KOMANDO LATIHAN
I. PROSEDUR PERAN
1. Umum.
2. Maksud dan tujuan. Prosedur peran ini dibuat dengan maksud sebagai
petunjuk pelaksanaan kegiatan peran di KRI dengan tujuan agar tercipta kesiagaan,
kesamaan sikap dan kesamaan tindak dalam menghadapi bahaya dan ancaman.
3. Ruang Lingkup. Ruang lingkup prosedur peran ini memuat tentang jenis-
jenis peran, tujuan pelaksanaan peran di KRI dan KAL TNI AL.
4. Dasar.
a. Peran Operatif.
b. Peran Administratif.
c. Peran Darurat.
d. Peran Khusus.
II. PERAN PERSIAPAN KAPAL BERLAYAR DAN BERTEMPUR
1. Tujuan.
Untuk menyiapkan alat tehnik dan senjata kapal dalam rangka melaksanakan
tugas berlayar dan bertempur.
2. Pelaksanaan.
1) Divisi Navigasi.
2) Divisi Komunikasi.
3) Anggota Elektronika.
b. Departemen Senbah.
1) Divisi Arteleri.
2) Divisi AKS.
a) Pemanasan sonar.
b) Pemanasan seluruh senjata bawah air.
c) Laporan kesiapan divisi AKS ke PK-SEN.
3) Divisi Bahari.
c. Depertemen Mesin.
1) Divisi MPK.
2) Divisi MB.
3) Divisi Listrik.
a) Mengecek aliran listrik DC untuk power suplly pesawat-
pesawat.
b) Melaksanakan pemindahan aliran darat ke aliran kapal.
c) Laporan kesiapan divisi ke PK-MES.
d. Departemen Logistik.
1) Mengecek kebutuhan logistik kapal (bahan kering dan bahan
basah) apakah sudah masuk dan lengkap.
2) Menyiapkan remote motor tangga.
3) Melepas dan memasang terpal nama kapal di tangga.
4) Menyiapkan dampra jalan.
5) Bakes mengecek kelengkapan obat-obatan.
6) Anggota komandemen merecord personel yang ikut berlayar.
7) Kadep Log melaporkan kesiapan departemennya kepada
Palaksa di anjungan.
1. Tujuan
2. Pelaksanaan :
1. Tujuan.
2. Pelaksanaan.
a. Setelah ada alarm “ Peran Muka Belakang “ seluruh anggota pos peran
sesuai petunjuk dalam buku tempurnya.
b. Anggota isyarat mengibarkan “ Bendera N/P Kapal “.
c. Apabila menggunakan pandu, maka kendali sementara dipegang
pandu dan komandan tetap bertanggung jawab. Anggota isyarat mengibarkan
bendera pandu (Upen Halong).
d. Apabila tidak menggunakan pandu, maka komando langsung dari
Komandan kapal.
e. Palaksa laporan kesiapan kapal berlayar kepada komandan kapal,
diawali dengan peluit tenang, setelah Palaksa selesai laporan kesiapan kapal
berlayar dan ditandai dengan peluit teruskan, maka kegiatan tim anjungan
sebagai berikut :
V. PERAN PARADE
1. Tujuan.
Untuk melaksanakan penghormatan kepada pejabat penting atau kepada
kapal perang lainnya termasuk kapal perang asing.
2. Pelaksanaan.
1. Tujuan.
2. Pelaksanaan.
a. Setelah diumumkan “ Peran pemanduan “ anggota menempati pos
peran sesuai petunjuk dalam buku tempurnya.
b. Jangkar haluan diawaki, sewaktu-waktu siap lego.
c. Tim anjungan menempati pos anjungan dan melaksanakan tugas
sesuai yang telah ditentukan.
d. Padiv nagi dan juru plotter menentukan posisi kapal dan melaporkan
kepada komandan secara periodik.
e. Juru mudi pelabuhan mengemudikan kapal sesuai halu yang
diperintahkan komandan.
