konsistensi yang baik dan untuk menyesuaikan variasi kandungan lembab atau gradasi (perbutiran) dari
agregat waktu masuk dalam mesin pengaduk (Mixer). Penambahan air untuk mencairkan kembali beton
padat hasil pengadukan yang terlalu lama atau yang menjadi kering sebelum dipasang sama sekali tidak
diperkenankan.
Keseragaman konsistensi beton untuk setiap kali pengadukan sangat perlu. Nilai slump dari beton
(pengujian kerucut slump), tidak boleh kurang dari 8 cm dan tidak melampaui 12 cm, untuk segala beton
yang dipergunakan. Semua pengujian harus sesuai dengan PBI-l991. Tim Direksi berhak untuk menuntut
nilai Slump yang lebih kecil bila hal tersebut dapat dilaksanakan dan akan menghasilkan beton berkualitas
lebih tinggi atau alasan penghematan.
b. Kekuatan tekan dari beton harus ditetapkan oleh Tim Direksi melalui pengujian biasa dengan kubus 15 x
15 x 15 cm dibuat dan Pengujian slump akan diadakan oleh Tim Direksi sesuai PBI-l991. Kontraktor
harus menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk mengerjakan contoh-contoh pemeriksaan yang
representatif.

11
Dinas Penataan Ruang Dan Cipta Karya Kabupaten Kapuas Hulu
Tahun Anggaran 2018

1.3.4 Pekerjaan Baja Tulangan


a. Baja tulangan beton harus dibengkok/dibentuk dengan teliti sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang
tertera pada gambar-gambar konstruksi. Baja tulangan beton tidak boleh diluruskan atau dibengkokan kembali
dengan cara yang dapat merusak bahannya. Batang dengan bengkokan yang tidak ditunjukkan dalam
gambar tidak boleh dipakai. Semua batang harus dibengkokan dalam keadaan dingin, pemanasan dari besi
beton hanya dapat diperkenankan bila seluruh cara pengerjaan disetujui oleh Tim Direksi atau Perencana.
b. Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan gambar rencana. Untuk menempatkan tulangan
tetap tepat di tempatnya maka tulangan harus diikat kuat dengan Kawat Beton (Bindraat) dengan bantalan
blok-blok beton cetak (Beton Decking) atau kursi-kursi besi/cakar ayam perenggang. Dalam segala hal
untuk besi beton yang horizontal harus digunakan penunjang yang tepat, sehingga tidak akan ada batang
yang turun.
c. Jarak bersih terkecil antara batang yang paralel apabila tidak ditentukan dalam gambar rencana, minimal
harus 1,2 kali ukuran terbesar dari agregat kasar dan harus memberikan kesempatan masuknya alat penggetar
beton.
d. Pada dasarnya jumlah luas tulangan harus sesuai dengan gambar dan perhitungan. Apabila dipakai dimensi
tulangan yang berbeda dengan gambar, maka yang menentukan adalah luas tulangan, dalam hal ini
kontraktor diwajibkan meminta persetujuan terlebih dahulu dari Tim Direksi.
1.3.5 Pekerjaan Selimut Beton
Penempatan besi beton di dalam cetakan tidak boleh menyinggung dinding atau dasar cetakan, serta harus
mempunyai jarak tetap untuk setiap bagian-bagian konstruksi.
Apabila tidak ditentukan di dalam gambar rencana, maka tebal selimut beton untuk satu sisi pada masing-masing
konstruksi adalah sebagai berikut :
a. Pondasi Plat, untuk sisi bawah 7 cm untuk sisi lainnya 4 cm.
b. Balok sloof = 4 cm.
c. Kolom = 4 cm.
d. Balok = 3 cm.
e. Plat beton = 2 cm.
1.3.6 Pekerjaan Sambungan Baja Tulangan
Jika diperlukan untuk menyambung tulangan pada tempat-tempat lain dari yang ditunjukkan pada
gambar-gambar, bentuk dari sambungan harus disetujui oleh Tim Direksi. Overlap pada sambungan-sambungan
tulangan harus minimal 40 kali diameter batang, kecuali jika telah ditetapkan secara pasti di dalam gambar
