Anda di halaman 1dari 9

1.1.

1 pathway ukuran panggul yang sempit


ukuran janin terlalu besar.
Komplikasi keduanya

CPD

CV > 8 ½ -10
SC CV < 8 ½
Persalinan percobaan

Post anastesi Luka post SC


Berrhasil Gagal

Jaringan Jaringan
terputus terbuka
Post partum nifas
Penurunan Penurunan
medulla kerja pons
Merangsang Proteksi
Distensi kabtung kemih oblongata
area sensori kurang
Penurunan
Udem dan memar di Penurunan kerja otot
eliminasi Gangguan Invasi
uretra refleks batuk
rasa nyaman bakteri

Penurunan sensitivitas & Penurunan Risiko


sensasi kantung kemih Akumulasi perostaltik
sekret Nyeri infeksi
usus

Gangguan eliminasi urin


konstipasi

Bersihan jalan napas tidak efektif


1.2 Rencana Asuhan Keperawatan Pasien dengan CPD
1.2.1 Pengkajian
1.2.1.1 Pengkajian
Terdiri dari identitas pasien (nama, tanggal lahir/umur pasien, suku/bangsa,
agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, status perkawinan, diagnosa medis,
no RM dan tanggal masuk rumah sakit). Identitas penanggung jawab/suami
(nama, tanggal lahir/umur pasien, suku/bangsa, agama, pendidikan,
pekerjaan, alamat).
1.2.1.2 Riwayat penyakit sekarang, dahulu dan keluarga
a. Riwayat penyakit sekarang
Mulai kapan klien merasakan adanya keluhan, dan usaha apa saja yang
telah dilakukan untuk mengatasi keluhan ini.
b. Riwayat penyakit dahulu
1) Riwayat kesehatan klien
Menarche pada usia berapa, haid teratur atau tidak, siklus haid
berapa hari, warna darah haid, HPHT kapan, terdapat rasa sakit
waktu haid atau tidak.
2) Riwayat kehamilan, persalinan dan nipas yang lalu
Hamil dan persalinan berapa kali, anak hiup atau mati, usia, sehat
atau tidak , penolong siapa, nipas normal atau tidak.
3) Riwayat pemakaian alat kontrasepsi
Untuk mengetahui jenis KB yang digunakan oleh pasien.
c. Riwayat penyakit keluarga
Meliputi pengkajian komposisi keluarga, lingkungan rumah dan
komunitas, pendidikan dan pekerjaan anggota keluarga, fungsi dan
hubungan antar anggota keluarga, kultur dan kepercayaan, prilaku yang
dapat mempengaruhi kesehatan, perepsi keluarga terhadap penyakit
pasien dan lain-lain.
1.2.1.3 Pengkajian fisik
a. Tingkat kesadaran
Tingkat kesadaran dibuktikan melalui pertanyaan sederhana yang harus
dijawab oleh klien atau pasien disuruh untuk melakukan perintah.
Variasi tindakan kesadaran dimulai dari siuman tanpa ngantuk, harus
diobservasi dan penurunan tingkat kesadaran.
b. Sistem pernapasan
Respirasi bisa meningkat atau menurun. Pernapasan yang rebut dapat
terdengar tanpa stetoskop. Bunyi napas akibat lidah jatuh ke belakang
atau akibat terdapat secret.
c. Sistem perkemihan
Retensi urin paling umum terjadi setelah pembedahan, pasien yang
hidrasinya baik biasanya kencing setelah 6 sampai 8 jam setelah
pembedahan. Jumlah output urin yang sedikit akibat kehilangan cairan
tubuh saat operasi, muntah akibat anastesi.
d. Sistem pencernaan
Fungsi gastrointestinal biasanya pulih pada 24-74 jam setelah
pembedahan, tergantung pada kekuatan efek narkose pada penekanan
intestinal. Ambulatory perlu diberikan untuk menghilangkan gas dalam
usus.
e. Integritas ego
Dapar menunjukkan labilitas emosional dan kegembiraan sampai
ketakutan, marah atau menarik diri klien/ pasangan dapat memiliki
pertanyaan atau salah terima pesan dalam pengalaman kelahiran
mungkin mengekspresikan ketidakmampuan untuk menghadapi situasi
baru.
f. Eliminasi
Kateter urinarius indwelling tidak terpasang, urine jernih, bau khas
amoniak, bising usus tidak ada, samar/jelas
g. Nutrisi
Abdomen lunak dengan tidak ada distensi pada awal
h. Nyeri/ketidaknyaman
Mungkin mengeluh ketidaknyamanan dan berbagai sumber misalnya
trauma bedah/insisi, nyeri penyerta, distensi kandung kemih/abdomen,
efek-efek anestesi, mulut mungkin kering.

i. Keamanan
1) Balutan abdomen dapat tampak sedikit noda/kering dan utuh
2) Jalur parenteral bila digunakan, paten dan insisi bebas eritema,
bengkak dan nyeri tekan
j. Seksualitas
1) Fundus kontraksi kuat dan terletak di umbilicus
2) aliran lochea sedang dan bebas, bekuan berlebihan / banyak.
1.2.1.4 Pemeriksaan penunjang
Jumlah darah lengkap Hb/Ht, mengkaji perubahan dan pra operasi dan
mengevaluasi efek kehilangan daerah pada pembedahan. Urinalisis : kultur
urine, darah vagina dan lochea, pemeriksaan tambahan didasarkan pada
kebutuhan individual
1.2.2 Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
Diagnose 1 : Nyeri akut
1.1.1.1 Definisi
Pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan akibat adanya
kerusakan jaringan yang actual dan potensial, atau digambarkan dengan istilah
seperti (Internasional Association for the Study of Pain); awitan yang tiba-tiba
perlahan dengan intensitas ringan sampai berat dengan akhir yang dapat
diantisipasi atau dapat diramalkan dan durasinya kurang dari enam bulan.
1.1.1.2 Batasan karakteristik
Subjektif :
Mengungkapkan secara verbal atau melaporkan (nyeri) dengan isyarat
Objektif :
a. Perubahan autonomik (misalnya : perubahan TD, pernapasan atau nadi).
b. Tampak luka operasi pada abdomen
c. Prilaku ksprisif (misalnya : gelisah, merintih, menangis, kewaspadaan
yang berlebihan, peka terhadap rangsangan, dan menghela napas panjang).
d. Gangguan tidur.
e. Focus menyempit
f. Pucat
1.1.1.3 Faktor yang berhubungan
Agen-agen penyebab nyeri (misalnya : biologis, kimia, fisik dan psikologis).

Diagnose 2 : Konstipasi
1.3.2.1 Definisi
Penurunan frekuensi normal defekasi yang disertai pengeluaran feses yang
sulit atau tidak lampias atau pengeluaran feses yang sangat keras dan kering.
1.3.2.2 Batasan karakteristik
Subjektif :
Nyeri abdomen
Nyeri tekan pada abdomen dengan atau tanpa resistensi otot yang dapat
dipalpasi
Anoreksia
Perasaan penuh atau tekanan pada rectum
Kelelahan umum
Sakit kepala
Peningkatan tekanan abdomen
Indigesti
Mual
Nyeri saat depikasi
Objektif :
Darah merah segar menyertai pengeluaran feses
Perubahan pada suara abdomen
Perubahan pada pola defekasi
Penurunan frekuensi
Penurunan volume feses
Distensi abdomen
Feses yang kering, keras dan padat
Pengeluaran feses cair
Massa abdomen dapat dipalpasi
Bunyi pekak pada perkusi abdomen
Adanya feses, seperti pasta pada rectum
Flatus berat
Mengejan pada defekasi
Tidak mau mengeluarkan feses
muntah
1.3.2.3 Faktor yang berhubungan
Fungsional
Psikologis
Farmakologis
Mekanis
Fisiologis

1.2.3 Perencanaan
Diagnose 1 : Konstipasi
1.2.3.1 Tujuan dan kriteria hasil
Setelah dilakukan tindakan keperawatan konstipasi menurun, dengan criteria
hasil sebagai berikut :
a. Pola eleminasi dalam rentang yang diharapkan
b. Feses lunak dan berbentuk
c. Mengeluarkan feses tanpa bantuan
1.2.3.2 Intervensi dan rasional
Intervensi Rasional
Pengkajian :
Identifikasi factor yang Pencegahan dini agar tidak
dapat menyebabkan atau memperparah keadaan pasien.
berkontribusi terhadap
konstipasi.
Penyuluhan untuk pasien/ Memberikan pemahaman
keluarga : tentang tindakan yang akan
Jelaskan etiologi masalah dilakukan
dan rasional tindakan pada
pasien.
Kolaborasi :
a. Konsultasi dengan a. Mengetahui gangguan yang
dokter tentang penuruan mungkin terjadi pada
atau peningkatan pasien.
frekuensi bising usus b. Mengetahui tindakan yang
b. Sarankan pasien untuk dapat dilakukan mengatasi
berkonsultasi dengan masalah
dokter jika konstifasi
atau imfaksi terjadi
Mandiri :
a. Anjurkan aktivitas yang a. Merangsang eliminasi
optimal defikasi pasien.
b. Berikan privasi dan b. Menambah kenyamanan
keamanan untuk pasien untuk pasien selama
selama eleminasi eleminasi defekasi
defekasi
c. Beri perawatan dalam
sikap yang menerima,
tidak menghakimi.

Diagnose 2 : Nyeri akut


1.1.1.4 Tujuan dan criteria hasil (NOC)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam 1-3 kali 24 jam nyeri pasien
dapat berkurang dengan criteria hasil sebagai berikut :
a. Keluhan nyeri berkurang
b. Skala berkurang (0-2)
c. Pasien tanpak rileks
1.1.1.5 Intervensi keperawatan dan rasional (NIC)
a. Pengkajian
1) Lakukan pengkajian nyeri yang komperhensip meliputi lokasi,
karakteristik, awitan dan durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau
keparahan nyeri dan factor presipitasinya.
Rasional : memberikan informasi untuk membantu memudahkan
tindakan keperawatan.
2) Observasi isyarat nonverbal ketidaknyamanan, khususnya pada pasien
yang tidak mampu berkomunikasi efektif.
Rasional : mengetahui tingkat nyeri pasien dari ekspresi pasien.
b. Penyuluhan pada pasien/keluarga
Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologi (misalnya : teknik relaksasi
dan distraksi, terapi music, kompres hangat atau dingin, masase dan
tindakan pereda nyeri lainnya.
Rasional : membantu mengurangi nyeri dan meningkatkan kenyamanan
klien.
c. Kolaboratif
1) Kelola nyeri pasca bedah awal dengan pemberian opiat yang terjadwal
(misalnya : setiap 4 jam selama 36 jam) atau PCA. Rasional :
mengurangi nyeri.
2) Gunakan tindakan pengendalian nyeri sebelum nyeri menjadi lebih
berat. Rasional : penanganan dini pada nyeri yang dirasa pasien.
3) Laporkan kepada dokter jika tindakan tidak berhasil atau jika keluhan
saat ini merupakan perubahan yang bermakna dari pengalaman nyeri
pasien di masa lalu.
Rasional : menentukan tindakan penanganan nyeri lebih lanjut.
d. Mandiri
1) Kendalikan faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon
pasien terhadap ketidaknyamanan.
Rasional : lingkungan yang panas, gaduh dan sebagainya dapat
mempengaruhi keadaan pasien yang dapat berdampak pada rasa nyeri.
2) Pastikan pemberian analgesia terapi atau strategi nonfarmakologi
sebelum melakukan prosedur yang menimbulkan nyeri.
Rasional : mencegah bertambahnya rasa nyeri yang dirasakan pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Hamilton, Persis. (1999). Dasar-dasar Keperawatan Maternitas Edisi : 2. Jakarta : EGC

Reeder. (1997). Keperawatan Maternitas : Kesehatan Wanita, Bayi dan Keluarga. Jakarta : EGC

Varney, Hellen. (2007). Buku Saku Bidan. Jakarta : EGC

Wilkinson, J.M. Ahern, N.R., 2011. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 9. Jakarta : EGC
Banjarmasin, Agustus 2017

Mengetahui,
Preseptor Akademik Preseptor Klinik

( Kristina Yuniarti, S.Kep., Ns ) ( )

Anda mungkin juga menyukai