Anda di halaman 1dari 3

Contoh Puisi Hari Kemerdekaan Indonesia

Posted on 11/08/2015 in Edukasi, Info


Selingkaran.com – Menyambut datangnya Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke-70 tahun, seluruh
masyarakat Indonesia mempersiapkan berbagai acara yang ditujukan untuk menyemarakkan hari dimana
bangsa kita lepas dari Penjajah tepatnya pada 17 Agustus 1945.

Kala itu Indonesia berhasil memproklamirkan Kemerdekaan setelah ber abad-abad lamanya bangsa kita
dijajah, berkat perjuangan para pahlawan, saat ini kita sebagai generasi penerus dapat menghirup udara
bebas dengan hidup rukun, tentram dan damai.

Untuk itu, kita sebagai masyarakat Indonesia patut berbangga diri karena pada saat itu kemampuan kita
terbatas, namun kita dapat dengan lantang mengusir para penjajah dari Bumi Pertiwi ini.

Hari ini 17 Agustus 2015, Indonesia tepat berusia 70 tahun, banyak acara di hari kemerdekaan ini,
termasuk salah satunya adalah membaca puisi, nah bagi yang ingin lomba atau membawakan puisi di atas
panggung, berikut beberapa Contoh Puisi Kemerdekaan yang dapat anda gunakan.

Puisi Kemerdekaan Indonesia


Sebilah Bambu Runcing
Karya : Rozat Rifai
hembusan nafas mulai memanas
tak kala para kompeni mulai menampakkan diri
Sebilah bambu jadi bomerangmu
menjadi senapan batin peraih kemerdekaanRasa lapar tak lagi ada
Ketika penjajah mulai memberontak
derasnya keringatmu menjadi bukti
perjuangan untuk berbakti
Pandangan Matamu terus tertuju
Seolah tak lepas dalam setiap detikmu
langkahmu adalah harapan
untuk meraih kemerdekaan

Darahmu terus mengucur dari bekas mata peluru


Namun kau terus maju tak kenal menyerah
Kini kau tertidur pulas dengan senyuman
tanda awal kemerdekaan yang hakiki

17 Agustus terus berjalan


terungkap kenangan dalam setiap nadimu
sebaris doa dan harapan
semoga jasamu kan kukenang selalu

PAHLAWAN TAK DIKENAL


Setahun yang lalu dia terbaring
tetapi bukan tidur, sayang
sebuah lubang peluru bundar didadanya
senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang

dia tidak ingin bila mana dia datang


kedua tanganya memeluk senapan
dia tidak tahu untuk siapa dia datang
kemudian dia terbaring, tapi bukan tidur sayang

wajah sunyi setengah tengadah


menangkap sepi padang senja
dunia tambah beku di tengah derap dan suara merdu
dia masih sangat muda

hari itu 10 November, hujanpun mulai turun


orang-orang ingin kembali memandangnya
sambil merangkai karangan bunga
tapi yang tampak, wajah-wajahnya sendiri yang takdikenalnya

sepuluh tahun yang lalu dia terbaring


tapi bukan tidur, sayang
sebuah peluru bundar di dadanya
senym bekunya mau berkata : aku sangat muda

KITA BERJUANG
Terbangun aku, terloncat duduk,
kulayangkan pandang jauh keliling,
kulihat hari’lah terang, jernihkan falak,
telah lamalah kiranya fajar menyingsing

kuisap udara
legalah dada,
kupijak tanah
tiada guyah,
kedengar bisikan
hatiku rawan:
“kita berperang,
kita berjuang!”

sebagai dendang menyayu kalbu,


bangkitlah hasrat damba nan larang,
ingin kemedan ridla menyerbu:
“beserta saudara turut bejuang!”

MERAH PUTIH
Merah putih!
dulu, sebelum kau berkibar di tiang tinggi
dibelai, dipeluk angin merdeka,
engakau hanya lambang harapku,

Meski kau mewakili bangsa tidak berdaya,


tidak bernama di sejarah dunia,
namun kau tersimpan dalam hatiku,
lambang kasihku pada nusaku.

Merah putih!
kini, kulihat kau terkibar di tengah bangsa
lambang kebangsaanku di timur raya,
engkau panji perjuanganku
mengejar kemuliaan bagi bangsaku,

dan demi tuhan pencipta bangsaku,


selama masih bersiut nafas didada,
denyut darahku penyiram medan
ta’kan kembali kau masuk lipatan!

Bagaimana netizen? yuk mulai hari dan selamanya ini kita hargai perjuangan para pahlawan-pahlawan kita
dalam memperjuangkan Kemerdekaan Bangsa Indonesia, dengan cara mendoakan mereka agar
mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah, aamiin.

Selamat Hari Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 2015 yang ke-70 tahun.

Anda mungkin juga menyukai