Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kalimantan adalah nama bagian wilayah Indonesia di Pulau Borneo Besar;
yaitu: pulau terbesar ketiga di dunia setelah Greenland dan Seluruh Pulau Irian. Kalimantan
meliputi 73 % massa daratan Borneo. Terdapat empat propinsi di Kalimantan, yaitu
Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur, luas
seluruhnya mencapai 549.032 km2. Luasanini merupakan 28 % seluruh daratan Indonesia.
Kalimantan Timur saja merupakan 10% dari wilayah Indonesia. Bagian utara Pulau Borneo
meliputi negara bagian Malaysia yaitu Serawak dan Sabah, dan Brunei Darusallam. Batasan
wilayah secara politik yang ada sekarang ini mencerminkan kepentingan lampau. Secara
geografis pulau Kalimantan (Indonesia), terletak diantara 4024`LU- 4010` LS anatara
108030` BT -119000` BT dengan luas wilayah sekitar 535.834 km2.
Berbatasan langsung dengan negara Malaysia (Sabah danSerawak) di utara yang panjang
perbatasannya mencapai 3000 km mulaidari proinsi Kalimantan Barat sampai dengan
Kalimantan Timur. Pulau Kalimantan sebagaian besar merupakan daerah pegunungan
/ perbukitan (39,69 %), daratan (35,08 %), dan sisanya dataran pantai/ pasang surut (11,73
%) dataran aluvial (12,47 %), dan lainlain (0,9 3 %). Pada umumnya topografi bagian
tengah dan utara (wilayah republik Indonesia/RI)adalah daerah pegunungan tinggi dengan
kelerengan yang terjal dan merupakankawasan hutan dan hutan lindung yang harus
dipertahankan agar dapat berperan sebagai fungsi cadangan air dimasa yang akan datang.
Pegunungan utama sebagai kesatuan ekologis tersebut adalah Pegunungan Muller,
Schwaner, Pegunungan Iban dan Kapuas Hulu serta dibagian selatan Pegunungan Meratus.
Para Ahli agronomi sepakat bahwa tanah-tanah diKalimantan adalah tanah yang sangat
miskin, sangat rentan dan sangat sukar dikembangkan untuk pertanian. Lahan daratan
memerlukan konservasi yang sangat luas karena terdiri dari lahan rawa gambut, lahan
bertanah asam,berpasir,dan lahan yang memiliki kelerengan curam. Kalimantan dapat
dikembangkan, tetapi hanya dalam batas-batas ekologis yang agak ketat dan dengan
kewaspadaan tinggi. Sejumlah sungai besar merupakan urat nadi transportasi utama
yangmenjalarkan kegiatan perdagangan hasil sumber daya alam dan olahan antarwilayah
dan eksport-import.

Geologi pulau kalimantan 1


Sungai-sungai di Kalimantan ini cukup panjang danyang terpanjang adalah sungai
Kapuas (1.143 km) di Kalbar dan dapatmenjelajah 65 % wilayah Kalimantan Barat. Potensi
pertambangan banyak terdapat di pegunungan dan perbukitan dibagaian tengah dan hulu
sungai. Deposit pertambangan yang cukup potensi aladalah emas, mangan, bauksit, pasir
kwarsa, fosfat, mika dan batubara. Tambang minyak dan gas alam cair terdapat di dataran
rendah, pantai, dan lepas pantai. Kegiatan perkebunan pada umumnya berada pada wilayah
di perbukitan dataran rendah. Perkebunan yang potensi dan berkembang adalah : sawit,
kelapa, karet,tebu dan perkebunan tanaman pangan. Usaha perkebunan ini sudah mulai
berkembang banyak dan banyak investor mulai datang dari negara jiran, karena keterbatasan
lahan di negara jiran tersebut. dikembangkan secara ekonomis dengan memanfaatkan lahan
yang sesuai.
Namun sekarang ini pengembangan perkebunan juga mengancam kawasan perbukitan
dataran tinggi, namun diduga areal sebenarnya kurang cocok untuk perkebunan
hanyasebagai dalih untuk melakukan eksploitasi kayu.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana relief pulau kalimantan?
2. Bagaimana kondisi geologis kalimantan?
3. Bagaimana sejarah dan kerangka tektonik pulau kalimantan?

