Anda di halaman 1dari 5

ETIKA BISNIS DAN PROFESI

Kode Etik Profesi Lainnya – Kasus Mulya Lubis


Diberhentikan

Oleh Kelompok 9
Ketua:
HARI AGUNG NUGRAHA (180522009)
Anggota:
AGUSTINUS LEO SANJAYA BARUS (180522049)
ROY ALEXANDER (180522029)
SATYA SAILENDRA (170522096)
STEVANI TRINITATI SINTAMARITO S. (180522039)

PROGRAM STUDI S-1 EKS AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
KASUS
MULYA LUBIS DIBERHENTIKAN
Majelis Kehormatan Daerah Perhimpunan Advokat Indonesia DKI Jakarta
memberhentikan secara tetap Todung Mulya Lubis sebagai advokat. Ia dinilai
melakukan pelanggaran berat, yaitu melanggar larangan konflik kepentingan dan
lebih mengedepankan materi dalam menjalankan profesi dibandingkan dengan
penegakan hukum, keberadaan, dan keadilan. Putusan itu dibacakan oleh Majelis
Kehormatan Daerah Perhimpunan Advokat Indonesia (MKD Peradi) DKI Jakarta,
Jumat 16 Mei 2008 di Kantor Peradi, Kuningan, Jakarta. Sidang dipimpin oleh Jack
R. Sidabutar dengan anggota Alex R. Wangge, Daniel Panjaitan, Antonius P.S.
Wibowo, dan Dr Andang L. Binawan. Hadir dalam sidang tersebut pihak pengadu,
Hotman Paris Hutapea, dan pihak teradu,Todung Mulya Lubis, serta sejumlah
advokat dari kantor hukum Lubis, Santoso, dan Maulana. Dua anggota MKD
memberikan pendapat berbeda. Menurut mereka, hukuman pemberhentian tetap
terlalu berat. Dua anggota tersebut mengusulkan hukuman pemberhentian
sementara selama 12 bulan. Todung mengungkapkan bahwa dirinya sangat sedih
dan kecewa dengan putusan MKD Peradi DKI Jakarta. Ia mengatakan, putusan
tersebut sebagai sebuah dagelan yang tidak lucu, dan langsung mengajukan
banding.

Majelis Kehormatan menilai Todung melanggar Pasal 4j dan Pasal 3b Kode


Etik Advokat Indonesia. Pelanggaran tersebut dilakukan ketika Todung menjadi
kuasa hukum Salim Group terkait kasus Sugar Group Companies (SGC) di
pengadilan negeri Kotabumi dan PN Gunung Sugih, Lampung. Benturan
kepentingan terjadi ketika pada tahun 2002 Todung menjadi anggota Tim Bantuan
Hukum Komite Kebijakan Sektor Keuangan (TBH-KKSK). Tim tersebut diminta
Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) melakukan legal audit terhadap
kekayaan Salim Group. Saat itu, SGC merupakan salah satu perusahaan milik
Salim. Pihak BPPN kemudian menjual SGC ke pemilik baru. Pada tahun 2006,
pemilik baru itu menggugat Salim Group dan pemerintah. Pihak Salim diwakili
oleh Todung Mulya Lubis selaku kuasa hukum. Memang saat itu tugas Todung di
TBH KKSK sudah selesai sejak tahun 2002. Namun, MKD menilai ada benturan
kepentingan saat Todung menjadi kuasa hukum SGC dan anggota TBH KKSK.
Apalagi, di dalam persidangan Todung menggunakan hasil legal audit TBH KKSK.
Menurut Majelis, kepentingan BPPN cq. Menkeu cq. Pemerintah RI terkait legal
audit SGC seharusnya dipertahankan dan dirahasiakan oleh Todung. Hal
tersebut ditegaskan dalam Pasal 8 ayat 1 dan 2 Perjanjian TBH-KKSK. Namun
faktanya, Todung mengungkapkan sebagian isi TBH itu di PN Gunung Sugih dan
Kotabumi. Meskipun di dalam dokumen TBH dikatakan bahwa Salim Group
dinyatakan melanggar MSAA, Todung justru mengatakan sebaliknya di
persidangan. Apalagi hal ini tidak dibantah oleh Todung. Saksi ahli yang diajukan
oleh Todung mengatakan bahwa pendapat hukum dapat berubah tergantung pada
situasi dan kondisi. MKD Perdi DKI Jakarta juga sebelumnya
mempertimbangkan adanya peringatan kepada Todung. Pada 14 Juni 2004,
Dewan Kehormatan Pusat Ikatan Advokat Indonesia memberi peringatan keras
kepada Todung sehubungan dengan adanya iklan di media massa mengenai putusan
pengadilan, tetapi isi iklan berbeda dengan putusan pengadilan. Dalam jumpa pers
di kantornya, Todung didampingi koleganya sesama advokat, Maqdir Ismail dan
Perry Cornelius. “Terus terang saya shocked, terkejut, dan bertentangan
dengan fakta-fakta dan akal sehat. Ini bertentangan dengan semua logika
rasional. Sebuah dagelan hukum yang sangat tidak lucu. Dalam sejarah
Indonesia, mungkin saya advokat pertama yang dipecat secara permanen,”
kata Todung.”Ini kezaliman, kesewenang-wenangan yang melampaui batas. Buat
saya, itu sesuatu yang melampaui batas karena kalau tuduhannya benturan
kepentingan, sama sekali tidak ada benturan kepentingan,” ujarnya. Todung
menyampaikan bahwa dalam penanganan kasus Anthony Salim, Departemen
Keuangan telah menulis surat tidak keberatan karena tidak berkepentingan. Namun
pada kesempatan saat ini, ia tidak akan masuk ke soal detail seperti itu karena ia
akan banding ke Pengadilan Dewan Peradi Pusat.

