Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH STABIITAS OBAT

“Overal Development and Stability testing Suppositoria”

Disusun oleh:
Kelompok 8 Farmasi 7A 2015

Achmad Sulton Almahdi (11151020000006)


Ronanda Rumaisa (11151020000027)
Devi Oktavia (11151020000036)
Trihap Sari (11151020000041)

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
SEPTEMBER
2018
STEP 1: Uji Tahanan dan Dipercepat pada Zat Aktif

A. Objektif
Uji ketahanan senyawa obat dapat membantu mengidentifikasi jalur degradasi dan
produk degradasinya, stabilitas intrinsik molekul. Uji yang dilakukan tergantung dengan
senyawa yang digunakan dan tidak spesifik untuk bentuk sediaan tertentu.
Uji ketahanan dilakukan dengan 1 batch zat aktif. Uji yang dilakukan meliputi
pengaruh temperature (dengan kenaikan 10oC (misalnya 50oC, 60oC)diatas temperature
yang digunakan untuk uji dipercepat), kelembaban (75% RH atau lebih) dan oksidasi
serta fotolisis.
B. Aplikasi
a. Pemilihan batches dan sampel
Data stabilitas dari tiga batch primer harus tersedia. Batch harus diproduksi
dalam skala kecil dengan menggunakan jalur pembuatan yang sama dengan batch
produksi, serta menggunakan metode dan prosedur pembuatan yang mensimulasi
proses akhir yang akan digunakan untuk batch produksi. Kualitas batch dari hasil uji
stabilitas batch harus mewakili kualitas dari batch produksi.
Uji stabilitas yang dilakukan adalah profil kemurnian, distribusi ukuran
partikel, luas permukaan, penampilan, sifat fisk, assay, dan dekomposisi.
b. Spesifikasi
Uji stabilitas terutama harus dilakukan untuk senyawa aktif yang rentan untuk
berubah selama penyimpanan yang dapat mempengaruhi kualitas, keamanan, dan/atau
efikasinya.
Uji stabilitas yang dilakukan, antara lain uji stabilitas kimia, uji stabilitas
biologi, dan uji stabilitas mikrobiologi. Prosedur uji harus divalidasi.
c. Kondisi penyimpanan
Kondisi penyimpana yang dievaluasi yaitu pengujian stabilitas thermal.
Kondisi penyimpanan dan lama pengujian yang dipilih harus cukup untuk mewakili
penyimpanan dan pengirimin.
Toleransi kondisi penyimpanan adalah variasi temperatur yang diterima dan
kelembaban relatif dalam fasilitas penyimpanan yang digunakan untuk uji stabilitas.
Peralatan yang digunakan harus dapat mengatur kondisi penyimpanan yang sesuai
dengan pedoman.
Pengujian jangka panjang biasanya dilakukan minimal 12 bulan dan harus
dilanjutkan untuk pengujian ulang atau pengujian waktu simpan.

2
Jika terdapat perubahan signifikan diantara 3 bulan dan 6 bulan pada kondisi
penyimpanan dipercepat, pengajuan periode uji ulang harus berdasarkan data dari
kondisi penyimpanan jangka panjang
Jika terdapat perubahan signifikan pada tiga bulan pertama pada kondisi
penyimpanan dipercepat, diskusi harus dilakukan untuk mengetahui efek perjalanan
diluar kondisi penyimpanan (misalnya saat pengiriman atau saat handling)
d. Frekuensi Uji
Frekuensi untuk uji kondisi penyimpanan jangka panjang biasanya dilakukan
setiap 3 bulan ditahun pertama, setiap 6 bulan di tahun kedua, dan setiap tahun
sesudahnya selama pengujian ulang atau umur simpan.
e. Material penyimpanan
Kemasan yang digunakan untuk suppositoria adalah stip kantung dengan
bahan polimer aluminium, adhesive dan PE

.
f. Evaluasi
Informasi stabilitas seperti hasil uji fisika, kimia dan mikrobiologi dievaluasi,
periode pengujian ulang berlaku untuk seluruh batch selanjutnya yang diproduksi
dibawah keadaan yang sama. Tingkat variabilitas batches mempengaruhi kepercayaan
bahwa produksi selanjutnya dapat menghasilkan spesifikasi yang sama selama
periode uji ulang dilakukan.
C. Contoh Eksperimental
Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas diinvestigasi melalui contoh
eksperimental. Tahap ini terbagi menjadi dua langkah, yaitu:
a. Preliminary investigation
Eksperimen dirancang agar profil stabilitas awal tersedia selama 6 minggu,
Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 25 g

