Tabel 12. Kondisi Demografi di Wilayah Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar Tahun
2018
Jenis Kelamin
Kecamatan Jumlah Sex
Laki-laki Perempuan Ratio
Sementara hasil survey di wilayah studi dengan jumlah sampel 50 rumah tangga
menunjukan jumlah jiwa mencapai 218 jiwa (rata – rata perrumah tangga 4 jiwa). Komposisi
penduduk menurut umur di wilayah studi berdasarkan hasil survey disajikan pada Tabel 2.24.
Pada tabel tersebut umur produktif (15-64 tahun) yang berpotensi sebagai modal
pembangunan di wilayah studi mencapai 54,1% sedangkan yang berpotensi sebagai beban
mencapai 21,1% yang terdiri atas penduduk yang belum produktif (0-14 tahun) dan
penduduk yang dianggap kurang produktif atau tidak produktif lagi (65 tahun ke atas)
sebesar 24,8%. Komposisi penduduk usia produktif di wilayah studi yang cukup tinggi dapat
dijadikan modal dasar pemenuhan kebutuhan akan tenaga kerja untuk kegiatan konstruksi
dan operasional Pabrik Kecap.
Tabel 2.1. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kecamatan
Tamalanrea, Tahun 2018
Laki-laki Perempuan
Umur Total Persentase (%)
(Jiwa) (Jiwa)
0- 14 Tahun 19.399 19.223 38.622 34,0
15 - 64 Tahun 34.784 36.839 71.623 63,1
64 + 1.351 1.843 3.194 2,8
Total 55.534 57.905 113.439 100
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, Tahun 2018
Dari penduduk di wilayah studi memperlihhatkan bahwa paling tinggi umur
responden berada pada usia produuktif yaitu 63,1 persen dan sisanya responden berumur 64
tahun keatas.
Tabel 2.2. Jumlah Keluarga Responden Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di
Kecamatan Tamalanrea, Kelurahan Kapasa Tahun 2018.
Laki-laki Perempuan
Umur Total Persentase (%)
(Jiwa) (Jiwa)
0- 14 Tahun 11 17 28 29.8
15 - 64 Tahun 32 27 59 62.8
64 + 3 4 7 7.4
Total 46 48 94 100
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, Tahun 2018
Dari penduduk di wilayah studi memperlihhatkan bahwa paling tinggi umur
responden berada pada usia produktif yaitu 62,8 persen dan sisanya responden berumur 64
tahun keatas.
Pada Tabel 2.4 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden di sekitar wilayah
studi pada umumnya lulus Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 27.5 persen. Hal ini
menggambarkan tingkat pendidikan responden berada pada kategori sedang, sehingga
menjadi faktor yang berpengaruh dalam penyerapan tenaga kerja lokal. Tingkat pendidikan
yang relatif rendah ini akan berimplikasi pada rendah daya serap tenaga kerja lokal. Untuk
tingkat pendidikan SMA dikategorikan sebagai angkatan kerja “terdidik”. Tingkat pendidikan
penduduk di wilayah studi relatif sama dari angka tingkat pendidikan penduduk Kota
Makassar hal ini tergambar pada semua level pendidikan.
c. Ketenagakerjaan
Tenaga kerja adalah penduduk berumur 15 tahun ke atas yang dapat dibedakan
atas dua kelompok yaitu :
1. Angkatan kerja adalah penduduk usia 15 tahun ke atas dan mempunyai pekerjaan
(bekerja) atau sedang mencari pekerjaan (pengangguran terbuka). Penduduk yang
bekerja tidak hanya meliputi penduduk yang sedang bekerja, tetapi sementara tidak
bekerja karena suatu sebab, misalnya cuti, petani yang sedang menunggu panen dan
sebagainya.
2. Bukan angkatan kerja adalah penduduk berumur 15 tahun ke atas yang kegiatannya
hanya bersekolah, mengurus rumah tangga dan lainnya (tidak aktif secara ekonomis).
Tabel dibawah ini menyajikan persentase penduduk usia 15 tahun keatas menurut
kegiatan utama di Kota Makassar tahun 2017. Table ini menunjukkan bahwa dari seluruh
penduduk angkatan kerja ada sebanyak 48,38 persen penduduk usia 15 tahun ke atas yang
bekerja dan sebanyak 5,85 persen yang sedang mencari pekerjaan. Divbanding tahun 2015
angkatan kerja yang bekerja mengalami kenaikan sebesar 0,81 persen.
Tabel 14. Penduduk usia 15 tahun keatas menurut Kegiatan Utama Di Kota Makassar Tahun
2015 dan 2017
Tahun Mengurus
Mencari
Bekerja Sekolah Rumah Lainnya
Kerja
Tangga
2015 48,57 6,64 19,19 20,55 5,05
2017 49,38 5,85 12,53 27,24 5,00
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2018
Jumlah Persentase
No. Tingkat Pendapatan
Responden (%)
Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendapatan masyarakat di sekitar lokasi studi
tergolong cukup memadai, tapi masih ada pula sebahagian masyarakat yang tingkat
pendapatannya masih tergolong rendah sehingga masih perlu upaya peningkatan
pendapatan masyarakat tersebut baik oleh pihak pemerintah maupun pihak swasta yang ada
di wilayah studi.
d. Budaya Masyarakat
Masyarakat responden yang ada disekitar lokasi pembangunan pada umumnya
sudah lama menetap di wilayah studi dimana suku mereka kebanykan suku Makassar
yaitu 47,5 persen dan suku masyarakat pendatang dari banyak berasal dari kabupatenn
Kab. Maros, Kab. Pangkep, Kab. Bone yang bersuku Bugis yaitu 35 persen.
Tabel 1.2. Suku Masyarakat Responden Yang Ada Sekitar Lokasi Studi
Persentase
No. Budaya Responden Responden
(%)
1 Suku Makassar 19 47.5
2 Suku Bugis (Maros - Bone - Pangkep) 14 35
3 Suku Jawa 5 12.5
4 Suku Toraja 2 5
Jumlah 40 100
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, Tahun 2018.
1 Mengetahui 21 52.5
2 Tidak Mengetahui 16 40
3 Tidak Menjawab 3 7.5
Jumlah 40 100
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2018s
Sikap dan persepsi masyarakat merupakan bentuk respon individu atau kelompok
dalam memberi makna dan nilai terhadap sesuatu dan merupakan aspek lingkungan yang
sensitif pada setiap tahap kegiatan karena akan bermuara diterima atau tidaknya proyek di
lokasi tersebut. Sehubungan dengan rencana Proyek tersebut, sikap dan persepsi masyarakat
cukup beragam.
1 Setuju 33 82.5
2 Tidak Setuju 0 0
3 Tidak Menjawab 7 17.5
Jumlah 40 100
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2018
Kebisingan
Responden tidak khawatir dengan kebisingan pada dalam lingkungan usaha
sebab tidak terlalu bising bagi mereka.