A. PENGERTIAN
Seksio sesarea adalah persalinan melalui sayatan pada dinding
abdomen dan uterus yang masih utuh dengan berat janin lebih dari 1000 gram
atau umur kehamilan lebih dari 28 minggu. (Ida Bagus Gde Manuaba, 1999)
Seksio sesarea adalah persalinan untuk melahirkan janin dengan berat
janin dengan berat 500 gram atau lebih melalui pembedahan di perut dengan
sayatan pada dinding abdomen dan uterus yang masih utuh dengan berat janin
lebih dari 1000 gram, atau umur kehamilan lebih dari 28 minggu. ( Hellen
Farrer, 2001 )
Post partum atau nifas adalah periode waktu dimana organ-organ
B. PROSES TERJADINYA
1. Faktor Presipitasi
Menurut Mochtar, 1998 indikasi Sectio Caesaria terbagi atas :
a. Indikasi Ibu
1) Disproporsi Fetopelvik
Ketidakseimbangan ukuran kepala dan pelvic.
2) Malposisi dan Malpresentasi
1
Letak Lintang
- Bila ada kesempitan panggul seksio sesarea adalah cara yang
aman.
- Primigravida dan letak lintang harus ditolong dengan seksio
sesarea.
- Multipara dengan letak lintang dapat ditolong dengan cara lain
terlebih dahulu.
Letak bokong bila panggul sempit, primigravida, janin besar yaitu
2
tidak terdapat tulang-tulang dan tidak bisa menyusup, bokong tidak bisa
melewati panggul ibu, presentasi bokong harus lahir selama 8 menit tidak
bisa lahir maka bayi akan mati karena terjepit rongga panggul ibu saat
umbilicus keluar oleh karena itu harus dilakukan Sectio Caesarea. Selain
tinggi. Meskipun anak hidup, sering terjadi gangguan pada otak dengan
akibat yang tidak diinginkan. Pada letak sungsang dapat dilakukan seksio
sesarea bila ada perkiraan panggul sempit dan persalinan tidak lancer.
( Mochtar, 1998 )
Adapun jenis – jenis operasi seksio sesarea :
a. Sayatan melintang
Orang awam lebih mengenal sebagai sayatan atau horizontal. Sayatan
Sayatan dibuat secara vertical atau mediana, tegak lurus mulai dari
adalah :
a. Nyeri pada daerah abdomen luka post operasi section caesarea.
b. Adanya luka pada dinding abdomen yang dilakukan operasi sectio
caesarea.
c. Uterus secara berangsur-angsur akan kembali ke keadaan sebelum
hamil.
d. Penurunan tinggi fundus uteri kurang lebih 1cm setiap harinya hingga
3
e. After pain ( mules ) akibat dari kontraksi uterus, akan lebih terasa jika
pasca persalinan.
b) Lokia Sanguinolenta
Berwarna merah kuning berisi darah dan lendir, hari ke 3-7
pasca persalinan.
c) Lokia Serosa
Berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi. Pada hari ke 7-14
pasca persalinan.
d) Lokia Alba
4
Cairan putih setelah 2 minggu.
e) Lokia Purulenta
Terjadi infeksi, keluar cairan deperti nanah berbau busuk.
Payudara
Payudara mencapai maturasi yang penuh selama masa nifas kecuali
kencang dan mula – mula lebih nyeri tekan sebagai reaksi terhadap
terdapat spasme spingter dan edema leher buli – buli sesudah bagian
ini mengalami kompresi antara kepala janin dan tulang pubis selama
persalinan. Urine dalam jumlah besar akan dihasilkan dalam waktu 12-
hari, gerak tubuh berkembang dan usus bagian bawah sering kosong
5
darah merah dan kadar hemoglobin kembali normal pada hari ke 5.
System psikologis
Perubahan yang mendadak dan dramatis pada status hormonal
samping itu cadangan fisiknya sudah terkuras oleh tuntutan kehamilan serta
kehamilan, keadaan kurang tidur, lingkungan yang asing baginya dan oleh
kecemasan akan bayi, suami atau anak-anak yang lain. Depresi ringan
(kemurungan 4 hari) sering terjadi pada kebanyakan ibu yang baru pertama
kali mempunyai anak, dirinya akan menangis hanya karena masalah yang
sepele.