3
 Kelembaban
Sample: Zat aktif disimpan dalam wadah terbuka selama 1 minggu pada suhu
25oC/75% RH.
Kriteria Uji: Penampilan, massa, DTA. Jika zat aktif mengabsorbsi air, perlu
diinvestigasi lebih jauh didalam wadah kaca 50 ml dengan tutup twist-off
 Suhu, kelembaban
Sample: Zat aktif disimpan dalam wadah wadah kaca 50 ml dengan tutup twist-off
Kriteria Uji: Penampilan, dekomposisi, assay, DTA.
Prosedur analitik: Validasi orientasi di awal
Suhu penyimpanan: 70oC
Lama penyimpanan: 4 minggu
Frekuensi uji: 0, 2, 4 minggu
 pH
Sample: 1% larutan berair dalam 0,1; 0,01 M HCl, dalam McIlvaine’s buffer (0,1
M asam sitrat, 0,2 M disodium fosfat), pH 3, 4, 5, 6, 7; 0,01 M NaOH dalam labu
volumetric dengan tutup ground glass.
Kriteria Uji: Penampilan, dekomposisi, assay
Suhu penyimpanan: 60oC
Lama penyimpanan: 3 minggu
rekuensi uji: 0, 1, 3 minggu
 Oksidasi
Sample: 1% larutan berair dalam larutan 0,3% H2O2 dalam labu kaca 25 ml
dengan tutup ground glass.
Kriteria Uji: Penampilan, pH, dekomposisi, assay
Suhu penyimpanan: 50oC
Lama penyimpanan: 3 minggu
Frekuensi uji: 0, 1, 3 minggu
 Fotostablitas
Sample: Zat aktif disebarkan pada kaca bening dan kaca coklat diseluruh wadah
untuk memberikan ketebalan tidak lebih dari 3 mm.
Kriteria Uji: Penampilan, dekomposisi, assay
Lama penyimpanan: 48 jam, lampu xenon
Frekuensi uji: 24, 48 jam

b. Complete investigation
Protokol stabilitas berdasarkan hasil dari preliminary investigations. Jumlah
sampel yang digunakan sebanyak 50 g
 Kelembaban

4
Sample: Zat aktif disimpan dalam wadah terbuka hingga tercapai kesetimbangan
pada suhu 25oC/60%, 30oC/70%, 40oC/75%. sampel yang memiliki kemampuan
mengadsorbsi air paling tinggi, diinvestigasi lebih jauh didalam wadah kaca 50 ml
dengan tutup twist-off
Kriteria Uji: Penampilan, massa, DTA.
 Suhu, kelembaban
Sample: Zat aktif disimpan dalam wadah wadah kaca 50 ml dengan tutup twist-
off. Zat aktif disimpan dalam wadah kaca yang berjajar dengan polyethylene foil
dengan tutup twist-off (suhu 70oC)
Kriteria Uji: Penampilan, Clarity (suhu 70oC), dekomposisi, assay, DTA sampel
70oC selama 12 minggu.
Suhu penyimpanan: 40oC, 50oC, 60oC, 70oC
Lama penyimpanan: 12 minggu
Frekuensi uji: 0, 4, 8, 12 minggu
 Suhu, kelembaban, konsentrasi zat aktif
Sampel: larutan berair 1% dan 5% dalam labu kaca 25 ml dengan tutup ground
glass.
Kriteria uji: penampilan, pH, dekomposisi, assay
Suhu penyimpanan: 50oC, 70oC
Lama penyimpanan: 12 minggu
Frekuensi uji: 0, 4, 8, 12 minggu
 pH dan konsentrasi buffer
Sample: pada pH optimum yang didapat dari hasil investigasi awal,. 1% larutan
berair dalam McIlvaine’s buffer, konsentrasi buffer double (0,2 M asam sitrat, 0,4
M disodium fosfat) dalam labu kaca dengan tutup ground glass.
Kriteria Uji: Penampilan, dekomposisi, assay
Suhu penyimpanan: 60oC
Lama penyimpanan: 4 minggu
Frekuensi uji: 0, 2, 4 minggu