Pertanyaan:
Coba Anda pelajari kasus tersebut, kemudian pelajari kode etik advokat Indonesia
beserta referensi dari teori-teori dan kode etik profesi lain yang ada. Atas dasar ini,
bagaimana pendapat Anda mengenai:
1. Apakah menurut Anda Majelis Kehormatan Daerah DKI Jakarta telah
mengambil keputusan yang tepat dan adil?
2. Apakah menurut Anda reaksi yang disampaikan oleh Todung Mulya Lubis
di media massa dalam menanggapi keputusan Majelis adalah wajar dan
dapat dibenarkan.
3. Bagaimana pendapat Anda atas pernyataan Todung yang merasa dirinya
tidak melanggar kode etik advokat?
Pembahasan

1. Apakah menurut anda MKD DKI Jakarta telah mengambil keputusan yang
tepat dan adil ?

Jawaban:

Menurut kelompok kami keputusan yang diambil oleh MKD DKI Jakarta
terhadap Todung Mulya Lubis sudah tepat, adil, dapat dibenarkan dan sangat
beralasan dalam memberhentikan secara permanen atau tetap Todung Mulya Lubis
sebagai advokad. Todung Mulya Lubis dinilai telah melakukan pelanggaran berat,
yaitu melanggar larangan konflik kepentingan dan lebih mengedepankan materi
dalam menjalankan profesi dibanding dengan penegakan hukum, kebenaran, dan
keadilan.
Inti pokok pelanggaran KEAI yang pertama dan pelanggaran UU Advokat
adalah karena pada tahun 2002, ketika menjadi anggota Tim Bantuan Hukum
KKSK sebagai Kuasa Hukum Pemerintah R.I cq. Menteri Keuangan R.I cq BPPN
setelah memeriksa kepatuhan dan pelanggaran Keluarga Salim/Salim Group
terhadap MSAA (Master of Settlement and Acquisition Agreement - Master
Perjanjian Penyelesaian dan Akuisisi) tanggal 21 September 1998 menyatakan
bahwa Keluarga Salim/Salim Group melanggar MSAA tanggal 21 September 1998
dan merugikan keuangan negara. Todung menerima Honor Pengacara dari Negara
RI. Akan tetapi ketika pada tahun 2006 Todung justru bertindak sebagai "Pembela
Keluarga Salim & Salim Group (Pihak yang diaudit) atas gugatan pelanggaran
MSAA tanggal 21 September 1998, dalam pembelaannya menyatakan bahwa
"Keluarga Salim/Salim Group tidak melanggar MSAA tanggal 21 September 1998
dan tidak merugikan keuangan negara".
Disini Todung mewakili dua pihak yang berbenturan kepentingan, "Pihak
yang menyuruh melakukan audit", yaitu Pemerintah R.I cq. Menteri Keuangan R.I
cq BPPN dan "Pihak yang diaudit" yaitu Keluarga Salim/Salim Group, tentang hal
yang sama. Dalam persidangan Todung membeberkan isi perjanjian TBH-KSK
yang seharusnya tidak boleh di ungkapkan di persidangan. Pantaslah Todung
dipecat secara permanen., tetapi beliau berkelit bahwa pendapat hukum terhadap
kasus tersebut dapat berubah sewaktu – waktu bergantung pada situasi dan kondisi.
Pernyataan seperti itu sunggu tidak masuk akal. Apabila hukum bersifat dinamis
maka keadilan tidak akan bisa ditegakkan, oleh sebab itu hukum tidak boleh
berubah.
2. Apakah menurut anda reaksi Todung Mulya Lubis di media massa dalam
menanggapi keputusan majelis adalah wajar dan dapat dibenarkan ?