rencana dan harus mendapat persetujuan Tim Direksi.
1.3.7 Perlengkapan Mengaduk
Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai ketelitian cukup untuk
menetapkan dan mengawasi jumlah dari masing-masing bahan beton. Perlengkapan-perlengkapan tersebut
dan cara pengerjaannya selalu harus mendapatkan persetujuan dari Tim Direksi.
1.3.8 Pekerjaan Mengaduk.
a. Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin pengaduk beton yaitu ‘MOLEN'. Tim
Direksi berwenang untuk menambah waktu pengadukan jika pemasukan bahan dan cara pengadukan gagal
untuk mendapatkan hasil adukan dengan susunan kekentalan dan konsistensi dari adukan ke adukan, kecuali
bila diminta adanya perubahan dalam komposisi atau konsistensi. Air harus dituang lebih dahulu
selama pekerjaan penyempurnaan.
b. Tidak diperkenankan melakukan pengadukan beton yang berlebih-lebihan (lamanya) yang membutuhkan
penam-bahan air untuk mendapatkan konsistensi beton yang dikehendaki. Mesin pengaduk yang
memproduksi hasil yang tidak memuaskan harus diperbaiki. Mesin pengaduk yang disentralisir, (batching
mixing plant) harus diatur sedemikian, hingga pekerjaan mengaduk dapat diawasi dengan mudah dari stasiun
operator. Mesin pengaduk tidak boleh dipakai melebihi dari kapasitas yang telah ditentukan. Tiap mesin
pengaduk harus diperlengkapi dengan alat mekanis untuk mengatur waktu dan menghitung jumlah adukan.
1.3.9 S u h u.
Suhu beton sewaktu dituang tidak boleh lebih dari 32o dan tidak kurang dari 4,5o C. Bila suhu dari beton yang
dituang berada antara 27o C dan 32o C, beton harus diaduk di tempat pekerjaan untuk kemudian langsung dicor. Bila
beton dicor pada waktu iklim sedemikian rupa sehingga suhu dari beton melebihi 32 o C, sebagai yang ditetapkan
oleh Tim Direksi, Kontraktor harus mengambil langkah-langkah yang efektif, umpamanya mendinginkan
agregat, menyampur dengan es dan mengecor pada waktu malam hari bila perlu, untuk mempertahankan suhu
beton, waktu dicor pada suhu di bawah 32o C.
1.3.10 Pekerjaan Rencana Cetakan.
Cetakan harus sesuai dengan bentuk, dan ukuran yang ditentukan dalam gambar rencana. Bahan yang dipakai
untuk cetakan harus mendapatkan persetujuan dari Tim Direksi sebelum pembuatan cetakan dimulai, tetapi
persetujuan yang demikian tidak akan mengurangi tanggung jawab Kontraktor terhadap keserasian bentuk
maupun terhadap perlunya perbaikan kerusakan-kerusakan, yang mungkin dapat timbul waktu pemakaian.
Sewaktu-waktu Tim Direksi dapat mengafkir sesuatu bagian dari bentuk yang tidak dapat diterima dalam segi
apapun dan Kontraktor harus dengan segera mengambil bentuk yang diafkir dan menggantinya atas bebannya
sendiri.
1.3.11 Pekerjaan Konstruksi Cetakan
a. Semua cetakan harus betul-betul teliti kuat dan aman pada kedudukannya sehingga dapat dicegah
pengembangan atau lain gerakan selama dan sesudah pengecoran beton.
b. Semua cetakan beton harus kokoh.
Alat-alat dan usaha-usaha yang sesuai dan cocok untuk membuka cetakan-cetakan tanpa merusak permukaan
dari beton yang telah selesai harus tersedia. Sebelum beton dicor, permukaan dari cetakan-cetakan harus
diminyaki dengan minyak yang biasa diperdagangkan untuk maksud itu yang mencegah secara efektif lekatnya
beton pada cetakan dan akan memudahkan melepas cetakan beton. Minyak tersebut dipakai hanya setelah
disetujui Tim Direksi. Penggunaan minyak cetakan harus hati-hati untuk mencegah kontak dengan besi beton
dan mengakibatkan kurangnya daya lekat.

