Anda di halaman 1dari 12

40

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Bab ini menguraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai tingkat
harga diri pada pasien fraktur amputasi dan non amputasi Di Ruang Rawat
Inap Bedah Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.
Pengumpulan data dimulai dari 15 Agustus sampai 20 Agustus 2018 di ruang
Raudhah 6 dan Raudhah 7 Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin
Banda Aceh dengan jumlah responden 10 orang. Tehnik pengumpulan data
yang dilakukan terhadap responden menggunakan lembar data demografi dan
lembar kuesioner untuk mengetahui tingkat harga diri pada pasien post
operasi fraktur amputasi sebanyak 5 orang dan non amputasi sebanyak 5
orang.
1. Data Demografi

Hasil penelitian memaparkan data demografi responden, tingkat harga

diri pada pasien post operasi fraktur amputasi dan fraktur non amputasi di

Ruang Rawat Inap Bedah Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin

Banda Aceh. Penyajian data hasil penelitian terdiri dari hasil analisis

univariat dan bivariat.

Analisis univariat dilakukan untuk mendeskripsikan karakteristik

setiap variabel penelitian. Hasil analisis univariat mendiskripsikan

karakteristik pasien (umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan,

pendapatan, lokasi fraktur, tindakan, dan waktu).

Umur menurut Depkes Tahun 2009 adalah remaja akhir (17–25

tahun), dewasa awal (26-35 tahun), dewasa akhir (36-45 tahun), lansia

40
41

awal (46-55 tahun), lansia akhir (56-65 tahun) dan masa manula (>65

tahun).

Tingkat pendidikan menurut Undang – Undang No. 20 Tahun 2003

adalah Tidak sekolah, pendidikan Dasar/rendah (SD-SMP/MTs),

pendidikan Menengah (SMA/SMK/MA) dan pendidikan Tinggi (D3/S1).

Pekerjaan meliputi : Mahasiswa, Wiraswasta, Petani, IRT.

a. Karakteristik Responden

Data responden dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin,

umur, pendidikan, dan pekerjaan terakhir pasien post operasi

fraktur amputasi dan fraktur non amputasi. Distribusi frekuensi

identitas responden tersebut dapat dilihat pada table dibawah ini :


42

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Data Demografi Responden di Ruang Rawat


Inap Bedah Raudhah 6 dan 7 Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel
Abidin Banda Aceh Tahun 2018 (n=10)

Data Demografi Amputasi Non Amputasi


f % f %
Umur
Remaja akhir (17-25 tahun) 0 0% 1 10%
Dewasa awal (26-35 tahun) 2 20% 3 30%
Dewasa akhir (36-45tahun) 1 10% 0 0%
Lansia awal (46-55 tahun) 2 20% 0 0%
Lansia Akhir (56-65 tahun) 0 10% 1 10%

JenisKelamin
Laki-laki 3 30% 3 30%
Perempuan 2 20% 2 20%

Pendidikan
SD (Pendidikan Dasar/rendah) 1 10% 0 0%
SMP (Pendidikan Pertama) 1 10% 1 10%
SMA (Pendidikan Menengah) 3 30% 1 10%
PT (Perguruan Tinggi) 0 0% 3 3%

Pekerjaan
PNS 0 0% 1 10%
Wiraswasta 1 10% 3 30%
Petani 2 20% 1 10%
IRT 2 20% 0 0%
Sumber: Data Primer (diolah Agustus 2018)

Berdasarkan tabel 5.1 diperoleh data bahwa distribusi umur


responden terbanyak pada usia dewasa awal (46-35 tahun) yaitu sebanyak
5 orang pasien (50%), pasien berjenis kelamin terbanyak yaitu laki-laki
berjumlah yaitu 6 orang pasien (60%), pendidikan responden terbanyak
SMA (Pendidikan Menengah) 4 orang pasien (40%), dan mayoritas
pekerjaan pasien pasien post operasi fraktur amputasi dan fraktur non
amputasi adalah wiraswasta yaitu sebanyak 4 orang pasien (40%).
43

