Anda di halaman 1dari 3

Nama : Mirna Nastiti Louqi Machfud

NIM : 201810401011026

HIFEMA

Suatu keadaan dimana terdapat darah dalam bilik mata depan


DEFINISI (diantara kornea dan iris) yang berasal dari pembuluh darah
iris dan badan siliar yang pecah akibat trauma.

ETIOLOGI Trauma Tumpul


Perdarahan akibat trauma tumpul biasanya terjadi karena
PATOFISIOLOGI adanya robekan pembuluh darah , antara lain ateri-arteri
utama, arteri pada badan siliaris, arteri pada choroid, dan
vena pada badan siliaris.

Subjeltif :
MANIFESTASI - Nyeri pada mata
KLINIS - Penglihatan kabur atau terhalang
- Sensitif terhadap cahaya.
- Penglihatan ganda

Objektif :
- Penumpukan darah pada area COA
- Pupil akan selalu midriasis, karena kelumpuhan pada
otot sfingter pupil
- Penurunan visus

Diagnosis ditegakan berdasarkan


DIAGNOSIS 1. Anamnesis : adakah riwayat trauma sebelumnya terutama
pada mata
2. Pemeriksaan fisik :
- Edema palpebra
- Blefarospasme

1
- Didapatkan tanda iritasi pada mata CI / PCI  mata
hiperemi
- Ditemukan perdarahan pada daerah COA dengan
menggunakan flash light
- Penurunan visus
- Iridoplegia : kelumpuhan otot sfingter pupil sehingga
pupil midriasis yang berakibat susah melihat dekat
karena gangguan akomodasi dan silau karena
gangguan pengaturan masuknya cahaya ke pupil.
3. Pemeriksaan penunjang :
Slit lamp : Untuk melihat struktur mata
Tonografi : Untuk menentukan apakah ada peningkatan TIO
CT Scan : jika trauma berat untuk melihat rongga mata dan
struktur wajah lainnya

TERAPI Non Medikamentosa :


 Tirah Baring 30° - 45° selama 5 hari
 Mengurangi aktivitas fisik untuk mencegah terjadinya
perdarahan sekunder
 Membatasi pergerakan mata.
 Memakai pelindung khusus mata untuk mencegah cedera

Medikamentosa :
1. Antikoagulan : Asam Aminokaproat oral (100 rng/kg
setiap 4 jam selama 5 hari) untuk menstabilkan pembentukan
bekuan darah sehingga menurunkan risiko perdarahan ulang.
2. Menurunkan TIO : Mannitol, sorbitol, gliserol
3. Kortikosteroid / Antibiotik : Untuk mencegak infeksi

Terapi Operatif dilakukan apabila


a. Pasien mengalami hifema grade 3 selama lebih dari 10 hari
b. TIO tidak terkontrol : > 50mmHg selama >5 hari, >25
mmHg selama 7 hari
c. Tidak mengalami perubahan dengan terapi obat-obatan
selama 3-5 hari
Komplikasi 1. Glaukoma
2. Uveitis
3. Perdarahan Sekunder
Prognosis Jika perdarahan masih dalam jumlah sedikit dan tanpa
disertai glaukoma maka prognosis masih baik
Jika perdrahan dalam jumlah banyak, disertai glaukoma, dan
penurunan visus sampai 1/60 maka beresiko terjadi kebutaan

Hifema dibagi menjadi beberapa grade berdasarkan tampilan klinisnya :


 Grade I : darah mengisi kurang dari sepertiga bilik mata depan (58%)
 Grade II : darah mengisi sepertiga hingga setengah bilik mata depan (20%)
 Grade III : darah mengisi hamper total bilik mata depan (14%)

2
 Grade IV : darah memenuhi seluruh bilik mata depan (8%)

Referensi:
1. Ilyas, S. 2010. Ilmu Penyakit Mata Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI
2. Francisco J, Garcia, dkk. 2016. Vaughan & Asbury Oftalmologi Umum
Edisi 17. Jakarta: EGC
3. Deschenes, Jean. 2017. Hifema. emedicine.medscape.com. Diakses 30
September 2018

Anda mungkin juga menyukai