Anda di halaman 1dari 10

TUGAS :

“AL QUR`AN SEBAGAI KITAB ALLAH YANG TERAKHIR’’

OLEH :

RAHMAT JUNIADI PRATAMA

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
KENDARI
2018-2019
BAB I PENDAHULUAN

Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam. Al-Qur’an merupakan kitab suci terakhir yang
diturunkan Allah sebagai penyempurna bagi kitab-kitab lain yang terdahulu.
Sebagai umat Islam, hendaknya kita memahami segala hal tentang Al-Qur’an. Kita seharusnya
mempelajari segala sesuatu yang berkenaan dengan Al-Qur’an, mulai dari sejarah turunnya,
cara membacanya dan kandungan isinya.
Dalam makalah ini, penulis berusaha menyajikan beberapa hal berkaitan dengan Al-Qur’an.
Tentunya hanya sebagian kecil yang bisa penulis sajikan karena begitu luasnya ilmu tentang Al-
Qur’an.
BAB II PEMBAHASAN

A. DEFINISI AL-QUR’AN
Secara bahasa, Al-Qur’an berasal dari kata qara-a (‫ )قرء‬yang berarti bacaan,
berbicara tentang apa yang tertulis padanya atau melihat dan menelaah. Hal ini sesuai
dengan firman Allah QS al-Qiyamah ayat 17-18. Menurut QS al-Isra’ ayat 9, Al-Qur’an
digunakan sebagai nama kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Dalam surah al-Baqarah ayat 2 Al-Qur’an disebut al-kitab.
Secara istilah definisi Al-Qur’an adalah Kalam Allah yang tiada tandingannya
(mu’jizat), diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. penutup para nabi dan rasul,
dengan perantaraan Malaikat Jibril as. ditulis dalam mushaf-mushaf yang disampaikan
kepada kita secara mutawatir, serta mempelajarinya merupakan ibadah, dimulai dengan
surah al-Fatihah dan ditutup dengan surah an-Nas .
Kitab suci umat Islam ini dinamai Al-Qur’an karena banyak kata-kata Al-Qur’an
yang terdapat dalam ayat-ayatnya antara lain dalam surah Qaf ayat 1, surah al-Isra’ ayat
9.

B. SEJARAH SINGKAT PENYUSUNAN DAN TURUNNYA AL-QUR’AN


Surah-surah dan ayat dalam Al-Qur’an diturunkan secara bertahap kepada Nabi
Muhammad selama 23 tahun masa kenabiannya (QS 17:106). Urutan surah-surah
dalam Al-Qur’an saat ini tidak sama dengan dengan urutan turunnya surah-surah
tersebut. Penyusunan surah-surah dalam Al-Qur’an diajarkan oleh Nabi Muhammad
(tauqifi). Sebelum Rasulullah SAW wafat, ayat-ayat yang turun secara bertahap ditulis
pada papan-papan, pelepah korma, kulit domba dan dihapal. Pada masa khalifah Abu
Bakar, tulisan-tulisan ayat-ayat Al-Qur’an dikumpulkan menjadi satu. Pada masa
Khalihat Utsman, ayat-ayat Al-Qur’an disalin menjadi sebuah mushaf dengan ketua
panitia Zaid bin Tsabit. Mushaf ditulis sebanyak lima buah. sebuah meshaf ditinggal di
Madisah dan yang lain dikirim ke Mekah, Kuffah, Basrah. Semua penulisan mushaf
setelah masa itu harus menyalin dari salah satu mushaf yang lima tersebut.

C. NAMA-NAMA LAIN AL-QUR’AN


Al-Qur’an mempunyai beberapa nama lain yang menunjukkan kedudukannya yang
tinggi dan luhur. Nama-nama tersebut antara lain:
1. Al-furqan artinya memisahkan yang Haq dari yang Bathil nama ini antara lain terdapat
dalam surah al-Furqan ayat 1.(25:1 ).
2. Al-Kitab artinya tulisan yang lengkap, antara lain dapat ditemukan surah al-Baqarah ayat
2, an-Nahl ayat 89 dan ad-Dukhan ayat 1-3.
3. Adz-Dzikru artinya peringatan. Nama ini dapat dijumpai pada surah al-Hijr ayat 9.
4. At-Tanzil artinya yang diturunkan. Nama ini dapat ditemukan dalam surah asy-Syu’ara
ayat 192-193.
5. Al-Mau'idhah artinya nasihat, terdapat dalam Al-Qur’an surah 10:57 ).
6. Asy-Syifa' artinya obat, terdapat dalam Al-Qur’an surah Yunus ayat 57.
7. Al-Huda artinya Petunjuk, terdapat dalam Al-Qur’an surah al-Jin ayat13.
8. Al-Hikmah artinya Kebijaksanaan, terdapat dalam Al-Qur’an surah al-Isra’ ayat 39.
9. Al-Hukmu artinya peraturan, terdapat dalam surah ar-Ra’du ayat 37.
10. Ar-Ruh artinya Roh. Nama ini terdapat dalam surah asy-Syuura ayat 52 .

D. FUNGSI AL-QUR’AN
1. Sebagai mukjizat Nabi Muhammad untuk membuktikan bahwa Nabi
Muhammad adalah Nabi dan Rasul Allah, dan bahwa Al-Qur’an adalah firman
Allah, bukan buatan Nabi Muhammad.
2. Sebagai sumber segala aturan tentang hukum, sosial, ekonomi, kebudayaan,
pendidikan, moral dan sebagainya yang harus menjadi pedoman bagi umat
manusia untuk memecahkan persoalan yang dihadapi.
3. Sebagai hakim untuk memberi keputusan terakhir mengenai masalah-masalah
yang dipertentangkan kalangan pemimpin-pemimpin agama.
4. Sebagai pengukuh keberadaaan para Nabi dan Rasul sebelum Nabi
Muhammad.

E. ISI KANDUNGAN AL-QUR’AN


Al-Qur’an terdiri dari 114 surah. Surah yang terpannjang adalah surat al-Baqarah
yang terdiri dari 286 ayat dan yang terpendek adalah al-Kautsar yang terdiri dari 3 ayat.
Surah-surah tersebut sebagian turun di Mekkah dan sebagian turun di madinah. Surah
yang turun di Makkah dinamakan Makkiyyah, pada umumnya surahnya pendek-pendek,
menyangkut prinsip-prinsip keimanan dan akhlaq. Surah yang turun di Madinah disebut
surah Madaniyyah, pada umumnya surahnya panjang-panjang, menyangkut peraturan-
peraturan yang mengatur hubungan seseorang dengan Tuhan atau seseorang dengan
lainnya (syari'ah), menerangakan dengan rinci bukti-bukti dan dalil-dalil yang
menunjukkan hakikat-hakikat keagamaan.
Secara garis besar kandungan Al-Qur’an dapat kita bagi menjadi beberapa hal
pokok seperti berikut ini :
1. Aqidah/Akidah
Aqidah adalah ilmu yang mengajarkan manusia mengenai kepercayaan
yang pasti wajib dimiliki oleh setiap orang di dunia. Al-Qur’an
mengajarkan akidah tauhid kepada kita yaitu menanamkan keyakinan
terhadap Allah SWT.
Ayat tentang ketauhidan antara lain surat al-Ikhlas ayat 1-4:
٤ ‫ َولَ ْم يَ ُك ْن لَهُ ُكفُوا ً ا َ َح ٌد‬۳ ‫ لَ ْم يَ ِل ْد َولَ ْم ي ُْولَ ْد‬۲ ‫ص َم ُد‬
َّ ‫ اَهللُ ال‬۱ ‫قُ ْل ه َُوهللاُ ا َ َح ٌد‬
artinya:
Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang
bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula
diperanakkan. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia
2. Peringatan/Tadzkir
Tadzkir atau peringatan adalah sesuatu yang memberi peringatan
kepada manusia akan ancaman Allah SWT berupa siksa neraka atau
waa'id. Tadzkir juga bisa berupa kabar gembira bagi orang-orang yang
beriman kepada-Nya dengan balasan berupa nikmat surga jannah atau
waa'ad. Di samping itu ada pula gambaran yang menyenangkan di dalam
Al-Qur’an atau disebut juga targhib dan kebalikannya gambaran yang
menakutkan dengan istilah lainnya tarhib.
Contoh ancaman dalam surah al-Hajj ayat 72 yang artinya:
Dan apabila dibacakan di hadapan mereka ayat-ayat Kami yang terang,
niscaya kamu melihat tanda-tanda keingkaran pada muka orang-orang
yang kafir itu. Hampir-hampir mereka menyerang orang-orang yang
membacakan ayat-ayat Kami di hadapan mereka. Katakanlah: "Apakah
akan aku kabarkan kepadamu yang lebih buruk daripada itu, yaitu
neraka?" Allah telah mengancamkannya kepada orang-orang yang kafir.
Dan neraka itu adalah seburuk-buruknya tempat kembali.
Contoh Janji Allah dalam surah al-Furqan ayat 16 yang artinya:
Bagi mereka di dalam surga itu apa yang mereka kehendaki, sedang
mereka kekal (di dalamnya). (Hal itu) adalah janji dari Tuhanmu yang
patut dimohonkan (kepada-Nya).
3. Ibadah
Ibadah adalah taat, tunduk, ikut atau nurut dari segi bahasa. Dari
pengertian "fuqaha" ibadah adalah segala bentuk ketaatan yang
dijalankan atau dikerjakan untuk mendapatkan ridho dari Allah SWT.
Bentuk ibadah dasar dalam ajaran agama islam yakni seperti yang
tercantum dalam lima butir rukum islam. Mengucapkan dua kalimah
syahadat, sholat lima waktu, membayar zakat, puasa di bulan suci
ramadhan dan beribadah pergi haji bagi yang telah mampu
menjalankannya.
Contoh ayat tentang ibadah dalam surah
artinya:
Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja yang
kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada
sisi Allah. Sesungguhnya Alah Maha Melihat apa-apa yang kamu
kerjakan.
4. Akhlaq/Akhlak
Akhlak adalah perilaku yang dimiliki oleh manusia, baik akhlak yang
terpuji atau akhlakul karimah maupun yang tercela atau akhlakul
madzmumah. Allah SWT mengutus Nabi Muhammd SAW tidak lain dan
tidak bukan adalah untuk memperbaiki akhlaq. Setiap manusia harus
mengikuti apa yang diperintahkanNya dan menjauhi laranganNya.
Contoh ayat tentang akhlak surah an-Nahl ayat 90yang artinya:
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat
kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari
perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran
kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.
5. Hukum-Hukum
Hukum yang ada di Al-Qur’an adalah memberi suruhan atau perintah
kepada orang yang beriman untuk mengadili dan memberikan penjatuhan
hukuman pada sesama manusia yang terbukti bersalah. Hukum dalam
Islam berdasarkan Al-Qur’an ada beberapa jenis atau macam seperti
jinayat, mu'amalat, munakahat, faraidh dan jihad.
Contoh ayat tentang hukum surah al-Maidah ayat 96 yang Artinya:
Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan (yang berasal) dari
laut sebagai makanan yang lezat bagimu, dan bagi orang-orang yang
dalam perjalanan; dan diharamkan atasmu (menangkap) binatang buruan
darat, selama kamu dalam ihram. Dan bertakwalah kepada Allah Yang
kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan.
6. Sejarah-Sejarah atau Kisah-Kisah
Sejarah atau kisah adalah cerita mengenai orang-orang yang terdahulu
baik yang mendapatkan kejayaan akibat taat kepada Allah SWT serta
ada juga yang mengalami kebinasaan akibat tidak taat atau ingkar
terhadap Allah SWT. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari
sebaiknya kita mengambil pelajaran yang baik-baik dari sejarah masa lalu
atau dengan istilah lain ikibar.
Contoh ayat tentang sejarah surah al-Kahfi ayat yang artinya:
Mereka akan bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Dzulkarnain.
Katakanlah: "Aku akan bacakan kepadamu cerita tentangnya."

F. MUKJIZAT Al-Qur’an
Mukjizat adalah hal atau peristiwa luar biasa yang terjadi pada diri Nabi/Rasul
sebagai bukti kenabiannya yang ditintangkan kepada yang ragu untuk melakukan atau
mendatangkan hal serupa, namun mereka tidak mampu melayani tantangan itu. Al-
Qur’an merupakan mukjizat Nabi Muhammad yang abadi. Beberapa segi kemukjizatan
al-Qur.an antara lain:
1. Keindahan gaya bahasa yang tidak mungkin ditandingi ahli bahasa
Arab manapun (2:23, 17:88).
2. Dari segi pemberitaan mengenai kejadian masa lalu yang terbukti
kebenarannya dan sesuai dengn kitab suci sebelumnya (29:48).
3. Dari segi pemberitaan tentang hal-hal yang akan terjadi dan ternyata
memang terjadi (30:2-4, 17:1).
4. Dari segi kandungannya akan hakikat kejadian alam dengan isinya
serta hubungan antara satu dengan lainnya. Pemberitaan ini
merupakan hal-hal luar biasa yang kemudian terungkap
kebenarannya melalui penggalian ilmu pengetahuan dan teknologi.
Contohnya proses kejadian manusia dalam surah al-Mukminun ayat
12-14.

G. Keutuhan Dan Keaslian al-Qur’an


Berbeda dengan kitab-kitan sebelumnya, al-qur’an terjamin keutuhanya dan
keaslinya hingga sampai akhir zaman. Ini dapat dibuktikan dari usaha-usaha rasulullah,
para sahabat nabi,seluruh umat muslim berusaha secara serius untk menjaga otentisitas
wahyu al-Qur’an. Berikut keterangan berikut ini:
1. Rasulullah saw sebagai seorang ummi berusaha menghafal ayat-ayat al-Qur’an
yang diturunkan Allah swt lewat malaikat Jibril.

2. Setiap rasulullah saw selesai menerima ayat-ayat yang diwahyuka, beliau


membacakanya kepada para sahabat dan memerintahkan kepada mereka untuk
menghafal dan kepada para sahabat tertentu diperintahkan oleh rasulullah untuk
menuliskanya di sarana-sarana yang memungkinkan waktu itu seperti, pelepah
kurma, kulit binatang, lontar, tulang-tulang binatang, batu dan sebainya.

3. Pada masa Abu bakr as-shidiq, atas anjuran umar bin khatab, al-qur’an dikumpulkan
dalam satu mushaf oleh panitia tunggal yaitu zaid bin Tsabit dengan berpedoman
kepada hafalan dan tulisan para sahabat. Ayat demi ayat disusun sesuai dengan
petunjuk rasulullah saw sebelumnya, tetapi surat demi surat belum lagi diurutkan
sesuai dengan petunjuk rasulullah saw.

H. Fungsi Al-Qur’an Terhadap Kitab-Kitab Sebelumnya


1. Nasikh (Penghapus, Pengganti)
Artinya al-qur’an berfungsi menghapus dan menggantikan kitab-kitab yang ada
sebelumnya. Semua kitab terdahulu dinyatakan tidak berlaku, dan satu-satunya
yang wajib diikuti dan dilaksanakan petunjuknya hanyalah kitab suci al-Qur’an. Dalil
yang paling kuat menunjukan bahwa al-Qur’an adalah nasikh terhadap kitab-kitab
suci sebelumnya adalah perintah Allah terhadap nabi Muhammad saw untuk
memberlakukan al-Qur’an terhadap seluruh umat manusia termasuk para ahlul kitab.
Firman Allah swt:

‫َللاُ َو َل تَتّبِ ْع أ َ ْه َوا َء ُه ْمعَ ّما َجا َءكَ مِنَ ْال َحق‬
ّ ‫علَ ْي ِه فَاحْ ُك ْم بَ ْينَ ُه ْم بِ َما أ َ ْنزَ َل‬ ِ ‫ص ِدقًا ِل َما بَيْنَ يَ َد ْي ِه مِ نَ ْال ِكت َا‬
َ ‫ب َو ُم َهيْمِ نًا‬ ِ ‫َاب بِ ْال َح‬
َ ‫ق ُم‬ َ ‫` َوأ َ ْنزَ ْلنَا إِلَيْكَ ْال ِكت‬

“Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Qur'an dengan membawa kebenaran, membenarkan
apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap
kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan
dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang
telah datang kepadamu. (QS al-Maidah (5): 48)

Posisi al-qur’an sebagi nasikh terhadap kitab-kitab sebelumnya karena disebabkan oleh (1)
kitab-kitab suci terdahulu tidak ada lagi yang utuh dan asli seperti waktu diturunkan, (2) karena
kitab-kitab suci tersebut berlaku khusus untuk umat dan masa tertentu saja, (3) al-qur’an
sebagai kitab suci terakhir kandungan ajaran sangat mencakup dan juga bersifat universal.
2. Muhaimin (batu Ujian) terhadap kebenaran kitab-kitab yang sebelumnyA
Posisi al-qur’an sebagai muhaimin artinya al-qur’an lah yang jadi korektor terhadap
perubahan-perubahan, penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada kitab-kitab
sebelumnya. Dengan demikian al-Qur’anlah satu-satunyayang dijadikan pegangan.
Apa yang dibenarkan dan ditetapkan oleh al-Qur’an itulah yang benar dan harus
diikuti. Dan jika terdapat perbedaan atau pertentangan antara al-Qur’an dengan isi
kitab-kitab sebelumnya maka al-Qur’an lah yang benar dan diikti, karena seperti
dijelaskan oleh Allah sendiri kitab-kitab suci sebelumnya tidak bebas dari pemalsuan
dan penambahan atau pengurangan dalam perjalanan sejarahnya.

3. Mushadiq (Menguatkan kebenaran-kebenaran) pada Kitab sebelumnya


Artinya al-Qur’an juga membenarkan atau menguatkan kebenaran-kebenaran yang
kabarkan dalam kitab-kitab terdahulu. Seperti misalnya berita tentang kedatangan
Nabi dan rasul yang terakhir yang terdapat dalam KitabTaurat dan Injil dibenarkan
oleh al-Qur’an dengan kedatangan Nabi Muhammad saw.
BAB III PENUTUP

Al-Qur’an sebagai kitab suci yang terakhir merupakan penyempurna bagi kitab-kitab suci
sebelumnya yang diturunkan Allah kepada nabi-nabi terdahulu. Al-Qur’an diturunkan sebagai
pegangan umat manusia sampai akhir zaman.
Makalah di atas hanyalah sekelumit tentang hal-hal yang bisa dipelajari dari Al-Qur’an. Kita
sebagai umat Islam hendaknya terus belajar dan memperdalam ilmu tentang Al-Qur’an dari
berbagai sumber sebagai pagangan hidup kita.
Makalah ini masih jauh dari sempurna, maka kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Agama Republik Indonesia. 1994. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Semarang.


CV. Grafika Semarang.
2. Madaniy, Malik dkk.1998.Mengungkap Rahasia Al-Qur’an. Bandung. Mizan.
3. Syarifuddin, Amir. 1997. Ushul Fiqh Jilid I. Jakarta. Logos Wacana Ilmu.
4. Umar, Moch. Chudlori dkk. 1984. Pengantar Study Al-Qur’an. Bandung. PT AL-Ma’arif.
5. Zuhdi, Masjfuk. 1997. Pengantar UlumulAl-Qur’an. Surabaya. CV. Karya Abditama.

Anda mungkin juga menyukai