PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Penyakit ini tergolong khusus karena kelainan-kelainan yang ditimbulkan bukan terjadi
akibat penyakit perikardium,hipertensi, koroner, kelainan kongenital atau kelainan katub.
Walaupun sampai saat ini penyebab kardiomiopati masih belum dapat dijelaskan secara
pasti, tetapi kardiomiopati diduga kuat mempengaruhi oleh faktor genetik.
Kebanyakan disebabkan oleh penyakit arteri koroner, tetapi sekitar 30% disebabkan
faktor genetis. Kelainan ini cukup jarang dijumpai pada sekitar 0.2% penduduk Amerika
Serikat (USA) atau terdapat pada 2 dalam 1000 orang dan dapat mengenai laki-laki maupun
perembpuan semua umur. Beberapa pasien tetap stabil setelah diagnosis dan beberapa
lainnya membaik. Tetapi beberapa pasien menunjukkan gejala memburuk dan menyebabkan
usia pendek.
1
1.2.1 Tujuan Umum
2
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS
2.1. Defenisi
Kardiomiopati adalah Penyakit pada otot jantung dan dapat diklasifikasikan atas primer
dan sekunder (Brunner Suddart, 2001).
Kardiomiopati adalah penyakit yang menyerang otot jantung yang tidak diketahui
penyebabnya, namun beberapa penelitian mengatakan Kardiomiopati merupakan penyakit
genetik( Wong, 1997).
Jantung merupakan suatu organ otot berongga yang terletak di pusat dada. Bagian kanan dan kiri
jantung masing-masing memiliki ruang sebelah atas (atrium yang mengumpulkan darah dan ruang
sebelah bawah (ventrikel) yang mengeluarkan darah. Agar darah hanya mengalir dalam satu arah, maka
ventrikel memiliki satu katup pada jalan masuk dan satu katup pada jalan keluar.
memberikan dan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi ke seluruh jaringan dan organ tubuh yang
diperlukan dalam proses metabolisme. Secara normal setiap jaringan dan organ tubuh akan menerima
aliran darah dalam jumlah yang cukup sehingga jaringan dan organ tubuh menerima nutrisi dengan
3
adekuat. Sistem kardiovaskular yang berfungsi sebagai sistem regulasi melakukan mekanisme yang
bervariasi dalam merespons seluruh aktivitas tubuh. Salah satu contoh adalah mekanisme meningkatkan
suplai darah agar aktivitas jaringan dapat terpenuhi. Pada keadaan tertentu, darah akan lebih banyak
dialirkan pada organ-organ vital seperti jantung dan otak untuk memelihara sistem sirkulasi
organ tersebut.
a) Jantung, yang berfungsi sebagai pemompa yang melakukan tekanan terhadap darah agar dapat
mengalir ke jaringan.
b) Pembuluh darah, berfungsi sebagai saluran yang digunakan agar darah dapat didistribusikan ke seluruh
tubuh.
c) Darah, berfungsi sebagai media transportasi segala material yang akan didistribusikan ke seluruh tubuh.
a. Jantung
1) Letak Jantung
Jantung adalah organ berotot dengan ukuran sekepalan. Jantung terletak di rongga toraks (dada)
sekitar garis tengah antara sternum atau tulang dada di sebelah anterior dan vertebra (tulang punggung) di
sebelah posterior (Sherwood, Lauralee, 2001: 258). Bagian depan dibatasi oleh sternum dan costae 3,4,
dan 5. Hampir dua pertiga bagian jantung terletak di sebelah kiri garis median sternum. Jantung terletak di
atas diafragma, miring ke depan kiri dan apex cordis berada paling depan dalam rongga thorax. Apex
cordis dapat diraba pada ruang intercostal 4-5 dekat garis medio-clavicular kiri. Batas cranial jantung
dibentuk oleh aorta ascendens, arteri pulmonalis, dan vena cava superior (Aurum, 2007).
4
Pada dewasa, rata-rata panjangnya kira-kira 12 cm, dan lebar 9 cm, dengan berat 300 sakpai 400 gram
2) Ruang Jantung
Jantung dibagi menjadi separuh kanan dan kiri, dan memiliki empat bilik (ruang), bilik bagian
atas dan bawah di kedua belahannya. Bilik-bilik atas, atria (atrium, tunggal) menerima darah yang
kembali ke jantung dan memindahkannya ke bilik-bilik bawah, ventrikel, yang memompa darah dari
jantung. Kedua belahan jantung dipisahkan oleh septum, suatu partisi otot kontinu yang mencegah
pencampuran darah dari kedua sisi jantung. Pemisahan ini sangat penting, karena separuh kanan jantung
menerima dan memompa darah beroksigen rendah sementara sisi kiri jantung menerima dan memompa
a) Atrium Dextra
Dinding atrium dextra tipis, rata-rata 2 mm. Terletak agak ke depan dibandingkan ventrikel dextra
dan atrium sinistra. Pada bagian antero-superior terdapat lekukan ruang atau kantung berbentuk daun
telinga yang disebut Auricle. Permukaan endokardiumnya tidak sama. Posterior dan septal licin dan rata.
