Anda di halaman 1dari 1

No. Dokumen : No.

Revisi : Halaman
SPO-PJM-LPK-503 Rev-01 1 dari 1

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

I. PENGERTIAN Pemeriksaan feses merupakan suatu cara untuk membantu menegakkan diagnosis
adanya kelainan dalam feses (parasit dan telur cacing).

II. TUJUAN Untuk mendeteksi adanya parasit dan telur cacing, serta kelainan di dalam feses.

III. KEBIJAKAN 3.1. Termasuk dalam pelayanan pemeriksaan Laboratorium Patologi Klinik Urinalisa-
Feses
3.2. Bahan yang dijadikan pemeriksaan adalah feses segar < 1 jam
3.3. Petugas Laboratoium harus melakukan pemeriksaan sesuai dengan standar
prosedur operasional yang telah ditetapkan untuk pemeriksaan tersebut

IV. PROSEDUR 4.1. Petugas Analis Laboratorium:


4.1.1. Menyiapkan bahan pemeriksaan: feses segar
4.1.2. Menyiapkan alat dan reagensia:
4.1.2.1. Lugol.
4.1.2.2. Eosin 3%.
4.1.2.3. Mikroskop.
4.1.2.4. Kaca objek.
4.1.2.5. Kaca penutup
4.1.2.6. Lidi
4.1.2.7. Kertas pH
4.1.3. Melakukan pemeriksaan faeces rutin meliputi:
4.2.1. Melakukan pemeriksaan makroskopik:
- Konsistensi: Lunak/cair/padat
- Warna : Coklat/kuning/merah/hijau/hitam
- Lendir : Positif jika terdapat lendir pada sampel
- Darah : positif jika terdapat darah pada sampel
4.2.2. Melakukan pemeriksaan mikroskopik.
4.2.2.1. Membuat 2 preparat basah dari sampel faeces untuk
masing-masing dicampur dengan setetes lugol dan
eosin
4.2.2.2. Melakukan penilaian dibawah mikroskop,
meliputi:
 Amoeba: jenis amoeba, bentuk amoeba: kista/tropozoit
 Sel epitel
 Eritrosit, hitung /lpk
 Lekosit, hitung /lpk
 Sisa makanan: serat tumbuhan, serat otot
 Sel ragi: candida, hifa
 Telur / larva cacing

V. UNIT TERKAIT 5.1. Laboratorium

Anda mungkin juga menyukai