DISKUSI
Dilakukanya wawancara dikarenakan pada survey sebelumnya banyak ibu
yang tidak mengerti maksut dari kuisoner. Karena terbatasnya biaya, kelompok
guru mengumpulkan kuisoner secara mandiri. Untuk menjaga reabilitas data,
kuisoner untuk ibu dan guru dibuat sama untuk memastikan perbandingan yang
valid dari kedua kelompok responden. Metodologi dari kuisoner telah dinilai pada
penelitian sebelumnya.
Sumber informasi kesehatan gigi yang diperoleh ibu dan guru
Pada penelitian ini menunjukan bahwa televisi, dokter gigi, dan guru merupakan
sumber terbanyak untuk mendapatkan informasi kesehatan gigi. Hasil ini sesuai
dengan penelitian sebelumnya oleh Petersen dkk, Elena dkk, dan Lang dkk.
Status karies murid
Penelitian ini menunjukan rata-rata indeks DMFT pada usia 6 tahun sebesar 2,4
dan pada usia 12 tahun 1,3. Hasil ini sesuai dengan penelitian sebelumnya bahwa
indeks DMFT pada usia 12 tahun antara 1,1-1,9. Penelitian ini menunjukan hasil
yang lebih rendah dibandingkan penelitian terdahulu oleh Bondarik Elena, pada
penelitian tersebut indeks DMFT pada usia 12 tahun sebesar 2,7.
Pengetahuan ibu dan guru tentang gigi
Pengetahuan tentang kesehatan mulut oleh ibu dan guru sedikit membingungkan.
Pada satu sisi, ibu mengetaui peran bakteri dan gula pada karies dentis, pada sisi
lain tingkat pengetahuan rendah tentang efek gula dan flouride. Hal ini sesuai
dengan penelitian sebelumnya oleh Petersen dkk, Elena dkk, dan Lang dkk.
Sikap ibu terhadap kesehatan mulut
Ibu dan guru memperlihatkan sikap yang positif terhadap tindakan preventif
untuk kesehatan mulut. Penelitian juga menunjukan bahwa banyak yang bisa
dijadikan sumber informasi kesehatan mulut. Hasil penelitian sejalan dengan
penelitian oleh Ramen dkk, dan Pankaj dkk, yang mengungkapkan bahwa
sebagian besar subjek penelitian menunjukan sikap menguntungkan pada
kesehatan mulut.
Gambar 2. Distribusi sumber informasi kesehatan gigi yang diperoleh subjek penelitian
Tabel 1. Karies dentis pada murid kelas 1 dan kelas 6 menurut jenis kelamin
Indeks karies dentis Kelas 1 (n=500) Kelas 6 (n=500)
Pria Wanita Pria Wanita
Decayed (d) 3,3 2,59 - -
Missing (m) 0,02 0,02 - -
Filled (f) 0,02 0,02 - -
Total DMFT 3,4 2,64 - -
Decayed (D) - - 0,76 0,93
Missing (M) - - 0 0,05
Filled (F) - - 0,19 0,46
Total DMFT - - 0,96 1,45
Tabel 2. Distribusi dalam persen, index karien dentis menurut kelas / usia
Kelas Jenis kelamin 0 1-4 5-8 9-12
Kelas 1 Pria 18,8% 54,5% 24,4% 2,4%
(Gigi susu) wanita 26% 56,8% 15,6% 1,6%
Kelas 6 Pria 67,1% 29,7% 3,2% 0
(Gigi permanen) wanita 43,9% 56,1% 0 0
Tabel 3. Distribusi dalam persen, zona keparahan karies menurut kelas / usia
Zona keparahan karies 6 tahun (gigi susu) 12 tahun (gigi permanen)
Pria Wanita Pria Wanita
Zona 1 (tidak ada karies) 18,8% 26% 67,1% 43,9%
Zona 2 (karies pada 5,2% 8,7% 21,5% 40,5%
fisura molar/premolar)
Zona 3 (karies pada 18,1% 20,3% 2,1% 4,2%
permukan approximal
dari
kanina/premolars/molars)
Zona 4 (Karies pada 57,9% 45% 9,3% 11,4%
geligi dan/atau pada
permukaan halus
Tabel 4. Guru berperan dalam promosi kesehatan mulut
Kewajiban guru Setuju Tidak setuju
Mengarahkan murid dengan masalah gigi 93,6% 6,4%
ke dokter gigi
Menasehati murid tentang mengenai 72,9% 17,1%
iklan produc mengandung gula
Mengajarkan metode untuk mencegah 88,6% 11,4%
penyakit mulut
Memperbolehkan murid untuk 45% 55%
memperoleh perawatan gigi selama jam
sekolah
Secara aktif ikut dalam meningkatkan 60% 40%
kesehatan mulut murid
Memantau murid untuk menyikat gigi 12,1% 87,9%
setiap hari