Anda di halaman 1dari 14

Daftar Isi

Daftar isi.................................................................................................... i

BAB 1 : PENDAHULUAN.......................................................................

A. Proses Berfikir............................................................................ 1
B. Pengertian Berfikir..................................................................... 2
C. Proses Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan......... 3

BAB 2 : PEMBAHASAN

A. Pegertian Kreatif....................................................................... 4
B. Berfikir Kreatif dan Efektif...................................................... 5
C. Teknik Pemecahan Masalah..................................................... 6
D. Aplikasi Berfikir Dedukasi dan Induksi................................... 7
E. Proses Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan........ 8

BAB 3 : PENUTUP

Kesimpulan................................................................................... 9
Sumber sumber............................................................................. 10

BAB I
PENDAHULUAN

1. BERFIKIR
A. Proses Berfikir

Proses selalu berhubungan dengan masalah-masalah baik masalah yang timbul dari
situasi masa kini. masa lampau dan mungkin masalah-masalah yang belum terjadi.
proses pemecahan itu disebut proses berpikir. dalam memecahkan tiap masalah timbul
dalam jiwa kita berbagai kegiatan lain .
· Kegiatan berpikir dalam memecahkan masalah :
* Mengetahui apa masalahnya
* Bagaimana memecahkan
* Hal-hal yang dapat membantu pemecahkan masalah tersebut
* Apa tujuan untuk memecahkan masalah itu

B. Pengertian Berpikir
Berpikir adalah suatu tindakan manipulasi aktif terhadap informasi, berasal dari input
sensorik dan memori.
· Berpikir merupakan suatu cara membuat kesimpulan terhadap fenomena yang
sedang berlangsung didunia, berhubungan dengan pengamat atau pemikir, membuat
tindakan yang akan datang berdasarkan pada apa yang ditemukan.
· Berpikir dapat diungkapan secara verbal, visual atau model konsep lain.

C. ProsesPemecahan Masalah

Wessels (Woolfolk dan Nicolich, 2009:321) mengemukakan bahwa dalam pemecahan


masalah ada 4 langkah ditempu yaitu

1. Memahami masalah

Langkah pertama secara tepat masalah yang sedang dihadapi.

2. Menyeleksi solusi

Setelah menentukan akar masalah yang sedang dihadapi, maka langkah berikutnya
adalah menentukan rencana pemecahan yang akan dan mungkin dapat ditempuh
3. Memutuskan rencana

Pada tahap ini ditandai dengan pemilihan suatu rencana matang untuk memecahkan
suatu masalah. Memutuskan suatu masalah suatu rencana berarti seseorang telah
mempertimbangkan semua kemungkinan dari masing-masing solusi yang ada dan
memilih solusi yang dianggap terbaik dari sekian banyaknya solusi yang ada

4. Mengevaluasi hasil tahapan selanjutnya

Mengevaluasi hasil tahap selanjutnya adalah mengevaluasi hasil yang telah tercapai.
Pada tahap ini memberi atau mengeluarkan fakta-fakta, baik yang menguatkan
maupun yang melemahkan pilihan-pilihan yang telah ada.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kreatif
Pengertian Kreatif
Salah satu masalah yang kritis dalam meneliti, mengidentifikasi, dan mengembangkan
kreativitas ialah bahwa ada begitu banyak definisi tentang kreativitas, tetapi tidak ada
satu definisi pun yang dapat diterima secara universal. Mengingat kompleksitas dari
konsep kreativitas, agaknya hal ini tidak mungkin dan tidak perlu, karena kreativitas
dapat ditinjau dari berbagai aspek, yang kendatipun saling berkaitan tetapi
penekanannya berbeda – beda. Rodhes (1961, dalam Isaksen, 1987) dalam
menganalisis lebih dari 40 definisi tentang kreativitas, menyimpulkan bahwa pada
umumnya kreativitas dirumuskan dalam istilah pribadi (person), proses, dan produk.
Kreativitas dapat pula ditinjau dari kondisi pribadi dan lingkungan yang mendorong (
press) individu ke perilaku kreatif. Rodhes menyebut keempat jenis definisi tentang
kreativitas ini sebagai “four p’s of creativity “,yaitu dimensi Person,Proses, Press dan
Product. Kebanyakan definisi kreativitas berfokus pada salah satu dari empat P ini
atau kombinasinya. Keempat P ini saling berkaitan: pribadi kreatif yang melibatkan
diri dalam menghasilkan produk kreatif, dan dengan dukungan dan dorongan ( press)
dari lingkungan menghasilkan produk kreatif. Torrance ( 1988) yang memilih definisi
proses tentang kreativitas, menjelaskan hubungan antara keempat P tersebut sebagai
berikut : dengan berfokus pada proses kreatif, dapat ditanyakan jenis pribadi yang
bagaimanakah akan berhasil dalam proses tersebut, macam lingkungan yang
bagaimanakah akan memudahkan proses kreatif, dan produk yang bagaimanakah
yang dihasilkan dari proses kreatif?
Berikut ini adalah pendapat beberapa ahli psikologi tentang pengertian Kreativitas
yaitu sebagai berikut :
a) David Campbell, Ph.D menyatakan bahwa kreativitas adalah kegiatan yang
mendatangkan hasil dengan kandungan ciri ;
Inovatif : belum pernah ada, segar, menarik, aneh, mengejutkan dan teobosan baru.
Berguna : lebih enak, lebih baik, lebih praktis, mempermudah, mendorong,
memecahkan masalah, mengurangi hambatan.
Dapat dimengerti : hasil yang sama dapat dibuat pada waktu yang lain.
b) James R Evan, menyatakan kreativitas adalah keterampilan untuk membentuk
kombinasi-kombinasi baru dari dua atau lebih konsep yang telah ada dalam pikiran.
Setiap kreasi merupakan kombinasi baru dari ide-ide dan produk yang inovatif, seni
dalam pemenuhan kebutuhan manusia.
c) Michael A.West, menyatakan bahwa kreativitas merupakan penyatuan
pengetahuan berbagai bidang pengalaman yang berlainan untuk menghasilkan ide-ide
baru yang lebih baik. Kreativitas merupakan salah satu bagian dasar dari usaha
manusia. Kreativitas melibatkan kita dalam penemuan-penemuan terus-menerus cara
baru dan baik dalam mengerjakan berbagai hal. Atau dalam pengertian yang lebih
luas, kreativitas terkait dengan penggunaan berbagai potensi yang dimiliki, baik
pengetahuan, intuisi maupun imajinasi sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan
ide-ide baru yang lebih baik dan bermanfaat.
d) Rawlinson (1979:9) mengemukakan Kreativitas merupakan kemampuan
seseorang untuk melahirkan sesuatu gagasan baru maupun karya nyata baru yang
merupakan kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada sehingga relatif berbeda dengan
yang telah ada.

