Anda di halaman 1dari 3

“Ma, Senin depan aku dapat tugas jadi pembaca UUD ’45 di upacara bendera.

“Waaah, bagus, dong. Kamu bisa belajar tampil di muka umum. Dilihat teman-teman dan guru-
gurumu.”

“Tttapi, Ma, aku malu. Nanti kalau salah baca gimana? Kalau gemeteran gimana?”

“Waduh, kenapa takut?”

“Galau, nih, Ma.”

Bagaimana pendapat Anda tentang percakapan di atas? Apakah saat ini Anda sedang menghadapi
masalah serupa? Anak Anda mendapatkan tugas di sekolah, di mana tugas itu mengharuskannya
untuk tampil di muka umum. Kendalanya, ia tidak percaya diri dan takut. Ia takut salah, takut
penamilannya buruk, takut macam-macam.

Keberanian untuk tampil di muka umum merupakan salah satu skill yang sangat penting. Kelak, saat
anak sudah dewasa, sekali waktu ia dituntut untuk tampil di muka umum, berhadapan dengan orang
lain, entah untuk urusan kerja atau urusan lainnya. Sebagai contoh, saat ia menikah nanti, ia harus
tampil di pesta pernikahan. Demikian juga saat bekerja, ia niscaya akan tampil dalam presentasi kerja
di hadapan atasan dan bosnya.

Ini artinya, tampil di hadapan teman-teman sekolah merupakan momen yang penting sebagai latihan
untuk tampil di hadapan orang lain dalam kehidupan nyata.

Namun demikian, kendalanya yakni anak malu dan takut tampil di muka umum. Mereka tidak percaya
diri disaksikan oleh seluruh murid, guru, dan staf di sekolah. Padahal, kesuksesannya tampil di depan
umum sekarang turut memengaruhi kepercayaan dirinya di kemudian hari. Jika ia berbuat salah ketika
tampil di sekolah hari ini, maka psikologisnya bisa terganggu oleh kejadian itu. Tidak tertutup
kemungkinan ia jera untuk tampil kembali di depan umum.

Nah, untuk itu, perlu kiranya membantu anak Anda untuk melaksanakan tugasnya (yang menuntutnya
tampil di muka umum) dengan lancar. Ini artinya, Anda membantunya untuk mendapatkan
kepercayaan diri ketika ia membawakan tugas itu. Kesuksesannya mengemban tugas itu turut
dipengaruhi oleh kepercayaan dirinya. Jika kepercayaan dirinya tinggi, maka ia akan lebih nyaman
dalam melakukan tugasnya, dan semakin ia merasa nyaman, ia akan melakukan tugasnya dengan
lancar. Sebaliknya, jika kepercayaan dirinya rendah, maka ia merasa tidak nyaman melakukan
tugasnya, dan semakin merasa tidak nyaman, ia semakin berpotensi melakukan kesalahan.

Lantas, apa yang dapat Anda lakukan untuk membantunya mendapatkan kepercayaan diri?

Jika kita telusuri, kepercayaan diri erat kaitannya dengan pikiran/mental. Jika anak berpikiran negatif
tentang dirinya, misalnya dia berpikir bagaimana jika nanti salah ucap, bagaimana jika penampilannya
ada yang salah, dan pikiran-pikiran negatif lainnya, maka perasaannya pun mengikuti pikiran-pikiran
negatif itu. Pikiran-pikiran negatif itu membuatnya takut tampil di muka umum.
Jika demikian, apa yang bisa Anda lakukan untuk membantunya agar tidak berpikiran negatif tentang
dirinya sendiri?

Nah, dalam artikel ini, kita akan mengupas salah satu cara ampuh untuk meningkatkan kepercayaan
diri dengan mengubah emosi/perasaan. Didasarkan pada temuan ilmiah, semoga cara ini dapat
membantu anak Anda mendapatkan kepercayaan diri untuk tampil di muka umum.

Asosiasi dan Priming Effect


Mengapa pikiran dapat memengaruhi perasaan? Dalam psikologi, saling pengaruh-memengaruhi
antara pikiran dan perasaan ini terjadi lantaran mesin asosiasi di dalam otak. Dalam istilah psikologi,
saling pengaruh memengaruhi ini disebut priming effect. Saat kita mendengar kata yang memiliki
konotasi negatif, misalnya, maka secara tidak sadar, kita pun membayangkan hal negatif itu.
Akibatnya, secara tidak sadar pula, tiba-tiba kita marah.

Namun demikian, ternyata, priming effect terjadi bukan hanya antara pikiran dan perasaan, lho.
Ekspresi wajah dan gestur, ternyata juga bisa dipengaruhi oleh perasaan. Sebagai contoh, saat Anda
terkejut, maka secara tidak sadar, mata Anda terbelalak. Nah, hal itu merupakan contoh priming effect
antara gerak tubuh (gerak mata) dengan perasaan. Contoh lainnya yaitu, Anda membayangkan anak
Anda tampil memukau di atas panggung. Bayangan itu membuat Anda tiba-tiba tersenyum-senyum.
Nah, ini merupakan contoh priming effect antara pikiran dengan gerak tubuh.

mendapatkan kepercayaan diri

Sekarang, bagaimana contoh gerak tubuh memengaruhi pikiran dan perasaan? Emmm, sebentar-
sebentar! Memangnya gerak tubuh bisa mememngaruhi pikiran dan perasaan?

Nah, dalam bukunya yang berjudul Think, Fast and Slow, Daniel Kahneman, seorang pakar psikologi
yang pernah meraih Nobel dalam bidang itu menyatakan bahwa priming effect bisa terjadi antara
gerak tubuh dan perasaan, di mana gerak tubuh memengaruhi perasaan, bukan sebaliknya. Contoh
yang terkenal mengenai hal itu yakni saat kita meletakkan pensil secara horizontal di antara mulut dan
hidung kita, maka hal itu membuat ekspresi wajah kita tersenyum. Dan, senyuman ini senantiasa
memengaruhi perasaan kita. Senyuman ini membuat kita merasa senang.

Jika tidak percaya, boleh sekarang Anda coba untuk tersenyum dan pikirkan hal-hal yang tidak
menyenangkan. Dijamin, Anda tidak dapat melakukannya. Anda tidak dapat berpikir negatif ketika
ekspresi wajah Anda tersenyum atau tertawa.

Bagaimana? Anda berhasil? Sekarang, pertanyaannya, apa hubungan antara penjelasan di atas dengan
kepercayaan diri?

Tadi, telah dijelaskan bahwa kepercayaan diri dipengaruhi oleh pikiran. Jika anak berpikir negatif
tentang dirinya, maka kepercayaan dirinya bisa menurun. Sebaliknya, jika ia berpikiran positif tentang
dirinya, maka kepercayaan dirinya bisa meningkat.

Nah, jika kepercayaan diri dipengaruhi oleh pikiran, mungkinkah ia juga dipengaruhi oleh ekspresi
wajah dan gerak tubuh?
Untuk mengetahuinya, yuk, simak penjelasan berikut ini.

Mendapatkan Kepercayaan Diri dengan Merubah Ekspresi Wajah


Priming effect antara pikiran dan perasaan bisa terjadi dalam dua bentuk. Yang pertama, pikiran
memengaruhi perasaan. Sebagai contoh, saat Anda mengingat kejadian yang tidak mengenakkan,
maka Anda bisa sedih.

Yang kedua, perasaan memengaruhi pikiran. Sebagai contoh, saat Anda merasa sedih, maka Anda pun
berpikir negatif tentang semua hal.

Lantas, apa artinya hal di atas? Artinya, Anda dapat membantu anak Anda mendapatkan kepercayaan
diri untuk tampil di depan umum lewat priming effect. Buatlah sedemikian sehingga perasaannya
gembira manakala hendak maju di depan umum. Saat ia gembira, maka pikirannya pun positif. Dan,
saat pikirannya positif, maka kepercayaan dirinya melonjak.

Pertanyaannya, bagaimana membuatnya gembira? Nah, sebagaimana yang dijelaskan Kahneman


dalam buku Think, Fast and Slow, kita dapat membuat perasaan gembira dengan membuat ekspresi
wajah kita tersenyum.

Anda dapat membantu anak Anda mendapatkan kepercayaan diri dengan menyarankannya untuk
tersenyum saat ia tampil di depan banyak orang. Katakan kepada anak Anda untuk berpura-pura
tersenyum sedemikian sehingga timbul perasaan gembira dalam dirinya.

Nah, saat ia gembira, maka pikiran negatif, ketakutan, kecemasan, dan rasa malu akan lenyap,
tergantikan oleh pikiran-pikiran yang positif. Dan, saat pikirannya positif, maka ia pun mendapatkan
kepercayaan diri yang tinggi.

Bagaimana? Mudah, bukan membantu anak Anda mendapatkan kepercayaan diri tampil di muka
umum? Kuncinya hanya satu, tersenyum!

Anda mungkin juga menyukai