12
Dinas Penataan Ruang Dan Cipta Karya Kabupaten Kapuas Hulu
Tahun Anggaran 2018

c. Penyangga cetakan (Steiger) harus bertumpu pada pondasi yang baik dan kuat sehingga tidak akan ada
kemungkinan penurunan cetakan selama pelaksanaan.
1.3.12 Pekerjaan Pengangkutan Beton.
Cara-cara dan alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus sedemikian rupa sehingga beton dengan
komposisi dan kekentalan yang diinginkan dapat dibawa ke tempat pekerjaan, tanpa adanya pemisahan dan
kehilangan.
1.3.13 Pekerjaan Pengecoran
a. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, ukuran dan letak baja tulangan beton sesuai
dengan gambar pelaksanaan, pemasangan sparing-sparing instalasi, penyokong, pengikatan dan lain-lainya
selesai dikerjakan.
Sebelum pengecoran dimulai permukaan-permukaan yang berhubungan dengan pengecoran harus sudah
disetujui oleh Tim Direksi.
b. Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat pengecoran beton (cetakan) harus
bersih dari air yang tergenang, reruntuhan atau bahan lepas. Permukaan bekisting dengan bahan-bahan yang
menyerap pada tempat-tempat yang akan dicor, harus dibasahi dengan merata sehingga kelembaban/air dari
beton yang baru di cor tidak akan diserap
c. Permukaan-permukaan beton yang telah dicor lebih dahulu, dimana akan dicor beton baru, harus bersih dan
lembab ketika dicor dengan beton baru. Pada sambungan pengecoran ini harus dipakai perekat beton yang
disetujui oleh Tim Direksi. Pembersihan harus berupa pembuangan semua kotoran,pembuangan beton-beton
yang mengelupas atau rusak, atau bahan-bahan asing yang menutupinya. Semua genangan air harus
dibuang dari permukaan beton lama tersebut sebelum beton baru dicor.
d. Perlu diperhatikan letak/jarak/sudut untuk setiap penghentian pengecoran yang akan masih berlanjut, terhadap
sistem struktur/penulangan yang ada.
e. Beton boleh dicor hanya waktu Tim Direksi atau wakilnya yang ditunjuk serta staf Kontraktor yang setaraf
ada di tempat kerja, dan persiapan betul-betul telah memadai.
f. Dalam semua hal, beton yang akan dicor harus diusahakan agar pengangkutan ketempat posisi terakhir
sependek mungkin, sehingga pada waktu pengecoran tidak mengakibatkan pemisahan antara kerikil dan
spesinya. Pemisahan yang berlebihan dari agregat kasar dalam beton yang disebabkan jatuh bebas dari
tempat yang cukup tinggi, atau sudut yang terlalu besar, atau bertumpuk dengan baja-baja tulangan, tidak
diijinkan. Kalau diperkirakan pemisahan yang demikian itu mungkin akan terjadi, Kontraktor harus
mempersiapkan tremie atau alat lain yang cocok untuk mengontrol jatuhnya beton.
g. Pengecoran beton tidak boleh dijatuhkan lebih tinggi dari 2 meter, semua penuangan beton harus selalu lapis-
perlapis horizontal dan tebalnya tidak lebih dari 50 cm. Tim Direksi mempunyai hak untuk mengurangi tebal
tersebut apabila pengecoran dengan tebal lapisan 50 cm tidak dapat memenuhi spesifikasi ini.
h. Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras atau lama sedemikian rupa sehingga spesi/mortar
terpisah dari agregat kasar. Selama hujan, air semen atau spesi tidak boleh dihamparkan pada Construction
Joint dan air semen atau spesi yang hanyut terhampar harus dibuang sebelum pekerjaan dilanjutkan.
i. Ember-ember/gerobak dorong beton yang dipakai harus sanggup menuang dengan tepat dalam slump yang
ren-dah dan memenuhi syarat-syarat campuran. Mekanisme penuangan harus dibuat dengan kapasitas
minimal 50 liter. Juga harus tersedia peralatan lainnya untuk mendukung lancarnya pengecoran
dimana diperlukan terutama bagi lokasi lokasi yang terbatas.
j. Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai sepadat mungkin, sehingga bebas dari kantong-kantong kerikil,
dan menutup rapat-rapat semua permukaan dari cetakan dan material yang diletakkan. Dalam pemadatan
setiap lapisan dari beton, kepala alat penggetar (Vibrator) harus dapat menembus dan menggetarkan
kembali beton pada bagian atas dari lapisan yang terletak di bawah. Lamanya penggetaran tidak boleh
menyebabkan terpisahnya bahan beton dengan airnya. Semua beton harus dipadatkan dengan alat penggetar
Type Immerson beroperasi dengan kecepatan paling sedikit 3.000 putaran per menit ketika dibenamkan dalam
beton.
k. Toleransi kekurangan ketebalan beton 2 cm.

