BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bencana alam dapat terjadi secara tiba –tiba maupun melalui proses yang
berlangsung secara perlahan. Beberapa jenis gempa seperti gempa bumi, hampir tidak
mungkin diperkirakan secara akurat kapan, dimana akan terjadi dan besaran
kekuatannya. sedangkan beberapa bencana lainnya seperti banjir, tanah longsor,
kekeringan, letusan gunung api, tsunami dan anomali cuaca masih dapat diramalkan
sebelumnya. Meskipun demikian kejadian bencana selalu memberikan dampak kejutan
yang menimbulkan banyak kerugian jiwa maupun materi. Kekuatan tersebut terjadi
karena kurangnya kewaspadaan dan kesiapan dalam menghadapi ancaman bahaya.
Indonesia sangat rawan dengan bencana gempa bumi karena terletak pada zona
batas empat lempeng besar, Lempeng Eurasia, Lempeng India, Lempeng Australia, dan
Lempeng Pasifik. Oleh karena itu, dibutuhkan kemampuan analisis yang baik terhadap
salah satu fenomena alam ini agar tidak memakan banyak korban.
Untuk itulah perlu dibuat pedoman analisis bahaya dan risiko bencana gempa bumi
yang bertujuan meneliti dan mengevaluasi proses-proses yang berkaitan dengan gempa
yang dapat menjadi sumber bencana atau membahayakan kehidupan dan menimbulkan
kerugian bagi manusia.
Dengan mengetahui potensi dan risiko bencana gempa bumi di wilayah yang
bersangkutan maka hal ini akan menjadi acuan bagi Pemerintah Daerah maupun instansi
–instansi terkait dalam merancang upaya-upaya mitigasi bencana gempa bumi baik dalam
aspek non-struktural maupun struktural pada saat sebelum, saat terjadi dan saat sesudah
terjanya bencana.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi gempa bumi ?
2. Apa bencana ikutan yang di picu gempa ?
3. Apa Persyaratan dan metoda untuk melakukan analisis bahaya patahan aktif ?
4. Bagaiman Metoda analisis bahaya goncangan gempabumi ?
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi dari gempa bumi
2. Mengetahui bencana ikutan yang di picu gempa
3. Mengetahu Persyaratan dan metoda untuk melakukan analisis bahaya patahan aktif
4. Mengetahui Metoda analisis bahaya goncangan gempabumi
BAB II
PEMBAHASAN
Gempabumi adalah peristiwa goncangan bumi karena penjalaran gelombang
seismik dari suatu sumber gelombang kejut (“shock wave”) yang diakibatkan oleh
pelepasan akumulasi tekanan di bawah permukaan bumi secara tiba-tiba. Sumber gempa
yang paling umum ada dua, yaitu pergerakan (“slip”) pada zona patahan aktif yang
disebut sebagai gempa tektonik dan Pergerakan magma pada aktivitas gunung api yang
disebut sebagai gempa vulkanik.
A. Bencana ikutan yang dipicu gempa
1. Longsor dan Likuifaksi
Dapat dilihat dari kestabilan lereng dan kondisi lapisan tanah di bawah permukaan yang
rawan likuifaksi. Selain itu, juga melihat dari beban tambahan dari gempa yang dapat
mengakibatkan lereng menjadi tidak stabil.
2. Tsunami
Pada umumnya gempa bumi yang menyebabkan tsunami adalah gempa bumi yang terjadi
pada zona patahan raksasa antara lempeng di zona subduksi/tumbukan.
3. Pengangkatan dan penurunan muka bumi
4. Proses pengangkatan dan penurunan muka bumi ini terjadi pada patahan naik di bawah
permukaan, utamanya pada patahan megathrust di zona subduksi. Proses pengangkatan
memberikan dampak antara lain:
a. Populasi terumbu karang pada zona pasang-surut di sepanjang tepi pantai akan terangkat
ke atas air dan mati, baik sebagian ataupun total,
b. Membuat daratan menjadi luas sehingga membuka lahan kehidupan baru
c. Infrastruktur di tepi pantai menjadi tidak berfungsi
Proses penurunan memberikan dampak antara lain:
a. Ekosistem yang tadinya hidup di atas air menjadi mati
b. Wilayah permukiman yang terlalu dekat dengan muka laut menjadi tenggelam sehingga
tidak bisa dihuni lagi.
c. Erosi pantai yang maju ke daratan bisa merusak infrastruktur di dekat pantai.
2. Metoda probabilistik (berdasarkan semua sumber gempa bumi yang ada di wilayah yang
bersangkutan dengan analisis probabilistik).
Analisis goncangan gempa bumi dengan cara probabilistik (”Probabilistic
Seismic/Ground-motion Hazard Assesment (PSHA)”) adalah cara yang paling umum
dilakukan di dunia. Metoda ini tidak hanya memperhitungkan satu sumber patahan
gempabumi saja tapi menghitung semua efek goncangan gempa dari semua sumber-
sumber gempa bumi pada dan di sekitar wilayah studi.
Secara sederhana, perbedaan Deterministik dengan Probabilistik adalah sebagai
berikut:
Peta Bahaya Vs Peta Rawan Bencana vs Peta Risiko Bencana:
Ke tiga istilah di atas seringkali dikacaukan dalam pemakaiannya. Dalam pedoman
ini didefinisikan bahwa:
a. Peta bahaya = hazard map
b. Peta rawan Bencana = (potential) dissaster map
c. Peta risiko bencana = risk map
Hubungan antara ke tiga jenis peta tersebut diperlihatkan dalam diagram diberikut ini:
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Indonesia sangat rawan dengan bencana gempa bumi karena terletak pada zona
batas empat lempeng besar, Lempeng Eurasia, Lempeng India, Lempeng Australia, dan
Lempeng Pasifik. Oleh karena itu, dibutuhkan kemampuan analisis yang baik terhadap
salah satu fenomena alam ini agar tidak memakan banyak korban.
sGempabumi adalah peristiwa goncangan bumi karena penjalaran gelombang
seismik dari suatu sumber gelombang kejut (“shock wave”) yang diakibatkan oleh
pelepasan akumulasi tekanan di bawah permukaan bumi secara tiba-tiba. Sumber gempa
yang paling umum ada dua, yaitu pergerakan (“slip”) pada zona patahan aktif yang
disebut sebagai gempa tektonik dan Pergerakan magma pada aktivitas gunung api yang
disebut sebagai gempa vulkanik.
Bencana ikutan yang dipicu gempa
1. Longsor dan Likuifaksi
2. Tsunami
3. Pengangkatan dan penurunan muka bumi
4. Proses pengangkatan dan penurunan muka bumi
Syarat Pemetaan Patahan Aktif
1. Syarat Keahlian.
2. Skala ketelitian peta
3. Menilai bahaya (segmen) patahan aktif
4. Membuat zonasi bahaya patahan
Empat prinsip dalam mitigasi bencana patahan gempa bumi, yaitu:
1. Dapatkan informasi dan peta bahaya patahan gempa sebaik dan seakurat mungkin
2. Buat rencana dan peraturan untuk menghindari pembangunan di zona bahaya
3. Ambil tindakan pengurangan risiko bencana untuk komunitas masyarakat, bangunan,
dan infrastruktur yang sudah terlanjur berada pada zona bahaya.
4. Komunikasikan dan diskusikan dengan sebaik-baiknya perihal risiko bencana patahan
gempa dengan masyarakat dan pihak-pihak terkait terutama untuk kasus no.3 di atas.
Metoda untuk melakukan analisis bahaya goncangan gempabumi
1. Metoda deterministik (berdasarkan satu atau beberapa skenario gempa dari patán gempa
tertentu)
2. Metoda probabilistik (berdasarkan semua sumber gempa bumi yang ada di wilayah yang
bersangkutan dengan analisis probabilistik).