Lateral dan auricle kasar dan tersusun dari serabut-serabut otot yang berjalan parallel yang disebut Otot
Pectinatus. Atrium Dextra merupakan muara dari vena cava. Vena cava superior bermuara pada didnding
supero-posterior. Vena cava inferior bermuara pada dinding infero-latero-posterior pada muara vena cava
inferior ini terdapat lipatan katup rudimenter yang disebut Katup Eustachii. Pada dinding medial atrium
Pada pertengahan septum inter-atrialis terdapat lekukan dangkal berbentuk lonjong yang disebut
Fossa Ovalis, yang mempunyai lipatan tetap di bagian anterior dan disebut Limbus Fossa Ovalis. Di
antara muara vena cava inferior dan katup tricuspidalis terdapat Sinus Coronarius, yang menampung
darah vena dari dinding jantung dan bermuara pada atrium dextra. Pada muara sinus coronaries terdapat
5
lipatan jaringan ikat rudimenter yang disebut Katup Thebesii. Pada dinding atrium dextra terdapat nodus
sumber listrik jantung, yaitu Nodus Sino-Atrial terletak di pinggir lateral pertemuan muara vena cava
superior dengan auricle, tepat di bawah Sulcus Terminalis. Nodus Atri-Ventricular terletak pada antero-
medial muara sinus coronaries, di bawah katup tricuspidalis. Fungsi atrium dextra adalah tempat
penyimpanan dan penyalur darah dari vena-vena sirkulasi sistemik ke dalam ventrikel dextra dan
kemudian ke paru-paru.
Karena pemisah vena cava dengan dinding atrium hanyalah lipatan katup atau pita otot
rudimenter maka, apabila terjadi peningkatan tekanan atrium dextra akibat bendungan darah di bagian
kanan jantung, akan dikembalikan ke dalam vena sirkulasi sistemik. Sekitar 80% alir balik vena ke dalam
atrium dextra akan mengalir secara pasif ke dalam ventrikel dxtra melalui katup tricuspidalisalis. 20%
sisanya akan mengisi ventrikel dengan kontraksi atrium. Pengisian secara aktif ini disebut Atrial Kick.
b) Atrium Sinistra
Terletak postero-superior dari ruang jantung lain, sehingga pada foto sinar tembus dada tidak
tampak. Tebal dinding atrium sinistra 3 mm, sedikit lebih tebal dari pada dinding atrium dextra.
Endocardiumnya licin dan otot pectinatus hanya ada pada auricle. Atrium kiri menerima darah yang sduah
dioksigenasi dari 4 vena pumonalis yang bermuara pada dinding postero-superior atau postero-lateral,
masing-masing sepasang vena dextra et sinistra. Antara vena pulmonalis dan atrium sinistra tidak terdapat
katup sejati. Oleh karena itu, perubahan tekanan dalam atrium sinistra membalik retrograde ke dalam
pembuluh darah paru. Peningkatan tekanan atrium sinistra yang akut akan menyebabkan bendungan pada
paru. Darah mengalir dari atrium sinistra ke ventrikel sinistra melalui katup mitralis.
6
c) Ventrikel Dextra
Terletak di ruang paling depan di dalam rongga thorax, tepat di bawah manubrium sterni.
Sebagian besar ventrikel kanan berada di kanan depan ventrikel sinistra dan di medial atrium sinistra.
Ventrikel dextra berbentuk bulan sabit atau setengah bulatan, tebal dindingnya 4-5 mm. Bentuk ventrikel
kanan seperti ini guna menghasilkan kontraksi bertekanan rendah yang cukup untuk mengalirkan darah ke
dalam arteria pulmonalis. Sirkulasi pulmonar merupakan sistem aliran darah bertekanan rendah, dengan
resistensi yang jauh lebih kecil terhadap aliran darah dari ventrikel dextra, dibandingkan tekanan tinggi
sirkulasi sistemik terhadap aliran darah dari ventrikel kiri. Karena itu beban kerja dari ventrikel kanan
jauh lebih ringan daripada ventrikel kiri. Oleh karena itu, tebal dinding ventrikel dextra hanya sepertiga
dari tebal dinding ventrikel sinistra. Selain itu, bentuk bulan sabit atau setengah bulatan ini juga
merupakan akibat dari tekanan ventrikel sinistra yang lebih besar daripada tekanan di ventrikel dextra.
