Anda di halaman 1dari 19

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

Nomor : 620/11-KAK/DPU/BM-B
PENGGUNA ANGGARAN: Hj. ANA MARIANA, S.T.,M.M.

DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA DAN SUMBER DAYA AIR


KABUPATEN KAPUAS HULU

PEKERJAAN : REKONSTRUKSI/PENINGKATAN KAPASITAS STRUKTUR JALAN

RUAS JALAN SIMPANG SILAT (MIAU MERAH) – NANGA SILAT

KECAMATAN SILAT HILIR

PPK : MUHAMMAD KHARBI, S.T.,MS.c

TAHUN ANGGARAN 2021


1 Latar Ketersediaan sarana dan prasarana transportasi yang baik merupakan
Belakang pendukung pertumbuhan ekonomi dan kegiatan sosial masyarakat.
Peningkatan fasilitas prasarana transportasi khususnya transportasi darat
dilakukan agar tersedia prasarana yang memadai bagi masyarakat dalam
menjalankan aktifitasnya dengan baik. Saat ini prasarana transportasi
jalan dan jembatan di Kabupaten Kapuas Hulu sebagian besar dalam
kondisi yang rusak dan rusak berat. Hal ini lah yang melatarbelakangi
adanya belanja modal penyelenggaraan jalan kabupaten/kota yang
kegiatan pengadaannya berada dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran
(DPA) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Pekerjaan Umum,
Bina Marga dan Sumber Daya Air Kabupaten Kapuas Hulu.

2 Maksud dan Maksud dari pengadaan pekerjaan konstruksi ini adalah tersedianya
Tujuan peningkatan prasarana transportasi darat berupa jalan dan jembatan
sehingga arus transportasi orang dan barang dapat berjalan dengan
lancar.
Tujuan dari pengadaan pekerjaan konstruksi ini adalah Meningkatnya
ketersediaan prasarana transportasi jalan dan jembatan yang memadai
di Kabupaten Kapuas Hulu dengan penyelenggaraan kegiatan konstruksi
yang efektif, efisien (man, method, material, money dan machine), dan
tertib (sesuai aturan) sehingga hasil akhir kegiatan ini dapat tercapai
sesuai dengan sasaran, batas waktu dan spesifikasi yang telah
ditentukan.

3 Target dan Target dan sasaran yang dituju didalam kegiatan pengadaan pekerjaan
sasaran konstruksi ini adalah peningkatan kondisi jalan yang berada dalam
kategori rusak dan rusak berat sehingga ruas jalan tersebut menjadi
memadai dan layak dilalui dan peningkatan kondisi jembatan yang
mulanya merupakan jembatan gantung ataupun belum ada jembatan
menjadi jembatan permanen atau jembatan rangka baja sehingga
manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat, namun hal ini sangat
dipengaruhi oleh keterbatasan dana yang tersedia sehingga ruas jalan
yang ditangani hanya ruas jalan yang merupakan prioritas untuk
kemudian dilakukan peningkatan secara bertahap.

4 Nama Nama organisasi yang melaksanakan kegiatan pekerjaan konstruksi ini


Organisasi adalah:
Pengadaan SKPD : Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Sumber Daya Air
Pekerjaan Kabupaten Kapuas Hulu
Konsturuksi PA : Hj. Ana Mariana, S.T.,M.M.
PPK : Muhammad Kharbi, S.T.,MS.c
5 Sumber Dana Sumber dana yang diperlukan untuk pengadaan kegiatan pekerjaan
dan Perkiraan konstruksi ini adalah berasal dari APBD Kabupaten Kapuas Hulu Tahun
Biaya 2021. Perkiraan total biaya yang diperlukan untuk pengadaan kegiatan
pekerjaan konstruksi ini adalah Rp. 3.580.919.000,00

6 Ruang Ruang lingkup dari pengadaan pekerjaan konstruksi ini adalah


Lingkup, Rekonstruksi/Peningkatan Kapasitas Struktur Jalan.
Lokasi Lokasi pekerjaan berada pada Ruas Jalan Simpang Silat (Miau Merah) –
Pekerjaan dan Nanga Silat Kecamatan Silat Hilir.
fasilitas
penunjang Fasilitas penunjang pengadaan pekerjaan konstruksi yang disediakan
oleh PPK adalah gambar-gambar pelaksanaan pekerjaan, konsultan
pengawas dan Direksi Teknis yang berfungsi; menjamin pekerjaan
diselesaikan sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan, dan
tercapainya hasil pekerjaan melalui keterampilan kerja dengan kualitas
dan kuantitas yang memuaskan, sesuai dengan jadual (jangka waktu)
yang telah ditetapkan dalam kontrak pelaksanaan pekerjaan dilapangan.

7 Jangka Waktu Jangka waktu pelaksanaan untuk pengadaan pekerjaan konstruksi ini
Pelaksanaan direncanakan 150 (Seratus Lima puluh) hari kalender sejak Surat Perintah
Mulai Kerja (SPMK) diterbitkan dengan memperhatikan batas akhir
Tahun Anggaran yang sedang berjalan.

