Anda di halaman 1dari 38

KOMANDO ARMADA RI KAWASAN TIMUR

KOMANDO LATIHAN

I. PROSEDUR PERAN

1. Umum.

a. Peran adalah suatu sistem untuk membagi dan menempatkan ABK


di pos-pos tempur dan tempat-tempat lain yang telah ditentukan, untuk dapat
diawaki dan menggunakan alat tehknik dan senjata secara efektif sesuai
fungsinya dalam semua aksi yang dilaksanakan oleh kapal.

b. Semua tugas, kewajiban dan tanggung jawab ABK dalam


melaksanakan segala jenis peran dicantumkan dalam Buku Induk Tempur
(BIT) dan Buku Tempur ABK.

c. Guna melatih kesiagaan dan ketanggap segeraan ABK dalam


melaksanakan segala jenis peran, maka perlu disusun “ Prosedur Peran “.

2. Maksud dan tujuan. Prosedur peran ini dibuat dengan maksud sebagai
petunjuk pelaksanaan kegiatan peran di KRI dengan tujuan agar tercipta kesiagaan,
kesamaan sikap dan kesamaan tindak dalam menghadapi bahaya dan ancaman.

3. Ruang Lingkup. Ruang lingkup prosedur peran ini memuat tentang jenis-
jenis peran, tujuan pelaksanaan peran di KRI dan KAL TNI AL.

4. Dasar.

a. Buku Himpunan Peraturan Khas TNI AL tentang Dinas Dalam.


b. Buku Induk Tempur.

5. Pengelompokan dan jenis peran.

a. Peran Operatif.
b. Peran Administratif.
c. Peran Darurat.
d. Peran Khusus.
II. PERAN PERSIAPAN KAPAL BERLAYAR DAN BERTEMPUR

1. Tujuan.

Untuk menyiapkan alat tehnik dan senjata kapal dalam rangka melaksanakan
tugas berlayar dan bertempur.

2. Pelaksanaan.

a. Departemen Navigasi dan Operasi.

1) Divisi Navigasi.

a) Menyiapkan peta yang akan digunakan untuk pelayaran.


b) Menyiapkan peralatan plotter.
c) Pengisian data GPS.
d) Pencocokan kompas magnet, repeater dan kompas gyro.
e) Menyiapkan buku referensi navigasi.
f) Percobaan kemudi utama dan kemudi darurat.
g) Pengecekan lampu-lampu navigasi.
h) Pengecekan draft haluan, tengah dan buritan.
i) Pengecekan stabilitas dan trim kapal.
j) Percobaan bel alarm.
k) Percobaan gauk kapal.
l) Percobaan komunikasi antar pos tempur dan PK- NOP.
m) Mengecek jumlah personel yang ikut berlayar.

2) Divisi Komunikasi.

a) Percobaan komunikasi HF dan VHF.


b) Menyiapkan bendera isyarat N/P.
c) Menyiapkan sosok isyarat.
d) Percobaan lampu signal/isyarat.
e) Menyiapkan HT untuk pelaksanaan peran.
f) Pencocokan waktu.
g) Percobaan komunikasi antar pos tempur.
h) mengecek jumlah personel yang ikut berlayar.

3) Anggota Elektronika.

a) H-1 menghidupkan master gyro.


b) Menyiapkan dan melaksanakan pemanasan radar
navigasi, echosounder dan komunikasi.
c) Mengecek jumlah personel yang ikut berlayar.
4) Masing-masing divisi melaporkan kesiapan peralatan dan
personel yang ikut berlayar kepada Kadep Nop selanjutnya Kadep Nop
melaporkan kesiapan departemennya kepada Palaksa di anjungan.

b. Departemen Senbah.

1) Divisi Arteleri.

a) Pemanasan seluruh pos tempur senjata.


b) Menyiapkan amunisi.
c) Cek temperatur gudang amunisi.
d) Laporan kesiapan divisi arteleri ke PK-SEN.

2) Divisi AKS.

a) Pemanasan sonar.
b) Pemanasan seluruh senjata bawah air.
c) Laporan kesiapan divisi AKS ke PK-SEN.

3) Divisi Bahari.

a) Pemanasan seluruh lier.


b) Cek tali-tali/tros dan dampra.
c) Cek kedudukan sekoci.
d) Cek dan ikat peralatan yang mudah bergerak.
e) Cek kesiapan jangkar.
f) Laporan kesiapan divisi Senbah ke PK-SEN

c. Depertemen Mesin.

1) Divisi MPK.

a) Menyiapkan MPK untuk Start.


b) Start MPK balingan stasioner.
c) Cek indikator-indikator MPK.
d) Cek pendingin air laut MPK.
e) Laporan kesiapan divisi ke PK-MES.

2) Divisi MB.

a) Menyiapkan DG untuk start.


b) Start DG dan dibebani.
c) Start Kompresor udara.
d) Cek sistem pompa-pompa.
e) Laporan kesiapan divisi ke PK-MES.

3) Divisi Listrik.
a) Mengecek aliran listrik DC untuk power suplly pesawat-
pesawat.
b) Melaksanakan pemindahan aliran darat ke aliran kapal.
c) Laporan kesiapan divisi ke PK-MES.

4) Anggota PEK (Bama, Baprov dan Badislam).

a) Mengecek dan menutup pintu-pintu serta jendela (X, Y


dan Z) yang belum tertutup sesuai tingkat kesiagaan.
b) Mengecek alat keselamatan kapal dan kelengkapan
peralatan PEK.
c) Mengecek pintu-pintu gudang dan mengamankan benda-
benda yang mudah bergerak.
d) Menyiapkan tali pengaman untuk cuaca buruk.
e) Melaporkan kesiapan ke PK-MES.

5) Masing-masing divisi melaporkan kesiapan peralatan dan


personel yang ikut berlayar kepada Kadep Sin selanjutnya Kadep Sin
melaporkan kesiapan departemennya kepada Palaksa di anjungan.

d. Departemen Logistik.
1) Mengecek kebutuhan logistik kapal (bahan kering dan bahan
basah) apakah sudah masuk dan lengkap.
2) Menyiapkan remote motor tangga.
3) Melepas dan memasang terpal nama kapal di tangga.
4) Menyiapkan dampra jalan.
5) Bakes mengecek kelengkapan obat-obatan.
6) Anggota komandemen merecord personel yang ikut berlayar.
7) Kadep Log melaporkan kesiapan departemennya kepada
Palaksa di anjungan.

III. PERAN PENUTUPAN PINTU X-Y-Z

1. Tujuan

Melaksanakan penutupan pintu dan jendela kedap sesuai dengan tingkat


bahaya yang mengancam keselamatan kapal.

2. Pelaksanaan :

a. Umumkan “Peran Penutupan pintu (X-Y-Z)” tingkat bahaya yang


akan mengancam keselamatan personel dan materiel di kapal.
b. Seluruh anggota melaksanakan penutupan pintu-pintu/ jendela-
jendela kedap sesuai yang diisyaratkan.
c. Bama, Baprov dan Badislam mengecek pelaksanaannya kemudian
melaporkan kepada perwira jaga.
d. Arti dan tanda huruf pada pintu/ jendela kapal adalah sbb :
TANDA
WARNA ARTI KONDISI JAGA
HURUF

Pintu kedap air, harus selalu dalam


keadaan tertutup kecuali bila
X HITAM sedang digunakan untuk Jaga Darat / IV
memasukkan barang yang sifatnya Jaga Laut / III
darurat

Pintu kedap air, pada saat kondisi X


Y HITAM pintu ini boleh dibuka. Bila kondisi Y II
pintu X dan Y harus tertutup

Pintu kedap air, pada saat kondisi X


dan Y pintu ini boleh terbuka, bila
Z MERAH I
kondisi Z, seluruh pintu X, Y dan Z
harus tertutup

IV. PERAN MUKA BELAKANG

1. Tujuan.

Menyiapkan kapal tolak/merapat dan dilaksanakan dalam kondisi kapal siap


tempur sesuai derajat/tingkat kesiagaan.