Disamping itu, secara fungsional, septum lebih berperan pada ventrikel sinistra, sehingga sinkronisasi
Dinding anterior dan inferior ventrikel dextra disusun oleh serabut otot yang disebut Trabeculae
Carnae, yang sering membentuk persilangan satu sama lain. Trabeculae carnae di bagian apical ventrikel
dextra berukuran besar yang disebut Trabeculae Septomarginal (Moderator Band). Secara fungsional,
ventrikel dextra dapat dibagi dalam alur masuk dan alur keluar. Ruang alur masuk ventrikel dextra (Right
Ventricular Inflow Tract) dibatasi oleh katup tricupidalis, trabekel anterior, dan dinding inferior ventrikel
dextra. Alur keluar ventrikel dextra (Right Ventricular Outflow Tract) berbentuk tabung atau corong,
berdinding licin, terletak di bagian superior ventrikel dextra yang disebut Infundibulum atau Conus
Arteriosus. Alur masuk dan keluar ventrikel dextra dipisahkan oleh Krista Supraventrikularis yang
Untuk menghadapi tekanan pulmonary yang meningkat secara perlahan-lahan, seperti pada kasus
hipertensi pulmonar progresif, maka sel otot ventrikel dextra mengalami hipertrofi untuk memperbesar
7
daya pompa agar dapat mengatasi peningkatan resistensi pulmonary, dan dapat mengosongkan ventrikel.
Tetapi pada kasus dimana resistensi pulmonar meningkat secara akut (seperti pada emboli pulmonary
massif) maka kemampuan ventrikel dextra untuk memompa darah tidak cukup kuat, sehingga seringkali
d) Ventrikel Sinistra
Berbentuk lonjong seperti telur, dimana pada bagian ujungnya mengarah ke antero-inferior kiri
menjadi Apex Cordis. Bagian dasar ventrikel tersebut adalah Annulus Mitralis. Tebal dinding ventrikel
sinistra 2-3x lipat tebal dinding ventrikel dextra, sehingga menempati 75% masa otot jantung seluruhnya.
Tebal ventrikel sinistra saat diastole adalah 8-12 mm. Ventrikel sinistra harus menghasilkan tekanan yang
cukup tinggi untuk mengatasi tahanan sirkulasi sitemik, dan mempertahankan aliran darah ke jaringan-
jaringan perifer. Sehingga keberadaan otot-otot yang tebal dan bentuknya yang menyerupai lingkaran,
mempermudah pembentukan tekanan tinggi selama ventrikel berkontraksi. Batas dinding medialnya
berupa septum interventrikulare yang memisahkan ventrikel sinistra dengan ventrikel dextra. Rentangan
septum ini berbentuk segitiga, dimana dasar segitiga tersebut adalah pada daerah katup aorta.
Septum interventrikulare terdiri dari 2 bagian yaitu: bagian Muskulare (menempati hampir
seluruh bagian septum) dan bagian Membraneus. Pada dua pertiga dinding septum terdapat serabut otot
Trabeculae Carnae dan sepertiga bagian endocardiumnya licin. Septum interventrikularis ini membantu
memperkuat tekanan yang ditimbulkan oleh seluruh ventrikel pada saat kontraksi. Pada saat kontraksi,
tekanan di ventrikel sinistra meningkat sekitar 5x lebih tinggi daripada tekanan di ventrikel dextra; bila
ada hubungan abnormal antara kedua ventrikel (seperti pada kasus robeknya septum pasca infark
miokardium), maka darah akan mengalir dari kiri ke kanan melalui robekan tersebut. Akibatnya jumlah
aliran darah dari ventrikel kiri melalui katup aorta ke dalam aorta akan berkurang.