f. Juru telegraf mengawaki telegraf dan merubah telegraf/balingan sesuai
perintah komandan.
g. Juru radar melaporkan situasi/kontak disekitar kapal.
h. Pengawas melaporkan kontak kapal, perahu, pesud, bouy atau benda-
benda terapung yang membahayakan navigasi.
i. Juru komunikasi pelabuhan mengadakan komunikasi dengan
kepanduan, kapal kapal yang akan berpapasan sesuai perintah komandan.
j. Selesai peran pemanduan, kegiatan yang dilaksanakan sbb :
1) Umumkan selesai “ peran pemanduan “, jaga laut divisi .......
2) Anggota jangkar menyimpan jangkar dan distoper, setelah itu
laporkan selesai penggunaan lier jangkar ke EOS.
3) Perwira jaga baru menerima situasi penjagaan dari Komandan
kapal.
4) Anggota divisi jaga baru melaksanakan apel kemudian
mengadakan serah terima penjagaan dengan anggota divisi jaga lama .
VII. PERAN MELEWATI MEDAN RANJAU
1. Tujuan.
Menyiapkan kapal untuk melewati medan ranjau, baik yang disebar sendiri
maupun yang disebar oleh musuh.
2. Pelaksanaan.
a. Tahap persiapan.
1) Umumkan “ peran melewati medan ranjau “
2) Seluruh anggota menempati pos tempur dan melaksanakan
kegiatan sesuai buku tempurnya.
3) Bagi anggota yang diruangan melaksanakan kegiatan di bawah
garis air, agar naik ke geladak terbuka dengan menggunakan
swemvest dan helm (Provos dan Badislam) aksi pengecekan ruangan-
ruangan.
4) Kecepatan kapal dikurangi hingga 6 knot.
5) Tim PEK siaga-I, siapkan selang air laut di haluan kiri dan
kanan.
6) Siapkan tim snipper (meriam 20 mm dan metraliur 12,7 mm
diawaki).
7) Anggota isyarat siapkan 3 bola-bola hitam pada siang hari,
3 buah lampu merah pada malam hari (kapal tipe PR dan BR).
b. Tahap pelaksanaan.
1) Usahakan kapal berlayar “ on track “ (tentukan posisi sesering
mungkin).
2) Apabila kapal dalam formasi, ikuti seluruh perintah kapal
penjuru/kapal penuntun (Halu dan Cepat).
3) Laksanakan penutupan pintu dan jendela kedap.
4) Pengawas tingkatkan pengawasan terhadap benda-benda
terapung.
5) Anggota dilarang membuang sampah ke laut dan anggota mesin
dilarang melaksanakan lensen.
6) Apabila melihat ranjau terapung disekitar kapal, agar dihalau
dengan menyemprotkan air laut kearah sekitar ranjau.
7) Sedangkan ranjau yang posisinya jauh dari kapal dan aman
apabila diledakkan agar ditembak oleh snipper.
c. Tahap pengakhiran.
1) Apabila kapal aman dari medan ranjau, umumkan selesai
melewati medan ranjau, kembalikan peralataan ketempat semula.
2) Balingan kapal dapat dinaikkan secara bertahap.
VIII. PERAN ORANG JATUH DI LAUT
1. Tujuan.
2. Prosedur.
a. Orang yang melihat pertama kali melihat orang jatuh di laut langsung
berteriak “ orang jatuh di laut, lambung kanan/kiri) “ sambil jatuhkan life bouy
pada si korban “.
Keuntungan :
- Waktu yang digunakan untuk menolong korban relatif
cepat.
Kerugian :
- Pada saat mendekati korban memerlukan banyak olah
gerak.
60 º
2
Pelaksanaan
a) Cikar kemudi sesuai arah jatuhnya si korban, stop putaran
baling-baling dalam, untuk menghindari si korban kena baling-
baling kapal.
Kerugian :
a) Posisi korban jauh dari kapal.
b) Memerlukan waktu yang cukup lama.
Mesin mundur
Pelaksanaan.
Keuntungan :
- Kapal relatif dekat dengan si korban.
Kerugian :
a. Memerlukan waktu yang cukup lama.
b. Perlu waspada terhadap rintangan bahaya
navigasi.
4. Methode Boat Recovery (mengambil si korban dengan sekoci).
Pelaksanaan.
Keuntungan :
- Kapal tidak berolah gerak dan aman.
Kerugian :
- Memerlukan waktu yang cukup lama.
IX. PERAN KEMUDI DARURAT
1. Tujuan
Untuk mempertahankan kapal tetap berada pada halu yang ditentukan dan
aman dari bahaya navigasi.
2. Pelaksanaan :
1. Tujuan.
2. Pelaksanaan :
1. Tujuan.
Untuk menanggulangi setiap ancaman dari (Pesud, KAA dan KS) yang
menyerang kapal kita, sehingga dapat membahayakan keselamatan kapal maupun
ABK.
2. Pelaksanaan :
1. Tujuan.
2. Prosedur:
a. Tahap Persiapan.
1) Umumkan ” peran pemeriksaan dan penggeledahan” didahului
dengan peran tempur bahaya umum kapal atas air.
2) Seluruh anggota menempati pos tempurnya sesuai petunjuk dalam
buku tempurnya.
3) Tim pemeriksa yang ditunjuk segera menempati pos pemeriksaan
yang telah ditentukan dengan memakai swemvest dan helm serta bawa
senjata. Pada saat berada di pos pemeriksaan / geladak utama, tim
pemeriksa tetap waspada dan siaga (perhatikan lindung tembak dan
lindung tinjau).
4) Apabila kapal yang akan diperiksa berbendera asing, siapkan tim
kawal untuk mengantisipasi kemungkinan kapal kepelabuna terdekat.
5) Perwira jaga laksanakan prosedur penghentian kapal yang akan
diperiksa sebagai berikut :
a) Adakan komunikasi dengan kapal yang akan diperiksa
melalui FM chanel-16 kemudian perintahkan untuk stop mesin
dan merapat pada salah satu lambung kapal kita usahakan
merapat di bawah angin.
b) Apabila tidak bisa hubungan, dekati kapal tersebut dan
laksanakan komunikasi visual dengan semaphore atau lampu
sign.
c) Jika dengan cara tersebut tidak diabaikan, laksanakan
prosedur ”Hot Pursuit” sesuai aturan perlibatan sbb :
(1) Adakan tembakan peringatan ke udara pada arah
yang aman.
(2) Jika tidak mampu stop mesin, laksanakan
tembakan di air pada haluan / buritan kapalnya.
(3) Apabila ia melakukan kegiatan / manuver yang
membahayakan keamanan / keselamatan personel atau
kapal laksanakan tembakan pada kapal dan usahakan
tidak ada korban.
d) Laporkan kepada komandan beserta tindakan yang
diambil.
b. Tahap pelaksanaan.
1) Setelah kapal berhasil dihentikan dan merapat pada lambung
kapal kita tindakan selanjutnya sebagai berikut :
a) Ketua tim pemeriksa agar memerintahkan crew kapal
yang diperiksa untuk berkumpul di haluan.
b) Nahkoda kapal dikawal menuju anjungan dengan
membawa dokumen / surat -surat kapal.
c) Tim pemeriksa di anjungan melaksanakan pemeriksaan
dokumen/ surat-surat kapal sesuai telegram Kasal
No. 757/sops/1201 TWU.1203.1818. pada saat pemeriksaan
dokumen/ surat-surat, tim periksa yang ditunjuk tetap berada
di KRI sambil mengawasi crew / ABK kapal yang diperiksa.
d) Setelah selesai pemeriksaan dokumen kapal, tim
pemeriksa atas perintah komandan turun ke kapal untuk
melaksanakan pemeriksaan secara fisik (ruangan, jenis dan
jumlah muatan terlarang lainnya) kemudian dilaporkan
ke anjungan.
2) Selama melaksanakan pemeriksaan,seluruh anggota tetap
berada pada pos tempur dan tidak diijinkan untuk menonton/berdiri
dekat relling.
3) Apabila di dalam pemeriksaan dokumen dan pemeriksaan
secara fisik tidak terbukti ada pelanggaran / tindak pidana, maka kapal
tersebut diijinkan untuk melanjutkan kegiatan dengan memberikan
blangko hasil pemeriksaan yang telah ditandatangani nahkoda dan
komandan kapal.
4) Jika di dalam pemeriksaan dokumen dan periksaan secara fisik
terdapat bukti pelanggaran/tindak pidana, maka segera diproses sesuai
prosedur.
1. Tujuan.
2. Prosedur.
1) Tahap persiapan.
a) Umumkan “ Peran Helly “
b) Siapkan isyarat bendera “ Halong ½ “
c) Siapkan jaring komunikasi dengan frequensi yang telah
ditentukan.
d) Seluruh anggota helly deck buka relling dan merebahkan
tiang bendera buritan.
e) Hindarkan benda-benda yang mudah terbang disekitar
geladak helly.
f) Tim PEK siaga dengan peralatan pemadam kebakaran.
g) Siapkan tim SAR lengkap dengan peralatannya.
h) Siapkan tim kesehatan.
i) Hitung arah dan kecepatan angin serta oleng/angguk
kapal.
j) Halu kapal diarahkan pada flyng cource dengan melawan
angin.
k) Pilot helly laporan kepada komandan kapal “ Ready for
airbone ”
2) Tahap pelaksanaan.
a) Helly laksanakan pemanasan pesawat (putar baling-
baling helly)
b) Anggota komunikasi adakan radio cek dengan pilot/Co.
pilot helly.
c) Apabila sudah terjalin komunikasi, infokan kepada pilot
helly tentang :
b) Mendarat (landing).
2) Tahap pelaksanaan.
40 Knots
10º 10º
30 Knots
10 Knots
60º 60º
2. Prosedur :
a. Persiapan.
Memantaikan kapal jenis LST merupakan suatu tugas yang
mengandung banyak resiko dan memerlukan suatu ketelitian, maka perlu
diadakan persiapan seoptimal mungkin. Tentunya tidak semua pantai dapat
digunakan untuk beaching kapal jenis LST, oleh karena itu membutuhkan
suatu ketelitian dan kondisi pantai yang memadai.
Hal-hal yang perlu disiapkan pada saat kapal akan memantai adalah :
2) Bidang Bahari.
a) J-90 (kecepatan kapal 6 knots) span skrup bowdoor dan
rampha mulai dikurangi.
b) Yakinkan bahwa staldrat jangkar buritan dalam kondisi
baik.
3) Bidang Permesinan.
a) J-180 tangki balast haluan agar diisi penuh, sehingga
sarat draft kapal memungkinkan untuk memantai.
b) MPK siap manuvra.
c) Trim kapal untuk siap memantai.
b. Pelaksanaan.
1) Umumkan ” Peran Memantai/Beaching ” didahului dengan ”
Peran Tempur Bahaya Umum ”.(jarak ke pantai 2000 yard).
2) seluruh anggota menempati pos tempur (PT) sesuai petunjuk
dalam buku tempurnya.
3) Arahkan haluan kapal tegak lurus pantai.
4) Laporka posisi 3 menit sekali dalam jarak kapal ke pantai.
5) PSU diawaki.
6) Atur kecepatan kapal/balingan mesin.
7) Echosounder di ”ON” kan dan laporkan kedalaman laut secara
periodik.
8) Kemudi darurat diawaki.
9) Laporkan arah dan kecepatan angin secara periodik.
10) Siapkan alat komunikasi/HT.
11) Siapkan gauk kapal sebagai komunikasi cadangan pada saat
pelaksanaan lego jangkar buritan.
12) Lier jangkar buritan posisi siap lego.
13) Tim PEK siaga.
14) Siapkan tali buangan/Gun line.
15) Jarak haluan kapal ± 301 yard dari pantai, jangkar buritan lego
(ideal 7 s.d. 8 segel).
c. Pengakhiran.
1) Mantapkan kedudukan kapal harus tegak lurus pantai.
2) Berapa segel rantai jangkar buritan dilego (kencangkan staldrat
rantai jangkar).
A B
SLOPE = 1 : 20
Rumus
Posisi lego jangkar buritan
Jarak ke pantai = Panjang staldrat + panjang kapal +[(draft X slope)-
jarak luncur] - jarak pengamat ke jangkar buritan
Kapal lego jangkar buritan 7 segel (jarak berapa dari pantai untuk jangkar buritan
harus dilegokan).
194 + 111 + (40 – 16) - 28
= 305 + 24 - 28
= 301 yard
Jadi jarak ke pantai = 301 yard atau titik E, D, C segaris dan jangkar buritan harus
dilegokan.
28 Yard
305 yard
333 Yard
PANTAI
POSISI BEACHING
111 Yard
8 SEGEL
333 Yard
PANTAI
Keterangan :
Kapal lego jangkar 8 segel (jarak berapa ke pantai jangkar buritan harus dilegokan) ?
Jarak ke pantai = (panjang staldrat yang dikehendaki + panjang kapal ) - jarak
buritan ke antena radar.
= (222 Yard + 111 Yard) - 28 Yard
= 333 Yard – 28 Yard
= 305 Yard.
Jadi untuk beaching panjang rantai jangkar 8 segel atau 200 m (222 Yard),
kapal harus lego jangkar jarak ke pantai 305 Yard. Untuk memperhitungkan jangkar
buritan di dasar laut pada jarak 305 Yard, maka perintah lego diberikan beberapa
saat sebelum jarak radar 305 Yard.
1. Tujuan.
Untuk melepaskan haluan kapal dari pantai sehingga kapal bebas dan
selanjutnya kapal melaksanakan tugas operasi.
2. Prosedur :
a. Persiapan.
b. Pelaksanaan.
2. Prosedur :
a. Tahap persiapan
Hal-hal yang perlu disiapkan pada saat kapal akan lego jangkar
adalah :
1) Siapkan peta rencana lego sekala kecil
2) Tentukan tempat lego dengan memperhatikan :
a) Kedalaman air yang ideal 15 s.d 50 mtr
b) Dasar laut (Lumpur atau Lumpur pasir)
c) Aman dari rintangan/bahaya Navigasi
d) Posisi lego jangkar tidak di alur lalu lintas kapal dan
bebas dari kabel laut.
e) Perhatikan kekuatan arus setempat
f) Luas perairan cukup untuk manuver kapal
g) Usakan tempat lego jangkar terlindung
h) Gunakan titik referensi untuk lego yang jelas sehingga
memudahkan untuk menentukan posisi kapal (buat jaring-jaring
sinar)
3) Apabila memungkinkan gunakan Blind plotting
b. Pelaksanaan
1) Umumkan ”peran jangkar”
2) Seluruh anggota menempati pos tempurnya sesuai petujuk
dalam buku tempurnya
3) Mesin siap manuver
4) Anggota komonikasi siapkan HT dan bendera ”umar” serta
sosok
bola-bola hitam pada siang hari
5) Siapkan jangkar haluan dan rencana rantai jangkar yang akan
dilego
6) Laporkan posisi kapal serta jarak kapal keposisi lego secara
Periodik
7) Laporkan arah dan kecepatan angin
8) Laporkan kedalaman air secara periodik dengan menggunakan
Echosounder
9) Pada saat jangkar lego, laporkan panjang rantai dan arah rantai
10) Perhatikan tanda-tanda jangkar makan, apabila jangkar
menggaruk
agar rantai jangkar diarea secukupnya
1. H < 20 Meter
Panjang Rantai : 4 x H
Radius : 4H + 2L
3. H > 50 Meter
Panjang Rantai : 2 x H
Radius : 2H + 2L
Keterangan :
H : Dalam Laut.
L : Panjang Kapal.
1/3 L : Faktor cadangan keamanan karena tidak teliti waktu lego jangkar.
XVII. PERAN LSBA (LAWAN SABOTASE BAWAH AIR)
LSBA (Lawan Sabotase Bawah Air) adalah suatu operasi guna mengantisipasi
adanya serangan/sabotase bawah air oleh pasukan katak/penyelam musuh.
Peran LSBA dibagi dalam 3 (tiga) tingkat, yaitu :
1. LSBA Tingkat-3.
Suatu keadaan dimana kapal akan diserang oleh pasukan katak musuh,
kapal yang menerima informasi tersebut di atas segera melaksanakan aksi sbb :
a. Umumkan ” Peran LSBA ” Tingkat-3.
b. Pada siang hari kibarkan bendera ” AS-109-3 ”.
c. Pada malam hari laksanakan peran penggelapan.
d. Tempatkan pengawas bersenjata disepanjang lambung kapal dengan
jarak sesuai kekuatan jaga.
e. Siapkan sekoci beserta kelengkapannya.
f. Menyiapkan granat tangan atau bahan peledak ringan sewaktu-waktu
digunakan.
g. Damage Contorl/Tim PEK siaga-3.
h. Siapkan alat komunikasi UHF, VHF/FM dan HT.
i. Apabila kapal lego jangkar, radar dipancarkan untuk mengetahui situasi
permukaan air disekitar kapal.
j. Meningkatkan kesiap siagaan penjagaan dan laksanakan pemeriksaan
setiap personel yang keluar masuk kapal.
k. Memasang bottom line (tali melintang lunas kapal).
2. LSBA Tingkat-2
Suatu keadaan dimana kapal kemungkinan besar akan diserang oleh pasukan
katak musuh, kapal yang menerima informasi tersebut di atas segera melaksanakan
aksi sbb :
a. Umumkan “ Peran LSBA” Tingkat-2.
b. Pada siang hari :
1) Kibarkan isyarat bendera “AS-109-2”.
2) Bunyikan lonceng terus menerus selama 30 – 60 detik.
c. Pada malam hari :
1) Tembakkan 5 buah peluru suar warna hijau ke udara.
2) Bunyikan lonceng terus menerus selama 30 – 60 detik.
3) Laksanakan peran penggelapan (jangan sampai terlihat cahaya
dari luar).
d. Pengawas laporkan apabila melihat sampah, perahu dan benda-benda
terapung yang mencurigakan.
e. Melaksanakan patroli disekitar kapal dengan sekoci.
f. Lemparkan granat tangan atau bahan peledak ringan disekitar kapal.
g. Damage Control/Tim PEK siaga-2.
h. Pasang lampu penerangan bawah air.
i. Siapkan tim penyelam.
j. Apabila kapal lego jangkar, radar dipancarkan untuk mengetahui situasi
permukaan air disekitar kapal.
k. Meningkatkan kesiap siagaan penjagaan dan laksanakan pemeriksaan
setiap personel yang keluar masuk kapal.
l. Menyiapkan mesin untuk manuvra.
3. LSBA Tingkat-1.
Suatu keadaan dimana kapal pasti diserang pasukan katak musuh, kapal
yang menerima informasi tersebut di atas segera melaksanakan aksi sbb :
a. Umumkan ” Peran LSBA” Tingkat-1.
b. Pada siang hari :
1) Kibarkan isyarat bendera ”AS-109-1”.
2) Bunyikan lonceng terus menerus selama 30 – 60 detik.
c. Pada malam hari :
1) Tembakkan 5 buah peluru suar warna merah ke udara.
2) Bunyikan lonceng terus menerus selama 30 – 60 detik.
3) Laksanakan peran penggelapan (jangan sampai terlihat cahaya
dari luar).
d. Pengawas bersenjata disepanjang lambung kapal diperketat dan
kesiagaan ditingkatkan. Laporkan apabila melihat gelembung udara atau
tanda-tanda hadirnya pasukan katak/penyelam musuh.
e. Melaksanakan patroli disekitar kapal dengan sekoci sambil menarik tali
berkait.
f. Lemparkan granat tangan atau bahan peledak ringan disekitar kapal.
g. Damage Control/tim PEK siaga-1.
h. Pasang lampu penerangan bawah air.
i. Apabila kapal lego jangkar, radar dipancarkan untuk mengetahui situasi
permukaan air disekitar kapal.
j. Meningkatkan kesiap siagaan penjagaan dan laksanakan pemeriksaan
setiap personel yang keluar masuk kapal.
k. Menyiapkan mesin untuk manuvra dan putar baling-baling pelan.
XVIII. PERAN PENGGELAPAN
1. Tujuan
Untuk mencegah agar cahaya tidak nampak dari luar pada waktu malam hari
sehingga kapal tidak dapat dilihat secara visual oleh lawan.
2. Pelaksanaan :
1. Tujuan.
2. Pelaksanaan :
1. Tujuan.
2. Pelaksanaan :
1. Tujuan.
2. Tindakan awal .
a. Setiap personel yang mengetahui adanya kebocoran di kapal segera
berteriak “ kebocoran……..kebocoran terjadi di…….” sambil mengatasi dengan
peralatan kebocoran yang ada disekitarnya sebelum tim PEK aksi.
b. Anggota lain yang mendengar adanya kebocoran segera laporkan
kepada perwira jaga.
3. Pelaksanaan :
1. Lambung kapal atau - Bak salumbar, plat baut, kayu/besi penyangga dll
lunas
1. Tujuan.
2. Pelaksanaan :
3) Tahap Ketiga
a) Komandan memerintahkan seluruh anggota untuk
meninggalkan kapal
b) Seluruh anggota tanpa kecuali segera meninggalkan
kapal
1. Tujuan.
2. Pelaksanaan :
1) Mesin Sandi.
2) Dokumen yang sifatnya rahasia.
3) Alat tehnik dan senjata.
d. Dokumen atau peralatan yang masih perlu dipertahankan /
digunakan pada saat peran peninggalan tidak dihancurkan, sebagai contoh :
peta, jurnal kapal, alat-alat keselamatan kapal dan alat komunikasi portable dll.
1. Tujuan.
2. Pelaksanaan :
1. Pengertian.
TINGKAT KONDISI
SITUASI YANG DIHADAPI PERAN
KESIAGAAN PENJAGAAN
2. SHIP……MEET PAL…….YARD
THIS IS…….POSISITION………
INTENTION, OVER
- WE ARE PASSING RED TORED / GREEN TO GREEN ( SESUAI
PERINTAH )
BILA BERPAPASAN DENGAN KAPAL LAIN
This is PKJK calling you over : Disini PKJK memanggil anda ganti
This is Indonesian War Ship : Disini Kapal Perang Indonesia
Calling you over memanggil anda ganti
This is Indonesian War Ship Thank You very much for your information and good
sailbond voyage.
a. Dengan Gauk :
Stut Pendek ( 1 X ) (.) Saya merubah haluan ke kanan.
Stut Pendek ( 2 X ) ( .. ) Saya merubah haluan kekiri
Stut Pendek ( 3 X ) ( … ) Mesin saya bergerak mundur.
b. Dengan Flassing
Flash (1X)(.) Saya merubah haluan ke kanan
Flash ( 2 X ) ( .. ) Saya merubah haulan ke kiri
Flash ( 3 X ) ( … ) Mesin saya bergerak mundur