B. Berfikir Kreatif dan Efektif


1. Berfikir Kreatif
5 tahap berfikir
Agar mampu berpikir secara kreatif, pikiran harus dioptimalkan pada setiap tahap
yang dilalui. Lima tahap pemikiran ialah orientasi, preparasi, inkubasi, iluminasi, dan
verifikasi.
Pada tahap orientasi masalah, si pemikir merumuskan masalah dan mengindentifikasi
aspek-aspek masalah tersebut. Dalam prosesnya, si pemikir mengajukan beberapa
pertanyaan yang berkaitan dengan masalah yang tengah dipikirkan.
Pada tahap selanjutnya, preparasi, pikiran harus mendapat sebanyak mungkin
informasi yang relevan dengan masalah tersebut. Kemudian informasi itu diproses
secara analogis untuk menjawab pertanyaan yang diajukan pada tahap orientasi. Si
pemikir harus benar-benar mengoptimalkan pikirannya untuk mencari pemecahan
masalah melalui hubungan antara inti permasalahan, aspek masalah, serta informasi
yang dimiliki.
Pada tahap inkubasi, ketika proses pemecahan masalah menemui jalan buntu, biarkan
pikiran beristirahat sebentar. Sementara itu pikiran bawah sadar kita akan terus
bekerja secara otomatis mencari pemecahan masalah. Proses inkubasi yang tengah
berlangsung itu akan sangat tergantung pada informasi yang diserap oleh pikiran.
Semakin banyak informasi, akan semakin banyak bahan yang dapat dimanfaatkan
dalam proses inkubasi.
Pada proses keempat, yakni iluminasi, proses inkubasi berakhir, karena si pemikir
mulai mendapatkan ilham serta serangkaian pengertian (insight) yang dianggap dapat
memecahkan masalah. Pada tahap ini sebaiknya diupayakan untuk memperjelas
pengertian yang muncul. Di sini daya imajinasi si pemikir akan memudahkan upaya
itu.
Pada tahap terakhir, yakni verifikasi, si pemikir harus menguji dan menilai secara
kritis solusi yang diajukan pada tahap iluminasi. Bila ternyata cara yang diajukan
tidak dapat memecahkan masalah, si pemikir sebaiknya kembali menjalani kelima
tahap itu, untuk mencari ilham baru yang lebih tepat.
Gagasan luar biasa
Coleman & Hammen mengungkapkan, ada tiga faktor yang secara umum dapat ikut
menunjang cara berpikir kreatif.
Pertama, kemampuan kognitif. Seseorang harus mempunyai kecerdasan tinggi. Ia
harus secara terus-menerus mengembangkan intelektualitasnya.
Kedua, sikap terbuka. Cara berpikir kreatif akan tumbuh apabila seseorang bersikap
terbuka pada stimulus internal dan eksternal. Sikap terbuka dapat dikembangkan
dengan memperluas minat dan wawasan.
Ketiga, sikap bebas, otonom, dan percaya diri. Berpikir secara kreatif membutuhkan
kebebasan dalam berpikir dan berekspresi. Juga memerlukan kemandirian berpikir,
tidak terikat pada otoritas dan konvensi sosial yang ada. Yang terpenting, ia percaya
pada kemampuan dirinya.
Seseorang yang mempunyai tingkat kreativitas tinggi, sering kali menghasilkan
pemikiran atau gagasan luar biasa, aneh, terkadang dianggap tidak rasional. Bahkan,
karena keluarbiasaan itu, tidak sedikit orang kreatif dianggap “gila”.
Menurut Jalal, ada kesamaan antara orang kreatif dengan orang gila, karena cara
berpikirnya tidak konvensional. Bedanya, orang kreatif mampu melakukan loncatan
pemikiran yang menimbulkan pencerahan atau pemecahan masalah. Sementara orang
gila tidak mampu melakukannya.

2. Berfikir Efektif
Kata Efektif biasanya disandingkan dengan Efisien, padahal dua arti itu sama
sekali berbeda.
Berfikir Efektif adalah cara berfikir yang berorientasi ke Hasil (misalnya fokus ke
hasil yang maksimal, menyelesaikan masalah secara akurat, langsung ke inti
persoalan), sedangkan berfikir Efisien adalah cara berfikir yang berorientasi ke
Proses (misalnya fokus ke waktu yang lebih cepat, energi yang lebih sedikit, dan
biaya yang lebih murah).
Sehingga Berfikir Efektif adalah cara berfikir dengan menggunakan kreatifitas
(mengumpulkan, memilih, dan mengkombinasikan beberapa alternatif) agar
diperoleh hasil yang maksimal.
Oleh karena itu berfikir efektif adalah mutlak diperlukan agar bisa sukses
dimanapun kita berada.

C. Teknik Pemecahan Masalah


Teknik pemecahan masalah yang dialami oleh individu atau pribadi caranya berbeda-
beda tergantung dari karakteristik yang dimiliki oleh masing-masing individu. Tetapi
ada beberapa langkah yang setidaknya dilakukan dalam rangka pemecahan masalah
pribadi, yaitu :
1. Melakukan usaha untuk memahami masalah yang dialami dengan seksama,
cermat dan teliti
2. Menganalisa masalah dengan cermat
3. Mengetahui atau mengukur seberapa kemampuan yang kita miliki untuk
memecahkan atau mengatasi masalah tersebut
4. Mengumpulkan data-data atau fakta yang akan membantu dalam proses
pemecahan masalah
5. Sering sharing atau berkonsultas/bertanya kepada orang atau lembaga yang ahli
dalam pemecahan suatu masalah
6. Mengambil keputusan untuk memecahkan masalah

D. Aplikasi Berfikir Dedukasi dan Induksi


Ada dua cara berpikir yang dapat di gunakan untuk mendapatkan pengetahuan yang
benar yaitu melalui dua jalan atau dua pola dasar, antaralain :

A. Induksi
Induksi adalah proses berpikir di dalam akal kita dari pengetahuan tentang kejadian
atau pristiwa-pristiwa dan hal-hal yang lebih kongkrit dan khusus untuk
menyimpulkan pengetahuan yang lebih umum seperti :

 Besi di panaskan memuai


 Seng di panaskan memuai
 Emas di panaskan memuai
 Perak di panaskan memuai
 Besi, Seng, Emas dan Perak adalah logam
 Jadi : Setiap logam yang di panaskan akan memuai.