Menurut Reva Rubin, adaptasi psikologis Post partum adalah :
1) 2 hari pertama “fase taking in”
a) Tingkah laku tergantung
b) Pasif, menerima
c) Ingin dilindungi dan dilayani
d) Pemberitahuan perlu diulang
2) Hari ke 3 “fase taking hold”
a) Ibu mulai tidak tergantung
b) Mulai ada inisiatif
c) Siap mengambil alih tanggung jawab dengan peran baru
3) Fase letting go
a) Waktu untuk mengorganisasikan kembali pertalian keluarga
b) Berperan sebagai ibu
c) Menyadari bayi sebagai sesuatu yang tidak terpisahkan dari
dirinya
d) Melepaskan khayalan tentang bayi
e) Waktu dimana biasanya perasaan tertekan
6
6. Penatalaksanaan
Perawatan pertama post operasi adalah pembalutan luka dengan baik,
sebelum pasien dipindahkan dari kamar opersi, diukur dan dicatat tanda-
perdarahan atau infeksi pada bekas luka tersebut. Jagitan pada bekas
luka akan ditutup oleh kain kasa lembut. Kasa perut harus dilihat satu
hari pasca bedah. Apabila basah dan berdarah harus dibuka dan
diganti. Umumnya, kasa perut dapat diganti pada hari ke 3-4 sebelum
putih atau teh. Setelah cairan infus dihentikan pasien bisa diberikan
bubur saring, sari buah atau susu, kemudian secara bertahap bubur
1998 )
7
d. Perawatan nyeri
Rasa nyeri pada daerah operasi akan dirasakan sampai 24 jam pertama.
hari pertama atau kedua rasa nyeri tersebut akan hilang dengan
berjalan dengan infuse. Infuse dan kateter dibuka pada hari kedua
2) Mobilisasi usus
Setelah hari pertama dan keadaan baik pasien bolah minum diikuti
makan bubur saring pad hari kedua kemudian bubur biasa pada
hari ketiga dan makan nasi pada hari keempat dan pasien boleh
pulang.
Mobilisasi menurut R Mochtar ( 1998 ) :
Miring kanan dan kiri dapat dimulai 6-10 jam setelah terlentang
berjalan dan berdiri sendiri antara hari ketiga sampai kelima pasca
operasi.
f. Kateterisasi
Berfungsi untuk mengukur keseimbangan cairan, menghindari trauma,
8
dan pencemaran luka oleh urin, kandung kemih dikosongkan dengan
kateter. Kandung kemih yang penuh menimbulkan rasa nyeri dan tidak
pasien
h. Perawatan rutin lainnya
Pemeriksaan rutin penderita post SC yang harus dilakukan sekurang-
output cairan.
Intake (infuse + oral/minum) = output (IWL + urin + muntah +
drain)
Kebutuhan cairan untuk dewasa 50cc / kg BB / 24 jam
IWL = 200 ( suhu badan sekarang – 36,80 C )
2) Pemeriksaan
a) Paru
b) Bising usus
c) Perdarahan local pada luka operasi
d) Kontraksi rahim
e) Evaluasi perdarahan pervaginam
(1) Pengeluaran lochea
(2) Atonia uteri perdarahan berkepanjangan ( Manuaba, 1999 )
Tujuan pengukuran tekanan darah, suhu, respirasi dan balance
9
kejadian trias komplikasi Sectio Caesarea lebih dini yaitu
hormone prolaktin
Nasihat pada ibu post operatif ( Mochtar, 1998 )
1) Dianjurkan jangan hamil selama kurang lebih 1 tahun dengan
memakai kontrasepsi
2) Kehamilan berikutnya hendaknya dengan antenatal yang baik
3) Dianjurkan untuk bersalin di rumah sakit yang besar
4) Apakah persalinan di rumah sakit yang berikut harus dengan
terhadap pembedahan
3. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi, ancaman pada konsep diri
4. Harga diri rendah berhubungan dengan merasa gagal dalam peristiwa
kehidupan
5. Resiko tinggi cedera berhubungan dengan efek anestesi
10
6. Reskiko tinggi infeksi beruhubungan dengan trauma jaringan, kerusakan
insisi/pembedahan
7. Perubahan eliminasi urin berhubungan dengan efek-efek hormonal,
analgesia
9. Kurang perawatan diri berhubungan dengan efek-efek anestesi dan
kelemahan
10. Kurang pengetahuan tentang perawatan diri berhubungan dengan
pemajanan/mengingat informasi.
Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien post operasi Sectio Caesarea
11
6. Intoleransi kelahiran berhubungan dengan gangguan system transport O2
terhadap pembedahan
2. Ansietas berhubungan dengan merasa gagal dalam peristiwa kehidupan
3. Harga diri rendah berhubungan dengan merasa gagal dalam peristiwa
kehidupan
4. Resiko tinggi infeksi behubungan dengan trauma jaringan, kerusakan kulit
terhadap pembedahan
9. Kurang perawatan diri berhubungan dengan efek-efek anestesi dan
kelemahan
10. Kurang pengetahuan tentang perawatan diri dan bayi berhubungan dengan
(mengingat informasi)
D. FOKUS INTERVENSI
1. Nyeri berhubungan dengan terputusnya inkontinuitas jaringan sekunder
terhadap pembedahan
Tujuan : nyeri berkurang atau hilang
Kriteria :
12
- Pasien mampu mengidentifikasi dan menggunakan
intervensi
- Pasien mengungkapkan berkurangnya ketidaknyamanan
Intervensi Rasional
Intervensi Rasional
13
mengungkapkan keluhan klien
2. Berikan informasi yang
2. Membantu klien mengenali
berhubungan dengan
perubahan normal dari
perubahan fisiologis dan
respon abnormal yang
psikologis
memerlukan tindakan
3. Perhatikan status psikologis 3. Ansietas berdampak
mampu menerima
pembedahan
kehidupan
Tujuan : peningkatan harga diri
Criteria :
- Menyatakan masalah dan menunjukkan yang sehat untuk
menghadapinya
- Menyatakan penerimaan diri pada situasi dan adaptasi
Intervensi Rasional
14
2. Tekankan kemiripan mampu saling berbagi
2. Mengubah persepsi tentang
kelahiran Sectio Caesarea
Sectio Caesarea seperti
pada pervagina
persalinan pervagina
3. Ketahui kekuatan individu 3. Membantu dalam membuat
mengatasi perasaan
kehilangan
resiko/meningkatan penyembuhan
- Menunjukkan luka yang bebas dari drainase purulen
Intervensi Rasional
15
menunjukkan infeksi
3. Dorong masukan cairan oral 2. Membantu menghilangkan
pertumbuhan bakteri
Intevensi Rasional
16
fisioterapi manambah resiko jatuh
4. Perlu untuk ambulasi dini
Intervensi Rasional
menyusui
17
- Mendemonstrasikan teknik efektif dari menyusui
Intervensi Rasional
posyandu menyusui
4. Memberikan bantuan terus
hasil
terhadap pembedahan
Tujuan : memperoleh pola normal eliminasi urin
Kriteria :
- Berkemih tidak dibantu dalam 6-8 jam setelah melahirkan
- Mengosongkan kandung kemih setelah berkemih
Intervensi Rasional
18
rutin mencegah infeksi saluran
kelemahan
Tujuan : kebutuhan perawatan diri terpenuhi
Kriteria : mampu mengidentifikasi perawatan diri
Intervensi Rasional
keterbatasan klien
19
10. Kurang pengetahuan tentang perawatan diri dan bayi berhubungan dengan
(mengingat informasi)
Tujuan : pemahaman tentang perawatan posr partum dan bayinya
Kriteria :
- Mengungkapkan tentang pemahaman perubahan
Intervensi Rasional
mencapai
pemahaman/mengingat
BAB II
RESUME KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
20
Tanggal : 30 Juli 2009
Jam : 07.40 WIB
Oleh : Endah Prawalgiyati
Tempat : Bangsal Kenanga RSUD Kota Yogyakarta
Metode : Wawancara, observasi, Pemeriksaan Fisik, Studi Dokumentasi
Sumber : Pasien, Keluarga Pasien, Tim Kesehatan, Status Kesehatan
1. Data Dasar
a. Identitas Pasien
Nama : Ny “ M “
Umur : 40 tahun
Alamat : Panembahan KT 02 No 413 RT 47/12
Keraton
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMU
Pekerjaan : IRT
Diagnose : Post SC hari ke 0 atas indikasi presbo
No. CM : 451767
Tanggal masuk : 28 Juli 2009
Jam : 11.00 WIB
b. Identitas Penanggung jawab
Nama : Bpk “ U “
Umur : 39 tahun
Pendidikan : SMK
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
Hubungan dengan pasien : Suami
c. Faktor Presipitasi
Presentasi bokong
d. Faktor Predisposisi
Usia pasien 40 tahun
2. Data Fokus
Keluhan utama pasien saat dilakukan pengkajian tanggal 30 Juli 2009 jam
07.40 WIB adalah pasien mengatakan nyeri pada luka jahitan operasi SC
derajat 6 dan terasa nyeri gastritis skala 4, nyeri timbul saat diam dan
21
menerus. Ekspresi wajah pasien terlihat meringis menahan nyeri terutama
mengatakan tidak bisa tidur karena nyeri dan rungan terasa panas. Pasien
mengatakan tidur ±3jam hingga mata pasien terlihat sebam karena kurang
tidur dan terlihat kurang begitu memperhatikan saat diajak bicara. Pasien
22
d.kondisi balutan kering tidak ada rembesan darah
- Genitalia :
a.keluar lochea rubra warna merah, bau amis.