C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui relief pulau kalimantan
2. Mengetahui sejarah dan kerangka tektonik pulau kalimantan

Geologi pulau kalimantan 2


BAB II

PEMBAHASAN

A. Relief Pulau Kalimantan


Kalimantan merupakn nama daerah Indonesia di Pulau Boeneo (wilayah
Negara Malaysia dan Burnei juga ada yang berada di pulau Borneo). Berdasarkan luas
Kalimantan merupakan pulau terbesar ketiga di dunia, setelah Irian dan Greenland.
Bagian utara pulau Kalimantan, Serawak, dan Sabah merupakan wilayah Malaysia yang
berbatasan langsung dengan Kalimantan Wilayah Indonesia dan wilayah Brunei
Darussalam. Di bagian selatan di batasi oleh laut Cina selatan dan Selat karimata. Bagian
timur dipisahkan dengan pulau Sulawesi dan Selat makasar. Di bagian tengah pulau
merupakan wilayah bergunung-gunung dan berbukit. Pegunungan di Kalimantan tidak
aktif dan ketinggiannya di bawah 2000 m di atas permukaan laut. Sedangkan wilayah
daratan rendah adalah pantai, berpaya-paya dan tertutup lapisan tanah gambut yang tebal.
Pulau Kalimantan di lalui garis katulistiwa sehingga membagi pulau ini menjadi dua
bagian yaitu Kalimantan belahan bumi utara dan Kalimantan belahan bumi selatan.
Kesuburan tanah di pulau Kalimantan kurang bila dibandingakan dengan kesuburan tanah
di Pulau Jawa dan pulau Sumatera. Pulau Kalimantan diliputi oleh hutan tropic yang lebat
(primer dan sekunder). Secara geologis pulau Kalimantan stabil, relatife aman dari gempa
baik vulkanik maupun tektonik, karena tidak dilintasi oleh patahan kerak bumi dan tidak
mempunyai rangkaian gunung api aktif seperti halnya pulau Sumatra, jawa dan Sulawesi.
Sungai terpanjang di Indonesia sungai Kapuas 1125 km berada di pulau Kalimantan.
Pulau Kalimantan terbagi menjadi 4 zone yang masing-masing mempunyai
karakteristik yang brbeda-beda.
 Zone I : Kalimantan Selatan
 Terdiri dari dataran alluvial, dataran banjir, tanggul alam dan back swamp.
 Karakteristik
Pada waktu pasang, air sungai tertekan sehingga terjadi genangan.
Dataran yang semula berupa basin diendapi material endapan dari
pegunungan di sebelah utaranya. Kalimantan Selatan banyak terdapat lapisan

Geologi pulau kalimantan 3


gambut yang sangat tebal sehingga daerahnya sulit dikembangkan, paling
cocok hanya persawahan pasang surut.
 Zone II : Kalimantan Barat
 Berupa pegunungan geantiklinal yang batuannya terdiri dari granit dan batuan
berumur Termocarbon. Menurut Van Bemmelen, batuan ini adalah batuan
yang berumur tua di Indonesia. Batuan ini meluas hingga kepulauan Andalas
dan sebagian dari zone ini pada jaman es mengalami genangan oleh air laut.
Di lembah-lembah sungai, zone ini sebagian besar terdiri dari hasil pelapukan
granit yang berupa feldspar dan kuarsa
 Zone ini disebut sebagi pegunungan massif karena terdapat di daerah tertutup
ataupun tertentu saja ( local ).
 Zone III : Kalimantan Tengah
 Merupakan geantiklinal yang dibeberapa tempat menunjukkan aktivitas
vulkanis yang tidak aktif lagi, misalnya : pegunungan Iran.
 Dahulu sungai Kapuas pada zone ini terdapat endapan yang cukup tua dan
disebut Formasi Danau.
 Zone IV : Kalimantan Timur
 Terdiri dari pegunungan antiklinal dan geantiklinal Meratus. Di depresi
Mahakam merupakan delta yang cukup cepat perkembangannya sebab
material dan daerahnya merupakan dangkalan terusan dari selat Sunda
dimana basementnya stabil dan muatan sedimen yang diendapkan di beberapa
tempat, menyebabkan delta berkembang dengan baik serta alirannya lambat.

