PENDAHULUAN
1
dapatmenjamin suatu penanganan gawat darurat dengan response time yang cepat dan
penanganan yang tepat (Kemenkes RI, 2009).
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dasar kegawatdaruratan.
2. Untuk mengetahui tujuan dari keperawatan gawat darurat.
3. Untuk mengetahui prinsip gawat darurat dan prinsip situasi gawat darurat.
4. Untuk mengetahui falsafah keperawatan kritis dan kegawatdaruratan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
h. Merujuk pasien gawat darurat melalui sistem rujukan untuk memperoleh
penanganan yang lebih memadai.
i. Penanggulangan korban bencana (Krisanty, 2009).
2.2.1 Tujuan Pertolongan Pertama
1. Menyelamatkan kehidupan
2. Mencegah kesakitan makin parah
3. Meningkatkan pemulihan
1. Jangan panik
2. Bersikap tenang
3. Cekatan daam melakukan tindakan
4. Jangan terburu-buru memindahkan korban dari tempatnya sebelum dipastikan
terdapat sarana angkutan yang memadai
5. Hal-hal penting yang harus diperhatikan terhdap korban atau pasien adalah :
a. Pernapasan dan denyut jantung
4
(1) Bila napas berhenti maka segera akukan pernapasan buatan
(2) Bila jantung berhenti berdenyut maka lakukan Kompresi Jantung Luar
b. Perdarahan
Bila terjadi perdarahan maka lakukan usaha-usaha menghentikan perdarahan.
Terutama perdarahan dari pembuluh darah besar
c. Syok
Bila terjadi syok maka perhatikan tanda-tandanya serta lakukan
penanggulangan.
d. Cegah aspirasi terhadap muntahan dengan mengatur posisi pasien miring pada
salah satu sisi tubuh atau ditelungkupkan
e. Bila terjadi fraktur maka lakukan pembidaian
5
2. Gawat Tidak Darurat
Keadaan mengancam nyawa tetapi tidak memerlukan tindakan darurat.
Keadaan ini termasuk prioritas kedua dan setelah dilakukan resusitasi segera
konsulkan kedokter spesialis untuk penanganan selanjutnya. Yang termasuk pasien
gawat tidak darurat adalah pasien kanker stadium lanjut yang mengalami
keracunan akut.
3. Darurat Tidak Gawat
Keadaaan yang tidak mengancam nyawa tetapi memerlukan tindakan
darurat. Pasien biasanya sadar tidak ada gangguan pernapasan dan sirkulasi serta
tidak memerlukan resusitasi dan dapat langsung diberi terapi definitif. Pasien dapat
dirawat diruang rawat inap atau jika keadaannnya ringan dapat dipulangkan untuk
selanjutnya kontrol ke poliklinik rawat jalan.
4. Tidak Gawat Tidak Darurat
Keadaan yang tidak mengancam nyawa dan tidak memerlukan tindakan
darurat. Gejala dan tanda klinis ringan atau asimptomatis. Setelah mendapat terapi
definitif, penderita dapat dipulangkan dan selanjutnya kontrol ke poliklinik rawat
jalan.
Langkah membagi situasi darurat menjadi 4 keadaan sesuai dengan
kondisi klien berdasarkan pada prioritas kondisi yang paing mengancam nyawa.
Kondisi yang mengancam nyawa dinilai berdasarkan jalan napas (airway),
pernapasan (breathing), sirkulasi (circulation), dan kondisi neurologis (disability).
6
7