b.Genitalia tampak kotor
c.terpasang kateter sejak 29 juli 2009
d. Pola aktivitas klien
Pasien bedrest dan aktivitas di tempat tidur dengan dibantu keluarga.
Pasien terlihat lemah. Kondisi pasien dan bayi belum dirawat gabung.
e. Pemeriksaan penunjang
Al : 8,7 10e3/ul
f. Terapi
- Inj. Ceftriaxone 2x1 gr pada tanggal 29 juli – 31 juli 2009
- Inj. Ketorolac 3x1 A pada anggal 29 juli – 31 juli 2009
- Infus RL 20 tpm di tangan kiri 29 juli – 31 juli 2009
4. Pengelompokkan Data
a. Data subyektif
- Pasien mengatakan nyeri pada luka jahitan operasi SC derajat 6.
- Pasien mengatakan nyeri mag/gastritis skala 4.
- Pasien mengatakan nyeri timbul saat diam dan terutama pada saat
mengubah posisi/bergerak.
- Pasien mengatakan nyeri terasa sengkring-sengkring seperti
ditusuk-tusuk.
- Pasien mengatakan nyeri dirasakan terus menerus.
- Pasien mengatakan tidak bisa tidur karena nyeri dan ruangan
terasa panas.
- Pasien mengatakan tidur ±3jam
- Pasien bertanya tentang bagaimana perawatan dan penyembuhan
luka operasi.
b. Data Obyektif
1. Ekspresi wajah pasien terlihat meringis menahan nyeri terutama
saat bergerak
2. Pasien terlihat sangat berhati-hati saat mengubah posisi.
23
3. Mata pasien terlihat sebam karena kurang tidur
4. Pasien terlihat kurang begitu memperhatikan saat diajak bicara.
5. Tanda-tanda vital
Tekanan Darah: 140/90 mmHg
Nadi : 82 x/menit
Respirasi : 24 x/menit
Suhu : 36,80 C
6. Uterus teraba keras
7. TFU setinggi pusat
8. Terdapat balutan luka post SC posisi vertikal ± 15 cm, kondisi
24
B. ANALISA DATA
25
DS : - invasive,
DO : pembedahan,
- Terdapat balutan luka post SC dan involusio
posisi vertikal ± 15 cm, kondisi
balutan kering tidak ada
rembesan darah
- Keluar lochea rubra warna
merah, bau amis.
- Genitalia tampak kotor
- Terpasang kateter sejak 29 juli
4. 2009
- Terpasang infuse RL 20 tpm di
tangan kiri sejak 29 Juli 2009 Intoleransi
- Uterus teraba keras aktivitas
- TFU 2 jari di bawah pusat
- S : 36,80C Kelemahan fisik
- AL = 8,7 10e3/ul
5.
DS : - Kurang
DO : pengetahuan
- Pasien terlihat lemah tentang
- Pasien terlihat bedrest dan Kurang sumber perawatan
aktivitas dibantu keluarga dan informasi diri
perawat
- Pasien post SC hari ke-0
DS :
- Pasien bertanya tentang
bagaimana perawatan dan
penyembuhan luka operasi.
DO :
- Pendidikan pasien SMA
26
C. RUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan sekunder
mengubah posisi/bergerak.
- Pasien mengatakan nyeri terasa sengkring-sengkring seperti ditusuk-
tusuk.
- Pasien mengatakan nyeri dirasakan terus menerus.
DO :
- Ekspresi wajah pasien terlihat meringis menahan nyeri terutama saat
bergerak
- Pasien terlihat sangat berhati-hati saat mengubah posisi.
- Tekanan Darah : 140/90 mmHg
- Nadi : 82 x/menit
- Respirasi : 24 x/menit
dengan:
DS : -
DO :
- Pasien terlihat lemah
- Pasien terlihat bedrest dan aktivitas dibantu keluarga dan perawat
- Pasien post SC hari ke-0
dengan:
DS :
- Pasien mengatakan tidak bisa tidur karena nyeri dan ruangan terasa
panas.
