Anda di halaman 1dari 26

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

RUAS JALAN SIMPANG SILAT (MIAU MERAH) – NANGA SILAT

I. PENDAHULUAN

1. Lokasi Proyek

Lokasi Pekerjaan meliputi link jalan dari Ruas Jalan Simpang Silat (Miau
Merah) – Nanga Silat Kecamatan Silat Hilir, yang terletak di Kabupaten
Kapuas Hulu Propinsi Kalimantan Barat.

2. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan meliputi pekerjaan tanah, perkerasan berbutir, perkerasan
aspal, struktur dan pekerjaan minor lainnya yang terangkum jelas dalam
divisi 1 - 10 yang tercantum pada daftar kuantitas.

Pekerjaan utama dapat dijelaskan sbb :


1. Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat Kelas A
2. Pekerjaan Laston Lapis Aus (HRS-WC)
II. METODE PELAKSANAAN

1. Kondisi Dasar
Pelaksanaan pekerjaan ini sesuai dengan rencana kerja dan syarat – syarat
spesifikasi serta petunjuk dan keputusan rapat penjelasan (Aanwijzing)
dilaksanakan selama 150 (Seratus Lima Puluh) Hari kalender terhitung sejak
diterimanya Surat Perintah Mulai Kerja.

2. Kondisi Cuaca
Kondisi Cuaca di site di perkirakan dipengaruhi oleh 2 musim. Musim hujan
diperkirakan mulai bulan November sampai dengan April dan Musim kering
pada Bulan Mei Sampai dengan Oktober.

3. Hari Kerja
Berdasarkan Kondisi Cuaca diatas dan jumlah hari dalam setiap bulannya
hari kerja efektif dapat dihitung dengan total jangka waktu pelaksanaan
yaitu 150 hari dikurangi dengan hari libur nasional dan factor lainnya
terutama pada musim hujan.

4. Jam Kerja
Jam kerja dilapangan biasa dilakukan mulai jam.08.00 sampai dengan 16.00
WIB. Dalam hal pekerjaan khusus secara teknis pelaksanaan pekerjaan yang
tidak dapat ditunda pada esok hari, maka diadakan kerja lembur/malam
dengan sepengetahuan dan ijin dari direksi / engineer.
Uraian Shif I Shif II Shif III
8 Jam 8 Jam 8 Jam
Jam Kerja
8.00 – 16.00 16.00 – 24.00 24.00 – 8.00
1 Jam 1 Jam 1 Jam
Waktu Istirahat
12.00 – 13.00 19.00 – 20.00 3.00 – 4.00
Total Waktu Kerja 7 Jam 7 Jam 7 Jam

5. Sumber Material
Material utama untuk pekerjaan ini adalah sbb :
1. Asphalt didatangkan dari Pontianak.
2. Material batu terletak di Kabupaten Sintang
3. Pasir terletak di Kabupaten Sintang
4. Tanah terletak di Kabupaten Sintang

III. Tahapan Pekerjaan


1. Pekerjaan Persiapan
1.1 Transportasi menuju proyek (Untuk material, alat maupun personil)
Dengan Jalan Darat dari Pontianak – Lokasi Site.

1.2 Mobilisasi dan Demobilisasi


Untuk persiapan pelaksanaan pekerjaan selanjutnya, yaitu
mobilisasi peralatan dan tenaga serta material.

Peralatan yang dimobilisasi antara lain :


 Excavator
 Dump Truck
 Vibrator Roller
 Motor Grader
 Water Tanker
 Concrete Vibrator
 Concrete Mixer
 Compressor
 Asphalt Finisher
 Asphalt Distributor
 Tandem Roller
 Phneumatic Tire Roller

Sebagian besar peralatan di mobilisasi dari Pontianak dengan


Trailer melalui jalan darat menuju lokasi site.

Tenaga kerja diutamakan didatangkan dari lokasi setempat dan


untuk tenaga kerja yang tidak tersedia di lokasi setempat akan
didatangkan dari luar daerah sesuai kebutuhan.

1.3 Pembuatan Direksi Keet


Letak atau Lokasi Direksi Keet harus memenuhi syarat dan ada
persetujuan dari direksi Lapangan (Pengawas Lapangan dan
Konsultan Pengawas). Pembuatan Direksi Keet disesuaikan
dengan ketentuan yang ada dalam spesifikasi begitu juga untuk
fasilitas – fasilitasnya.

1.4 Base camp kontraktor


Lokasi Basecamp yang ideal diletakkan dekat lokasi
pekerjaan.
namun lokasi tersebut dapat diganti dengan lokasi lain sesuai
dengan petunjuk direksi.

Pembuatan Base camp kontraktor terdiri dari : Kantor Lapangan


Kontraktor & Engineer, Gudang, bengkel, Motor Pool, Laboratorium
(bila diperlukan), Klinik & Barak pekerja.
Luas masing – masing bangunan disesuaikan dengan kebutuhan.

1.5 Penerangan (Listrik) dan Air Kerja


Air kerja diambil dari Air Sungai yang telah diolah dengan
persetujuan dari pemberi kerja / Engineer. Air kerja ini selanjutnya
di pompa dan diangkut menggunakan Water Tanker 5000 liter
menuju lokasi site.
Air bersih untuk kebutuhan di base camp akan diperoleh melalui air
tanah (bila ada) yang diambil dengan pompa kapasitas 2”. Alternatif
lain akan digunakan fasilitas air dari PDAM setempat.

Kebutuhan listrik dipenuhi dengan mengadakan genset kapasitas


135 KVA, kebutuhan listrik untuk dibasecamp diperkirakan sebagai
berikut :

Kantor, Rumah Staff dan 5 kVA


Barak 2 kVA
Bengkel & Motor Pool 1 kVA
Gudang 1 kVA
Laboratorium 5 kVA
Stok yard, Parkir dlll 14 kVA

Untuk kebutuhan AMP digunakan Genset tersendiri dengan


kapasitas 135 kVA.

1.6 Telekomunikasi
Kontraktor akan menyediakan dan mengoperasikan system radio
komunikasi selama masa pelaksanaan konstruksi. Stasiun
komunikasi akan ditempatkan di kantor kontraktor dengan
menggunakan tipe rig station dan handy talkies dilokasi site. Type
dan merk alat komunikasi akan dikomunikasikan dengan pemberi
kerja untuk persetujuan.

1.7 Pengukuran dan Pemasangan Patok


Pekerjaan pengukuran dilakukan bersama-sama / joint survey
antara kontraktor, konsultan pengawas maupun dari pihak direksi /
pemberi kerja. Pengukuran dilakukan untuk menentukan titik
referensi berupa koordinat, elevasi dan kemiringan.

Batasan – batasan dari hasil pengukuran ditandai dengan


pemasangan patok kayu atau bahan lainnya dan diberi tanda
dengan cat.

Alat yang digunakan untuk pekerjaan ini :


a. Theodolite c. Bak Ukur e. Dll
b. Waterpass d. Pita Ukur
1.8 Pengaturan Lalu Lintas
Pengaturan Lalu Lintas sangat penting dilakukan mengingat adanya
jalan existing yang masih dilalui kendaraan, sehingga perlu
diadakan koordinasi oleh pihak proyek dengan instansi yang terkait
dengan pengaturan lalu lintas.

Agar lalu lintas tetap dapat berjalan dengan normal maka pekerjaan
jalan ini secara umum dilakukan dengan membuka setengah dari
badan jalan untuk lalu lintas dan setengah badan jalan ditutup
untuk keperluan konstruksi.

Penutupan dilakukan dengan memberi pagar seng gelombang dan


sebagian bisa dengan concrete barrier. Selanjutnya perlu diberikan
tanda – tanda rambu peringatan bagi para pemakai jalan maupun
tulisan bahwa sedang ada pembangunan konstruksi jalan. Untuk
keperluan pada malam hari maka perlu diberikan juga penerangan
secukupnya sehingga konstruksi jalan dapat dilaksanakan secara
aman.

3. Pekerjaan Tanah

3.3 Penyiapan Badan Jalan

Pekerjaan ini dilakukan setelah penyelesaian pekerjaan penggalian


atau penimbunan, sehingga dapat ditempatkan material pondasi
( LPA/LPB) diatas badan jalan. Pekerjaan ini dilakukan dengan cara
perataan dari badan jalan yang telah digali atau ditimbun dan
selanjutnya dilakukan pemadatan dan pembentukan sesuai dengan
elevasi dan kemiringan pada gambar.

Alat yang digunakan :


 Motor grader
 Vibrator Roller
 Water tanker
 Alat bantu lainnya

Tahap pelaksanaan :
1. Perataan badan jalan dengan menggunakan motor grader.
2. Pemadatan sesuai dengan persyaratan dalam spesifikasi.
3. Air disemprotkan dengan water tanker truck untuk menjaga
kadar air optimum tanah.
4. Dilakukan pembentukan dengan motor grader sesuai dengan
elevasi dan kemiringan dalam gambar.
4. Perkerasan Berbutir
4.1 Lapis Pondasi Agregat Kelas A, B, S dan Lapis Pondasi
Aggregat tanpa Penutup Aspal
Bahan :
Batu pecah dengan begradasi tertentu berupa agregat kasar dan
halus, sesuai persyaratan spesifikasi.
Peralatan :
 Wheel Loader  Water Tanker
 Dump Truck  Alat Bantu
 Tandem  Motor Grader
Roller/Vibro
Roller
Teknis Pelaksanaan :
1. Pembuatan campuran agregat sesuai rekomendasi
laboratorium.
2. Pencampuran dilakukan secara manual dengan wheel loader
dan sekaligus memuat material dump truck.
3. Agregat dibawah kelapangan dengan Dump Truck dan dihampar
dengan Motor Grader pada kadar air dalam rentang secara
merata.
4. Penghamparan minimal selebar jalur lalu lintas dengan tebal 15
– 30 cm dan tidak ada bekas -2 yang tidak bisa tertutup pada
waktu pemadatan.
5. Setelah rata, lalu dipadatkan secara merata, sampai mencapai
kepadatan sesuai speks.
6. Pemadatan dilakukan berulang pada kondisi kadar air optimum
sesuai spesifikasi.
7. Penggilasan dimulai dari tepi dan bergerak sedikit demi sedikit
kearah sumbu jalan dan pada daerah landai, penggilasan
dimulai dari daerah rendah, bergerak sedikit demi sedikit
ketempat yang lebih tinggi, sampai seluruh bekas roda
penggilas tidak Nampak dan agregat terkunci rapat.
PEKERJAAN LAPIS PONDASI AGREGAT KELAS A, B, S dan Lapis Pondasi
Tanpa Penutup Aspal

MULAI

SAMPLING
TIDAK Control

Test

PERSETUJUAN

DIHAMPAR

TIDAK
KETEBALAN DIKERINGKAN

KADAR AIR (3% - 10 %) DIKUPAS

PEMADATAN

 KEPADATAN LAPANGAN
Test Kontrol  KADAR AIR
TIDAK  GRADASI
 TES CBR

D VALUE >90 %

CBR > 80

KEPADATAN > 95 %

Ketebalan hamparan bisa di tambah

FINISH
5. Perkerasan Aspal
5.1 Prime Coat dan Tack Coat

 Pemilihan Bahan Pengikat :


 Bahan Pengikat yang digunakan adalah MC.70 atau aspal pen
60/70 dengan 80 bag.kerosen per 100 bag. Aspal (diukur
pada 70 +/- 10 derajat Celcius).
 Kekentalan aspal harus cukup rendah sehingga melapis butir
agregat halus dan meresap kedalam lapis pondasi untuk
mengikat permukaan paling atas.
 Jumlah yang sebenarnya dari kerosene yang ditambahkan
akan tegantung pada kerapatan permukaan dan karena itu
untuk suatu pekerjaan tertentu harus ditentukan melalui
suatu percobaan.
 Campuran kerosen dan aspal harus dicampur dan diaduk
secara merata. Pencampuran sebaiknya dilakukan secara
berurutan setelah tahap penuangan dari drum : pencampuran
ditempat dalam distributor memerlukan waktu 30 menit
dengan pompa pada kecepatan penuh pada setelah sirkulasi
internal.

 Peralatan
 Asphalt Distributor
 Compressor

 Cara Pelaksanaan
1. Setelah permukaan pondasi disapu bersih dari agregat lepas
dan dinyatakan memenuhi spesifikasi, permukaan lapis
pondasi dilembabkan dengan jalan menyiram permukaan
tersebut dengan sedikit air.
2. Kemudian lapis resap disemprotkan dengan jumlah
penggunaan 0,4 – 1,3 liter per m2 atau sesuai spek
tergantung permeabilitas lapis pondasi.
3. Takaran penggunaan per m2 tsb harus sedemikian rupa
sehingga cukup untuk menutup saluran permukaan tapi tidak
berlebihan hingga membentuk genangan.
5.2 Lastaston (HRS Base/WC)

 Bahan
 Agregat Kasar
 Agregat halus
 Peralatan
 Wheel Loader  Asphalt Finisher
 AMP  Tandem Roller
 Genset  Phneumaic Tyre Roller
 Dump Truck  Alat Bantu

a. Proses pembuatan Hotmix di AMP

 Agregat ditakar sesuai berat rancangan komposisi dan


demikian juga dengan aspal
 Filler / Abu Batu ditakar sendiri
 Sebelum pengadukan, agregat dipanaskan dan dijaga agar
agregat tidak diselimuti jelaga. Setelah panas disaring
menjadi 3 fraksi diangkut ke bin – bin secara terpisah dan
siap dicampur.
o
 Pencampuran dilakukan pada temperature 100 – 120 C
 Pertama – tama agregat diaduk sampai rata dan aspal
disemprotkan masuk sesuai berat yang diperlukan , dan
diaduk kembali sampai seluruh aspal menyelimuti agregat.
Lama pencampuran paling sedikit 45 detik, lebih lama lebih
baik asal tidak sampai terbakar.

b. Pengangkutan campuran :
 Campuran diangkut dengan Dump truck bersih dan ditutup
terpal.
 Pada saat campuran tiba dilokasi, suhunya harus masih
dalam batas tertentu sesuai jenis aspal yang digunakan.
 Frekuensi angkutan diatur sedemikian hingga pekerjaan tidak
tertunda, jika dikerjakan pada malam hari maka disediakan
penerangan yang memadai.

Diagram Proses dasar Pembuatan


Hotmix di AMP

Stock Pile Agregat

Cold Bins

Drying (Pemanasan) Cold Asphalt

Screening Heating (Pemanasan)

Hot Aggregate
Filler Storage
Hot Aspal Storage
storage
Measuring/
Measuring/menimbang
Measuring Menimbang

(Menimbang)

MIXING

Hot Mix Output


PEKERJAAN LATASTON (HRS-BASE, HRS-WC)
PEKERJAAN LATASTON (HRS-BASE, HRS-WC)
 Gradasi
 SG and
Absorption
 Abrasi < 40 %
MULAI
 Kelekatan
Aggregate terhadap Aspal
 Unit Weight
SAMPLIN  Soundness

CONTROL

Penetrasi Grade 60 -
JMD Asphalt 70
JOB MIX DESIGN
 Penetrasi
 Flash Point
Trial Mix Combine Aggregate  Ductility
 Softening Point
Mashall Test  Thin Film Oven Test
Kandungan Aspal Optimum
 Kinematic Viscosity

Stability > 750 Kg


4% < VIM > 8 %
75 % < VMA > 85

Koreksi Campuran

JMF
JOB MIX FORMULA
 Check Gradasi Core BIN
Y  Check Gradasi Hot BIN
MIXING
AMP
 Temperature Leaving of
the Mixer
 Sampling
Penghamparan (
Check

Ketebalan

Pemadatan Akhir Pemadatan Kedua Pemadatan Awal


Pemadatan
Y (Check Temp) ( Check Temp) ( Check Temp)
Cor Drill setiap 500

Y
Selesai
c. Pelaksanaan Penghamparan

1. Persiapan Penghamparan:

 Pembuatan Campuran Aspal Panas dengan Marshall Test


yang sesuai dengan Job Mix Formula
 Kemudian diperiksa mutu campuran aspal
 Bila memenuhi spesifikasi, pelaksanaan produksi campuran
aspal siap untuk dilaksanakan penghamparannya.
 Persiapan lokasi bagian jalan yang akan dilakukan
penghamparan

2. Percobaan Penghamparan
Percobaan penghamparan perlu dilakukan dilokasi lain ( Base
Camp), tujuannya untuk mengetahui mutu jalan sebelum
dihamparkan, sehingga dapat memperkirakan hasil
sesungguhnya penghamparan, pada percobaan ini harus
diperhatikan :

 Pemberian Tack Coat & Prime Coat


 Kemampuan mesin penghampar
 Kemampuan kerja
 Pemerikasaan Visual

3. Persiapan Lokasi Bagian Jalan


Syarat lokasi dan kondisi bagian jalan :

 Lapis Pondasi Agregat ( Kelas B & A) selesai


 Kondisi Permukaan jalan sudah rata
 Kondisi permukaan jalan kuat dan tidak melendut

4. Perbaikan – perbaikan permukaan telah dilakukan:


 Meningkatkan mutu daya dukung
 Memperbaiki dan menutup permukaan yang berlubang
(patching)
 Meratakan (Leveling) permukaan yang berlubang

5. Pelaksanaan Pemadatan
Sebelum pelaksanaan pemadatan, yang diperhatikan adalah
hal sbb :
 Panjang Penghamparan
 Temperatur Penghamparan
Temp. Tebal Overlay padat ( cm)
Permukaan
Jalan (0) C 3 4 5 8
20 -27 141 138 132 129
27 - 32 135 132 129 127
>32 132 129 127 124
Pemadatan :
Dalam Pemadatan campuran terdiri dari pengoperasian :
Temp o C Selang setelah
penghamparan
 Penggilasan Awal Tendem Roller 135 +/- 10 5 menit
 Penggilasan Kedua Tyre Roller 115 +/- 10 10 menit
 Penggilasan Akhir Tandem Roller 95 25menit
7. Struktur
7.1 Pekerjaan Beton
 Umum
Pekerjaan mencakup pelaksanaan seluruh struktur beton struktur
fc’ 30 Mpa, beton fc’ 20 Mpa dan beton fc’ 10 Mpa , termasuk
tulangan, sesuai dengan Spesifikasi dan sesuai dengan garis,
elevasi, kelandaian dan dimensi yang ditunjukkan dalam
Gambar, dan sebagaimana yang diperlukan oleh Direksi Pekerjaan.

Syarat dari PBI NI-2 1971 harus diterapkan sepenuhnya pada semua
pekerjaan beton yang dilaksanakan dalam Kontrak ini, kecuali bila
terdapat pertentangan dengan ketentuan dalam Spesifikasi ini, dalam
hal ini ketentuan dalam Spesifikasi ini yang harus dipakai.

 Bahan
a. Semen d. Agregat Kasar
b. Pasir e. Kayu Perancah
c. Air f. Paku
g. Plastik Cor

 Peralatan yang dibutuhkan


 dolak  Water Tanker
 Concrete Mixer
 Concrete vibrator

 Tahapan – tahapan pekerjaan


1. Penyiapan tempat kerja
Membongkar struktur lama yang akan diganti dengan beton yang
baru atau yang harus dibongkar untuk dapat memungkinkan
pelaksanaan pekerjaan beton yang baru.

2. Acuan
 Acuan dari tanah harus dibentuk dari galian, dan sisi-sisi
samping serta dasarnya harus dipangkas secara manual
sesuai dimensi yang diperlukan.
 Acuan yang dibuat dapat dari kayu atau baja dengan
sambungan dari adukan yang kedap dan kaku untuk
mempertahankan posisi yang diperlukan selama pengecoran,
pemadatan dan perawatan Acuan harus dibuat sedemikian
sehingga dapat dibongkar tanpa merusak beton.

3. Pengecoran
 Semen, pasir, batu kerikil dan air dicampur dan diaduk
menjadi beton dengan menggunakan Concrete Mixer.
 Beton harus dicor sedemikian rupa hingga terhindar dari
segregasi partikel kasar dan halus dari campuran. Beton
harus dicor dalam cetakan sedekat mungkin dengan yang
dapat dicapai pada posisi akhir beton untuk mencegah
pengaliran yang tidak boleh melampaui satu meter dari
tempat awal pengecoran.
 Bilamana beton dicor ke dalam acuan struktur yang memiliki
bentuk yang rumit dan penulangan yang rapat, maka beton
harus dicor dalam lapisan-lapisan horisontal dengan tebal
tidak melampuai 15 cm. Untuk dinding beton, tinggi
pengecoran dapat 30 cm menerus sepanjang seluruh keliling
struktur.
 Beton tidak boleh jatuh bebas ke dalam cetakan dengan
ketinggian lebih dari 150 cm. Beton tidak boleh dicor
langsung dalam air.
 Pengecoran harus dilakukan pada kecepatan sedemikian rupa
hingga campuran beton yang telah dicor masih plastis
sehingga dapat menyatu dengan campuran beton yang baru.
 Bidang-bidang beton lama yang akan disambung dengan
beton yang akan dicor, harus terlebih dahulu dikasarkan,
dibersihkan dari bahan-bahan yang lepas dan rapuh dan telah
disiram dengan air hingga jenuh. Sesaat sebelum pengecoran
beton baru ini, bidang-bidang kontak beton lama harus disapu
dengan adukan semen dengan campuran yang sesuai dengan
betonnya.
 Bilamana sambungan vertikal diperlukan, baja tulangan harus
menerus melewati sambungan sedemikian rupa sehingga
membuat struktur tetap monolit.
 Bahan tambah (aditif) dapat digunakan untuk pelekatan pada
sambungan konstruksi, cara pengerjaannya harus sesuai
dengan petunjuk pabrik pembuatnya.
 Beton harus dipadatkan dengan penggetar, penggetaran
harus disertai penusukan secara manual dengan alat yang
cocok untuk menjamin pemadatan yang tepat.

4. Perawatan
Segera setelah pengecoran, beton harus dilindungi dari
pengeringan dini, tempe- ratur yang terlalu panas, dan gangguan
mekanis. Beton harus dijaga agar kehilangan kadar air yang
terjadi seminimal mung kin dan diperoleh temperatur yang relatif
tetap dalam waktu yang ditentukan untuk menjamin hidrasi yang
sebagaimana mestinya pada semen dan pengerasan beton.

5. Pengerjaan Akhir
Pembongkaran Acuan Cetakan yang ditopang oleh perancah di
bawah pelat, balok, gelegar, atau struktur busur, tidak boleh
dibongkar hingga pengujian menunjukkan bahwa paling sedikit
85 % dari kekuatan rancangan beton telah dicapai.
6. Kekuatan Beton
Beton harus mempunyai suatu kekuatan lentur karakteristik
sebesar minimal 45 kg/cm2 pada umur 28 hari bila diuji sesuai
dengan ASSHTO T 97. Bila pengujian dilakukan pada kubus 15
cm, kekuatan beton karakteristik minimal harus sebesar 350
kg/cm2 pada umur 28 hari.

7.2 Pekerjaan Baja Tulangan Polos-BjTP 280


 Umum
Pekerjaan ini harus mencakup pengadaan dan pemasangan baja
tulangan sesuai dengan Spesifikasi dan Gambar.Baja tulangan harus
dipasang sedemikian sehingga selimut beton yang menutup bagian
luar baja tulangan.

 Bahan
a. Baja Tulangan
Baja tulangan harus baja polos atau sirip dengan mutu yang
sesuai dengan Tabel berikut ini :

Sifat Mekanis Baja Tulangan

Kelas Baja Kuat Uji Tarik Regangan dalam 200 mm


Tulangan Luluh/Leleh Kuat Tarik Min. %
(YS) (TS)
Mpa Mpa

BjTP 280 Min. 280 Min. 350 11(d<10 mm)

BjTS 280 Min. 280 Min. 350 11(d<10 mm)

BjTS 420A Min. 420 Min.525 9(d<19 mm)

BjTS 420B Min. 420 14(d<19 mm)


Min.525
BjTS 520 Min. 520 7(d<25 mm)
Min.650

BjTS 550 Min. 550 7(d<25 mm)


Min.687,5
Min. 700 7(d<25 mm)
BjTS 700 Min.805

b. Tumpuan untuk Tulangan


c. Pengikat untuk Tulangan

 Tahapan – tahapan pekerjaan


1. Pembengkokan
 Besi tulangan dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan yang
diperlukan.
2. Penempatan dan Pengikatan
 Tulangan harus dibersihkan sesaat sebelum pemasangan
untuk menghilangkan
 kotoran, lumpur, oli, cat, karat dan kerak, percikan adukan
atau lapisan lain yang dapat mengurangi atau merusak
pelekatan dengan beton.
 Batang tulangan dipasang / disusun sesuai dengan Gambar
Pelaksanaan dan persilangannya diikat kawat.
FLOW CHART
PEKERJAAN BETON UNTUK STRUKTUR

MULAI

PERAKITAN BESI
TULANGAN

CEK JUMLAH
DAN DIMENSI

Tidak
SESUAI

YA

PEMBUATAN
BEKISTING

PEMBUATAN
CAMPURAN BETON

PELAKSANAAN
SLUMP TEST

SESUAI Tidak

YA

PELAKSANAAN
PEMBETONAN

SELESAI
7.6(1) Fondasi Cerucuk, Penyediaan dan Pemancangan

Umum
Pekerjaan ini harus mencakup pengadaan dan pemancangan kayu
cerucuk sesuai dengan Spesifikasi diameter dan panjang ukuran
sesuai dengan Gambar.
. Bahan
a. Kayu Cerucuk
Kayu bulat dengan diameter dan panjang sesuai gambar
rencana dengan mutu kayu baik yang sesuai dengan
karakteristik yang disyaratkan.

Alat yang digunakan :


 Hammer

Tahap pelaksanaan :
1. Pemancangan
 Fondasi cerucuk di tancapkan kedalam tanah dengan kondisi
tegak berdiri dan di lakukan penumbukan secara manual

8.10 Rehabilitasi Jembatan

 Umum
Pekerjaan ini harus mencakup pembongkaran, perbaikan,
pengadaan, penyimpanan, perlindungan dan pelaksanaan
pekerjaan struktur kayu untuk pembuatan struktur jembatan kayu
termasuk pelaksanaan lantai kayu sesuai dengan persyaratan dan
sesuai dengan garis, elevasi, ketinggian dan dimensi yang
ditunjukkan dalam Gambar.

. Bahan
a. Kayu
Jenis bahan atau material kayu yang akan digunakan sebagai
struktur utama jembatan kayu secara lengkap atau untuk
konstruksi lantai kayu pada jembatan sementara atau semi
permanen harus mempunyai mutu minimum sama dengan
kayu kelas I jika tidak disebut lain dalam Gambar.
b. Bahan Pendukung
Material pendukung mencakup pelat baja pengaku, baut
sambungan, paku, klem serta bahan-bahan lain yang
diperlukan dalam pekerjaan struktur kayu. Mutu bahan yang
digunakan sebagai pendukung harus sesuai dengan
persyaratan dalam Gambar.
Alat yang digunakan :
 Paku
 Mesin Bor
 Baut

Tahap pelaksanaan :
1. Penyimpanan dan Perlindungan Material
 Material kayu harus disimpan di atas ganjal kayu agar tidak
terkena langsung dengan tanah sepanjang waktu penyimpanan.
2. Pengerjaan Kayu
 Pekerjaan pelaksanaan struktur kayu ini sesuai dengan Gambar
dengan hasil akhir sesuai dengan persyaratan.
3. Sambungan
 Semua sambungan harus dilaksanakan dengan rapi agar
diperoleh sambungan yang cocok tanpa menggunakan pasak
atau pengikat.
3. Papan Lantai
 Balok persegi dipasang sedemikian rupa sehingga bagian yang
terletak di luar adalah selalu bagian yang jauh dari galih kayu.
Bagian galih dari semua balok persegi harus diletakkan
menghadap kebawah. Seluruh ketidaksamaan tebal papan lantai
jembatan harus diratakan untuk mendapatkan permukaan yang
rata.

Anda mungkin juga menyukai