2. Pelaksanaan.
a. Setelah ada alarm “ Peran Muka Belakang “ seluruh anggota pos peran
sesuai petunjuk dalam buku tempurnya.
b. Anggota isyarat mengibarkan “ Bendera N/P Kapal “.
c. Apabila menggunakan pandu, maka kendali sementara dipegang
pandu dan komandan tetap bertanggung jawab. Anggota isyarat mengibarkan
bendera pandu (Upen Halong).
d. Apabila tidak menggunakan pandu, maka komando langsung dari
Komandan kapal.
e. Palaksa laporan kesiapan kapal berlayar kepada komandan kapal,
diawali dengan peluit tenang, setelah Palaksa selesai laporan kesiapan kapal
berlayar dan ditandai dengan peluit teruskan, maka kegiatan tim anjungan
sebagai berikut :

1) Juru mudi melaporkan “ kemudi dan juru mudi pelabuhan siap “


2) Juru telegraf melaporkan “ telegraf siap dan mesin siap
manuvra “
3) Juru radar melaporkan “ radar navigasi siap dengan skala “
4) Juru plotter melaporkan “ juru plotter siap “
5) Juru pembaring melaporkan “ pembaring siap “
6) Pengawas melaporkan “ pengawas siap “
7) Bintara navigasi melaporkan “ arah dan kecepatan angin relatif
serta arah arus “
8) Juru komunikasi melaporkan “ juru komunikasi dan pesawat
komunikasi pelabuhan siap “

e. Tali-tali mulai dimasukkan sesuai perintah komandan.


f. Begitu tali-tali seluruhnya masuk, isyarat peluit (penggantian bendera)
kemudian apabila kapal sandar pada kapal lain persiapan peluit
penghormatan dan umumkan ucapan terima kasih atas bantuan merplu.

V. PERAN PARADE

1. Tujuan.
Untuk melaksanakan penghormatan kepada pejabat penting atau kepada
kapal perang lainnya termasuk kapal perang asing.

2. Pelaksanaan.

a. Setelah diumumkan ”Peran parade “ sesuai lambung yang dikehendaki,


seluruh anggota peran yang berada digeladak terbuka melaksanakan peran
parade dengan sikap istirahat yang baik dan dilarang berpegangan relling
kapal.
b. Pada saat peran parade perhatikan kelurusan syaf, jarak antar anggota
dan sikap anggota.
c. Pada saat diumumkan penghormatan dari anjungan, yang melaksanakan
penghormatan hanya yang tertua dimasing-masing pos peran, sedangkan
anggota yang lain hanya mengambil sikap sempurna.
d. Setelah selesai penghormatan, seluruhnya mengambil sikap istirahat.
e. Selesai “ peran parade “ anggota isyarat menurunkan bendera N/P
kapal.
VI. PERAN PEMANDUAN

1. Tujuan.

Untuk meningkatkan dan kewaspadaan terhadap kapal yang sedang berlayar


dari bahaya navigasi, peran pemnaduan dilaksanakan pada saat kapal
memasuki/keluar alur pelabuhan.

2. Pelaksanaan.
a. Setelah diumumkan “ Peran pemanduan “ anggota menempati pos
peran sesuai petunjuk dalam buku tempurnya.
b. Jangkar haluan diawaki, sewaktu-waktu siap lego.
c. Tim anjungan menempati pos anjungan dan melaksanakan tugas
sesuai yang telah ditentukan.
d. Padiv nagi dan juru plotter menentukan posisi kapal dan melaporkan
kepada komandan secara periodik.
e. Juru mudi pelabuhan mengemudikan kapal sesuai halu yang
diperintahkan komandan.
f. Juru telegraf mengawaki telegraf dan merubah telegraf/balingan sesuai
perintah komandan.
g. Juru radar melaporkan situasi/kontak disekitar kapal.
h. Pengawas melaporkan kontak kapal, perahu, pesud, bouy atau benda-
benda terapung yang membahayakan navigasi.
i. Juru komunikasi pelabuhan mengadakan komunikasi dengan
kepanduan, kapal kapal yang akan berpapasan sesuai perintah komandan.
j. Selesai peran pemanduan, kegiatan yang dilaksanakan sbb :
1) Umumkan selesai “ peran pemanduan “, jaga laut divisi .......
2) Anggota jangkar menyimpan jangkar dan distoper, setelah itu
laporkan selesai penggunaan lier jangkar ke EOS.
3) Perwira jaga baru menerima situasi penjagaan dari Komandan
kapal.
4) Anggota divisi jaga baru melaksanakan apel kemudian
mengadakan serah terima penjagaan dengan anggota divisi jaga lama .
VII. PERAN MELEWATI MEDAN RANJAU

1. Tujuan.

Menyiapkan kapal untuk melewati medan ranjau, baik yang disebar sendiri
maupun yang disebar oleh musuh.

2. Pelaksanaan.

a. Tahap persiapan.
1) Umumkan “ peran melewati medan ranjau “
2) Seluruh anggota menempati pos tempur dan melaksanakan
kegiatan sesuai buku tempurnya.
3) Bagi anggota yang diruangan melaksanakan kegiatan di bawah
garis air, agar naik ke geladak terbuka dengan menggunakan
swemvest dan helm (Provos dan Badislam) aksi pengecekan ruangan-
ruangan.
4) Kecepatan kapal dikurangi hingga 6 knot.
5) Tim PEK siaga-I, siapkan selang air laut di haluan kiri dan
kanan.
6) Siapkan tim snipper (meriam 20 mm dan metraliur 12,7 mm
diawaki).
7) Anggota isyarat siapkan 3 bola-bola hitam pada siang hari,
3 buah lampu merah pada malam hari (kapal tipe PR dan BR).

b. Tahap pelaksanaan.
1) Usahakan kapal berlayar “ on track “ (tentukan posisi sesering
mungkin).
2) Apabila kapal dalam formasi, ikuti seluruh perintah kapal
penjuru/kapal penuntun (Halu dan Cepat).
3) Laksanakan penutupan pintu dan jendela kedap.
4) Pengawas tingkatkan pengawasan terhadap benda-benda
terapung.
5) Anggota dilarang membuang sampah ke laut dan anggota mesin
dilarang melaksanakan lensen.
6) Apabila melihat ranjau terapung disekitar kapal, agar dihalau
dengan menyemprotkan air laut kearah sekitar ranjau.
7) Sedangkan ranjau yang posisinya jauh dari kapal dan aman
apabila diledakkan agar ditembak oleh snipper.

c. Tahap pengakhiran.
1) Apabila kapal aman dari medan ranjau, umumkan selesai
melewati medan ranjau, kembalikan peralataan ketempat semula.
2) Balingan kapal dapat dinaikkan secara bertahap.
VIII. PERAN ORANG JATUH DI LAUT

1. Tujuan.

Untuk mengambil tindakan dalam rangka pertolongan terhadap orang yang


jatuh di laut.

2. Prosedur.

a. Orang yang melihat pertama kali melihat orang jatuh di laut langsung
berteriak “ orang jatuh di laut, lambung kanan/kiri) “ sambil jatuhkan life bouy
pada si korban “.

b. Umumkan “peran orang jatuh di laut lambung kanan/kiri)”


c. Isyarat :
1) Bunyikan “ 6 gauk pendek “
2) Pada waktu siang hari kibarkan bendera “ upen opak “
3) Pada waktu malam hari nyalakan “ 2 buah lampu vertikal warna
merah nyala padam “.
d. Cikar kemudi (kanan/kiri) sesuai arah orang jatuh di laut.
e. Apabila kapal dalam formasi, infokan ke unsur yang lain.
f. Laporkan kepada kapal pimpinan dan ijin keluar formasi.
g. Awasi terus menurus orang jatuh dilaut sambil melaporkan arah
baringan relatifnya, apabila kejadiannya malam hari, hidupkan lampu sorot
dan arahkan ke posisi si korban terus menerus.
h. Siapkan tim kesehatan dan tim penolong.
i. Cek arah angin dan arus.
j. Dalam olah gerak kapal perhatikan unsur lain, hindari bahaya tubrukan.
k. Laksanakan prosedur manuver dengan methode sebagai berikut :

1. Methode Anderson (satu putaran).

Methode ini digunakan apabila kapal mempunyai baling-baling


2 (dua) atau lebih dan jarak pandang baik.
Pelaksanaan.

a) Cikar kemudi sesuai arah jatuhnya si korban, stop putaran


baling-baling dalam, untuk menghindari si korban kena baling-
baling kapal.
b) Setelah mencapai 2/3 putaran, stop mesin.
c) Arahkan kapal kepada si korban dan usahakan kapal
berada di atas angin.

Keuntungan :
- Waktu yang digunakan untuk menolong korban relatif
cepat.

Kerugian :
- Pada saat mendekati korban memerlukan banyak olah
gerak.

2. Methode William Turn.


Methode ini digunakan apabila jarak pandang kurang baik atau
waktu malam hari.

60 º
2

Pelaksanaan
a) Cikar kemudi sesuai arah jatuhnya si korban, stop putaran
baling-baling dalam, untuk menghindari si korban kena baling-
baling kapal.

b) Setelah haluan kapal berputar 60 º relatif dari haluan


semula, maka kemudi cikar kearah kebalikannya sampai dengan
haluan kapal kearah kebalikan haluan semula.

c) Arahkan kapal kepada si korban dan usahakan kapal


berada diatas angin.
Keuntungan :
- Untuk mengarahkan kapal kepada sikorban, sangat
mudah.

Kerugian :
a) Posisi korban jauh dari kapal.
b) Memerlukan waktu yang cukup lama.

3. Methode Yanke Backing.


Methode ini digunakan apabila kapal berada di perairan
sempit dan jarak pandang baik.

Mesin mundur

Pelaksanaan.

a) Cikar kemudi sesuai arah jatuhnya si korban, stop


putaran baling-baling dalam, untuk menghindari si korban
kena baling-baling kapal.
b) Setelah posisi korban aman dari baling-baling
kapal, maka laksanakan stop mesin kemudian kapal
mundur ke kiri/kanan.

c) Arahkan kapal kepada si korban dan


usahakankapal berada di atas angin.

Keuntungan :
- Kapal relatif dekat dengan si korban.

Kerugian :
a. Memerlukan waktu yang cukup lama.
b. Perlu waspada terhadap rintangan bahaya
navigasi.
4. Methode Boat Recovery (mengambil si korban dengan sekoci).

a) Methode ini digunakan apabila kapal kurang mampu


berolah gerak.
b) Jarak pandang cukup baik
c) Kapal berada di perairan sempit dan tidak memungkinkan
untuk berolah gerak.

Pelaksanaan.

a) Cikar kemudi sesuai arah jatuhnya si korban, stop


putaran baling-baling dalam, untuk menghindari si korban
kena baling-baling kapal.
b) Setelah posisi korban aman dari baling-baling
kapal, maka laksanakan stop mesin kemudian kapal
mengapung sambil tetap mengawasi posisi
si korban.
c) Turunkan sekoci untuk mengambil si korban.

Keuntungan :
- Kapal tidak berolah gerak dan aman.

Kerugian :
- Memerlukan waktu yang cukup lama.
IX. PERAN KEMUDI DARURAT

1. Tujuan

Untuk mempertahankan kapal tetap berada pada halu yang ditentukan dan
aman dari bahaya navigasi.

2. Pelaksanaan :

a. Umumkan ” peran kemudi darurat”


b. Perhatikan arah gerakan kapal, apabila membahayakan stop mesin
c. Tunjukan isyrat :
1) Siang hari, ”2 bola – bola hitam pertikal”
2) Malam hari, ” 2 bh lampu tegak lurus warna merah”
d. Apabila kapal dalam pormasi :
1) Infokan ke kapal lain.
2) laporkan kekapal pimpinan dan ijin keluar formasi.
e. Awaki pesawat komunikasi VHF/FM.
f. Segera awaki kemudi darurat dan adakan komunikasi dengan
anjungan.
g. perintah halu yang dikemudikan tetap dari anjungan.
h. Cek posisi dan waspadai bahaya navigasi.
i. Laksanakan perbaikan kemudi.

X. PERAN CUACA BURUK

1. Tujuan.

Cuaca buruk adalah suatu keadaan hidrometeorologi yang dapat


membahayakan bagi keselamatan kapal. Untuk itu perlu adanya suatu tindakan
keselamatan sebagai berikut :

2. Pelaksanaan :

a. Umumkan “ Peran Cuaca Buruk “ semua kegiatan di geladak terbuka


dihentikan.
b. Umumkan agar seluruh anggota membantu mengikat/mengamankan
benda-benda yang mudah bergerak serta anggota dilarang berada di geladak
terbuka.
c. Turunkan kecepatan sampai dengan maksimum 6 – 8 knots.
d. Infokan ke pengendali mesin agar mesin siap manuvra.
e. Siapkan angin untuk gauk.
f. Tim PEK siaga-2.
g. Dilarang merubah stabilitas kapal tanpa persetujuan komandan.
h. Radar navigasi dibuat skala 6 NM.
i. Nyalakan lampu-lampu navigasi dan bunyikan isyarat kabut (gauk
panjang 6 detik berturut-turut dengan selang waktu antara gauk 2 detik).
j. Tingkatkan kesiagaan pengawas dan perhatikan isyarat bunyi dan
lampu dari kapal lain.
k. Perintahkan Bama, Baprov, Badislam untuk mengecek dan menutup
pintu-pintu kedap serta mengikat benda-benda yang mudah bergerak.
l. Pasang tali pengaman digeladak terbuka.
m. Laksanakan manuvra untuk memperkecil pengaruh ombak.
n. Cek terus menerus perubahan barometer, apabila ada penurunan
drastis kemungkinan terjadi badai, segera cari tempat perlindungan
(berlindung di teluk yang aman).
o. Analisa setiap berita cuaca dan plot pada peta ramalan cuaca, laporkan
kepada komandan apabila ada indikasi terjadinya badai.
p. Plot pusat badai di peta dalam rangka menentukan haluan
penghindaran.
q. Apabila sedang membawa helly, crew helly agar menutup helly dan
menambah ikatan serta dikencangkan.

XI. PERAN TEMPUR

1. Tujuan.

Untuk menanggulangi setiap ancaman dari (Pesud, KAA dan KS) yang
menyerang kapal kita, sehingga dapat membahayakan keselamatan kapal maupun
ABK.

2. Pelaksanaan :

a. Setelah ada alarm “ Peran Tempur “, seluruh anggota menempati pos


tempur sesuai petunjuk dalam buku tempurnya dan memakai sweemvest
serta helm.
b. Organisasi jaga laut berubah menjadi organisasi tempur.
c. Setelah sampai di pos tempur (PT) langsung siapkan peralatan tempur
dan adakan percobaan komunikasi,setelah terjalin komunikasi, laporkan
kesiapan pos tempur baik personel maupun peralatan kepada pos komando
(PK). Sebagai contoh : “ PK-SEN disini PT-1 SEN, PT-1 SEN personel
lengkap senjata siap “.
d. Pos komando (PK) setelah menerima laporan kesiapan dari masing-
masing pos tempur (PT) selanjutnya melaporkan kesiapan ke pos komando
utama (PKU). Sebagai contoh : “ PKU disini PK-SEN, PK-SEN siap
melaksanakan peran tempur “.
e. Kegiatan PK-NOP melaksanakan prosedur laporan sergapan (Raid
Reporting) sbb :
1) Juru radar mendeteksi sasaran pada skala jarak 24 NM dan
radius 360º terhadap :
a) Sasaran pesawat udara : “Boegy”/Bugi
b) Sasaran Kapal Atas Air : “Skunk”/Landak
c) Sasaran Snorkel KS : “Goblin”/Gabus
d) Sasaran Rudal : “Vampire”/Vampire

2) Jika mendeteksi sasaran pesawat udara, prosedurnya :


a) Umumkan peringatan udara, tingkat kesiagaan senjata dan
tingkatnya siaga PEK sbb :
(1) Peringatan Udara Merah (Warning Red).
(a) Apabila kapal mendapatkan sergapan udara
sangat mendesak, pesawat terbang musuh sudah
berada dalam daerah pertahanan udara (jarak
Pesud sesuai jarak tembak meriam) kapal kita.
(b) Senjata bebas (Weapon Free).
(c) Tim PEK siaga-1.

(2) Peringatan Udara Kuning (weapon Yeloow)


(a) Sergapan udara mungkin terjadi, pesawat
terbang musuh atau tak dikenal akan memasuki
daerah pertahanan udara.
(b) Senjata ketat (Weapon Tight).
(c) Tim PEK siaga-2.

(3) Peringatan Udara Putih (Weapon White).