2. Analisa Univariat
a. Harga diri pasien fraktur dengan amputasi

Sesuai dengan hasil pengolahan data dengan pembagian harga diri

yaitu: Tidak (negative <10), dan Ya (positif >11-20). Adapun hasil

pengkatagorian harga diri dapat dilihat dibawah ini:

Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Observasi Harga Diri pada Pasien Fraktur
Amputasi di RSUDZA Banda Aceh Tahun 2018.
Harga diri Frekuensi Persentase (%)
Tidak (negatif <10) 4 80
Ya (positif >11-20) 1 20
Jumlah 5 100
Sumber data primer (diolah Agustus 2018)
Berdasarkan tabel 5.2 maka dapat diketahui bahwa harga diri pada

pasien fraktur dengan amputasi di ruang Raudhah 6 dan Raudhah 7

RSUDZA Banda Aceh dikatagorikan dengan kategori “tidak (negatif <10)”

sebanyak 4 orang (80%) sedangkan pada kategori “Ya (positif >11-20)”

didapatkan sebanyak 1 orang (20%).

b. Harga diri pasien fraktur dengan non amputasi

Sesuai dengan hasil pengolahan data dengan pembagian harga diri

yaitu: Tidak (negative <10), dan Ya (positif >11-20). Adapun hasil

pengkatagorian harga diri dapat dilihat dibawah ini:


44

Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Observasi Harga Diri pada Pasien Fraktur Non
Amputasi di RSUDZA Banda Aceh Tahun 2018.
Harga diri Frekuensi Persentase (%)
Tidak (negatif <10) 0 0
Ya (positif >11-20) 5 100
Jumlah 5 100
Sumber data primer (diolah Agustus 2018)
Berdasarkan tabel 5.2 maka dapat diketahui bahwa harga diri pada

pasien fraktur dengan amputasi di ruang Raudhah 6 dan Raudhah 7

RSUDZA Banda Aceh dikatagorikan dengan kategori “ya (positif >11-20)

sebanyak 5 orang (100%).

Hasil penulisan berikut meliputi data perbedaan hargadiri pasien

fraktur dengan amputasi dan non amputasi, yaitu:

Tabel 5.4
Distribusi Perbedaan Harga diri pasien Fraktur dengan Amputasi
dan Non Amputasi di Ruang Raudhah 6 dan Raudhah 7 RSUDZA
Banda Aceh Tahun 2018.
Harga Diri Mean SD

Amputasi 1.20 0,447

Non Amputasi 2.00 0,000

Sumber data primer (diolah Agustus 2018)


Berdasarkan tabel 5.4 terlihat nilai mean perbedaan antara harga

diri pada pasien fraktur dengan amputasi dan non amputasi yaitu 0,8. Maka

dapat disimpulkan bahwa kelompok yang non amputasi 0,8 kali lebih tinggi

harga dirinya daripada kelompok yang amputasi.


45

3. Analisa Bivariat
a. Perbedaan Harga Diri Pada Pasien Fraktur Amputasi dan Non

Amputasi

Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan adanya perbedaam

harga diri pada pasien fraktur amputasi dan non amputasi. Hasil analisa

data bivariat yang menggunakan uji t independent tersebut dapat dilihat

pada tabel 5.4 dibawah ini.

Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Nilai Mean dan p Perbedaan Harga Diri Pada
Kelompok Fraktur Amputasi dan Kelompok Non Amputasi Pada di
RSUDZA Banda Aceh.

Harga Diri N Mean P-Value Α


Fraktur 5 1,20
Amputasi 0,016 0,05
Fraktur Non
5 2,00
Amputasi
Sumber data primer (diolah Juli 2018)

Berdasarkan uji statistik menunjukkan angka mean 1,20 pada

fraktur dengan amputasi, dan 2,00 pada kelompok non amputasi. Uji t

independent diperoleh nilai p-value = 0,016. Hasil ini menunjukkan

bahwa nilai p < 0,05 dengan makna terjadi perbedaan yang signifikan

harga diri pada kelompok fraktur amputasi dan non amputasi di Ruang

Raudhah 6 dan Raudhah 7 RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.


46

B. Pembahasan

1. Harga Diri Pada Pasien Post Operasi Fraktur dengan Amputasi

Hasil penelitian tentang harga diri pada pasien post operasi fraktur

dengan amputasi di ruang Raudhah 6 dan Raudhah 7 RSUDZA Banda

Aceh dikatagorikan dengan kategori “tidak (negatif <10)” 80%, sedangkan

pada kategori “Ya (positif >11-20)” didapatkan sebanyak 20%.

Teori yang dikemukakan oleh Rosdahl dkk (2014), yaitu dimana

tulang yang patah secara spontan atau trauma yang terjadi pada penyakit

seperti osteomalasia, osteoporosis, dan kanker tulang yang diharuskan

untuk dilakukan amputasi.

Berdasarkan data menunjukkan bahwa harga diri sering

mempengaruhi secara negatif pada masa usia lanjut karena intensitas

emosional dan perubahan fisik berhubungan dengan penuaan (Potter &

Perry, 2010). Sehingga Teori kehilangan menggambarkan bagaimana

individu beradaptasi dengan kehilangan dan memahami kematian dari

orang terdekat (Potter & Perry, 2010).

Berdasarkan penelitian yang dilakuakan oleh Arie Agus (2009),

Kejadian harga diri negatif lebih banyak dijumpai pada klein yang berusia 15-35

tahun berjumlah 2 orang, berjenis kelamin laki-laki berjumlah 3 orang, tidak

bekerja berjumlah 2 orang, berstatus belum menikah berjumlah 2 orang,

berpendidikan SMA berjumlah 3 orang.

Berdasarkan asumsi saya, hal tersebut disebabkan oleh karena hilangnya

rasa percaya diri akan kondisi yang dialaminya setelah dilakukan amputasi

daripada pasien yang tidak amputasi untuk kelangsungan hidup kedepan. Jadi,
47

sebaiknya keluarga memberikan perhatian penuh dalam membantu ADL (activity

daily leving) pasien dengan fraktur amputasi.

2. Harga Diri Pada Pasien Post Operasi Fraktur Non Amputasi

Hasil penelitian tentang harga diri pada pasien post operasi fraktur

dengan non amputasi di ruang Raudhah 6 dan Raudhah 7 RSUDZA Banda

Aceh dikatagorikan dengan kategori “ya” (positif >11-20) sebanyak 5

orang (100%).

Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Sjamsuidajat dkk

(2004), fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang yang disebabkan oleh

rudal paksa. Dan tidak diharuskan untuk dilakukan amputasi, hal tersebut

dapat dilihat sesuai dengan jenis, bentuk serta keparahan fraktur tersebut.

Berdasarkan penelitian yang dilakuakan oleh Rachmat N, (2012),

tedapat pengaruh level status sosial terhadap kepercayaan diri dan harga

diri pasien pada pasien post amputasi kaki di klinik Kuspito Prosthetic

Orthopedic.

Berdasarkan asumsi saya, hal tersebut disebabkan oleh karena pada

pasien fraktur non amputasi tidak kehilangan anggota tubuhnya sehingga harga

dirinya masih baik dibandingkan dengan pasien yang fraktur amputasi yang

kehilangan sebagian anggota tubuhnya. Karena salah satunya dengan seiring

berjalannya waktu penyembuhan, pasien dengan fraktur non amputasi masih

dapat melakukan ADL secara mandiri secara penuh, berbeda dengan pasien

dengan fraktur amputasi yang ADL dibantu penuh oleh keluarga dan orang

sekitar.
48

3. Perbedaan Harga Diri Pada Pasien Post Operasi Fraktur Amputasi dan Non

Amputasi

Hasil dari harga diri pada pasien post operasi fraktur non amputasi

lebih baik dibandingkan dengan harga diri pada pasien post operasi fraktur

amputasi. Analisa hasil melalui uji t independent diperoleh signifikan p-

value = 0,016. Nilai p 0,016 < 0,05 menunjukkan Ha diterima dan H0

ditolak, hasil ini menunjukkan bahwa nilai p < α= 0.05, dengan makna

terdapat perbedaan harga diri terhadap pasien post operasi fraktur amputasi

dan non amputasi di ruang Raudhah 6 dan Raudhah 7 RSUD dr.Zainoel

Abidin Banda Aceh.

Penelitian yang di lakukan oleh Pabudiarto A (2009), di Wilayah

Kerisidenan Surakarta terhadap 5 pasien dengan amputasi, di dapatkan

hasil 2 orang harga diri positif dan 3 orang harga diri negative pada pasien

amputasi. Hal ini di dukung juga dengan yang dituliskan oleh Rachmat N

(2012) yaitu pengaruh penggunaan kaki palsu terhadap kepercayaan diri

pasien post amputasi kaki dengan populasi penelitian ini adalah seluruh

pasiennpost amputasi yang datang ke Klinik Kuspito Prosthetic Ortothic

Kara Nguyar Jawa Tengah, di dapatkan hasil ada pengaruh dalam level

asosiasi status sosial terhadap kepercayaan diri pada pasien post amputasi

kaki di Klinik Kuspito Prosthetic Orthotic.

Peneliti berasumsi bahwa harga diri sangat penting diukur setelah

operasi, di karenakan perubahan fisik seseorang sangan mempengaruhi

hara diri seseorang, Harga diri adalah (self esteem) adalah penilaian
49

pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh

perilaku memenuhi ideal diri. Salah satu hal yang biasanya terjadi pada

seseorang adalah gangguan harga diri (Pratiwi,2016).

C. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan yang dihadapi

oleh peneliti yaitu :

1. Terbatasnya waktu yang dimiliki karena berbenturan dengan

kegiatan praktik klinik rumah sakit, sehingga peneliti harus

mengatur waktu dengan jam dinas.

2. Selama pengumpulan data peneliti memiliki kendala dalam

masalah pendokumentasian dikarenakan keadaan yang tidak

mendukung saat dilakukan tindakan.


50

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan

bahwa berdasarkan hasil uji statistik terhadap perbedaan tingkat harga diri

pada pasien post operasi fraktur amputasi dengan pasien fraktur non amputasi

di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh adalah p-value=0.016 < 0.05 yang

berarti terdapat perbedaan tingkat harga diri pada pasien post operasi fraktur

amputasi dan non amputasi di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.

B. Saran

1. Bagi Pasien

Hasil penelitian ini diharapkan bagi pasien untuk dapat mengerti terhadap

keadaannya baik pada pasien post opersi fraktur amputasi maupun pasien

post operasi fraktur non amputasi.

2. Bagi Pasien dan Keluarga

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan bacaan dan

pengetahuan keluarga atau masyarakat dalam mengidentifikasi tingkat

harga diri pada pasien post operasi fraktur amputasi dengan pasien

fraktur non amputasi .


51

3. Institusi Rumah Sakit

Untuk memberikan informasi pada rumah sakit khususnya kepada

penyedia layanan kesehatan tentang perbedaan tingkat harga diri pada

pasien post operasi fraktur amputasi dengan pasien fraktur non amputasi

di rumah sakit dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Sehingga dapat

dirumuskan perencanaan atau intervensi yang tepat untuk menanggulangi

permasalahan tersebut.

4. Bagi Instutusi Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan, ilmu pengetahuan, dan

pengalaman peneliti dalam bidang penelitian keperawatan perioperatif.

Khususnya tentang perbedaan tingkat harga diri pada pasien post operasi

fraktur amputasi dengan pasien fraktur non amputasi. Pemahaman

statistik serta teknik pembuatan laporan penelitian yang baik dan benar.

Sehingga ilmu-ilmu yang telah didapatkan dapat diterapkan baik di

perkuliahan maupun dikehidupan.

5. Peneliti

Sebagai bahan masukan dalam rangka meningkatkan profesionalisme

dalam memberikan pelayanan kepada pasien terutama pasien dengan

fraktur amputasi dan non amputasi dan bahan untuk melakukan

penelitian berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai