Askep KDK
Askep KDK
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Pengumpulan data
1. Identitas
1) Identitas Klien
Nama : Ny. S
Umur : 36 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status marital : Kawin
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Suku Bangsa : Sunda
Tanggal masuk RS : 13 Mei 2005
Tanggal Pengkajiaan : 18 Mei 2005
No Medrec : 0000356655
Diagnosa Medis : Post Chest Thorako Tube a.i Pneumothorax
spontan sinistra e.c TB Paru dalam therapy
Alamat : Cilame Rt 04 Rw 20 Ngamprah Kab.
Bandung
3. Pemeriksaan Fisik
1) Sistem Pernafasan
Bentuk hidung simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak
ada sanosis, hidung kokoh, jalan nafas paten, sinus tidak nyeri, tidak
ada secret pada hidung, , mukosa berwarna merah muda, fibrisae ada,
Konka tidak membesar, tidak ada polip, tidak ada deviasi septum,
pada saat mengatakn “ah” uvula bergerak bebas dan letak simetris,
tidak ada pembesaran tonsil, leher tampak simetris, tidak ada
pembesaran kelenjar getah bening, tidak ada deviasi trakea, dada
simetris, Pergerakan dada tidak simetris, Diameter anterior : posterior
1: 2, tampak adanya retraksi interkostal, ekspansi paru kiri menurun,
vocal premitus paru kiri menurun, bunyi nafas saat diperkusi suara
paru bagian apek kiri hiperresonan, dan bagian basal pekak, Suara
paru vesikuler, frekuensi nafas 28 x/menit, terpasang WSD didada
sebelah kiri ats ICS 2, tampak undulasi, tidak ada buble air.
2) Sistem Cardiovaskuler
Konjungtiva berwarna pucat, tidak ada peningkatan JVP, akral teraba
dingin , tidak ada cyanosis pada ujung-ujung ekstrimitas, tidak
terdapat clubbing finger, CRT kembali dalam 3 detik, tidak ada
pembesaran KGB, palpasi arteri radialis teraba berdenyut cukup kuat
dan regular dengan frekuensi Nadi 120 x/ menit, Bunyi jantung S1
dan S 2 murni dan regular, point of maksimal impuls antara ICS 4
dan 5 Mid klavikula kiri. tekanan darah 120/70 mmHg.
3) Sistem Pencernaan
Sklera tidak ikterik, mata tidak cekung, bentuk bibir simetris,
mukosa bibir kering, tidak terdapat iritasi pada rongga mulut, gigi
lengkap, tidak terpasang gigi palsu, tidak terdapat caries, bentuk
lidah simetris. Susuna gigi lengkap, Abdomen tampak cekung pada
saat klien terlentang, bising usus 8-12 x/menit, pada saat diperkusi
terdengar timpani, pada saat dipalpasi tidak ada nyeri tekan dan nyeri
lepas, berat badan sebelum sakit 42 kg sedangkan saat sakit 32 kg,
tinggi badan 155 cm IMT 13,3.
4) Sistem Perkemihan
Tidak ada oedema periorbital, tidak ada bunyi bruit pada aorta dan
arteri renalis, pada saat diperkusi klien tidak mengeluh nyeri, Tidak
ada pembesaran ginjal, tidak ada distensi pada suprapubis, tidak ada
nyeri tekan. Pada saat diraba blass teraba kosong, klien dapat BAK di
pispot klien mengatakan tidak ada keluhan saat BAK.
5) Sistem Muskuloskeletal
Tidak ada kelainan bentuk tulang belakang, curvature tulang
belakang lurus, tidak ada deformitas, pembengkakan, dan juga
kemerahan, tidak ada nyeri tekan, teraba hangat, tidak terdapat
krepitasi. Klien dapat membuka mulut dengan lebar dan menutupnya,
Rom servikal dapat, kien tidak dapat melakukan Rom lumbal Spine
karena pada ICS 2 terpasang Chest Thorako Tube, klien dapat
melakukan ROM bahu, ROM siku, Rom tangan, ROM panggul,
ROM lutut, ROM Angkle.
Kekuatan otot tangan 5 / 5, kekuatan otot kaki 5/5.
6) Sistem Integumen
Kulit kepala tampak bersih, rambut tidak lengket, distribusi rambut
merata, tidak mudah dicabut. Kuku tangan panjang kuku kaki
0.
pendek,kulit lengket dan berkeringat, suhu 37,3 Turgor kulit baik,
bila dicubit kembali dalam waktu waktu 3 detik. terpasang WSD
didada sebelah kiri tampak undulasi, klien mengatakan nyeri pada
dada kirinya. Tampak lingkaran hitam di kelopak mata.
7) Sistem Endokrin
Tidak ada edema, kelenjar tiroid tidak teraba dan tidak mengalami
pembesaran. klien tidak ada keluhan polipagi, polidipsi dan poliuri.
8) Sistem Persarafan
1. Tes Fungsi Cerebral
a) Tingkat Kesadaran
Kualitas : composmentis klien dapat berespon dengan tepat
terhadap stimulus yang diberikan melalui suara, taktil dan
visual
Kuantitas ; GCS 15 E = 5, M = 6, V= 4
b) Status mental
Orientasi klien terhadap orang waktu dan tempat baik
terbukti dengan klien mampu menjawab dimana dia berada,
kapan masuk RS dan siapa yang menemaninya.
Daya ingat : klien mampu menjawab kapan dia menikah
2. Tes Fungsi kranial
a) N I ( olfaktorius )
Klien dapat membedakan bau kayu putih dan kopi
b) N II ( optikus)
Klien dapat membaca papan nama perawat dalam jarak
kurang lebih 30 cm tanpa alat bantu
c) N III,IV,VI (okulomotoris, trokhealis, abdusen )
Respon cahaya terhadap pupil + Bola mata dapat digerakan
kesegala arah , tidak terdapat nistagmus atau diplopia
d) N V (trigeminus )
Mata klien berkedip pada saat pilinan kapas diusapkan pada
kelopak mata, klien merasakan sentuhan saat kapas
diusapkan kemaksila dengan mata tertutup
e) N VII ( Fasialis )
Klien dapat membedakan rasa manis dan asin, klien dapat
mengerutkan dahi, wajah klien tampak simetris saat klien
tersenyum.
f) N VIII (auditorius )
Kien dapat menjawab pertanyaan perawat dengan baik
tanpa harus diulang
g) N IX, X ( glosofaringeus, vagus )
Uvula bergetar simetris saat kien mengatakan “Ah”, reflek
menelan bagus,
h) N XI (asesorius )
Klien dapat menoleh kekanan dan kekiri
i) N XII ( hipoglosus )
Lidah klien dapat digerakan secara bebas kesegala arah
3. Fungsi Motorik
Tidak terdapat kontraktur pada ekstrimitas atas dan bawah,
tonus otot cukup baik untukmenahan gravitasi, reflek bisep ++/
++, reflek trisep ++/++, reflek patella ++/++ reflek babinski
--/--
4. Fungsi Sensorik
Klien dapat membedakan sensai tumpul dan tajam.
4. Pola Aktivitas Sehari-hari
NO AKTIVITAS SEBELUM SAKIT SETELAH SAKIT
1 Nutrisi
a. Makan
Frekuensi 2 x/hari 3x/hari
Nafsu makan Baik, 1 porsi habis klien mengatakan tidak
nafsu makan , habis ½
porsi
Jenis Nasi,lauk pauk, sayuran Nasi, sayur bayam, tahu,
ayam, pisang. Diet
TKTP
b. Minum
Jenis Air putih dan air teh Air putih dan air teh
Jumlah 5-6 gelas/hari 5-6 gelas /hari
2 Eliminasi
a. BAB
Frekuensi 1 x/hari 3 x/hari
Konsistensi Lembek cair
Warna Kuning Kuning
b. BAK
Frekuensi 3-4 x/hari 3-4x/hari
Warna Kuning jernih Kuning kemerahan
3 Istirahat tidur
a. Siang Tidak/jarang tidur siang Jarang
b. Malam 21.00-05.00 00.00-04.00
c. Kualitas Nyenyak Sering terbangun karena
sesak
4 Personal hygine
a. Mandi 2 x/ hari diseka tanpa sabun
b. Keramas 3x / minggu Belum
c. Gosok gigi 2 x / hari Belum
2. Analisa Data
NO DATA KEMUNGKINAN PEYEBAB MASALAH
DAN DAMPAK
1 2 3 4
1 DS : Pecahnya Bleb dekat pleura viseralis Gangguan oksigenasi :
- Klien mengeluh sesak ↓ Ventilasi
nafas. Robeknya kantong udara
- Klien mengatakan ↓
sesak dirasakan Udara masuk kedalam rongga
bertambah berat bila pleura
ia beraktivitas dan ↓
posisi tidur telentang Akumulasi udara dalam rongga
dan berkurang dengan pleura
posisi tidur ½ duduk ↓
atau duduk Peningkatkan tekanan intra paru
- Klien mengeluh sesak yang melebihi tekanan atmosfer
dirasakan terus ↓
menerus O2 tidak dapat masuk kedalam
rongga paru
DO : ↓
- Keadaan umum lemah Kolaps paru
- Frekuensi nafas 28 ↓
x/menit Ekspansi paru menurun
- Bunyi nafas menurun ↓
terutama pada dada Sesak nafas
kiri ↓
- Ekspansi paru kiri Gangguan oksigenasi : ventilasi
menurun
- Terdapat retraksi
interkostalis
- Perkusi terdengar
resonan pada bagian
afek paru dan pekak
pada daerah basal
- Terdapat selang WSD
di dada kiri
5 Gangguan pemenuhan
Penurunan kadar Hb Sesak nafas ADL : Personal
↓ ↓ Hygiene
Penurunan factor Penurunan O2 yang
DS : pengikat O2 masuk ke dalam paru
- Klien mengeluh sesak
- Klien mengatakan
sesak dirasakan
bertambah berat bila Penurunan kadar O2 dalam darah
ia beraktivitas ↓
- Klien mengatakan Penurunan suplai O2 kedalam jaringan, sel-
sudah 3 hari belum sel dan otot
pernah keramas ↓
Menurunnya metabolisme disel otot
- Klien mengatakan ↓
belum gosok gigi dari Perubahan ATP menjadi ADP
pagi ↓
Menurunnya energi tubuh yang dihasilkan
DO : ↓
Lemah
- Kulit klien tampak ↓
lengket berkeringat Gangguan pemenuhan ADL :
- Kuku klien panjang PersonahlHygiene
dan kotor
- Aktivitas klien
dibantu oleh
keluarga dan
perawat
- Lidah dan gigi klien
tampak kotor
- Tercium bau mulut
- Hb 4 april 2005 =
9,2 gr/dl
- PO2 = 61,1 Mmhg
3. Diagnosa Keperawatan
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN DITEMUKAN DIPECAHKAN
TANGGAL PARAF TANGGAL PARAF
1 Gangguan oksiganasi : ventilasi 18-05- 2005 Plantika
b.d penurunan ekspansi paru
akibat akumulasi udara di dalam
rongga pleura
2 Gangguan oksigenasi : 18-05- 2005 Plantika
transportasi b.d penurunan kadar
haemoglobin
3 Gangguan pemenuhan kebutuhan 18-05- 2005 Plantika
nutrisi : kurang dari kebutuhan b.d
anoreksia
4 Gangguan pemenuhan istirahat 18-05- 2005 Plantika
tidur b.d terakstivasinya RAS
5 Gangguan pemenuhan ADL : 18-05- 2005 plantika
Personal Higiene b.d kelemahan
C. Perencanaan
Diagnosa PERENCANAAN
No
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1 2 3 4 5
1. Gangguan oksigenasi: Tupan : 1. Pertahankan 1. Meningkatkan
ventilasi b.d. Dalam waktu 5 posisi tidur inspirasi
penurunan ekspansi hari perawatan semi fowler maksimal,
paru ditandai oksigenasi dengan miring mengurangi
dengan : ventilasi klien kearah yang penekanan
DS : lancar terkena pada sisi yang
- Klien mengeluh normal, serta
sesak nafas Tupen : ekspansi paru
- Klien mengeluh Setelah dan ventilasi
sesak di rasakan dilakukan pada sisi yang
bertambah berat intervensi selama tidak sakit.
bila ia beraktivitas 2 X 24 jam, 2. latih klien 2. dengan nafas
dan posisi tidur ekspansi paru nafas dalam: dalam paru-
telentang tanpa optimal dengan diafragma paru
sandaran bantal dan criteria evaluasi : mengembang
berkurang sejak - Sesak dengan
terpasang selang berkurang optimal
didada kirinya dan - Klien tidak sehingga
posisi tidur menjadi tampak lemah jumlah
½ duduk atau dan pucat oksigen yang
duduk serta diberi - Vocal masuk
oksigen. premitus adekuat
- Klien mengeluh meningkat 3. jaga agar 3. posisi loop
sesak dirasakan - Frekuensi selang tube dapat
terus menerus nafas dalam tidak menyebabkan
DO : batas normal membentuk akumulasi air
- Keadaan umum (16- posisi loop diselang
lemah 20x/menit) sehingga
- Frekuensi nafas 28 - Bunyi nafas menurunkan
x/menit meningkat tekanan
- Bunyi nafas terutama pada negative,
menurun terutama area dada kiri menimbulkan
pada dada kiri - Tidak terdapat tekanan balik
- Ekspansi paru retraksi ke rongga
menurun interkostalis pleura
- vocal premitus 4. tandai tingkat 4. sebagai
menurun cairan asal indicator bila
- Terdapat retraksi pada botol terdapat
interkostalis dengan penambahn
menggunakan cairan yang
plestre yang terakumulasi
- Perkusi terdengar ditempelkan
resonan pada diluar botol
bagian afek parau 5. jamin posisi 5. mencegah
dan pekak pada klien yang tertariknya
daeerah basal nyaman tube secara
- Terdapat selang tidak
WSD didada kiri terkontrol
akibat
pergerakan
klien
6. lakukan 6. dengan
exercise pada exercise dapat
lengan dan meningkatkan
bahu pada sisi aliran darah
yang terkena ke sisi yang
terkena
sehingga
oksigen
tersampaikan
7. awasi adanya 7. kebocoran
kebocoran udara akan
udara pada memperberat
sistem drainage kondisi klien
yang karena
diindikasikan akumulasi
dengan adanya udara pada
gelembung intrapleura
udara pada meningkat
botol
8. observasi, 8. sebagai
catat, dan deteksi dini
laporkan bila terhadap
timbul komplikasi
pernafasan CTT
yang cepat,
dangkal,
cyanosis,
subcutaneous
emphysema,
atau gejala
perdarahan
9. anjurkan dan 9. meningkatkan
Bantu klien tekanan
untuk nafas intrapleural,
dalam dan pengosonmga
efektif n akumulasi
zat di rongga
pleura,
mengeluarkan
secret
trakeobronkia
l, mencegah
atelektasis
10. stabilisasi botol 10. mencegah
drainage di botol pecah,
lantai, karena jiak
peringatkan pecah dapat
pengunjung / mnegakibatka
penunggu klien n kebocoran
udara
11. kolaborasi 11. untuk
pemeriksasan melihat
torak apakah posisi
drainage sudah
tepat
12. observasi 12. Bunyi nafas
frekuensi, dapat menurun
kedalaman atau tidak ada
pernafasan, pada lobus,
suara paru dan segmen paru,
ekspansi dada atau seluruh
area paru
(unilateral),
mengetahui
kemampuan
ekspansi paru
sehingga
memudahkan
dalam
melakukan
perawatan
13. Observasi 13. Suara dan
vocal premitus taktil fremitus
(vibrasi)
menurun pada
jaringan yang
berisi cairan /
konsilidasi.
14. Berikan 14. alat untuk
oksigen menurunnkan
tambahan kerja nafas,
melalui kanula meningkatkan
atau masker penghilang
distress
respirasi dan
sianosis
sehubungan
dengan
hipoksemia
Hasil 12.30
klien berjanji akan menghabiskan
makanannya demi kesembuhan
dirinya,makanan habis ½ porsi
E. Catatan Perkembangan
2 20-05-2005 1 Plantica
S:
- Klien mengatakan Sesak berkurang dengan
posisi tidur ½ duduk
O:
- Klien tidak tampak lemah dan pucat
- Vocal premitus Masih menurun
- Frekuensi nafas dalam batas normal
24x/menit
- Bunyi nafas menurun terutama pada area
dada kiri
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi
I:
- Menjamin posisi klien yang nyaman
- Melakukan milking tube
- Mengawasi adanya kebocoran udara pada
sistem drainage yang diindikasikan dengan
adanya gelembung udara pada botol
- Mengobservasi, mencatat, dan melaporkan
bila timbul pernafasan yang cepat, dangkal,
cyanosis, subcutaneous emphysema, atau
gejala perdarahan
- Mengobservasi frekuensi, kedalaman
pernafasan, suara paru dan ekspansi dada
- Mengobservasi vocal premitus
- Menganjurkan dan membantu klien untuk
nafas dalam dan efektif
- Menstabilkan posisi botol drainage di lantai,
peringatkan / penunggu klien
E:
- Selang drain tidak tertarik oleh klien ketika
dia bergerak
- Tidak ada kebocoran udara
- Tidak ada gelembung udara pada botol
- Tidak ada pernafasan yang cepat, dangkal,
cyanosis, subcutaneous emphysema, atau
gejala perdarahan
- Frekuensi nsfas 24x/menit, pernafasan
dangkal, suara paru menurun pada area kiri,
ekspansi dada menurun pada paru kiri
- Vocal premitus menurun
- Klien mengatakan sesak berkurang
- Tidak ada kebocoran udara
- Botol berada pada posisi yang stabil
R:-
3 20-05-2005 3 S: Plantica
- Klien menyebutkan kembali pentingnya
nutrisi yang TKTP yaitu untuk proses
penyembuhan penyakitnya
O:
- Nafsu makan klien meningkat
- Makan habis ¾ porsi
- Klien mengkonsumsi nutrisi yang TKTP
- BB 32 kg
A:
- Masalah teratasi sebagian
P:
- Lanjutkan intervensi
I:
- menganjurkan klien untuk minum air hangat
sebelum makan
- Menganjurkan klien untuk makan sedikit
demi sedikit tapi sering
- Memotivasi klien untuk menghabiskan diet
yang diberikan
- Menganjurkan klien untuk menggosok gigi
sebelum dan sesudah makan
E:
- Sebelum makan klien minum air hangat ½
gelas dan gosok gigi
- Klien makan habis ¾ porsi
R:-
4 20-05-2005 S:
-Klien mengatakan merasa lebih segar.
5 O: Plantica
- - Kulit klien tampak lengket berkeringat
- Kuku klien panjang dan kotor
- Aktivitas klien dibantu oleh keluarga dan
perawat
- Lidah dan gigi klien tampak kotor
- Tercium bau mulut
- Hb = 9,2 gr/dl
- PO2 = 61,1 Mmhg
A:
- Masalah teratasi sebagian.
P:Lanjutkan intervensi :
- tanyakan pengetahuan klien tentang
perawatan diri dalam keadaan sakit
-jelaskan pentingnya perawatan diri
-Bantu dan fasilitasi klien dalam melakukan
personal hygine
-anjurkan klien untuk senantiasa menggosok
gigi tiap hari, cuci rambut secara teratur dan
mandi tiap hari, menggunting kuku secara
teratur .
I:
- mengetahui tingkat pemahaman klien
sehingga memudahkan dalam memberikan
informasi
-meningkatkan wawasan klien sehingga
menambah motivasi untuk melakukan
perawatan diri
-memudahkan klien dalam melakukan
perawatan diri
-meningkatkan harga diri dan motivasi klien
R:
5 20-05-2005 S:
- klien mengatakan sesak berkurang
2 Plantica
O:
- Akral teraba hangat
- Konjungtiva pucat
- haemoglobin 9,2 gr/dl
- nilai AGD tanggal 4 April 2005
Ph = 7,34
PCO2 = 31,9 mmhg
PO2 = 61,1 mmhg
HCO3 =16,7 mEq/L
- BE = -8,1
A:
masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
- Cek analisa gas darah dan hematology
- Kolaborasi pemberian transfuse darah
- Anjurkan pada klien untuk mempertahankan
asupan nutrisi tinggi protein yang adekuat
I:
- Menganjurkan pada klien untuk
mempertahankan asupan nutrisi tinggi
protein yang adekuat
E:
- Klien makan habis 3/4 porsi
R:-
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Asuhan keperawatan yang dilakukan pada klien Ny. S dengan gangguan
Sistem Pernafasan Akibat Pneumothoraks Spontan selama 4 hari (tanggal 06-09
April 2005). Pada proses pelaksanaannya didukung oleh teori yan penuis dapatkan
dari berbagai sumber dan diterapkan dengan menggunakan proses keperawatan
yan terdiri dari pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Setelah dilakukan proses asuhan keperawatan penulis mengambil
kesimpulan yaitu :
1. Pengkajian. Pada tahapan pengumpulan data penulis tidak menemukan
hambatan yang berarti meski ditemukan data-data yang secara teori ada
sedangkan pada klien tidak ditemukan ataupun sebaliknya, hal ini disebabkan
karena respon tiap manusia akan berbeda terhadap gejala yang ditimbulkan,
sehingga penulis dapat menyusun analisis dari data-data yang dikumpulkan
yang kemudian dirumuskan menjadi diagnosa keperawatan.
2. Perencanaan. Pada tahapan ini penulis dapat menyusun rencara tindakan
keperawatan yang dibantu dengan berbagai sumber serta bimbingan perawat
ruangan dan dosen
3. Pelaksanaan. Pada tahapan ini penulis tidak dmenemukan hambatan ksrena
didukung oleh partisipasi klien yan aktif dan peran serta keluarga sehingga
memudahkan penulis dalam melakukan tindakan.
4. Evaluasi. Pada tahapan ini penulis menaglami kesulitan untuk mengetahui
respon klien saat malam hari dikarenakan proses pelaporan pada saat dinas
tidak lengkap dan terlalu global
5. Pendokumentasian. Pada tahapan ini penulis telah berhasil melakukan
dokumentasi dalam bentuk laporan lengkap serta penulis dapat
mendokumentasikan tindakan yang dilakukan dengan format yang digunakan
di ruangan sebagai alat komunikasi antara perawat dan mahasiswa sehingga
memudahkan perawat dalam melakukan tindakan selanjutnya.
B. Rekomendasi
1. Perawat
Diharapkan bagi perawat agar dapat melaksanakan asuhan keperawatan
secara komprehensif melalui pendekatan holistic sehingga akan dihasilkan
asuhan keperawatan yang professional. Dan meningkatkan kualitas pelayanan
keperawatan yang diberikan sehingga dapat mencapai misi yang di emban
rumah Sakit yaitu dan berkualitas dengan demikian akan meningkatkan
2. Dosen pembimbing
Diharapkan pada seluruh dosen pembimbing agar dapat meningkatkan
bimbingannya
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddart Alih Bahasa . 1996. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi
8 vol 1. Jakarta : EGC.
Brunner & Suddart. 1982. The Lipincott Manual of Nursing Practic fourth edition.
Philadelphia :J.B lipincott Company.
Corwm, Elizabeth. 1997 Alih Bahasa dr. Brahm U, Pendit. Buku Saku Patofisiologi.
Jakarta : EGC.
Doengoes, Marilynn E e.a. 1993. Rencana Asuhan Keperawatan edisi 3. Jakarta :
EGC.
Hudak & Gallo. 1997. Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik edisi 6 volume 1.
Jakarta : EGC.
Ignatavicius,Donna D e.a. 1995. Medical Surgical Nursing a Nursing Proces
Approach Second Edition Volume 1. USA: W.B. Saunders Company.
M Van De Graaff, Kent. 1984. Human Anatomy. Dubuque Lowa : Wm.C Brown
Publisher.
Pearce, Evelyn C. 1979. Anatomi dan Fisiologi untuk Para Medis. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama.
Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. 2001. Ilmu Penyakit Dalam
Jilid II Edisi ketiga. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
Price, Sylvia A alih bahasa Adji Dharma. 1995. Patofisiologi Konsep Klinik Proses-
Proses Penyakit edis 4. Jakarta : EGC.
Rokhaeni, Heni dkk. 2001. Buku Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta : Bidang
Pendidikan dan Pelatihan Pusat Kesehatan Jantung dan pembuluh Darah
Nasional Harapan Kita.