8
3) Katub-katub Jantung
Katup jantung berfungsi mempertahankan aliran darah searah melalui bilik-bilik jantung (Aurum,
2007). Setiap katub berespon terhadap perubahan tekanan (Setiadi 2007: 169). Katub-katub terletak
sedemikian rupa, sehingga mereka membuka dan menutup secara pasif karena perbedaan tekanan, serupa
dengan pintu satu arah Sherwood, Lauralee, 2001: 261). Katub jantung dibagi dalam dua jenis, yaitu katub
a) Katub Atrioventrikuler
Letaknya antara atrium dan ventrikel, maka disebut katub atrioventrikular. Katub yang terletak di
antara atrium kanan dan ventrikel kanan mempunyai tiga buah katub disebut katub trukuspid (Setiadi,
2007: 169). Terdiri dari tiga otot yang tidak sama, yaitu: 1) Anterior, yang merupakan paling tebal, dan
melekat dari daerah Infundibuler ke arah kaudal menuju infero-lateral dinding ventrikel dextra. 2) Septal,
Melekat pada kedua bagian septum muskuler maupun membraneus. Sering menutupi VSD kecil tipe alur
keluar. 3) Posterior, yang merupalan paling kecil, Melekat pada cincin tricuspidalis pada sisi postero-
Sedangkan katub yang letaknya di antara atrium kiri dan ventrikel kiri mempunyai dua daun
katub disebut katub mitral (Setiadi, 2007: 169). Terdiri dari dua bagian, yaitu daun katup mitral anterior
dan posterior. Daun katup anterior lebih lebar dan mudah bergerak, melekat seperti tirai dari basal
bentrikel sinistra dan meluas secara diagonal sehingga membagi ruang aliran menjadi alur masuk dan alur
b) Katub Semilunar
Disebut semilunar (“bulan separuh”) karena terdiri dari tiga daun katub, yang masing-masing
mirip dengan kantung mirip bulan separuh (Sherwood, Lauralee, 2007: 262). Katub semilunar
9
memisahkan ventrikel dengan arteri yang berhubungan. Katub pulmonal terletek pada arteri pulmonalis,
memisahkan pembuluh ini dari ventrikel kanan. Katub aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta.
Adanya katub semilunar ini memungkinkan darah mengalir dari masing-masing ventrikel ke arteri
pulmonalis atau aorta selama systole ventrikel, dan mencegah aliran balik waktu diastole ventrikel
4) Lapisan Jantung
Dinding jantung terutama terdiri dari serat-serat otot jantung yang tersusun secara spiral dan
saling berhubungan melalui diskus interkalatus (Sherwood, Lauralee, 2001: 262). Dinding jantung terdiri
a) Perikardium (Epikardium)
Epi berarti “di atas”, cardia berarti “jantung”, yang mana bagian ini adalah suatu membran tipis di
bagian luar yang membungkis jantung. Terdiri dari dua lapisan, yaitu (Setiadi, 2007):
Perikarduim fibrosum (viseral), merupakan bagian kantong yang membatasi pergerakan jantung
terikat di bawah sentrum tendinium diafragma, bersatu dengan pembuluh darah besar merekat pada
Perikarduim serosum (parietal), dibagi menjadi dua bagian, yaitu Perikardium parietalis
membatasi perikarduim fibrosum sering disebut epikardium, dan Perikarduim fiseral yang mengandung
sedikit cairan yang berfungsi sebagai pelumas untuk mempermudah pergerakan jantung.
10
b) Miokardium
Myo berarti “otot”, merupakan lapisan tengah yang terdiri dari otot jantung, membentuk sebagian
besar dinding jantung. Serat-serat otot ini tersusun secara spiral dan melingkari jantung (Sherwood,
Lauralee, 2001: 262). Lapisan otot ini yang akan menerima darah dari arteri koroner (Setiadi, 2007: 172).
c) Endokardium
Endo berarti “di dalam”, adalah lapisan tipis endothelium, suatu jaringan epitel unik yang
melapisi bagian dalam seluruh sistem sirkulasi (Sherwood, Lauralee, 2007: 262).
5) Persarafan Jantung
Jantung dipersarafi oleh sistem saraf otonom. Kecepatan denyut jantung terutama ditentukan oleh
pengaruh otonom pada nodus SA. Jantung dipersarafi oleh kedua divisi sistem saraf otonom, yang dapat
memodifikasi kecepatan (serta kekuatan) kontraksi, walaupun untuk memulai kontraksi tidak memerlukan
stimulasi saraf. Saraf parasimpatis ke jantung, yaitu saraf vagus, terutama mempersarafi atrium, terutama
nodus SA dan AV. Saraf-saraf simpatis jantung juga mempersarafi atrium, termasuk nodus SA dan AV,
Pembuluh darah adalah prasarana jalan bagi aliran darah. Secara garis besar peredaran darah
dibedakan menjadi dua, yaitu peredaran darah besar yaitu dari jantung ke seluruh tubuh, kembali ke
jantung (surkulasi sistemik), dan peredaran darah kecil, yaitu dari jantung ke paru-paru, kembali ke
11
1) Arteri
Suplai darah ke miokardium berasal dari dua arteri koroner besar yang berasal dari aorta tepat di
bawah katub aorta. Arteri koroner kiri memperdarahi sebagian besar ventrikel kiri, dan arteri koroner
Berjalan ke sisi kanan jantung, pada sulkus atrioventrikuler kanan. Pada dasarnya arteri
koronarian kanan memberi makan pada atrium kanan, ventrikel kanan, dan dinding sebelah dalam dari
ventrikel kiri. Bercabang menjadi Arteri Atrium Anterior Dextra (RAAB = Right Atrial Anterior Branch)
dan Arteri Coronaria Descendens Posterior (PDCA = Posterior Descending Coronary Artery). RAAB
memberikan aliran darah untuk Nodus Sino-Atrial. PDCA memberikan aliran darah untuk Nodus Atrio-
Berjalan di belakang arteria pulmonalis sebagai arteri coronaria sinistra utama (LMCA = Left
Main Coronary Artery) sepanjang 1-2 cm. Bercabang menjadi Arteri Circumflexa (LCx = Left
Circumflex Artery) dan Arteri Descendens Anterior Sinistra (LAD = Left Anterior Descendens Artery).
LCx berjalan pada Sulcus Atrio-Ventrcular mengelilingi permukaan posterior jantung. LAD berjalan pada
Sulcus Interventricular sampai ke Apex. Kedua pembuluh darah ini bercabang-cabang dan memberikan
2) Vena
Distrubusi vena koroner sesungguhnya parallel dengan distribusi arteri koroner. Sistem vena
12
Vena tabesian, merupakan sistem terkecil yang menyalurkan sebagian darah dari miokardium
Vena kardiaka anterior, mempunyai fungsi yang cukup berarti, mengosongkan sebagian besar isi
Sinus koronarius dan cabangnya, merupakan sistem vena yang paling besar dan paling penting,
berfungsi menyalurkan pengembalian darah vena miokard ke dalam atrium kanan melalui ostinum sinus
2.3 Etiologi
Sebagian besar penyebab kardiomiopati tidak diketahui. Ada beberapa sebab yang
diketahui antara lain: Infeksi berbagai mikroorganisme toksik seperti etanol, metabolik,
buruknya gizi dan dapat diturunkan. Tapi kemungkinan ada hubungannya dengan Alkohol
yang berlebihan kardiomiopati dilasi.
2.4 Klasifikasi
13
2. Kardiomiopati hipertropi
peningkatan masa oto ventrikel jantung mampu berkontraksi, tapi tidak mampu
relaksasi dan kaku in I membuat hanya beberapa aliran darah yang mengalir .
3. Kardiomiopati Restriptif
otot jantung menjadi kaku dan terbatasnya darah dari ventrikel biasanya dari
angiolosis, radiasi, tau fibrosis miokardium setelah bedah jantunng terbuka.
2.5 Patofisiologi
Kardiomiopati dilasi atau kongistif adalah bentuk kardiomiopati yang paling sering
terjadi. Ditandai dengan adanya dilasi atau pembesaran rongga ventrikel bersama dengan
penipisan dinding otot, pembesaran atrium kiri, dan stasis darah dalam ventrikel. Pada
pemeriksaan mikroskopis otot memperlihatkan berkurangnya jumlah elemen kontraktil
serat otot. Komsumsi alkohol yang berlebihan sering berakibat berakibat kardiomiopati
jenis ini.
Kardiomiopati restritif adalah jenis terakhir dan kategori paling sering terjadi.
Bentuk ini ditandai dengan gangguan regangan ventrikel dan tentu saja volumenya.
14
Kardiomiopati restriktif dapat dihubungkan dengan amiloidosis (dimana amiloid, suatu
protein, tertimbun dalam sel) dan penyakit infiltrasi lain.
15
WOC
Dyspnea, batuk
Syok kering,
Perifer Serebral
kardiogenik
DX: gangg.
Akral dingin, Penurunn Pertukaran gas
kelemahan, Kematian kesadaran
mendadak
DX: DX:ketidakefek
ketidakefektifan tifan perfusi
perfusi jaringan jaringan
perifer serebral
Hipoksia jaringan
DX: Nyeri
miokardium Nyeri
akut
dada
Perubahan metabolisme
miokardium
16
2.7 Manifestasi Klinis
1. Asimtomatik
Beberapa pasien dengan HCM ( hipertropik Cardiomiopat) merupakan asimtomatik. Ada
beberapa tanda yng tidak ditunjukkan hingga mereka berusia pertengahan 20 tahun
2. Dispnea
Tanda yang paling simtom adalah pernpasan pendek untuk menambah tekanan pad paru-
paru. Jantung tidak dapat beristirahat dengan cukup pada tekanan yang tinggi dan
membawa darah ke paru.
