Referat Prematuritas Ely
Referat Prematuritas Ely
PREMATURITAS
Disusun oleh :
Pembimbing :
2018
LEMBAR PENGESAHAN
Fakultas : Kedokteran
Disetujui:
Pembimbing Materi
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya referat yang berjudul “prematuritas” ini akhirnya dapat diselesaikan.
Referat ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas dalam kepaniteraan klinik di
bagian Ilmu Kebidanan dan Kandungan di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
periode April hingga Juni 2014.
Pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada dr. Yahlenadiharti,
Sp.OG selaku pembimbing saya yang juga turut membimbing dan membantu saya
dalam penyusunan referat ini.
Referat ini disusun dengan kemampuan yang terbatas dan masih banyak kekurangan,
untuk itu saya mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi
perbaikan dan kesempurnaan referat ini. Semoga referat ini dapat bermanfaat untuk
kita semua.
I.PENDAHULUAN
2.1.Definisi ............................................................................................................... 2
2.5.Diagnosis ............................................................................................................ 6
2.8.Pengelolaan ......................................................................................................... 8
2.10.Pencegahan ..................................................................................................... 11
III. PENUTUP
PENDAHULUAN
Persalinan prematur merupakan salah satu masalah yang paling penting dalam
ilmu kedokteran. Angka kematian neonatus dengan berat lahir rendah sekitar 40 kali
bayi dengan berat badan normal yang lahir cukup bulan. Kejadian serebral palsi yang
menyertai persalinan prematur dapat 10 kali lebih tinggi dan defisiensi mental 5 kali
lebih tinggi dibanding neonatus cukup bulan. Adanya defisit penglihatan dan
pendengaran, gangguan emosional dan gangguan penyesuaian sosial pada bayi
prematur jauh melebihi bayi matur.1
1.2. Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Permasalahan yang terjadi pada persalinan preterm bukan saja pada kematian
perinatal, melainkan bayi prematur ini sering pula disertai dengan kelainan, baik
kelainan jangka pendek maupun jangka panjang. Kelainan jangka pendek yang sering
terjadi adalah RDS (Respiratory Distress Syndrome), perdarahan
intra/periventrikular, NEC (Necrotizing Entero Colitis), displasi bronco-pulmonar,
sepsis dan paten duktus arteriosus. Adapun kelainan jangka panjang sering berupa
kelainan neurologik seperti serebral palsi, retinopati, retardasi mental, juga dapat
terjadi disfungsi neurobehavioral dan prestasi sekolah yang kurang baik. 3
+ + +
IBU JANIN
1. Indikator klinik
Indikator klinik yang dapat dijumpai seperti timbulnya kontraksi dan
pemendekan serviks (secara manual maupun ultrasonografi). Terjadinya
ketuban pecah dini juga meramalkan akan terjadinya persalinan preterm.
2. Indikator laboratorik
Beberapa indikator laboratorik yang bermakna antara lain adalah: jumlah
leukosit dalam air ketuban (20/ml atau lebih), pemeriksaan CRP (>0,7 mg/ml)
dan pemeriksaan leukosit dalam serum ibu (> 13.000/ml).
3. Indikator biokimia
- Fibronektin janin: peningkatan kadar fibronektin janin pada vagina,
serviks dan air ketuban memberikan indikasi adanya gangguan pada
hubungan antara korion dan desidua. Pada kehamilan 24 minggu atau
lebih, kadar fibronektin janin 50 ng/ml atau lebih mengindikasikan
risiko persalinan preterm.
- Corticotropin releasing hormone (CRH):Peningkatan CRH dini atau
pada trimester 2 merupakan indicator kuat untuk terjadinya persalinan
preterm.
- Sitokin inflamasi: seperti IL-1β, IL-6, IL-8 dan TNF-α telah diteliti
sebagai mediator yang mungkin berperan dalam sintesis prostaglandin.
- Isoferitin plasenta: pada keadaan normal (tidak hamil) kadar isoferitin
sebesar 10 U/ml. kadarnya meningkat secara bermakna selama
kehamilan dan mencapai puncak pada trimester akhir yaitu 54,8 + 53
U/ml. Penurunan kadar dalam serum akan berisiko terjadinya
persalinan preterm.
- Feritin: Rendahnya kadar feritin merupakan indikator yang sensitif
untuk keadaan kurang zat besi. Peningkatan ekspresi feritin berkaitan
dengan keadaan reaksi fase akut termasuk kondisi inflamasi. Beberapa
peneliti menyatakan ada hubungan antara peningkatan kadar feritin
dan kejadian penyulit kehamilan, termasuk persalinan preterm.
2.8. Pengelolaan
Tokolitik
Pemberian tokolitik bila dijumpai kontraksi uterus yang regular dengan perubahan
serviks. Alasan pemberian tokolitik pada persalinan preterm adalah:3
Kortikosteroid
2.10. Pencegahan
Untuk perawatan bayi preterm baru lahir perlu diperhatikan keadaan umum,
biometri, kemampuan bernafas, kelainan fisik dan kemampuan minum.
Keadaan kritis bayi prematur yang harus dihindari adalah kedinginan,
pernapasan yang tidak adekuat atau trauma. Suasana hangat diperlukan untuk
mencegah hipotermia pada neonatus (suhu badan dibawah 36,50 C), bila mungkin
bayi sebaiknya dirawat cara kanguru untuk menghindari hipotermia. Kemudian
dibuat perencanaan pengobatan dan asupan cairan.
ASI diberikan lebih sering, tetapi bila tidak mungkin, diberikan dengan sonde
atau dipasang infus. Semua bayi baru lahir harus mendapat nutrisi sesuai dengan
kemampuan dan kondisi bayi.3
Manajemen Umum
Pemberian Minum6
Apabila bayi mendapat ASI, pastikan bayi menerima jumlah yang cukup dengan
cara apapun:
Periksa apakah bayi puas setelah menyusu
Catat jumlah urin setiap bayi buang air kecil untuk menilai kecukupan
minum (paling kurang 6 kali sehari)
Periksa pada saat ibu meneteki, apabila satu payudara dihisap, ASI
akan menetes dari payudara yang lain
Timbang bayi setiap hari, hitung penambahan/pengurangan berat, sesuaikan
pemberian cairan dan susu, serta catat hasilnya.
Bayi dengan berat 1500-2500 g tidak boleh kehilangan berat lebih 10% dari berat
lahirnya pada 4-5 hari pertama.
Apabila kenaikan berat badan bayi tidak adekuat, tangani sebagai masalah
kenaikan berat badan tidak adekuat.
Apabila bayi telah menyusu ibu, perhatikan cara pemberian ASI dan kemampuan
bayi mengisap paling kurang sehari sekali.
Apabila bayi sudah tidak mendapatkan cairan IV dan beratnya naik 20 g/hari
selama 3 hari berturut-turut, timbang bayi 2 kali seminggu.
BAB III
PENUTUP
2.1. Kesimpulan
1. Benson RC, Pernoll ML. Buku saku obstetri & ginekologi. Edisi 9. Jakarta:
EGC; 2008. P 343-348.
2. Kementrian kesehatan RI. Profil kesehatan Indonesia 2008. Jakarta:
Kemenkes RI; 2009.
3. Saifuddin AB, Rachimhadhi T, Wiknjosastro GH. Ilmu kebidanan Sarwono
Prawirohardjo. Edisi 4. Cetakan 3. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo; 2010. P 667-675.
4. Agustiana T. Faktor faktor yang berhubungan dengan persalinan prematur di
Indonesia tahun 2010. [skripsi]. Jakarta: Universitas Indonesia; 2012.
5. Cuningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Rouse DJ, Spong CY.
Obstetri Williams. Edisi 23. Volume 2. Jakarta: EGC; 2012.
6. Direktorat Bina Kesehatan Keluarga, IDI, Organisasi Profesi. Buku acuan
paket pelatihan pelayanan obstetric dan neonates emergensi dasar (PONED).
Jakarta: JNPKKR, Depkes RI; 2008.
7. Krisnadi SR, Mose JC, Effendi JS. Pedoman diagnosis dan terapi obstetric
dan ginekologi rumah sakit Dr. Hasan Sadikin bagian pertama (obstetri).
Bandung: Bagian obstetri dan ginekologi FK Universitas Padjadjaran RS Dr.
Hasan Sadikin Bandung; 2005.
8. Mochtar R. Sinopsis obstetri obstetri fisiologi obstetri patologi. Edisi 2.
Jakarta: EGC; 1998.