Evaluasi:
Produk degradasi dinilai apakah terbentuk selama penyimpanan,
penngiriman, atau saat uji dipercepat dan jangka panjang.
Struktur dari produk degradasi yang dipilih, dielusidasi dan ditentukan
jalur degradasinya.
c. Uji konfirmasi untuk periode awal pengujian ulang
Hasil investigasi tahanan telah dikonfirmasi dari data registrasi batch. Untuk
menjembatani waktu diantrany, pengujian konfirmasi dilakukan dalam kondisi
penyimpanan jangka panjang dari zona iklim II. Data ini mendukung periode

5
pengujian ulang untuk sampel referensi dan kumpulan substansi obat yang dgunakan
selama pengembangan dan penyelidikan uji klinis dengan produk obat. Periode
pengujian ulang dari sampel referensi ditetapkan menjadi 6 bulan hingga data dari uji
konfirmasi telah tersedia.

STEP 2: Temuan Preformulasi dan Formulasi untuk Sampel T oksikologi dan Klinis,
Bentuk Sediaan Akhir

Tahap ini menjelaskan tentang proses pengembangan dari uji preformulasi pada
sampel toksikologi dan klinis dan formulasi akhir potensial untuk bentuk sediaan yang
diinginkan.

A. Objektif
Uji yang terkait dengan bentuk sediaan dengan zat aktif
Spesifikasi eksipien individual
Investigasi faktor eksternal yang perpengaruh pada eksipien individual
Uji kompatibilitas dengan zat aktif
Uji kompatibilitas dengan preformulasi awal
Klarifikasi faktor yang mempengaruhi teknologi
Seleksi formulasi untuk sampel toksikologi
Pengembangan prosedur analitik untuk uji kecepatan disolusi
Seleksi formulasi untuk sampel klinis
Seleksi formulasi dan optimisasi formulasi akhir potensial
B. Aplikasi
a. Pemilihan batches dan sampel
Zat aktif, eksipien, campuran zat aktif dengan eksipien, bentuk sediaan zat aktif
(suppositoria), dan batch eksipien yang digunakan harus memenuhi spesifikasi dari
spesifikasi uji quality control
b. Kriteria uji
Penampilan, parameter fisikokimia yang relevan, dekomposisi zat aktif dan assay
c. Prosedur analitis
Spesifik untuk uji stabilitas yang divalidasi. Metode determinasi fisikokimia
dioptimasi dan divalidasi awal, misalnya uji kecepatan disolusi.
d. Kondisi penyimpanan
≥-10oC, 5°C
5-40°C siklus temperatur
25oC/60%

6
30°C/70%, 4Oo C/75%, 40oC, 60°C
e. Periode penyimpanan
Tidak lebih dari 3 bulan. Frekuensi pengujian tergantung stabilitasnya.
f. Evaluasi dan Informasi Stabilitas
Spesifikasi pengujian orientasi
Bentuk sediaan (suppositoria) berkaitan dengan profil zat aktif
Hasil parameter dan stabilitas dari individu eksipien
Hasil penelitian dari formulasi yang dipilih untuk sampel toksikologi dan formulasi
akhir potensial
Hasil penelitian dari kerasionalan prosedur analitis kecepatan disolusi
C. Contoh Eksperimental
Uji ini tergantung dari kelarutan dan stabilitas dari zat aktif, bentuk sediaan yang
ingin dikembangkan, dan pengalaman serta kemampuan dari penguji.
a. Bentuk sediaan terkait dengan profil zat aktif
Terkait dengan masalah kelarutan zat aktif, seperti profil disolusi zat aktif terhadap
pengaruh pH, ukuran partikel, dan luas permukaan. Serta uji untuk meningkatkan
kelarutan atau kecepatan disolusi zat aktif
b. Stabilitas eksipien
Uji kelembaban, sensitivitas terhadap oksigen, cahaya, dan pH
c. Seleksi formulasi
Uji kompatibilitas zat aktif dengan eksipien
Perencanaan pengujian, desain factorial
Faktor-faktor yang mempengaruhi teknologi
Optimasi pH untuk bentuk sediaan semisolid
Evaluasi spesifikasi umur simpan untuk pengawet/antimikroba
Oksigen dan sensitivitas terhadap cahaya
Keseragaman kandungan
Masalah disolusi pada sediaan semisolid
Optimasi prosedur in vitro untuk determinasi kecepatan disolusi