Jawaban:

Dalam iklan di media massa, merekayasa putusan pengadilan sehingga


sangat jauh dari keaslian putusan pengadilan, dengan demikian dia telah melakukan
kebohongan publik dan mendapat peringatan keras dari Dewan Kehormatan Pusat
Ikatan Advokad Indonesia. Sudah pantaslah Todung benar-benar dipecat secara
permanen tanpa harus dipertimbangkan lagi.
Pernyataan dan reaksi yang dinyatakan oleh Todung Mulya Lubis di media
massa dalam menanggapi keputusan MKD Peradi adalah sangat tidak wajar dan
tidak dapat dibenarkan sama sekali karena Todung berkata bahwa “Ini kezaliman,
kesewenang – wenangan yang melampaui batas. Buat saya, itu sesuatu yang
melampui batas karena kalau tuduhannya benturan kepentingan, sama sekali tidak
ada benturan kepentingan” , menurut kelompok kami pernyatan Todung tersebut
tidak benar karena jelas pada saat itu memang tugas Todung di Tim Bantuan
Hukum Komite Kebijakan Sektor Keuangan (TBH KKSK) sudah selesai sejak
tahun 2002. MKD menilai ada benturan kepentingan saat Todung menjadi kuasa
hukum SGC dan juga dalam pesidangan Todung menggunakan hasil legal audit
TBH KKSK.

3. Bagaimana pendapat anda atas pernyataan Todung yang merasa bahwa


dirinya tidak melanggar kode etik advokat ?

Jawaban:

Kelompok kami tidak setuju atas pernyataan Todung yang merasa bahwa
dirinya tidak melanggar kode etik advokat, karena hasil keputusan Majelis
Kehormatan menilai Todung Mulya Lubis melanggar Kode Etik Advokad
Indonesia (KEAI), yang telah sah dan berlaku pada tanggal 23 Mei 2002, yaitu:
1. Pada Pasal 3b, yang menyatakan bahwa, “Advokat dalam melakukan
tugasnya tidak bertujuan semata-mata untuk memperoleh imbalan materi
tetapi lebih mengutamakan tegaknya Hukum, Kebenaran, dan Keadilan”
2. Khususnya pula pada Pasal 4j, yang menyatakan bahwa, “Advokat wajib
memegang rahasia jabatan tentang hal-hal yang diberitahukan oleh klient
secara kepercayaan dan wajib tetap menjaga rahasia itu setelah berakhirnya
hubungan antara advokat dan klient itu.”
karena sudah jelas bersalah dan melanggar kode etik advokad bahkan bukti-
bukti tertulisnya pun telah ada, tetapi masih saja Todung membela dirinya
sendiri seakan-akan dia tidak bersalah, sikap Beliau sangat tidak bertanggung
jawab.

Anda mungkin juga menyukai