Anda di halaman 1dari 7

KASUS I : HIPERTENSI (02 Februari 2015)

Seorang pasien bernama Tn.Hn berumur 45 tahun, masuk rumah sakit dengan
keluhan nyeri ulu hati (+), sakit kepala, pusing (-), mual (+) , muntah (-) , sakit dada
jika nyeri ulu hati timbul dialami sejak 3 hari yang lalu, sesak (-), BAB dan BAK
lancar. Pasien memiliki BB 50 Kg dan TB 156 cm2. Data klinik menunjukkan TD:
200/100mmHg , Nadi : 96x/mnt, Pernapasan : 24x/ mnt, Suhu : 36,4 OC. Abdomen (
Inspeksi: keram datar, palposi :nyeri tekan perut kiri bawah, auskubasi: peristaltic).
Diagnosis utama pasien adalah gastritis dan diagnosis sekunder adalah Hipertensi
grade II.
Data klinik:
02/0 03/0 04/0 05/0 06/0 08/0 09/0 10/0 11/0
No Data klinik Normal 07/02
2 2 2 2 2 2 2 2 2
200/ 200/ 190/ 160/ 160/ 160/8 220/ 200/ 140/ 140/
1. TD 120/80
100 120 100 100 80 0 100 100 80 90
60-
2. Nadi 96 80 72 72 84 80 92 76 76 72
100x/mnt
39,9
3. Suhu 36-37,5 36,4 36,3 35,6 36,1 35,5 35,7 35 &39 36 35,9
,7
15-20

4. RR (x/menit) x/mnt 24 23 24 24 24 24 24 24 21 20

5. Muntah - - - - - -
6. Nyeri ulu hati + + - + +
7. Sakit kepala + -
8 Mual + + - - -
9. Pusing - -
10. Sesak - - + + -
Lanc
11. BAB
ar
12. BAK Baik
Nyeri perut
13 + + +
bagian kiri
Nyeri bagian
14 +
belakang kepala
15. Perut agak keras + +
16. Nyeri perut +
17. Kembung + +
Nyeri akibat
18. +
infus

Riwayat pengobatan:
Regimen Tanggalpemberian
No Jenisobat
dosis 02/02 03/02 04/02 05/02 06/02 07/02 08/02 09/02 10/02 11/02
√ √ √ √ √ √ √ √
1. Infus RL 20

Amlodipin √ √ √ √ √
2. 1x1 - - -
10 mg (pagi)

1 √ √ √ √ √ √ √
3. Pumpitor
botol/hr

√ √ √
4. Antasida 3x1 - - - -

√ √ √
5. Micardis - - - -
(malam)

√ √

6. Diltiazem (3x30mg) - - (3x1) -

Inj.Ketorolac √ √ √ √
7.
1%

√ √
8. HCT 2x1 - (20
mg)
√(11.05

PCT inf/12 wita)


9. 39,9
jam

Tramadol √
10.
inf/12 jam (00.35
wita)

Aspilet 80 √
11.
mg


12. Pct 500 mg

Cefadroxil √
13.
500 mg

Penyelesaian kasus dengan metode SOAP:


1. Subjektif :
 Pasien Tn.Hn 45 tahun
 Nyeri ulu hati
 Sakit kepala
 Mual (+)
 Sakit dada jika nyeri ulu hati timbul dialami sejak 3 hari yang lalu
 BAB dan BAK lancar
Riwayat pengobatan:
Ringer Lactat Amlodipin
Pumpitor Antasida
Micardis Diltiazem
Ketorolac 1% HCT
Paracetamol inf/12 jam Aspilet 80 mg
Tramadol Pct 500 mg
Cefadroxil 500 mg

2. Objektif:
 BB 50 Kg dan TB 156 cm2
 TD: 200/100mmHg
 Nadi : 96x/mnt
 Pernapasan : 24x/ mnt
 Suhu : 36,4 OC.
 Diagnosis utama pasien adalah gastritis dan diagnosis sekunder adalah Hipertensi
grade II.
3. Assesmant :
Penyakit S.O Terapi Analisis DRP
Gastritis, Nyeri ulu hati, Ringer Lactat, Tepat dosis,  Pemberian obat
Hipertensi Sakit kepala, Amlodipin, Tidak tepat Pumpitor dan
stage 2 Mual, Sakit Pumpitor, obat, tepat antasida.
dada jika nyeri Antasida, pasien  Pemberian secara
ulu hati. Micardis, bersamaan
BB 50 Kg dan Diltiazem, amlodipin,
2
TB 156 cm , Ketorolac 1%, diltiazem, HCT,
TD : 200/100 HCT, micardis
mmHg, Nadi : Paracetamolinf/12 menyebabkan
96x/mnt, jam, Aspilet 80 polifarmasi.
Pernapasan : mg, Tramadol,
24x/ mnt, Suhu Pct 500 mg,
: 36,4 OC. Cefadroxil 500
mg.

Analisis kerasionalan obat:


1. Infus RL ditujukan untuk menggantikan kehilangan akut cairan tubuh dan
memudahkan dalan pemberian terapi obat-obat parenteral. Pemberian obat ini pada
pasien sudah tepat.
2. Pumpitor(proton inhibitor) mengandung obat omeprazol. Omeprazol bekerja dengan
menghambat sekresi asam lambung dengan cara berikatan pada pompa H+ K+
ATPase dan mengaktifkannya sehingga terjadi pertukaran ion K dan ion H dalam
lumen sel. Obat ini sudah tepat diberikan pada pasien ini.
3. Antasida bekerja dengan untuk menetralkan asam lambung dengan cara
menigkatkan pH lumen asam lambung. Obat ini sudah tepat diberikan pada pasien
ini.
4. Amlodipine bekerja dengan cara menghambat influks (masuknya) ion kalsium
melalui membran ke dalam otot polos vaskular dan otot jantung sehingga
mmpengaruhi kontraksi otot polos vaskular dan otot jantung. Pemberian obat ini
sudah tepat diberikan pada pasien.
5. Diltiazem juga digunakan sebagai obat antihipertensi. Pada kasus di atas penggunaan
obat ini tidak tepat diberikan pada pasien karena digunakan bersamaan dengan obat
Amlodipine. Hal ini akan menyebabkan polifarmasi karena obat Amlodipine dan
Diltiazem termasuk 1 golongan yaitu CCB yang memiliki mekanisme kerja yang
sama. Sedangkan terapi algoritma pada hipertensi stage 2 adalah Diuretik kombinasi
dengan CCB Atau IRB.
6. HCT termasuk golongan diuretik. Obat ini seharusnya sudah tepat diberikan akan
tetapi, pemberian obat nya bersamaan dengan micardis, amlodipine, diltiazem. Hal ini
menyebabkan polifarmasi sehingga akan sulit untuk mencapai efek terapinya.
7. PCT inj diberikan pada pasien karena suhu badannya meningkat diatas normal.
Selang 12 jam suhu panas badan pasien tidak turun – turun dan pasien tetap
merasakan menggigil, dokter segera meresepkan tramadol. Pemberian obat tramadol
sudah tepat dan boleh diberikan untuk gejala nyeri yang hebat pada pasien.
8. Cefadroxil, pemberian obat ini sudah tepat. Obat ini digunakan untuk mengobati
infeksi pada kulit pasien.

4. Planning
1. Tujuan terapi
a. Meningkatkan kualitas hidup pasien
b. Mencegah terjadinya kejadian yang kronis dan mengganggu
c. Mengurangi morbiditas dan kematian
d. menyembuhkan tukak, mencegah tukak kambuh, menghilangkan nyeri tukak, dan
menghindari terjadinya komplikasi.

2. Sasaran terapi
a. Menormalkan TD pasien
b. menetralkan asam lambung, melindungi pertahanan mukosa, dan membunuh HP (hal
ini dilakukan jika tukak lambung disebabkan oleh infeksi HP).
3. Terapi
 Terapi non farmakologi
a. Mengurangi asupan natrium hingga leibh kecil sama dengan 2,4 g/ hari NaCl
b. Melakukan aktivitas fisik seperti aerobik
c. Menghentikan kebiasaan merokok dan minum alkohol

 Terapi farmakologi
 Hipertensi
 Gastritis
1. H2 reseptor antagonis
Mekanisme kerja : mengurangi sekresi asam dengan cara memblok reseptor histamin
dalam sel-sel parietal lambung.
Contoh : simetidin, ranitidin.
2. Proton pump inhibitor
Mekanisme kerja : mengontrol sekresi asam lambung dengan cara menghambat
pompa proton yang mentranspor ion H+ keluar dari sel parietal lambung.
Contoh : omeprazol, lansoprazol, esomeprazol, pantoprazol, dan rabeprazol.
3. Bismuth chelate
Mekanisme kerja : membasmi organisme karena bersifat racun terhadap HP.
Kombinasi bismuth dengan ranitidin yang dikenal sebagai ranitidin bismuth sitrat jika
dikombinasikan dengan 1 atau 2 antibiotik dapat ampuh membasmi HP.
Efek samping obat ini dapat terakumulasi pada pasien yang memiliki gangguan
fungsi ginjal.
4. Sukralfat
Mekanisme kerja : melindungi mukosa dengan cara membentuk gel yang sangat
lengket dan dapat melekat kuat pada dasar tukak sehingga menutupi tukak.
5. Antasida
Mekanisme kerja : menetralkan asam lambung dengan cara meningkatkan pH lumen
lambung.
Obat ini hanya menetralkan asam lambung tetapi tidak dapat menyembuhkan tukak.
Contoh : Natrium bikarbonat, Mg(OH)2, Al(OH)3.
6. Misoprostol
Misoprostol merupakan analog prostaglandin yang mendukung penyembuhan tukak
dengan menstimulasi mekanisme proteksi pada mukosa lambung dan menurunkan
sekresi asam. Misoprostol digunakan pada pasien yang mengkonsumsi NSAIDs
untuk mencegah timbulnya tukak.
7. Antibiotik
Antibiotik digunakan untuk membasmi HP. Dalam pengobatan tukak lambung,
antibiotik yang digunakan biasanya kombinasi 2 antibiotik. Hal ini bertujuan untuk
menghindari resistensi antibiotik.

Anda mungkin juga menyukai