- Pasien mengatakan tidur ±3jam
DO :
27
- Mata pasien terlihat sebam karena kurang tidur
- Pasien terlihat kurang begitu memperhatikan saat diajak bicara.
ditandai dengan :
DS : -
DO :
- Terdapat balutan luka post SC posisi vertikal ± 15 cm, kondisi
luka operasi.
DO :
- Pendidikan pasien SMA
28
Perencanaan
Diagnosa
No Implementasi Evaluasi
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1. 30 Juli 2009 Setelah dilakukan 30 Juli 2009 30 Juli 2009 30 Juli 2009 30 Juli 2009
Nyeri akut berhubungan tindakan 1. Monitor TD, 1. Nyeri dapat Jam : 09.00WIB Jam : 09.05WIB
dengan terputusnya keperawatan nadi dan menyebabkan Menganjurkan Pasien mau melakukan
kontinuitas jaringan selama 3x24 jam pernapasan gelisah serta pasien untuk nafas dalam dan tampak
sekunder akibat diharapkan nyeri TD dan nadi nafas dalam saat rileks
pembedahan, gastritis, berkurang atau 2. Ubah posisi meningkat nyeri
ditandai dengan : hilang, dengan klien, 2. Meningkatkan Endah Jam : 14.00WIB
DS : kriteria: kurangi kenyamanan Jam : 12.00WIB Pasien mengatakan skala ny
- Pasien 1. Pasien rangsangan 3. Merilekskan Memberikan
mengatakan nyeri mengungkapka yang otot, injeksi ketorolac Jam : 12.45WIB
pada luka jahitan n bahwa nyeri berbahaya menhalihkan 3x1A TD : 140/90mmHg
operasi SC derajat berkurang atau 3. Anjurkan perhatian dari Endah N : 80x/menit
6. hilang penggunaan sensasi nyeri Jam : 12.35WIB R : 24x/menit
- Pasien 2. Skala nyeri 0-1 teknik nafas dan Mengukur VS E
mengatakan nyeri 3. Ekspresi wajah dalam, meningkatkan Jam : 14.00WIB
mag/gastritis tampak rileks relaksasi kenyamanan Endah S:
skala 4. 4. Tanda-tanda dan distraksi 4. Analgesic - Pasien mengatakan masih
- Pasien vital dalam 4. Kelola memberikan pada luka jahitan skala
mengatakan nyeri batas normal pemberian penghilangan masih nyeri mag skala 4
timbul saat diam (TD : ketorolac nyeri cepat - Pasien mengatakan nyeri
dan terutama 110/70mmHg- 3x1A tanpa efek saat diam dan terutam
pada saat 120/80mmHg) samping mengubah posisi/bergerak
mengubah (nadi:76- - Pasien mengatakan nyeri
posisi/bergerak. 80x/menit) sengkring-sengkring
- Pasien (respirasi 16- ditusuk-tusuk dan terasa
29
mengatakan nyeri 24x/menit) menerus
terasa sengkring- O:
sengkring seperti - Ekspresi wajah t
ditusuk-tusuk. meringis menahan nyeri
- Pasien - Pasien tampak sangat b
mengatakan nyeri hati saat mengubah posisi
dirasakan terus - TD : 140/100 mmHg
menerus. - Nadi : 80 x/menit
DO : - R : 20 x/menit
- Ekspresi wajah A :Masalah nyeri belum tera
pasien tampak P : Lanjut intervensi
meringis menahan 1. Monitor TD, nadi
nyeri terutama pernapasan
saat bergerak 2. Ubah posisi klien, k
- Pasien tampak rangsangan yang berbah
sangat berhati- 3. Anjurkan penggunaan
hati saat nafas dalam, relaksas
mengubah posisi. distraksi
- Tekanan Darah : 4. Kelola pemberian ke
140/90 mmHg 3x1 A
- Nadi : 82 x/menit
- Respirasi : 24
x/menit
30
No Catatan perkembangan Implementasi Evaluasi
31
3. Anjurkan penggunaan teknik P : lanjutkan intervensi
nafas dalam, relaksasi dan 1. Monitor TD, nadi dan pernapasan
distraksi 2. Ubah posisi klien, kurangi rangsangan yang berbahaya
4. Kelola pemberian ketorolac 3. Anjurkan penggunaan teknik nafas dalam, relaksasi
3x1 A dan ranitidine 3x1 dan distraksi
tablet 4. Kolaborasi pemberian analgetik
Endah
32
No Catatan perkembangan Implementasi Evaluasi
33
2. Ubah posisi klien, kurangi rangsangan yang berbahaya
3. Anjurkan penggunaan teknik nafas dalam, relaksasi da
distraksi
4. Kolaborasi pemberian analgetik
Enda
Perencanaan
Diagnosa
No Implementasi Evaluasi
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
2. 30 Juli 2009 30 Juli 2009 30Juli 2009 30Juli 2009 30 Juli 2009 30 Juli 2009
Intoleransi Setelah dilakukan 1. Anjurkan klien 1. Meningkatkan Jam : 10.30WIB Jam : 10.40WIB
aktivitas tindakan melakukan latihan gerak Menganjurkan Pasien belum bisa miring ki
berhubungan keperawatan rentang minimal pasien untuk miring kanan
dengan selama 3x24 jam gerak/mobilisa latihan mobilisasi E
kelemahan fisik diharapkan si 2. Mencegah klien dengan merubah
ditandai dengan : intoleransi 2. Monitor dari posisi miring kanan
DS : - aktivitas teratasi tingkat tingkat ketergantungan miring kiri
DO : dengan kriteria: aktivitas yang berkepanjangan Jam : 14.00WIB
- Pasien - pasien dapat bisa dilakukan Endah S:-
tampak meminilmalkan klien 3. Memudahkan O:
lemah aktifitasnya sesuai 3. Bantu klien dalam - Pasien masih tampak be
- Pasien kondisi, seperti pemenuhan pemenuhan dan aktivitas dibantu
tampak makan, mandi di kebutuhan kebutuhannya - A : Masalah intoleransi akt
bedrest dan kamarmandi klien 4. Peran serta belum teratasi
aktivitas sendiri. 4. Libatkan keluarga P : Lanjut intervensi
dibantu - Pasien mampu keluarga mempengaruhi 1. Anjurkan klien melak
34
keluarga dan melakukan dalam pemenuhan rentang gerak/mobilisasi
perawat aktifitas secara pemenuhan kebutuhan klie 2. Monitor tingkat ti
- Pasien post bertahap seperti kebutuhan aktivitas yang bisa dilak
SC hari ke-0 mering kiri, klien klien
kanan, duduk, dan 3. Bantu pemenuhan kebu
berjalan. klien
4. Libatkan keluarga d
pemenuhan kebutuhan kl
35
dan aktivitas dibantu Memandikan pasien bersih dan segar
- A : Masalah intoleransi aktivitas Endah
belum teratasi Endah Jam : 10.00WIB
P : Lanjut intervensi Jam : 08.30WIB Pasien mampu duduk di tempat tidur
1. Anjurkan klien melakukan Menganjurkan pasien untuk
rentang gerak/mobilisasi meningkatkan latihan mobilisasi Endah
2. Monitor tingkat tingkat aktivitas Jam : 14.00WIB
yang bisa dilakukan klien Endah S : -
3. Bantu pemenuhan kebutuhan O:
klien - Pasien tampak bisa duduk di tempat tidur
4. Libatkan keluarga dalam - Aktivitas pasien masih dibantu
pemenuhan kebutuhan klien A : masalah intoleransi aktivitas teratasi sebagian
P : lanjut intervensi
1. Anjurkan klien melakukan rentang gerak/mobilisasi
2. Monitor tingkat tingkat aktivitas yang bisa dilakukan
klien
3. Bantu pemenuhan kebutuhan klien
4. Libatkan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan klien
Endah
36
No Catatan perkembangan Implementasi Evaluasi
37
Perencanaan
Diagnosa
No Implementasi Evaluasi
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
3. 30 Juli 2009 30 Juli 2009 30 Juli 2009 30 Juli 2009 30 Juli 2009 30 Juli 2009
Gangguan pola tidur Setelah 1. Kaji faktor- 1. Membantu Jam : 10.30WIB Jam : 09.05WIB
berhubungan dengan dilakukan faktor yang meningkatkan Menganjurkan Keluarga pasien
perubahan lingkungan tindakan mempengaruh istirahat tidur dan keluarga untuk mengikuti anjuran
ditandai dengan: keperawatan i istirahat relaksasi membuka jendela diberikan
DS : selama 2x24 jam 2. Tenangkan 2. Meningkatkan jika udara terasa
- Pasien mengatakan diharapkan pasien untuk rasa mengantuk/ panas Jam : 14.00WIB
tidak bisa tidur karena gangguan pola tetap dapat keinginan untuk Endah Suami pasien mengert
nyeri dan ruangan tidur teratasi beristirahat tidur Jam : 12.00WIB anjuran yang diberikan
terasa panas. dengan kriteria: 3. Anjurkan 3. Udara segar Menganjurkan
- Pasien mengatakan - kebutuhan keluarga meningkatkan suami pasien untuk
tidur ±3jam tidur pasien membuka keinginan pasien membawa kipas Jam : 14.00WIB
DO : tercukupi 6-8 jendela jika untuk tidur angin jika S:
- Mata pasien tampak jam/hari ruangan terasa diperlukan - Pasien mengatakan
sebam karena kurang - pasien tampak panas 4. Lingkungan yang bisa tidur w
tidur memperhatikan 4. Libatkan nyaman Endah sebentar di siang ha
- Pasien tampak kurang saat diajak keluarga meningkatkan O:
memperhatikan saat bicara dalam keinginan tidur - Pasien masih
diajak bicara. penatalaksana pasien kurang memperhati
an ruangan diajak bicara
- Mata pasien juga
tampak sebam
- A : Masalah ganggu
tidur belum teratasi
P : Lanjut intervensi
38
1. Tenangkan pasien
dapat beristirahat
2. Anjurkan
membuka jende
ruangan panas
39
P : lanjutkan intervensi - Pasien terlihat memprhatikan saat
diajak bicara
1. Tenangkan psien untuk dapat beristirahat
2. Anjurkan keluarga membuka jendela jika - Mata pasien sudah tidak sebam
ruangan terasa panas
A : masalah gangguan tidur teratasi
P : stop intervensi
Endah
40
Perencanaan
Diagnosa
No Implementasi Evaluasi
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
4. 30 Juli 2009 30 Juli 2009 30Juli 2009 30Juli 2009 30 Juli 2009 30 Juli 2009
Resiko infeksi Setelah 1. Kaji suhu, 1. Demam setelah Jam : 09.30WIB Jam : 09.40WIB
berhubungan dengan dilakukan nadi, dan sel pasca operasi Memberikan perawatan Daerah pemasangan in
masuknya tindakan darah putih hari ketiga, dressing infuse tidak terdapat tanda-t
mikroorganisme keperawatan leukositosis dan infeksi kalor, dolor, r
sekunder akibat selama 3x24 jam takikardi Endah tumor
saluran invasive, diharapkan 2. Berikan menunjukkan Jam : 09.40WIB En
pembedahan, infeksi tidak perawatan infeksi Memberikan perawatan Jam : 09.45WIB
periode post partum terjadi dengan pada daerah 2. Membantu kateter Daerah pemasangan ca
ditandai dengan : kriteria: luka agar menghilangkan Endah tidak terdapat tanda-t
DS : - - tidak terjadi tetap bersih media infeksi kalor, dolor, r
DO : tanda-tanda pertumbuhan Jam : 09.45WIB tumor
- Terdapat balutan infeksi (Kalor, 3. Dorong bakteri, Memberikan perawatan En
luka post SC Dolor, Rubor, masukan meningkatkan vulva hygiene Jam : 09.55WIB
posisi vertikal ± Tumor) cairan oral hygiene Genitalia terlihat bersih
15 cm, kondisi - suhu tubuh 36- dan diet 3. Mencegah Endah masih keluar lochea r
balutan kering 370C tinggi dehidrasi dan Jam : 12.00WIB bau amis
tidak ada - Tidak terdapat protein, memaksimalkan Mamberikan antibiotic E
rembesan darah rembesan luka vitamin C, volume sirkulasi Ceftriaxone 2x1gr Jam : 13.00WIB
- Keluar lochea pada luka post dan zat besi dan aliran urin melalui selang infus Tidak terjadi tanda-tanda
rubra warna operasi 4. Kelola Endah infeksi Kalor, Dolor, Rub
merah, bau amis. - Lochea tidak pemberian 4. Perlu untuk Jam : 12.00WIB Tumor
- Genitalia tampak berbau busuk ceftriaxone mematikan Mengukur TTV En
kotor 2x1 gr pertumbuhan Jam : 12.05WIB
- Terpasang kateter bakteri Endah S : 36,70C
41
sejak 29 juli 2009 En
- Terpasang infuse Jam : 14.00WIB
RL 20 tpm di S:-
tangan kiri sejak O:
29 Juli 2009 - Luka balutan bersih,
- Uterus teraba ada rembesan darah
keras - Genitalia bersih
- TFU setinggi - Pasien masih terpa
pusat infuse dan cateter
- S : 36,80C - Lochea rubra masih ke
- AL = 8,7 10e3/ul - S : 36,80C
A : Masalah infeksi
terjadi
P : Lanjut intervensi
1. Monitor suhu, nadi,
sel darah putih
2. Berikan perawatan
daerah luka agar
bersih
3. Dorong masukan c
oral dan diet t
protein, vitamin C, da
besi
4. Kelola pemb
antibiotic (Ceftriaxon
gr)
En
42
No Catatan perkembangan Implementasi Evaluasi
43
luka agar tetap bersih cm, kondisi balutan kering tidak ada rembesan darah
3. Dorong masukan cairan oral dan - Keluar lochea rubra warna merah, bau amis.
diet tinggi protein, vitamin C, dan - S : 36,60C
zat besi A : masalah infeksi tidak terjadi
4. Kolaborasi dalam pemberian P : lanjut intervensi
antibiotic oral 1. Monitor suhu, nadi, dan sel darah putih
2. Berikan perawatan pada daerah luka agar tetap bersih
3. Dorong masukan cairan oral dan diet tinggi protein,
vitamin C, dan zat besi
4. Kelola pemberian antibotik oral (Amoxicillin 3x
500mg)
Endah
44
No Catatan perkembangan Implementasi Evaluasi
45
P : lanjut intervensi
- Anjurkan menjaga luka tetap kering
- Perawatan daerah genitalia
- Motivasi untuk makan tinggi kalori tinggi protein
- Motivasi untuk minum obat antibiotic secara teratur
sampai obat habis
Endah
Perencanaan
Diagnosa
No Implementasi Evaluasi
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
5. 30 Juli 2009 30 Juli 2009 30Juli 2009 30Juli 2009 31 Juli 2009 31 Juli 2009
Kurang pengetahuan Setelah 1. Kaji 1. Periode post Jam : 09.00WIB Jam : 09.15WIB
tentang perawatan dilakukan motivasi partum dapat Memberikan penyuluhan Pasien dan suami mamp
diri berhubungan tindakan klien untuk menjadi pada pasien dan keluarga menerima penyuluhan yan
dengan kurang keperawatan belajar dan pengalaman tentang perawatan pada diberikan
sumber informasi selama pengetahua positif untuk post SC Enda
ditandai dengan : 2x15menit n klien peran baru Endah Jam : 14.00WIB
DS : diharapkan 2. Berikan 2. Meningkatka S:
Pasien bertanya pengetahuan penyuluhan n Pasien mengatakan suda
tentang bagaimana pasien terpenuhi sesuai pengetahuan tau tentang perawatan po
perawatan dan dengan kriteria: dengan sesuai SC
penyembuhan luka pasien kebutuhan kebutuhan O:
operasi. mengetahui pasien klien Pasien dan keluarga paham
DO : tentang 3. Kaji status 3. Pada tentang perawatan
Pendidikan pasien perawatan / internal multipara
46
SMA penyembuhan klien kondisi penyembuhan luka operasi
luka operasi SC 4. Libatkan psikologis A : masalah kuran
keluarga akan lebih pengetahuan terata
dalam siap sebagian
penyuluhan 4. Memudahka P : lanjut intervensi
n klien dalam Kaji motivasi klien untu
mencapai belajar sekaligu
pemahaman / pengetahuan klien
mengingat
informasi
yang
diberikan
47
No Catatan Perkembangan Implementasi Evaluasi
48
5. 1 Agustus 2009 1 Agustus 2009 1 Agustus 2009
Jam : 09.10WIB Jam : 09.15WIB
S:- Menanyakan kembali pada pasien Pasien mampu menyebutkan kembali cara-cara perawatan
O: tentang cara perawatan luka opst luka post operasi
34 Pasien dan keluarga paham operasi Endah
tentang perawatan /
penyembuhan luka operasi Endah Jam : 09.20 WIB
35 A : masalah kurang
Jam : 09.15WIB Pasien mampu menyebutkan kembali macam-macam
pengetahuan teratasi
makanan untuk penyembuhan luka
P : lanjut intervensi Menanyakan kembali pada pasien
Kaji motivasi klien untuk tentang makanan yang dianjurkan Endah
belajar sekaligus untuk penyembuhan luka operasi
pengetahuan klien Jam : 14.00WIB
S : pasien mengatakan sudah paham tentang perawatan
Endah luka post operasi
O : Pasien dan keluarga paham tentang perawatan /
penyembuhan luka operasi
A : masalah kurang pengetahuan teratasi
P : stop intervensi
Endah
49