B. Kondisi Geologis Kalimantan


Kompleks batuan dasar di Kalimantan di bagian barat dan bagian tengah
Kalimantan (termasuk pegunungan Schwaner) mewakili singkapan dasar benua terbesar
di Indonesia. Batuan dasar adalah batuan di dasar lapisan stratigrafi yang umumnya lebih
tua dari batuan di atasnya. Batuan ini biasanya mengalami metamorfosis bila terkena
panas.
Hasil metamorfosis batuan ini yang khas adalah batu pualam yang berasal dari
batu kapur; bati sekis hijau yang berasal dari batuan vulkanik, batu gneis yang berasal

Geologi pulau kalimantan 4


dari batu pasir atau granit. Daerah batuan metamorfosis atau batuan dasar adalah jenis
kerak benua yang sering dipengaruhi oleh batuan intrusi muda.
Kompleks batuan dasar Kalimantan terdiri dari atas sekis dan gneis yang
tercampur dengan granit dari Era Palaezoikum dan Periode Terseir membentuk daerah
kristal yang sangat luas.
Batuan yang berasosiasi dengan pinggir lempeng Kalimantan mencakup opiolit
(kerak samudera) dan melange. Potongan lantai samudera (kerak samudera) terdapat
beberapa tempat didaratan Kalimantan. Potongan-potongan ini dicirikan oleh susunan
batuan beku yang padat gelap tipe basa dan ultra basa dengan komponen granit.
Batuan melange adalah batuan campuran potongan-potongan batu dari berbagai
jenis dan ukuran yang berbeda dalam matrik berliat yang terpotong, yang menunjukkan
adanya tekanan yang sangat kuat. Malange sering dikaitkan dengan proses pembentukan
jalur penunjaman.
Melange merupakan perpaduan antara bahan-bahan yang terkikis dari lempeng
samudera yang bergerak turun dengan endapan yang berasal dari massa daratan atau
lengkung vulkanik di dekatnya. Seluruh massa ini tergesek dan terpotong karena desakan
ke bawah dari lempeng yang bergerak turun. Batuan yang terbentuk dengan cara ini
berasosiasi dengan desakan keatas lempeng opiolit yang besar di Pegunungan
Meratus.Daerah melange yang luas di bagian tengah Kalimantan, yaitu yang terbentang
di perbatasan antara Kalimantan dan Malaysia, masih belum diketahui dengan baik.
Daerah melange ini merupakan zona batuan hancur, sering mengandung
potongan-potongan opiolit, tetapi luas dan umur geologinya (akhir mesozoikum sampai
periode tersier yang lebih tua) sulit untuk dijelaskan dalam peristilahan lempeng tektonik
sederhana (williams dkk, 1989).Sebagian besar Kalimantan terdiri dari batuan yang keras
dan agak keras, termasuk batuan kuarter di semenanjung Sangkulirang dan jajaran
pegunungan meratus, batuan vulkanik dan endapan tersier.
Kalimantan tidak memiliki gunung api yang aktif seperti yang terdapat di
Sumatera dan Jawa, tetapi memiliki daerah batuan vulkanik tua yang kokoh di bagian
barat daya dan bagian timur Kalimantan. Hal-hal tersebut merupakan peninggalan sejarah
geologis Indonesia yang mencakup berbagai masa kegiatan vulkanik dari 300 juta tahun
yang lalu sampai sekarang.

Geologi pulau kalimantan 5


Batuan vulkanik terbentuk sebagai hasil magma dari perut bumi yang mencapai
permukaan. Ketika magma menjadi dingin dan membeku, dibawah permukaan bumi
terbentuk sebagai hasil magma dari perut bumi yang mencapai permukaan. Ketika
magma menjadi dingin dan membeku, dibawah permukaan bumi terbentuk batuan intrusi
seperti granodiorit.
Ditempat batuan vulkanik tua Kalimantan yang telah terkikis, intrusi yang
mengandung cadangan emas, semula di bawah gunung api merupakan bagian penting
dari proses utama pembentukan mineral seperti emas.
Suatu kawasan yang luas di bagian tengah, timur dan selatan Kalimantan tersusun
dari batuan endapan seperti batu pasir dan batu sabak. Selain formasi yang lebih tua di
Kalimantan Barat, kebanyakan formasi sedimen relatif muda dan mencakup batu bara
dan batuan yang mengandung minyak bumi.
Bagian selatan Kalimantan terutama tersusun dari pasir keras yang renggang dan
teras kerikil yang sering dilapisi oleh timbunan gambut muda yang dangkal dan kipas
aluvial yang tertimbun karena luapan sungai.
Setidaknya di Kalimantan terdapat 205 formasi batuan. Formasi batuan di
Kalimantan, terdapat banyak patahan di Kalimantan Timur dan Barat, sedikit di
Kalimantan Selatan dan sangat sedikit di Kalimantan Barat.
Kalimantan Utara membentuk sebagian arah pokok Kepulauan Filipina.
Rangkaian pulau Palawan berakhir pada Pegunungan Kinibalu dan rangakaian Pulau Sulu
berakhir di daerah Teluk Darvel.
Pegunungan Kinibalu yang membujur arah timur laut barat daya terdiri dari
lapisan Pra-tertier yang terlipat tinggi dan lapisan Tertier tang terlipat lebih rendah, yang
terganggu oleh granodiorit dari massa batuan massif Kinibalu.
Pegunungan di sebelah utara Teluk Darvel yang membujur arah timur barat juga
tersusun dari batuan Pre tertier dan Tertier bawah. Lapisan Tertier yang lebih muda yang
kurang terlipat terdapat pada sisi rangkaian ini serta pada basin di antaranya yang meluas
ke arah barat palung Sulu.
Kalimantan Utara yang komplek ini mempunyai hubungan geologis dengan
Kepulauan Filipina, yang dipisahkan oleh massa Neogen yang membentang melintasi
pulau itu dari Basin Sulawesi di bagian timur sampai teluk Labuhan di pantai barat laut.

Geologi pulau kalimantan 6


Bagian yang bersifat Sunda di Kalimantan terdiri atas teras kontinen berbentuk
segitiga (baji) di Kalimantan barat daya yang dibatasi oleh Basin Tertier bagian selatan
dan timur Kalimantan pada sisi lain. Hanya bagian barat Kalimantan berupa segitiga yang
dibentuk oleh Pegunungan Muller Ujung Datuk Ujung Sambar yang sebenarnya
merupakan massa kontinen. Bagian itu pada sisi timurnya terdiri atas Basin Melawi
dengan fasies air payau Tertier Bawah. Menurut Fen (1933),hanya Kalimantan barat daya
yang boleh disebut daratan tua (Alte Rumpfebene).
Teras kontinen ini membentuk bagian massa daratan Sunda tua. Batas utaranya
dibentuk oleh kelompok pegunungan yang membentang dari Ujung Datuk melalui
gunung Niut dan Plato Madi ke arah Pegunungan Muller. Tepi selatan dibentuk oleh
Pegunungan Schwaner dan pegunungan rendah yang membentang ke pantai selatan.
Kedua jalur batuan selanjutnya ditandai dengan intrusi volkanis dan ekstrusi
Tertier. Jalur volkan Tertier ini bertemu di Pegunungan Muller dan selanjutnya
membentang ke arah timur laut melalui Batuan (1652 m) ke Kongkemal (2053 m) dan
berakhir pada Pegunungan Datong yang rendah di sebelah barat Tarakan.
Di dekat ujung utara massa kontinen Kalimantan Barat, jalur basalt Kuarter
terdapat di sekeliling Gunung Niut yang tua dan sepanjang ujung barat daya terdapat
beberapa volkan Kuarter yang telah padam, seperti Murai, Seluh, dan Bawang Aso. Dari
Kongkemal sebuah pegunungan yang kompleks bercabang ke arah timur menuju Niapa
(1275 m) dan dari tempat tersebut basement kompleks merosot dengan teratur da bawah
lapisan Tertier semenanjung Mangkaliat.
Massa tanah Sunda itu menyusup ke Kalimantan seperti sebuh baji besar yang
lebar dasarnya 600 km, sepanjang pantai barat daya antara Ujung Datuk dan Ujung
Sambar, membentang ke timur laut sampai pulau itu, serta berangsur angsur menyempit.
Bagian timur laut Pegunungan Schwaner mulai merosot di bawah lapisan marin
Tertier, tetapi kemudian dapat diikuti lebih jauh ke arah timur laut sampai Kongkemal,
kemudian meruncing keluar ke pegunungan Latong di Kalimantan timur laut. Baji batuan
Pre Tertier ini membentuk kerangka struktural Kalimantan Sunda.
Di sebelah barat lautnya terdapat pegunungan besar setinggi 1000 2000 m yang
cekung ke arah barat laut dan terdiri dari Pegunungan Kapuas Hulu dan Iran. Rangkaian
pegunungan ini tersusun dari batuan marin Pre Tertier dan Tertier Bawah yang terlipat

Geologi pulau kalimantan 7


secara intensif serta menekan ke arah barat laut.rangkaian tersebut dipisahkan oleh
Lembah Rejang, dari sebuah punggungan (Igir Ularbulu) yang tingginya berangsur
angsur berkurang dari 1000 m, yang juga cekung ke arah barat laut.
Pegunungan ini merupakan antiklinorium yang sebagian besar terdiri dari lapisan
Tertier, dipisahkan dari pantai Serawak dan Brunei oleh jalur agak sempit dari tanah
pegunungan rendah. Pegunungan Kapuas Hulu Iran dan Punggungan Ularbulu
merupakan rangkaian pegunungan Tertier yang termasuk kedalam Sistem Pegunungan
Sunda.
Di sebelah tenggara dan timur kerangka struktural Kalimantan, basement
kompleks Pre tertier menghilang di bawah basin bagian selatan dan timur dan di tempat
itu terjadi pengendapan ribuan meter sidimen Tertier.
Basement kompleks itu muncul lagi ke arah pantai timur, merosot membentuk
palung di Selat Makasar dan muncul lagi sebagai Pulau Laut dan Sebukku di luar sudut
tenggara Kalimantan.
Pada bagian tepi ini basin Tertier Kalimantan tenggara dan timur berupa
pegunungan membujur barat daya timur laut. Pegunungan tersebut berawal di Meratus di
bagian selatan, terdiri dari batuan Pre tertier dan berhubungan dengan antiklinorium
Samarinda.
Dari antiklinorium Samarinda, pada bagian yang terpotong oleh sungai anteseden
Mahakam, sumbu itu muncul lagi ke arah utara ke ambang melintang yang dibentuk oleh
Sistem Kongkemal Niapa Mangkaliat.
Rangkaian Pegunungan Meratus Samarinda merupakan hasil orogenesis Tertier
pada sisi tenggara kerangka struktural kalimantan. Orogenesis itu membentuk bagian
yang berlawanan dari rangkaian pegunungan Tertier Serawak pada sisi barat lautnya
Secara geologis kalimantan dapat dibedakan atas dua struktur geologis, yaitu:
1. Inti benua (continental core)
Inti benua merupakan lanjutan dari Natuna ke Selatan, dikenal “chinese district”
sampai pegunungan schwanner, oleh Van Bemmelen (1949) dibagi menjadi bagian,
yaitu:
a. Bagian utara, terletak di sebelah utara sungai Kapuas, meliputi kecuali Paloh dan
Tayan juga disebut “chinese district” yang terletak di utara pontianak

Geologi pulau kalimantan 8


b. Zone pegunungan Schwanner, yang membujur dari pontianak ke timur sampai ke
pegunungan Schwanner di kalimntan tengah.
c. Bagian selatan, daerah Ketapang yang terletak antar pegunungan Schwanner dan
laut Jawa.
Perkembangan geologi daerah ini, dapat disimpulkan:
1) Zaman devon dan permo-karbon, terjadi penurunan dan memungkinkan
pembentukan geosinklinal yang diikuti oleh intrusi dan ektrusi ofiolit.
2) Akhir pleozoik terjadi pembubungan geantiklinal sepanjang bagian poros daripada
geosinklinal. Pembubungan ini disertai oleh penerobosan Batholit.
3) Permo Trias, pengangkatan-pengankatan di daerah wilayah utara dan wilayah
selatan.
4) Trias atas, terjadi kembali penurunan dari daerah-daerah ini yang menyebabkan
terjadinya pengendapan sedimen.
5) Jaman jura, disusul oleh gejala pelipatan dan pengangkatan di seluruh daerah dan
diikuti pula oleh intrusi Batholit dan Granitis.
2. Geosinklin Borneo utara (norter borneo geosincline)
Zaman kapur tejadi penurunan dan pembentukan geosinklin di zone utara yang
berlangsung hinnga zaman paleogen. Singkapan-singkapan dari geosinklin tersebar
mulai dari selatan sungai Kapuas hingga ke semenanjung Kudat di kalimantan utara.

C. Sejarah Tektonik Pulau Kalimantan


1. Basement pra-Eosen
Bagian barat daya Kalimantan tersusun atas kerak yang stabil (Kapur Awal)
sebagai bagian dari Lempeng Asia Tenggara meliputi barat daya Kalimantan, Laut Jawa
bagian barat, Sumatra, dan semenanjung Malaysia. Wilayah ini dikenal sebagai
Sundaland. Ofiolit dan sediment dari busur kepulauan dan fasies laut dalam ditemukan
di Pegunungan Meratus, yang diperkirakan berasal dari subduksi Mesozoikum.
Di wilayah antara Sarawak dan Kalimantan terdapat sediment laut dalam berumur
Kapur-Oligosen (Kelompok Rajang), ofiolit di (Lupar line, ; Tatau-Mersing line; Boyan
mélange antara Cekungan Ketungai dan Melawi), dan unit lainnya yang menunjukkan
adanya kompleks subduksi. Peter dan Supriatna (1989) menyatakan bahwa terdapat

Geologi pulau kalimantan 9


intrusive besar bersifat granitik berumur Trias diantara Cekungan Mandai dan Cekungan
Kutai atas, memiliki kontak tektonik dengan formasi berumur Jura-Kapur.