1.3.14 Waktu dan Cara-Cara Pembukaan Cetakan.


a. Waktu dan cara pembukaan dan pemindahaan cetakan harus mengikuti petunjuk Tim Direksi. Pekerjaan ini
harus dikerjakan dengan hati-hati untuk menghindarkan kerusakan pada beton. Beton yang masih
muda/lunak tidak diijinkan untuk dibebani. Segera sesudah cetakan-cetakan dibuka, permukaan beton harus
diperiksa dengan teliti dan permukaan-permukaan yang tidak beraturan harus segera diperbaiki sampai
disetujui Tim Direksi.
b. Umumnya, diperlukan waktu minimum dua hari sebelum cetakan-cetakan dibuka untuk dinding-dinding yang
tidak bermuatan dan cetakan-cetakan samping lainnya, tujuh hari untuk dinding-dinding pemikul dan
saluran-saluran, 21 hari untuk balok-balok, plat lantai plat atap, tangga dan kolom.
1.3.15 Perawatan (Curing)
a. Semua beton harus dirawat (Cured) dengan air seperti ditentukan di bawah ini atau disemprot dengan
Curing Agent ANTISOLS merek SIKA. Tim Direksi berhak menentukan cara perawatan bagaimana
yang harus digunakan pada bagian-bagian pekerjaan.
b. Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar matahari yang langsung minimal selama
3 hari sesudah pengecoran. Perlindungan semacam itu dilakukan dengan menutupi permukaan beton
dengan deklit atau karung bekas yang dibasahi dan harus dilaksanakan segera setelah pengecoran
dilaksanakan.
c. Perawatan beton setelah tiga hari, yaitu dengan melakukan penggenangan dengan air pada permukaan beton
paling sedikit selama 14 hari terus menerus. Perawatan semacam ini bisa dilakukan dengan penyiraman
secara mekanis atau dengan pipa yang berlubang-lubang atau dengan cara lain yang disetujui Tim Direksi
sehingga selama masa tersebut permukaan beton selalu dalam keadaan basah.
Air yang digunakan dalam perawatan (Curing) harus memenuhi persyaratan spesifikasi air untuk campuran
beton.

13
Dinas Penataan Ruang Dan Cipta Karya Kabupaten Kapuas Hulu
Tahun Anggaran 2018

1.3.16 Pekerjaan Perlindungan (Protection)


Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap kerusakan-kerusakan sebelum penerimaan terakhir oleh
Tim Direksi.
1.3.17 Pekerjaan Perbaikan Permukaan Beton
a. Jika sesudah pembukaan cetakan ada permukaan beton yang tidak sesuai dengan yang direncanakan, atau
tidak tercetak menurut gambar atau diluar garis permukaan, atau ternyata ada permukaan yang rusak, hal
itu dianggap sebagai tidak sesuai dengan spesifikasi ini dan harus dibuang dan diganti oleh Kontraktor atas
bebannya sendiri. Kecuali bila Tim Direksi memberikan izinnya untuk menambal tempat yang rusak,
dalam hal mana penambalan harus dikerjakan seperti yang telah tercantum dalam pasal-pasal berikut.
b. Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang terdiri dari sarang kerikil,
kerusakan-kerusakan karena cetakan, lobang-lobang karena keropos, ketidak rataan dan bengkak harus
dibuang dengan pemahatan atau dengan batu gerinda. Sarang kerikil dan beton lainnya harus dipahat, lobang-
lobang pahatan harus diberi pinggiran yang tajam dan dicor sedemikian sehingga pengisian akan terikat
(terkunci) di tempatnya. Semua lubang harus terus menerus dibasahi selama 24 jam sebelumnya.

Pasal 2
PEKERJAAN KAYU
2.1. Kayu yang digunakan harus bersifat baik dengan ketentuan bahwa segala sifat dan kekurangan-kekurangan yang
berhubungan dengan pemakainya tidak akan merusak atau mengurangi nilai konstruksi.
2.2. Kualitas dan ukuran kayu yang digunakan disesuaikan dengan gambar kerja yang ada. Demikian pula dengan mutu
dan kelas kuat kayu yang apabila tidak ditentukan lain, maka harus mengikuti syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan
dalam PPKI NI-5.
2.3. Dihindarkan adanya cacat-cacat kayu antara lain yang berupa putih kayu, pecah-pecah, mata kayu yang melintang.
Syarat-syarat kelembaban dan toleransi ukuran kayu yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat dan
ketentuan dalam PPKI.
2.4. Toleransi kekurangan ukuran kayu untuk balok 1 cm, sedangkan untuk papan 0,5 cm.

BAB IV SYARAT-SYARAT
PEKERJAAN ARSITEKTUR
Pasal 1
PEKERJAAN SALURAN DRAINASE
1.1 LINGKUP PEKERJAAN
Adalah pengertian bekerjanya sistem saluran drainase (pembuangan air hujan/kotor) dari lokasi pekerjaan secara
keseluruhan maupun bagian-bagiannya seperti yang tertera pada gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan.
Secara garis besar, pekerjaan ini meliputi :
Pembuatan saluran gorong-gorong, saluran terbuka, sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi teknis. Segala
sesuatu mengenai lingkup pekerjaan ini yang masih kurang jelas, Kontraktor dapat menanyakan lebih lanjut
kepada Direksi/Pengawas, Perencana atau pihak lain yang ditunjuk untuk ini. Apabila sampai terjadi kelalaian dan
kekurangan, Kontraktor harus bertanggung-jawab atas kerugian-kerugian yang mungkin terjadi.

1.2 PERSYARATAN BAHAN


Semua ketentuan material yang harus disediakan oleh Kontraktor didasarkan atas Standar Normalisasi Indonesia (SNI)
dan Pemeliharaan Umum Bahan-bahan (PUBB). Kontraktor atas biaya sendiri wajib mengirimkan contoh-contoh
material yang akan digunakan untuk pembuatan saluran drainage kepada Tim Direksi. Untuk pekerjaan pemipaan dan
peralatan lain yang termasuk di dalam lingkup pekerjaan ini, Kontraktor wajib menyerahkan brosur pipa / peralatan lain
yang akan digunakan. Apabila ternyata terdapat material yang dinyatakan tidak bisa diterima / digunakan,
Kontraktor wajib untuk mengeluarkannya dari Proyek dlam waktu tidak lebih dari 1 hari.
1.2.1 Persyaratan
a. Semen
Sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam BAB III Syarat-Syarat Teknis Pekerjaan Struktur.
b. Pasir
Pasir yang digunakan adalah jenis pasir pasang dengan butir-butir yang tajam, keras, bersih dari tanah dan lumpur
dan tidak mengandung bahan bahan organis.
c. Air
Air yang dipakai harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik, basa, garam dan kotoran lainnya dalam
jumlah yang dapat merusak.

1.3 PERSYARATAN PELAKSANAAN


Profil saluran terbuka dan saluran tertutup yang akan dibuat harus benar-benar sesuai dengan yang tercantum dalam
gambar kerja, baik ukuran maupun konstruksinya. Selama tidak ditentukan lain, persyaratan-persyaratan yang
menyangkut kelancaran mengalirnya buangan air hujan harus benar-benar diperhatikan, baik menyangkut
pengaturan elevasi dasar saluran, kedalaman saluran, kemiringan-kemiringan, maupun menyangkut pembelokan
saluran dan penempatan bak kontrol, harus mengikuti ketentuan yang tercantum dalam gambar kerja.
Persyaratan kemiringan untuk saluran:
1.3.1 Ukuran
Semua ukuran yang tertunjuk pada gambar saluran drainage merupakan ukuran jadi / penyelesaian / finishing,
kecuali jika terdapat keetentuan-ketentuan lain, maka ukuran pada gambar tersebut harus ditambah 1 cm.
1.3.2 Ukuran-ukuran Pokok
Ukuran-ukuran pokok dan pembagian-pembagiannya seluruhnya telah ditunjukkan di dalam gambar
perencanaan.

14
Dinas Penataan Ruang Dan Cipta Karya Kabupaten Kapuas Hulu
Tahun Anggaran 2018

1.3.3 Pembersihan Tempat Pekerjaan


Sebelum memulai setiap pekerjaan, Kontraktor harus membersihkan tempat pekerjaan dari segala macam benda dan
rintangan yang ada sehingga siap untuk melakukan penggalian.
1.3.4 Pekerjaan Tanah
Pekerjaan Galian Tanah.
Pekerjaan galian tanah diperlukan untuk menanam pondasi dan menanam bagian-bagian dari konstruksi saluran
drainage yang berada di bawah permukaan.Semua galian harus dilaksanakan menurut persyaratan mengenai
panjang, dalam, serongan, belokan galian, sesuai dengan gambar rencana.
1.3.5 Pekerjaan Urugan
Pengurugan lubang bekas galian dilakukan setelah semua yang diperlukan selesai terpasang. Bahan urugan
yang boleh dipakai adalah bahan urugan yang didatangkan dari luar proyek. Tanah bekas galian pada lokasi
setempat boleh digunakan kembali sepanjang memenuhi persyaratan bahan urugan. Urugan yang boleh
digunakan adalah tanah lempung (Clay) berwarna merah/coklat atau pasir bercampur kerikil yang bersih. Bahan
urugan tidak boleh bercampur dengan sampah, rumput, akar pohon dan bahanbahan organis lainnya.
1.3.6 Genangan Air.
Kontraktor harus menjaga agar seluruh galian tidak digenangi air yang timbul akibat hujan dan lain-lain sebab,
dengan jalan memompa, menimba, menyalurkan ke parit-parit atau lainnya dengan biaya yang dianggap sudah
termasuk di dalam kontrak.
1.3.7 Perataan Akhir
Daerah yang diurug atau digali yang tercantum dalam kontrak harus diratakan kembali sehingga sama halusnya
seperti kondisi semula, sesuai dengan gambar rencana.
1.3.8 Variasi Kedalaman Badan Saluran
Variasi (perubahan) kedalaman atau ketebalan badan saluran dapat diterima, atau diperintah-kan oleh
Direksi/Pengawas jika ternyata keadaan pada suatu lokasi pekerjaan berbeda dengan keadaan yang diharapkan
semula. Perubahan kedalaman atau ketebalan badan saluran tidak akan diijinkan tanpa ijin tertulis dari
Direksi/Pengawas.

Pasal 3
PEKERJAAN PEMBERSIHAN
Pembersihan lokasi pekerjaan pada semua jenis pekerjaan yang termasuk dalam Lingkup Pekerjaan seperti tercantum di
Gambar Kerja dan terurai dalam Buku ini dari semua barang atau bahan lainnya yang dinyatakan tidak digunakan lagi
setelah pekerjaan yang menjadi tanggung jawab pelaksana pekerjaan selesai dikerjakan. Semua bekas bongkaran
pekerjaan dan sebagainya harus dikeluarkan dari lokasi pekerjaan. Selama pembangunan berlangsung, pihak pelaksana
pekerjaan harus menjaga keamanan bahan/material, barang maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap serah terima
pekerjaan. Seluruh biaya dalam proses pelaksanaan pekerjaan dilapangan menjadi tanggung jawab pihak pelaksana pekerjaan
sepenuhnya.

15

Anda mungkin juga menyukai