STEP 3: STRESS AND ACCELERATED WITH SELECTED FORMULATION,


SELECTION OF PACKAGING MATERIAL, UP-SCALING PILOT PLANT,
REGISTRATION BATCHES

Uji-uji pada step ini mengikuti langsung pada step 2. Ini merupakan fokus utama dalam
analisa pengembangan produk. Dimana penting untuk menentukan apakah formulasi
yang dipilih pada step 2 tidak hanya stabil dalam kondisi yang relatif tetapi juga cukup
stabil ketika di uji toksikologi, uji klinis, dan kemungkinan untuk dikomersialisasikan.
1. Objektif

7
Uji ketahanan harus dipikirkan dan direncanakan dengan sangat hati-hati. Protokol
stabilitas individu tergantung pada tahap pengembangan, bentuk sediaan, tingkat
kekuatan, dan waktu simpan yang diharapkan.
Dua aspek yang harus dipertimbangkan dalam uji ketahanan adalah:
 Kondisi penyimpanan. DiOrganoleptis dan stabilitas fisikokimia, dimana
hukum kinetika reaksi tidak berlaku. Stabilitas kimia (senyawa obat dan
pengawet), dimana hukum kinetika reaksi berlaku.
 Wadah yang rapat untuk mencegah hilangnya kelembaban.
2. Penerapan Prinsip Dasar
Produk obat tersebut sedang dalam proses pengembangan dengan formulasi,
kekuatan, bentuk sediaan, ukuran batch, dan peralatan yang berbeda. Oleh karena itu
berbagai batch yang berbeda termasuk dalam uji ketahanan ini. Prasyarat untuk
semua batchnya adalah bahwa zat dan eksipien obat yang digunakan telah lulus
quality control, meliputi:
 Stabilitas organoleptik dan fisikokimia
Penampilan, bau, homogenitas, ketahanan, pH, ukuran partikel, rekristalisasi,
keseragaman kandungan.
 Stabilitas kimia dan mikroba
Uji dekomposisi senyawa obat dan uji efektifitas pengawet.
Prosedur analitis: prosedur analitik harus menunjukkan stabilitas. Hal yang sama
berlaku untuk valdasi. Dibedakan menjadi 3 langkah validasi:
 Orientational
 Preliminary (pendahuluan)
 Complete

Fixing specification merupakan suatu proses dalam pengembangan senyawa obat


baru atau produk obat. Spesifikasi dibedakan menjadi release specification dan shelf
life specification.

8
Kondisi penyimpanan, periode penyimpanan: itu harus dibedakan antara stres,
dipercepat, dan kondisi penyimpanan jangka panjang.

Jumlah batch: pada dasarnya satu batch per formulasi. Jika terdapat beberapa
kekuatan sediaan, maka harus diselidiki untuk fase klinis I atau II, diterapkan
bracketing.

Bahan kemasan: dalam memilih bahan kemasan harus mempertimbangkan hal-hal


beritkut:

 Pada suhu yang tinggi, desorpsi, dan kehilangan kelembaban dapat terjadi.
 Bahan pengemas yang dapat menyebabkan kehilangan uap air dapat
menyebabkan penurunan bobot dan berakibat pada berbedanya konsentrasi
zat aktif yang dikandung. Maka solusinya digunakan bahan pengemas yang
kedap uap air.
 Contohnya: kemasan/tube dari aluminium yang dilapisi bahan yang inert dan
tube plastik.
 Permasalahan yang mungkin terjadi adalah korosi pada kemasan
logam/aluminium, interaksi dengan bahan pelapis yang bersifat inert tadi,

9
penyerapan, perembesan uap air, oksigen, aroma, dan minyak esensial. Uji
kemasan sediaan dilakukan untuk menguji korosinya, tabung logam yang
diisi disimpan dengan posisi yang tegak, dan dibalikkan pada 40 ° C selama 3
bulan dan kemudian diselidiki.
 Uji permeasi dan serapan, tabung plastik yang diisi dengan formula sediaan
disimpan selama 3 bulan pada 50°C, 40°C, 30°C / kelembaban 70%.
 Kemasan produk juga mempertimbangkan zona iklim tempat obat tersebut
akan dipasarkan.
Photostabilitas: sampel dengan dan tanpa wadah di irradiasi dengan lampu Xenon
(250 W/m2) selama 24 jam.
Uji kriteria: penampilan dan dekomposisi senyawa obat.

3. Contoh Praktis
a. Umum

10
b. Toxicological Sample
Waktu simpan minimum diperkirakan adalah 12 minggu yang dikonfirmasi dengan
data uji dipercepat pada suhu penyimpanan 25°C/60% r.h (zona iklim II).

c. Uji Klinik Fase I-III Sampel


Fase I
Waktu simpan minimum yang diperkirakan (periode penggunaan) adalah 3-6
bulan. Waktu simpan minimum berasal dari data uji ketahanan dan uji dipercepat
setelah 6 minggu atau 3 bulan, masing-masing, dan kemudian dikonfirmasi oleh
data sampel yang disimpan pada suhu 25°C / 60% (zona iklim II) hingga 3 atau 6
bulan.

Fase II
Waktu simpan minimum yang diantisipasi (periode waktu) adalah 12-18 bulan.
Waktu simpan minimum berasal dari data uji ketahanan setelah 3 bulan, pertama

11
dikonfirmasi oleh data 6 bulan pada 40 ° C lalu akhirnya oleh 12 atau 18 bulan
data sampel yang disimpan pada 25°C / 60% (zona iklim II)

Fase III
Waktu simpan minimum yang diantisipasi (periode penggunaan) adalah 24-36
bulan. Waktu simpan minimum berasal dari data uji ketahanan setelah 3 bulan,
pertama dikonfirmasi oleh data 6 bulan pada 40 °C dan akhirnya oleh 24 atau 36
bulan data sampel yang disimpan pada 25°C/60% (zona iklim II). Biasanya
dalam fase III ini menentukan formulasi akhir dari suatu sediaan, oleh karena itu
data stabilitas untuk pendaftaran batch harus dipertimbangkan.

12
d. Produk Komparator atau Produk Referensi Obat
Menurut pedoman EU GMP yang terbaru data stabilitas juga diperlukan untuk
komparator atau produk-produk obat referensi. Kasus berikut dibedakan: ketika
sampel yang dikemas ulang ke dalam kemasan bahan yang rapat atau bahan yang
rapat terhadap kelembaban dan cahaya daripada bahan kemasan asli, umur
simpan yang asli digunakan. Sampel yang dikemas ulang menjadi bahan
kemasan yang kurang rapat daripada bahan kemasan asli, maka sampel harus
diuji untuk sensitivitas kelembaban di tempat terbuka di 25°C/60% dan
photostabilitas selama 24 jam dengan lampu Xenon (Suntest). Tes kriteria: rata-
rata massa dan penampilan. Jika tidak ada perubahan yang terjadi, umur simpan
yang asli ini berlaku. Jika perubahan terjadi, bahan kemasan yang rapat atau lebih
melindungi harus dipilih, kemudin umur simpan dapat ditetapkan.
Jika tidak tersedia data stabilitas dan tidak dimaksudkan untuk
mempertimbangkan atau melakukan pengujian stabilitas lebih lanjut selama uji
klinis, maka umur simpan minimum tidak dapat lebih dari 25% dari sisa umur
simpan atau maksimal 6 bulan.

e. Pendaftaran Batches
Informasi atau data stabilitas yang akan daftarkan untuk registration application
harus berdasarkan hasil uji/pengembangan preklinik, clinical batches, dan
registration bathces. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa pasien
mendapatkan kualitas yang sama dari obat tersebut yang sudah dipasarkan
dengan yang diujikan secara klinis.

