Anda di halaman 1dari 3

Suspensi Flokulasi dan Deflokulasi

1. Formula suspensi:
Bahan-Bahan Jumlah
Zink Oksida 2 gram

Na CMC 0,5 gram

NaCl 1,5 gram

Tartrazine 10% 1 ml

Aquadest qs 50 ml

2. Kembangkan Na CMC dengan aquadest dalam lumping sebanyak 20 kalinya


3. Masukkan ZnO ke dalam lumping sedikit-sedikit, gerus homogen.
4. Tambahkan NaCl yang sudah dilarutkan dalam aquadest, gerus homogen.
5. Tambahkan tartrazin dan sedikit aquadest, gerus homogen.
6. Pindahkan campuran ke dalam beker glass yang sudah di kalibrasi 50 ml. Bilas lumping
dengan sisa aquadest dan masukkan ke dalam beker glass. Genapkan hingga 50 ml.
7. Masukkan campuran ke dalam tabung sedimentasi. Amati dan hitung volume
sedimentasi serta derajat flokulasi setelah 0, 30 menit, 1 hari, 2 hari, dan 6 hari.
8. Jelaskan pengaruh NaCl terhadap derajat flokulasi.
9. Buat kurva nilai F terhadap waktu.

Rumus:
ℎ𝑢
F = ℎ𝑜
ℎ∞
F∞ = ℎ𝑜
ℎ𝑢
β = ℎ∞

Pembahasan Suspensi Flokulasi dan Deflokulasi


Ada 2 sistem pembuatan suspense, flokulasi dan deflokulasi. Dalam sistem flokulasi,
partikel terflokulasi adalah terikat lemah, cepat mengendap dan mudah tersuspensi kembali dan
tidak membentuk cake. Sedangkan pada sistem deflokulasi, partikel terdeflokulasi mengendap
perlahan-lahan dan akhirnya akan membentuk sendimen, terjadi agregasi, terbentuknya cake
yang keras dan sukar tersuspensi kembali.
Pada praktikum ini kami menggunakan formula 3 dimana bahan yang digunakan adalah
Zinc oksida, Na CMC, NaCl 1,5 gram, tartrazine 10% dan aquadest. Percobaan ini bertujuan
untuk mengukur volume sedimentasi yang terfdeflokulasi, dan derajat flokulasi selama 6 hari
pengamatan. Pengukuran dimulai saat pertama kali suspense dimasukkan ke dalam tabung
sedimentasi, waktu ini dihitung sebagai 0 jam, 0,5 jam, 6 jam, 72 jam, 96 jam, dan 144 jam.
Dalam mengukur volume sedimentasi akan dipengaruhi oleh besar kecil ukuran partikel.
Dimana meningkatnya ukuran partikel dan jumlah zat padat, meningkat pula kecepatan (laju)
sedimentasinya. Selain itu konsep pengukuran volume sedimentasi adalah hasil bagi tinggi
kekeruhan (hu) dengan tinggi awal (ho). Menurut literature, semakin besar volume endapan,
makin baik kemampuan suspensinya.

Pada praktikum kali ini dilakukan menentukan volume sedimentasi dan derajat
flokulasi pada suatu sediaan suspensi sesuai pada formula yang telah disebutkan. Berbeda
dengan percobaan A, percobaan ini menggunakan NaCl. Penambahan NaCl dapat menigkatkan
flokulasi. Penambahan elektrolit berlebihan atau muatan yang berlawanan dapat menimbulkan
partikel memisah masing-masing dan terbentuk sistem flokulasi. Elektrolit netral seperti NaCl
juga dapat meurunkan tegangan antarmuka larutan surfaktan.

Mmenurut kelompk kami, formula 3 yang kami gunakan tergolong kepada suspense
flokulasi karena memakai flocculating agent yaitu NaCl. Menurut hasil yang di dapatkan maka
volume sedimentasi dari suspensi yang mengalami deflukolasi (Fx) baru terbentuk pada jam
ke-6 sebanyak 0,007 cm, lalu meningkat dari hari ke3, 4, dan 6 secara berturut-turut yakni
0,081 cm, 0,103 cm, dan 0,111 cm. Dan volume sedimentasi dari suspense yang mengalami
flokulasi dari jam ke 0, 0,5, 6, 72, 96, dan 144 berturut-turut adlah 1 cm, 1 cm, 0,918 cm, 0,8
cm, 0,586 cm, dan 0,577 cm, hal ini menandakan ada penurunan jumlah volume sedimentasi
seiring bertambahnya waktu sedimentasi. Derajat flokulasi formula 3 dimana digunakan NaCl
sebanyak 1,5 gram tetap sama pada jam ke 0 dan jam ke 0,5 yaitu infinit, namun sejak itu secara
berturut-turut pada jam ke 6; 72; 96; dan 144 mengalami penurunan yaitu 124; 9,818; 5,642;
dan 5,2.

Derajat flokulasi formula 1 dimana digunakan NaCl sebanyak 0,5 gram tetap sama pada
jam ke-0 dan jam ke 0,5 yaitu infinit, namun sejak itu secara berturut-turut pada jam ke-6; 72;
96; dan 144 mengalami penurunan yaitu 35, 5,8; 1,43; dan 0,67.

Derjat flokulasi formula 2 dimana digunakan NaCl sebanyak 1,0 gram pada jam ke-0
bernilai infinit, namun sejak itu secara berturut-turut pada jam ke-6; 72; 96; dan 144 mengalami
penurunan yaitu 132; 126; 9,2; 3,1; dan 2,9.

Derajat flokulasi formula 4 dimana digunakan NaCl sebanyak 2,0 gram pada jam ke-0
bernilai infinit, namun kemudian secara berturut-turut pada jam ke- 0,5; 6; 72; 96; dan 144
mengalami kenaikan dan penurunan yakni 30,5; 32,6; 4,85; 8,72; dan 7,5.

Berdasarkan hasil pengamatan dari 4 formula, menurut kelompok kami terdapat


kesesuaian hasil derajat flokulasi hasil praktikum dengan yang ada pada literature. Dimana
hasil praktikum menunjukkan nilai derajat flokulasi terakhir yaitu pada jam ke-144 derajat
flokulasi berturut-turut dari formula 1, 2, 3 dan 4 adalah 0,67; 2,9; 5,2; dan 7,5. semakin banyak
NaCl yang digunakan maka semakin besar nilai derajat flokulasinya. Namun juga pada
prosesnya terdapat ketidak sesuaian dengan literature dimana pada jam ke-6 derajat flokulasi
berturut-turut dari formula 1, 2, 3 dan 4 adalah 35; 126; 14; dan 32,6. Dapat dilihat bahwa
derajat flokulasi formula 4 lebih kecil dibandingkan 3 formula sebelumnya yang dimana
konsentrasi NaCl yang digunakan lebih sedikit. Dan menurut kelompok kami, ketidaksesuaian
ini disebabkan oleh beberapa factor yaitu pada praktikumnya yang kurang mengikuti prosedur
dimana adanya penambahan aquadest kedalam suspense setelah suspense dituangkan kedalam
tabung sedimentasi, sehingga suspense menajdi tidak homogeny. Selain itu dapat pula
disebabkan oleh adalanya guncangan/goyangan/gerakan yang secara tidak sengaja yang
diberikan kepada tabung sedimentasi berisi suspensi sehingga mengganggu proses
pembentukan flokuasi dan deflokulasi.

Pada system terflokulasi flokulat cenderung untuk mengendap bersama-sama dan


relative cepat, membentuk batas yang nyata antara endapan dan supernatant (biasanya jernih),
tidak membentuk cake, dapat didispersi dengan mudah, secara estetika kurang menarik karena
terlihat aglomerat-aglomerat yang cukup besar dan tidak homogen, memberikan sifat plastic
atau pseudoplastik, dan keseragaman dosis dapat dicapai.

Anda mungkin juga menyukai