Anda di halaman 1dari 25

NASKAH MODUL

Tentang

SERE

(SUSDOKBANG,SUSWATUD,SUSKESBANGAN)

DISUSUN OLEH:
LETKOL KES dr FAISAL SpPK
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR …..………………………………………………………………. i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………. ii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………… 1

1. Tujuan Kurikuler …………………………………………………. 1


2. Pokok Bahasan …………………………………………………... 1

BAB II SURVIVAL…… .. …………………….. ……………………..…………. .. 2

1. Tujuan Instruksional …………………………………………….. 2


2. Sub Pokok Bahasan …………………………………………….. 2
a. Pengertian............................................................... .. 2
b. Survival.................................................................... .. 2
c. Tehnik Survival............................................................. .. 2

BAB III EVATION…………………………………………………………………. .. 8

1. Tujuan Instruksional …………………………………………… .. 8


2. Sub Pokok Bahasan …………………………………………….. 8
a. Peralatan Evation..................................................... .. 8
b. Hal-hal yang harus dipahami..................................... .. 8
c. Pelaksanaan.............................................................. 8
d. Tehnik penghindaran................................................. .. 11
e. Prinsip dasar ekfiltrasi.............................................. .. 11
f. Ringkasan ............................................................... .. 12

BAB IV RESISTANSI………………………………………………………………. 13

1. Tujuan Instruksional …………………………………………….. 13


2. Sub Pokok Bahasan …………………………………………… .. 13
a. Pedoman Resistance................................................ .. 13
b. Perlawanan Kelompok/Regu ..................................... .. 13
c. Perlawanan Terhadap Interogasi ............................... .. 14
d. Perlawanan Terhadap Indotrinasi ............................... .. 14
e. Ringkasan ............................................................... .. 14
f. Interogasi ................................................................ .. 14
g. Indoktrinasi ............................................................. .. 16

BAB V ESCAPE…………………………………………………………………… 18

1. Tujuan Instruksional …………………………………………… .. 18


2. Sub Pokok Bahasan …………………………………………… .. 18
a. Paktor yang perlu dipertimbangkan ........................... .. 18
a. Peluang melarikan diri .............................................. .. 18
b. Tujuan Escape ........................................................ .. 19
BAB VI INTEROGASI DAN INDOKTRINASI................................................ ... 20

1. Tujuan Instruksional............................................................... ... 20


2. Sub Pokok Bahasan................................................................ ... 20
Pokok-pokok Interogasi dan Indoktrinasi .............................. ... 20

BAB VI PENUTUP………………………………………………………………… … 22
BAB I

PENDAHULUAN

1. Tujuan Kurikuler. Agar siswa memahami dan mampu mengerjakan SERE

2. Pokok Bahasan.

a. Survival

b. Evation

c. Resistance

d. Escape

e. Interogasi dan Indoktrinasi


2

BAB II

SURVIVAL

3. Tujuan Instruksional. Agar siswa dapat mengungkapkan dan melaksanakan


Survival dengan benar.

4. Sub Pokok Bahasan.

a. Pengertian

b. Survival

c. Tehnik Survival

5. Pengertian. Survival adalah suatu usaha/ kegiatan mempertahankan hidup


dalam situasi dan keadaan darurat (serba sulit) untuk kembali ke daerah sendiri tanpa
memberikan keterangan kepada musuh.

6. Survival. Survival secara global dibagi menjadi 4 macam yang ditinjau dari segi
iklim dan daerah di permukaan bumi adalah sebagai berikut :

a. Jungle survival.

b. Artic/ antartic survival.

c. Desert survival.

d. Sea survival.

e. Nuclear survival (nomor 5 dapat terjadi pada keadaan no 1- 4).

7. Tehnik Survival. Tehnik survival meliputi hal-hal sebagai berikut :

a. Penyiapan makanan meliputi :

1) Makanan Dari Tumbuhan. Tidak kurang dari 300.000 jenis


tumbuhan liar di dunia ini yang dapat dikonsumsi, cara pengelolaannya
adalah sebagai berikut :

(a) Siapkan beberapa tumbuhan

(b) Rebus/ masak selama 3 menit

(c) Ganti air sebanyak 3 kali, sehingga yang tersisa adalah


makanan yang lembek/ halus dan banyak mengandung vitamin/
mineral

(d) Dicoba ½ sendok, ada efek samping atau tidak (gatal, pusing,
mata berkunang).
3

(e) Jika tidak ada efek samping, makanlah satu sendok, tunggu
sampai 8 jam.

(f) Selama pengecekan tidak boleh memakan makanan lain.

(g) Hindari mengkonsumsi satu jenis tumbuhan secara berlebihan


karena akan mengakibatkan diare.

2) Makanan Dari Hewan. Makanan dari hewan mengandung gizi


tinggi, makanan bersumber dari binatang melata, merangkak, binatang air,
burung atau unggas, adapun cara mengolahnya adalah sebagai berikut :

(a) Pisahkan daging, kulit dan isi/ jeroannya.

(b) Darah dapat diminum.

(c) Bubuhkan garam pada daging yang sudah diiris-iris.

(d) Buang isi usus, kantung empedu dan kantung kencing jangan
sampai bocor karena akan mengotori daging.

(e) Cuci / bersihkan daging.

(f) Semua daging dimasak sebelum dikonsumsi (jika


memungkinkan).

b. Membuat jebakan dan jerat adalah sebagai berikut :

1) Penempatan jebakan di sembarang tempat.

2) Pemasangan jebakan/ jerat pada jalur yang memasuki tanaman/


tumbuhan sebagai makanan hewan (kelinci, tikus dan babi).

3) pembuatan kail/ pancing dari peniti, tulang burung atau tombak dari
kayu/ bambu.

c. Memasak makanan meliputi ketentuan sebagai berikut :

1) Memasak. Makanan yang hangat/ panas sangat bermanfaat


membunuh kuman yang ada, merebus, memanggang, membakar dan
menggoreng lebih efisien untuk menyiapkan makanan, merebus merupakan
cara yang terbaik untuk dapat mempertahankan kandungan air dalam
makanan, lebih tahan lama dan tidak membutuhkan api/ sumber panas yang
besar.

2) Makanan Yang Tahan Lama. Makanan yang berasal dari


tumbuhan dapat mengering/ layu oleh angin, matahari, udara atau api atau
kombinasi oleh keempat faktor tersebut, agar makan dapat tahan lama di
daerah dingin, maka diatasi dengan pembekuan, daging dapat
4

dibuat menjadi dendeng dengan cara mengiris menjadi bagian kecil,


dikeringkan dibawah sinar matahari atau dengan mengasapi, semua lemak
dibuang, periksa daging dari kelembaban (air) yang akan membuat
pembusukan.

d. Membuat api meliputi ketentuan sebagai berikut :

1) Pembuatan api harus terlindung apalagi cuaca terang/ panas.

2) Area terlindung dari pandangan.

3) Hindari tempat puncak/ bukit atau daerah rendah.

4) Nyalakan api seperlunya, hindari kepulan asap.

5) Bahan ranting kayu lebih baik dari pada ranting yang sudah ada
ditanah karena akan menimbulkan asap yang banyak.

e. Menemukan dan mengolah air meliputi ketentuan sebagai berikut :

1) Merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan.

2) Tindakan pertama cari sumber air.

3) Seseorang dapat bertahan lama dengan air, tapi tidak dapat bertahan
lama tanpa air, apalagi pada daerah panas atau artic area dapat
mengakibatkan dehidrasi.

4) Sterilkan Air, dimasak dan tambahkan tablet penjernih air +/- 1 liter air
tambahkan 8 tetes/ 2,5 % solution of iodine, biarkan 10 menit dan kemudian
diminum.

5) Cara mendapatkan air dapat dilaksanakan dengan menampung air


hujan.

6) Jangan minum air kencing/ air laut terlalu tinggi kandungan garam.

7) Old bluish sea ice dapat dikonsumsi, tapi new gray ice tidak dapat
diminum karena bergaram.

8) Glacier ice aman untuk dikonsumsi.

f. Membuat shelter meliputi ketentuan sebagai berikut :

1) Dibuat sebagai pelindung dari hujan, dingin, panas, terik matahari atau
sengatan serangga.

2) Dibuat hanya untuk semalam atau beberapa hari.


5

3) Akan lebih baik apabila dekat dengan sumber makanan/ air).

4) Dilarang mendirikan shelter pada :

(a) Tempat yang curam.

(b) Lereng/ tempat miring.

(c) Area yang mungkin adanya salju terjun.

(d) Daerah lintasan air.

(e) Daerah berbatu yang mudah lepas.

(f) Daerah hembusan angin.

g. Navigasi. Dalam situasi survival secara individu harus mampu


menentukan arah tanpa kompas dengan tujuan bergabung dengan induk pasukan
atau unitnya atau ke posisi pasukan kawan, metode bernavigasi yang dapat
diterapkan adalah sebagai berikut:

1) Matahari
6

2) Jam Tangan

(a) Daerah Lintang Selatan (Tanggal 22 Maret - 22 September)


posisi Matahari di Utara.
7

(b) Daerah Lintang Utara (Tanggal 22 September – 21 Maret) posisi


Matahari di Selatan.

h. Ringkasan. Kunci keberhasilan untuk mempertahankan hidup adalah :

1) Kuasai situasi medan dan musuh di sekeliling kita.

2) Segera beradaptasi dengan keadaan alam sekitarnya (ketahui sifat-


sifat medan/ relief, hutan, rawa, sungai dan laut).

3) Ketahui sumber makanan (hewan dan tumbuhan).

4) Kenali diri kita sendiri (mental dan fisik).


8

BAB III

EVATION

8. Tujuan Instruksional. Agar siswa dapat mengungkapkan dan melaksanakan


Evation dengan benar.

9. Sub Pokok Bahasan.

a. Peralatan Evation

b. Hal-hal yang harus dipahami

c. Pelaksanaan

d. Tehnik penghindaran

e. Prinsip dasar ekfiltrasi

f. Ringkasan

10. Peralatan Evation. Peralatan evation (evasion and escape kit) yang diberikan
kepada pasukan sebelum melaksanakan tugas tempur adalah :

a. Blood chit.

b. Radio HT.

c. Peta.

11. Hal-hal Yang Harus Dipahami. Hal-hal yang harus dipahami oleh seseorang yang
sedang dalam penghindaran adalah harus tenang dan yakin akan kemampuanya serta
harus memahami tentang :

a. Buku Petunjuk Pelaksanaan TNI AU tentang Operasi SAR.

b. Buku Petunjuk Pelaksanaan TNI AU tentang Operasi SAR Tempur.

12. Pelaksanaan

a. Terlihat merupakan kesalahan terbesar yang dibuat seorang evader, dia harus
menahan diri dari kontak pandang/ hubungan, kecuali telah ada briefing khusus
untuk membuat suatu hubungan/ kontak.

b. Tiga permasalahan utama dalam melaksanakan penghindaran :


1) Menghindari musuh.
9

2) Survival.

3) Kembali ke daerah pasukan kawan.

c. Keberhasilan penghindaran sangat tergantung kepada aturan dasar atau


prosedur tetap sebagai berikut :

1) Mempunyai rencana penghindaran yang ditentukan.

2) Memahami aturan dasar pergerakan, penyamaran, persembunyian


dan kerahasiaan yang meliputi ketentuan sebagai berikut :

(a) Aturan dasar gerakan meliputi hal-hal sebagai berikut :

(1) Bergerak secara rahasia.

(2) Bergerak menyesuaikan keadaan medan sekelilingnya.

(3) Mempunyai penglihatan, pendengaran, penciuman dan


insting yang tajam.

(4) Mampu menggunakan samaran yang tepat sesuai


dengan medan sekitarnya.

(5) Mahir tentang ilmu medan, peta dan kompas.

(b) Ketentuan samaran meliputi hal-hal sebagai berikut :

(1) Manfaatkan perlindungan alam yang ada disekitarnya


terhadap peninjauan musuh.

(2) Rubah bentuk aslinya, susunan dan warna benda,


kelamkan bagian-bagian yang mengkilat.

(3) Samaran jangan berlebihan.

(4) Samaran ditujukan terhadap peninjauan baik vertikal


maupun horizontal.

(5) Disiplin

(c) Perlindungan terhadap peninjauan musuh mengikuti ketentuan


sebagai berikut :

(1) Cegah gerakan yang tidak perlu.

(2) Gunakan segala perlindungan yang ada.


(3) Meninjau dari tempat yang lebih tinggi dan terlindung.

10

(4) Kelamkan perlengkapan yang mengkilat.