3. Angina
Klien yang mengalami nyeri dada berhubungan dengan bertambahnya masukan oksigen
oleh kerja yang berlebih dari otot jantung dan menebalan, penyempitan pembuluh darah
koroner pada dinding jantung
4. Sinkop
Penurunan kesadarn yang disebabkan oleh aritmia jantung berhubungan dengan
ketidakmampuan otot jantung untuk mengkonduksi impuls listrik
5. Kematian mendadak
Pada dewasa muda mempunyai resiko mati mendadak selama latihan fisik akibat dari
fibrasi ventrikular, yang mana merupakan aritmia jantung
6. Suara jantung abnormal
a. Murmur, merupakan suara hasil turbulansi dari aliran darah abnormal
b. S3, merupakan bunyi ketiga yang biasanya didengar pada gagal jantung. S3
adalah suara lembut oleh getaran dari dinding ventikel ketika pengisian ventrikel
terlalu deras. S3 didengar setelah bunyi S2 dan paling baik ditemukan pada apeks
dari ventrikel kiri , yang mana pada interkostal ke empat sepanjang garis
midklavikula
c. S4 yang merupakan bunyi jantung yang terdengar sebelum S1 yang merupakan
hasil dari jantung yang terlalu kaku. Ini adalah getaran dari katup-katup dan
dinding ventrikel ketika kontraksi dari atrium dan pengisian ventrikel.
17
2.8 Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada kardiomiopati antara lain( Wong, 1997) :
1. Infeksi
2. CHF
3. Hipertensi
4. Disritmia
5. Hemolisis dan hambatan mekanis
18
3. Angiotensin-converting enzyme ( ACE ) untuk mengurangi tekanan pengisian
ventrikel kiri
4. Calcium channel blockers- mengurangi kerja pengisian menambah kontraksi :
Verapamil ( untuk cardiomiopati )
5. Mengurangi retensi diuretik cairan :
a. Furosemide , bumetanide , metolazone ( untuk cardiomiopati dilasi )
b. Spinorolactonne ( antagonist aldosterone )
6. Penggunaan agen netropik untuk memungkinkan jantung memiliki kekuatan kontraksi
besar :
a. Dobutamin
b. Milrinone
c. Digoxin ( untuk cardiomiopati dilasi )
7. Penggunaan anti koagulan oral untuk mengurangi kekentalan darah misalnya:
Warfarin ( untuk cardiomiopati dilasi dan hipertrofi )
8. Implantable cardoverter- defibrillator untuk resiko tinggi
9.Myectomy – insisi septum dan pembuangan jaringan mati.
19
BAB III
1 Pengkajian
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi Keperawatan
20
Angina 7. Monitor status
Odema paru pernapasan dari gejala
Diaforesis gagal jantung
21
menggunakan tanpa analgetik diresepkan
standar daftar Menggunakan Cek adanya riwayat
periksa nyeri untuk analgetik yang alergi obat
pasien yang Tidak dirokemendasikan Evaluasi
dapat Melaporkan gejala kemampuan pasien
mengungkapkanny pada tenaga kesehatan untuk berpern serta
a )mis: neonatal Melaporkan perubahan dalam pemelihan
infant pain, pain terhadap gejala nyeri analgetik, rute dan
assesment ceklis pada profesional dosi dan
for senior with kesehatan keterlibatan pasien ,
limited ability to Menggunakan sumber- sesuai kebutuhan.