13
f. Evaluasi
Hasil uji ketahanan dievaluasi secara hati-hati. Dimana dievaluasi secara ilmiah,
statistik, kinetika reaksi, dan analisis regresi linier diterapkan.
Evaluasinya meliputi:
 Organoleptis
 Fisikokimia
 Chemical (and microbial) properties
 Packaging material properties
 Robustness of the formulation

14
STEP 4: ACCELERATED AND LONG-TERM TESTING WITH REGISTRATION
BATCHES UP TO REGISTRATION APPLICATION FOR DRUG SUBSTANCE AND
DRUG PRODUCTS

Sampel biasanya disimpan dalam kondisi yang setara dengan kondisi iklim dari zona
iklim yang sesuai, dengan demikian hasil uji stabilitas dapat menentukan stabilitasi dari
produk yang diuji tersebut.
1. Objektif
Meliputi:
 Konfirmasi hasil uji ketahanan dan uji dipercepat
 Penurunan periode uji kembali untuk senyawa obat
 Penentuan pengaruh ukuran batch terhadap stabilitas
 Penurunan waktu penggunaan, overage (kelebihan) jika diperlukan
 Validasi lengkap prosedur analisis
 Uji spesifikasi untuk rilis (specification release) dan uji stabilitas
 Penurunan umur simpan formula akhir suatu produk obat

Produk Obat
a. Photostabilitas
Pengujian ini pada step ini dilakukan jika data uji stabilitas untuk kemasan akhir
produk belum tersedia. Meliputi:
 Pemilihan batch sampel. Batch sampel yang diujikan akan menjadi
perwakilan kemasan yang akan didaftarkan untuk kemudian menjadi
kemasan produk komersial nantinya. Akan lebih baik jika dilakukan setelah
penyimpanan selama 6 bulan pada 40°C/75%.
 Kondisi penyimpanan
 Uji photostabilitas dengan lampu xenon

15
b. Accelerated and long term testing
Penerapan prinsip dasar
 Pemilihan batch dan sampel: batch yang mewakili untuk aplikasi
pendaftaran (batch registrasi). Batch harus stabil dalam 4 minggu setelah
rilis.
 Proses pembuatan: proses ini harus menyediakan produk dengan kualitas
yang sama yang ditujukan untuk pemasaran, dan spesifikasi kualitas yang
sama untuk ditetapkan sehingga bahan bisa dirilis ke pasaran.
 Tes kriteria: dalam pengujian stabilitas, kriteria produk obat yang harus
diuji jika berpotensi rentan terhadap perubahan selama penyimpanan. Hal
ini penting terutama bagi kualitas, keamanan, khasiat obat.
 Kondisi penyimpanan: disesuaikan dengan zona iklim tempat tersebut
(zona iklim I/II/III/IV)
 Frekuensi pengujian: sampai dengan aplikasi pendaftaran: 0, 3, 6, 9, 12,
18 bulan.
 Jangka waktu penyimpanan: jangka panjang pengujian harus mencakup
setidaknya durasi 12 bulan pada saat pengajuan. Dilanjutkan sampai umur
simpan obat tersebut setelah aplikasi pendaftaran (Ongoing Stability
Testing).
 Packaging material: uji untuk aplikasi registrasi harus dilakukan terhadap
kemasan akhir yang akan diusulkan untuk produk yang akan dipasarkan
atau menyimulasikan satu yang akan dipakai diakhir. Untuk sediaan semi
solid, digunakan bahan kemasan berupa aluminium tube yang dilapisi
bahan yang inert, plastic tube, dan wadah plastik. Namun tetap
disesuaikan dengan zona iklim daerah produk obat akan dipasarkan.

16
 Instruksi penyimpanan ditampilkan pada kemasan harus mencerminkan
kebutuhan obat tersebut, harus disesuaikan dengan suhu yang berlaku
pada masing-masing zona iklim, dan harus diperoleh langsung dari tes.