(a) Pesawat terbang musuh menjauh dan
menghilang dan keluar daerah pertahanan udara.
(b) Senjata terkunci (Weapon holdfire).
(c) Tim PEK siaga-3.

b) Laporkan kontak sasaran sesuai dengan prosedur


komunikasi, sebagai contoh :
(1) Penomoran sistem octal.
(a) 2 angka pertama menunjukkan identitas
kapal pelapor.
(b) 2 angka kedua/terakhir merupakan nomor
sasaran.
(c) Nomor sasaran :
- Sasaran udara : XX00 - XX27.
- Sasaran AA/KS : XX30 - XX57.
- Blok alokasi untuk KRI : 57.
(2) Sebagai contoh : Kontak baru Boegy 5701-
Bar 045-jarak 40.
3) Anggota plotter mengeplot data sasaran sbb :
a) Tentukan/plot posisi kapal kita dengan menggunakan
data dari GPS, kemudian tarik garis halu kapal kita.
b) Dari posisi kapal, plot baringan dan jarak sasaran, maka
akan ketemu baringan relatif sasaran.
c) Setelah itu teruskan ke PKU bahwa sasaran berada pada
baringan relatif Hijau/Merah ……, Jarak …….
d) Pada pengeplotan sasaran berikutnya/yang kedua
diharapkan sudah dapat mengetahui halu dan cepat sasaran
(EGS) gunakan radar JRC.

4) PKU meneruskan data kontak sasaran ke PK-SEN, selanjutnya


PK-SEN meneruskan ke PT-SEN dengan prosedur komunikasi sbb :
a) PT-1 SEN dan PT-2 SEN disini PK-SEN, tracking sasaran
udara Hijau 45, jarak 25.
b) PK-SEN disini PT-1 SEN Randu, tracking sasaran udara
Hijau 45, jarak 25.
c) PKU disini PK-SEN = PT-1 SEN dan PT-2 SEN, tracking
sasaran udara Hijau 45, jarak 25.

5) Perubahan data sasaran harus selalu diinfokan ke PK-SEN dan


selanjutkan untuk diteruskan ke PT-SEN, interval laporan sergapan :
a) Sasaran Udara tiap 30 detik.
b) Sasaran Kapal Atas Air tiap 1 menit.

6) Prosedur laporan sergapan ini berlaku untuk sasaran yang


lainnya (Kapal Atas Air dan Kapal Selam).

XII. PERAN PEMARIKSAAN DAN PENGGELEDAHAN

1. Tujuan.

Untuk melaksanakan pemeriksaan dan penggeladahan terhadap kapal yang


diduga malakukan tindak pelanggaran / tindak pidana di laut.

2. Prosedur:

a. Tahap Persiapan.
1) Umumkan ” peran pemeriksaan dan penggeledahan” didahului
dengan peran tempur bahaya umum kapal atas air.
2) Seluruh anggota menempati pos tempurnya sesuai petunjuk dalam
buku tempurnya.
3) Tim pemeriksa yang ditunjuk segera menempati pos pemeriksaan
yang telah ditentukan dengan memakai swemvest dan helm serta bawa
senjata. Pada saat berada di pos pemeriksaan / geladak utama, tim
pemeriksa tetap waspada dan siaga (perhatikan lindung tembak dan
lindung tinjau).
4) Apabila kapal yang akan diperiksa berbendera asing, siapkan tim
kawal untuk mengantisipasi kemungkinan kapal kepelabuna terdekat.
5) Perwira jaga laksanakan prosedur penghentian kapal yang akan
diperiksa sebagai berikut :
a) Adakan komunikasi dengan kapal yang akan diperiksa
melalui FM chanel-16 kemudian perintahkan untuk stop mesin
dan merapat pada salah satu lambung kapal kita usahakan
merapat di bawah angin.
b) Apabila tidak bisa hubungan, dekati kapal tersebut dan
laksanakan komunikasi visual dengan semaphore atau lampu
sign.
c) Jika dengan cara tersebut tidak diabaikan, laksanakan
prosedur ”Hot Pursuit” sesuai aturan perlibatan sbb :
(1) Adakan tembakan peringatan ke udara pada arah
yang aman.
(2) Jika tidak mampu stop mesin, laksanakan
tembakan di air pada haluan / buritan kapalnya.
(3) Apabila ia melakukan kegiatan / manuver yang
membahayakan keamanan / keselamatan personel atau
kapal laksanakan tembakan pada kapal dan usahakan
tidak ada korban.
d) Laporkan kepada komandan beserta tindakan yang
diambil.

b. Tahap pelaksanaan.
1) Setelah kapal berhasil dihentikan dan merapat pada lambung
kapal kita tindakan selanjutnya sebagai berikut :
a) Ketua tim pemeriksa agar memerintahkan crew kapal
yang diperiksa untuk berkumpul di haluan.
b) Nahkoda kapal dikawal menuju anjungan dengan
membawa dokumen / surat -surat kapal.
c) Tim pemeriksa di anjungan melaksanakan pemeriksaan
dokumen/ surat-surat kapal sesuai telegram Kasal
No. 757/sops/1201 TWU.1203.1818. pada saat pemeriksaan
dokumen/ surat-surat, tim periksa yang ditunjuk tetap berada
di KRI sambil mengawasi crew / ABK kapal yang diperiksa.
d) Setelah selesai pemeriksaan dokumen kapal, tim
pemeriksa atas perintah komandan turun ke kapal untuk
melaksanakan pemeriksaan secara fisik (ruangan, jenis dan
jumlah muatan terlarang lainnya) kemudian dilaporkan
ke anjungan.
2) Selama melaksanakan pemeriksaan,seluruh anggota tetap
berada pada pos tempur dan tidak diijinkan untuk menonton/berdiri
dekat relling.
3) Apabila di dalam pemeriksaan dokumen dan pemeriksaan
secara fisik tidak terbukti ada pelanggaran / tindak pidana, maka kapal
tersebut diijinkan untuk melanjutkan kegiatan dengan memberikan
blangko hasil pemeriksaan yang telah ditandatangani nahkoda dan
komandan kapal.
4) Jika di dalam pemeriksaan dokumen dan periksaan secara fisik
terdapat bukti pelanggaran/tindak pidana, maka segera diproses sesuai
prosedur.

XIII. PERAN HELLY

1. Tujuan.

Untuk menyiapkan geladak helly dan peralatan lainnya sebagai sarana


pendaratan/tinggal landas helly.

2. Prosedur.

a. Tinggal landas (take off).

1) Tahap persiapan.
a) Umumkan “ Peran Helly “
b) Siapkan isyarat bendera “ Halong ½ “
c) Siapkan jaring komunikasi dengan frequensi yang telah
ditentukan.
d) Seluruh anggota helly deck buka relling dan merebahkan
tiang bendera buritan.
e) Hindarkan benda-benda yang mudah terbang disekitar
geladak helly.
f) Tim PEK siaga dengan peralatan pemadam kebakaran.
g) Siapkan tim SAR lengkap dengan peralatannya.
h) Siapkan tim kesehatan.
i) Hitung arah dan kecepatan angin serta oleng/angguk
kapal.
j) Halu kapal diarahkan pada flyng cource dengan melawan
angin.
k) Pilot helly laporan kepada komandan kapal “ Ready for
airbone ”
2) Tahap pelaksanaan.
a) Helly laksanakan pemanasan pesawat (putar baling-
baling helly)
b) Anggota komunikasi adakan radio cek dengan pilot/Co.
pilot helly.
c) Apabila sudah terjalin komunikasi, infokan kepada pilot
helly tentang :

(1) “ Relatif Wind Red/Green …, Relatif Speed ….NM “


“ Angin relative Merah/Hijau …., Kecepatan relative
……NM “
(2) “ Pitch ….., Degree and Roll ….Degree “
“ Oleng …. Derajat dan angguk ….Derajat “

(3) “ Cource …”/” Haluan “

d) Apabila helly siap take off laporkan kepada komandan,


apabila komandan menyatakan “ Green Light “ bendera “ Halong
Penuh “ dan helly dipersilahkan untuk terbang/take off.
e) Setelah helly terbang, pilot laporan ke kapal sbb :
(1) “ 517 this is 402, Air Bone “
“ 517 disini 402 mengudara “
(2) “ Opening Vector/Flyng Cource ……”
“ Buka Vektor/arah terbang “
(3) “ Height ….Feet and Speed ….NM “
“ Ketinggian…kaki dan kecepatan ….NM “
(4) ” Endurance ... minute ”
” Jelajah ..... menit ”

3) Tahap pengakhiran. Selesai peran helly, kembalikan


peralatan sesuai tempat semula, bendera ” Halong Turun ”.

b) Mendarat (landing).

1) Tahap persiapan. Urutan sesuai dengan tinggal landas (take


off).

2) Tahap pelaksanaan.

a) Apabila sudah terjalin komunikasi dengan helly, infokan


kepada pilot helly tentang :
(1) ” Relatif Wind Red/Green.,Relatif Speed ..NM ”
“Angin relative Merah/Hijau …, Kecepatan relative
….NM “
(2) “ Pitch …, Degree and Roll …Degree “
“ Oleng …, Derajat dan angguk …Derajat “
(3) “ Cource …”/” Haluan “.
b) Apabila ada perubahan halu kapal dan arah serta
kecepatan angin harus selalu diinfokan kepada pilot helly
sampai pilot helly menyatakan “ Final “.
c) Apabila geladak helly siap laporkan kepada komandan,
apabila komandan menyatakan “ Green Light “ bendera “ Halong
Penuh “ dan helly dipersilahkan untuk mendarat/landing.

3) Tahap pengakhiran. Setelah helly stop engine dan helly


telah terikat, maka selesai peran helly, bendera “
HalongTurun “.
Catatan :

a. Batas oleng / angguk kapal :


1. Siang hari oleng maksimum 2,5º dan angguk 5º.
2. Malam hari oleng maksimum 1,5º dan angguk 3º.

b. Batas arah dan kekuatan angina :


1. Pada saat terbang dan mendarat arah angin relatif tidak boleh lebih
dari 90º.
2. Pada saat terbang dan mendarat kecepatan angin relatif tidak boleh
lebih dari 40 knots.

40 Knots

10º 10º
30 Knots

10 Knots
60º 60º

XIV. PERAN MEMANTAI ( BEACHING)


1. Tujuan.
Untuk mengandaskan/menabrakkan haluan kapal ke pantai dalam rangka
melaksanakan embarkasi dan debarkasi, baik materiil maupun personel melalui
bowdoor rampha.

2. Prosedur :
a. Persiapan.
Memantaikan kapal jenis LST merupakan suatu tugas yang
mengandung banyak resiko dan memerlukan suatu ketelitian, maka perlu
diadakan persiapan seoptimal mungkin. Tentunya tidak semua pantai dapat
digunakan untuk beaching kapal jenis LST, oleh karena itu membutuhkan
suatu ketelitian dan kondisi pantai yang memadai.

Hal-hal yang perlu disiapkan pada saat kapal akan memantai adalah :

1) Bidang navigasi dan operasi.


a) Tentukan waktu yang tepat untuk memantai berdasarkan
pasang surut daerah setempat. Usahakan waktu memantai
tidak pada saat pasang tertinggi sehingga tidak merepotkan
pada saat retrack.
b) Agar diketahui arah dan kecepatan arus setempat.
c) Agar diketahui arah arus dan arah serta kecepatan angin.
d) Karena data dasar laut tidak akurat agar dilaksanakan
survey terlebih dahulu.
e) Kedalaman air atau kelandaian pantai memiliki
gradient/slope yang ideal (1 : 10 s.d. 1 : 30).
f) Buat tanda-tanda/merkah di pantai untuk memudahkan
manuvra kapal.
g. Yakinkan bahwa peralatan navigasi : radar, gyro dan
kemudi kapal bekerja dengan baik.
h. Siapkan peta skala kecil dan peralatan plotter.
i. Buat track/rencana halu untuk beaching.

2) Bidang Bahari.
a) J-90 (kecepatan kapal 6 knots) span skrup bowdoor dan
rampha mulai dikurangi.
b) Yakinkan bahwa staldrat jangkar buritan dalam kondisi
baik.

3) Bidang Permesinan.
a) J-180 tangki balast haluan agar diisi penuh, sehingga
sarat draft kapal memungkinkan untuk memantai.
b) MPK siap manuvra.
c) Trim kapal untuk siap memantai.
b. Pelaksanaan.
1) Umumkan ” Peran Memantai/Beaching ” didahului dengan ”
Peran Tempur Bahaya Umum ”.(jarak ke pantai 2000 yard).
2) seluruh anggota menempati pos tempur (PT) sesuai petunjuk
dalam buku tempurnya.
3) Arahkan haluan kapal tegak lurus pantai.
4) Laporka posisi 3 menit sekali dalam jarak kapal ke pantai.
5) PSU diawaki.
6) Atur kecepatan kapal/balingan mesin.
7) Echosounder di ”ON” kan dan laporkan kedalaman laut secara
periodik.
8) Kemudi darurat diawaki.
9) Laporkan arah dan kecepatan angin secara periodik.
10) Siapkan alat komunikasi/HT.
11) Siapkan gauk kapal sebagai komunikasi cadangan pada saat
pelaksanaan lego jangkar buritan.
12) Lier jangkar buritan posisi siap lego.
13) Tim PEK siaga.
14) Siapkan tali buangan/Gun line.
15) Jarak haluan kapal ± 301 yard dari pantai, jangkar buritan lego
(ideal 7 s.d. 8 segel).

c. Pengakhiran.
1) Mantapkan kedudukan kapal harus tegak lurus pantai.
2) Berapa segel rantai jangkar buritan dilego (kencangkan staldrat
rantai jangkar).

A B

SLOPE = 1 : 20

Rumus
Posisi lego jangkar buritan
Jarak ke pantai = Panjang staldrat + panjang kapal +[(draft X slope)-
jarak luncur] - jarak pengamat ke jangkar buritan
Kapal lego jangkar buritan 7 segel (jarak berapa dari pantai untuk jangkar buritan
harus dilegokan).
194 + 111 + (40 – 16) - 28

= 305 + 24 - 28

= 301 yard
Jadi jarak ke pantai = 301 yard atau titik E, D, C segaris dan jangkar buritan harus
dilegokan.

194 yard = Panjang staldrat jangkar buritan (7 segel).


111 yard = Panjang kapal.
40 = Draft haluan (6 feet) X slope (20 meter).
16 = Jarak luncur kapal.
28 = Jarak pengamat ke jangkar buritan.

Mencari Jack Staf (BD)


BC : AC = BD : AE
(301 – 83) : 301 = BD : 14,5
BD = (218 X 14,5) : 301
= 10,5 yard.

POSISI LEGO JANGKAR BURITAN

28 Yard
305 yard

333 Yard

PANTAI

POSISI BEACHING
111 Yard

222 Yard 83 Yard

8 SEGEL

333 Yard
PANTAI
Keterangan :

Kapal lego jangkar 8 segel (jarak berapa ke pantai jangkar buritan harus dilegokan) ?
Jarak ke pantai = (panjang staldrat yang dikehendaki + panjang kapal ) - jarak
buritan ke antena radar.
= (222 Yard + 111 Yard) - 28 Yard
= 333 Yard – 28 Yard
= 305 Yard.

Jadi untuk beaching panjang rantai jangkar 8 segel atau 200 m (222 Yard),
kapal harus lego jangkar jarak ke pantai 305 Yard. Untuk memperhitungkan jangkar
buritan di dasar laut pada jarak 305 Yard, maka perintah lego diberikan beberapa
saat sebelum jarak radar 305 Yard.

XV. PERAN LEPAS PANTAI ( RETRACK )

1. Tujuan.

Untuk melepaskan haluan kapal dari pantai sehingga kapal bebas dan
selanjutnya kapal melaksanakan tugas operasi.

2. Prosedur :

a. Persiapan.

1) Tentukan waktu retrack, pada saat kondisi air pasang tertinggi.


2) Siapkan peta dan peralatan plotter.
3) Siapkan radar navigasi.
4) Bowdoor rampha sudah tertutup.
5) Tali sabuk dapat dimasukkan apabila cuaca memungkinkan.
6) Siapkan mesin untuk manuvra.
7) Air pada tangki balast haluan dikurangi sampai draft haluan
normal.
8) Perhatikan arah dan kecepatan angin.
9) Perhatikan area untuk manuvra kapal harus bebas dari bahaya
navigasi.

b. Pelaksanaan.

1) Umumkan ” Peran Lepas Pantai/Retrack ”.


2) Seluruh anggota menempati pos tempurnya sesuai petunjuk
dalam buku tempurnya.
3) Siapkan lier jangkar haluan dan buritan.
4) Jangkar buritan siap dihebob.
5) Tali-tali diawaki dan siap dihebob.
6) Siapkan HT.
7) Echosounder di “ON” kan dan laporkan kedalaman air secara
periodik.
8) Kemudi darurat diawaki.
9) Laporkan arah dan kecepatan angin secara periodik.
10) Tim PEK siaga.
11) Apabila mesin sudah siap manuvra, jangkar buritan dihebob dan
tali-tali haluan mulai diarea.
12) Apabila jangkar buritan sudah dihebob tetapi kapal tidak mau
bergerak mundur, maka segera dicek apakah tangki balast haluan
sudah dikosongkan/normal atau dilaksanakan manuvra dengan mesin
secara kopel kanan/kiri.
13) Laporkan jarak radar dari kapal ke pantai secara periodik.

XVI. PERAN JANGKAR

1. Tujuan : Untuk menyiapkan kapal dalam rangka labuh jangkar/angkat jangkar..

2. Prosedur :

a. Tahap persiapan
Hal-hal yang perlu disiapkan pada saat kapal akan lego jangkar
adalah :
1) Siapkan peta rencana lego sekala kecil
2) Tentukan tempat lego dengan memperhatikan :
a) Kedalaman air yang ideal 15 s.d 50 mtr
b) Dasar laut (Lumpur atau Lumpur pasir)
c) Aman dari rintangan/bahaya Navigasi
d) Posisi lego jangkar tidak di alur lalu lintas kapal dan
bebas dari kabel laut.
e) Perhatikan kekuatan arus setempat
f) Luas perairan cukup untuk manuver kapal
g) Usakan tempat lego jangkar terlindung
h) Gunakan titik referensi untuk lego yang jelas sehingga
memudahkan untuk menentukan posisi kapal (buat jaring-jaring
sinar)
3) Apabila memungkinkan gunakan Blind plotting

b. Pelaksanaan
1) Umumkan ”peran jangkar”
2) Seluruh anggota menempati pos tempurnya sesuai petujuk
dalam buku tempurnya
3) Mesin siap manuver
4) Anggota komonikasi siapkan HT dan bendera ”umar” serta
sosok
bola-bola hitam pada siang hari
5) Siapkan jangkar haluan dan rencana rantai jangkar yang akan
dilego
6) Laporkan posisi kapal serta jarak kapal keposisi lego secara
Periodik
7) Laporkan arah dan kecepatan angin
8) Laporkan kedalaman air secara periodik dengan menggunakan
Echosounder
9) Pada saat jangkar lego, laporkan panjang rantai dan arah rantai
10) Perhatikan tanda-tanda jangkar makan, apabila jangkar
menggaruk
agar rantai jangkar diarea secukupnya

KETENTUAN LEGO JANGKAR

1. H < 20 Meter
Panjang Rantai : 4 x H
Radius : 4H + 2L

2. 20 < H < 50 Meter


Panjang Rantai : 3 X H
Radius : 3H + 2L

3. H > 50 Meter
Panjang Rantai : 2 x H
Radius : 2H + 2L

Keterangan :
H : Dalam Laut.
L : Panjang Kapal.
1/3 L : Faktor cadangan keamanan karena tidak teliti waktu lego jangkar.
XVII. PERAN LSBA (LAWAN SABOTASE BAWAH AIR)

LSBA (Lawan Sabotase Bawah Air) adalah suatu operasi guna mengantisipasi
adanya serangan/sabotase bawah air oleh pasukan katak/penyelam musuh.
Peran LSBA dibagi dalam 3 (tiga) tingkat, yaitu :

1. LSBA Tingkat-3.

Suatu keadaan dimana kapal akan diserang oleh pasukan katak musuh,
kapal yang menerima informasi tersebut di atas segera melaksanakan aksi sbb :
a. Umumkan ” Peran LSBA ” Tingkat-3.
b. Pada siang hari kibarkan bendera ” AS-109-3 ”.
c. Pada malam hari laksanakan peran penggelapan.
d. Tempatkan pengawas bersenjata disepanjang lambung kapal dengan
jarak sesuai kekuatan jaga.
e. Siapkan sekoci beserta kelengkapannya.
f. Menyiapkan granat tangan atau bahan peledak ringan sewaktu-waktu
digunakan.
g. Damage Contorl/Tim PEK siaga-3.
h. Siapkan alat komunikasi UHF, VHF/FM dan HT.
i. Apabila kapal lego jangkar, radar dipancarkan untuk mengetahui situasi
permukaan air disekitar kapal.
j. Meningkatkan kesiap siagaan penjagaan dan laksanakan pemeriksaan
setiap personel yang keluar masuk kapal.
k. Memasang bottom line (tali melintang lunas kapal).

2. LSBA Tingkat-2

Suatu keadaan dimana kapal kemungkinan besar akan diserang oleh pasukan
katak musuh, kapal yang menerima informasi tersebut di atas segera melaksanakan
aksi sbb :
a. Umumkan “ Peran LSBA” Tingkat-2.
b. Pada siang hari :
1) Kibarkan isyarat bendera “AS-109-2”.
2) Bunyikan lonceng terus menerus selama 30 – 60 detik.
c. Pada malam hari :
1) Tembakkan 5 buah peluru suar warna hijau ke udara.
2) Bunyikan lonceng terus menerus selama 30 – 60 detik.
3) Laksanakan peran penggelapan (jangan sampai terlihat cahaya
dari luar).
d. Pengawas laporkan apabila melihat sampah, perahu dan benda-benda
terapung yang mencurigakan.
e. Melaksanakan patroli disekitar kapal dengan sekoci.
f. Lemparkan granat tangan atau bahan peledak ringan disekitar kapal.
g. Damage Control/Tim PEK siaga-2.
h. Pasang lampu penerangan bawah air.
i. Siapkan tim penyelam.
j. Apabila kapal lego jangkar, radar dipancarkan untuk mengetahui situasi
permukaan air disekitar kapal.
k. Meningkatkan kesiap siagaan penjagaan dan laksanakan pemeriksaan
setiap personel yang keluar masuk kapal.
l. Menyiapkan mesin untuk manuvra.

3. LSBA Tingkat-1.
Suatu keadaan dimana kapal pasti diserang pasukan katak musuh, kapal
yang menerima informasi tersebut di atas segera melaksanakan aksi sbb :
a. Umumkan ” Peran LSBA” Tingkat-1.
b. Pada siang hari :
1) Kibarkan isyarat bendera ”AS-109-1”.
2) Bunyikan lonceng terus menerus selama 30 – 60 detik.
c. Pada malam hari :
1) Tembakkan 5 buah peluru suar warna merah ke udara.
2) Bunyikan lonceng terus menerus selama 30 – 60 detik.
3) Laksanakan peran penggelapan (jangan sampai terlihat cahaya
dari luar).
d. Pengawas bersenjata disepanjang lambung kapal diperketat dan
kesiagaan ditingkatkan. Laporkan apabila melihat gelembung udara atau
tanda-tanda hadirnya pasukan katak/penyelam musuh.
e. Melaksanakan patroli disekitar kapal dengan sekoci sambil menarik tali
berkait.
f. Lemparkan granat tangan atau bahan peledak ringan disekitar kapal.
g. Damage Control/tim PEK siaga-1.
h. Pasang lampu penerangan bawah air.
i. Apabila kapal lego jangkar, radar dipancarkan untuk mengetahui situasi
permukaan air disekitar kapal.
j. Meningkatkan kesiap siagaan penjagaan dan laksanakan pemeriksaan
setiap personel yang keluar masuk kapal.
k. Menyiapkan mesin untuk manuvra dan putar baling-baling pelan.
XVIII. PERAN PENGGELAPAN

1. Tujuan

Untuk mencegah agar cahaya tidak nampak dari luar pada waktu malam hari
sehingga kapal tidak dapat dilihat secara visual oleh lawan.

2. Pelaksanaan :

a. Umumkan “Peran Penggelapan”.


b. Seluruh anggota melaksanakan penutupan pintu dan jendela kedap dan
membatasi pengguanaan lampu penerangan kapal termasuk lampu-lampu
navigasi.
c. Bila harus menggunakan penerangan didalam ruangan, gunakan lampu
warna merah, biru atau ungu.
d. Bama, Baprov dan Badislam mengadakan ronda keliling mengecek
pelaksanaan peran penggelapan.
e. Anggota yang berada di geladak terbuka dilarang menyalakan lampu
maupun api.

XIX. PERAN SEKOCI

1. Tujuan.

Untuk menyiapkan dan malaksanakan penurunan / penaikan sekoci (LCVP).

2. Pelaksanaan :

a. Umumkan ” peran sekoci” peran ini berlaku hanya untuk menurunkan


LCVP, apabila hanya sekoci karet cukup anggota divisi jaga.
b. Anggota yang terlibat paran segera manempati pos tempurnya sesuai
petunjuk dalam buku tempurnya termasuk awak sekoci yang ditunjuk dengan
menggunakan swemvest.
c. Anggota mesin jaga mengecek aliran motor lier dewi-dewi sekoci.
d. Anggota bahari melepas tali-tali pengikat staldrat dan roller dewi-dewi.
e. Awak sekoci menyiapkan peralatan yang akan digunakan untuk
operasional sekoci antara lain :
1) Bendera Merah Putih beserta tiang bendera.
2) Tali-tali pengikat sekoci dan dampra.
3) Mengecek penutup/prop lunas sekoci (pada saat sekoci akan
diturunkan, prop lunas sekoci harus dalam keadaan tertutup).
4) Mengecek jangkar sekoci dan kompas magnet.
5) Menyiapkan alat komunikasi/ HT.
6) Mengecek kesiapan bahan bakar dan oli sekoci.
7) Menyiapkan peralatan / tool set.
f. Setelah sekoci siap diturunkan Bama memberi perintah sesuai petunjuk
yang telah ada.
g. Setelah sekoci berada di air, laksanakan pemanasan motor sekoci dan
percobaan sekoci.

XX. PERAN KEBAKARAN

1. Tujuan.

Mengorganisir personel untuk tugas-tugas pemadam kebakaran dikapal.


Setiap personel yang mengetahui adanya kebakaran dikapal segera berteriak
“ kebakaran…….kebakaran terjadi di……..” sambil mengatasi dengan peralatan
pemadam yang ada disekitarnya.

2. Pelaksanaan :

a. Umumkan “Peran Kebakaran” diikuti dengan tempat kebakaran.


b. Cek arah angin dan manuver kapal kearah atas angin dan mendeteksi
daratan untuk menagntisipasi kebakaran tidak dapat dipadamkan.
c. Apabila kapal dalam formasi :
1) Infokan ke kapal yang lain.
2) Laporkan ke kapal pimpinan dan ijin keluar formasi.
d. Kurangi kecepatan agar kerja tim PEK terjamin.
e. Awaki pesawat komunikasi VHF/FM.
f. Siapkan tim PEK cadangan, sewaktu-waktu dibutuhkan.
g. Laksanakan penanggulangan kebakaran sesuai prosedur yang telah
ditentukan.
3. Jenis kebakaran dan cara menanggulangi.

NO JENIS KEBAKARAN PENYEBAB ALAT PEMADAM

1. Kebakaran Jenis “A” Benda padat : - CO – 2


- Kayu, kertas atau plastik - Busa
- Air

2. Kebakaran Jenis “B” Benda cair : - CO – 2


- Minyak, oli atau vet - Busa

3. Kebakaran Jenis “C” Listrik - CO - 2

XXI. PERAN KEBOCORAN

1. Tujuan.

Mengorganisir personel untuk tugas-tugas penanggulangan kebocoran di kapal

2. Tindakan awal .
a. Setiap personel yang mengetahui adanya kebocoran di kapal segera
berteriak “ kebocoran……..kebocoran terjadi di…….” sambil mengatasi dengan
peralatan kebocoran yang ada disekitarnya sebelum tim PEK aksi.
b. Anggota lain yang mendengar adanya kebocoran segera laporkan
kepada perwira jaga.

3. Pelaksanaan :

a. Umumkan / alarm “Peran kebocoran” diikuti dengan tempat kebocoran.


b. Seluruh anggota segera menuju ke lokasi kebocoran sambil membawa
peralatan penanggulangan kebocoran sesuai tugas dan tanggung jawabnya :
1) Apabila kejadian kebocoran pada saat jam kerja, maka
tim PEK kapal segera aksi penanggulangan.
2) Jika kejadian kebocoran di luar jam kerja, maka anggota
divisi jaga aksi penaggulangan dibantu oleh anggota tidur dalam.
c. Perwira jaga segera melaporkan kejadian kebocoran kepada Padis,
komandan kapal dan Kadepsin serta menghubungi Dislambair.
d. Anggota KOM jaga segera siapkan HT untuk ketua regu PEK, pengendali
PEK/EOS dan perwira jaga.
e. Siapkan tim PEK cadangan, sewaktu-waktu dibutuhkan.
f. Awaki pesawat telepon untuk koordinasi dengan instansi terkait.
g. Laksanakan penanggulangan kebocoran sesuai prosesdur yang telah
ditentukan.
4. Jenis kebocoran dan cara menanggulangi

NO TEMPAT KEBOCORAN PERALATAN

1. Lambung kapal atau - Bak salumbar, plat baut, kayu/besi penyangga dll
lunas

2. Kingston - Lubang diprop kemudian diadakan perbaikan klep


3. Tangki - Plat baut, majun/karung atau diprop apabila bukan
pipa BB, matikan air kemudian di las
4. Pipa - Dibuat dengan karet dan diklem.
apabila bukan pipa BB, matikan saluran air
kemudian di las

XXII. PERAN PENINGGALAN

1. Tujuan.

Untuk menyelamatkan awak kapal pada saat-saat terakhir bila komandan


kapal telah mengetahui dengan pasti bahwa kapal sudah tidak dapat diatasi lagi.

2. Pelaksanaan :

a. Umumkan ” peran peninggalan ” apabila prosedur dipersingkat atau


tidak perlu persiapan, maka selain tim PEK peran peninggalan harus diikuti
seluruh anggota untuk meninggalkan kapal.

b. Peran peninggalan dibagi dalam tiga tahap :


1) Tahap pertama.
a) Seluruh anggota kecuali tim PEK yang sedang
melaksanakan kegiatan, menuju pos peran dengan pakai
swemvest
b) Anggota tertua dari masing-masing alat penolong
mengecek jumlah anggotanya kemudian melaporkan ke Palaksa
di anjungan
c) Kadep Nop melaporkan arah dan angin , kekuatan arus
serta daratan terdekat kepada komandan kapal
d) Kadep Senbah menyiapkan beberapa senjata ringan
beserta pelurunya
e) Kadep Log membagikan perbekalan secukupnya kepada
masing-masing ketua kelompok
2) Tahap Ke dua
a) Palaksa memberi petunjuk khusus kepada seluruh
anggota :
(1) Ke arah mana harus meninggalkan kapal
(2) Kencangkan ikatan swemvest dan jangan ada
yang menggunakan tutup kepala
(3) Cara-cara melompat /terjun ke air (lihat ke bawah
dan ke dua kaki dirapatkan lurus)
(4) Hindari genangan minyak dan usahakan berenang
dalam kelompok
b) Turunkan alat-alat penolong sesuai perintah dari
anjungan

3) Tahap Ketiga
a) Komandan memerintahkan seluruh anggota untuk
meninggalkan kapal
b) Seluruh anggota tanpa kecuali segera meninggalkan
kapal

c. Komandan meninggalkan kapal setelah seluruh ABK telah


meninggalkan kapal dan dokumen serta peralatan penting telah dibawa.

XXIII. PERAN PENGHANCURAN

1. Tujuan.

Untuk memusnahkan / menghancurkan dokumen-dokumen rahasia, alat teknik

dan senjata atau kapal seluruhnyan karena untuk menghindari adanya

kemungkinan jatuhnya kapal tangan musuh dan kapal harus ditinggal.

2. Pelaksanaan :

a. Umumkan “Peran Penghancuran”.

b. Seluruh anggota melaksanakan tugas penghancuran sesuai


bidangnya masing-masing.

c. Prioritas dokumen atau peralatan yang dihancurkan / dimusnahkan


antara lain :

1) Mesin Sandi.
2) Dokumen yang sifatnya rahasia.
3) Alat tehnik dan senjata.
d. Dokumen atau peralatan yang masih perlu dipertahankan /
digunakan pada saat peran peninggalan tidak dihancurkan, sebagai contoh :
peta, jurnal kapal, alat-alat keselamatan kapal dan alat komunikasi portable dll.

e. Pelaksanaan penghancurkan dapat menggunakan demolisi /


bahan peledak atau memasukkan air ke dalam kapal.

f. Selesai melaksanakan penghancuran / pemusnahan, anggota


melaporkan kepada PK (Pos Komando) selanjutnya PK meneruskan ke PKU.

XXIV. PERAN EMBARKASI /DEBARKASI

1. Tujuan.

Untuk menyiapkan kapal dalam rangka pelaksanaan embarkasi / debarkasi,


baik personel maupun material dengan aman, lancar dan sesuai prosedur.

2. Pelaksanaan :

b. Umumkan ” peran embarkasi / debarkasi – personel / materiel”


didahului dengan peran tempur bahaya umum.
c. Seluruh anggota menempati pos tempurnya sesuai petunjuk dalam
buku tempurnya
d. Anggota muat mengecek kesiapan akomodasi personel / ruangan
pasukan dan tank deck untuk material berikut peralatan lashing.
e. Sebelum pelaksanaan embarkasi personel, Palaksa/perwira muat kapal
mengecek jumlah personel, menyampaikan rencana muatan kapal, jenis dan
tempat alat-alat keselamatan khusus untuk pasukan serta peraturan/tata tertib
untuk pasukan selama berada di kapal.
f. Ada beberapa cara pelaksanaan embarkasi/debarkasi personel dikapal
sebagai berikut :
1) Melalui rampha, maka terlebih dahulu bow door rampha di buka
(”Peran buka bow door rampha”)
2) Melalui lambung kapal, maka siapkan jaring pasukan di stasion
embarkasi / debarkasi.
3) Melalui tangga kapal, agar diperhatikan lalu lintas di tangga
jangan sampai numpuk di tangga.
g. Penempatan barang / kaporlap milik pasukan diatur agar tidak
menghalangi lalu lintas di kapal.
h. Embarkasi materiel harus sesuai rencana muat dan setelah materiel
tempur masuk ke dalam tank deck laksanakan pengikatan dengan kuat.
i. Pelaksanaan embarkasi / debarkasi faktor kecepatan lebih diutamakan,
namun faktor keselamatan juga tidak boleh diabaikan.
i. Selesai pelaksanaan embarkasi/debarkasi personel maupun materiel,
perwira muat kapal melaporkan macam dan jumlah muatan kepada Palaksa /
komandan kapal.
XXV. TINGKAT KESIAGAAN

1. Pengertian.

Tingkat kesiagaan yaitu kondisi penjagaan guna mengantisipasi / menghadapi


situasi yang mungkinn timbul

2. Jenis Tingkat Kesiagaan.

TINGKAT KONDISI
SITUASI YANG DIHADAPI PERAN
KESIAGAAN PENJAGAAN

I Adanya serangan Seluruh PT (pos Peran tempur


langsung/mendadak dalam tempur) diawaki
waktu singkat dalam kondisi
siap

II Adanya ancaman bahaya PT (Pos Tempur) Peran Jaga


udara, KAA dan KS diawaki setengah perang
kekuatan

III Diduga adanya ancaman Sesuai organisasi Sesuai


udara, KAA dan KS jaga laut ancaman/
situasi

IV Di Pangkalan Sesuai organisasi Sesuai


jaga darat ancaman/
situasi

XXVI. INFORMASI KAPAL KELUAR / MASUK PELABUHAN

1. SHIP BETWEEN BOUY NUMBER………AND NUMBER………


THIS IS ……..POSISITION………
I AM GOING OUT / IN
INTEROGATIVE, OVER

2. SHIP……MEET PAL…….YARD
THIS IS…….POSISITION………
INTENTION, OVER
- WE ARE PASSING RED TORED / GREEN TO GREEN ( SESUAI
PERINTAH )
BILA BERPAPASAN DENGAN KAPAL LAIN

SHIP IN MY STBD / PORT / HEADING


POSITION……..BEARING……..DISTANCE……..YARD/MILS
THIS IS KRI…… C/S……….
POSITION……..MY COURSE…..SPEED
INTEROGATIVE SPEED AND COURSE ?
WE ARE PASSING RED TORED / GREEN TOGREEN

BILA BERTEMU KAPAL ASING TAK DIKENAL

WHAT SHIP THIS IS KRI………C/S……./ INDONESIAN WAR SHIP CALLING YOU,


OVER.

- WHAT YOUR NATIONALITY ?


- WHERE ARE YOU COME FROM ?
- WHERE ARE YOU BOUND FOR ?
- WHAT IS YOUR CARGO ?
- WHO IS THE NAME OF YOUR CAPTAIN ?
- HOW MANY PERSONS ARE ON BOARD ?
- ………………….. ETC ………………………..

THANK YOU VERY MUCH, I WISH YOU A PLEASANT VOYAGE

XXVII. CARA KOMUNIKASI KAPAL TIDAK DIKENAL


DALAM BAHASA INGGRIS

 Ship on my staboard side : Kapal dilambung kanan saya


 Ship on my port side : Kapal dilambung kiri saya
 Ship on my font : Kapal didepan / haluan saya

This is PKJK calling you over : Disini PKJK memanggil anda ganti
This is Indonesian War Ship : Disini Kapal Perang Indonesia
Calling you over memanggil anda ganti

 This is Indonesian Navy Ship : Disini Kapal Perang Indonesia


Good Morning : Selamat Pagi
Good Day : Selamat Siang
Good Afternoon : Selamat Sore
Good Evening : Selamat Malam
Good Night : Selamat Malam (larut malam)
 I’ll ask you some question about : Saya akan mengajukan beberapa
Your identity over pertanyaan tentang identitas anda
ganti
 What is your callsign over : Apa nama panggilan andfa ganti
 What is name your ship over : Apa nama kapal anda
 What your nationality over : Apa Kebangsaan anda ganti
 Where you sail from over : Anda berlayar dari mana ganti
 And sail to : Tujuan anda ganti
 Who is your captain over : Siapa nama Kapten anda ganti
 What is yor cargo over : Apa muatan anda ganti
 How many your crew over : Berapa jumlah ABK anda
ganti
 How much your course and : Berapa haluan dan
kecepatan Anda
Speed now over sekarang ganti
 How many person’s in your : Berapa orang dikapal anda ganti
Ship over
 Please say again and speel it : Silahkan diulangi dan dieja pelan

Jika berita selesai :

This is Indonesian War Ship Thank You very much for your information and good
sailbond voyage.

XXVIII. PROSEDUR DG BLAK OUT

1. Pertahankan HALU / cari HALU hindari ombak lambung.


2. Kemudi darurat segara diawaki gunakan HT sebagai Alkom dengan anjungan.
3. Kurangi kecepatan apabila dirasakan ada bahaya navigasi dengan traffic.
density jika perlu stop mesin, koordinasikan dengan EOS melalui HT.
4. Tunjukan isyarat dengan :
Siang hari : dua bola-bola hitam vertikal.
Malam hari : hidupkan lampu navigasi, isyarat dua buah lampu tegak lurus.
warna merah menggunakan emergensy power/ACCU.
5. Gunakan differensial trotle / RPM untuk merubah arah / HALU kapal saat
kemudi darurat belum berfungsi , pengendalian RPM dari EOS.
6. Beri penerangan pada kompas magnit agar dapat dibaca di anjungan.
7. Intensifkan personel pengawas untuk mengawasi sekeliling kapal.
8. Infokan ke kapal lain disekeliling dan port control (jika sedang dialur)
melalui HT.
9. Troble dapat diatasi tunggu informasi dari EOS untuk penggunaan mesin
kemudi.
10. Melaksanakan aline Gyro sampai dengan meridian.
11. Operasikan kembali kapal sesuai rencana track semula.
COLREG 72

MANUVERING AND WARNING SIGNAL

BILA KAPAL TERLIHAT SATU SAMA LAIN

a. Dengan Gauk :
Stut Pendek ( 1 X ) (.) Saya merubah haluan ke kanan.
Stut Pendek ( 2 X ) ( .. ) Saya merubah haluan kekiri
Stut Pendek ( 3 X ) ( … ) Mesin saya bergerak mundur.

b. Dengan Flassing
Flash (1X)(.) Saya merubah haluan ke kanan
Flash ( 2 X ) ( .. ) Saya merubah haulan ke kiri
Flash ( 3 X ) ( … ) Mesin saya bergerak mundur

BILA KAPAL SALING MELIHAT SATU SAMA LAINNYA DI ALUR SEMPIT

a. Kapal yang bermaksud menyusul kapal lain :


” Stut Panjang “ 2 X “ Stut Pendek “ 1 X, artinya : Saya bermaksud
menyusul anda lewat lambung kanan.
( ___ ____ . )

“ Stut Panjang “ 2 X “ Stut Pendek “ 2 X, artinya : Saya bermaksud


menyusul anda lewat lambung kiri.
( ___ ____ . . )

b. Kapal yang disusul setuju :


” Stut Panjang ” 1 X ” Stut Pendek ” 1 X , artinya : Saya setuju menyusul
Kapal yang saling mendekat dan salah satu kapal meragukan
gerakan kapal lain maka kapal yang dalam keraguan segera member
signal :
“ Stut Pendek ” 5 X ( ….. ) artinya : Saya meragukan gerakan anda.

Anda mungkin juga menyukai