8 Laporan yang 1. Laporan Harian dibuat oleh Penyedia Jasa diperiksa oleh Direksi
disediakan Teknis dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan yang mencatat seluruh
rencana dan realisasi pekerjaan setiap harinya. Laporan harian dapat
berisikan: tugas, penempatan dan jumlah tenaga ahli dilapangan,
jenis, kapasitas dan jumlah alat dilapangan, jenis dan kuantitas
pekerjaan dilapangan, cuaca dan peristiwa alam yang mempengaruhi
kinerja dilapangan, perintah dan persetujuan melaksanakan
pekerjaan dilapangan dan catatan lain yang dianggap perlu.Dari
laporan harian harus dapat diperoleh informasi sebab-sebab
terjadinya keterlambatan pelaksanaan pekerjaan, apakah disebabkan
karena kerusakan peralatan, penyediaan personil/ bahan/peralatan
terlambat, atau disebabkan keadaan cuaca buruk. Laporan harian
harus dibuat sekurang-kurangnya 3 rangkap (asli untuk Direksi
Pekerjaan, tindasan untuk penyedia jasa dan Direksi Teknis)
2. Laporan Mingguan, terdiri dari rangkuman laporan harian dan berisi
hasil kemajuan fisik pekerjaan mingguan serta catatan yang dianggap
perlu. Laporan mingguan dibuat oleh Penyedia Jasa, diperiksa oleh
Direksi Teknis dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Laporan
mingguan ini harus dibuat sekurang-kurangnya 3 rangkap (asli untuk
Direksi Pekerjaan, tindasan untuk penyedia jasa dan Direksi Teknis).
No Nama Alat (jenis) Kapasitas Jumlah
1. 3. Laporan Bulanan,
ASPHALT MIXING PLANT Laporan bulanan
60 T/Jam terdiri dari rangkuman laporan
1 Unit
2. mingguan
TANDEM ROLLER dan berisi hasil kemajuan
6-8 T fisik pekerjaan
1 Unit bulanan serta
3. catatan yang
MOTOR GRADER >100dianggap
HP perlu,10.800
Sertifikat dan 1perincian
Unit pembayaran
4. bulanan, Review design, CCO,
STONE CRUSHER dan perubahan
60 T/Jam 1 UnitKontrak (bila ada),
5. Rangkuman
ASPHALT FINISHER tentang berbagai permasalahan
10 Ton 1 Unit timbul beserta
yang
6. upaya pemecahannya sesuai 8-10
TIRE ROLLER dengan
T hasil penetapan
1 Unit dalam rapat
bulanan. Laporan bulanan dibuat oleh Penyedia Jasa, diperiksa oleh
Direksi Teknis dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Laporan
mingguan ini harus dibuat sekurang-kurangnya 5 rangkap (asli untuk
Direksi Pekerjaan, tindasan untuk atasan Pengguna Jasa, atasan
langsung Pengguna Jasa, Penyedia Jasa dan Direksi Teknis) Laporan
Bulanan dibuat dan terhitung setiap tanggal 25 tiap bulannya .
4. Laporan Direksi Teknis, Direksi teknis wajib membuat laporan
bulanan yang akan digunakan sebagai dasar pembayaran, meliputi:
Hasil pengawasan pelaksanaan pekerjaan; Hasil kualitas pekerjaan;
Hasil perhitungan kuantitas pekerjaan; Foto-foto hasil pelaksanaan
pekerjaan; Laporan lain yang dianggap perlu.

9 Spesifikasi Pekerjaan Pengadaan konstruksi ini mengacu pada Spesifikasi Umum


Teknis Direktorat Jenderal Bina Marga Tahun 2018.

1 Daftar Divisi Uraian Pekerjaan


0 Pekerjaan 5.1.(1) Lapis Pondasi Agregat Kelas A
Utama 6.3(3) Lataston Lapis Aus (HRS-WC)

1 Peralatan Peralatan utama yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan ini


1 Utama yang adalah sebagai berikut:
diperlukan

Untuk Peralatan utama dapat berupa sewa/dukungan atau hak milik


dengan kapasitas yang dapat memenuhi kebutuhan pekerjaan.

1 Syarat Penyedia dengan Klasifikasi Bangunan Sipil Sub Klasifikasi Jasa Pelaksana
2 Penyedia dan Kontruksi Jalan Raya (Kecuali Jalan Layang), Jalan, Rel Kereta Api, dan
Kualifikasi Landasan Pacu Bandara (SI003).
Tenaga Ahli Penyedia untuk pelaksanaan pekerjaan ini adalah penyedia dengan
Kualifikasi Usaha menengah, dengan persyaratan tenaga ahli Sebagai
Berikut :
N Jabatan dalam Pengalaman Kerja Profesi Keahlian Memperhatikan Edaran Bupati
Jumlah
O Pekerjaan Minimal / Keterampilan Kapuas Hulu No. 560/337/DTSS/TK-
B, tanggal 31 Mei 2016 tentang
Manager SKA Ahli Madya Perlindungan Tenaga Kerja pada
1 4 Tahun
Pelaksana 1 Teknik Jalan
Program Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial Ketenagakerjaan,
Manager SKA Ahli Madya
2 4 Tahun pada angka 8 ( delapan ) huruf a.
Teknis 1 Teknik Jalan
Diwajibkan bagi penggunan jasa
konstruksi untuk mencantumkan
Manager
3 4 Tahun - kewajiban mengikuti program
Keuangan 1
Badan Penyelenggara Jaminan
3 Tahun (untuk Sosial Ketenaga kerjaan serta
SKA Ahli Muda K3
SKA Ahli Muda) perhitungan iuran Badan
Ahli K3 Konstruksi atau
4 1 atau 0 Tahun Penyelenggara Jaminan Sosial
Kontruksi SKA Ahli Madya
(untuk SKA Ahli
Konstruksi Ketenagakerjaan dalam setiap
Madya)
dokumen lelang atau Surat
Perintah Kerja.

1 Syarat Bahan Memperhatikan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun


3 yang 2020 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009
digunakan tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara serta lokasi pekerjaan
berada Dikabupaten Kapuas Hulu, maka penyedia wajib menyerahkan
surat penyataan kesanggupan kontinuitas material guna menjamin
kontinuitas ketersediaan material yang berasal dari quarry sesuai dengan
waktu, jumlah, dan mutu/spesifikasi yang disyaratkan. Surat peryataaan
kesanggupan kontinuitas material, dilampirkan Izin Usaha Penambangan
(IUP) atau surat dukungan bagi yang tidak memiliki Izin Usaha
Penambangan (IUP) untuk seluruh material yang berasal dari quarry yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini, wajib disampaikan pada
saat sebelum Penandatanganan Kontrak.
Apabila perizinan penggunaan quary/lahan tidak sesuai dengan
peraturan yang berlaku dan mengakibatkan terjadinya permasalahan
hukum, hal tersebut tidak mengikat pemilik proyek dan menjadi
tanggung jawab penyedia jasa/pemilik lahan.

Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat


 Terdapat tiga kelas yang berbeda dari lapis pondasi aggregate yaitu
kelas A, Kelas B, dan Kelas S.
 Fraksi agregat kasar merupakan agregat kasar yang tertahan pada
ayakan 4,75 mm harus terdiri dari partikel atau pecahan batu yang
keras dan awet yang memenuhi persyaratan dalam tabel 5.1.2(2).
Bahan yang pecah bila berulang-ulang dibasahi dan dikeringkan tidak
boleh digunakan.
 Fraksi agregat halus merupakan agregat halus yang lolos ayakan 4,75
mm harus terdiri dari partikel pasir alami atau batu pecah halus dan
partikel halus lainnya yang memenuhi persyaratan tabel 5.1.2(2).
 Seluruh lapis pondasi agregat harus bebas dari bahan organik dan
gumpalan lempung atau bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki dan
setelah dipadatkan harus memenuhi ketentuan gradasi
(menggunakan pengayakan secara basah) yang diberikan dalm tabel
5.1.2(1) dan memenuhi sifat sifat yang diberikan dalam tabel 5.1.2(2).

Tabel 5.1.2(1) Gradasi Lapis Pondasi Agregat


Ukuran Ayakan Persen Berat Yang Lolos
ASTM (mm) Kelas A Kelas B Kelas S
2” 50 100
1 1/2” 37,5 100 88 - 95 100
1” 25 79 - 85 70 - 85 77 - 89
3/8” 9,50 44 - 58 30 - 65 41 - 66
No. 4 4,75 29 - 44 25 - 55 26 - 54
No. 10 2,0 17 - 30 15 - 40 15 - 42
No. 40 0,425 7 - 17 8 - 20 7 - 26
No.200 0,075 2-8 2-8 4 - 16

Tabel 5.1.2(2) Sifat-Sifat Lapis Pondasi Agregat


Lapis Pondasi Agregat
Sifat-Sifat
Kelas A Kelas B Kelas S
Abrasi dari agregat kasar(SNI 2417:2008) 0-40% 0-40% 0-40%
Butiran Pecah, Tertahan Ayakan No.4 95/90 55-50 55/50
(SNI7619:2012)
Batas Cair (SNI 1967:2008) 0-25 0-35 0-35
Indek Plastisitas (SNI 1966:2008) 0-6 4-10 4-15
Hasil Kali Indek Plastisitas dng. %Lolos Maks.25 - -
Ayakan No.200
Gumpalan Lempung dan Butiran-Butiran 0-5% 0-5% 0-5%
Mudah Pecah (SNI 4141:2015)
CBR rendaman (SNI 1744:2012) Min 90% Min 60% Min 50%
Perbandingan Persen lolos Ayakan Maks 2/3 Maks 2/3 -
No.200 dan No.40