comunicate) sumber yang tersedia Pilih analgetik atau
diaforesis mengenali apa yang kombinasi
Prilaku distraksi terkaid dengan gejala analgetikyang sesuai
(mis: berjalan nyeri ketika lebih dari
mondar mandir, Melaporkan nyeri satu yang diberikan
mencari orang lain, sudah terkontrol Tentukan pilihan
dan atau aktifitas obat analgetik
lain, aktifitas yang Tingkat nyeri 9narkotik, non
berulang) Nyeri yang dilaporkan narkotok, atau
mengekspresikan Panjangnya episode NSAID),
prilaku (mis: nyeri berdasarkan tipe dan
gelirah, meringis, Menggosok area yang keparahan nyeri
menangis terkena dampak Tentukan analgetik
Dilatasi pupil Mengerang dan sebelumnnya, rute
Ekspresi wajah menangis pemberian, dan
nyeri (mis: maata Ekspresi nyeri wajah dosis untuk
kurang bercahaya, Tidak bisa beristirahat mencapai hasil
tampak kacau, Agitasi pengurangan nyeri
gerakan mata Iritabilitas yang optimal
terpencar, atau Mengerinyit Pilih rute intravena
22
tetap pada satu Mengeluarkan keringat dari pada rute intra
fokus, meringis) Berkeringat berlebihan muskuler, untuk
Fokus menyempit Mondar mandir injeksi pengobatan
(penurunan Fokus menyempit nyeri yang sering
persepsi pada Ketegangan otot jika memungkinkan
waktu, kerusakan Kehilangan nafsu makan Tinggalkan narkotik
proses berfikir, Mual narkotik dan obat-
penurunan interaksi a. Intoleransi makanan obat lain yang
dengan orang dan dibatasi, sesuai
lingkungan dengan aturan
Berfokus pada diri rumah sakit
sendiri Monitor tanda vital
Keluhan pada sebelum dan setelah
intensitas memberikan
menggunakan analgetik narkotik
standar skala nyeri pada pemberian
Keluhan tentang dosis pertama kali
skala karakteristik atau jika ditemukan
menggunakan tanda-tanda yang
standar instrumen tidak biasanya
nyeri laporan
tentang prilaku Management nyeri
nyeri atau
perubahan aktifitas Aktifitas:
mengekspresikan Lakukan pengkajian
prilaku (mis: nyeri komrehensif
gelirah, meringis, yang meliputi lokasi,
menangis karakteristik, /
perubahan pada durasi, frekuensi,
parameter fisiologis kualitas, intensitas
(mi: tekanan darah, atau beratnya nyeri
23
frekuensi jantung, dan faktor pencetus
frekuensi Observasi adanya
pernapasan, petunjuk non verbal
saturasi oksigen mengenai
dan karbon ketidaknyamanan
diogsida. terutama pada mere
perubahan posisi yang tidak dapat
untuk menghindari berkomunikasi
nyeri secara efektif
perubahan selera Pastikan perawatan
makan analgetik bagi pasien
putus asa dilakukan dengan
sikap melindungi pemantauan yang
area nyeri ketat
sikap tubuh Gunakan strategi
melindungi diri komunikasi
teraupetik untuk
faktor yang mengetahui
berhubungan: pengalaman nyeri
agen cidera dan samapaikan
biologis (mis: penerimaan pasien
infeksi, terhadap nyeri
iskemia, Gali pengetahuan
neoplasma) dan kepercayaan
agen cidera pasien
fisik (mis: Lanjutkan pengaruh
abses, amputasi, budaya terhadap
luka bakar, respon nyeri
terpotong, Tentukan akibat dari
mengeangkat pengalaman nyeri
berat, prosedur terhadap kualitas
24
bedah, trauma , hidup pasien (mis:
olahraga tidur, nafsu makan,
berlebihan. pengertian,
Agen cidera perasaan, hubungan,
kimiawi (mis: fervorma kerja dan
luka bakar, tanggung jawab
kabsaisin, agen peran)
mustard) Gali bersama pasien
faktor-faktor yang
dapat menurunkan
atau memperberat
nyeri
evaluasi
pengalaman nyeri
masa lampau yang
meliputi riwayat
nyeri kronik
infdividu atau
keluarga atau
nyeri yang
menyebabkan
disabilitai/
ketidakmampuan/
kecacatan, dengan
tepat,
evaluasi bersama
pasien dan tim
kesehatan lain
tentang
ketidakefektifan
25
kontrol nyeri yang
pernah digunakan
sebelumnya
bantu pasien dan
keluarga untuk
mencari dan
menyedikan
dukungan
Gunakan metode
penilaian yang
sesuai dengan
tahapan
penegmbangan
yang
memungkinkan
untuk memonitor
perubahan nyeri
dan akan dapat
membantu
mengidentifikasi
faktor pencetus
aktual dan
potensial (mis:
catatan
perkembangan
catatan perharian)
Tentukan
frekuensi untuk
melakukan
pengkajin ketidak
nyamanan pasien
26
dan
mengimplementas
ikan rencana
monitor
Berikan informasi
mengenai nyeri,
seperti penyebab
nyeri, berapa nyeri
yang akan
dirasakan, dan
antisipasi dari
ketidaknyamanan
akibat prosedur
Kendalikan faktor
lingkungan yang
dapat
mempengaruhi
respon pasien
terhadap
ketidaknyamanan
(mis: seperti suhu
ruangan,
pencahayaan dan
suara bisingan)
Kurangi atau
eliminasi atau
faktor- faktor yang
dapat mencetuskan
atau meningkatkan
nyeri (mis:
ketakutan,
27
kelelahan, keadaan
monoton dan
kurang
pengetahuan)
Pertimbangkan
keinginan pasien
untuk kemampuan
berpartisipasi,
kecenderungan,
dukungan dari
orang terdekat
terhadap metode
dan kontra
indikasiketika
memilih strategi
penurunan nyeri
pilih dan
implementasikan
tindakan yang
beragam (mis:
(farmakologi, non
farmakologi dan
inter personal)
untuk
memfasilitasi
penurunan nyeri,
sesuai dengan
kebutuhan.
