Disusun oleh :
2018
BAB I
PENDAHULUAN
dan mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan
(pengunyahan, penelanan dan pencampuran) dengan enzim dan zat cair dari mulut
hingga anus. Lambung merupakan organ dari saluran pencernaan yang penting
pada tubuh manusia yang berfungsi untuk mencerna makanan dengan bantuan
asam lambung (HCl) dan pepsin, namun dapat merusak mukosa lambung jika
Produksi asam lambung dapat meningkat ketika ada rangsangan fisis misalnya
makanan dan rangsangan psikologis (Valle, 2008; Guyton dan Hall, 2007).
Salah satu gangguan yang terjadi pada lambung yaitu gastritis. Gastritis
merupakan proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung dan
secara histopatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang pada
iritasi lambung atau disebut juga faktor agresif seperti HCl, pepsin, dan faktor
kortikosteroid, anti tuberkulosa serta pola hidup dengan tingkat stress tinggi,
berkurangnya frekuensi defekasi kurang dari tiga kali per minggu, dengan
konsistensi feses yang keras dan disertai rasa tidak enak di dalam pencernaan.
Konstipasi dapat dirasakan oleh semua umur baik dari anak-anak sampai lanjut
sehingga menyebabkan konsistensi feses menjadi keras dan usus tidak dapat
tidak sesuai dan kurangnya aktivitas fisik dapat terjadinya konstipasi. Pada orang
normal, proses pergerakan peristaltik usus terjadi selama 24 – 48 jam, pada pasien
kurang dari 3 kali dalam seminggu. Konstipasi sering disertai feses yang keras,
defekasi terasa nyeri dan rasa pengosongan perut tidak sepenuhnya (Heinrich,
2009).
dan konstipasi?
BAB II
ISI
obatan yang dijual bebas dipasaran yang bisa didapat tanpa resep dokter dan
diserahkan oleh apoteker di apotek (Asti dan Widya, 2004). The International
pengobatan sendiri merupakan kegiatan pemilihan dan penggunaan obat baik itu
obat modern, maupun obat tradisional oleh seorang individu untuk mengatasi
kesehatan diri, mengobati penyakit ringan dan lebih terfokus pada penanganan
terhadap gejala penyakit secara cepat dan efektif tanpa intervensi sebelumnya oleh
struktural tertentu yang terdiri atas empat lapisan utama yaitu lapisan mukosa,
esofagus, lambung, usus halus, usus besar, rektus dan anus. Esofagus merupakan
menampung makanan yang telah dimakan, mengubahnya menjadi bubur yang liat
lambung dan secara histopatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel
faktor penyebab iritasi lambung atau disebut juga faktor agresif seperti HCl,
pepsin, dan faktor pertahanan lambung atau faktor defensif yaitu adanya mukus
bikarbonat.
1. Gastritis Akut
a. Penggunaan obat-obatan seperti aspirin dan obat anti inflamasi non steroid
b. Alkohol
dan membuat dinding lambung lebih rentan terhadap asam lambung walaupun
Stress fisik akibat pembedahan besar, luka trauma, luka bakar atau infeksi
2. Gastritis Kronik
Penyebab pasti dari gastritis kronik belum diketahui, tapi ada dua
a. Gastritis infeksi
b. Gastritis non-infeksi
Gastritis akut dapat disebabkan oleh karena stres, zat kimia misalnya obat-
obatan dan alkohol, makanan yang pedas, panas maupun asam. Bagi yang
mengalami stres akan terjadi perangsangan saraf simpatis Nervus vagus (NV)
yang akan meningkatkan produksi asam klorida (HCl) di dalam lambung. Adanya
HCl yang berada di dalam lambung akan menimbulkan rasa mual, muntah dan
anoreksia.
lambung agar tidak ikut tercerna. Respon mukosa lambung karena penurunan
mukosa gaster terdapat sel yang memproduksi HCl (terutama daerah fundus) dan
pembuluh darah.
Anoreksia juga dapat menyebabkan rasa nyeri. Rasa nyeri ini ditimbulkan oleh
karena kontak HCl dengan mukosa gaster. Respon mukosa lambung akibat
mukosa gaster akan mengakibatkan erosi pada sel mukosa. Hilangnya sel mukosa
mengancam hidup penderita, namun dapat juga berhenti sendiri karena proses
regenerasi, sehingga erosi menghilang dalam waktu 24-48 jam setelah pendarahan
Bakteri patogen ini menginfeksi tubuh seseorang melalui oral, dan paling sering
ditularkan dari ibu ke bayi tanpa ada penampakan gejala (asimptomatik). Sekali
bersarang, bakteri Helicobacter pylori dapat bertahan di perut selama hidup
akan mengalami penyakit luka lambung atau usus duabelas jari. Kebanyakan luka,
spiral dan sangat cocok hidup pada kondisi kandungan udara sangat minim.
Bakteri ini berkoloni di dalam lambung dan bergabung dengan luka lambung atau
duodenum. Infeksi oleh bakteri ini banyak ditemui pada penduduk di negara-
interaksi antara membran bakteri lektin dan oligosakarida yang spesifik dari
di bagian bawah lambung dan mengakibatkan peradangan hebat, yang sering kali
lambung dari bagian badan atas lambung yang tidak terinfeksi. Ini menambah
terinfeksi, semua bakteri ini tidak identik, dan selama jalur infeksi kronis, bakteri
penghambatan produksi asam lambung, tetapi sering kali akan kambuh kembali
akibat bakteri dan peradangan kronis lambung tetap ada. Studi menunjukkan
bahwa penyakit tukak lambung itu dapat diatasi hanya bila bakteri dibasmi dari
masalah serius, yaitu ketahanan bakteri melawan obat-obat penting. Oleh karena
tidak mengalami tukak lambung dan usus duabelas jari harus dibatasi (Asmi,
2014).
lambung. Jika mukosa lambung teriritasi ada 2 hal yang akan terjadi:
akan terjadi hemostatis dan akhirnya akan terjadi penyembuhan tetapi jika
mukus gagal melindungi mukosa lambung maka akan terjadi erosi pada
mukosa lambung. Jika erosi ini terjadi dan sampai pada lapisan pembuluh
darah maka akan terjadi perdarahan yang akan menyebabkan nyeri dan
hipovolemik.
yang tidak sempurna akibatnya akan terjadi atropi kelenjar epitel dan hilangnya
sel pariental dan sel chief, karena sel pariental dan sel chief hilang maka produksi
HCl, pepsin dan fungsi intinsik lainnya akan menurun dan dinding lambung juga
menjadi tipis serta mukosanya rata. Gastritis itu bisa sembuh dan juga bisa terjadi
perdarahan.
adalah keluhan perih, mulas, rasa tidak nyaman pada perut, mual, muntah,
kembung, sering platus, cepat kenyang, rasa penuh di dalam perut, rasa panas
melena, jika dilakukan anamnesis lebih dalam, terdapat riwayat penggunaan obat-
4. Dyspepsia
5. Anoreksia
Gastritis bisa disembuhkan tetapi tidak bisa sembuh total. Gastritis adalah
penyakit yang dapat kambuh apabila penderita tidak makan teratur, terlalu banyak
penderita harus meminum obat jika diperlukan. Tetapi gastritis dapat dicegah,
yaitu dengan cara makan tertatur, makan secukupnya, cuci tangan sebelum makan.
Obat-obatan untuk penyakit gastritis:
1. Antasida
Helicobacter pylori.
seseorang, disertai dengan kesulitan keluarkan feses yang tidak lengkap atau
merupakan keadaan tertahannya feses (tinja) dalam usus besar pada waktu cukup
lama karena adanya kesulitan dalam pengeluaran. Hal ini terjadi akibat tidak
adanya gerakan peristaltik pada usus besar sehingga memicu tidak teraturnya
buang air besar dan timbul perasaan tidak nyaman pada perut (Akmal, 2010).
penurunan frekuensi defekasi, yang diikuti oleh pengeluaran feses yang lama atau
keras dan kering. Adanya upaya mengejan saat defekasi adalah suatu tanda yang
terkait dengan konstipasi. Apabila motilitas usus halus melambat, masa feses lebih
lama terpapar pada dinding usus dan sebagian kandungan air dalam feses
feses. Pengeluaran feses yang kering dan keras dapat menimbulkan nyeri pada
buang air besar, kesulitan dalam mengeluarkan feses, atau perasaan tidak tuntas
bukan karena konstipasi klinik. Banyak orang mengira dirinya konstipasi bila
tidak buang air besar setiap hari. Sering ada perbedaan pandangan antara dokter
Penyebab fungsional atau dapat disebut idiopatik yaitu kurangnya asupan serat,
kurangnya minum, kurang aktivitas fisik, stress dan perubahan aktivitas rutin,
psikoaktif, vinkristin).
aliran tinja.
anorektal.
Menurut Akmal, dkk (2010), ada beberapa tanda dan gejala yang umum
ditemukan pada sebagian besar atau terkadang beberapa penderita sembelit, yaitu :
b. Tubuh tidak fit, terasa tidak nyaman, lesu, cepat lelah sehingga malas
produktivitas kerja.
e. Feses lebih keras, panas, berwarna gelap, dan lebih sedikit daripada
biasanya.
f. Feses sulit dikeluarkan atau dibuang ketika air besar, pada saat bersamaan
g. Bagian anus atau dubur terasa penuh, tidak plong, dan bagai terganjal
sesuatu disertai rasa sakit akibat bergesekan dengan feses keras atau
karena mengalami wasir sehingga pada saat duduk terasa tidak nyaman.
h. Lebih sering buang angin yang berbau lebih busuk dari pada biasanya.
lanjut) ada bunyi saat air diserap usus, terasa seperti ada yang mengganjal,
Tetap merasa lapar, tetapi ketika makan akan lebih cepat kenyang (apalagi ketika
hamil perut akan tersa mulas) karena ruang dalam perut berkurang dan mengalami
2.14 Patofisiologi
kemudian kolon sigmoid yang menampung tinja berikutnya. Statis tinja di kolon
akan terus mengalami reabsorbsi air dan elektrolit yang menyebabkan proses
rektum melalui evakuasi spontan tergantung pada reflek defekasi yang dicetuskan
oleh reseptor otot-otot rektum. Seluruh proses akan berulang dengan sendirinya,
tinja yang keras dan besar menjadi lebih sulit dikeluarkan melalui kanal anus,
Dalam proses defekasi terjadi tekanan yang berlebihan dalam usus besar. Tekanan
tinggi ini dapat memaksa bagian dari dinding usus besar (kolon) keluar dari
sekitar otot, membentuk kantong kecil disebut divertikula. Hemoroid juga bisa
konsumsi serat cukup, kotoran/feses akan menjadi besar dan lunak karena serat-
serat dapat menarik air, kemudian akan menstimulasi otot dan pencernaan dan
Ketika serat yang dikonsumsi sedikit kotoran akan menjadi kecil dan keras.
Retensi tinja juga dapat disebabkan oleh lesi yang melibatkan otot-otot
rektum,serabut-serabut aferen dan eferen dari tulang belakang bagian sakrum atau
otot-otot perutdan dasar panggul.Kelainan pada relaksasi sfingter anus bisa juga
Pengisian rektum yang tidak sempurna terjadi bila peristaltik kolon tidak
bila ada obstruksi besar yang disebabkan oleh kelainan struktur atau karena
penyakit Hirschprung.
Gambar 2. Patofisiologi Konstipasi
lebih lanjut melalui perubahan gaya hidup (terutama diet) (Hadi, 2001). Untuk
Terapi atau pengobatan konstipasi dapat dibagi menjadi dua cara, yaitu
a. Latihan usus besar: melatih usus besar adalah suatu bentuk latihan perilaku
diharapkan cukup asupan cairan sekitar 6-8 gelas sehari, bila tidak ada
mengatasi konstipasi jalan kaki atau lari-lari kecil yang dilakukan sesuai
perubahan pola hidup maka dapat diberikan diberikan beberapa obat golongan
laksatif yang lazim, disertai KIE yang tepat dan benar karena penggunaan dari
obat pencahar tidak boleh untuk jangka panjang. Penggunaan jangka panjang
dapat menyebabkan diare, sehingga akan kehilangan cairan dan elektrolit tubuh,
khususnya defisiensi kalium yang berujung pada hilangnya kepadatan otot polos.
Laksatif adalah obat yang membantu meningkatkan motilitas usus, massa tinja
dan frekuensi buang air besar pada saat konstipasi. Sehingga pemilihan obat dari
golongan laksatif yang tepat tergantung dari penyebab konstipasi itu sendiri.
KASUS
kembung dan mual sejak pagi hari. Ia terbiasa minum kopi sebelum melakukan
pedas. Akhir-akhir ini Tn. A banyak deadline tugas kantor yang membuatnya telat
ANALISA SOAP
Subjek
JenisKelamin : Laki-laki
Usia : 25 tahun
pagi hari
Riwayat pengobatan : -
Objek
Asessment
3. Hindari merokok.
Terapi farmakologi
Menurut Singh dkk. (2015) dan Hamid dkk. (2014) berdasarkan keluhan pasien
yaitu perih pada perut, mual dan kembung diberikan terapi swamedikasi golongan
lambung.
Sediaan yang diberikan kepada pasien yaitu Mylanta syrup. Aturan pakai 3
kali sehari 1-2 sendok takar(5 ml) diminum kira-kira 1 jam sebelum makan,
KIE
lambung.
Tn. PA (22 tahun) datang ke apotek dengan keluhan sembelit selama satu
minggu. Perut terasa sakit tetapi saat dicoba untuk BAB susah keluar, perut juga
sehari-hari tidak teratur, jarang makan buah dan sayur, dan tidak suka minum air
putih.
ANALISIS SOAP
Subjek
Nama : Tn. PA
Umur : 22 tahun
Objek
Assesment
buah dan sayur dan tidak suka minum air putih menyebabkan pasien mengalami
konstipasi.
Plan
c. Minum susu untuk meningkatkan pergerakan dari usus apabila sudah tidak
mengalami konstipasi.
ditoleransi dengan baik dan beraksi cepat serta sangat cocok untuk digunakan
Diberikan dulcolax tablet 1 kali sehari 1 tablet pada malam hari sebelum
tidur saat perut kosong (MIMS edisi 10). Dulcolax merupakan suatu obat yang
banyak digunakan sebagai obat pencahar atau pelancar buang air besar. Obat
(gerakan) dinding usus besar serta memiliki efek meningkatkan kadar air dalam
KIE
berlebihan.
DAFTAR PUSTAKA
Media
Jakarta: EGC.
Asti, T., dan Widya, I. 2004. Pengobatan Sendiri. Info POM Badan Pengawas
Guyton A., C., dan Hall, J., E. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9.
Jakarta: EGC.
Hadi, S. 2001. Psikosomatik pada Saluran Cerna Bagian Bawah, Buku Ajar Ilmu
Hamid, R., Noorrizka, G., Wijaya, I., N., dan Yuda, A. 2014. Profil Penggunaan
Jufri, M., Soenarto, Y., S., Oswari, H., Arief, S., Rosalina, I., Mulyani, S.,N.
IDAI.
Mansjoer, A. 2008. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius.
Potter, dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses,
Puspadewi, V., A., dan Endang, L. 2012. Penyakit Maag dan Gangguan
Singh, S., Sangam, S., R., Joginapalli, V., R., dan Rajagopal, S. 2015. Alcohol,
Singapore: Family