(5) Hindari garis cakrawala.

(d) Reaksi terhadap tembakan mengikuti ketentuan sebagai berikut :

(1) Menghilang.

(2) Mengguling.

(3) Meninjau.

(4) Membidik.

(5) Menembak.

(e) Reaksi terhadap sinar meliputi tindakan sebagai berikut :

(1) Bila melalui medan terbuka ada cahaya/ sinar, segera


membeku lalu menghilang dan setelah dianggap aman,
lanjutkan gerakan.

(2) Bila melalui semak-semak usahakan tidak bersuara.

(3) Bila melalui medan yang banyak pepohonan, waspada


pada ranting-ranting atau daun-daun kering.

(f) Menaksir jarak dengan ketentuan sebagai berikut :

(1) “Tek-duk” adalah perbandingan kecepatan lintasan peluru


dengan kecepatan suara.

(2) “Tek” adalah suara lintasan anak peluru yang membelah


udara disekitar kepala kita.

(3) “Duk” adalah suara asli dari mulut laras yang merambat
ketelinga kita, suara ini menunjukan kedudukan si penembak.

(4) Menaksir jarak dengan cara “tek-duk” dengan


menghitung interval waktu antara “tek-duk”.

(5) Jika hitungan berhenti pada hitungan “tiga” maka jarak ke


penembak adalah 3 x 200 m = 600 meter.

(6) Jika hitungan berhenti pada ”satu”, du…” maka jaraknya


adalah 1.5 x 200 m = 300 meter.

3) Harus sabar dan percaya diri dan tetap siaga.


11

4) Hemat makanan dan hemat tenaga sebanyak mungkin untuk


menghadapi saat kritis.

5) Memahami teknik survival.

6) Pelihara semangat keinginan untuk tetap hidup dengan menyadari


bahwa rintangan yang sangat besar adalah masalah mental dari pada fisik.

d. Keberanian. Keberanian individu yang kokoh, motivasi dan semangat yang


tinggi serta kemampuan mengatasi sesuatu keadaan tidak peduli bagaimana besar
resiko dari bahaya yang harus dihadapi.

e. Ketahanan. Ketahanan fisik dan yang paling utama adalah ketahanan


mental.

f. Perjalanan. Tentukan arah gerakan yang akan ditempuh, waspada terhadap


situasi dan keadaan sekitar.

g. Tujuan pokok perjalanan adalah daerah sendiri, tetapi ada 5 tujuan antara/
alternatif :

1) Suatu daerah yang dapat/ mungkin dituju oleh pesawat-pesawat


penolong dengan cepat.

2) Suatu daerah sesuai briefing yang diberikan di mana akan dijemput


oleh pesawat/ pasukan kawan.

3) Suatu daerah sesuai briefing dimana dapat melakukan komunikasi dgn


pasukan sendiri.

4) Suatu daerah di garis depan.

5) Batas dengan negara netral atau negara lain yang bersahabat.

13. Teknik Penghindaran

a. Bergerak sendiri atau dalam kelompok kecil 2/3.

b. Gunakan perlindungan alam/ buatan.

c. Adakan peninjauan sebelum berpindah kedudukan.

d. Bergerak saling melindungi.

e. Bergerak pada malam hari lebih baik dari pada siang hari.

f. Hindari daerah berpenduduk.


h. Hindari jalur perhubungan/ jalan utama.

12

i. Hindari orang.

14. Prinsip Dasar Exfiltrasi. Pada waktu exfiltrasi/ keluar dari daerah musuh,
hambatan yang dihadapi adalah rintangan alam, buatan dan manusia, beberapa prinsip
dasar yang harus diikuti :

a. Jangan meninggalkan jejak.

b. Jangan terlihat/ terdengar.

c. Kerahasiaan gerakan.

15. Ringkasan

a. Seseorang dalam melakukan penghindaran berpedoman kepada prosedur,


teknik/cara dilandasi semangat, mental baja, cerdik bersifat insting disertai pemikiran
serta ketabahan dan kemauan adalah faktor yang sangat menentukan.

b. Selama gerakan harus berupaya semaksimal mungkin dengan kemampuan


yang dimiliki untuk tidak terlihat.
13

BAB IV

RESISTANCE

16. Tujuan Instruksional. Agar siswa dapat mengungkapkan dan melaksanakan


Resistance dengan benar.

17. Sub Pokok Bahasan.

a. Pedoman Resistance

b. Perlawanan Kelompok/Regu

c. Perlawanan Terhadap Interogasi

d. Perlawanan Terhadap Indotrinasi

e. Ringkasan

f. Interogasi

g. Indoktrinasi

Resistance adalah melawan dari segala macam bentuk tekanan-tekanan dari


musuh baik penangkapan, interogasi, siksaan dan lain-lain :

18. Pedoman Resistance

a. Disiplin. Disiplin sudah menjadi darah daging bagi seorang Prajurit TNI
AU/ TNI, dalam keadaan perang disiplin dari tiap prajurit adalah faktor yang
menentukan atas berhasil/ gagalnya suatu misi, apalagi jika berada dalam kendali
musuh, disiplin adalah sesuatu yang tidak mendapat tempat untuk diperdebatkan

b. Sikap Mental. Sikap mental harus selalu sehat dan harus disadari oleh
tiap-tiap Prajurit, berlarut-larut dalam kesedihan/ kesepian dan depresi akan
membawa kepada malapetaka dan kehancuran, sebagai seorang Prajurit yang tidak
mengenal menyerah akan merupakan hadiah besar dalam jangka waktu panjang.

c. Kesetiaan. Kesetiaan yang murni, saling percaya dengan teman/ rekan


tawanan dapat menghambat usaha musuh untuk menghancurkan kesetiaan kita.

d. Agama. Agama akan memperkuat moral dan spiritual seseorang, orang


yang beriman dengan keyakinan akan mempunyai kekuatan rohaniah yang tidak
terlihat dan tidak dimengerti oleh orang yang tidak beragama.

19. Perlawanan Kelompok/ Regu


a. Meskipun dalam tawanan harus berorganisasi, tentukan pimpinan

14

b. Harus selalu disiplin dan bersatu, mengusahakan hak-hak tawanan sesuai


konvensi genewa akan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat

c. Harus menyadari pentingnya mengambil langkah-langkah untuk melarikan diri


dengan berhasil dengan mempertimbangkan yang meliputi sebagai berikut :

1) Keberuntungan.

2) Motivasi.

3) Kemampuan fisik.

4) Pengetahuan taktik/ teknik melarikan diri.

20. Perlawanan Terhadap Interogasi. Meskipun masalah tawanan perang sudah


diatur dalam konvensi genewa, namun harus dipraanggapkan bahwa negara lawan tidak
menghormati dan mengindahkan konvensi tersebut.

21. Perlawanan Terhadap Indoktrinasi

a. Terhadap gejala yang cenderung untuk menurunkan tingkat hygiene serta


kehormatan dihadapi dan dikembalikan pada aturan normatif/ konvensi genewa.

b. Terhadap penyiksaan harus sadar akan janji setia dan kita adalah sumber
informasi, janji-janji lawan harus dianggap sepi.

c. Terhadap pendekatan psikologis apapun yang dikehendaki lawan dijawab


dengan formula 4 (Nama, Pangkat, NRP, Tanggal Lahir).

22. Ringkasan. Tiap anggota TNI AU harus sadar akan hak dan tanggung jawabnya
apabila pada waktu menjalankan tugas tertangkap oleh lawan, perhatian ditujukan kepada
hal-hal sebagai berikut :

a. Harus menghancurkan/ menghilangkan semua benda yang mengarah


kepada identitas pribadi

b. Harus selalu berusaha untuk melarikan diri, momentum yang paling baik
adalah pada awal penangkapan sebelum pasukan pengawal dapat berfungsi

c. Keterangan yang dapat diberikan hanyalah Nama, Pangkat, NRP dan


Tanggal Lahir.

23. Interogasi

a. Interogasi adalah suatu cara untuk mendapatkan bahan keterangan


/informasi melalui pertanyaan kepada seseorang secara terus menerus dan
sistematis guna mengetahui terjadinya suatu peristiwa.
15

b. Sebagai Prajurit/ Crew Member, merupakan sasaran penangkapan, apabila


tertangkap kita harus mengerti prinsip dan metode yang diterapkan dalam
pelaksanaan interogasi oleh musuh yang cukup banyak dan bervariasi.

c. Kegagalan itu adalah apabila tawanan memberikan informasi yang sangat


membahayakan jalannya pertempuran bahkan jalannya peperangan secara
keseluruhan.

d. Tahap-tahap Interogasi. Dua hal yang ingin diperoleh oleh lawan dengan
segera yaitu informasi taktis dan informasi strategis/ politik, tahapannya adalah
sebagai berikut :

1) Tahap Pendahuluan. Dilakukan segera setelah tertangkap


interogasi dilapangan.

2) Tahap Lanjutan. Dilakukan di tempat tawanan untuk peroleh


keterangan jangka panjang.

3) Tahap Perincian. Meminta keterangan secara terperinci.

e. Sikap Interogator. Sikap interogator pada kegiatan interogasi adalah


sebagai berikut :

1) Bersikap seolah-olah sudah memiliki keterangan terperinci mengenai


diri tawanan perang.

2) Selalu berhubungan dekat dengan tawanan dalam usahanya


mendapatkan keterangan lebih detail.

f. Teknik Interogasi. Tehnik interogasi yang dapat diterapkan adalah sebagai


berikut :

1) Desepsi.

2) Membingungkan.

3) Pertanyaan ulangan.

4) Sistim file.

5) Pesiar.

6) Riwayat hidup.

7) Menakut-nakuti.

8) Pendekatan ala srigala.


9) Bersandiwara.

16

10) Berpura-pura.

11) Menyinggung rasa hormat dan harga diri.

24. Indoktrinasi. Suatu usaha untuk memasukan doktrin melalui proses yang
berangsur-angsur hanya akan berpengaruh pada tahap akhir suatu interogasi.

a. Sasaran dan Tujuan. Sasaran dan tujuan dari suatu indoktrinasi adlah
sebagai berikut :

1) Menarik simpati agar tawanan setidaknya memberikan persetujuan


terhadap pandangan ideologi politik negaranya.

2) Berusaha melemahkan pandangan ideologi politik para tawanan


dengan pembenaran politik negaranya yang paling benar.

3) Tujuan akhir adalah menghianati negaranya sendiri.

b. Metode Indoktrinasi. Metode indoktrinasi yang dapat dilakukan adalah


sebagai berikut :

1) Pemberitahuan bahwa para tawanan bukan lagi anggota tentara tetapi


merupakan siswa dimana mereka harus menebus dosa-dosa yang telah lalu
dan harus menerima kebenaran yang baru.

2) Tidak mengenal dan mengindahkan lagi adanya kepangkatan serta


menghancurkan rantai komando para tawanan perang.

3) Para tawanan yang menunjukan kerja sama diberikan posisi,


tanggungjawab dan wewenang tanpa mengindahkan lagi kepangkatan.

4) Sensor yang keras terhadap berita dan mengawasi kegiatan para


tawanan.

5) Diciptakan suasana saling mencurigai serta ketidakpastian dengan


cara sebagai berikut :

(a) Desas-desus adanya informan antara sesama tawanan perang.

(b) Dipindahkan ke tempat lain secara tiba-tiba dengan alasan yang


dibuat-buat.

(c) Surat kaleng, seolah-olah dari tawanan perang.

6) Menakut-nakuti para tawanan bahwa pemulangan mereka tergantung


dari tingkat kerja sama yang diperlihatkan
7) Perawatan yang diberikan tergantung dari tingkat kerja sama, yang
menunjukan kerja sama diberikan fasilitas yang berlebihan, hal ini
dimaksudkan untuk menghancurkan esprit de corps para tawanan.
17

8) Brain Washing. Merupakan suatu cara untuk merubah


keseimbangan mental secara halus dengan melalui titik lemah manusia
dengan kesan secara fisik terganggu,seolah-olah mempunyai illusi/ halusinasi
dan fikiran berproses sesuai sugesti majikannya, sasaran brain washing
adalah sebagai berikut :

(a) Agar seorang tawanan perang membuat pernyataan dimuka


umum yang isinya menjelek-jelekan negaranya sendiri, angkatannya
serta mengutuk tingkah laku negaranya.

(b) Secara menyeluruh mendiskreditkan dirinya sendiri serta segala


sesuatu yang diperjuangkan oleh negaranya.
18

BAB V

ESCAPE

25. Tujuan Instruksional. Agar siswa dapat mengungkapkan dan melaksanakan


Escape dengan benar.

26. Sub Pokok Bahasan.

a. Pengertian Escape.

b. Persyaratan Escape.

c. Faktor yang perlu dipertimbangkan.

d. Peluang melarikan diri.

e. Tujuan Escape.

27. Escape adalah melarikan diri baik dari daerah musuh maupun dari tahanan/
tawanan musuh.

28. Persyaratan Escape

a. Kemauan yang keras untuk kembali.

b. Organisasi dan perlengkapan.

c. Jiwa korsa/ persatuan.

29. Faktor Yang Perlu Dipertimbangkan

a. Kelemahan mental dan fisik.

b. Daya fikir dan daya koordinasi.

c. Rencana harus matang. Gagal berarti nyawa taruhannya dan berhasil


berarti seorang prajurit pejuang yang terlatih dan akan menjadi contoh bagi yang lain
karena telah mengambil keuntungan yaitu melarikan diri serta menjadi sumber intel
yang sangat berharga.

30. Peluang Melarikan Diri

a. Perhatikan kegiatan rutinitas (penggantian jaga dan patroli).

b. Perhatikan keadaan sekitar (penempatan rintangan).

c. Perhatikan/ manfaatkan lubang udara/ ventilasi dan saluran air.


d. Waktu yang tepat adalah pada malam hari.

19

31. Tujuan Escape. Tujuan akhir escape adalah melanjutkan tugas pokok yang
menjadi tanggungjawabnya dan bergabung dengan induk pasukan untuk bertempur
kembali.
20

BAB VI

INTEROGASI DAN INDOKTRINASI

32. Tujuan Instruksional. Agar siswa dapat mengungkapkan dan melaksanakan


Interogasi dan Indoktrinasi dengan benar.

33. Sub Pokok Bahasan.


Pokok-pokok Interogasi dan Indoktrinasi

a. Sebagai anggota angkatan perang, yang mengadakan penetrasi ke daerah


musuh, maka saya harus selalu siap sedia bahwa mungkin pada suatu saat saya
akan menjadi tawanan musuh (bukan berarti menyerah).

b. Kalau dalam tahanan itu bukan hanya saya sendiri, maka saya tidak akan
mau mencoba-coba untuk bertindak sendiri-sendiri.

c. Saya akan selalu menjaga supaya keadaan mental saya tetap sehat,
keadaan yang sebaliknya hanya akan mengakibatkan malapetaka bagi diri saya.

d. Di dalam tawanan, saya akan selalu mempercayai teman-teman saya yang


lain yang sama-sama ditawan.

e. Kalau saya yang senior dalam kepangkatan, saya akan memegang


komando.

f. Saya akan berbuat dengan segala daya upaya untuk melarikan diri dan saya
akan membantu/ mengusahakan supaya yang lainnya dapat melarikan diri.

g. Kalau saya ditanyai musuh maka yang boleh saya berikan hanya :

1) Nama.

2) Pangkat.

3) NRP.

4) Tanggal lahir, hanya itu dan tetap itu saja.

h. Saya adalah pengabdi Sapta Marga, Sumpah Prajurit dan dalam keadaan
yang sangat ekstrim saya akan bersikap :

1) Inilah kesetiaanku.

2) Aku akan tetap berdiri di sini dengan kokoh dan tak akan bergeser
sedikitpun.
3) Bila perlu aku rela menghadap Tuhan di sini (mati ditempat ini).

21

i. Dalam tawanan saya akan berusaha untuk membentuk organisasi kalau


tawanan itu terdiri dari beberapa orang.

j. Dalam tawanan, perlindungan atas hak-hak saya adalah tanggung jawab


langsung dari atasan saya, segala tindakan-tindakan saya haruslah seijin/
sepengetahuan atasan saya

k. Kesempatan saya yang paling baik untuk melarikan diri adalah pada saat
awal dari penangkapan atas diri saya.
22

BAB VII

PENUTUP

34. Demikian Naskah ” SERE ” ini disusun untuk dipakai sebagai acuan dan pedoman
dalam pelaksanaan pendidikan maupun latihan khususnya dalam kegiatan SAR, untuk
menghindari dan mengantisifasi kejadian yang akan timbul dengan tetap melaksanakan
semua prosedur atau ketentuan sebelum selama dan setelah melaksanakan kegiatan
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai