RENCANA KERJA
DAN SYARAT-SYARAT
(RKS)
PEKERJAAN :
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I
PENJELASAN PEKERJAAN DAN SYARAT-SYARAT
TEKNIS PERSIAPAN PELAKSANAAN
BAB II
SYARAT-SYARAT PEKERJAAN TANAH
BAB III
SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN STRUKTUR / NON STRUKTUR
BAB IV
SYARAT-SYARAT PEKERJAAN ARSITEKTUR
BAB V
SYARAT-SYARAT PEKERJAAN ASPAL
BAB I
PENJELASAN PEKERJAAN
DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
PERSIAPAN PELAKSANAAN
Pasal 1
PENJELASAN LINGKUP PEKERJAAN
Pada dasarnya untuk dapat memahami dan menghayati dengan sebaik-baiknya seluruh seluk beluk pekerjaan ini, Kontraktor
diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh Gambar Kerja serta Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis seperti yang akan
diuraikan dalam Buku ini.
Didalam hal terdapat ketidak jelasan, perbedaan-perbedaan dan atau kesimpangsiuran informasi di dalam pelaksanaan,Kontraktor
diwajibkan mengadakan pertemuan dengan tim Direksi dan Perencana untuk mendapat kejelasan pelaksanaan.
1.1 LINGKUP PEKERJAAN
Nama pekerjaan untuk proyek ini adalah: Pembangunan Jalan Rabat Beton Kandung Suli - Piasak
Kec. Jongkong, Selimbau
Pekerjaan harus dilaksanakan oleh Kontraktor meliputi bagian-bagian pekerjaan yang dinyatakan dalam Gambar Kerja serta
Buku Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis ini. Termasuk di dalam lingkup pekerjaan ini adalah : Menyediakan tenaga kerja
yang ahli, bahan-bahan, peralatan berikut alat bantu lainya untuk melaksanakan bagian-bagian pekerjaan serta mengadakan
pengamanan, pengawasan dan pemeliharaan terhadap bahan-bahan, alat-alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa
pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan selesai dengan sempurna sampai dengan diserahterimakannya pekerjaan
tersebut kepada Pemberi Tugas. Semua bagian pekerjaan yang merupakan kesatuan dengan pekerjaan yang disebut dalam buku ini,
menjadi lingkup pekerjaan yang tidak dapat dipisahkan dan harus dilaksanakan oleh Kontraktor, sesuai dengan petunjuk Tim
Direksi.
1.2 SARANA BEKERJA
1.2.1 Tenaga Kerja/Tenaga Ahli.
Tenaga Kerja dan Tenaga Ahli yang memadai dan berpengalaman dengan jenis dan volume pekerjaan yang akan
dilaksanakan.
1.2.2 Peralatan Bekerja.
Menyediakan alat-alat bantu, seperti mesin pompa, alat-alat bor, alat-alat pengangkat dan pengangkut serta peralatan-
peralatan lain yang benar-benar diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini.
1.2.3 Bahan-bahan Bangunan.
Menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap jenis pekerjaan yang akan
dilaksanakan serta tepat pada waktunya.
1
Dinas Penataan Ruang Dan Cipta Karya Kabupaten Kapuas Hulu
Tahun Anggaran 2018
Serta :
Peraturan Perburuhan di Indonesia dan Peraturan tentang Keselamatan Tenaga Kerja yang dikeluarkan oleh Departemen
Tenaga Kerja Republik Indonesia.
Jika tidak terdapat di dalam Peraturan / Standard / Normalisasi tersebut di atas, maka berlaku Peraturan / Standard / -
Normalisasi Internasional ataupun dari negara asal produsen bahan / material / komponen yang bersangkutan
Selain ketentuan-ketentuan yang tersebut, berlaku pula dalam ketentuan ini :
Gambar Bestek yang dibuat oleh Perencana yang sudah disahkan oleh pemberi tugas, termasuk juga gambar-
gambar kerja yang dibuat oleh Pemborong dan sudah disetujui/disahkan oleh Pemberi Tugas.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwizjing)
Surat Perjanjian Mulai Kerja (SPMK)/Kontrak
Rencana Kerja pelaksanaan (Time Schedule) yang dibuat oleh Pemborong dan disetujui oleh Pemberi Tugas.
Pasal 2
PENJELASAN RKS & GAMBAR
2.1 Kontraktor wajib meneliti semua gambar dan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) termasuk tambahan dan
perubahannya yang dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).
2.2 Bila gambar tidak sesuai dengan Rencana kerja dan Syarat-syarat (RKS), maka yang Mengikat / berlaku adalah RKS.
2.3 UKURAN
2.3.1 Pada dasarnya semua ukuran utama yang tertera dalam Gambar Kerja dan Gambar Pelengkap meliputi :
As - As
Luar - Luar
Dalam - Dalam
Luar - Dalam
2.3.2 Ukuran-ukuran yang digunakan disini semuanya dinyatakan dalam M (Meter), kecuali ukuran-ukuran untuk baja
yang dinyatakan dalam inch atau mm (millimeter).
2.3.3 Khusus ukuran-ukuran dalam Gambar Kerja pada dasarnya adalah ukuran jadi seperti dalam keadaan selesai
("Finished").
2.3.4 Mengingat masalah ukuran ini sangat penting, maka Kontraktor diwajibkan meneliti terlebih dahulu ukuran-
ukuran yang tercantum di dalam Gambar Kerja dan Gambar Kerja lainnya yang termuat di dalam Dokumen
Lelang/Dokumen Kontrak; terutama untuk peil, ketinggian, lebar, ketebalan, luas penampang dan lain lain.
2.3.5 Bila ada keraguan mengenai ukuran, Kontraktor wajib melaporkan secara tertulis kepada Tim Direksi. yang
selanjutnya akan memberikan keputusan ukuran mana yang akan dipakai dan dijadikan pegangan.
2.3.6 Kontraktor tidak dibenarkan mengubah atau mengganti ukuran-ukuran yang tercantum di dalam Gambar
Pelaksanaan tanpa sepengetahuan Direksi, dan segala akibat yang terjadi adalah tanggung jawab Kontraktor baik dari
segi biaya maupun waktu.
2
Dinas Penataan Ruang Dan Cipta Karya Kabupaten Kapuas Hulu
Tahun Anggaran 2018
Pasal 3
KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN
3.1 Di lapangan pekerjaan, Kontraktor wajib menunjuk seorang Kuasa Kontraktor atau biasa disebut Site Manager /
Project Manager yang cakap untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan mendapat kuasa penuh dari
Kontraktor, berpendidikan minimal Sekolah Menengah Kejuruan atau sederajat dengan memiliki Surat Ketrampilan
Kerja yang masih berlaku.
3.2 Dengan adanya Pelaksana, tidak berarti bahwa Kontraktor lepas tanggung jawab sebagian maupun
keseluruhan terhadap kewajibannya.
Pasal 4
TANGGUNG - JAWAB KONTRAKTOR
4.1 Kontraktor harus bertanggung-jawab penuh atas kualitas pekerjaan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam RKS
dan Gambar Kerja.
4.2 Kehadiran Tim Direksi selaku wakil Pemberi Tugas untuk melihat, mengawasi, menegur, atau memberi nasehat
tidak mengurangi tanggung jawab penuh tersebut di atas.
4.3 Kontraktor bertanggung-jawab atas kerusakan lingkungan yang timbul akibat pelaksanaan
pekerjaan.Kontraktor berkewajiban memperbaiki kerusakan tersebut dengan biaya Kontraktor sendiri.
4.4 Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, maka Kontraktor berkewajiban
memberikan saran-saran perbaikan kepada Pemberi Tugas melalui Tim Direksi. Apabila hal ini tidak dilakukan,
Kontraktor bertanggung-jawab atas kerusakan yang timbul.
4.5 Kontraktor bertanggung-jawab atas keselamatan tenaga kerja yang dikerahkan dalam pelaksanaan pekerjaan.
4.6 Segala biaya yang timbul akibat kelalaian Kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan menjadi tanggung-jawab
Kontraktor.
4.7 Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor harus menjaga keamanan bahan/material, barang milik Proyek, Tim
Direksi dan milik Pihak Ketiga yang ada di lapangan, maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap serah
terima. Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui, baik yang telah dipasang maupun
belum; adalah tanggung jawab Kontraktor dan tidak akan diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.
4.8 Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggung-jawab atas akibatnya, baik yang berupa barang-barang maupun
keselamatan jiwa.
4.9 Apabila pekerjaan telah selesai, Kontraktor harus segera mengangkut bahan bongkaran dan sisa- sisa bahan yang sudah
tidak dipergunakan lagi keluar lokasi pekerjaan. Segala pembiayaannya menjadi tanggungan Kontraktor.
Pasal 5
DIREKSI KEET, KANTOR PEMBORONG, GUDANG DAN LOS KERJA
5.1 Pemborong berkewajiban membuat Kantor Pemborong, Los Kerja, Gudang Bahan yang dapat dikunci yang mana
tempatnya akan ditentukan oleh Pengawas Lapangan/Personalia Proyek.
5.2 Direksi Keet, Kantor Pemborong, Gudang dan Los Kerja yang dibuat oleh pemborong, setelah selesai pelaksanaan
pembangunan / pekerjaan tersebut, harus segera dibongkar / dibersihkan oleh pihak pemborong kecuali ada ketentuan
lain dari Tim Direks.
5.3 Kontraktor wajib memasukkan identitas, nama, jabatan, keahlian masing-masing anggota kelompok kerja pelaksanaan
pekerjaan ini dan inventarisasi peralatan yang dipergunakan untuk pekerjaan ini.
5.4 Kontraktor wajib memasukkan identifikasi tempat kerja (Workshop) dan peralatan yang dimiliki dimana pekerjaan
pemborongan akan dilaksanakan, serta jadwal kerja.
5.5 Semua sarana kerja yang digunakan harus benar-benar baik dan memenuhi persyaratan kerja sehingga memudahkan
dan melancarkan kerja di lapangan.
5.6 Penyediaan tempat penyimpanan bahan/material di lapangan harus aman dari segala kerusakan, kehilangan dan hal-hal
yang dapat mengganggu pekerjaan lain yang sedang berjalan.
Pasal 6
JADWAL PELAKSANAAN
6.1 Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Kontraktor 'wajib' membuat Rencana Kerja Pelaksanaan dan
bagian-bagian pekerjaan berupa Bar-Chart dan S-Curve Bahan dan Tenaga.
6.2 Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Tim Direksi, paling lambat dalam waktu
14 (empat belas) hari kalender setelah Surat Keputusan Penunjukan (SKP) diterima Kontraktor. Rencana Kerja yang
telah disetujui oleh Tim Direksi, akan disahkan oleh Pemberi Tugas.
6.3 Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 4 (empat) kepada Tim Direksi, yang selanjutnya akan
memberikan 1 (satu) salinan Rencana Kerja kepada Pemberi Tugas. 1 (satu) salinan Rencana Kerja harus ditempel
pada dinding Bangsal Kontraktor di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan/prestasi kerja.
6.4 Tim Direksi. akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor berdasarkan Rencana Kerja tersebut.
Pasal 7
PENGUKURAN GARIS / KETINGGIAN PERMUKAAN
& POSISI BAGIAN - BAGIAN PEKERJAAN
7.1 Kontraktor harus bertanggung-jawab atas kebenaran penetapan Lokasi di lapangan yang disetujui secara tertulis
oleh pengawas ahli.
7.2 Kontraktor harus bertanggung jawab untuk menyediakan semua peralatan, perlengkapan dan tenaga kerja yang
diperlukan dalam hubungannya dengan penetapan tersebut dalam butir di atas.
3
Dinas Penataan Ruang Dan Cipta Karya Kabupaten Kapuas Hulu
Tahun Anggaran 2018
7.3 Pencocokan penetapan ketinggian di lapangan oleh Pengawas, bagaimanapun juga tidak melepaskan
Kontraktor dari tanggung jawab atas ketepatan dari penetapan ketinggian tersebut dan Kontraktor harus melindungi
dan menjaga dengan hati-hati semua patok tetap, Bouwplank dan benda-benda yang lain yang digunakan dalam
penetapan ketinggian.
7.4 Kontraktor wajib memperhatikan dan mempelajari segala petunjuk yang tertera dalam Gambar Kerja untuk
mendapatkan posisi dan ketetapan di lapangan bagi setiap bagian pekerjaan.
7.5 Kontraktor harus memasang patok-patok yang terpenting di Tapak untuk patokan titik mula setiap bagian dari
pekerjaan.
7.6 Pembentukan dan penyelesaian tanah harus mengikuti bentuk / kemiringan / kontur / peil yang tertera di dalam Gambar
Kerja.
7.7 Kemiringan yang dibuat harus cukup untuk mengalirkan air hujan menuju keselokan yang ada disekitarnya serta
mengikuti persyaratan - persyaratan yang tertera di dalam Gambar kerja. Tidak dibenarkan adanya genangan air.
7.8 Perbedaan antara Gambar Kerja dengan keadaan di Lapangan harus dilaporkan kepada Tim Direksi, untuk
mendapatkan pemecahannya setelah berkonsultasi dengan Perencana. Tidak dibenarkan Kontraktor mengambil
tindakan tanpa sepengetahuan Tim Direksi.
Pasal 8
KETENTUAN & SYARAT BAHAN-BAHAN
8.1 Sepanjang tidak ada ketetapan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini maupun dalam berita Acara
Penjelasan Pekerjaan, bahan-bahan yang akan dipergunakan maupun syarat- syarat pelaksanaan harus memenuhi
syarat-syarat yang tercantum dalam A.V. dan Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI Tahun
1982), Standar Industri Indonesia (SII) untuk bahan termaksud, serta ketentuan-ketentuan dan syarat bahan-bahan
lainnya yang berlaku di Indonesia.
8.2 Merk Pembuatan Bahan/Material & Komponen Jadi.
8.2.1 Semua merk pembuatan atau merk dagang dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis ini dimaksudkan
sebagai dasar perbandingan kualitas dan tidak diartikan sebagai suatu yang mengikat.
8.2.2 Bahan/material dan komponen jadi yang dipasang/dipakai harus sesuai dengan yang tercantum dalam
Gambar, memenuhi standard spesifikasi bahan tersebut, mengikuti peraturan persyaratan bahan bangunan yang
berlaku.
8.2.3 Apabila dianggap perlu, Tim Direksi berhak untuk menunjuk tenaga ahli yang ditunjuk oleh
pabrik dan atau Supplier yang bersangkutan tersebut sebagai pelaksana.
8.2.4 Dalam hal ini, Kontraktor tidak berhak mengajukan claim sebagai pekerjaan tambah.
8.2.5 Disyaratkan bahwa satu merk pembuatan atau merk dagang hanya diperkenankan untuk setiap jenis bahan yang
boleh dipakai dalam pekerjaan ini.
8.2.6 Penggunaan bahan produk lain yang setaraf dengan apa yang dipersyaratkan harus disertai test dari Laboratorium
lokal/dalam negeri baik kualitas, ketahanan serta kekuatannya dan harus diketahui dan disetujui oleh Tim Direksi
secara tertulis. Apabila diperlukan biaya untuk test Laboratorium, maka biaya tersebut harus ditanggung oleh
Kontraktor tanpa dapat mengajukan sebagai biaya tambah.
8.3 Kontraktor/Pelaksana terlebih dahulu harus memberikan contoh-contoh semua bahan-bahan yang diperlukan untuk
bangunan tersebut kepada Tim Direksi untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis sebelum semua bahan-bahan
tersebut didatangkan/dipakai. Contoh bahan tersebut yang harus diserahkan kepada Tim Direksi adalah sebanyak tiga
(3) buah dari satu bahan yang ditentukan untuk menetapkan "Standard of Appearence" dan disimpan di ruang Tim
Direksi. Paling lambat waktu penyerahan contoh bahan adalah dua (2) minggu sebelum jadwal pelaksanaan.
8.4 Keputusan bahan, jenis, warna, tekstur dan produk yang dipilih, akan diinformasikan kepada Kontraktor
selama tidak lebih dari tujuh (7) hari kalender setelah penyerahan contoh bahan tersebut.
8.5 Penyimpanan dan pemeliharaan bahan harus sesuai persyaratan pabrik yang bersangkutan, dan atau sesuai dengan
spesifikasi bahan tersebut.
Pasal 9
PEMERIKSAAN BAHAN-BAHAN
9.1 Bahan-bahan yang didatangkan/dipekerjakan harus sesuai dengan contoh-contoh yang telah disetujui Tim Direksi
seperti yang diatur dalam Pasal 8 di atas.
9.2 Bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat-syarat atau kualitas jelek yang dinyatakan afkir/ditolak oleh Tim Direksi,
harus segera dikeluarkan dari lapangan bangunan selambat-lambatnya dalam tempo 3 x 24 jam dan tidak boleh
dipergunakan.
9.3 Apabila sesudah bahan-bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh Tim Direksi dan ternyata masih dipergunakan oleh
Pelaksana, maka Tim Direksi berhak memerintahkan pembongkaran kembali kepada Kontraktor yang mana segala
kerugian yang diakibatkan oleh pembongkaran tersebut menjadi tanggungan Kontraktor sepenuhnya disamping pihak
Kontraktor tetap dikenakan denda sebesar 10/00 (satu permil) dari harga borongan.
9.4 Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang pemeriksaan kualitas dari bahan –bahan tersebut, maka
Kontraktor harus dan memeriksakannya ke Laboratorium balai Penelitian BahanBahan Pemerintah untuk diuji dan
hasil pengujian tersebut disampaikan kepada Tim Direksi secara tertulis. Segala biaya pemeriksaan ditanggung oleh
Kontraktor.
9.5 Sebelum ada kepastian dari laboratorium tersebut diatas tentang baik atau tidaknya kualitas dari bahan-bahan tersebut,
Pelaksana tidak diperkenankan melanjutkan pekerjaan-pekerjaan yang menggunakan bahan-bahan tersebut diatas.
Pasal 10
SUPPLIER & SUB-KONTRAKTOR
10.1 Jika Kontraktor menunjuk supplier dan atau Kontraktor Bawahan (Sub-Kontraktor) di dalam hal pengadaan
material dan pemasangannya, maka Kontraktor 'wajib' memberitahukan terlebih dahulu kepada Tim Direksi untuk
mendapatkan persetujuan.
10.2 Kontraktor wajib mengadakan koordinasi pelaksanaan atas petunjuk Tim Direksi dengan Kontraktor
Bawahan atau Supplier bahan.
10.3 Supplier wajib hadir mendampingi Tim Direksi di Lapangan untuk pekerjaan khusus dimana
pelaksanaan dan pemasangan bahan tersebut perlu persyaratan khusus sesuai instruksi pabrik.
4
Dinas Penataan Ruang Dan Cipta Karya Kabupaten Kapuas Hulu
Tahun Anggaran 2018
Pasal 11
PERSYARATAN UMUM LAINNYA
11.1 Pekerjaan Penyediaan Air Dan Daya Listrik Untuk Bekerja.
11.1.1 Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor dengan membuat sumur pompa di tapak proyek.
11.1.2 Air harus bersih, bebas dari bau, bebas dari lumpur, minyak dan bahan kimia lainnya yang
merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan dari Tim Direksi.
11.1.3 Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari sambungan PLN setempat / Gengset
selama masa Pembangunan.
11.1.4 Penggunaan Diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk penggunaan sementara atas
petunjuk Pengawas.
11.2 Mengutamakan Jasa Produksi Dalam Negeri
Pengutamaan Jasa Produksi Dalam Negeri, kecuali ditentukan lain dalam kontrak, untuk pelaksanaan,
penyelesaian dan pemeliharaan pekerjaan maka :
- Kontraktor atas biaya sendiri, harus mengadakan dan menyediakan semua peralatan konstruksi dan bahan, baik
untuk pekerjaan permanen maupun pekerjaan sementara, termasuk segala macam barang lain yang diperlukan.
- Dalam hal pengadaan semua bahan baku, barang jadi, setengah jadi dan lain-lain, kontraktor harus mengutamakan
jasa produksi dalam negeri meskipun harus tetap memperhatikan syarat-syarat mutu bahan yang bersangkutan,
sesuai dengan petunjuk dan persetujuan pengawas, kecuali bila ditentukan lain dalam RKS teknis.
11.3 Penjagaan Keamanan Lapangan Pekerjaan
Kontraktor diwajibkan menjaga keamanan lapangan yang meliputi barang-barang milik Proyek, Tim Direksi dan milik
Pihak Ketiga yang ada di lapangan.
Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui, baik yang telah dipasang maupun belum;
adalah tanggung jawab Kontraktor dan tidak akan diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.
Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggung-jawab atas akibatnya, baik yang berupa barangbarang maupun
keselamatan jiwa.
11.4 Keselamatan Pekerjaan
Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa pemeliharaan, kontraktor bertanggung-jawab
atas keselamatan dan keamanan pekerjaan, bahan dan peralatan teknis serta konstruksi yang diserahkan Pemberi
Tugas, dalam hal terjadinya kerusakan-kerusakan, maka Kontraktor harus bertanggung jawab untuk
memperbaikinya.
11.5 Memasuki Lapangan
Tim Direksi. atau setiap petugas yang diberi kuasa olehnya, setiap waktu dapat memasuki tempat
pekerjaan, atau semua bengkel dan tempat-tempat dimana pekerjaan sedang dikerjakan / dipersiapkan atau di
mana bahan / barang dibuat.
Kontraktor harus memberi fasilitas dan membantu untuk memasuki tempat-tempat tersebut.
11.6 Pemeriksaan Pekerjaan
11.6.1 Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan Kontraktor, tetapi karena bahan / material ataupun
komponen jadi, maupun mutu pekerjaannya sendiri ditolak oleh Tim Direksi harus segera dihentikan dan
selanjutnya dibongkar atas biaya Kontraktor dalam waktu yang ditetapkan oleh Tim Direksi.
11.6.2 Tidak ada pekerjaan yang boleh ditutup atau menjadi tidak terlihat sebelum mendapatkan persetujuan pengawas
dan pemborong harus memberikan kesempatan sepenuhnya kepada pengawas ahli untuk memeriksa surat
permohonan pemeriksaan, tidak terhitung hari libur/hari Raya) tidak dipenuhi/ditanggapi oleh Tim Direksi,
maka Kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya dan bagian yang seharusnya diperiksa dianggap telah
disetujui oleh Tim Direksi.
11.6.3 Bila Kontraktor melalaikan perintah, Tim Direksi berhak menyuruh membongkar bagian
pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk diperbaiki.
11.6.4 Biaya pembongkaran dan pemasangan/perbaikan kembali menjadi tanggungan Kontraktor, tidak dapat di "klaim"
sebagai biaya pekerjaan tambah maupun alasan untuk perpanjangan waktu pelaksanaan.
11.7 Kemajuan Pekerjaan
11.7.1 Seluruh bahan, peralatan konstruksi dan tenaga kerja yang harus disediakan oleh kontraktor demikian pula
metode/cara pelaksanaan pekerjaan harus diselenggarakan sedemikian rupa, sehingga diterima oleh Pengawas.
11.7.2 Apabila laju kemajuan pekerjaan atau bagian pekerjaan pada suatu waktu menurut penilaian Tim Direksi telah
terlambat, untuk menjamin penyelesaian pada waktu yang telah ditentukan atau pada waktu yang diperpanjang,
maka pengawas harus memberikan petunjuk secara tertulis langkah-langkah yang perlu diambil guna
melancarkan laju pekerjaan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan.
11.8 Perubahan, Penambahan, Pengurangan Pekerjaan dan Pembuatan "As-Built Drawing"
11.8.1 Tata cara pelaksanaan dan penilaian perubahan, penambahan dan pengurangan pekerjaan disesuaikan dengan
Dokumen Kontrak.
11.8.2 Setelah Pekerjaan selesai dan diserah-terimakan, Kontraktor berkewajiban membuat gambar-gambar yang
memuat seluruh perubahan, dan sesuai dengan kenyataan yang telah dikerjakan/dibangun oleh kontraktor (As-
Built Drawing). Biaya untuk penggambaran "As-Built Drawing", sepenuhnya menjadi tanggungan Kontraktor.
11.9 Papan Nama Proyek
Bila diharuskan oleh Pemerintah Daerah setempat, maka Kontraktor harus memasang Papan Nama Proyek sesuai
dengan peraturan Daerah yang berlaku, atas biaya Kontraktor.
5
Dinas Penataan Ruang Dan Cipta Karya Kabupaten Kapuas Hulu
Tahun Anggaran 2018
BAB II SYARAT-SYARAT
PEKERJAAN TANAH
Pasal 1
UMUM
Pasal 2
PEMBERSIHAN
2.1 Pekerjaan pembersihan mencakup :
Pembersihan lokasi terhadap semua hal yang dinyatakan oleh Tim Direksi tidak akan digunakan lagi, maupun yang
dapat mengganggu kelancaran pelaksanaan; diantaranya :
Pembersihan akar pepohonan.
Pembersihan sisa-sisa dari hasil pembongkaran maupun paket pekerjaan sebelumnya.
2.2 Setiap pembongkaran harus dilakukan sedemikian rupa sehingga siap untuk dapat dilaksanakan pemasangan baru,
sesuai dengan Gambar Kerja.
2.3 Barang hasil bongkaran dan pembersihan harus dikeluarkan dari daerah kerja dan dikumpulkan di tempat / lokasi
tertentu yang ditunjukkan Tim Direksi. Pada dasarnya, barang-barang tersebut tidak dapat dipakai lagi dalam pekerjaan,
kecuali apabila dinyatakan lain oleh Tim Direksi.
Pasal 3
PEKERJAAN TANAH
Pekerjaan Tanah adalah pekerjaan pembuatan lubang / galian di tanah dan termasuk pengurugan / pemadatan tanah kembali
yang diperlukan untuk :
Galian Pondasi
3.1 MACAM GALIAN
Penggalian dibagi dalam macam-macam jenis yaitu:
Galian Tanah Biasa
Galian Batu
Galian Konstruksi/
Semua pekerjaan galian harus dikerjakan sesuai dengan spesifikasi untuk ketiga macam galian tersebut di atas.
Syarat-syarat kerja yang menyangkut bidang lain, mengikuti ketentuan-ketentuan letak, peil, dan dimensi seperti yang
dicantumkan Pengawasan dalam Gambar Rencana atau Petunjuk Tim Direksi.
a. Galian Tanah Biasa
Galian Tanah biasa harus mencakup semua galian yang bukan galian batu, galian konstruksi atau galian material
dan bahan baku lainnya.
b. Galian Batu
Galian Batu terdiri dari pekerjaan menggali/membongkar batu-batuan pada daerah galian yang menurut pendapat
Tim Direksi harus dilakukan pembongkaran.
c. Galian Konstruksi / Obstacle
Galian Konstruksi/Obstacle adalah semua galian, selain dari galian tanah dan galian batu dalam batas
pekerjaan yang disebut dalam Spesifikasi ini atau tercantum dalam Gambar Rencana. Semua galian yang
disebut sebagai galian Konstruksi/Obstacle terdiri dari galian lantai bangunan, galian pondasi bangunan
eksisting, galian perkerasan jalan/halaman, galian pipa/ kabel listrik, pipa gas, saluran-saluran serta konstruksi-
konstruksi lainnya, selain yang disebutkan pada Spesifikasi ini.
3.2 Urutan penggalian harus diatur sedemikian rupa dengan mengikuti petunjuk-petunjuk Tim Direksi sehingga tidak
menimbulkan gangguan pada lingkungan Tapak atau menyebabkan timbulnya genangan air untuk waktu lebih dari
24 jam.
3.3 Jika pada galian terdapat akar kayu, kotoran dan bagian tanah yang tidak padat atau longgar maka bagian ini harus
dikeluarkan seluruhnya, kemudian lubang yang terjadi harus ditutup urugan pasir yang dipadatkan dan disirami air
setiap ketebalan 5 cm lapis demi lapis sampai jenuh sehingga mencapai ketinggian yang dinginkan.
Biaya pekerjaan ini menjadi tanggung jawab Kontraktor tidak dapat di claim sebagai pekerjaan tambah.
3.4 Bila pada galian terdapat instalasi eksisting, Kontraktor harus mengikuti prosedur seperti terurai dalam butir 3.1 s/d
3.3.
3.5 Bila Kontraktor melakukan penggalian yang melebihi kedalaman yang ditentukan dalam Gambar Kerja, maka
Kontraktor wajib untuk menutup kelebihan tersebut dengan urugan pasir yang dipadatkan dan disirami air setiap
ketebalan 5 cm lapis demi lapis sampai jenuh sehingga mencapai ketinggian yang diinginkan.
Biaya pekerjaan ini tanggung jawab Kontraktor tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah.
3.6 Dasar galian harus dikerjakan dengan teliti, datar sesuai dengan Gambar kerja dan harus dibersihkan dari
segala macam kotoran.
6
Dinas Penataan Ruang Dan Cipta Karya Kabupaten Kapuas Hulu
Tahun Anggaran 2018
3.7 Galian harus dilakukan sesuai dengan Gambar kerja dan diperiksa serta disetujui Tim Direksi.
3.8 Kelebihan Tanah Galian harus dibuang keluar dari dalam area kerja. Area antara Papan Patok Ukur dengan Galian harus
bebas dari timbunan tanah.
3.9 Untuk menjaga lereng-lereng lubang galian agar tidak longsor atau runtuh, maka apabila dianggap perlu oleh Tim
Direksi, Kontraktor harus memasang Konstruksi penahan/casing sementara dari bahan seng Gelombang BJLS 50
atau setara, atau dari papan-papan tebal 3 cm diperkuat dengan kayu-kayu dolken, minimal dia. 8cm sehingga
konstruksi tersebut dapat menjamin kestabilan Lereng.
3.10 Apabila dan atau karena permukaan Air Tanah tinggi, Kontraktor harus menyediakan Pompa Air secukupnya untuk
mengeringkan Air yang menggenang Galian. Di syaratkan bahwa seluruh permukaan Galian, terutama Lantai
Galian, harus kering untuk Pekerjaan-pekerjaan selanjutnya, khususnya untuk pekerjaan :
Pengurugan dan Pemadatan
3.11 Biaya untuk lingkup yang terurai pada butir 3.5 dan 3.7 diatas ditanggung oleh Kontraktor, tidak
dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah.
Pasal 4
GALIAN
4.1 LINGKUP PEKERJAAN
4.1.1 Galian merupakan pengalian tanah untuk pekerjaan yang akan dilasanakan, sesuai dengan batasan pekerjaan
sebagaimana dijelaskan di sini atau sebagaimana tampak pada gambar.
4.1.2 Pekerjaan galian yang dijelaskan dengan pasal-pasal lain dalam spesifikasi ini tidaklah digolongkan sebagai
galian struktur.
4.1.3 Pekerjaan galian ini mencakup pengurugan kembali dengan material yang disetujui oleh Tim Direksi, berikut
pembuangan bahan-bahan sisa, dan semua bahan dan peralatan lainnya untuk menghindarkan galian dari genangan air
tanah dan air permukaan.
4.1.4 Penyediaan tenaga kerja, bahan, fasilitas pelaksanaan dan kebutuhan-kebutuhan lainnya yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan tanah yang sesuai dengan gambar-gambar dan spesifikasi.
4.3 PENGGALIAN
4.3.1 Sebelum memulai pekerjaan galian, Kontraktor harus :
Dengan inisiatif sendiri mengambil tindakan untuk mengatur drainase alamiah dari air yang mengalir pada permukaan
tanah, untuk mencegah galian tergenangi air. Memeriksa segala pembongkaran dan pembersihan di tempat itu sudah
dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi ini. Memberitahu Tim Direksi sebelum memulai suatu galian apapun, agar
elevasi penampang melintang dan pengukuran dapat diketahui dan dilakukan pada tanah yang belum
terganggu.
4.3.2 Galian tanah, harus mempunyai ukuran yang cukup sehingga memungkinkan peletakkan atau alas pondasi sesuai
dengan ukurannya.
4.3.3 Penggunaan mesin untuk penggalian diperbolehkan, kecuali untuk tempat-tempat ketika penggunaan mesin-mesin
tersebut dapat merusak benda-benda yang berada di dekatnya, bangunan-bangunan ataupun pekerjaan yang telah
rampung. Dalam hal ini metoda pekerjaan dengan tangan yang harus dilaksanakan.
4.3.5 Kontraktor harus melakukan perlindungan dan perawatan yang cukup untuk bagian-bagian pekerjaan di atas maupun
di bawah tanah, drainase, saluran-saluran pembuang dan rintangan-rintangan yang dihadapi dalam pelaksanaan
pekerjaan. Semua biaya yang ditimbulkan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
4.3.6 Kemiringan galian harus dibuat minimal dengan perbandingan 1 (satu) Horizontal dengan 1 (satu) Vertikal, kecuali
diperlihatkan lain dalam gambar.
4.3.7 Batu-batu, kayu-kayu dan bahan lain dalam galian yang tak berguna harus dibuang dan tidak boleh digunakan untuk
pengurugan.
7
Dinas Penataan Ruang Dan Cipta Karya Kabupaten Kapuas Hulu
Tahun Anggaran 2018
4.3.8 Setiap kali galian selesai dikerjakan, Kontraktor harus memberitahu Tim Direksi mengenai hal itu; dan pembuatan
Lapisan Sirtu, Lantai Kerja atau penempatan material apapun tidak boleh dilakuakan sebelum Tim Direksi menyetujui
kedalaman pondasi dan karakter tanah dasar pondasi.
4.3.9 Bila tanah dasar pondasi lembek, berlumpur atau tidak memenuhi syarat, maka bila diperintahkan oleh Tim
Direksi, Kontraktor harus menggantinya dengan material berbutir atau kerikil sebagaimana disyaratkan pada RKS ini.
Material pengganti tersebut harus diurugkan dan dipadatkan lapis demi lapis dengan tebal tiap lapis 15 cm, sampai
mencapai elevasi dasar pondasi dengan kepadatan sesuai petunjuk Tim Direksi.
4.3.10Kepadatan tanah dasar harus mencapai CBR 3%. Bila menurut Tim Direksi, tanah dasar pondasi tidak memenuhi
syarat semata-mata karena kesalahan Kontraktor dalam mengerjakan kewajibannya, maka Kontraktor harus :
Membuang dan mengganti tanah dasar pondasi atas tanggungan biaya sendiri, atau Menangguhkan pekerjaan
galian itu sampai kondisi tanah dasar pondasi tersebut memenuhi syarat.
4.3.11 Semua material hasil galian, bila memenuhi syarat, harus dimanfaatkan sebagai material urugan atau timbunan,
dan bila ternyata berlebihan harus dibuang.
4.4 AIR TANAH
4.4.1 Bila air tanah muncul ketika sedang dilakukan galian, maka Kontraktor harus segera mengambil langkah-langkah
untuk mencegah air menggenangi galian.
4.4.2 Bila galian terjadi pada tanah yang mengandung air permukaan, maka air ini tidak dianggap sebagai air
tanah dan merupakan kewajiban Kontraktor untuk menanggulanginya sesuai spesifikasi ini, sehingga tidak akan ada
tambahan pembayaran. Penilaian apakah air itu merupakan air permukaan atau air tanah mutlak wewenang Tim
Direksi. Jika air dapat dihalangi memasuki galian dengan menggunakan Cofferdam terbuka, maka air ini tidak dinilai
sebagai air tanah.
4.4.3 Keadaan tidak memungkinkan untuk mengeringkan galian sebelum membuat pengecoran beton, Tim Direksi
dapat memerintahkan pembuatan lapisan beton penutup dengan ukuran tertentu, dan Lapisan tersebut harus diletakkan
sebagaimana tampak pada gambar atau mengikuti petunjuk Tim Direksi Lalu galian harus dikeringkan.
Pasal 5
URUGAN DAN PEMADATAN
5.1 PEKERJAAN URUGAN
Pekerjaan pengurugan dan pemadatan Tanah ini untuk :
Bangunan Gedung kepadatan tanahnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja atau petunjuk Konsultan Manajemen
Konstruksi /Perencana.
Semua galian sampai permukaan yang ditentukan dengan kepadatan CBR 3% atau sesuai Gambar Kerja.
5.3 PENGURUGAN
5.3.1 Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, seluruh area pembangunan harus sudah bersih dari humus, akar tanaman, benda-
benda organis, sisa bongkaran dan bahan lain yang dapat mengurangi kualitas pekerjaan ini.
5.3.2 Urugan harus bebas dari segala bahan yang dapat membusuk, sisa bongkaran, dan atau yang dapat mempengaruhi
kepadatan urugan.
Tanah Urugan dapat diambil dari bekas galian atau tanah yang didatangkan dari luar yang tidak mengandung bahan-
bahan seperti tersebut di atas dan atau telah disetujui Tim Direksi.
5.3.3 Penghamparan tanah urugan dilakukan lapis demi lapis langsung dipadatkan sampai mencapai permukaan atau
peil yang diinginkan. Ketebalan perlapis setelah dipadatkan tidak boleh melebihi 20 cm. Setiap kali penghamparan
harus mendapat persetujuan dari cm yang menyatakan bahwa lapisan dibawahnya telah memenuhi kepadatan yang
disyaratkan dan seluruh prosedur pemadatan ini harus ditulis dalam berita acara yang disetujui Tim Direksi.
a. Lapisan Tanah Lunak (lumpur) yang ada harus dihilangkan dengan dikeruk, sebelum pekerjaan.Pengurugan dimulai.
Pada saat pengerukan dan pengurugan, daerah ini harus dikeringkan.
b. Pemampatan dan pemadatan harus dilakukan sesuai dengan artikel yang bersangkutan dibawah ini dalam bab ini.
Tidak boleh dilakukan pengurugan atau pemadatan selama hujan deras. Jika permukaan lapisan yang
sudah dipadatkan tergenang oleh air, Kontraktor harus membuat alur-alur pada bagian teratas untuk
mengeringkannya sampai mencapai kadar air yang benar dan dipadatkan kembali.
c. Ketinggian pengurugan setelah dipadatkan harus mencapai elevasi sesuai yang tercantum didalam gambar kerja.
5.3.4 Pengurugan untuk halaman yang tidak dibangun, Jalan dan pengerasan, tidak perlu dipadatkan dengan mesin
cukup ditimbris dengan tangan.
8
Dinas Penataan Ruang Dan Cipta Karya Kabupaten Kapuas Hulu
Tahun Anggaran 2018
5.4 PEMADATAN
5.4.1 Sebelum pelaksanaan pemadatan, seluruh area pembangunan harus dikeringkan terlebih dahulu.
5.4.2 Kontraktor harus bertanggung jawab atas ketepatan penempatan dan pemadatan bahan - bahan urugan dan juga
memperbaiki kekurangan - kekurangan akibat pemadatan yang tidak cukup.
5.4.3 Kontraktor harus menentukan jenis ukuran dan berat dari alat yang paling sesuai untuk pemadatan bahan urugan
yang ada. Alat-alat pemadatan ini harus mendapat persetujuan Tim Direksi.
5.4.4 Pemadatan tanah harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan tiap lapisan maksimum 20 cm dan
dipadatkan sampai mencapai paling sedikit 90% (Modified Proctor) dari kepadatan kering maksimum seperti yang
ditentukan dalam AASHTO T99.
5.4.5 Pelaksanaan pemadatan harus dilakukan dalam cuaca baik. Apabila hari hujan, pemadatan harus dihentikan. Selama
pekerjaan ini, kadar air harus dijaga agar tidak lebih besar dari 2 % kadar air optimum.
5.4.6 Kontraktor diwajibkan melakukan Test kepadatan tanah apabila diminta oleh Tim Direksi sebanyak titik yang
ditentukan oleh Tim Direksi yang harus disaksikan oleh Tim Direksi dan dibuatkan Laporan tertulis untuk tiap titik
meliputi area 150 M2.
BAB III
SYARAT-SYARAT TEKNIS
PEKERJAAN STRUKTUR / NON STRUKTUR
Pasal 1
PEKERJAAN BETON
1.1 PERSYARATAN MUTU
1.1.1 Beton
Beton yang dipergunakan untuk seluruh pekerjaan harus mempunyai mutu karakteristik minimal sebagai berikut :
a. Beton K-125
Membuat 1M³ Beton Mutu (K 125)
KEBUTUHAN SATUAN INDEKS
Portland Cement Kg 276,000
Batu Pecah Kg 828
BAHAN Kerikil ( Max. 30 mm) Kg 1012
Air Liter 215
Beton K-175
Membuat 1M³ Beton Mutu (K 175)
KEBUTUHAN SATUAN INDEKS
Portland Cement Kg 326,000
Batu Pecah Kg 760
BAHAN Kerikil ( Max. 30 mm) Kg 1029
Air Liter 215
Beton K-225
Membuat 1M³ Beton Mutu (K 225)
KEBUTUHAN SATUAN INDEKS
Portland Cement Kg 371,000
Batu Pecah Kg 698
BAHAN Kerikil ( Max. 30 mm) Kg 1047
Air Liter 215
9
Dinas Penataan Ruang Dan Cipta Karya Kabupaten Kapuas Hulu
Tahun Anggaran 2018
dipergunakan. Kontraktor harus bersedia untuk memberi bantuan yang dibutuhkan oleh Tim Direksi untuk
pengambilan contoh-contoh tersebut. Semen yang tidak dapat diterima sesuai pemeriksaan oleh Tim Direksi,
harus tidak dipergunakan atau diafkir.
Jika semen yang dinyatakan tidak memuaskan tersebut telah dipergunakan untuk beton, maka Tim Direksi
dapat memerintahkan untuk membongkar beton tersebut dan diganti dengan memakai semen yang telah
disetujui atas beban Kontraktor. Kontraktor harus menyediakan semua semen-semen dan beton yang
dibutuhkan untuk pemeriksaan atas biaya Kontraktor.
d. Tempat Penyimpanan
Kontraktor harus menyediakan tempat penyimpanan yang sesuai untuk semen, dan setiap saat harus terlindung
dengan cermat terhadap kelembaban udara. Tempat penyimpanan tersebut juga harus sedemikian rupa agar
memudahkan waktu pengambilan.
Gudang penyimpanan harus berlantai kuat dibuat dengan jarak minimal 30 cm dari tanah, harus cukup besar
untuk dapat memuat semen dalam jumlah cukup besar sehingga kelambatan atau kemacetan dalam pekerjaan
dapat dicegah dan harus mempunyai ruang lantai yang cukup untuk menyimpan tiap muatan truck semen
secara terpisah-pisah dan menyediakan jalan yang mudah untuk mengambil contoh, menghitung sak-sak dan
memindahkannya. Semen dalam sak tidak boleh ditumpuk lebih tinggi dari 2 Meter.
Untuk mencegah semen dalam sak disimpan terlalu lama sesudah penerimaan, Kontraktor hendaknya
mempergunakan semen menurut urutan kronologis yang diterima di tempat pekerjaan. Tiap kiriman
semen harus disimpan sedemikian sehingga mudah dibedakan dari kiriman lainnya. Semua sak kosong harus
disimpan dengan rapih dan diberi tanda yang telah disetujui oleh Tim Direksi.
Timbangan-timbangan yang baik dan teliti harus diadakan oleh Kontraktor untuk menimbang semen di dalam
gudang dan di lokasi serta harus dilengkapi segala timbangan untuk keperluan penyelidikan.
Kontraktor harus menyediakan penjaga yang cakap, untuk mengawasi gudanggudang semen dan
mengadakan catatan-catatan yang cocok dari penerimaan dan pemakaian semen seluruhnya.
Tembusan dari catatan-catatan harus disediakan untuk Tim Direksi bila dikehendakinya, jumlah
dari semen yang digunakan selama hari itu ditiap bagian pekerjaan.
1.2.2 Pasir dan Kerikil
a. Kontraktor harus mengangkut, membongkar, mengerjakan dan menimbun semua pasir dan kerikil. Segala
cara yang dilaksanakan oleh Kontraktor untuk pembongkaran, pemuatan, pengerjaan dan penimbunan pasir
dan kerikil harus mendapatkan persetujuan dari Tim Direksi.
b. Tempat dan pengaturan dari semua daerah penimbunan harus mendapat persetujuan dari Tim Direksi.
Kontraktor harus membersihkan bahkan memperbaiki saluran buangan disemua tempat penimbunan
dan harus mengatur semua pekerjaan penimbunan pasir dan kerikil sedemikian rupa sehingga timbulnya
pemisahan dan pencampuran antara pasir dan kerikil akan dapat dihindari.
Dan bahan yang ditimbun tidak akan tercampur tanah atau bahan lain pada waktu ada banjir atau air rembesan.
Kontraktor diminta untuk menanggung sendiri segala biaya untuk pengolahan kembali pasir dan kerikil yang
kotor karena timbunan yang tidak sempurna dan lalai dalam pencegahan yang cukup. Pasir dan kerikil
tidak boleh dipindah-pindah dari timbunan, kecuali bila diperlukan untuk meratakan pengiriman bahan
berikutnya.
c. Pasir
Jenis pasir yang dipakai untuk pekerjaan bangunan ini adalah pasir alam yaitu pasir yang dihasilkan dari
sungai atau pasir alam lain yang didapat dengan persetujuan Tim Direksi.
Persetujuan untuk sumber-sumber pasir alam tidak dimaksudkan sebagai persetujuan dasar (pokok) untuk semua bahan yang
diambil dari sumber tersebut.
Kontraktor harus bertanggung jawab atas kualitas tiap jenis dari semua bahan yang dipakai dalam pekerjaan. Kontraktor harus
menyerahkan pada Tim Direksi sebagai bahan pemeriksaan pendahuluan dan persetujuan, contoh yang cukup, seberat 15 Kg
dari pasir alam yang diusulkan untuk dipakai, sedikitnya 14 hari sebelum diperlukan.
Timbunan pasir alam harus dibersihkan dari semua tumbuh-tumbuhan dan dari bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki,
segala macam tanah pasir dan kerikil yang tidak dapat dipakai, harus disingkirkan. Timbunan harus diatur dan dilaksanakan
sedemikian rupa sehingga tidak merugikan kegunaan dari timbunan.
Pasir harus halus, bersih dan bebas dari gumpalan-gumpalan kecil dan lunak dari tanah liat, mika dan hal-hal yang
merugikan dari substansi yang merusak, jumlah prosentase dari segala macam substansi yang merugikan, beratnya tidak boleh
lebih dari 5% berat pasir.
Pasir harus mempunyai 'Modulus Kehalusan Butir' antara 2 sampai 32 atau jika diselidiki dengan saringan standard harus
sesuai dengan standard Indonesia untuk beton atau dengan ketentuan sebagai berikut :
Saringan Persentase satuan timbangan
no. tertinggal di saringan
4 0 - 15
8 6 - 15
16 10 - 25
30 10 - 30
50 15 - 35
100 12 - 20
PAN 3-7
Jika persentase satuan tertinggal dalam saringan no. 16 adalah 20 persen atau kurang, maka batas maksimum untuk persentase
satuan dalam saringan no. 8 dapat naik sampai 20 persen.
d. Agregrat Kasar (Kerikil)
Agregat kasar harus didapat dari sumber yang telah disetujui. Ini dapat berupa kerikil sebagai hasil disintegrasi
alami dari batu-batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu.
e. Kebersihan dan Mutu
Agregat kasar harus bersih dan bebas dari bagian- bagian yang halus, mudah pecah, tipis atau yang
berukuran panjang, bersih dari alkali, bahan-bahan organis atau dari substansi yang merusak dalam
jumlah yang merugikan. Besarnya persentase dari semua substansi yang merusak tidak boleh mencapai
tiga persen dari beratnya. Agregat kasar harus berbentuk baik, keras, padat, kekal dan tidak berpori.
10
Dinas Penataan Ruang Dan Cipta Karya Kabupaten Kapuas Hulu
Tahun Anggaran 2018
Apabila kadar lumpur melampaui 1%, maka agregat kasar harus dicuci.
f. Gradasi
Agregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir sesuai dengan Job Mix Formula (JMF) dan
jika diperiksa oleh Tim Direksi ternyata tidak sesuai dengan ketentuan gradasi, maka Kontraktor harus
menyaring kembali atau mengolah kembali bahannya atas bebannya sendiri, untuk menghasilkan agregat yang
dapat disetujui Tim Direksi.
1.2.3 Air
Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi/mortar dan spesi injeksi harus bebas dari lumpur, minyak,
asam, bahan organik basah, garam dan kotoran-kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak. Air tersebut
harus diuji di Laboratorium pengujian yang ditetapkan oleh Tim Direksi untuk menetapkan sesuai tidaknya
dengan ketentuan ketentuan yang ada di dalam PBI-l971 untuk bahan campuran beton.
1.2.4 Baja Tulangan
Semua baja tulangan beton harus baru, mutu dan ukuran sesuai dengan standard Indonesia untuk beton NI-2,
PBI-l971 atau ASTM Designation A-15, dan harus disetujui oleh Tim Direksi. Tim Direksi berhak meminta kepada
Kontraktor, surat keterangan tentang pengujian oleh pabrik dari semua baja tulangan beton yang disediakan, untuk
persetujuan Tim Direksi sesuai dengan persyaratan mutu untuk setiap bagian konstruksi seperti tercantum di
dalam gambar rencana.
Baja tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari serpih-serpih, karat, minyak, gemuk dan zat kimia
lainnya yang dapat merusak atau mengurangi daya lekat antara baja tulangan dengan beton.
11
Dinas Penataan Ruang Dan Cipta Karya Kabupaten Kapuas Hulu
Tahun Anggaran 2018
12
Dinas Penataan Ruang Dan Cipta Karya Kabupaten Kapuas Hulu
Tahun Anggaran 2018
c. Penyangga cetakan (Steiger) harus bertumpu pada pondasi yang baik dan kuat sehingga tidak akan ada
kemungkinan penurunan cetakan selama pelaksanaan.
1.3.12 Pekerjaan Pengangkutan Beton.
Cara-cara dan alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus sedemikian rupa sehingga beton dengan
komposisi dan kekentalan yang diinginkan dapat dibawa ke tempat pekerjaan, tanpa adanya pemisahan dan
kehilangan.
1.3.13 Pekerjaan Pengecoran
a. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, ukuran dan letak baja tulangan beton sesuai
dengan gambar pelaksanaan, pemasangan sparing-sparing instalasi, penyokong, pengikatan dan lain-lainya
selesai dikerjakan.
Sebelum pengecoran dimulai permukaan-permukaan yang berhubungan dengan pengecoran harus sudah
disetujui oleh Tim Direksi.
b. Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat pengecoran beton (cetakan) harus
bersih dari air yang tergenang, reruntuhan atau bahan lepas. Permukaan bekisting dengan bahan-bahan yang
menyerap pada tempat-tempat yang akan dicor, harus dibasahi dengan merata sehingga kelembaban/air dari
beton yang baru di cor tidak akan diserap
c. Permukaan-permukaan beton yang telah dicor lebih dahulu, dimana akan dicor beton baru, harus bersih dan
lembab ketika dicor dengan beton baru. Pada sambungan pengecoran ini harus dipakai perekat beton yang
disetujui oleh Tim Direksi. Pembersihan harus berupa pembuangan semua kotoran,pembuangan beton-beton
yang mengelupas atau rusak, atau bahan-bahan asing yang menutupinya. Semua genangan air harus
dibuang dari permukaan beton lama tersebut sebelum beton baru dicor.
d. Perlu diperhatikan letak/jarak/sudut untuk setiap penghentian pengecoran yang akan masih berlanjut, terhadap
sistem struktur/penulangan yang ada.
e. Beton boleh dicor hanya waktu Tim Direksi atau wakilnya yang ditunjuk serta staf Kontraktor yang setaraf
ada di tempat kerja, dan persiapan betul-betul telah memadai.
f. Dalam semua hal, beton yang akan dicor harus diusahakan agar pengangkutan ketempat posisi terakhir
sependek mungkin, sehingga pada waktu pengecoran tidak mengakibatkan pemisahan antara kerikil dan
spesinya. Pemisahan yang berlebihan dari agregat kasar dalam beton yang disebabkan jatuh bebas dari
tempat yang cukup tinggi, atau sudut yang terlalu besar, atau bertumpuk dengan baja-baja tulangan, tidak
diijinkan. Kalau diperkirakan pemisahan yang demikian itu mungkin akan terjadi, Kontraktor harus
mempersiapkan tremie atau alat lain yang cocok untuk mengontrol jatuhnya beton.
g. Pengecoran beton tidak boleh dijatuhkan lebih tinggi dari 2 meter, semua penuangan beton harus selalu lapis-
perlapis horizontal dan tebalnya tidak lebih dari 50 cm. Tim Direksi mempunyai hak untuk mengurangi tebal
tersebut apabila pengecoran dengan tebal lapisan 50 cm tidak dapat memenuhi spesifikasi ini.
h. Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras atau lama sedemikian rupa sehingga spesi/mortar
terpisah dari agregat kasar. Selama hujan, air semen atau spesi tidak boleh dihamparkan pada Construction
Joint dan air semen atau spesi yang hanyut terhampar harus dibuang sebelum pekerjaan dilanjutkan.
i. Ember-ember/gerobak dorong beton yang dipakai harus sanggup menuang dengan tepat dalam slump yang
ren-dah dan memenuhi syarat-syarat campuran. Mekanisme penuangan harus dibuat dengan kapasitas
minimal 50 liter. Juga harus tersedia peralatan lainnya untuk mendukung lancarnya pengecoran
dimana diperlukan terutama bagi lokasi lokasi yang terbatas.
j. Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai sepadat mungkin, sehingga bebas dari kantong-kantong kerikil,
dan menutup rapat-rapat semua permukaan dari cetakan dan material yang diletakkan. Dalam pemadatan
setiap lapisan dari beton, kepala alat penggetar (Vibrator) harus dapat menembus dan menggetarkan
kembali beton pada bagian atas dari lapisan yang terletak di bawah. Lamanya penggetaran tidak boleh
menyebabkan terpisahnya bahan beton dengan airnya. Semua beton harus dipadatkan dengan alat penggetar
Type Immerson beroperasi dengan kecepatan paling sedikit 3.000 putaran per menit ketika dibenamkan dalam
beton.
k. Toleransi kekurangan ketebalan beton 2 cm.
13
Dinas Penataan Ruang Dan Cipta Karya Kabupaten Kapuas Hulu
Tahun Anggaran 2018
Pasal 2
PEKERJAAN KAYU
2.1. Kayu yang digunakan harus bersifat baik dengan ketentuan bahwa segala sifat dan kekurangan-kekurangan yang
berhubungan dengan pemakainya tidak akan merusak atau mengurangi nilai konstruksi.
2.2. Kualitas dan ukuran kayu yang digunakan disesuaikan dengan gambar kerja yang ada. Demikian pula dengan mutu
dan kelas kuat kayu yang apabila tidak ditentukan lain, maka harus mengikuti syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan
dalam PPKI NI-5.
2.3. Dihindarkan adanya cacat-cacat kayu antara lain yang berupa putih kayu, pecah-pecah, mata kayu yang melintang.
Syarat-syarat kelembaban dan toleransi ukuran kayu yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat dan
ketentuan dalam PPKI.
2.4. Toleransi kekurangan ukuran kayu untuk balok 1 cm, sedangkan untuk papan 0,5 cm.
BAB IV SYARAT-SYARAT
PEKERJAAN ARSITEKTUR
Pasal 1
PEKERJAAN SALURAN DRAINASE
1.1 LINGKUP PEKERJAAN
Adalah pengertian bekerjanya sistem saluran drainase (pembuangan air hujan/kotor) dari lokasi pekerjaan secara
keseluruhan maupun bagian-bagiannya seperti yang tertera pada gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan.
Secara garis besar, pekerjaan ini meliputi :
Pembuatan saluran gorong-gorong, saluran terbuka, sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi teknis. Segala
sesuatu mengenai lingkup pekerjaan ini yang masih kurang jelas, Kontraktor dapat menanyakan lebih lanjut
kepada Direksi/Pengawas, Perencana atau pihak lain yang ditunjuk untuk ini. Apabila sampai terjadi kelalaian dan
kekurangan, Kontraktor harus bertanggung-jawab atas kerugian-kerugian yang mungkin terjadi.
14
Dinas Penataan Ruang Dan Cipta Karya Kabupaten Kapuas Hulu
Tahun Anggaran 2018
Pasal 3
PEKERJAAN PEMBERSIHAN
Pembersihan lokasi pekerjaan pada semua jenis pekerjaan yang termasuk dalam Lingkup Pekerjaan seperti tercantum di
Gambar Kerja dan terurai dalam Buku ini dari semua barang atau bahan lainnya yang dinyatakan tidak digunakan lagi
setelah pekerjaan yang menjadi tanggung jawab pelaksana pekerjaan selesai dikerjakan. Semua bekas bongkaran
pekerjaan dan sebagainya harus dikeluarkan dari lokasi pekerjaan. Selama pembangunan berlangsung, pihak pelaksana
pekerjaan harus menjaga keamanan bahan/material, barang maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap serah terima
pekerjaan. Seluruh biaya dalam proses pelaksanaan pekerjaan dilapangan menjadi tanggung jawab pihak pelaksana pekerjaan
sepenuhnya.
15