I. PENDAHULUAN
1. Lokasi Proyek
Lokasi Pekerjaan meliputi link jalan dari Ruas Jalan Simpang Silat (Miau
Merah) – Nanga Silat Kecamatan Silat Hilir, yang terletak di Kabupaten
Kapuas Hulu Propinsi Kalimantan Barat.
2. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan meliputi pekerjaan tanah, perkerasan berbutir, perkerasan
aspal, struktur dan pekerjaan minor lainnya yang terangkum jelas dalam
divisi 1 - 10 yang tercantum pada daftar kuantitas.
1. Kondisi Dasar
Pelaksanaan pekerjaan ini sesuai dengan rencana kerja dan syarat – syarat
spesifikasi serta petunjuk dan keputusan rapat penjelasan (Aanwijzing)
dilaksanakan selama 150 (Seratus Lima Puluh) Hari kalender terhitung sejak
diterimanya Surat Perintah Mulai Kerja.
2. Kondisi Cuaca
Kondisi Cuaca di site di perkirakan dipengaruhi oleh 2 musim. Musim hujan
diperkirakan mulai bulan November sampai dengan April dan Musim kering
pada Bulan Mei Sampai dengan Oktober.
3. Hari Kerja
Berdasarkan Kondisi Cuaca diatas dan jumlah hari dalam setiap bulannya
hari kerja efektif dapat dihitung dengan total jangka waktu pelaksanaan
yaitu 150 hari dikurangi dengan hari libur nasional dan factor lainnya
terutama pada musim hujan.
4. Jam Kerja
Jam kerja dilapangan biasa dilakukan mulai jam.08.00 sampai dengan 16.00
WIB. Dalam hal pekerjaan khusus secara teknis pelaksanaan pekerjaan yang
tidak dapat ditunda pada esok hari, maka diadakan kerja lembur/malam
dengan sepengetahuan dan ijin dari direksi / engineer.
Uraian Shif I Shif II Shif III
8 Jam 8 Jam 8 Jam
Jam Kerja
8.00 – 16.00 16.00 – 24.00 24.00 – 8.00
1 Jam 1 Jam 1 Jam
Waktu Istirahat
12.00 – 13.00 19.00 – 20.00 3.00 – 4.00
Total Waktu Kerja 7 Jam 7 Jam 7 Jam
5. Sumber Material
Material utama untuk pekerjaan ini adalah sbb :
1. Asphalt didatangkan dari Pontianak.
2. Material batu terletak di Kabupaten Sintang
3. Pasir terletak di Kabupaten Sintang
4. Tanah terletak di Kabupaten Sintang
1.6 Telekomunikasi
Kontraktor akan menyediakan dan mengoperasikan system radio
komunikasi selama masa pelaksanaan konstruksi. Stasiun
komunikasi akan ditempatkan di kantor kontraktor dengan
menggunakan tipe rig station dan handy talkies dilokasi site. Type
dan merk alat komunikasi akan dikomunikasikan dengan pemberi
kerja untuk persetujuan.
Agar lalu lintas tetap dapat berjalan dengan normal maka pekerjaan
jalan ini secara umum dilakukan dengan membuka setengah dari
badan jalan untuk lalu lintas dan setengah badan jalan ditutup
untuk keperluan konstruksi.
3. Pekerjaan Tanah
Tahap pelaksanaan :
1. Perataan badan jalan dengan menggunakan motor grader.
2. Pemadatan sesuai dengan persyaratan dalam spesifikasi.
3. Air disemprotkan dengan water tanker truck untuk menjaga
kadar air optimum tanah.
4. Dilakukan pembentukan dengan motor grader sesuai dengan
elevasi dan kemiringan dalam gambar.
4. Perkerasan Berbutir
4.1 Lapis Pondasi Agregat Kelas A, B, S dan Lapis Pondasi
Aggregat tanpa Penutup Aspal
Bahan :
Batu pecah dengan begradasi tertentu berupa agregat kasar dan
halus, sesuai persyaratan spesifikasi.
Peralatan :
Wheel Loader Water Tanker
Dump Truck Alat Bantu
Tandem Motor Grader
Roller/Vibro
Roller
Teknis Pelaksanaan :
1. Pembuatan campuran agregat sesuai rekomendasi
laboratorium.
2. Pencampuran dilakukan secara manual dengan wheel loader
dan sekaligus memuat material dump truck.
3. Agregat dibawah kelapangan dengan Dump Truck dan dihampar
dengan Motor Grader pada kadar air dalam rentang secara
merata.
4. Penghamparan minimal selebar jalur lalu lintas dengan tebal 15
– 30 cm dan tidak ada bekas -2 yang tidak bisa tertutup pada
waktu pemadatan.
5. Setelah rata, lalu dipadatkan secara merata, sampai mencapai
kepadatan sesuai speks.
6. Pemadatan dilakukan berulang pada kondisi kadar air optimum
sesuai spesifikasi.
7. Penggilasan dimulai dari tepi dan bergerak sedikit demi sedikit
kearah sumbu jalan dan pada daerah landai, penggilasan
dimulai dari daerah rendah, bergerak sedikit demi sedikit
ketempat yang lebih tinggi, sampai seluruh bekas roda
penggilas tidak Nampak dan agregat terkunci rapat.
PEKERJAAN LAPIS PONDASI AGREGAT KELAS A, B, S dan Lapis Pondasi
Tanpa Penutup Aspal
MULAI
SAMPLING
TIDAK Control
Test
PERSETUJUAN
DIHAMPAR
TIDAK
KETEBALAN DIKERINGKAN
PEMADATAN
KEPADATAN LAPANGAN
Test Kontrol KADAR AIR
TIDAK GRADASI
TES CBR
D VALUE >90 %
CBR > 80
KEPADATAN > 95 %
FINISH
5. Perkerasan Aspal
5.1 Prime Coat dan Tack Coat
Peralatan
Asphalt Distributor
Compressor
Cara Pelaksanaan
1. Setelah permukaan pondasi disapu bersih dari agregat lepas
dan dinyatakan memenuhi spesifikasi, permukaan lapis
pondasi dilembabkan dengan jalan menyiram permukaan
tersebut dengan sedikit air.
2. Kemudian lapis resap disemprotkan dengan jumlah
penggunaan 0,4 – 1,3 liter per m2 atau sesuai spek
tergantung permeabilitas lapis pondasi.
3. Takaran penggunaan per m2 tsb harus sedemikian rupa
sehingga cukup untuk menutup saluran permukaan tapi tidak
berlebihan hingga membentuk genangan.
5.2 Lastaston (HRS Base/WC)
Bahan
Agregat Kasar
Agregat halus
Peralatan
Wheel Loader Asphalt Finisher
AMP Tandem Roller
Genset Phneumaic Tyre Roller
Dump Truck Alat Bantu
b. Pengangkutan campuran :
Campuran diangkut dengan Dump truck bersih dan ditutup
terpal.
Pada saat campuran tiba dilokasi, suhunya harus masih
dalam batas tertentu sesuai jenis aspal yang digunakan.
Frekuensi angkutan diatur sedemikian hingga pekerjaan tidak
tertunda, jika dikerjakan pada malam hari maka disediakan
penerangan yang memadai.
Cold Bins
Hot Aggregate
Filler Storage
Hot Aspal Storage
storage
Measuring/
Measuring/menimbang
Measuring Menimbang
(Menimbang)
MIXING
CONTROL
Penetrasi Grade 60 -
JMD Asphalt 70
JOB MIX DESIGN
Penetrasi
Flash Point
Trial Mix Combine Aggregate Ductility
Softening Point
Mashall Test Thin Film Oven Test
Kandungan Aspal Optimum
Kinematic Viscosity
Koreksi Campuran
JMF
JOB MIX FORMULA
Check Gradasi Core BIN
Y Check Gradasi Hot BIN
MIXING
AMP
Temperature Leaving of
the Mixer
Sampling
Penghamparan (
Check
Ketebalan
Y
Selesai
c. Pelaksanaan Penghamparan
1. Persiapan Penghamparan:
2. Percobaan Penghamparan
Percobaan penghamparan perlu dilakukan dilokasi lain ( Base
Camp), tujuannya untuk mengetahui mutu jalan sebelum
dihamparkan, sehingga dapat memperkirakan hasil
sesungguhnya penghamparan, pada percobaan ini harus
diperhatikan :
5. Pelaksanaan Pemadatan
Sebelum pelaksanaan pemadatan, yang diperhatikan adalah
hal sbb :
Panjang Penghamparan
Temperatur Penghamparan
Temp. Tebal Overlay padat ( cm)
Permukaan
Jalan (0) C 3 4 5 8
20 -27 141 138 132 129
27 - 32 135 132 129 127
>32 132 129 127 124
Pemadatan :
Dalam Pemadatan campuran terdiri dari pengoperasian :
Temp o C Selang setelah
penghamparan
Penggilasan Awal Tendem Roller 135 +/- 10 5 menit
Penggilasan Kedua Tyre Roller 115 +/- 10 10 menit
Penggilasan Akhir Tandem Roller 95 25menit
7. Struktur
7.1 Pekerjaan Beton
Umum
Pekerjaan mencakup pelaksanaan seluruh struktur beton struktur
fc’ 30 Mpa, beton fc’ 20 Mpa dan beton fc’ 10 Mpa , termasuk
tulangan, sesuai dengan Spesifikasi dan sesuai dengan garis,
elevasi, kelandaian dan dimensi yang ditunjukkan dalam
Gambar, dan sebagaimana yang diperlukan oleh Direksi Pekerjaan.
Syarat dari PBI NI-2 1971 harus diterapkan sepenuhnya pada semua
pekerjaan beton yang dilaksanakan dalam Kontrak ini, kecuali bila
terdapat pertentangan dengan ketentuan dalam Spesifikasi ini, dalam
hal ini ketentuan dalam Spesifikasi ini yang harus dipakai.
Bahan
a. Semen d. Agregat Kasar
b. Pasir e. Kayu Perancah
c. Air f. Paku
g. Plastik Cor
2. Acuan
Acuan dari tanah harus dibentuk dari galian, dan sisi-sisi
samping serta dasarnya harus dipangkas secara manual
sesuai dimensi yang diperlukan.
Acuan yang dibuat dapat dari kayu atau baja dengan
sambungan dari adukan yang kedap dan kaku untuk
mempertahankan posisi yang diperlukan selama pengecoran,
pemadatan dan perawatan Acuan harus dibuat sedemikian
sehingga dapat dibongkar tanpa merusak beton.
3. Pengecoran
Semen, pasir, batu kerikil dan air dicampur dan diaduk
menjadi beton dengan menggunakan Concrete Mixer.
Beton harus dicor sedemikian rupa hingga terhindar dari
segregasi partikel kasar dan halus dari campuran. Beton
harus dicor dalam cetakan sedekat mungkin dengan yang
dapat dicapai pada posisi akhir beton untuk mencegah
pengaliran yang tidak boleh melampaui satu meter dari
tempat awal pengecoran.
Bilamana beton dicor ke dalam acuan struktur yang memiliki
bentuk yang rumit dan penulangan yang rapat, maka beton
harus dicor dalam lapisan-lapisan horisontal dengan tebal
tidak melampuai 15 cm. Untuk dinding beton, tinggi
pengecoran dapat 30 cm menerus sepanjang seluruh keliling
struktur.
Beton tidak boleh jatuh bebas ke dalam cetakan dengan
ketinggian lebih dari 150 cm. Beton tidak boleh dicor
langsung dalam air.
Pengecoran harus dilakukan pada kecepatan sedemikian rupa
hingga campuran beton yang telah dicor masih plastis
sehingga dapat menyatu dengan campuran beton yang baru.
Bidang-bidang beton lama yang akan disambung dengan
beton yang akan dicor, harus terlebih dahulu dikasarkan,
dibersihkan dari bahan-bahan yang lepas dan rapuh dan telah
disiram dengan air hingga jenuh. Sesaat sebelum pengecoran
beton baru ini, bidang-bidang kontak beton lama harus disapu
dengan adukan semen dengan campuran yang sesuai dengan
betonnya.
Bilamana sambungan vertikal diperlukan, baja tulangan harus
menerus melewati sambungan sedemikian rupa sehingga
membuat struktur tetap monolit.
Bahan tambah (aditif) dapat digunakan untuk pelekatan pada
sambungan konstruksi, cara pengerjaannya harus sesuai
dengan petunjuk pabrik pembuatnya.
Beton harus dipadatkan dengan penggetar, penggetaran
harus disertai penusukan secara manual dengan alat yang
cocok untuk menjamin pemadatan yang tepat.
4. Perawatan
Segera setelah pengecoran, beton harus dilindungi dari
pengeringan dini, tempe- ratur yang terlalu panas, dan gangguan
mekanis. Beton harus dijaga agar kehilangan kadar air yang
terjadi seminimal mung kin dan diperoleh temperatur yang relatif
tetap dalam waktu yang ditentukan untuk menjamin hidrasi yang
sebagaimana mestinya pada semen dan pengerasan beton.
5. Pengerjaan Akhir
Pembongkaran Acuan Cetakan yang ditopang oleh perancah di
bawah pelat, balok, gelegar, atau struktur busur, tidak boleh
dibongkar hingga pengujian menunjukkan bahwa paling sedikit
85 % dari kekuatan rancangan beton telah dicapai.
6. Kekuatan Beton
Beton harus mempunyai suatu kekuatan lentur karakteristik
sebesar minimal 45 kg/cm2 pada umur 28 hari bila diuji sesuai
dengan ASSHTO T 97. Bila pengujian dilakukan pada kubus 15
cm, kekuatan beton karakteristik minimal harus sebesar 350
kg/cm2 pada umur 28 hari.
Bahan
a. Baja Tulangan
Baja tulangan harus baja polos atau sirip dengan mutu yang
sesuai dengan Tabel berikut ini :
MULAI
PERAKITAN BESI
TULANGAN
CEK JUMLAH
DAN DIMENSI
Tidak
SESUAI
YA
PEMBUATAN
BEKISTING
PEMBUATAN
CAMPURAN BETON
PELAKSANAAN
SLUMP TEST
SESUAI Tidak
YA
PELAKSANAAN
PEMBETONAN
SELESAI
7.6(1) Fondasi Cerucuk, Penyediaan dan Pemancangan
Umum
Pekerjaan ini harus mencakup pengadaan dan pemancangan kayu
cerucuk sesuai dengan Spesifikasi diameter dan panjang ukuran
sesuai dengan Gambar.
. Bahan
a. Kayu Cerucuk
Kayu bulat dengan diameter dan panjang sesuai gambar
rencana dengan mutu kayu baik yang sesuai dengan
karakteristik yang disyaratkan.
Tahap pelaksanaan :
1. Pemancangan
Fondasi cerucuk di tancapkan kedalam tanah dengan kondisi
tegak berdiri dan di lakukan penumbukan secara manual
Umum
Pekerjaan ini harus mencakup pembongkaran, perbaikan,
pengadaan, penyimpanan, perlindungan dan pelaksanaan
pekerjaan struktur kayu untuk pembuatan struktur jembatan kayu
termasuk pelaksanaan lantai kayu sesuai dengan persyaratan dan
sesuai dengan garis, elevasi, ketinggian dan dimensi yang
ditunjukkan dalam Gambar.
. Bahan
a. Kayu
Jenis bahan atau material kayu yang akan digunakan sebagai
struktur utama jembatan kayu secara lengkap atau untuk
konstruksi lantai kayu pada jembatan sementara atau semi
permanen harus mempunyai mutu minimum sama dengan
kayu kelas I jika tidak disebut lain dalam Gambar.
b. Bahan Pendukung
Material pendukung mencakup pelat baja pengaku, baut
sambungan, paku, klem serta bahan-bahan lain yang
diperlukan dalam pekerjaan struktur kayu. Mutu bahan yang
digunakan sebagai pendukung harus sesuai dengan
persyaratan dalam Gambar.
Alat yang digunakan :
Paku
Mesin Bor
Baut
Tahap pelaksanaan :
1. Penyimpanan dan Perlindungan Material
Material kayu harus disimpan di atas ganjal kayu agar tidak
terkena langsung dengan tanah sepanjang waktu penyimpanan.
2. Pengerjaan Kayu
Pekerjaan pelaksanaan struktur kayu ini sesuai dengan Gambar
dengan hasil akhir sesuai dengan persyaratan.
3. Sambungan
Semua sambungan harus dilaksanakan dengan rapi agar
diperoleh sambungan yang cocok tanpa menggunakan pasak
atau pengikat.
3. Papan Lantai
Balok persegi dipasang sedemikian rupa sehingga bagian yang
terletak di luar adalah selalu bagian yang jauh dari galih kayu.
Bagian galih dari semua balok persegi harus diletakkan
menghadap kebawah. Seluruh ketidaksamaan tebal papan lantai
jembatan harus diratakan untuk mendapatkan permukaan yang
rata.