Cara penalaran Induksi ada dua keuntungan adalah sebagai berikut :

1. Kita dapat berpikir secara ekonomis meskipun ekperimen kita terbatas pada
beberapa kasus indivudual
2. Pernyataan yang di hasilkan melalui cara berpikir Induksi memungkinkan
proses penalaran selanjutnya baik secara Induktip dan Deduktip

Ada dua macam Induktif adalah sebagai berikut :

a. Induksi sempurna
Jika putusan umum itu merupakan penjumlahan dari putusan khusus, maka Induksi itu
sempurna misalnya :
Jika dari masing-masing Mahasiswa pada suatu Fakultas, diketahui bahwa ia warga
Negara Indonesia. Maka dapat diadakan putusan (umum) semua Mahasiawa Fakultas
itu warga Negara Indonesia.

b. Induksi tidak Sempurna


Jika putusan umum dari Induksi yang bukan merupakan penjumlahan, melainkan
seakan-akan loncatan dari yang khusus kepada yang umum, itulah Induksi yang tidak
sempurna.Induksi tidak sempura ada dua macam lagi demi sifat yang di milikinya
dalam kekuatan putusan yang ternyata :
1. Dalam ilmu alam (sciences) utusan yang tercapai melalui Induksi tidak sempurna
berlaku umum, mutlak, jadi tak ada kecualinya. Hukum air mengenai
pembekuannya tak mengizinkan pengecualiannya. Tidak ragu-ragu ilmu berani
meramalkan tentang pembekuan itu.
2. Ketika ilmu mempunyai objek yang terjadi bisa kena pengaruh dari manusia yang
sedikit banyaknya dapat ikut menentukan kejadian-kejadian yang menjadi
pandangan Ilmu, maka pula hal lainnya. Ilmu tersebut di namakan Ilmu sosial
serta objek penyelidikannya terpengaruhi oleh kehendak manusia

Deduksi adalah proses pemikiran di dalamnya akal kita dari pengetahuan yang
umum untuk menyimpulkan pengetahuan yang lebih khusus atau proses berpikir
dari hal yang bersifat umum menuju pada hal yang bersifat khusus seperti:

 Semua makhluq yang bernyawa pasti mati


 Manusia adalah makhluq yang bernyawa
 Tumbuhan adalah makhluq yang bernyawa
 Hewan adalah makhluq yang bernyawa
 Jadi, Manusia, Tumbuhan, Hewan pasti akan mati

Penalaran Deduksi mempunyai dua sistem adalah sebagai berikut :

1. Sistem Tertutup
Dalam pembahasan ini ada beberapa contoh jalan pikiran deduksi ;
a. Ganbar ini adalah sebuah Jajaran Genjang, jadi sisi-sisinya yang
berhadapan itu sama.
Ini merupakan contoh pemikiran deduksi kalau kita berpangkal dari
defenisi Jajaran Genjang (Empat segi sisi yang berhadapan sejajar) serata
,merima semua dalil dan batasan tentang garis lurus dan garis sejajar,
maka denga satu rangkaian langkah-langkah dapat di buktikan bahwa sisi
yang berhadapan itu sama. Dalam contoh ini semua premis (titik pangkal
atau data yang di ketahui) di rumuskan dalam istilah Jajaran Genjang, dan
kesimpulan yang di tarik adalah pasti dan tak perlu di ragukan lagi.
b. Jumlah ketiga sudut sebuah segi tiga adalah 180 derajat, jadi jumlah sudut-
sudutnya sama dengan 180 derajat. Kesimpulan ini pun pasti tidak di
ragukan lagi. Tak akan ada pengaruh dari luar yang dapat menggoyakan
kepastian kesimpulan terfsebut.
2. Sistem Terbuka
Suatu kesimpulan itu pasti apabila kita tau dengan positif dan tanpa ragu-ragu, bahwa
kesimpulan yang di tarik adalah benar dan bahwa kesimpulan atau ucapan yang
mengatakan sebaliknya itu salah.
Contoh :
Jangan berenang di air yang sekotor ini. Nanti terkena penyakit kulit.
Ini jelas merupakan suatu jalan Induksi. Dari pengalaman sendiri atau orang lain di
tariklah suatu kesimpulan yang umum : berenang di dalam air yang kotor
menyebabkan penyakit kulit. Apakah pasti setiap orang akan kena penyakit?
Mungkin, Tetapi, Belum tentu !
c. Pedoman Kerja
Hasil yang di harapakan dari logika adalah agar kita cakap berpikir sendiri dan
bersikap logis serta kritis. Sikap kritis tidaklah berarti suka membantah dan
mengkritik serba suka menentang dan menantang melainkan berpikir dulu,
mengidentipikasi duduknya perkara, menyelidiki dulu dan tidak begitu saja menerima
suatu pendapat atau penjelasan-penjelasan yang seakan-akan sudah pasti benar.

E. Proses Pemecahan Masalah dan Pengambian Keputusan


Hasil dari aktivitas pemecahan masalah adalah solusi. Memikirkan masalah sebagai
sesuatu hal yang selalu buruk adalah suatu hal yang mudah untuk dilakukan, karena
kita jarang mengartikan frase mengambil keuntungan dari sebuah situasi sama halnya
dengan kita mengartikan frase memperbaiki sebuah situasi yang buruk. Kita akan
memperhitungkan peraihan kesempatan ke dalam pemecahan masalah dengan
mendefinisikan masalah (problem) sebagai suatu kondisi atau peristiwa yang
merugikan atau memiliki potensi untuk merugikan bagi sebuah perusahaan atau yang
menguntungkan atau memiliki potensi untuk menghasilkan keuntungan. Selama
proses pemecahan masalah, manajer akan terlibat dalam pengambilan keputusan,
yaitu tindakan memilih berbagai alternatif tindakan.
Keputusan adalah tindakan tertentu yang dipilih. Biasanya, pemecahan satu masalah
akan membutuhkan beberapa keputusan.
Tahapan-tahapan Pemecahan Masalah
Menurut Herbert A. Simon, pemecah masalah akan terlibat dalam empat hal:
a. Aktivitas Intelijen. Mencari kondisi-kondisi yang membutuhkan solusi di dalam
lingkungan.
b. Aktivitas perancangan. Menemukan, mengembangkan, dan menganalisis
kemungkinan-kemungkinan tindakan.
c. Aktivitas pemilihan. Memilih satu tindakan tertentu dari berbagai tindakan yang
tersedia.
d. Akitivitas peninjauan. Menilai pilihan-pilihan masa lalu.

A. Pengambilan Keputusan
Pengertian Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan (desicion making) adalah melakukan penilaian dan
menjatuhkan pilihan. Keputusan ini diambil setelah melalui beberapa perhitungan dan
pertimbangan alternatif. Sebelum pilihan dijatuhkan, ada beberapa tahap yang
mungkin akan dilalui oleh pembuat keputusan. Tahapan tersebut bisa saja meliputi
identifikasi masalah utama, menyusn alternatif yang akan dipilih dan sampai pada
pengambilan keputusan yang terbaik.
Secara umum, pengertian pengambilan keputusan telah dikemukakan oleh banyak
ahli, diantaranya adalah :
1. G. R. Terry : Mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah sebagai
pemilihan yang didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif yang
mungkin.
2. Claude S. Goerge, Jr : Mengatakan proses pengambilan keputusan itu dikerjakan
oleh kebanyakan manajer berupa suatu kesadaran, kegiatan pemikiran yang termasuk
pertimbangan, penilaian dan pemilihan diantara sejumlah alternatif.
3. Horold dan Cyril O’Donnell : Mereka mengatakan bahwa pengambilan keputusan
adalah pemilihan diantara alternatif mengenai suatu cara bertindak yaitu inti dari
perencanaan, suatu rencana tidak dapat dikatakan tidak ada jika tidak ada keputusan,
suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat.
4. P. Siagian : Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap
suatu masalah, pengumpulan fakta dan data, penelitian yang matang atas alternatif
dan tindakan.
.

