LAPORAN POSYANDU
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Posyandu menjadi sarana penting di dalam masyarakat yang mendukung upaya pencapaian keluarga
sadar gizi (KADARZI), membantu penurunan angka kematian bayi dan kelahiran, serta mempercepat
penerimaan norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Kegiatan didalamnya meliputi kegiatan
pemantauan pertumbuhan yang diintegrasikan dalam pelayanan seperti imunisasi seperti pencegahan
penyakit, penanggulangan diare, pelayanan kesehatan ibu dan anak, pelayanan kontrasepsi, hingga
penyuluhan dan konseling.
Posyandu tersebar di lebih dari 70.000 desa di Indonesia. Pada tahun 2010, diperkirakan sekitar 91,3%
anak 6-11 bulan dan 74,5% balita dibawa ke Posyandu sekurang-kurangnya satu kali selama enam bulan
terakhir.
Dalam pergerakannya, Posyandu dimotori oleh para kader terpilih dari wilayah sendiri yang terlatih dan
terampil untuk melaksanakan kegiatan rutin di Posyandu maupun diluar hari Posyandu. Untuk
memperlancar pelaksanaan tugas kader Posyandu.
Adapun landasan penyelenggaraan posyandu di Indonesi, diatur dalam : 1) Undang-undang No. 36 Tahun
2009 tentang kesehatan; 2) Surat Keputusan Bersama: Mendagri/Menkes/BKKBN. Masing-masing No.23
tahun 1985. Tentang penyelenggaraan Posyandu; 3) Inmendagri Nomor 9 Tahun 1990 tentang
Peningkatan Pembinaan mutu Posyandu.
Pelaksanaan kegiatan Posyandu di tingkat Nasional dilaksanakan setiap satu bulan satu kali yang
ditentukan oleh LKMD, Kader, Tim Penggerak PKK Desa/Kelurahan serta petugas kesehatan dari KB. Pada
hari buka Posyandu dilakukan pelayanan masyarakat yaitu :Pendaftaran, Penimbangan, Pengisian KMS,
Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS
Penyuluhan tersebut meliputi: 1) Informasi kesehatan tentang anak balita berdasarkan hasil
penimbangan berat badan, diikuti pemberian makanan tambahan, oralit dan vitamin A dosis tinggi; 2)
Memberikan informasi kepada ibu hamil yang termasuk risiko tinggi tentang kesehatannya diikuti dengan
pemberian tablet tambah darah; 3) Memberikan informasi kepada PUS (Pasangan Usia Subur) agar
menjadi anggota KB lestari diikuti dengan pemberian dan pelayanan alat kontrasepsi. Pelayanan KB pada
posyandu meliputi: Imunisasi, Pemberian vitamin A Dosis Tinggi berupa obat, Tetes ke mulut tiap
Februari dan Agustus, Pembagian pil atau kondom, Pengobatan ringan, Kosultasi KB-Kes.
Penulis mengambil judul Posyandu karena penulis ingin mengetahui pelaksanaan Sistem Pencatatan dan
Pelaporan Posyandu di Puskesmas Cipedes Kota Tasikmalaya.
B. TUJUAN KEGIATAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pelaksanaan Sistem Pencatatan dan Pengelolaan Posyandu Puskesmas Cipedes Kota
Tasikmalaya.
2. Tujuan Khusus
c. Mengetahui sumber data yang digunakan Posyandu di Puskesmas Cipedes Kota Tasikmalaya;
d. Mengetahui sistem pencatatan dan pelaporan Posyandu di Puskesmas Cipedes Kota Tasikmalaya;
f. Mengetahui penyajian, diseminasi dan pemanfaatan data dan informasi Posyandu di Puskesmas
Cipedes;
C. MANFAAT KEGIATAN
Laporan ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara teoritis maupun secara praktis.
Secara teoritis laporan ini berguna sebagai pengembangan konsep Posyandu. Secara praktis, laporan ini
bermanfaat bagi :
1. Bagi Penyusun, sebagai wahana penambah pengetahuan dan konsep keilmuan khususnya tentang
Posyandu;
2. Bagi Kader, pengurus Posyandu dan tokoh masyarakat mendapatkan informasi terdahulu tentang
upaya kesehatan yang terkait dengan penurunan Angka Kesehatan Ibu (AKI) dan angka Kesehatan Bayi
(AKB).
3. Bagi Puskesmas, optimalisasi fungsi puskesmas sebagai pusat penggerak pembangunan kesehatan
masyarakat, pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
4. Bagi Akademik, laporan ini dapat digunakan untuk menambah kepustakaan bagi mahasiswa dan
dosen, sehingga memperluas pengetahuan tentang Posyandu yang ada di wilayah Puskesmas Cipedes
Kota Tasikmalaya.
5. Bagi Pembaca, sebagai media informasi tentang Posyandu yang ada di wilayah Puskesmas Cipedes
Kota Tasikmalaya.
D. RUANG LINGKUP
Adapun ruang lingkup dalam sistem pencatatan dan pelaporan kegiatan Posyandu Puskesmas Cipedes
antara lain:
Posyandu di Puskesmas Cipedes dilaksanakan setiap satu minggu dua kali dalam Posyandu yang berbeda
dimulai pada jam 08.30 s/d 11.30 WIB.
Ruang lingkup penulisan laporan Posyandu mengenai pencatatan dan pelaporan Posyandu di Puskesmas
Cipedes.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. POSYANDU
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan
diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan
kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam
memperoleh pelayanan kesehatan dasar/ sosial dasar untuk mempercepat penurunan Angka Kematian
Ibu dan Angka Kematian Bayi. (Kemenkes RI : Direktorat Bina Gizi).
Dilihat dari indikator-indikator yang ditetapkan oleh Depkes, Posyandu secara umum dapat dibedakan
menjadi 4 (empat) tingkat yaitu : (1) Posyangu Pratama; (2) Posyandu Madya; (3) Posyandu Purnama dan
(4). Posyandu Mandiri (Depkes RI, 2006).
1. Posyandu Pratama
Posyandu Pratama adalah Posyandu yang belum mantap, yang ditandai oleh kegiatan bulanan Posyandu
belum terlaksana secara rutin serta jumlah kader terbatas yakni kurang dari 5 (lima) orang. Penyebab
tidak terlaksananya kegiatan rutin bulanan Posyandu, disamping jumlah kader yang terbatas, dapat pula
karena belum siapnya masyarakat. Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat adalah
memotivasi masyarakat serta menambah jumlah kader.
2. Posyandu Madya
Posyandu Madya adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun,
dengan rata-rata jumlah kader sebanyak 5 orang atau lebih, tetapi cakupan kelima kegiatan utamanya
masih rendah yaitu < 50%. Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat adalah meningkat
cakupan dengan mengikut sertakan tokoh masyarakat sebagai motivator serta lebih menggiatkan kader
dalam mengelola kegiatan Posyandu.
3. Posyandu Purnama
Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun
dengan rata-rata jumlah kader sebanyak 5 (lima) orang atau lebih. Cakupan utamanya > 50% serta
mampu menyelenggarakan program tambahan seta telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana
sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya masih terbatas yakni kurang dari 50% KK di wilayah
kerja Posyandu.
4. Posyandu Mandiri
Posyandu Mandiri adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun
dengan rata-rata kader sebanyak 5 (lima) orang atau lebih. Cakupan dari kegiatan utamanya > 50%,
mampu menyelenggarakan program tambahan serta telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana
sehat yang dikelola masyarakat yang pesertanya lebih dari 50% KK yang bertempat tinggal di wilayah
kerja Posyandu Intervensi yang dilakukan bersifat pembinaan termasuk pembinaan dana sehat, sehingga
terjamin kesinambungannya.
Posyandu yang terintegrasi adalah kegiatan pelayanan sosial dasar keluarga dalam aspek pemantauan
tumbuh kembang anak. Dalam pelaksanaannya dilakukan secara koordinatif dan integratif serta saling
memperkuat antar kegiatan dan program untuk kelangsungan pelayanan di Posyandu sesuai dengan
situasi/kebutuhan lokal yang dalam kegiatannya tetap memperhatikan aspek pemberdayaan masyarakat.
Program kegiatan yang dilakukan di Posyandu, yang sekaligus masyarakat dapat memperoleh pelayanan
kesehatan antara lain mencakup: Keluarga Berencana (KB), kesehatan ibu dan anak, imunisasi,
peningkatan gizi dan penanggulangan diare.
Pemerintah dalam rangka mengupayakan kesejahteraan masyarakat selain melalui pembangunan dalam
bidang ekonomi, pembangunan fisik maka upaya yang tidak kalah penting adalah melalui pertumbuhan
penduduk supaya tidak berlebihan. Upaya yang menyangkut pertumbuhan penduduk tersebut adalah
melalui program keluarga berencana (Depkes RI, 2006).
Keluarga Berencana (KB) adalah perencanaan kehamilan, sehingga kehamilan terjadi pada waktu yang
diinginkan. Jarak antara kelahiran diperjarang untuk membina kesehatan bagi keluarga. Keberhasilan KB
harus diikuti dengan penurunan angka kematian bayi dan anak balita atau ibu keluarga atau sebaliknya,
untuk itu maka perlu adanya upaya peningkatan pelestarian pemakaian alat kontrasepsi yang efektif
serta pengayoman medis terhadap penderita. Dalam pelayanan Keluarga berencana di Posyandu antara
lain : pembagian pil KB atau kondom, suntikan KB, konsultasi KB, alat kontrasepsi dalam rahim dan imflan
(susuk) (Depkes RI, 2006).
Bahwa salah satu hal yang penting untuk mendukung keberhasilan melahirkan bayi yang sehat adalah
seorang ibu yang sehat di waktu kehamilannya. Bayi yang akan lahir dari seorang ibu ditumbuhkan oleh
gizi di dalam rahim. Zat gizi tersebut diambil dari bagian lain tubuh ibu melalui tali pusat. Bila ibu hamil
kurang makan, maka bayi yang akan dilahirkan kecil dan lemah karena itu kesehatan ibu amatlah
penting. Didalam program Posyandu dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak yaitu pemberian pil
tambah darah (ibu hamil), pemberian imunisasi Tetanus Toxoid (TT), imunisasi, penimbangan balita,
pemberian oralit dan pemberian makanan tambahan (PMT) (Depkes RI, 2006).
a. Ibu hamil harus makan lebih banyak dibandingkan dengan sebelum hamil.
b. 1-2 piring nasi lebih banyak dari biasa dalam satu hari, ditambah dengan sayur dan buah.
c. Ibu hamil hendaknya memeriksakan kehamilan secara teratur kepada petugas kesehatan minimal 4
kali selama hamil.
d. Mendapatkan imunisasi tetanus toxoid (TT) sebanyak 2 kali.
Sedangkan yang perlu diperhatikan untuk ibu menyusui dan nifas mencakup :
a. Penyuluhan kesehatan, KB, ASI dan gizi, untuk ibu nifas perawatan kebersihan jalan lahir (vagina).
c. Perawatan payudara.
e. Jika ada tenaga kesehatan dan tersedia ruangan dilakukan pemeriksaan kesehtan umum,
pemeriksaan payudara.
f. Pemeriksaan tinggi fundus dan pemeriksaan lochia. Apabila ada ditemukan kelainan, segera dirujuk
ke Puskesmas.
3. Pelayanan Gizi
Tujuan pelayanan gizi yang utama adalah untuk menurunkan angka Kurang Kalori Protein (KKP) dan
kebutaan karena kekurangn vitamin A pada balita, serta anemia gizi pada ibu hamil. Tujuan ini dapat
dicapai secara lebih efektif dan efisien dengan jalan memadukan kegiatan-kegiatan penyuluhan gizi,
pelayanan kesehatan dasar dan keluarga berencana di Posyandu. Dengan demikian sasaran pelayanan
gizi di Posyandu adalah bayi, anak balita, ibu hamil, ibu menyusui dan Pasangan Usia Subur (PUS).
Pelayanan gizi di Posyandu meliputi : pemantauan pertumbuhan melalui penimbangan berat badan
balita, pendistribusian kapsul vitamin A, zat besi (Fe), pemberian larutan oralit, penyuluhan gizi dan
pemberian makanan tambahan (Depkes RI, 1990).
4. Imunisasi
Imunisasi balita berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten. Anak diimunisasi berarti
diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Tingkat kekebalan terhadap penyakit tertentu
belum tentu kebal terhadap penyakit lain.
a. Jenis-jenis Imunisasi
Imunisasi pasif ini adalah “Inmuno globulin” jenis imunisasi ini dapat mencegah penyakit campak
(measles pada anak-anak)
c) Polio, untuk mencegah penyakit poliomilitis dan campak untuk mencegah penyakit campak
(measles).
Vaksin adalah suatu produk biologis yang terbuat dari kuman, komponen kuman (bakteri, virus atau
riketsia), atau racun kuman (toxoid) yang telah dilemahkan atau dimatikan dan akan menimbulkan
kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit tertentu. Jenis-jenis vaksin yang saat ini dipakai dalam
program imunisasi rutin di Indonesia adalah :
a) Sebelum disuntikkan vaksin BCG harus dilarutkan terlebih dahulu. Melarutkan dengan menggunakan
alat suntik steril (ADS 5 ml).
c) Disuntikkan secara intrakutan di daerah lengan kanan atas (insertio musculus deltoideus), dengan
menggunakan ADS 0,05 ml).
a) Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspensi menjadi homogen.
c) Dosis pertama diberikan pada umur 2 bulan, dosis selanjutnya diberikan dengan interval paling cepat
4 minggu (1 bulan).
d) Di unit pelayanan statis vaksin DPT yang telah dibuka hanya boleh digunakan selama 4 minggu
dengan ketentuan:
(6) Sedangkan di Posyandu vaksin yang sudah dibuka tidak boleh digunakan lagi untuk hari berikutnya.
3) Vaksin TT (Tetanus Toksoid), cara pemberiannya yaitu :
a) Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspensi menjadi homogen.
b) Untuk mencegah tetanus/tetanus neonatal terdiri dari 2 dosis primer yang disuntikkan secara
intramuskular, atau subkutan dalam, dengan dosis pemberian 0,5 ml dengan interval 4 minggu.
Dilanjutkan dengan dosis ketiga setelah 6 bulan berikutnya. Untuk mempertahankan kekebalan terhadap
tetanus pada wanita usia subur, maka dianjurkan diberikan 5 dosis. Dosis ke 4 dan ke 5 diberikan dengan
interval minimal 1 tahun setelah pemberian dosis ke tiga dan ke empat. Imunisasi TT dapat diberikan
secara aman selama masa kehamilan bahkan periode trimester pertama.
c) Di unit pelayanan statis, vaksin TT yang telah dibuka hanya boleh digunakan selama 4 minggu,
dengan ketentuan :
d) Sedangkan di Posyandu vaksin yang sudah terbuka tidak bisa digunakan untuk hari berikutnya.
a) Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspensi menjadi homogen.
b) Disuntikkan secara intramuskular atau subkutan dalam, dengan dosis pemberian 0,5 ml. Dianjurkan
untuk anak usia dibawah 8 tahun. Untuk usia 8 tahun atau lebih dianjurkan imunisasi dengan vaksin Td.
c) Di unit pelayanan statis, vaksin DT yang telah dibuka hanya boleh digunakan selama 4 minggu
dengan kriteria : (1) Vaksin belum kadaluarsa.
d) Sedangkan di Posyandu vaksin yang sudah dibuka tidak boleh digunakan lagi untuk hari berikutnya.
b) Setiap membuka Vial baru harus menggunakan penetes (dopper) yang baru.
c) Di unit pelayanan statis, vaksin polio yang telah dibuka hanya boleh digunakan selam 2 minggu
dengan ketentuan :
6) Vaksin Campak. Merupakan vaksin virus hidup yang dilemahkan, cara pemberian:
a) Sebelum disuntikkan vaksin campak terlebih dahulu harus dilarutkan dengan pelarut steril yang
tersedia yang berisi 5 ml cairan pelarut.
b) Dosis pemberian 0,5 ml disuntikkan secara subkutan pada lengan kiri atas, pada usia 9-11 bulan. Dan
ulangan (booster) pada usia 6-7 tahun (kelas 1 SD) setelah cath-up campaign, campak pada anak Sekolah
Dasar kelas 1-6.
7) Vaksin Hepatitis B. Merupakan vaksin virus recombinan yang telah diinaktivasikan dan bersifat non-
infectious, berasal dari HbsAg yagn dihasilkan dalam sel ragi (Hansenula polymorphl) menggunakan
teknologi DNA rekombinan. Cara pemberian :
a) Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspensi menjadai homogen.
b) Vaksin disuntikkan dengan dosis 0,5 ml atau 1 buah HB PID, pemberian suntikkan secara intra
muskuler, sebaiknya pada anterolateral paha.
d) Dosis pertama diberikan pada usia 0-7 hari, dosis berikutnya dengan interval minimum 4 minggu (1
bulan) (Depkes RI, 2005).
Program imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian dari penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi. Pada saat ini penyakit-penyakit tersebut adalah disentri, tetanus, batuk rejan
(pertusis), campak (measles), polio dan tubercoluse. Imunisasi bermanfaat untuk melindungi anak balita
dari beberapa penyakit infeksi yang berbahaya. Sasaran imunisasi adalah bayi dibawah umur 1 tahun (0-
12 bulan), ibu hamil (awal kehamilan – 8 bulan), wanita usia subur (calon mempelai wanita) dan anak
sekolah dasar kelas I dan VI. Setiap anak sebelum umur 1 tahun harus mendapatkan cakupan imunisasi
lengkap (Notoatmodjo, 1997).
Menurut Depkes RI (2005), sasaran imunisasi meliputi imunisasi pada anak sekolah untuk DT dan TT
yang dikenal dengan Bulan imunisasi Anak Sekolah (BIAS), TT pada wanita usia subur (WUS), crash
program pada balita maupun cath up campaign campak pada anak sekolah yang dilanjutkan dengan BIAS
campak.
Imunisasi didapatkan oleh anak melalui pemberian vaksin secara sengaja. Imunisasi yang diberikan
terdiri dari imunisasi BCG untuk mencegah penyakit TBC (Tubercolosis), imunisasi DPT untuk mencegah
penyakit difteri, pertusis dan tetanus, imunisasi Polio untuk mencegah penyakit kelumpuhan, imunisasi
Campak untuk mencegah penyakit campak dan imunisasi Hepatitis B untuk mencegah penyakit hepatitis
(Direktorat Bina Gizi Masyarakat, 1999).
Setiap anak sebelum umur 1 tahun harus mendapatkan imunisasi lengkap. Imunisasi yang diberikan
pada waktu kegiatan di Posyandu antara lain BCG, DPT I, II, III, Polio I, II, III,IV, Campak pada umur 9 bulan
dan Hepatitis B (Depkes RI, 1990).
Menurut program Departemen Kesehatan RI (1996), pemberian imunisasi lengkap kepada balita yaitu
vaksin BCG satu kali, DPT tiga kali, Polio empat kali, Campak satu kali dan Hepatitis B tiga kali.
Menurut Depkes RI (2002), diare (mencret) adalah buang air besar dengan frekuensi yang tidak normal
dan konsistensinya lebih lembek atau cair. Diare dapat terjadi secara perlahan-lahan, bertahap, tiba-tiba
dan perkembangannya cepat sekali. Diare adalah penyebab utama kematian balita. Penanggulangan
diare dapat dilakukan dengan : memberikan oralit, bila oralit tidak ada membuat larutan gula garam, asi
dan makanan terus diberikan kepada anak seperti biasa.
Kader sebagai salah satu sub sistem dalam Posyandu yang bertugas untuk mengatur jalannya program
dalam Posyandu, kader harus lebih tahu atau lebih menguasai tentang kegiatan yang harus dijalankan
atau dilaksanakan (Sahrul, 2006).
Kader adalah warga masyarakat setempat yang dipilih atau dituju oleh masyarakat dengan kata lain
kader kesehatan merupakan wakil dari warga setempat yang membantu masyarakat dalam masalah
kesehatan agar diperoleh kesesuaian antara fasilitas pelayanan dan kebutuhan masyarakat yang
bersangkutan.
Kinerja menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2000 : 67), Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai oleh seseorang kader dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya. Kemudian menurut Ambar Teguh Sulistiyani (2003), kinerja seseorang
merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya.
Maluyu S.P. Hasibuan (2001), mengemukakan kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja yang
dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas
kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu (Wikipedia, 2009).
Keaktifan kader dapat dilihat dari ada atau tidaknya dilaksanakan kegiatan-kegiatan sebagai tugas yang
diembannya. Kegiatan-kegiatan ini akan berjalan dengan baik bila didukung oleh fasilitas yang memadai.
Penyediaan fasilitas kerja adalah bahwa fasilitas kerja yang disediakan harus cukup dan sesuai dengan
tugas dan fungsi yang harus dilaksanakan serta tersedia waktu dan tempat yang tepat. Fasilitas Posyandu
yaitu segala sesuatu yang dapat menunjang penyelenggaraan kegiatan Posyandu, seperti lokasi yang
tetap dan rutin untuk pemberian makanan tambahan, alat-alat yang diperlukan misalnya, meja, kursi,
buku register, KMS dan lain-lain (Syafridah, 2003).
BAB III
A. HASIL KEGIATAN
1. Gambaran Umum
Posyandu yang ada di Puskesmas Cipedes terdapat 19 Posyandu, tersebar dalam 13 RW.
Tabel 3.1
1 I 1
2 II 1
3 III 1
4 IV 1
5 V 3
6 VI 2
7 VII 2
8 VIII 2
9 IX 1
10 X 1
11 XI 2
12 XII 1
13 XIII 1
Total 19
Tempat pelaksanaan Posyandu diantaranya di Rumah Kader, Madrasah dan Rumah RW disetiap
Posyandu masing-masing. Pelaksanaan Posyandu dilaksanakan setiap satu minggu dua kali dalam
Posyandu yang berbeda.
1) Tenaga
Tabel 3.2
No Rukun Warga
Tabel 3.3
No Rukun Warga
1 I Cendana Delima
4 IV Anggrek Popon
5 V Kencana Lilis
Puspa A.Sukantini
6 VI Haluma Entin S
Dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat telah dikembangkan suatu pendekatan di tingkat
kelurahan melalui Posyandu sebagai wadah peran serta masyarakat yang dibina oleh Puskesmas, adapun
jumlah Posyandu di wilayah Puskesmas Cipedes sebanyak 19 Posyandu. Untuk tempat pelaksanaannya
dilakukan di rumah kader, madrasah dan rumah RW dikarenakan Posyandu yang berada dibawah
naungan Puskesmas Cipedes belum mempunyai tempat yang memadai khusus untuk pelaksanaan
Posyandu.
Sistem Informasi Posyandu (SIP) adalah tatanan berbagai komponen kegiatan Posyandu yang
menghasilkan data dan informasi tentang pelayanan terhadap proses tumbuh kembang anak dan
pelayanan kesehatan dasar ibu dan anak yang meliputi cakupan program, pencapaian program,
kontinuitas penimbangan dan partisipasi masyarakat.
Dalam kegiatan Posyandu belum menggunakan komputerisasi semuanya berbentuk manual, sehingga
untuk melakukan pendaftaran ataupun pelayanan masih dalam bentuk kertas. Untuk pendaftarannya
dilakukan oleh kader dan pelaksanaannya setiap satu minggu dua kali dalam Posyandu yang berbeda.
b. Type SIP
Type pengolahan Posyandu dengan menggunakan Pengelolaan SIP secara manual yaitu setiap melakukan
pelayanan harus dilakukan pencatatan di dalam register manual sesuai dengan format yang telah
ditentukan.
1) Catatan ibu hamil, kelahiran, kematian bayi dan kematian ibu hamil, melahirkan nifas.
6) Data Posyandu.
1) Catatan ibu hamil, kelahiran, kematian bayi dan kematian ibu hamil, melahirkan nifas, dilaksanakan
setiap bulan oleh kader dan disampaikan secara lisan kepada Ketua Kelompok
PKK/RW/Dusun/Lingkungan melalui Kelompok Rukun Tetangga (RT) dan Kader Posyandu di wilayah yang
bersangkutan.
2) Registrasi bayi di wilayah kerja Posyandu, dilaksanakan oleh kader Posyandu setiap bulan. Satu
lembar format berlaku untuk 1 tahun.
3) Registrasi balita di wilayah kerja Posyandu, dilaksanakan oleh kader Posyandu setiap bulan. Satu
lembar format berlaku untuk 1 tahun.
4) Register WUS dan PUS di wilayah kerja Posyandu, dilaksanakan oleh kader Posyandu untuk selama 1
tahun.
5) Register Ibu Hamil dan Nifas di wilayah kerja Posyandu, dilaksanakan oleh kader Posyandu untuk
selama 1 tahun.
6) Data Posyandu, dilaksanakan oleh kader Posyandu setiap bulan setelah hari buka Posyandu.
7) Data Hasil Kegiatan Posyandu, dilaksanakan oleh kader Posyandu setiap bulan setelah hari buka
Posyandu.
3. Pelaksanaan Posyandu
Posyandu di Puskesmas Cipedes dilaksanakan setiap satu minggu dua kali dalam Posyandu yang berbeda,
Posyandu itu sendiri terdapat 19 Posyandu dalam 11 RW. Tidak ada tempat khusus untuk pelaksanaan
Posyandu. Untuk tenaga kesehatannya oleh bidan desa, dokter, perawat dan dibantu oleh kader.
a. Pendaftaran
1) Pendaftaran Balita
b) Meminta Kartu Menuju Sehat (KMS)/ Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) pada ibu. Untuk balita
yang baru pertama kali ditimbang dan tidak mempunyai KMS/Buku KIA, berikan sesuai jenis
kelamin/Buku KIA. Isi kolomnya secara lengkap, nama balita dicatat pada secarik kertas dan diselipkan
pada KMS/Buku KIA. Bagi balita yang tidak mempunyai KMS/Buku KIA karena hilang pencatatan
sementara menggunakan SIP Posyandu.
Ibu hamil didaftar dalam formulir catatan untuk ibu hamil, kemudian dipersilahkan menuju ke tempat
penimbangan dan pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA).
PUS didaftar dalam formulir catatan dan namanya ditulis di secarik kertas, kemudian dipersilahkan
langsung menuju ke tempat penyuluhan, dilanjutkan dengan penepisan status imunisasi TT oleh petugas
kesehatan.
b. Penimbangan
1) Mempersiapkan Dacin.
2) Menimbang balita.
a) Masukkan balita kedalam sarung timbang dengan pakaian seminim mungkin dan geser bandul
sampai jarum tegak lurus.
b) Baca berat badan balita dengan melihat angka di ujung bandul geser.
c) Catat hasil penimbangan dengan benar di kertas/buku register, tulis dalam kg dan ons.
d) Kembalikan bandul ke angka nol dan keluarkan balita dari sarung timbang.
a) Pengukuran dilakukan di bagian tengah. Antara bahu dengan siku lengan kiri.
b) Lengan dalam keadaan bebas. Artinya otot lengan tidak boleh tegang.
Caranya rentangkan pita dari bahu ke arah siku. Tentukan tengah-tengah lengan atas ibu.
(4) Bacalah skalanya secara benar. Bila masih berada di bagian MERAH, maka ibu tersebut tergolong
SANGAT KURUS atau menderita Kekurangan Energi Kronis (KEK).
d) Bila setelah hasil pengukuran LILA-nya masih berada di bagian merah (kurang dari 23,5 cm), berarti
ibu tergolong SANGAT KURUS, atau KEK.
c. Pencatatan
1) Balita
a) Penimbangan pertama, isilah kolom identitas yang tersedia pada KMS/Buku KIA.
2) Ibu Hamil
Hasil penimbangan berat badan dan pengukuran LILA ibu hamil dicatat dalam buku KIA dan register ibu
hamil (SIP).
d. Penyuluhan
Penyuluhan dilakukan untuk perorangan yang dapat diperkaya dengan penyuluhan kelompok.
b) Memberikan penyuluhan pada ibu balita sesuai hasil penimbangan dan kondisi anak. Balita yang
berat badannya tidak naik 2 kali berturut-turut segera merujuk ke petugas kesehatan.
(1) Pemberian Air Susu Ibu (ASI) saja sampai anak umur 6 bulan (ASI Eksklusif).
(5) Pemberian vitamin A setiap bulan Februari dan Agustus pada bayi (6-12 bulan) dan balita (1-5
tahun), untuk pencegahan kebutaan dan daya tahan tubuh anak.
(7) Bahaya Infeksi Saluran Pencernaan Akut (ISPA). Balita yang batuk pilek dengan sesak nafas atau
sukar bernafas dirujuk ke tenaga kesehatan.
(8) Gejala demam pada balita dapat sebagai salah satu tanda awal penyakit malaria, campak atau
demam berdarah. Segera dirujuk ke petugas kesehatan.
Semua ibu nifas dan ibu menyusui diberi penyuluhan sesuai kondisinya.
a) Menganjuran ibu makan makanan yang bergizi 1 piring lebih banyak dari biasanya.
b) Menganjurkan ibu minum air putih paling sedikit 8 gelas setiap hari.
c) Jika ASI keluarnya sedikit, ibu dianjurkan konsultasi ke petugas pelayanan kesehatan.
e) Menganjurkan ibu minum 1 kapsul Vitamin A segera setelah melahirkan dan minum lagi pada hari
kedua.
f) ASI Eksklusuf.
h) ASI diberikan sesering mungkin, baik siang ataupun malam semakin sering semakin baik.
i) ASI diberikan sampai anak usia 2 tahun.
d) Pelayanan KB.
a. Tugas
1) Pendaftaran.
2) Penimbangan.
3) Pencatatan.
b. Fungsi
Fungsi Posyandu yaitu sebagai ujung tombak dalam memberikan pelayanan kesehatan terutama ibu dan
anak dalam pemeliharaan kesehatan yang dilakukan dari dan untuk masyarakat.
5. Kegiatan Posyandu
Kegiatan Posyandu yaitu melayani balita, ibu hamil, dan WUS PUS untuk meningkatkan angka kesehatan
ibu dan bayi, melaksanakan imunisasi, vaksin, KB, melakukan penyuluhan kepada masyarakat dalam
pencegahan penyakit dan lain-lain.
Kegiatan KIA yaitu diantaranya : Sasaran Ibu Hamil (Bumil), Bumil baru, Bumil datang ke Posyandu, K1 &
K4, Askes murni, TT1, tablet Fe, Bumil resti, Bumil KEK, Bumil anemia, persalinan, kelahiran, Hb
Neonatus, Bufas, Kematian ibu, balita dan bayi, vitamin dan PWS KIA.
b. Imunisasi.
Kegiatan Imunisasi diantaranya : HB neonatus, polio 1, BCG, polio 2, combo 1, polio 3, combo 2, polio 4,
combo 3, campak, TT 1 – TT 5, PWS, TT Catin.
c. Gizi
Kegiatan Gizi diantaranya: sasaran, KMS, datang, naik, tetap/turun, bulan lalu tidak ditimbang, baru
ditimbang, dapat vitamin A, ASI, Fe 1- Fe 3 Bumil, Bumil KEK, Vit A bufas, BGM baru, BGM lama dan
kader.
6. Posyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan
diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan
kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam
memperoleh pelayanan kesehatan dasar/sosial dasar untuk mempercepat penurunan Angka Kematian
Ibu dan Angka Kematian Bayi. Pelaksanaan Posyandu tersebut dilakukan di rumah kader, madrasah dan
rumah RW dikarenakan belum mempunyai tempat yang memadai khusus untuk pelaksanaan Posyandu.
Sistem identifikasi Posyandu dalam pelaksanaan registrasi pendaftaran berdasarkan alfabetical yaitu
berdasarkan nama lengkap, alamat lengkap, data pribadi dan lain-lain, dan untuk sistem penamaan itu
sendiri menggunakan nama asli tapi terkadang menggunakan kata gelar seperti (Ny) untuk penamaan
pada ibu hamil dan ibu balita, (Tn) disimpan didepan sebelum nama atau sesuai nama asli yang ada di
KTP (kartu Tanda pengenal) untuk pemberian nama suami bagi suami ibu hamil dan pasangan usia subur.
Dalam pengelolaan dokumen rekam medis tidak diberlakukannya sistem penjajaran, sistem retensi/
penyusutan, sistem pemusnahan tetapi masih berlaku dalm pelaksanaan sistem penyimpanan.
8. Sumber Data
Sumber data Posyandu berasal dari masyarakat yang berkunjung ke Posyandu. Data di Posyandu dicatat
oleh petugas-petugas kesehatan khususnya bidan desa dibantu oleh para kader.
9. Manajemen Data
Dalam manajemen data terdapat pengumpulan data, untuk pengumpulan datanya setiap satu bulan
sekali. Standar data yang digunakan yaitu dengan pengisian identitas balita, ibu hamil, dan WUS PUS.
Data dientri setiap bulan dengan digabungkan dengan laporan bidan desa, setelah itu dilakukan rapat
untuk bidan desa. Dalam pelayanan Posyandu masih menggunakan sistem manual sehingga tingkat
keamanannya sangat minim.
Penyajian Informasi disajikan dalam bentuk kertas, penyampaian informasi dilakukan setiap bulan sekali
setiap tanggal 25, dalam pengumpulan tersebut mempunyai manfaat tersendiri yaitu untuk mengetahui
tingkat kesehatan ibu, bayi dan balita.
Pelayanan Posyandu di Puskesmas Cipedes registrasi pendaftaran dilakukan oleh kader, dan untuk
penentuan kebijakan dalam pelayanannya mengacu pada Puskesmas Cipedes. Posyandu masih
menggunakan manual karena dana untuk SIP itu sendiri kurang mencukupi, alangkah lebih pentingnya
Puskesmas yang didahulukan.
B. PEMBAHASAN
Pelaksanaan pelayanan Posyandu belum didukung Sistem Informasi Posyandu (SIP), dikarenakan masih
menggunakan sistem manual dalam pelayanannya. Sehingga untuk pendaftaran ataupun pelayanan
masih dalam bentuk kertas selembar yang dilakukan oleh para kader.
Type pengolahan data yang digunakan dalam pelaksanaan SIP secara manual yaitu setiap melakukan
pelayanan harus dilakukan pencatatan baik pelayanan registrasi pendaftaran, penimbangan, pencatatan,
dan penyuluhan, selesai melaksanakan pelayanan data tersebut yang belum berupa informasi harus
disimpan di tempat aman setiap bulan direkapitulasi menjadi laporan bulanan, setiap bulan laporan hasil
dari kegiatan Posyandu dikirimkan ke Puskesmas.
2. Pelaksanaan Posyandu
Pelaksanaan Posyandu di Puskesmas Cipedes Kota Tasikmalaya sudah berjalan dengan lancar sesuai
jadwalnya masing-masing. Akan tetapi sebagian kadernya itu sendiri kurang persiapan dalam
mempersiapkan peralatan yang akan digunakan. Oleh karena itu kader harus lebih siap dalam
menyiapkan peralatan yang diperlukan walaupun petugas kesehatan dari Puskesmas belum datang.
3. Kegiatan Posyandu
Kegiatan Posyandu dilaksanakan untuk meningkatkan angka kesehatan ibu dan bayi, melaksanakan
imunisasi, vaksin, KB, melakukan penyuluhan kepada masyarakat dalam pencegahan penyakit dan lain-
lain. Supaya tingkat morbiditas dan mortalitas di Kelurahan Cipedes menurun.
Tugas Pokok Posyandu di Puskesmas Cipedes yaitu pendaftaran, penimbangan, pencatatan, Penyuluhan
dan Pemberian Makanan Tambahan (PMT), Pelayanan Kesehatan dan KB. Sedangkan fungsi Posyandu
yaitu sebagai ujung tombak dalam memberikan pelayanan kesehatan terutama ibu dan anak dalam
pemeliharaan kesehatan yang dilakukan dari dan untuk masyarakat.
5. Posyandu
Posyandu atau Pos Pelayanan Terpadu merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan dan merupakan
bagian dari pembangunan kesehatan yang diprogramkan oleh pemerintah yang bertujuan untuk
mempercepat penurunan angka kematian bayi (infant mortality rate), angka kelahiran bayi (birth rate)
dan angka kematian ibu (maternal mortality rate), serta dalam rangka mempercepat terwujudnya Norma
Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) (Depkes RI, 1998).
Posyandu di Puskesmas Cipedes terdapat 19 Posyandu di 11RW dan pelaksanaanya dua kali dalam satu
minggu disetiap Posyandu yang berbeda. Pencatatan dan pelaporannya masih dalam bentuk kertas dan
direkap setiap satu bulan satu kali dan langsung dikirimkan ke Puskesmas.
Sistem pengelolaan dokumen rekam medis, yaitu untuk sistem penamaannya menggunakan secara
langsung, sesuai dengan nama yang ada di Kartu Keluarga (KK) untuk pasien balita dan Kartu Tanda
Penduduk (KTP) untuk ibu hamil dan Pasangan Usia Subur (PUS), untuk penyimpanannya itu sendiri
disimpan di tempat dilakukannya Posyandu tanpa ada yang tahu. Tetapi tidak diberlakukannya sistem
pemusnahan, retensi dan penjajaran dikarenakan tidak ada penggunaan dokumen rekam medis pasien.
7. Sumber Data
Sumber data didapat dari masyarakat yang berkunjung ke Posyandu. Data tersebut disajikan dalam
bentuk kertas dan dicatat oleh petugas-petugas kesehatan khususnya bidan desa dibantu oleh para
kader.
8. Manajemen Data
Manajemen data terdapat pengumpulan data, untuk pengumpulan datanya setiap satu bulan sekali.
Standar data yang digunakan yaitu dengan pengisian identitas balita, ibu hamil, dan WUS PUS. Jika perlu
pemberian obat maka bisa langsung didapatkan di Posyandu. Data dientri setiap bulan dengan
digabungkan dengan laporan bidan desa. Dalam pelayanan Posyandu masih menggunakan sistem
manual sehingga tingkat keamanannya sangat minim.Untuk kualitas data itu sendiri ada yang sudah
lengkap ada yang belum lengkap tergantung Sumber Daya Manusia (SDM) kader Posyandu tersebut.
Data dan informasi disajikan dalam bentuk kertas, penyampaian informasi dilakukan setiap bulan sekali
setiap tanggal 25, dalam pengumpulan data tersebut mempunyai manfaat tersendiri yaitu untuk
mengetahui tingkat kesehatan, kesakitan ataupun kematian ibu, bayi dan balita.
Pelayanan Posyandu di Puskesmas Cipedes registrasi pendaftaran dilakukan oleh kader, dan untuk
penentuan kebijakan dalam pelayanannya mengacu pada Puskesmas Cipedes. Posyandu masih
menggunakan manual karena dana untuk Sistem Informasi Posyandu (SIP) itu sendiri kurang mencukupi,
sehingga alokasi dana lebih kepada Puskesmas yang didahulukan.
Sumber daya manusia itu sendiri kurang memadai sehingga tidak hanya satu petugas pelayanan
kesehatan melainkan harus lebih dari satu orang, supaya proses pelayanan lebih cepat dan memberikan
kepuasan kepada para pengunjung Posyandu.
BAB IV
A. SIMPULAN
Dari hasil Praktik Lapangan di Puskesmas Cipedes Kota Tasikmalaya mengenai Posyandu dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang dikelola
dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan
kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam
memperoleh pelayanan kesehatan dasar/ sosial dasar untuk mempercepat penurunan Angka Kematian
Ibu dan Angka Kematian Bayi.
2. Posyandu yang ada di Puskesmas Cipedes terdapat 19 Posyandu, tersebar dalam 13 RW. Tempat
pelaksanaan Posyandu diantaranya di Rumah Kader, Madrasah dan Rumah RW disetiap Posyandu
masing-masing. Pelaksanaan Posyandu dilaksanakan setiap satu minggu dua kali dalam Posyandu yang
berbeda.
3. Sistem Informasi Posyandu (SIP) adalah tatanan berbagai komponen kegiatan Posyandu yang
menghasilkan data dan informasi tentang pelayanan terhadap proses tumbuh kembang anak dan
pelayanan kesehatan dasar ibu.
4. Peran Sistem Informasi Posyandu (SIP) sebagai pengumpul data yang nantinya digunakan sebagai
bahan laporan Puskesmas.
5. Type pengolahan Posyandu dengan menggunakan Pengelolaan SIP secara manual yaitu setiap
melakukan pelayanan harus dilakukan pencatatan di dalam register manual sesuai dengan format yang
telah ditentukan.
6. Jenis sumber data di Posyandu dicatat oleh petugas-petugas kesehatan khususnya bidan desa
dibantu oleh para kader.
7. Standar data yang digunakan mengikuti standar data yang telah ditetapkan oleh Dinas Kesehatan.
8. Pelayanan Posyandu di Puskesmas Cipedes registrasi pendaftaran dilakukan oleh kader, dan untuk
penentuan kebijakan dalam pelayanannya mengacu pada Puskesmas Cipedes.
9. Sistem identifikasi Posyandu dalam pelaksanaan registrasi pendaftaran berdasarkan alfabetical yaitu
berdasarkan tanda pengenal. Dalam pengelolaan dokumen rekam medis tidak diberlakukannya sistem
penjajaran, sistem retensi/penyusutan, sistem pemusnahan tetapi masih berlaku dalm pelaksanaan
sistem penyimpanan.
10. Dalam manajemen data terdapat pengumpulan data, untuk pengumpulan datanya setiap satu
bulan sekali. Standar data yang digunakan yaitu dengan pengisian identitas balita, ibu hamil, dan WUS
PUS.
11. Penyajian Informasi disajikan dalam bentuk kertas, penyampaian informasi dilakukan setiap bulan
sekali setiap tanggal 25, dalam pengumpulan tersebut mempunyai manfaat tersendiri yaitu untuk
mengetahui tingkat kesehatan ibu, bayi dan balita.
B. SARAN
Adapun saran yang dapat di kemukakan guna pengembangan dan peningkatan kegiatan Posyandu di
Puskesmas Cipedes Kota Tasikmalaya, antara lain :
2. Perlu adanya ketertiban dalam pemeriksaan agar tidak berdesak-desakan, misalnya dapat dilakukan
dengan memberikan nomor antrian bagi setiap pengunjung sehingga dapat tertib memperoleh
pelayanan.
3. Petugas Posyandu (Kader) harus lebih mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan sebelum
pemeriksaan dimulai.
4. Sebaiknya pemberian makanan tambahan yang bergizi, misalnya buah-buahan dikarenakan jika
diberikan makanan seperti chiki dan cokelat tidak baik untuk pertumbuhan anak.
Berbagi
5 komentar:
Nayla Azimah28 Januari 2013 00.26
Balas
Balas
Balas
:) (y)
Balas
OK juga
Balas
Beranda
About Me
Foto saya
Nendy Nugraha