DISUSUN OLEH :
Kata Kunci
Posisi pronasi, hemodinamik, ventilasi mekanis.
Tujuan
Menentukan pengaruh posisi pronasi pada status hemodinamik anak di Unit Perawatan Intensif
Pediatrik dengan 15 sampel.
Desain
Design quasi eksperimen one-group pretest-posttest
Teknik sampling
Random sampling
ANALISA JURNAL
PROBLEM :
Pengaruh posisi pronasi terhadap status hemodinamik anak yang menggunakan ventilasi
mekanik di ruang pediatric intensive care unit (PICU).
INTERVENSION :
Penelitian dilakukan di RSAB Harapan Kita Jakarta. Peneliti bekerja sama dengan perawat
ruangan PICU yang sebelumnya telah dilatih untuk menyamakan pemahaman terkait
pemberian posisi pronasi sesuai prosedur yang dibuat oleh peneliti. Observasi status
hemodinamik pasien dilakukan oleh peneliti. Peneliti bekerjasama dengan perawat ruangan
dalam pemberian posisi pronasi. Penentuan responden berdasarkan kriteria inklusi, kemudian
peneliti menjelaskan prosedur penelitian kepada orang tua dan bila orang tua setuju untuk
berpartisipasi segera diberikan lembaran informed consent untuk ditandatangani. Setelah itu
intervensi ini dilakukan selama 4 jam pada setiap responden. Waktu pelaksanaan pada setiap
responden berbeda-beda dikarenakan adanya kegiatan rutinitas perawatan di pagi hari seperti
perawatan personal hygiene, mengganti popok, perawatan infus, dan tindakan pemeriksaan
medis lainnya seperti rontgen dada. Pengumpulan data pada anak dilakukan sebelum dan
sesudah pemberian posisi pronasi sesuai prosedur yang dibuat oleh peneliti. Pemantauan status
hemodinamik anak dilakukan empat kali sebelum perlakuan setiap 1 jam dan empat kali
sesudah perlakuan setiap 1 jam.
PATOFISIOLOGI
Fungsi sistem jantung adalah menghantarkan oksigen, nutrisi dan substansi
lainnya ke jaringan tubuh dan membuang produk sisa metabolisme seluler melalui
pompa jantung, sistem vaskular sirkulasi dan integrasi sistem lainnya seperti sistem
pernapasan, pencernaan dan ginjal. Ventrikel kanan memompa darah melalui sirkulasi
pulmonal, sedangkan ventrikel kiri memompa darah ke sirkulasi sistemik yang
menyediakan oksigen dan nutrien ke jaringan dan membuang sampah dari tubuh. Sistem
sirkulasi mensuplai gas pernapasan, nutrien dan produk sampah antara darah dan jaringan
(Potter & Perry, 2006).
Anak yang dirawat di ruang PICU memerlukan tirah baring yang lama selama
perawatan. Selain berisiko terjadi luka tekan, pasien dengan tirah baring lama dan
menggunakan ventilasi mekanik berisiko mengalami komplikasi antara lain VAP dan
atelektasis paru. Perubahan posisi dapat dilakukan pada pasien minimal setiap dua jam,
tergantung pada kondisi pasien (Relvas, Silver, & Sagy, 2003; Kozier, 2010).
Posisi pronasi adalah posisi terbalik dari supinasi dimana kepala diletakkan pada
posisi lateral menghadap ventilator, tangan di fleksi, lutut dan kaki disanggah dengan
menggunakan perangkat roll yang lunak. Penekanan pada area abdomen menjadi
pertimbangan penting untuk keefektifan dari posisi pronasi. Posisi pronasi dapat
meningkatkan oksigenasi.
Secara konseptual, posisi tengkurap dapat menghasilkan distribusi tekanan dan
regangan paru yang lebih seragam, yang mengarah pada peningkatan ventilasi dan perfusi
regional.
KRITERIA
Adapun beberapa criteria yang diambil oleh peneliti diantaranya:
1. Kriteria inklusi :
a. Tidak ada peningkatan TIK
b. Tidak ada fraktur
2. Kriteria eksklusif:
a. Peningkatan TIK
b. Hemodinamik tidak stabil
c. Injuri pada spinal cord
d. Pembeahan abdomen dan thorak
e. Fraktur pelvis
Menurut Relvas, Silver dan Sagy (2003) dalam Suek(2012), persiapan yang dilakukan sebelum
tindakan posisi pronasi yaitu:
1. Lakukan radiografi dada dan pastikan ETT tepat berada pada trakea.
2. Pastikan keamanan dari ETT, probe pulse oksimetri, dan semua kateter yang terpasang
pada tubuh pasien.
3. Pindahkan elektroda EKG ke lateral lengan atas dan pinggul.
4. Pertimbangkan untuk menutup kateter pembuluh darah yang tidak penting dan NGT
5. Lakukan suction pada orofaring
6. Berikan bantalan yang lembut pada titik tekanan seperti lutut
7. Kaji akan kebutuhan khusus di tempat tidur
8. Berikan tanggung jawab kepada masing-masing anggota tim perawatan posisi pronasi
COMPARATION :
1. Prone positioning in acute respiratory distress syndrome: why aren’t we using it
more: review of the literature diteliti oleh Mark L. Hepokoski, Mazen Odish, dan
Atul Malhotra di USA tahun 2018
Pada penelitian in,peneliti melakukan uji coba baru aplikasi posisi pada pasien
dengan Dasar Acute Respiratory distress Syndrome (ARDS) yang lebih parah atau
berada pada tingkat akhir.
Peeliti mengevaluasi efek dari posisi tengkurap pada pasien yang terpasang
ventilasi mekanis konvensional untuk orang dewasa dengan ARDS. Penelitian ini
dilakukan dengan membandingan pada subjek pembanding yaitu pasien yang
diposisikan telentang dengan ARDS yang terpasang ventilasi mekanik dengan
mengeksplorasi efek durasi ventilasi rawan, ventilasi paru-paru yang bersamaan, dan
keparahan ARDS. Hasil sekunder termasuk rasio PaO2 / FIO2 pada Hari ke-4 dan
evaluasi efek samping.
Meta-analisis pada penelitian ini menggunakan model random effect. peneliti
mengidentifikasi tinjauan sistematis terbaru dari posisi rawan pada pasien dengan
ARDS dan melakukan tinjauan sistematis terbaru untuk mengidentifikasi selanjutnya.
Peneliti menjalankan pencarian di platform pencarian OvidSP di basisdata MEDLINE
dan EMBASE dan platform pencarian Wiley dalam Daftar Centraks Uji Terkontrol
Cochrane. Peneliti menggunakan judul subjek dan istilah teks-kata untuk mencari
artikel tentang ARDS, posisi tengkurap, dan orang dewasa.
Adapunkriteria yang digunakan pada penelitian ini diantaranya pasien yang
dinyatakan layak atau pasien dengan ARDS parah dan sudah kritis,
Hasil dari penelitian ini adalah Rasio PaO2 / FIO2 pada Hari ke 4 untuk semua
pasien adalah secara signifikan lebih tinggi dalam kelompok posisi rawan (perbedaan
rata-rata, 23,5; 95% CI, 12,4-34,5). Posisi rawan dikaitkan dengan tingkat yang lebih
tinggi dari obstruksi tabung endotrakeal dan luka tekanan. Risiko bias rendah di semua
uji coba.
Penelitian ini mempunyai keimpulan bahwa Posisi tengkurap cenderung
mengurangi angka kematian di antara pasien dengan ARDS berat bila diterapkan
setidaknya 12 jam setiap hari.
2. Efficacy Of Prone Position In Acute Respiratory Distress Syndrome Patients: A
Pathophysiology-Based Review
Diteliti oleh Vasilios Koulouras, Georgios Papathanakos, Athanasios
Papathanasiou, Georgios Nakos, tahun 2016 di Intensive Care Unit, University Hospital
of Ioannina.
Pada penelitian ini ditemukan bukti saat ini sangat mendukung bahwa posisi
tengkurap memiliki efek menguntungkan pada pertukaran gas, mekanika pernapasan,
perlindungan paru-paru dan hemodinamik karena meredistribusi tekanan
transpulmonary, stres dan tekanan seluruh paru-paru dan membongkar ventrikel kanan.
Penelitian ini dilakukan dengan mempelajari banyak studi literature. Hasil
penelitian setiap literature sangat mendukung penggunaan posisi tengkurap dalam
manajemen awal ARDS secara sistematis dan bukan sebagai manuver penyelamatan
atau upaya terakhir.
Percobaan acak besar dan meta-analisis terbaru menunjukkan bahwa posisi
tengkurap, ketika dilakukan awal dan dalam durasi yang cukup, dapat meningkatkan
kelangsungan hidup pada pasien dengan ARDS berat dan pada pasien diventilasi
dengan protokol ventilasi pelindung paru-paru terbatas yang ditandai dengan volume
tidal kecil. Dasar fisiologis dari rawan positioning tampaknya bertindak
menguntungkan dalam sebagian besar gangguan patofisiologis ARDS meningkatkan
hemodinamik, pertukaran gas dan mekanik pernapasan. Bahkan posisi rawan
tampaknya memberi efek menguntungkan tambahan terhadap cedera paru yang
diinduksi oleh ventilator. Mekanisme dengan mana posisi rawan meningkat dengan
kelangsungan hidup, kemungkinan terkait dengan efek fisiologisnya.
OUTCOME
Intervensi ini dapat direkomendasikan namun harus melihat kondisi hemodinamik anak
maupun bayi yang aan dilakukan posisi tegkurap. Perawat harus memperhatikan indikasi dan
kontraindikasi sebelum melakukan intervensi ini. Selain itu, perawat dan tenaga kesehatan
lainnya harus mengobservasi secara penuh selama diakukan perubahan posisi pada pasien.
Dari perbandingan beberapa jurnal, ditemukan bahwa posisi tengkurap memiliki
manfaat dalam meningkatkan status hemodinamik pasien anak dan bayi.posisi tengkurap dapat
mengurangi resiko kematian pada pasien dengan ARDS parah di Ruang Perawatan Intensif.
DAFTAR PUSTAKA
Alison Lupton-Smith, Andrew Argent, Peter Rimensberger, dan Brenda Morrow.2015. The
Effects Of Prone And Supine Positions On The Regional Distribution Of Ventilation
In Infants And Children Using Electrical Impedance Tomography.Journal. diunduh dari
http://www.sajp.co.za
Curley, R.N., Ph.D., Patricia L. Hibberd, M.D., Ph.D., Lori D. Fineman, R.N., M.S., David
Wypij, Ph.D., Mei-Chiung Shih, Ph.D., John E. Thompson, R.R.T., Mary Jo C. Grant,
R.N., Ph.D., Frederick E. Barr, M.D., M.S., Natalie Z. Cvijanovich, M.D., Lauren
Sorce, R.N., M.S., Peter M. Luckett, M.D., Michael A. Matthay, M.D., and John H.
Arnold, M.D.2005. Effect of Prone Positioning on Clinical Outcomes in Children with
Acute Lung Injury: A Randomized Controlled Trial. Journal. Published in final edited
form as:JAMA
Hepokoski, Mazen Odish, dan Atul Malhotra. 2018. Prone Positioning In Acute Respiratory
Distress Syndrome: Why Aren’t We Using It More. Journal. Thoracic Disease
jtd.amegroups.com
Laveena Munshi, Lorenzo Del Sorbo, Neill K. J. Adhikari, Carol L. Hodgson, Hannah Wunsch,
Maureen O. Meade, Elizabeth Uleryk, Jordi Mancebo, Antonio Pesenti, V. Marco
Ranieri, dan Eddy.2015. Prone Position For Acute Respiratory Distress Syndrome.
Journal. Diunduh dari www.atsjournals.org
Suek.2013. Pengaruh Posisi Pronasi Terhadap Status Hemodinamik Anak Yang Menggunakan
Ventilasi Mekanik Di Ruang Pediatric Intensive Care Unit (Picu) Rsab Harapan Kita
Jakarta. Jurnal. Vol 11 No 1. Poltekkes Kupang