STEP 5 : ONGON STABILITY TESTING

a. Active Pharmaceutical Ingredients


Stabilitas bahan aktif harus dimonitor secara berkala untuk mendeteksi bahan
aktif tersebut tetap stabil dalam masa simpan tertentu. Tujuan dari program stabilitas
yang sedang berlangsung (on-going stability testing) adalah untuk memantau bahan
aktif tetap, dan diharapkan tetap baik dalam spesifikasi kondisi penyimpanan yang
ditunjukkan pada label dan dalam periode pengujian ulang atau umur simpan di
semua batch yang sudah diregistrasi.
Program stabilitas yang sedang berlangsung dapat dideskripsikan secara
tertulis sesuai dengan protocol yang sesuai dan hasil dari program ini dapat
dipublikasikan secara berkala. Protocol ini dilakukan sampai periode pengujian ulang
atau masa simpan sediaan namun tidak boleh melebihi masa simpan sediaan,
parameter yang dibutuhkan:
- Nomor berbeda batch yang masih berlaku
- Hasil test secara fisika, kimia, dan biologi telah disetujui
- Metode yang dilakukan
- Deskripsi wadah
- Frekuensi pengujian
- Deskripsi penyimpanan (kondisi standar untuk jangka panjang)
- Parameter lain yang spesifik untuk bahan aktif yang digunakan

17
b. Finished Pharmaceutical Products
Setelah sediaan dipasarkan, stabilitas produk harus dipantau secara tepat
dengan melakukan program berkelanjutan yang akan mendeteksi masalah stabilitas
yang terkait dengan formulasi atau wadah setelah dipasarkan. Tujuan program
stabilitas yang sedang berlangsung (on-going stability testing) adalah untuk
memantau produk selama umur simpan dan menentukan bahwa produk tetap dalam
spesifikasi kondisi penyimpanan dalam label. Program stabilitas yang sedang
berlangsung harus dijelaskan dalam protocol tertulis dan dapat dipublikasikan.
Program stabilitas yang sedang berlangsung dapat dideskripsikan secara
tertulis sesuai dengan protocol yang sesuai dan hasil dari program ini dapat
dipublikasikan secara berkala. Protocol ini dilakukan sampai periode pengujian ulang
atau masa simpan sediaan namun tidak boleh melebihi masa simpan sediaan,
parameter yang dibutuhkan:
- Nomor batch berbeda yang masih berlaku
- Hasil test secara fisika, kimia, dan biologi telah disetujui
- Metode yang dilakukan
- Deskripsi wadah
- Frekuensi pengujian (umumnya tiap 6 bulan atau tahunan cukup untuk
studi yang sedang berlangsung (on-going studies))
- Deskripsi penyimpanan (kondisi standar untuk jangka panjang)
- Parameter lain yang spesifik untuk produk yang diproduksi
Pada sediaan suppositoria, kondisi penyimpanan harus sesuai dengan ketentuan
penyimpanan suppositoria yaitu dibawah suhu 2oC. Sehingga pada program stabilitas
yang berkelanjutan, sediaan suppositoria disimpan pada suhu tersebut dalam waktu
yang telah ditentukan.

18
STEP 6 : FOLLOW-UP STABILITY TESTING

a. In-use and hold stability


Tujuan dari pengujian stabilitas dalam penggunaan adalah untuk memberikan
informasi yang sesuai pada label dalam kondisi penyimpanan dan periode setelah
pembukaan. Secara umum, jika setelah 30 hari setelah pembukaan tidak ada data yang
menunjukkan ketidakstabilan sediaan maka sediaan tersebut dapat diterima. Jika
memungkinkan, pengujian harus dilakukan pada tengah atau akhir waktu umur
simpan yang tersisa pada sediaan.
b. Variasi dan perubahan ketika uji stabilitas dalam penggunaan
Setelah produk didaftarkan, uji stabilitas sangat diperlukan setiap kali variasi
dibuat atau adanya perubahan formulasi yang dapat mempengaruhi stabilitas bahan
aktif atau sediaan itu sendiri. Pemohon harus menyelidiki apakah perubahan atau
adanya variasi tersebut akan berdampak pada karakteristik kualitas dari bahan aktif
atau produk serta akibat stabilitasnya.

19
DAFTAR PUSTAKA
Carstensen, Jens T., dan C. T. Rhodes. 2000. Drug Stability Priciples and Practices. Edisi
ketiga. New York: Marcel Dekker, Inc.
WHO. 2009. “Stability Testing of Active Pharmaceutical Ingredients and Finished
Pharmaceutical Products”. Diakses dari
http://apps.who.int/medicinedocs/documents/s19133en/s19133en.pdf

20
i

Anda mungkin juga menyukai