Anda di halaman 1dari 10

EFEKTIFITAS KOMPRES HANGAT DAN KOMPRES JAHE TERHADAP INTENSITAS

NYERI PADA LANSIA DENGAN OSTEOSRTHITIS DI WILAYAH


KERJA PUSKESMAS MATAKALI
POLEWALI MANDAR

Masyitah Wahab

Osteoartitis (OA) merupakan penyakit sendi degeneratif, dimana keseluruhan struktur dari sendi
mengalami perubahan patologis. Ditandai dengan kerusakan tulang rawan (kartilago) hyalin sendi,
meningkatnya ketebalan serta sklerosis dari lempeng tulang, pertumbuhan osteofit pada tepian sendi,
meregangnya kapsula sendi, timbulnya peradangan, dan melemahnya otot–otot yang menghubungkan
sendi.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas pengaruh kompres hangat dan kompres jahe dalam
penurunan intensitas nyeri pada lansia dengan osteoartihitis di panti sosial tresna werdha gau mabaji
kab.gowa, sampel penelitian ini berjumlah 20 orang responden

metode penelitian pra eksprimentral dengan pendekatan two group prêt test – post test untuk
mengetahui Efektivitas kompres hangat dan kompres jahe terhadap penurunan intensitas nyeri pada
lansia dengan osteoarthritis

Data penelitian diperoleh dengan wawancara dan lembar observasi. Analisa datamenggunakan uji t
sampel berpasangan (paired t-test) untuk membandingkan data sebelum dan sesudah dilakukan
intervensi dengan tingkat signifikansi p ≤ 0,05 dan tingkat kepercayaan 95%. Bila hasil perhitungan p
< 0,05 berarti Ho ditolak.

Kata Kunci : Kompres hangat, kompres jahe, Intensitas nteri pada lansia

EFFECTIVENESS OF WARM COMPRESS AND GINGER COMPRESS TO THE


INTENSITY OF PAIN IN LANSIA WITH OSTEOSRTHITIS IN THE WORKING AREA OF
PUSKESMAS MATAKALI POLEWALI MANDAR.

Osteoartitis (OA) is a degenerative joint disease, in which the overall structure of the joint undergoes
pathological changes. Marked by cartilage damage hyalin joints, increased thickness as well as
sclerosis of the bone plate, the growth of osteophytes at the edges of the joints, the stretching of the
joint capsule, the onset of inflammation, and the weakening of the muscles that connect the joints.
The purpose of this study to determine the effectiveness of the influence of warm compresses and
compress ginger in decreasing the intensity of pain in the elderly with osteoartihitis in social
institutions tresna werdha gau mabaji kab.gowa, the sample of this study amounted to 20 respondents
pre-exprimentral research method with two group pretest test - post test approach to know the
effectiveness of warm compress and compress ginger on decrease of pain intensity in elderly with
osteoarthritis
The research data were obtained by interview and observation sheet. The data analysis used paired t-
test to compare data before and after intervention with significance level p ≤ 0,05 and 95% confidence
level. If the calculation result p <0.05 means Ho is rejected.
Based on the result of the research, it is found that warm compresses affect the decrease of pain
intensity in elderly with p value before (pre test) = 0,091 and after the expriment
The results of the study on ginger compress expression group showed that ginger compress had an
effect in decreasing the intensity of osteoarthitis pain in elderly with p value at pre test = 0,091 and
post test value = 0,011
Of the two groups of experiments that have a more effective level of influence is twice as much
ginger compress is more effective than warm compresses
PENDAHULUAN lansia yang mengalami nyeri osteoarthritis
Prevalensi osteoarthritis pada lanjut usia tidak mendapatkan pengobatan khusus dan
setiap tahunnya selalu mengalami cenderung membiarkan nyeri yang diderita.
peningkatan, menurut WHO,(2009) prevalensi Keterbatasan kemampuan fisik dan kurangnya
penderita osteoarthritis didunia pada tahun pengetahuan menyebabkan lansia cenderung
2009 mencapai 15,14 juta jiwa dari 27,2 juta membiarkan rasa nyeri.
jiwa berada diAsia Tenggara. Angka Dampak nyeri pada osteoarthritis adalah
ostteoarthitis total di Indonesia 34,3 juta orang penurunan kualitas hidup seperti kelelehan
pada tahun 2009, pada tahun 2011 mencapai yang demikian hebatnya. Menurunkan rentang
36,5 juta orang dan 40 % dari populasi usia gerak tubuh dan nyeri pada gerakan. Kekakuan
diatas 70 tahun menderita osteoarthritis dan 80 bertambah berat pada pagi hari saat bangun
% mempunyai keterbatasan gerak dalm tidur, nyeri hebat pada awal gerakan akan
berbagai derajat dari ringan sampai berat tetapi kekakuan tidak berlangsung lama yaitu
(Tangtrakulwanich, 2012) kurang dari seperempat jam. Kekakuan di pagi
Di Indonesia prevalensi osteoarthritis hari menyebabkan gerak dalam melakukan
mencapai 5% pada usia ˂40 tahun, 30% pada (Badredlin,2010) komponen jahe mampu
usia 40-60 tahun, dan 65% pada usia ˃61 menekan inflamasi dan mampu mengatur
tahun serta osteoarthritis lutut secara proses biokimia yang mengaktifkan inflamasi
radiologis cukup tinggi yaitu mencapai 15,5% akut dan kronis seperti osteoarthritis dengan
pada pria dan 12,7% pada wanita. (Dewi menekan pro-inflamasi sitokinin dan cemokin
S.K,2009) yang diproduksi oleh sinovit, condrosite,
Gejala menuanya struktur penduduk leukosit dan jahe ditemukan secara
juga terjadi di Indonesia. Penduduk lansia menghambat ekspresi cemokin (phan,2009).
diIndonesia menunjukkan peningkatan yang Menurut penelitian yang dilakukan Ana
absolut maupun relatif. Kalau pada tahun 1990 Wisdanora tahun 2012, dari 14 responden
jumlahnya hanya sekitar 10 juta maka pada yang dibagi menjadi dua kelompok yakni 7
tahun 2020 jumlah itu diperkirakan akan responden dalam kelompok kontrol yang tidak
meningkat menjadi sekitar 29 juta, dengan dilakukan intervensi dan 7 responden dalam
peningkatan dari 5,5% menjadi 11,4% dari kelompok intervensi yang diberikan kompres
total populasi (Bustan, 2007). Rematik dingin menghasilkan kesimpulan bahwa
jugabanyak menyerang lansia yang ada di penurunan nyeri dengan menggunakan
Indonesia. Pada tahun 2006, Zeng Q.Y kompres dingin tidak berpengaruh (Ana W,
mendapatkan data berdasarkan penelitiannya 2012).
bahwa prevalensi nyeri rematik di Kompres panas merupakan salah satu
Indonesiamencapai 23,6-31,3% (Purwoastuti, modalitas terapi fisik dalam menggunakan
2009). sifat fisik panas secara konduksi untuk
Sedangkan menurut penelitian yang menstimulasi kulit sehingga dapat menurunkan
dilakukan Mery Fanada pada tahun yang sama persepsi nyeri seseorang. Selain itu, teknik ini
yaitu tahun 2012, berdasarkan hasil analisa mudah dilakukan oleh penderita sehari – hari
pada penelitian yang telah dilakukan dari 20 (Potter & Perry,2006).
responden menunjukkan bahwa skala nyeri Selain meredakan mual dan muntah,
osteoarthitis sesudah dilakukan kompres ekstrak jahe juga telah lama digunakan dalam
hangat ialah tidak menyakitkan sebanyak 16 praktik pengobatan tradisional untuk
responden (80%), dan sedikit menyakitkan mengurangi inflamasi (Ehrlich, 2008).
sebanyak 4 responden (20%). Dari penelitian Kandungan anti inflamasi dari jahe juga telah
dapat dilihat bahwa pada pengukuran tingkat dikenal selama berabad-abad. Temuan asli dari
nyeri sesudah dilakukan kompres hangat pengaruh inhibisi jahe terhadap biosintesis
mengalami penurunan, sehingga dapat prostaglandin di awal tahun 1970an telah
disimpulkan bahwa tindakan kompres hangat dibenarkan berulang kali. Temuan ini
yang dilakukan dapat menurunkan tingkat menjelaskan jahe sebagai produk herbal yang
nyeri pada rematik memiliki kandungan farmakologi sebagaimana
(osteoarthritis).(Mery.2012) obat-obat NSAIDs (Grzanna, Lindmark, &
Dari hasil studi pendahuluan yang Frondoza, 2005). Studi pada binatang
dilakukan peneliti di wilayah kerja Puskesmas eksperimen tikus terbukti bahwa ekstrak jahe
Matakali Polewali Mandar, diketahui bahwa
mempunyai khasian antiinflamasi (Ojewole, sebagian besar lansia yang berjumlah 100
2006; Lantz, et al. 2007; Chung, et al. 2009). orang , 39 lansia laki- laki dan 61 lansia
Menurut penelitian yang dilakukan oleh perempuan di wilayah kerja Puskesmas
Arief Bachtiar pada tahun 2010 dengan jumlah Matakali Polewali Mandar, dan lansia yang
responden sebanyak 24 dimana 10 responden mengalami nyeri lutut (osteoarthritis)
sebagai kelompok perlakuan dan 14 sebagai sebanyak 20 orang masing –masing 3 lansia
kelompok control didapatkan hasil dari uji laki- laki dan 17 lansia perempuan.
Mann Whitney didapatkan p value = 0,013.
Berdasarkan nilai tersebut dimana p value <
0,05 dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan Berdasarkan uraian tersebut penulis
yang signifikan nyeri antara kelompok tertarik untuk melakukan penelitian tentang
perlakuan dan kelompok kontrol pada saat efektivitas kompres hangat dan kompres jahe
post-test. Dengan demikian, ada pengaruh terhadap penurunan intensitas nyeri pada
pemberian ekstrak jahe terhadap rasa nyeri lansia dengan osteoarthritis di wilayah kerja
pada responden dalam penelitian ini. Puskesmas Matakali Polewali Mandar.
Data yang diperoleh dari Puskesmas
Matakali Polewali Mandar 2016 bahwa

METODE PENELITIAN osteoartritis di wilayah kerja Puskesmas


Jenis dan Metode Penelitian Matakali Polewali Mandar,Data yang
Penelitian ini menggunakan rancangan diperoleh dari Puskesmas Matakali Polewali
penelitian metode pra eksperimental dengan Mandar 2016 bahwa sebagian besar lansia
pendekatan two group pretest – posttest. Ciri yang berjumlah 100 orang , 39 lansia laki- laki
dari tipe penelitian ini adalah mengungkapkan dan 61 lansia perempuan di wilayah kerja
hubungan sebab akibat dengan cara Puskesmas Matakali Polewali Mandar, dan
melibatkan dua kelompok subjek. Kelompok lansia yang mengalami nyeri lutut
subjek diobservasi sebelum dilakukan (osteoarthritis) sebanyak 20 orang masing –
intervensi, kemudian diobservasi lagi setelah masing 3 lansia laki- laki dan 17 lansia
intervensi (Nursalam, 2003). perempuan
Lokasi dan Waktu Penelitian Sampel
Penelitian ini telah dilaksanakan di Sampel dalam penelitian ini adalah
Puskesmas Pekkabata pada bulan Februari semua lansia yang mengalami nyeri
sampai Mei Tahun 2017 osteoartritis di wilayah kerja Puskesmas
Populasi dan Sampel Matakali Polewali Mandaryang memenuhi
Populasi kriteria sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah
semua lansia yang mengalami nyeri
HASIL DAN PEMBAHASAN pendekatan two group prêt test – post test
Hasil Penelitian untuk mengetahui Efektivitas kompres hangat
Penelitian ini dilaksanakan selama 10 dan kompres jahe terhadap penurunan
hari, mulai tanggal 25 Februari sampai dengan intensitas nyeri pada lansia dengan
tanggal 35 Februari 2017 di Puskesmas osteoarthritis. Sampel dalam penelitian ini
Matakali Polewali Mandar. Desain penelitian adalah lansia di Puskesmas Matakali Polewali
yang digunakan peneliti adalah metode Mandar dengan purposive sampling yang
penelitian pra eksprimentral dengan berjumlah 20 orang responden.
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Lansia
di Puskesmas Matakali Polewali Mandar
Umur Frekuensi (N) Persentase ( % )

60 – 69 Tahun 10 50,0
70 – 79 Tahun 7 35,0
≥ 80 Tahun 3 15,0

Total 20 100,0

Sumber: Data Primer 2017


Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat 50%) , selanjutnya usia 70 -79 tahun sebanyak
bahwa responden terbanyak adalah rentang 7 orang ( 35%), dan yang terakhir usia ≥ 80
usia 60 -69 tahun yaitu sebanyak 10 orang ( Tahun sebanyak 3 orang (15%)
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Puskesmas Matakali Polewali
Mandar
Jenis Kelamin Frekuensi (N) Persentase ( % )
Laki – Laki 3 15,0
Perempuan 17 85,0
Total 20 100,0
Sumber Data Primer 2017

Berdasarkan tabel. 4.2. dapat dilihat orang lansia ( 85%) dan lansia yang berjenis
bahwa responden terbanyak adalah lansia kelamin laki – laki yaitu sebanyak 3 orang
berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 17 (15%).
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendididikan di Puskesmas Matakali Polewali
Mandar
Pendidikan Frekuensi (N) Persentase ( % )

Tidak Sekolah 10 50,0


SD 8 40,0

SMP 2 10,0

Total 20 100,0

Sumber : Data Primer 2017


Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat pendidikan SD adalah 8 orang responden
bahwa tingkat pendidikan dilansia yang (40%), dan lansia dengan tingkat pendidikan
terbanyak tidak sekolah dengan 10 responden SMP adalah 2 orang responden (10%).
(50%) , selanjutnya lansia dengan tingkat

Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Puskesmas Matakali Polewali Mandar
Pekerjaan Frekuensi (N) Persentase ( %)
Petani 12 50,0
Tidak Bekerja 2 10,0
Buruh 4 20,0
Pegawai 1 5.0
Pedagang 1 5.0
Total 20 100,0
Sumber : Data Primer
2017
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat , selanjutnya Buruh 4 orang lansia (20%) ,
bahwa responden sesuai pekerjaan terbanyak tidak bekerja 2 orang (10%), pegawai 1 orang
adalah Petani sebanyak 12 orang lansia (50%) (5%) dan pedagang 1 orang (5%).

Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan lama Nyeri di Derita di Puskesmas Matakali
Polewali Mandar
Lama Nyeri Frekuensi (N) Persentase ( % )
≥ 1 Tahun 15 75,0
≤ 1 Tahun 5 25,0
Total 20 100,0
Sumber : Data Primer 2017
Berdasarkan tabel 4.5 dapat tahun lebih yaitu 15 orang (75%) dan
dilihat bahwa responden terbanyak kurang dari satu tahun 5 orang lansia
yang mengalami nyeri selama satu (25%).
Hubungan antara variabel yang diteliti (Analisa Bivariat)

Analisis bivariat dimaksudkan untuk kompres jahe terhadap penurunan intesitas


melihat hubungan antara variabel independen nyeri pada lansia dengan osteoarthritis dengan
terhadap variabel dependen yaitu hubungan 20 responden di Puskesmas Matakali Polewali
frekuensi efektivitas kompres hangat dan Mandar
Tabel 4.6
Distribusi Freskuensi Berdasarkan Intensitas Nyeri sebelum pemberian kompres hangat dan
kompres jahe
Sebelum (Pre Test) Frekuensi
Nyeri Persentase (%)
Kompres Hangat Kompres Jahe (N)
Sedang 20 20 20 100.0
Total 20 20 20 100.0
Sumber: Data Primer 2017

Dari hasil penelitian sebelum Sebelum dilakukan uji hubungan


dilakukan kompres hangat dan kompres jahe variabel independen terhadap variabel
dilakukan pengukuran skala nyeri responden dependen harus dilakukan terlebih dahulu uji
dimana hasilnya seluruh responden penelitian normalitas untuk mengetahui apakah data yang
menderita nyeri lutut dengan skala nyeri diperoleh dari penelitian berdistribusi normal
sedang. atau tidak.

Tabel 4.7 Uji Normalitas Kompres Hangat


Kolmogorov – smirnov
Variabel Sig
Dg
Pre test 10 0,091
Post test 10 0,168
Sumber : Data primer 2017
Tabel 4.8 Uji Normalitas Kompres Jahe

Kolmogorov – smirnov
Variabel Sig
Dg
Pre test 10 0,091
Post test 10 0.011
Sumber : Data Primer 2017
Dari tabel dapat dilihat bahwa intesitas nyeri pada lansia d sebelum dan
sebelum dan setelah dilakukan kompres hangat setelah dilakukan kompres hangat. Karena
diperoleh nilai p = 0,091 lebih besar dari a = semakin tinggi nilai p yang diperoleh maka
0,05 dengan demikian Ho ditolak dan Ha semakin berindikasi normal.
diterima dengan demikian ada penurunan
Tabel 4.9
Distribusi Frekuensi Intesitas Nyeri Sebelum dan Sesudah
diberikan Kompres Hangat
Intesitas Nyeri Intesitas nyeri sebelum kompres Intesitas nyeri sesudah kompres
hangat hangat
Frekuensi (N) Presentase Frekuensi (N) Presentase
(%) (%)
Ringan 0 0.0 6 60.0
Sedang 10 100.0 4 40.0
Total 10 100.0 10 100.0
Sumber : Data Primer 2017
Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat penurunan rata- rata intesitas nyeri pada lansia
bahwa sebelum pemberian kompres hangat dengan osteoarthritis setelah diberikan teknik
sebanyak 10 responden mengalami nyeri kompres hangat.
sedang (100%), dan setelah pemberian
kompres hangat sebanyak 6 responden Berdasarkan tabel 4.11 dapat dilihat
mengalami nyeri ringan (60%) dan 4 orang bahwa sebelum pemberian kompres jahe
responden mengalami nyeri sedang (40%). sebanyak 10 responden mengalami nyeri
Intensitas nyeri yang paling banyak dialami sedang (100%), dan setelah pemberian
sebelum pemberian kompres hangat adalah kompres jahe sebanyak 10 responden
nyeri sedang dan setelah diberikan teknik mengalami nyeri ringan (100%) terjadi
kompres hangat pada skala nyeri sedang penurunan drastic terhadap perlakuan kompres
adalah 4 responden lansia dan nyeri ringan 6 jahe karena semua lansia mengalami
responden . dapat disimpulkan bahwa terjadi penurunan nyeri sedang ke nyeri ringan.

Tabel 4.11
Efektivitas Kompres Panas dan Kompres Jahe
Terhadap Penurunan Intesitas Nyeri
UJI T
Df Kompres hangat Kompres jahe
Selisih intesitas
9 8,573
nyeri 4,932
Sumber : Data primer 2017
Dari hasil penelitian yang kompres hangat dan kompres jahe
menggunakan pengujian dengan uji t dalam penurunan intesitas nyeri ,
sampel test dilakukan pada hasil dimana kompres jahe lebih efektif
pretest dan posttest kedua kelompok dengan nilai p = 8.573 > 4,392
tersebut :
PEMBAHASAN
a. Kompres hangat memperoleh nilai
p = 4,392 > 0.05 Peneliti telah melakuan penelitian di
b. Kompres jahe memperoleh nilai p Puskesmas Matakali Polewali Mandar untuk
= 8,573 > 0.05 mengetahui efektivitas kompres hangat dan
Jadi bisa disimpulkan terdapat kompres jahe terhadap intesitas nyeri pada
perbedaan efektivitas antara lansia dengan osteoarthritis dengan 20
responden yang di ambil dengan
menggunakan teknik puposive samplin Tingkat Nyeri Sebelum dan Sesudah
Selanjutnya peneliti akan membahas hubungan Dilakukan Kompres Jahe
antara variabel independen dengan variable Berdasarkan hasil penelitan diatas
dependen yang peneliti teliti. dapat disimpulkan bahwa tingkat nyeri
sebelum dilakukan kompres jahe 10 responden
Dari hasil analisa data dengan semua mengalami nyeri sedang sedangkan
pengukuran tingkat nyeri dilakukan uji t : uji setelah pemberian kompres jahe dapat
beda dua mean independent (paired simple disimpulkan tingkat nyeri dirasakan responden
test) dengan batas kemaknaan sebesar 5 % mengalami penurunan menjadi nyeri ringan
untuk mengetahui efektivitas kompres hangat pada semua responden.
dan kompres jahe terhadap penurunan Intesitas Dari hasil penelitian menggunakan
nyeri pada lansia dengan osteoarthritis pengujian uji t paired samples test independent
menghasilkan nilai p = 4,392 > 0,05 dan 8,573 didapatkan hasil nilai p – value = 8,573 . 0,05
> 0,05 yang artinya Ho ditolak dan Ha yang sebelumnya di uji normaloitas dengan
diterima sehingga dapat disimpulkan terdapat hasil nilai p- value pre test = 0,091 > a (0,05)
perbedaan efektivitas antara pemberian dan nilai p – value pada post test = 0.011 > a
kompres hangat dan kompres jahe dan taraf (0,05) sehingga bisa ditarik kesimpulan bahwa
signifikannya kompres jahe lebih efektif. perlakuan kompres jahe pada lansia dengan
osteoarthritis memberikan pengaruh secara
Tingkat Nyeri Sebelum dan Sesudah signifikan dalam penurunan intensitas nyeri.
dilakukan Kompres Hangat Kompres jahe memiliki pengaruh yang
Berdasarkan hasil analisa data pada lebih efektif disbanding kompres hangat
penelitian yang telah dilakukan dari 10 karena memberikan rasa hangat atau pedas
responden menunjukan skala nyeri sebelum dalam waktu yang lama dan aroma dari jahe
dilakukan kompres hangat semua responden yang membuat terapi membuat responden
mengalami nyeri sedang. merasa agak lebih nyaman
Sebelum dilakukan pengujian dengan Nyeri pada osteoarthritis lutut
uji t-test terlebih dulu dilakukan uji merupakan campuran berbagai macam
normalitas,dan didapatkan hasil normal untuk nyeri/penyakit dari beberapa
pre dan post pada perlakukan kompres hangat (tulang,synoval,ligament,dan kapsul otot ).
pada lansia dengan nilai p- value pada post test Pasien sulit menjelaskan nyerinya terdapat
0.091 < a (0,05) sedangkan untuk nilai p- pada saat istirahat dan nyeri bertambah dengan
value pada post test 0,168 < a (0,05) aktivitas terutama pada penumpu berat badan.
berindikasi normaldan terdapat pengaruh pada Malam hari nyeri bertambah ( berkaitan
pemberian kompres hangat pada penurunan dengan suhu tubuh ) sehingga terjadi
intesitas nyeri osteoarthritis pada lansia. peningkataan aliran darah dan stimulasi pada
Berdasarkan hasil penelitian reseptor nyeri (Thomas , 2007)
menggunkan uji t-test paired independent
adalah setelah pemberian kompres hangat dari Efektivitas Pengaruh Kompres Hangat dan
10 responden 6 responden mengalami Kompres Jahe terhadap penurunan
penurunan nyeri dari nyeri sedang menjadi intensitas nyeri pada lansia dengan
nyeri ringan (60%) sedangkan yang tetap 4 osteoarthitis
orang responden (40%). Ini biasa disimpulkan Dari hasil analisa data dengan
ada pengaruh penurunan intesitas nyeri pada program SPSS for windows versi 18.0
lansia dengan perlakukan kompres hangat di menggunakan hasil pengukuran Uji T (t-test) :
Puskesmas Matakali Polewali Mandar Uji beda Dua Mean Independent dengan batas
Berdasarkan penelitian diatas dapat kemaknaan (nilai alpha) sebesar 5% untuk
disimpulkan bahwa gejala yang sering muncul mengetahui kekuatan pengaruh dan efektivitas
pada penyakit sendi osteoarthritis adalah nyeri kompres hangat dan kompres jahe terhadap
sedang atau lebih menyakitkan dengan ciri– penurunan intesitas nyeri pada lansia dengan
ciri responden malas berkomunikasi,ekspresi osteoarthritis menghasilkan kompres hangat
nyeri dengan meringis tampak jelas sambil nilai p = 4,392 dan kompres jahe nilai p =
dahi berkerut keras, dapat menunjukan lokasi 8,573 dengan taraf signifikan antara kompres
nyeri dan tidak dapat mendeskripsikannya hangat dan kompres jahe adalah 8,573 ≥ 4.932
bisa dikatakan keefektifan kompres jahe dua Kekurangan terapi farmakologi dari
kali lipat disbanding kompres hangat. golongan analgesik dan antiinflamasi seperti
Dari hasil penelitian dapat NSAID dan DMARD dapat memperberat
disimpulkan bahwa diantara 2 kelompok kondisi osteoarthritis karena konsumsi dalam
instrument perlakuan yatu kompres hangat dan jangka waktu lama yang merupakan faktor
kompres jahe adalah yang memiliki pengaruh penyebab morbiditas dan mortalitas utama
cukup besar dalam penurunan intesitas nyeri (Brunner & Suddarth, 2010). NSAID tidak
pada lansia dengan osteoarthritis adalah memiliki khasiat yang dapat melindungi rawan
kompres jahe. sendi dan tulang, efek analgesiknya lemah,
Berdasarkan hasil penelitian yang tidak menghentikan kerusakan
telah dilakukan terhadap 40 responden musculoskeletal (WHO, 2010).
didapatkan bahwa sebanyak 52,5% responden Dengan demikian, terapi non
adalah perempuan dan 52,5% responden farmakologi kiranya patut menjadi salah satu
berumur 60-69 tahun. Menurut Sudoyo (2009) alternatif lain.Hasil penelitian pada Pasien
terdapat beberapa faktor risiko yang Osteoarthitis menunjukkan pentingnya sistem
berhubungan dengan osteoarthritis seperti usia, nyeri medial (yang memproses aspek
jenis kelamin, suku bangsa dan genetik, emosional dari nyeri seperti ketakutan dan
kegemukan dan penyakit metabolik, cidera stres), dibandingkan sistem lateral yang
sendi, pekerjaan dan olah raga. memproses sensasi fisik seperti intesitas,
Dijelaskan lebih lanjut oleh Smeltzer durasi, dan lokasi nyeri, selama episode nyeri.
(2002) pada perempuan risiko osteoartritis Selain itu disarankan bahwa manajemen
berkaitan dengan hormon estrogen yang sistem nyeri medial sebaiknya dijadikan target
mengatur adanya keseimbangan pembentukan baru baik untuk intervensi farmakologi
tulang dan penyerapan kalsium dari tulang maupun non farmakologi (Kulkarni et al,2007)
oleh osteoklas. Penurunan kadar estrogen saat Menurut penelitian yang dilakukan
lansia menyebabkan aktivitas osteoklas Ana Wisdanora tahun 2012, dari 14 responden
meningkat sehingga terjadi ketidakseimbangan yang dibagi menjadi dua kelompok yakni 7
antara pembentukan dan penyerapan tulang. responden dalam kelompok kontrol yang tidak
Hal ini berimbas pada pembentukan kartilago dilakukan intervensi dan 7 responden dalam
sendi sehingga terjadi kerapuhan dan kelompok intervensi yang diberikan kompres
penipisan pada kartilago sendi. Selain itu, dingin menghasilkan kesimpulan bahwa
adanya faktor kebudayaan yang penurunan nyeri dengan menggunakan
mempengaruhi respon seseorang terhadap kompres dingin tidak berpengaruh (Ana W,
nyeri, dimana perempuan lebih cenderung 2012).
mengungkapkan rasa nyeri yang dirasakan, Kandungan jahe bermanfaat untuk
dibandingkan laki-laki yang dituntut harus mengurangi nyeri osteoarthritis karena jahe
berani dan tidak boleh menangis terhadap memiliki sifat pedas, pahit dan aromatic dari
nyeri yang dirasakan ( Potter & Perry, 2006). oleoresin seperti zingeron, gingerol dan
Sedangkan menurut penelitian yang shogaol. Oleoresin memiliki potensi
dilakukan Mery Fanada pada tahun yang sama antiinflamasi dan antioksidan yang kuat.
yaitu tahun 2012, berdasarkan hasil analisa Kandungan air dan minyak tidak menguap
pada penelitian yang telah dilakukan dari 20 pada jahe berfungsi sebagai enhancer yang
responden menunjukkan bahwa skala nyeri dapat meningkatkan permeabilitas oleoresin
rematik sesudah dilakukan kompres hangat menembus kulit tanpa menyebabkan iritasi
ialah tidak menyakitkan sebanyak 16 atau kerusakan hingga ke sirkulasi perifer
responden (80%), dan sedikit menyakitkan (Swarbrick dan Boylan, 2009).
sebanyak 4 responden (20%). Penelitian tentang manfaat jahe adalah
Dari penelitian Mery Fanada (2012) Jolad, (2004) meneliti kandungan rizoma jahe
dapat dilihat bahwa pada pengukuran tingkat segar dan Wohlmuth, (2009) meneliti
nyeri sesudah dilakukan kompres hangat kandungan zat aktifnya dari oleoresin yang
mengalami penurunan, sehingga dapat terdiri dari gingerol, songaol dan zingeberence
disimpulkan bahwa tindakan kompres hangat yang merupakan homolog dari fenol melalui
yang dilakukan dapat menurunkan tingkat proses pemanasan. Degradasi panas dari
nyeri pada rematik gingerol menjadi gingerone, shogaol dan
(osteoarthritis).(Mery.2012) kandungan lain terbentuk dengan pemanasan
rimpang kering dan segar pada suhu pelarut air rasa hangat dan nyaman dalam durasi waktu
100oC (Badreldin, 2007). yang cukup lama dalam penurunan intensitas
Komponen jahe mampu menekan nyeri pada lansia dengan osteoarthritis di
inflamasi dan mampu mengatur proses Puskesmas Matakali Polewali Mandar.
biokmia yang mengaktifkan inflamasi akut dan
kronis seperti osteoarthritis dengan menekan KESIMPULAN DAN SARAN
pro-inflamasi sitokinin dan cemokin yang Kesimpulan
diproduksi oleh sinoviosit, condrosite, leukosit
dan jahe ditemukan secara efektif menghambat Berdasarkan hasil penelitian efektivitas
ekspresi cemokin (Phan, 2005). kompres hangat dan kompres jahe terhada
Terapi kompres hangat dilakukan pada penurunan intesitas nyeri pada lansia dengan
stadium subakut dan kronis pada osteoarthritis osteoarthritis di Puskesmas Matakali Polewali
untuk mengurangi nyeri, menambah Mandar dapat disimpulkan bahwa :
kelenturan sendi, mengurangi penekanan 1. Ada pengaruh kompres hangat
(kompresi) dan nyeri pada sendi, melemaskan tehadap penurunan nyeri
otot dan melenturkan jaringan ikat (tendon osteoarthritis karena berdasarkan
ligament extenbility) (Junaidi, 2006). hasil penelitian didapatkan
Penelitian tentang kompres hangat pada penurunan intesitas nyeri sebelum
osteoarthritis telah dilakukan oleh Andrea, dan sesudah dilakukan kompres
(2008) meneliti pengaruh kompres hangat hangat
terhadap nyeri pada lanjut usia dengan 2. Ada pengaruh kompres jahe terhadap
osteoarthritis di Rumah Sakit Rehabilitasi penurunan nyeri osteoarthritis karena
Medik Semarang untuk mendapatkan efek berdasarkan hasil penelitian
analgetik dan relaksasi otot untuk mengontrol didapatkan penurunan intesitas nyeri
dan megatasi nyeri sehingga keluarga mampu sebelum dan sesudah kompres jahe
memberikan perawatan dasar lanjut usia di 3. Jahe memiliki tingkat efektifan dua
rumah. kali lipat dibanding kompres hangat
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Saran
Iga Ari Rasdini yang melakukan penelitian 1. Diharapkan untuk para lansia agar
efektivitas back massage dan kompres panas dapat menggunakan teknik kompres
terhadap penurunan intensitas nyeri pada hangat dan kompres jahe sebagai
lansia dengan osteoarthritis terhadap 40 pengobatan non farmakologi untuk
responden dimana kedua kelompok eksprimen mengatasi nyeri osteoarthritis sesuai
ini memberikan hasil bahwa kedua eksprimen dengan cara yang telah diajarkan oleh
ini berpengaruh dalam penurunan intesitas peneliti
nyeri pada lansia namun diantara kedua 2. Diharapkan kepada pihak Puskesmas
kelompok ini memiliki tingkat efektif yang Matakali Polewali Mandar untuk
sama. dapat memberikan penyuluhan
Peneliti mengasumsikan bahwa tentang tindakan non farmakologi
efektivitas kompres panas dan kompres jahe terutama kompres hangat dan
terhadap penurunan intesitas nyeri pada lansia kompres jahe kepada lansia yang ada
dengan ostearthitis merupakan hal penting Puskesmas Matakali Polewali
dijadikan sebagai terapi untuk mengurangi Mandar
nyeri dimana kompres hangat bisa dilakukan 3. Bagi peneliti selanjutnya yang
sehari – hari karna tidak menggunakan bahan melakukan penelitian tentang
yang sukar ditemui di PSTW dan lebih kompres hangat dan kompres jahe
dilakukan tapi tingkat pengaruh yang agar penggunaan alat dan bahas
diberikan tidak terlalu efektif sedangkan pada kompres jahe yang dikontrol ketat
kompres jahe yang diolah dari bahan herbal dan mempertahankan suhu 40 °C
yang lebih efektif karena menimbulkan rasa sehingga efek terapi hangat dan
hangat yang lebih lama dibandingan kompres perpindahan panas akibat paparan
hangat yang biasa , dan aroma jahe membuat langsung kulit dengan sendi tubuh
lansia merasa nyaman, jadi menurut peneliti menjadi lebih efektif dan efesien
dalam penelitian tersebut bahwa kefektifan
dari kompres jahe karena dapat memberikan DAFTAR PUSTAKA
AP. Nugroho abikusno< MD, Ms.c(Nurt) dkk, Hutapea, R. 2005. Sehat dan Ceria di Usia
2008.Gambaran Kesehatan Lanjut usia di Senja, Rineka Cipta, Jakarta
Indonesia,Kementerian Kesehatan RI,
Jakarta Ignativicius, D.D. 1991. Medical Surgical
Nursing, Saunders Company, USA
Smeltzer SC, Bare B.G. 1996. Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol. Kaufman, CE; Patrick A. McKee. 1996.
2. Agung Waluyo (penterjemah), 2001, Essentials of Pathofisiology, Little Brown
EGC, Jakarta & Company, USA
Kenworthy, Snowley, Gilling. 2002. Common
Smeltzer SC, Bare B.G. 1996. Buku Ajar Foundation Studies in Nursing, Third
Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol. Edition, Churchill Livingstone, USA
3. Agung Waluyo (penterjemah), 2001, Ko
EGC, Jakarta

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian,


Rineka Cipta, Jakarta
Billings, Diane Mc. Govern; Lillian Gatlin
Stokes. 1982. Medical Surgical Nursing,
The C.V Mosby Company, Toronto

Daniel. 2006. OAINS Konvensional Masih


Jadi Pilihan, http://www.majalah-
farmacia.com/default.asp, Diakses tanggal
25 maret 2014

Darmojo, B. 1999. Buku Ajar Geriatri (Ilmu


Kesehatan Usia Lanjut), Balai Pustaka
FKUI, Jakarta

Darmojo, B. 2006. Buku Ajar Geriatri (Ilmu


Kesehatan Usia Lanjut) Edisi Ke-3, Balai
Pustaka FKUI, Jakarta

Ellen, Martha Keene. 2000. Nursing


Intervention & Clinical Skill, 2rd edition,
Mosby, USA
Guyton, Arthur C; Hall JE. 1997. Buku Ajar
Fisiologi Kedokteran, editor Bahasa
Indonesia : Irawati Setiawan Edisi 9,
EGC, Jakarta

Risnah. Metodologi Asuhan Keperawatan.


Makassar: Alauddin Press. 2011
Rohman 2009.

Hartono, M. 2000. Mencegah dan Mengatasi


Osteoporosis, Puspa Swara,
Surakarta

Hidayat, A.Aziz Alimul. 2007. Riset


Keperawatan dan Teknik Penulisan
Ilmiah, Salemba Medika, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai