Oleh Kelompok 9
Ketua:
HARI AGUNG NUGRAHA (180522009)
Anggota:
AGUSTINUS LEO SANJAYA BARUS (180522049)
ROY ALEXANDER (180522029)
SATYA SAILENDRA (170522096)
STEVANI TRINITATI SINTAMARITO S. (180522039)
Pertanyaan:
Coba Anda pelajari kasus tersebut, kemudian pelajari kode etik advokat Indonesia
beserta referensi dari teori-teori dan kode etik profesi lain yang ada. Atas dasar ini,
bagaimana pendapat Anda mengenai:
1. Apakah menurut Anda Majelis Kehormatan Daerah DKI Jakarta telah
mengambil keputusan yang tepat dan adil?
2. Apakah menurut Anda reaksi yang disampaikan oleh Todung Mulya Lubis
di media massa dalam menanggapi keputusan Majelis adalah wajar dan
dapat dibenarkan.
3. Bagaimana pendapat Anda atas pernyataan Todung yang merasa dirinya
tidak melanggar kode etik advokat?
Pembahasan
1. Apakah menurut anda MKD DKI Jakarta telah mengambil keputusan yang
tepat dan adil ?
Jawaban:
Menurut kelompok kami keputusan yang diambil oleh MKD DKI Jakarta
terhadap Todung Mulya Lubis sudah tepat, adil, dapat dibenarkan dan sangat
beralasan dalam memberhentikan secara permanen atau tetap Todung Mulya Lubis
sebagai advokad. Todung Mulya Lubis dinilai telah melakukan pelanggaran berat,
yaitu melanggar larangan konflik kepentingan dan lebih mengedepankan materi
dalam menjalankan profesi dibanding dengan penegakan hukum, kebenaran, dan
keadilan.
Inti pokok pelanggaran KEAI yang pertama dan pelanggaran UU Advokat
adalah karena pada tahun 2002, ketika menjadi anggota Tim Bantuan Hukum
KKSK sebagai Kuasa Hukum Pemerintah R.I cq. Menteri Keuangan R.I cq BPPN
setelah memeriksa kepatuhan dan pelanggaran Keluarga Salim/Salim Group
terhadap MSAA (Master of Settlement and Acquisition Agreement - Master
Perjanjian Penyelesaian dan Akuisisi) tanggal 21 September 1998 menyatakan
bahwa Keluarga Salim/Salim Group melanggar MSAA tanggal 21 September 1998
dan merugikan keuangan negara. Todung menerima Honor Pengacara dari Negara
RI. Akan tetapi ketika pada tahun 2006 Todung justru bertindak sebagai "Pembela
Keluarga Salim & Salim Group (Pihak yang diaudit) atas gugatan pelanggaran
MSAA tanggal 21 September 1998, dalam pembelaannya menyatakan bahwa
"Keluarga Salim/Salim Group tidak melanggar MSAA tanggal 21 September 1998
dan tidak merugikan keuangan negara".
Disini Todung mewakili dua pihak yang berbenturan kepentingan, "Pihak
yang menyuruh melakukan audit", yaitu Pemerintah R.I cq. Menteri Keuangan R.I
cq BPPN dan "Pihak yang diaudit" yaitu Keluarga Salim/Salim Group, tentang hal
yang sama. Dalam persidangan Todung membeberkan isi perjanjian TBH-KSK
yang seharusnya tidak boleh di ungkapkan di persidangan. Pantaslah Todung
dipecat secara permanen., tetapi beliau berkelit bahwa pendapat hukum terhadap
kasus tersebut dapat berubah sewaktu – waktu bergantung pada situasi dan kondisi.
Pernyataan seperti itu sunggu tidak masuk akal. Apabila hukum bersifat dinamis
maka keadilan tidak akan bisa ditegakkan, oleh sebab itu hukum tidak boleh
berubah.
2. Apakah menurut anda reaksi Todung Mulya Lubis di media massa dalam
menanggapi keputusan majelis adalah wajar dan dapat dibenarkan ?
Jawaban:
Jawaban:
Kelompok kami tidak setuju atas pernyataan Todung yang merasa bahwa
dirinya tidak melanggar kode etik advokat, karena hasil keputusan Majelis
Kehormatan menilai Todung Mulya Lubis melanggar Kode Etik Advokad
Indonesia (KEAI), yang telah sah dan berlaku pada tanggal 23 Mei 2002, yaitu:
1. Pada Pasal 3b, yang menyatakan bahwa, “Advokat dalam melakukan
tugasnya tidak bertujuan semata-mata untuk memperoleh imbalan materi
tetapi lebih mengutamakan tegaknya Hukum, Kebenaran, dan Keadilan”
2. Khususnya pula pada Pasal 4j, yang menyatakan bahwa, “Advokat wajib
memegang rahasia jabatan tentang hal-hal yang diberitahukan oleh klient
secara kepercayaan dan wajib tetap menjaga rahasia itu setelah berakhirnya
hubungan antara advokat dan klient itu.”
karena sudah jelas bersalah dan melanggar kode etik advokad bahkan bukti-
bukti tertulisnya pun telah ada, tetapi masih saja Todung membela dirinya
sendiri seakan-akan dia tidak bersalah, sikap Beliau sangat tidak bertanggung
jawab.