Gambar 1: NW – SE Cross section Schematic reconstruction (A) Late Cretaceous, and


(B) Eocene (Pertamina BPPKA, 1997, op cit., Bachtiar, 2006).

2. Permulaan Cekungan Eosen


Banyak penulis memperkirakan bahwa keberadaan zona subduksi ke arah
tenggara di bawah barat laut Kalimantan (Gambar 1 dan 2) pada periode Kapur dan
Tersier awal dapat menjelaskan kehadiran ofiolit, mélanges, broken formations, dan
struktur tektonik Kelompok Rajang di Serawak (Gambar 3), Formasi Crocker di bagian
barat Sabah, dan Kelompok Embaluh. Batas sebelah timur Sundaland selama Eosen
yaitu wilayah Sulawesi, yang merupakan batas konvergensi pada Tersier dan
kebanyakan sistem akresi terbentuk sejak Eosen.

Geologi pulau kalimantan 10


Gambar 2: Paleocene – Middle Eocene SE Asia tectonic reconstruction. SCS =
South China Sea, LS = Lupar Subduction, MS = Meratus Subduction, WSUL =
West Sulawesi, I-AU = India Australia Plate, PA = Pacific plate (Pertamina
BPKKA, 1997, op cit., Bachtiar, 2006)

Geologi pulau kalimantan 11


Gambar 3: Cross section reconstruction of North Kalimantan that show Lupar
subduction in Eocene
(Hutchison, 1989, op cit., Bachtiar 2006))
Mulainya collision antara India dan Asia pada Eosen tengah (50 Ma) dan
mempengaruhi perkembangan dan penyesuaian lempeng Asia. Adanya subsidence pada
Eosen dan sedimentasi di Kalimantan dan wilayah sekitarnya merupakan fenomena
regional dan kemungkinan dihasilkan dari penyesuaian lempeng, sebagai akibat
pembukaan bagian back-arc Laut Celebes.
3. Tektonisme Oligosen
Tektonisme pada pertengahan Oligosen di sebagian Asia tenggara, termasuk
Kalimantan dan bagian utara lempeng benua Australia, diperkirakan sebagai
readjusement dari lempeng pada Oligosen. Di pulau New Guinea, pertengahan Oligosen
ditandai oleh ketidakselarasan (Piagram et al., 1990 op cit., Van de Weerd dan Armin,
1992) yang dihubungkan dengan collision bagian utara lempeng Australia (New Guinea)
dengan sejumlah komplek busur. New Guinea di ubah dari batas konvergen pasif

Geologi pulau kalimantan 12


menjadi oblique. Sistem sesar strike-slip berarah barat-timur yang menyebabkan
perpindahan fragmen benua Australia (Banggai Sula) ke bagian timur Indonesia
berpegaruh pada kondisi lempeng pada pertengahan Oligosen.

Gambar 4: Late Oligocene – Early Miocene SE Asia tectonic reconstruction. SCS = South China Sea,
LS = Lupar Subduction, MS = Mersing Subduction, WSUL = West Sulawesi, E SUL = East Sulawesi I-
AU = India Australia plate, PA = Pacific plate, INC = Indocina, RRF = Red River Fault, IND = India;
AU = Australia, NG = New Guinea, NP = North Palawan, RB = Reed Bank, H = Hainan, SU = Sumba
(Pertamina BPKKA, 1997, op cit., Bachtiar 2006)
Ketidakselarasan pada pertengahan Oligosen hadir di Laut China selatan (SCS)
dan wilayah sekitarnya (Adams dan Haak, 1961; Holloway, 1982; Hinz dan Schluter,
1985; Ru dan Pigott, 1986; Letouzey dan Sage, 1988; op cit., Van de Weerd dan
Armin, 1992). Ketidak selarasan ini dihubungkan dengan pemekaran lantai samudera di
SCS. Subduksi pada barat laut Kalimantan terhenti secara progresif dari barat daya
sampai timurlaut. Di bagian baratdaya, berhenti pada pertengahan Oligosen; di bagian
timur laut, berhenti pada akhir Miosen awal (Holloway, 1982, op cit., Van de Weerd
dan Armin, 1992).