Lapis Resap Pengikat - Aspal Cair/Emulsi


 Bahan aspal untuk Lapis Resap Pengikat haruslah salah satu ketentuan
dari berikut :
(i) Aspal emulsi yang mengikat sedang (medium setting) atau yang
mengikat lambat (slow setting) yang memenuhi SNI 4798:2011
untuk jenis kationik atau SNI 6832:2011 untuk jenis anionik.
Umumnya hanya aspal emulsi yang dapat menunjukkan
peresapan yang baik pada lapis pondasi tanpa pengikat yang
disetujui. Aspal emulsi jenis kationik harus digunakan pada
permukaan yang berbasis acidic (dominan silika), sedangkan
jenis anionik harus digunakan pada permukaan yang berbasis
basaltic (dominan karbonat).
(ii) Aspal semen Pen 80/100 atau Pen 60/70 memenuhi ASTM
D946/946M-15 diencerkan dengan minyak tanah (kerosen).
Proporsi minyak tanah yang digunakan sebagaimana
diperintahkan oleh pengawas pekerjaan, setelah percobaan
diatas lapis pondasi atas yang telah selesai sesuai dengan Pasal
6.1.4.(2). Kecuali diperintahkan lain oleh pengawas pekerjaan,
perbandingan pemakaian minyak tanah pada percobaan
pertama harus dari 80-85 bagian minyak per 100 bagian aspal
semen (80-85 pph) kurang lebih ekivalen dengan visikositas
aspal cair hasil kilang jenis MC-30).
 Pemilihan jenis aspal emulsi yang digunakan, kationik atau anionik
harus sesuai dengan muatan batuan lapis pondasi. Gunakan aspal
emulsi kationik bila agregat untuk lapis pondasi adalah agregat basa
(bermuatan negatif) dan gunakan aspal emulsi anionik bila agregat
untuk lapis pondasi adalah agregat asam (bermuatan positif). Bila ada
keraguan atau bila aspal emulsi anionik sulit didapatkan. Pengawas
pekerjaan dapat memerintahkan untuk menggunakan aspal emulsi
kationik.
 Bilamana lalu lintas diizinkan lewat diatas lapis resap pengikat maka
harus digunakan bahan penyerap (blotter material) dari hasil
pengayakan kerikil atau batu pecah, terbebas dari butiran butiran
berminyak atau lunak, bahan kohesif atau bahan organik. Tidak
kurang dari 98 persen harus lolos ayakan ASTM 3/8” (9,5mm) dan
tidak lebih dari 2 persen harus lolos ayakan ASTM No.8 (2,36mm).

Pekerjaan Lapis Perekat - Aspal Cair/Emulsi


- Aspal emulsi yang mengikat cepat (rapid setting) yang digunakan harus
memenuhi ketentuan SNI 4798:2011 untuk jenis kationik atau SNI
6832:2011 untuk jenis anionik.
- Apal cair penguapan cepat atau sedang yang digunakan harus
memenuhi ketentuan SNI 4800:2011 dengan viskositas aspal cair jenis
RC-250 atau MC 250 . Aspal keras Pen.60-70 atau Pen.80-100 yang
memenuhi ketentuan ASTM D946/946M-15, dapat diencerkan dengan
30 bagian bensin per 100 bagian aspal (30 pph) untuk RC250, atau 30
bagian minyak tanah per 100 bagian aspal (30 pph) untuk MC250.
Proses pencampuran tidak boleh dilaksanakan di atas nyala api baik
langsung maupun tidak langsung.
- Aspal emulsi yang digunakan harus aspal emulsi modifikasi yang
mengikat lebih cepat (quick setting) yang mengandung minimum 2,5%
polimer, styrene butadiene rubber latex (SBR latex) atau latex alam
yang memenuhi persyaratan sesuai dengan Tabel 6.1.2.4) Spesifikasi
Umum 2018.
- Bila lapis perekat dipasang di atas lapis beraspal atau berbahan
pengikat aspal, gunakan aspal emulsi kationik. Bila lapis perekat
dipasang di atas perkerasan beton atau berbahan pengikat semen,
gunakan aspal emulsi anionic. Bila ada keraguan atau bila aspal emulsi
anionik sulit didapatkan, Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan
untuk menggunakan aspal emulsi kationik.

Pekerjaan Campuran Beraspal Panas


Agregat Umum :
- Agregat yang akan digunakan dalam pekerjaan harus sedemikian rupa
agar campuran aspal yang proporsinya dibuat sesuai dengan rumusan
campuran kerja (lihat pasal 6.3.3 spesifikasi umum 2018), memenuhi
semua ketentuan yang disyaratkan dalam tabel 6.3.3.(1a) sampai
dengan tabel 6.3.3.(1d) tergantung campuran mana yang dipilih.
- Agregat tidak boleh digunakan sebelum disetujui terlebih dahulu oleh
pengawas pekerjaan. Bahan hasrus ditumpuk sesuai dengan
ketentuan dalam seksi 1.11 spesifikasi umum 2018.
- Sebelum memulai pekerjaan penyedia jasa harus sudah menumpuk
setiap fraksi agregat pecah dan pasir untuk campuran beraspal, paling
sedikit untuk kebutuhan satu bulan dan selanjutnya tumpukan
persediaan harus dipertahankan paling sedikit untuk kebutuhan
campuran beraspal satu bulan berikutnya.
- Dalam pemilihan sumber agregat,penyedia jasa dianggap sudah
memperhitungkan penyerapan aspal oleh agregat. Variasi kadar aspal
akibat tingkat penyerapan aspal yang berbeda tidak dapat diterima
sebagai alasan untuk negosiasi kembali harga satuan dari campuran
beraspal.
- Penyerapan air oleh agregat maksimum 3%.
- Berat jenis (spesific grafity) agregat kasar dan halus tidak boleh
berbeda lebih dari 0.2.
Agregat kasar,
- Fraksi agregat kasar untuk rancangan campuran adalah yang tertahan
ayakan No. 4 (4,75mm) yang dilakukan secara basah dan harus bersih,
keras, awet dan bebas dari lempung atau bahan yang tidak
dikehendaki lainnya dan memenuhi ketentuan yang diberikan pada
tabel 6.3.2.(1a).
- Fraksi agregat kasar harus dari batu pecah mesin dan disiapkan dalam
ukuran nominal sesuai dengan jenis campuran yang direncanakan
seperti ditunjukan pada tabel 6.3.2.(1b).
- Aggregat kasar harus mempunyai angularitas seperti yang disyaratkan
dalam tabel 6.3.2.1.a. anggularitas agregat kasar didefinisikan sebagai
persen terhadap berat agregat yang lebih besar dari 4,75 mm dengan
muka bidang pecah satu atay lebih berdasarkan uji menurut SNI
7619:2012
- Fraksi agregat kasar harus ditumpuk terpisah dan harus dipasok ke
instalasi pencampuran aspal dengan menggunakan pemasok
penampung dingin (cold bin feeds) sedemikian rupa sehingga gradasi
gabungan agregat dapat dikendalikan dengan baik
Aggregat Halus :
- Aggregat halus harus terdiri dari pasir atau dari hasil pengayakan
batu pecah dan terdiri dari bahan yang lolos ayakan No.4 (4,75 mm).
- Fraksi aggregat halus pecah mesin dan pasir harus ditempatkan
terpisah dari aggregat kasar.
- Aggregat halus harus merupakan bahan yang bersih, keras dan
bebas dari lempung atau bahan yang tidak dikehendaki lainnya
- Aggregat pecah halus dan pasir harus ditumpuk terpisah dan harus
dipasok ke instalasi pencampuran aspal dengan menggunakan
pemasok penampung dingin (cold bin feeds) yang terpisah sehingga
gradasi gabungan dan persentase pasir didalam campuran dapat
dikendalikan dengan baik.
- Agregat halus harus memenuhi ketentuan sebagaimana dintunjukan
pada tabel 6.3.2.2.
Bahan Pengisi (filler) :
- Bahan pengisi yang ditambahkan (filled added) dapat berupa debu
batu kapur (limestone dust) atau debu kapur padam atau debu
kapur magnesium atau dolomit yang sesuai dengan AASHTO M 303-
89 (2014), atau semen atau abu terbang tipe C dan F yang
sumbernya disetujui Pengawas Pekerjaan. Bahan pengisi jenis
semen hanya diizinkan untuk campuran beraspal panas dengan
bahan pengikat jenis aspal keras Pen 60-70.
- Bahan pengisi yang ditambahkan harus kering dan bebas dari
gumpalan-gumpalan dan bila diuji dengan pengayakan sesuai SNI
ASTM C136:2012 harus mengandung bahan yang lolos ayakan
No.200 (75 Micron) tidak kurang dari 75 % terhadap beratnya.
- Bahan pengisi yang ditambahkan (filler added) untuk semen harus
dalam rentang 1% sampai dengan 2% terhadap berat total agregat
dan untuk bahan penggisi lainnya harus dalam rentang 1% sampai
dengan 3% terhadap berat total agregat.
Aspal :
- Bahan aspal yang digunakan harus sesuai dengan spesifikasi teknis
2018 dan spesifikasi teknis 2018 revisi I divisi 6 pada tabel 6.3.2.5.
Bahan pengikat ini dicampur dengan agregat sehingga menghasilkan
campuran beraspal sebagaimana mestinya sesuai dengan yang
disyaratkan dalam tabel 6.3.3.1a). 6.3.3.1b). 6.3.3.1c). dan 6.3.3,1d)
mana yang relevan, sebagaimana yang disebutkan dalam gambar
atau diperintahkan oleh pengawas pekerjaan. Pengambilan contoh
bahan aspal harus dilaksanakan sesuai dengan SNI 06-6399-2000
dan pengujian semua sifat sifat (properties) yang disyaratkan dalam
tabel 6.3.2.5) harus dilakukan.
Bahan Anti Pengelupasan
- Bahan anti pengelupasan hanya digunakan jika stabilitas marshall
sisa (IRS-index of retained stability) atau nilai indirea tensile strength
ratio (ITSR) campuran beraspal sebelum ditambahkan bahan anti
pengelupasan lebih besar dari yang disyaratkan . jika bahan anti
pengelupasan harus digunakan maka sebelum bahan anti
pengelupasan ditambahkan kedalam campuran . stabilitas marshall
sisa (setelah direndam 24 jam 60®C haruslah minimal 75%).
- Stabilitas bahan anti pengelupasan (anti striping agent) harus
ditambahkan dalam bentuk cairan ditimbangan aspal AMP dengan
menggunakan pompa penakar (dozing pump) sesaat sebelum
dilakukan proses pencampuran basah di pumil. Penambahan bahan
anti pengelupasan kedalam ketel aspal hanya diperkenankan atas
persetujuan pengawas pekerjaan. Kuantitas pemakaian aditif anti
striping dalam rentang 0,2% - 0,4% terhadap berat aspal. Bahan anti
pengelupasan harus digunakan untuk semua jenis aspal tetapi tidak
boleh digunakan pada aspal modifikasi yang bermuatan positif.
Persyaratan bahan anti pengelupasan haruslah memenuhi tabel
6.3.2.6 dan kompabilitas dengan aspal disyaratkan dalam tabel
6.3.2.7.

Pekerjaan Beton
Bahan yang digunakan untuk pekerjaan perkerasan beton
Semen
a. Semen yang digunakan untuk perkerjaan beton harus jenis semen
portland tipe I,II,III,IV dan V yang memenuhi SNI 2049:2015 tentang
semen portland atau PPC (portland pozzolan cement) yang memenuhi
ketentuan SNI 0302:2014 dapat digunakan apabila diizinkan tertulis
oleh pengawas pekerjaan.
b. Didalam satu kegiatan harus menggunakan satu tipe dan satu merk
semen, kecuali jika diizinkan oleh pengawas pekerjaan. Apabila hal
tersebut diizinkan maka penyedia jasa harus mengajukan kembali
rancangan campuran beton sesuai tipe dan merk semen yang
digunakan.
Air
Air yang digunakan untuk campuran beton harus bersih dan bebas dari
bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, basa, gula atau
organik. Air harus diuji sesuai dengan dan harus memenuhi ketentuan
dalam SNI 7974:2016. Apabila timbul keragu-raguan atas mutu air yang
diusulkan dan karena sesuatu sebab pengujian air seperti diatas tidak
dapat dilakukan maka harus diadakan perbandingan pengujian kuat
tekan mortar semen dan pasir standar dengan memakai air yang
diusulkan dan dengan memakai air murni hasil sulingan. Air yang
diusulkan dapat digunakan apabila kuat tekan mortar dengan air
tersebut pada umur 7(tujuh) dari dan 28(dua puluh delapan) hari
mempunyai kuat tekan minimum 90% dari kuat tekan mortar dengan air
suling untuk periode umur yang sama. Air yang diketahui dapat diminum
dapat digunakan.
Agregat
- Ketentuan gradasi agregat
Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi ketentuan yang
diberikan dalam tabel 7.1.2.1, tetapi atas persetujuan pengawas
pekerjaan, bahan yang tidak memenuhi ketentuan gradasi tersebut
masih dapat digunakan apabila memenuhi sifat-sifat campuran yang
disyaratkan dalam pasal 7.1.1.7 dan pasal 7.1.3.1. spesifikasi teknis
2018 yang dibuktikan oleh hasil campuran percobaan

Agregat kasar harus dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran agregat


terbesar tidak lebih dari ¾ jarak bersih minimum antara baja tulangan
atau antara baja tulangan dengan acuan atau celah-celah lainnya
dimana beton harus dicor.
- Sifat – sifat agregat
Agregat yang digunakan harus bersih, keras, kuat yang diperoleh dari
pemecahan batu atau koral atau dari penyaringan dan pencucian (jika
perlu) kerikil dan pasir sungai. Agregat harus memenuhi sifat-sifat
yang diberikan dalam tabel 7.1.2.2. bila contoh-contoh diambil dan
diuji sesuai dengan prosedur yang berhubungan

Batu Untuk Beton Siklop


Batu untuk beton siklop harus keras awet bebas dari retak, tidak
berongga dan tidak rusak oleh pengaruh cuaca. Batu harus bersudut
runcing, bebas dari kotoran, minyak dan bahan bahan lain yang
mempengaruhi ikatan dengan beton. Ukuran batu yang digunakan untuk
beton siklop tidak boleh lebih besar dari 250 mm.
Bahan Tambahan
- Bahan tambahan yang berupa bahan kimia ditambahkan dalam
campuran beton dalam jumlah tidak lebih dari 5% berat semen
selama proses pengadukan atau selama pelaksanaan pengadukan
tambahan dalam pengecoran beton. Ketentuan mengenai bahan
tambah kimia ini harus mengacu pada SNI 03-2495-1991. Bahan
tambah kimia (admixture) yang mengandung klorid tidak diizinkan
untuk beton bertulang.
- Bahan tambah mineral dapat berbentuk :abu terbang (fly ash) kelas F
sesuai SNI 2460:2014, semen slag atau terak tanur tinggi berbutir
sesuai dengan SNI 6385:2016, mikro silica atau silica frame.
Penggunaan abu terbang tidak dibenarkan untuk beton yang
menggunakan semen tipe portland pozzolan cement (PPC).
Bubuk (Powder)
Bubuk (powder) adalah partikel lolos ayakan no. 120 (0,125mm) yang
diperlukan untuk mencegah segregasi campuran beton memadat sendiri
(SCC), dapat berasal dari semen, agregat dan bahan tambah mineral
dengan partikel lolos ayakan no. 230 (0,063mm) yang disarankan lebih
dari 70%.

Pekerjaan Baja Tulangan


- Baja tulangan harus sesuai dengan mutu yang sesuai dengan
gambar.
- Tumpuan untuk tulangan harus dibentuk dari batang besi ringan
atau bantalan beton pracetak dengan mutu fc’ 20 Mpa. Kayu,
batu atau bahan lain tidak boleh diizinkan sebagai tumpuan.
- Kawat pengikat untuk mengikat tulangan harus kawat baja lunak
yang memenuhi SNI 07-6401-2000 yang dipasang bersilang.
1 Kriteria 1. Pelaksanaan Pekerjaan dapat diselesaikan dalam waktu sesuai
4 Kinerja rencana.
2. Pelaksanaan Pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai dengan kualitas
sesuai yang ditetapkan dalam kontrak kerja dan spesifikasi teknis
maupun dokumen addendum kontrak.
3. Pelaksanaan Pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai dengan kuantitas
sesuai yang ditetapkan dalam kontrak kerja maupun addendum
kontrak
4. Pelaksanaan Pekerjaan dapat diselesaikan sesuai dengan batasan
biaya yang direncanakan.
5. Pelaksanaan Pekerjaan dapat dilaksanakan dengan tertib administrasi
sesuai yang dalam dokumen kontrak.

1 Tata Cara Pekerjaan Penyiapan Badan Jalan :


5 Pengukuran  Daerah jalur lalu lintas eksisting yang memerlukan rekonstruksi akan
ditetapkan sebagai lokasi yang ditingkatkan dan penyiapan badan
jalan akan dibayar menurut spesifikasi teknis 2018, juga penyiapan
tanah dasar didaerah galian untuk jalur lalu lintas dan bahu jalan.
 Kuantitas dari pekerjaan penyiapan badan jalan, diukur seperti
ketentuan diatas dan akan dibayar per satuan pengukuran yaitu
meter persegi.
Pekerjaan Beton
- Beton akan diukur dengan jumlah meter kubik terpasang dan
diterima sesuai dengan yang ditunjukkan pada gambar oleh
pengawas pekerjaan. Tidak ada penggurangan yang akan dilakukan
untuk volume yang ditempati oleh pipa dengan luasan total secara
melintang struktur yang ditinjau dan setara dengan diameter kurang
dari 200mm atau oleh benda lainnya yang tertanam seperti “water
stop”, baja tulangan, selongsong pipa(conduit) atau lubang sulingan
(weephole).
- Beton yang telah dicor dan diterima harus diukur dan dibayar sebagai
beton struktur atau beton tidak bertulang. Beton strukutur harus
beton yang disyaratkan atau diseutujui oleh pengawas pekerjaan
sebagai fc’ = 20Mpa atau lebih tinggi dan beton tak bertulang harus
beton yang disyaratkan atau disetujui untuk fc’ = 15Mpa atau fc’
=10Mpa. Apabila beton dengan mutu yang lebih tinggi diperkenankan
untuk digunakan dilokasi untuk mutu beton yang lebih rendah, maka
volumenya harus diukur sebagai beton dengan mutu yang lebih
rendah.
- Apabila kekuatan beton sudah mencapai seperti yang disyaratkan
sebelum beton umur 28 hari dengan menggunakan bahan tambah
sesuai dengan pasal 7.1.2.5 spesifikasi teknis 2018, maka struktur
beton tersebut dapat dianggap sudah memenuhi kriteria penerimaan
mutu dan volumenya diukur sebagai beton dengan mutu sesuai mutu
yang disyaratkan.

Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat :


Lapis pondasi agregat harus diukur sebagai jumlah meter kubik dari
bahan yang sudah dipadatkan, lengkap ditempat dan diterima dengan
ketentuan sebagai berikut:
 Permukaan lapis akhir harus sesuai dengan tabel 5.1.1(1).

Tabel 5.1.1.(1) Toleransi Elevasi Permukaan Relatif


Terhadap Elevasi Rencana
Toleransi Elevasi
Bahan dan Lapisan Pondasi Agregat Permukaan Relatif
Terhadap Elevasi Rencana
Lapis Pondasi Agregat Kelas B +0 cm
digunakan sebagai Lapis Pondasi -2 cm
Bawah (hanya permukaan atas dari
Lapis Pondasi Bawah)
Permukaan Lapis Pondasi Agregat +0 cm
Kelas A -1 cm
Bahu Jalan Tanpa Penutup Aspal +1,5 cm
dengan Lapis Pondasi Agregat Kelas -1,5 cm
S
 Tebal total minimum lapis pondasi agregat tidak boleh kurang 1
cm dari tebal yang disyaratkan.
 Lereng melintang bahu tidak boleh bervariasi dari 1,0% dari
lereng melintang rancangan.
 Pada permukaan semua lapis pondasi agregat tidak boleh
terdapat ketidakrataan yang dapat menampung air dan semua
punggung permukaan itu harus sesuai dengan yang ditunjukan
didalam gambar

Pekerjaan Baja Tulangan


- Baja tulangan akan diukur dalam jumlah kilogram terpasang dan
diterima oleh pengawas pekerjaan. Jumlah kilogram yang terpasang
harus dihitung dari panjang aktual yang dipasang atau luas anyaman
baja yang dihampar dan satuan berat dalam kilogram per meter
panjang untuk batang atau kilogram per meter persegi luas anyaman.
Satuan berat yang disetujui oleh pengawas pekerjaan akan
disadarkan atas berat nominal yang disediakan oleh pabrik baja atau
bila pengawas pekerjaan memerintahkan atas dasar pengujian
penimbangan yang dilakukan penyedia jasa pada contoh yang dipilih
oleh pengawas pekerjaan.

Pekerjaan Lapis Resap Pengikat dan Lapis Perekat - Aspal Cair/Emulsi


 Kuantitas sebagaimana yang ditetapkan harus dibayar sesuai
dengan harga satuan didalam kontrak, dimana pembayaran
tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk pengadaan
dan penyemperotan seluruh bahan, termasuk bahan penyerap,
penyemperotan ulang, seluruh pekerja, peralatan, perlengakapan
dan setiap kegiatan yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan dan memelihara pekerjaan. Satuan Pembayaran
menggunakan liter.

Pekerjaan Campuran Beraspal Panas


Kuantitas diukur untuk campuran aspal panas haruslah memenuhi
ketentuan:
 Untuk lapisan bukan perata adalah jumlah tonase bersih dari
campuran beraspal yang telah dihampar dan diterima, yang
dihitung sebagai hasil perkalian luas lokasi yang diterima dan
tebal aktual yang diterima dengan kepadatan campuran yang
diperoleh dari pengujian benda uji inti (core). Tonase bersih
adalah selisih dari berat campuran beraspal dengan bahan anti
pengelupasan.
 Untuk lapisan perata adalah jumlah tonase bersih dari campuran
beraspal yang telah dihampar dan diterima sesuai dengan
ketentuan pasal 6.3.8 (1)c) Spesifikasi Teknis 2018. Tonase bersih
adalah selisih dari berat campuran beraspal dengan bahan anti
pengelupasan.
 Untuk bahan anti pengelupasan adalah jumlah kilogram bahan
yang digunakan dan diterima.
 Kuantitas yang diterima untuk pengukuran tidak boleh meliputi
lokasi dengan tebal hamparan kurang dari tebal minimum yang
dapat diterima atau setiap bagian yang terkelupas, terbelah,
retak, atau menipis (tapered) disepanjang tepi perkerasan atau
ditempat lainnya.
 Lokasi dengan kadar aspal yang tidak memenuhi kadar aspal
optimum yang ditetapkan dalam JMF dan toleransi yang
disyaratkan dalam tabel 6.3.3.2), tidak akan diterima untuk
pembayaran.
 Pelapisan campuran beraspal dalam arah memanjang harus
diukur sepanjang sumbu jalan dengan menggunakan prosedur
pengukuran standar ilmu ukur tanah.
 Kadar aspal aktual (kadar aspal efektif+penyerapan aspal) yang
digunakan penyedia jasa dalam menghitung harga satuan untuk
berbagai campuran beraspal yang termasuk dalam
penawarannya, haruslah berdasarkan perkiraannya sendiri. Tidak
ada penyesuaian harga yang akan dibuat sehubungan dengan
perbedaan kadar aspal optimum yang ditetapkan dalam JMF dan
kadar aspal dalam analisa harga satuan dalam penawaran.
 Bila mana perbaikan telah diperintahkan sebagaimana yang
diuraikan padal 6.3.1.8) maka jumlah volume yang diukur untuk
pembayaran haruslah volume yang seharusnya dibayar bila
pekerjaan aslinya dapat diterima. Tidak ada waktu dan atau
pembayaran tambahan yang akan dilakukan untuk pekerjaan
atau volume tambahan yang diperlukan untuk perbaikan.

Pekerjaan Fondasi Cerucuk, Penyediaan Dan Pemancangan


Cerucuk diukur dalam jumlah meter panjang untuk penyediaan dan
pemancangan cerucuk memenuhi garis dan elevasi yang ditunjukkan dalam
Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan

1 Sistem Penyelenggaraan pekerjaan konstruksi ini menerapkan SMK3 Konstruksi


6 Manajemen bidang Pekerjaan Umum sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan
Keselamatan Umum Nomor 5 Tahun 2014 tantang Pedoman Sistem Manajemen
dan Kesalamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). SMK3 konstruksi bidang
Kesehatan Pekerjaan Umum diterapkan pada tahapan sebagai berikut:
Kerja (SMK3) a. Tahap prakonstruksi
b. Tahap pemilihan penyedia barang/jasa (procurement)
c. Tahap pelaksanaan konstruksi
d. Tahap penyerahan hasil akhir pekerjaan

1 Jangka Waktu Jangka waktu pemeliharaan untuk pekerjaan ini adalah 180 (seratus
7 Pemeliharaan delapan puluh) hari kalender
1 Hal Lain-Lain a. Bahan yang diterima untuk pelaksanaan pekerjaan harus
8 diterima oleh pengawas dengan mengecek/memeriksa bahwa
bahan-bahan tersebut telah sesuai dengan ketentuan dan
persyaratan bahan.
b. Peralatan yang digunakan harus dapat bekerja dengan baik dan
hal ini harus dapat dibuktikan oleh penyedia.
c. Penyedia jasa harus memberitahukan direksi pekerjaan secara
tertulis (request) paling sedikit 24 jam sebelum pekerjaan
tersebut dilakukan, pemberitahuan tersebut meliputi lokasi,
kondisi pekerjaan mutu pekerjaan dan tanggal pelaksanaan
pekerjaan.
d. Direksi Pekerjaan akan memberi tanda terima atas
pemberitahuan tersebut dan memeriksa acuan yang digunakan
dan dapat mengeluarkan persetujuan tertulis maupun tidak
untuk memulai pelaksanaan pekerjaan seperti yang
direncanakan.
e. Dalam penyusunan HPS data lokasi quarry berizin yang
digunakan menggunakan data yang disampaikan Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi
Kalimantan Barat pada tanggal 7 Desember 2020.

Putussibau, Desember 2020

DINAS PEKERJAAN UMUM, BINA MARGA DAN SUMBER DAYA AIR


KABUPATEN KAPUAS HULU
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN,

MUHAMMAD KHARBI.,S.T.,MS.c
NIP. 19820312 200903 1 003

Anda mungkin juga menyukai