B. Fase Pengambilan Keputusan

1. Aktivitas intelegensia ; Proses kreatif untuk menemukan kondisi yang


mengharuskan keputusan dipilih atau tidak.
2. Aktifitas desain ; Kegiatan yang mengemukakan konsep berdasar aktifitas
intelegensia untuk mencapai tujuan.
Aktifitas desain meliputi :
- menemukan cara-cara/metode
- mengembangkan metode
- menganalisa tindakan yang dilakukan
3. Aktifitas pemilihan ; Memilih satu dari sekian banyak alternatif dalam pengambilan
keputusan yang ada. Pemilihan ini berdasar atas kriteria yang telah ditetapkan.
Dari tiga aktifutas tersebut diatas, dapat disimpulkan tahap pengambilan keputusan
adalah :
a. Mengidentifikasi masalah utama
b. Menyusun alternatif
c. Menganalisis alternatif
d. Mengambil keputusan yang terbaik

C. Teknik Pengambilan Keputusan


1. Operational Research/Riset Operasi ; Penggunaan metode saintifik dalam analisa
dan pemecahan persoalan.
2. Linier Programming ; Riset dengan rumus matematis.
3. Gaming War Game ; Teori penentuan strategi.
4. Probability ; Teori kemungkinan yang diterapkan pada kalkulasi rasional atas hal-
hal tidak normal.
D. Proses Pengambilan Keputusan
Menurut G. R. Terry :
1. Merumuskan problem yang dihadapi
2. Menganalisa problem tersebut
3. Menetapkan sejumlah alternatif
4. Mengevaluasi alternatif
5. Memilih alternatif keputusan yang akan dilaksanakan
Menurut Peter Drucer :
a. Menetapkan masalah
b. Manganalisa masalah
c. Mengembangkan alternatif
d. Mengambil keputusan yang tepat
e. Mengambil keputusan menjadi tindakan efektif

E. Bentuk bentuk pengembilan keputusan (decision making)


Pengambilan keputusan merupakan bagian terpenting dari manajer , yang
dihubungkan dengan pelaksanaan perencanaan, dalam hal memutuskan tujuan yang
akan dicapai, sumber daya yang akan dipakai, siapa yang melaksanakan, siapa yang
bertanggung jawab dalam pekerjaan yang diserahkannya dll,
Bentuk keputusan ini bisa berupa keputusan yang di program atau tidak, bisa juga di
bedakan antara keputusan yang dibuat antara kondisi kepastian , resiko dan ketidak
pastian.
Keputusan terprogram yaitu keputusan yang dibuat menurut kebiasaan, aturan atau
prosedur yang terjadi secara rutin dan berulang-ulang. contoh: penetapan gaji
pegawai, prosedur penerimaan pegawai baru, prosedur kenaikan jenjang kepegawaian
dan sebagainya.
Keputusan tidak terprogram yaitu keputusan yang dibuat karena terjadinya masalah
masalah khusus atau tidak biasanya.contoh: pengalokasian sumber daya - sumber
daya organisasi,penjualan yang merosot tajam, pemakaian teknologi yang
termodern,dan lain sebagainya.
Herbert A. Simon mengemukakan teknik-teknik tradisional dan modern dalam
pembuatan keputusan yang terprogram dan tidak terprogram.
Teknik pembuatan keputusan tradisional dan modern.

BAB III PENUTUP


Kesimpulan

Dari pembahasan diatas, dapat simpulkan bahwa berfikir adalah proses tingkah laku
menggunakan pikiran untuk mencari makna an pemahaman terhadap sesuatu,
membuat pertimbangan dan keputusan atau penyelesaian masalah.
Pemecahan masalah adalah tindakan memberi respon terhadap masalah untuk
menekan akibat buruknya atau memanfaatkan peluang. Macam – macam berfikir
tebagi menjadi dua yaitu berfikr asosiatif dan berfikir terarah. Langkah – langkah
proses berfikir yaitu pembentukan pengertian, pembentukan pendapat, dan penarikan
kesimpulan atau pembentukan keputusan. Ada dua strategi dalam pemecahan masalah
yaitu strategi menyeluruh dan strategi detailistis. Selain itu ada beberapa strategi
pemecahan masalah yang sering digunakan yaitu Trial and error, insight solution, dan
penyeleasaian mekanis.

Sumber sumber

Khodijah, Nyayu. 2006. Psikologi Belajar. Palembang: IAIN Raden Fatah Press
Suriasumantri (ed), 1983. Psikologi Pendidikan. Diakses dari
http://www.andragogi.com. Senin, 4 Agustus 2008 Suryabarata, Sumadi. 2002.
Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada Wagito, Bimo. 1997.
Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset. Whiterington. 1982. Psikologi
Pendidikan
Gani Sabariah, 2006. Psikologi Keperawatan, Makassar
Walgito Bimo, 1980. Pengantar Psikologi Umum, Andi Offset: Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai