Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PREEKLAMPSIA DAN EKLAMPSIA

Dosen Pembimbing :
Wiwin RR., S.ST., S.Pd., M.Kes.

Di Susun Oleh :
Linda Puspita Dewi
(P1337420517072)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN


SEMARANG
D-III KEPERAWATAN MAGELANG
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Komplikasi Kehamilan


Pokok Bahasan : Pencegahan komplikasi kehamilan Preeklampsia dan Eklampsia
Hari/Tanggal : Senin, 3 September 2018
Waktu Pelaksanaan : 30 Menit
Sasaran : Mahasiswa dan Mahasiswi Kampus V Poltekkes Kemenkes
Semarang
Tempat : Kampus V Magelang Poltekkes Kemenkes Semarang
Penyuluh : Mahasiswa Prodi D-III Keperawatan Magelang Poltekkes
Kemenkes Semarang

I. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat menjelaskan dan memahami tentang pencegahan komplikasi kehamilan
Preeklampsia dan Eklampsia

II. Tujuan Khusus


Peserta dapat mengetahui dan memahami tentang :
1. Peserta dapat memahami tentang Komplikasi Kehamilan
2. Peserta dapat menjelaskan tentang Preeklampsia dan Eklampsia beserta klasifikasinya
3. Peserta dapat menyebutkan faktor penyebab terjadinya Preeklampsia dan Eklampsia.

III. Sasaran
Mahasiswa dan Mahasiswi prodi D-III Keperawatan Magelang Poltekkes Kemenkes
Semarang

IV. Metode Pembelajaran


1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi

V. Media Pembelajaran
- PowerPoint
- LCD
- Materi penyuluhan.
VI. Kegiatan Belajar Mengajar
NO WAKTU KEGIATAN BELAJAR KEGIATAN PESERTA
MENGAJAR
1. 5 menit Pembukaan :
 Mengucapkan salam  Menjawab salam
 Memperkenalkan diri  Mendengarkan
 Menjelaskan maksud dan tujuan  Mendengarkan
 Mengkaji pengetahuan peserta
tentang Komplikasi Kehamilan  Menjawab pertanyaan
2. 20 menit Pelaksanaan :
 Menjelaskan materi tentang  Mendengarkan dan
Preeklampsia dan Eklampsia memperhatikan
(Penyebab, tanda gejala, proses
terjadinya, akibat, serta
pencegahan)
 Tanya jawab  Bertanya dan
menjawab pertanyaan
yg diajukan
3. 5 menit Penutup :
 Mengevaluasi peserta tentang  Menjawab &
materi yang telah diberikan. menjelaskan pertanyaan
 Mengucapkan Terima kasih dan  Mendengarkan dan
Menutup dengan salam membalas salam

VII. Waktu Pelaksanaan


30 Menit.

VIII. Materi
Terlampir.

IX. Metoda Evaluasi


Tanya jawab..

X. Alat Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Materi sudah di pelajari sebelum dilakukannya kegiatan penyuluhan
b. Menyiapkan PowerPoint dan LCD
c. Menyiapkan materi penyuluhan
2. Evaluasi Proses
a. Membaca buku referensi tentang Preeklampsia dan Eklampsia
b. Memberi penyuluhan tentang Preeklampsia dan Eklampsia
c. Media dapat digunakan secara aktif
d. Peserta memperhatikan penyaji pada saat mulai melakukan penyuluhan
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta mampu mengetahui tentang pengertian Preeklampsia dan Eklampsia
b. Peserta mampu mengetahui tentang penyebab Preeklampsia dan Eklampsia
c. Peserta mampu mengetahui tentang tanda dan gejala Preeklampsia dan
Eklampsia
d. Peserta mampu mengetahui tentang proses terjadinya Preeklampsia dan
Eklampsia
e. Peserta mampu mengetahui tentang akibat dari Preeklampsia dan Eklampsia
f. Peserta mampu mengetahui tentang cara pencegahan Preeklampsia dan
Eklampsia

Daftar Pustaka

- Ladewig. Patricia.W.Dkk,2005.Buku Suku Askep Ibu-Bagi Baru Lahir. Jakarta :


EGC
- Lowdermilk.2004.Buku Ajar Kep.Maternitas-Jakarta : EGC.
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I. EGC. Jakarta

Saifudin, Abdul Bari dkk 2002 Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.
MATERI KOMPLIKASI PADA KEHAMILAN
PREEKLAMPSIA DAN EKLAMPSIA

A. Pengertian Kamplikasi Kehamilan


Komplikasi kehamilan adalah kegawat daruratan obstetrik yang dapat menyebabkan kematian
pada ibu dan bayi (Prawirohardjo, I999).

B. Apa itu Preeklampsia dan Eklamsia


Pre-eklamsi atau keracunan kehamilan sering juga disebut toksemia adalah penyakit dengan
tanda tanda hipenensi, edema, proteinuria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya
terjadi pada triwulan ke- 3 kehamilan, tetapi terjadi sebelumnya. (Saifudin, 2005 hal. 282 ).
Eklampsia adalah kondisi lanjutan dari Preeklampsia yang tidak teratasi dengan baik, disertai
kejang dan atau koma yang limbul bukan akibat kelainan neurolig.

C. Penyebab Terjadinya Preeklampsia dan Eklampsia


Ibu hamil mana pun dapat mengalami Preeklampsia. Tapi, umumnya ada beberapa ibu hamil
yang lebih berisiko, yaitu:
1.) Paritas : Primigravida atau ibu yang hamil untuk pertama kali.
2.) Ibu dengan kehamilan bayi kembar.
3.) Penyakit yang diderita : lbu yang menderita diabetes, ginjal, hipertensi.
4.) Umur : Hamil pertama di bawah usia 20 tahun atau pada 35 tahun.
5.) Riwayat kesehatan : Ibu yang pernah mengalami Preeklampsia pada kehamilan sebelumnya
akan ada kemungkinan berulang pada kehamilan berikutnya.

D. Bagaimana proses terjadinya Preeklampsia


Pada Preeklampsia terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan retensi garam dan air. Pada
biopsi ginjal ditemukan spasme hebat arteriola glomerulus. Pada beberapa kasus, lumen arteriola
sedemikian sempitnya sehingga hanya dapat dilalui oleh satu sel darah merah. Jadi jika semua
arteriola dalam tubuh mengalami spasme, maka tekanan darah akan naik sebagai usaha untuk
mengatasi tekanan perifer agar oksigenasi jaringan dapat dicukupi. Sedangkan kenaikan berat
badan dan edema yang disebabkan oleh penimbunan air yang berlebihan dalam ruangan
interstitial belum diketahui sebabnya, mungkin karena retensi air dan garam. Proteinuria dapat
disebabkan oleh spasme arteriola sehingga terjadi perubahan pada glomerulus (Sinopsis Obstetri,
Jilid 1, Halaman 199).
E. Penggolongan Preeklampsia
Menurut Prof. Dr. Ruslam Muchtar dalam bukunya, Sinopsis Obstetri, Preeklampsia dapat
dibagi menjadi 2 golongan.
1. Preeklampsia Ringan
a. Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih, atau kenaikan diastolik 15 mmHg atau lebih, atau
kenaikan sistolik 30 mmHg atau Iebih.
b. Edema umum, kaki, jari tangan dan muka, atau kenaikan berat badan 1 kg atau lebih
perminggu.
c. Proteinuria kwantitatif 0,3 gr atau lebih perliter, kwalitatif 1+ atau 2+ pada urin kateter atau
midstream untuk pemeriksaan laboratorium.
2. Pre-eklamsia Berat
a. Tekanan darah 160/110 mmhg atau Iebih.
b. Proleinuria 5 gr atau lebih per liter.
c. Oliguria jumlah urine kurang dari 500 cc per 24 jam.
d. Adanya gangguan cerebral, gangguan usus dan rasa nyeri epigastriuma.
e. Adanya edema paru dan syanosis.

Eklampsia dapat dibagi menjadi 4 tingkat :

1.) Tingkat awal atau aura


Bertahan 30 detik. Mata penderita terbuka tanpa melihat, kelopak mata dan tangan bergetar.
2.) Tingkat kejang klonik
Bertahan kurang 30 detik, seluruh otot kaku, wajah kaku, tangan menggenggam dan kaki
bengkok kedalam. Pernapasan berhenti, muka sianotik. Iidah dapat tergigit.
3.) Tingkat kejang tonik
Kejang antara 1-2 menit, spasmus tonik menghilang. Semua otot berkontraksi dan berulang
ulang dalam tempo cepat. Kejang berhenti dan penderita menarik nafas secara mendengkur.
4.) Tingkat Koma

F. Gejala dan Akibat Preeklampsia pada Ibu dan Janin


Adanya Preeklampsia bisa diketahui dengan pasti, setelah pada pemeriksaan didapatkan :

1.Hipenensi :

Temuan tekanan darah yang tinggi atau peningkatan tekanan darah dari biasanya. Sebagai
patokan digunakan batasan tekanan darah lebih dari 130/90 mmHg.

2. Bengkak:
Bengkak dapat mudah dikenal di daerah kaki dan tungkai. Pada kondisi yang lebih berat
didapatkan bengkak di seluruh tubuh. Pembengkakan ini terjadi akibat pembuluh kapiler bocor,
sehingga air yang merupakan bagian dari sel merembes keluar dan masuk ke dalam jaringan
tubuh dan tertimbun di bagian tersebut.

3. Protein dalam urin :


Ada kadar protein tinggi dalam urine karena gangguan pada ginjal. Gejala Preeklampsia ringan
menunjukkan angka kadar protein urin lebih tinggi dari 500 mg per 24 jam. Yang parah dapat
mencapai angka 5 gram dalam 24 jam. Produksi urine pun kurang dari 400 ml per 24 jam.

4. Kenaikan berat badan :


Kenaikan berat badan lebih dari 1,36 kg setiap minggu selama trimester kedua, dan lebih dari
0,45 setiap minggu pada trimester ketiga. Berat badan yang meningkat secara drastis akibat dari
penimbunan cairan dalam tubuh.

5. Nyeri perut.
6. Sakit kepala yang berat beserta mual muntah.
7. Perubahan pada refleks.
8. Penurunan produksi kencing atau bahkan tidak kencing sama sekali.
9. Ada darah di air kencing.

Terjadinya Eklampsia pada umumnya kejang yang diduhului oleh semakin memburuknya
Preeklampsia dan terjadinya gejala gejala nyeri kepala dibagian frontal, gangguan penglihatan,
mual, nyeri epigastrium dan hiperrefleksia.

G. Kerusakan akibat Preeklampsia

1. Otak:
Dapat terjadi pembengkakan di otak sehingga timbul kejang dengan penumnan kesadaran yang
biasa disebut eklampsia. Dapat juga terjadi pecahnya pembuluh darah di otak akibat hipetensi.

2. Paru-paru : Bengkak yang terjadi di paru-paru menyebabkan sesak napas hebat dan bisa
berakibat fatal.

3. Jantung :
Ada payah jantung.

4. Ginjal : Ditemukan adanya gagal ginjal.


5. Mata: Bisa terjadi kebutaan akibat penekanan saraf mata yang disebabkan bengkak maupun
lepasnya selaput retina mata. Kebanyakan bersifat

sementara. Kendati demikian, pemulihannya memakan waktu cukup lama.


6. Sistem darah : Terjadi pecahnya sel darah merah dengan penurunan kadar zat pembekuan
darah.
7. Akibat pada janin :
Janin yang dikandung ibu hamil pengidap Preeklampsia akan hidup dalam rahim dengan nutrisi
dan oksigen di bawah normal. Kondisi ini bisa terjadi karena pembuluh darah yang menyalurkan
darah ke plasenta menyempit. Karena buruknya nutrisi, pertumbuhan janin akan terhambat
sehingga terjadi :
1. Bayi dengan berat Iahir yang rendah.
2. Janin dilahirkan kurang bulan (prematur).
3. Biru saat dilahirkan (asfiksia)

H. Komplikasi Eklampsia
a. Solusio plasenta.
b. Hipofibrinogenemia.
c. Hemolisis.
d. Perdarahan otak (penyebab utama kematian maternal).
e. Kelainan mata.
f. Edem paru.
g. Nekrosis hati.

I. Pencegahan

1. Diet yang tepat dan sesuai.


Karena penyebab pastinya belum dikelahui, maka pencegahan utama yang baik adalah meminta
ibu hamil untuk mengurangi konsumsi garam, meski dianggap tidak efektif menurunkan risiko
Preeklampsia. Makanan berorientasi pada 4 sehat 5 sempuma. Untuk meningkatkan jumlah
protein dengan tambahan 1 butir telur setiap hari.
2. Cukup istirahat
Istirahat yang cukup pada ibu hamil semakin tua dalam arti bekerja seperlunya dan disesuaikan
dengan kemampuan. Lebih banyak duduk atau berbaring kearah punggung janin sehingga aliran
darah yang menuju

plasenta tidak mengalami gangguan.


3. Pengawasan antenatal
Bila terjadi perubahan perasaan dan gerak janin dalam rahim segera datang ke tempat
pemeriksaan. Keadaan yang memerlukan perhatian :
1. Uji kemungkinan Preeklampsia
a. Pemeriksaan tekanan darah atau kenaikannya
b. Pemeriksaan TFU
c. Pemeriksaan kenaikan BB atau odema
d. Pemeriksaan protein dalam urine
e. Kalau mungkin dilakukanya fungsi ginjal, fungsi hati, gambaran darah umum, dan
pemeriksaan retina mata
2. Penilaian kondisi janin dalam rahim
a. Pemantauan TFU
b. Pemeriksaan janin, gerakan janin dalam rahim, DJJ dan pemantauan air ketuban
c. Usulkan untuk melakukan pemerikaan USG

4. Nutrisi yang cukup


Sebuah penelitian di tahun 2006, lebih dari 70 persen wanita yang mengkonsumsi multivitamin
dan menjaga berat tubuh sebelum hamil terbukti risiko terkena Preeklampsianya lebih rendah.
Suplemen nutrisi ditengarai mampu menurunkan risiko terkena Preeklampsia.
3. Perbanyak minum
Sangat dianjurkan ibu hamil untuk minum dalam jumlah yang banyak tiap hari. Minuman yang
baik adalah air putih, karena air akan mendorong garam ke luar tubuh.

J. Penanggulangan

Satu-satunya cara yang paling tepat untuk menanggulangi Preeklampsia pada akhir kehamilan
adalah dengan mempercepat persalinan, tapi pada Preeklampsia di awal kehamilan, yang bisa
dilakukan adalah antara lain:
1. Bed rest
Menunggu waktu kelahiran bayi dengan istirahat total agar tekanan darah turun dan
meningkatkan aliran darah menuju plasenta, agar bayi dapat bertahan.

2. Pengobalan yang sesuai


Obat yang biasa direkomendasikan yaitu pemakaian obat penurun tekanan darah. Pada
preeklampsia parah, obat corticosteroid dapat memperbaiki fungsi hati dan sel darah. Obat ini
juga dapat membantu paru-paru bayi tumbuh bila harus terjadi kelahiran prematur.
3. Melahirkan
Ini adalah cara terakhir mengatasi Preeklampsia. Pada Preeklampsia akut/parah, yang akan
menganjurkan kelahiran prematur untuk mencegah kemungkinan terburuk. Kelahiran ini juga
diperlukan kondisi minimal, seperti kesiapan tubuh ibu dan kondisi janin.

Anda mungkin juga menyukai