Geologi pulau kalimantan 13


Gambar 5: NW – SE cross section schematic reconstruction (A) Oligocene –
Middle Miocene, and (B) Middle Miocene - Recent (Pertamina BPPKA, 1997, op
cit., Bachtiar, 2006).

Geologi pulau kalimantan 14


Gambar 6: Middle Miocene – Recent SE Asia tectonic reconstruction
(Pertamina BPKKA, 1997, op cit., Bachtiar, 2006)

4. Tektonisme Miosen
Di wilayah sekitar SCS pada Miosen awal-tengah terjadi perubahan yang Sangat
penting. Pemekaran lantai samudera di SCS berhenti, sebagai subduksi di Sabah dan
Palawan; mulai terjadinya pembukaan Laut Sulu (silver et al., 1989; Nichols, 1990; op
cit., Van de Weerd dan Armin, 1992); dan obduksi ofiolit di Sabah (Clennell, 1990, op
cit., Van de Weerd dan Armin, 1992). Membukanya cekungan marginal Laut Andaman
terjadi pada sebagian awal Miosen tengah (Harland et al., 1989. op cit., Van de Weerd
dan Armin, 1992).

Geologi pulau kalimantan 15


Gambar 7: Elemen Tektonik Pulau Kalimantan pada Miosen tengah. Nuay, 1985,
op cit., Oh, 1987.)

D. Kerangka Tektonik Regional Kalimantan

Kerangka Tektonik Regional


Pulau Kalimantan merupakan pulau terbesar yang menjadi bagian dari Lempeng
mikro Sunda. Menurut Tapponnir (1982) Lempeng Asia Tenggara ditafsirkan sebagai
fragmen dari lempeng Eurasia yang melejit ke Tenggara sebagai akibat dari tumbukan
kerak Benua India dengan kerak Benua Asia, yang terjadi kira-kira 40 – 50 juta tahun
yang lalu (Gambar 3.2). Fragmen dari lempeng Eurasia ini kemudian dikenal sebagai

Geologi pulau kalimantan 16


lempeng mikro Sunda yang meliputi Semenanjung Malaya, Sumatra, Jawa, Kalimantan
Selatan dan Kalimantan Tengah. Adapun batas-batas tektonik yang paling penting
disebalah timur adalah :
1. Komplek subduksi Kapur Tersier Awal yang berarah Timur laut, dimulai dari Pulau
Jawa dan membentuk pegunungan Meratus sekarang,
2. Sesar mendatar utama di Kalimantan Timur dan Utara
3. Jalur subduksi di Kalimantan Utara, Serawak, dan Laut Natuna, Jalur ini dikenal
dengan jalur Lupar.

Gambar 3.2. Tektonik pembentukan Pulau Kaliman-


tan, bagian dari lempeng mikro Sunda
(Satyana, 1994).

Secara regional wilayah kuasa pertambangan PT. Pertamina EP UBEP Tanjung


termasuk ke dalam Cekungan Barito (Kusuma dan Darin1985), Cekungan Barito ini
meliputi daerah di Kalimantan Tenggara, cekungan ini terletak diantara dua elemen yang

Geologi pulau kalimantan 17


berumur Mesozoikum (Paparan Sunda di sebelah barat dan Pegunungan Meratus yang
merupakan jalur melange tektonik di sebelah timur).
Orogenesa yang terjadi pada Plio-Plistosen mengakibatkan bongkah Meratus bergerak
ke arah barat. Akibat dari pergerakan ini sedimen-sedimen dalam Cekungan Barito tertekan
sehingga terbentuk struktur perlipatan.
Cekungan Barito memperlihatkan bentuk cekungan asimetrik yang disebabkan oleh
adanya gerak naik dan gerak arah barat dari Pegunungan Meratus. Sedimen- sedimen
Neogen diketemukan paling tebal sepanjang bagian timur Cekungan Barito, yang kemudian
menipis ke barat. Secara keseluruhan sistem sedimentasi yang berlangsung pada cekungan
ini melalui daur genang laut dan susut laut yang tunggal, dengan hanya ada beberapa
subsiklus yang sifatnya lokal dan kecil. Formasi Tanjung yang berumur Eosen menutupi
batuan dasar yang relatif landai, sedimen-sedimennya memperlihatkan ciri endapan genang
laut yang diendapkan pada lingkungan deltaik air tawar sampai payau. Formasi ini terdiri
dari batuan-batuan sedimen klastik berbutir kasar yang berselang-seling dengan serpih dan
kadangkala batubara. Pengaruh genang laut marine bertambah selama Oligosen sampai
Miosen Awal yang mengakibatkan terbentuknya endapan-endapan batugamping dan napal
(Formasi Berai). Pada Miosen Tengah-Miosen Akhir terjadi susut laut yang mengendapkan
Formasi Warukin. Pada Miosen Akhir ini terjadi pengangkatan yang membentuk Tinggian
Meratus, sehingga terpisahnya cekungan Barito, Sub Cekungan Pasir dan Sub Cekungan
Asam-Asam.

Geologi pulau kalimantan 18


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Relief Pulau Kalimantan
Zone I : Kalimantan Selatan
 Terdiri dari dataran alluvial, dataran banjir, tanggul alam dan back swamp.
 Karakteristik
Dataran yang semula berupa basin diendapi material endapan dari pegunungan di
sebelah utaranya
Zone II : Kalimantan Barat
 Berupa pegunungan geantiklinal yang batuannya terdiri dari granit dan batuan
berumur Termocarbon. es mengalami genangan oleh air lautmaterialnya pasir
kuarsa.
 Zone ini disebut sebagi pegunungan massif karena terdapat di daerah tertutup
ataupun tertentu saja ( local ).
Zone III : Kalimantan Tengah
 Merupakan geantiklinal yang dibeberapa tempat menunjukkan aktivitas vulkanis
yang tidak aktif lagi, misalnya : pegunungan Iran.
 Dahulu sungai Kapuas pada zone ini terdapat endapan yang cukup tua dan disebut
Formasi Danau.
Zone IV : Kalimantan Timur
 Terdiri dari pegunungan antiklinal Sumamuda dan geantiklinal Meratus.
2. Kondisi Geologis Kalimantan
Kompleks batuan dasar di Kalimantan di bagian barat dan bagian tengah
Kalimantan (termasuk pegunungan Schwaner) mewakili singkapan dasar benua
terbesar di Indonesia. Batuan dasar adalah batuan di dasar lapisan stratigrafi yang
umumnya lebih tua dari batuan di atasnya. Batuan ini biasanya mengalami
metamorfosis bila terkena panas.

Geologi pulau kalimantan 19


Batuan yang berasosiasi dengan pinggir lempeng Kalimantan mencakup opiolit
(kerak samudera) dan melange. Potongan lantai samudera (kerak samudera) terdapat
beberapa tempat didaratan Kalimantan. Potongan-potongan ini dicirikan oleh susunan
batuan beku yang padat gelap tipe basa dan ultra basa dengan komponen granit.
Batuan melange adalah batuan campuran potongan-potongan batu dari
berbagai jenis dan ukuran yang berbeda dalam matrik berliat yang terpotong, yang
menunjukkan adanya tekanan yang sangat kuat. Malange sering dikaitkan dengan
proses pembentukan jalur penunjaman.
3. Sejarah tektonikBasement pre-Eosen
a. Basement pre-Eosen
b. Permulaan Cekungan Eosen
c. Tektonisme Oligosen
d. Tektonisme Miosen

4. Kerangka Tektonik Regional Kalimantan


Pulau Kalimantan merupakan pulau terbesar yang menjadi bagian dari
Lempeng mikro Sunda. Menurut Tapponnir (1982) Lempeng Asia Tenggara
ditafsirkan sebagai fragmen dari lempeng Eurasia yang melejit ke Tenggara sebagai
akibat dari tumbukan kerak Benua India dengan kerak Benua Asia, yang terjadi kira-
kira 40 – 50 juta tahun yang lalu.
B. Saran
Pulau Kalimantan merupakan salah satu pulau terbesar di Indonesia, oleh sebab itu kita
sebagai penerus generasi muda di harapkan mampu menjaga dan melestarikan wilayah
dan mengembangkan potensi sumberdaya alam, sumberdaya manusia serta perekonomian
daerah pulau Kalimantan.

Geologi pulau kalimantan 20


DAFTAR PUSTAKA

Buranda, J, 2006, Geologi Indonesia,Jurusan geografi,UM

Bachtiar, A., 2006, Slide Kuliah Geologi Indonesia, Prodi Teknik Geologi, FIKTM-ITB

Geologi pulau kalimantan 21

Anda mungkin juga menyukai