ajarkan prinsip-
prinsip
management nyeri
28
pertimbangkan
tipe dan sumber
nyeri ketika
memilih strategi
penurunan nyeri
dorong pasien
untuk memonitor
nyeri dan
menangani
nyerinya dengan
tepat
ajarkan tentang
teknik non
farmakologi
(seperti: biofitbe,
TENS, hipnosis,
relaksasi,
bimbingan
antidsipatif, terapi
musik, terapi
bermai, terapi
aktifitas,
akupresus,
aplikasi panas/
dingin dan
pijatan, sebelum,
dan sesudah,
ketika
melakukanaktifita
s dan
29
menimbulkan
nyeri sebelum
nyeri terjadi atau
meningkat dan
bersmaan dengan
tindakan
openurunan rasa
nyeri lainya.
Gali penggunaan
metode
farmakologi yang
dipakai pasien
saat ini untuk
menurunkan nyeri
Ajarkan metode
farmakologi untuk
menurunkan nyeri
Dorong pasien
untuk
menggunakan
obat-obatan
penurun nyeri
yang adekuat
Kolaborasi
dengan pasien ,
orang terdekat dan
tim kesehatan
lainnya untuk
memilih dan
mengimplementas
ikan tindakan
30
penurun nyeri non
farmakologi,
sesuai kebutuhan.
Berikan individu
penurun nyeri
yang optimal
dengan peresepan
analgesik
Implementasikan
penggunaan
pasien –
terkontrol
analgesik (PCA),
jika sesuai
3. Gangguan pertukaran Noc : status respirasi : Nic : monitor respirasi (
gas b/d ventilasi – pertukaran gas ( 0402 ) 3350 )
perfusi Dengan dilakukan tindakan Mandiri :
keperawatan selama: 2x24 1. Monitor ritmik,
jam diharapkan status jumah, dan
pernapasan pasien dalam kedalaman bernapas
batas normal dengan inikator 2. Catat pergerkan
( 040211 ) saturasi dada, lihat
oksigen (5) kesimetrisan,
( 040214 ) penggunaan otot batu
keseimbangan pernapasan, dan
ventilasi perfusi (5) intercostal
( 040210 ) ph arteri 3. Monitor status
(5) pernapaan :
bradypnea, tacypnea,
hiperventilasi,
respirasi kussmual,
31
cheynes stokes
respirasi
4. Palpasi ekspansi paru
5. Perkusi anterior dan
posterior thoraks
6. Catat lokasi dari
trakea
7. Auskultasi suara
napas, dan suara paru
8. Monitor efektifitas
batuk pasien
9. Catat onset,
karakteristik, dan
durasi dari batuk
10. Monitor secret dari
respirasi pasien
11. Monitor dyspnea
setiap saat
32
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kardiomiopati adalah penyakit yang menyerang otot jantung yang tidak diketahui
penyebabnya, namun beberapa penelitian mengatakan Kardiomiopati merupakan penyakit
genetik( Wong, 1997). Klasifikasi Kardiomiopatii digolongkan berdasarkan patologi, fisiologi
dan tanda klinisnya: Kardiomiopati dilasi atau kongestif, Kardiomiopati hipertrofi,
Kardiomiopati restriktif ( Brunner suddarth, 2001).
Manifestasi Klinis Kardiomiopati: dapat terjadi pada setiap usia dan menyerang pria
maupun wanita, Dispnu saat beraktifitas, parosikmal nokturnal dispnu (PND), batuk, dan mudah
lelah, nyeri dada, pusing, pitting edema pada bagian ekrtremitas, pembesaran hepar, tachycardia,
distensi vena jugularis.
3.2. Saran
33
DAFTAR PUSTAKA
Sylvia Price. 2005. Patofisiologi: Konsep klinis Proses penyakit. Volume:1. Jakarta : EGC
Suddarth Brunner. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8. Jakarta: EGC
34
35