Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH ANALISIS RAWAN BENCANA

Posted: Desember 28, 2011 in Uncategorized

0
BAB 1

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Bencana alam dapat terjadi secara tiba –tiba maupun melalui proses yang berlangsung secara perlahan. Beberapa jenis gempa

seperti gempa bumi ,hampir tidak mungkin diperkirakan secara akurat kapan, dimana akan terjadi dan besaran

kekuatannya.sedangkan beberapa bencana lainnya seperti banjir,tanah longsor,kekeringan,letusan gunung api,tsunami dan

anomali cuaca masih dapat diramalkan sebelumnya. Meskipun demikian kejadian bencana selalu memberikan dampak kejutan

dan menimbulkan banyak kerugian dan jiwa maupun materi. Kekuatan tersebut terjadi karena kurangnya kewaspadaan dan

kesiapan dalam menhadapi ancaman bahaya.

Oleh karena itu perlu cara penanggulangan sebelum,disaat dan setelah kejadian agar tidak terjadi krugian yang semakin besar

baik korban,harta dan psikologinya.

1. RUMUSAN MASALAH

1. Pengertian dari kawasan rawan bencana

2. Macam – macam kawasan rawan bencana

3. Penyebab kawasan rawan bencana

4. akibat yang ditimbulakan dari bencana

5. upaya penanggulangannya

6. TUJUAN

Adapun tujuan dari pembutan makalah ini adalaha sebagai berikut:

1. Agar mahasiswa mengetahui apa – apa saja kawasan rawan bencana dan bencana apa saja yang lebih dominan terjadi

dikawasan tersebut.
BAB II

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN KAWASAN RAWAN BENCANA

2. Bencana :Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang

disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban

jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. (Definisi bencana menurut UU No. 24

tahun 2007)

1. Kawasan rawan bencana:Suatu kawasan atau wilayah yang memiliki ancaman atau gangguan baik yang disebabkan oleh faktor

alam,faktor non alam dan faktor social yang mana semua itu mengakibatkan korban jiwa,kerusakan lingkungan,kehilangan

harta benda serta dampak psikologis.

1. MACAM – MACAM KAWASAN RAWAN BENCANA

Seringkali terjadinya bencana di Indonesia ini disebabkan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang bagaimana karakteristik

wilayah yang rawan terjadinya bencana,berikut ini macam – macam wilayah yang rawan terjadinya bencana juga contoh- contoh

bencana yang ditimbulkannya:

1. Kawasan perbukitan

Daerah perbukitan memiliki kemiringan lereng yang agak landai dimana daerah perbukitan ini biasanya bencana yang sering

terjadi antara lain : kebakaran,longsor,gempa,letusan gunung api.

1. kawasan dataran

secara periodic bentuk lahan dataran digenangi oleh banjir karena luapaun sungai didekatnya atau dari akumulasi aliran

permukaan bebas maupun hujan lokal,topografi datar dengan elevasi yang rendah selain itu letaknya juga dikiri dan kanan

sebagai akibat dari luapan air sungai secara periodic maka sedimen yang terangkut dalam jumlah yang besar

diendapkan,akibatnya secara berangsur bertambah tinggi dan lebar dengan demikian ini dapat menjadi indicator bahwa daerah

sekitar rentan terhap banjir.


1. Kawasan pesisir pantai

Merupakan kawsana yang terletak dengan pesisir pantai yang dipengaruhi oleh pasang nak air laut sehingga daerah ini sangat

mudah untuk terjadi genangan air.Wilayah pesisir/pantai adalah suatu hal yang lebarnya bervariasi, yang mencakup tepi laut

(shore) yang meluas kearah daratan hingga batas pengaruh marin masih dirasakan .Dan bencana yang lebih dominan terjadi pada

daerah ini seperti tsunami setelah gempa,gelombang pasang/ badai,abrasi air laut,banjir rob.

1. PENYEBAB DAERAH RAWAN AKAN BENCANA

Berikut ini ada beberapa faktor penyebab kenapa terjadinya bencana di Indonesia

1. Meningkatnya jumlah penduduk

Dengan meningkatnya jumlah penduduk maka meningkat juga penggunaan lahan disetiap wilayah,yang dulunya hutan sekarang

dijadikan lahan pemukiman sehigga banyak lahan resapan air berkurang dan akibatnya sering terjadi banjir didaerah dataran dan

longsor pada daerah lereng.

1. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang bagaimana karakteristik wilayah yang rawan bencana.

2. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang dampak pembuangan sampah disungai

3. Banyaknya oknum – oknum yang tidak bertanggung jawab dalam upaya pemeliharan kelestarian alam,seperti terjadi

penyuapan oleh para pelaku penyelundupan kayu kepada oknum yang terkait.

1. AKIBAT YANG DITIMBULKAN DARI BENCANA

1. korban bencana

 orang yang mengalami dampak buruk akibat yang ditimbulkan dari bencana,

korban ini diambil data tahun 2009 dari BNPB :orang hilang dan meninggal (2611 jiwa),menderita dan mengungsi(5.552.166

jiwa),

1. Kerusakan
bencana yang terjadi tidak hanya menimbulkan dampak korban jiwa,baik yang meninggal,hilang,menderita dan

mengungsi,namun juga menimbulkan kerusakan rumah,bangunan,dan fasilitas umum lainnya. Jumlah rumah yang rusak ditahun

2009 total kerusakan baik berat maupun ringan adalah sebanyak 576.016 unit salah satu penyebab utamanya adalah gempa.

1. Meningkatnya kemiskinan

Akibat yang ditimbulkan dariberbgai macam bencana yang terjadi adalah meningkatnya tingkat kemiskinan karena banyak dari

korban bencana tersebut yang kehilangan harta benda dan mata pencahariannya seperti terjadinya letusan gunung merapi di

Yogyakarta yang menimbulkan banyak korban jiwa dan matinya ternak-ternak mereka sebagai mata pencaharian utama

masyarakat disitu.

1. Gangguan psikologis

Dari kejadian bencana tersebut banyak masyarakat merasa cemas dan trauma yang cukup mendalam khususnya pada anak-anak

dan para ibu-ibu. Karena mereka merasa cemas karena ketidak tenangan dalam kondisi di lingkungan sekitarnya.

1. Kerusakan ekologi lingkungan

Kerusakan yang terjadi akibat dari bencana ini berbeda-beda dari setiap bencana yang terjadi,misalnya saja jika terjadi bencana

gempa dan tsunami hal ini dapat juga mempengaruhi kawasan tempat terjadinya bencana, lahan yang dulunya daerah pemukiman

ditepi pantai berubah menjadi daerah pesisir pantai. Terjadi bencana longsor maka daerah tersebut bisa menjadi daerah yang tidak

produktif lagi.

1. UPAYA PENANGGULANGAN YANG DILAKUKAN UNTUK MENGURANGI TERJADINYA BENCANA

Untuk meminimalisir dampak dari bencana ini dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Memanfaatkan pengetahuan,inovasi dan pendidikan untuk membangun kesadarn keselamatan diri dan ketahan terhadap

bencana pada semua tingkatan masyarakat.

2. Pada kawasan gunung berapi ada beberapa upaya dan mitigasi dan pengurangan bencana antara lain:

1. Strategi mitigasi: perencanaan lokasi pemanfaatan lahan untuk aktivitas penting harus jauh atau diluar dari kawasan rawan

bencana
2. Upaya penguran bencana: sebelum krisis letusan,dapat dilakukan untuk menghindar atau meminimalkan korban(jiwa dan

harta) akibat letusan gunung apiantara lain dengan mengamati kegiatan setiap saat. Upaya ini dapat dilakukan dari tempat

yang permanen,misalnya pos pengamatan gunung api

3. Saat krisis/letusan : memberangkatkan tim tanggap darurat kelokasi bencana,dan meningkatkan pengamatan.

4. Setelah krisi/letusan : menurunkan kegiatan gunung api.

3. Banjir :

1. Tidak membuang sampah semabarangan.

2. Menyiapkan peta daerah yang rawan banjir dilengkapi dengan plotting rute pengungsian,lokasi pengungsian sementara,lokasi

posko dan lokasi pos pengatan debit banjir/keinggian muka air banjirdisungai penyebab banjir

4. Tanah longsor:Meningkatkan/memperbaiki dan memelihara drainase baik air permukaan maupun air tanah(fungsi drainase

adalah untuk menjauhkan air dari lereng,menghindari air meresap kedalam lereng atau menguras air dalam lereng ke luar

lereng jadi drainase harus dijaga agar jangan sampai tersumbat atau meresapkan air kedalam tanah

1. Gempa bumi:

1. Bangunan harus dibangun dengan konstruksi tahan gempa

2. Asuransi

3. Pengaturan lahan terhadap daerah yang rawan bencana.

4. Kesigapan mental dengan tidak panic ketika terjadi gempa

1. Tsunami:

1. Peningkattan pengetahuan masyarakat lokal tentang pengenalan tanda-tanda tsunami dan cara cara penyelamatan dan cara-

cara penyelamatan diri terhadap bahaya tsunami

2. Pembangunan rumah yang tahan terhadap bahaya tsunami

3. Pembuatan banguan shelter tsunami

2. Peran serta masyarakat dalam memelihara dan menjaga lingkungan,karena dengan menjaga lingkungan berarti mengurangi

resiko terhadap bencana alam.

CONTOH KAWASAN YANG RAWAN BENCANA BESERTA PENANGGULANGAN YANG DILAKUKAN.


Contohnya adalah kawasan Indonesia

Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik dunia, memiliki lebih dari 128 gunung berapi aktif, dan sekitar 150

sungai, baik besar maupun kecil, yang melintasui wilayah padat penduduk. Danau toba yang terkenal itupun sebetulnya sebuah

Caldera atau lubang dipermukaan bumi yang diakibatkan oleh gempa vulkanik. Bila luas danau toba mencapai 100 kilometer

persegi, bisa dibayangkan betapa besar gempa tersebut, yang konon terjadi sekitar 74000 tahun lalu. Coba kita ingat beberapa

catatan bencana alam besar yang pernah di alami negeri tercinta ini.

 1815

Gunung tambora meletus. Jumlah korban saat itu tidak tercatat dengan baik, namun dapat dipastikan melebihi jumlah korban

letusan gunung krakatau.

 1883

Gunung krakatau meletus, mengakibatkan tsunami dan menghilangkan lebih dari 36000 jiwa. Letusan ini menjadi catatan sejarah

dunia tersendiri karena tsunami yang diakibatkan mencapai hingga Hawaii dan Amerika Selatan.

 1930

Gunung merapi meletus. Mengakibatkan 1300 orang harus kehilangan nyawa

 1963

Gunung Agung Meletus. Menewaskan sekitar 1000 jiwa

 2004

Gempa dan Tsunami melumatkan aceh dan kawasan sekitarnya serta menewaskan sekitar 170 ribu jiwa, jumlah terbesar yang

tercatat dalam sejarah modern bencana alam indonesia

 2005

Gempa di Nias Sumatera tanggal 28 Maret 2005 mengakibatkan sekitar 1000 orang meninggal
 2006

Gempa di Yogyakarta, menewaskan sekitar 5.782 jiwa

 2007

Gempa di Bengkulu – Sumatera tanggal 12 september 2007 yang mengakibatkan sekitar 70 penduduk tewas.

Itu semua belum termasuk bencana banjir, tanah longsor, angin topan dan sebagainya. Dan yang penting harus tertanam dibenak

kita, bencana bukan hanya bencana alam, bencana dapat terjadi karena faktor alam maupun non alam seperti budaya, agama, dan

tentu saja manusia. Di indonesia, risiko bencana dapat disebabkna oleh faktor geologis (gempa, tsunami, letusan gunung berapi),

Hydrometeorologis (bnajir, tanah longsor, kekeringan, angin topan), biologis (wabah penyakit, penyakit tanaman, penyakit

ternak, hama tanaman), kegagalan teknologi (kecelakaan industri dan transportasi, radiasi nuklir, pencemaran bahan kimia), dan

faktor sosial politik (konflik horisontal, terorisme, ideologi, religi).

Sekarang Letusan Gunung Bromo,Probolinggo hampr meletus – Status Terkini Gunung Bromo sudah ditingkatkan menjadi awas.

Untuk mengantisipasi hal tidak yang diinginkan, Pemerintah Kabupaten Probolinggo dibantu Kepolisian setempat telah

menetapkan 3 Kawasan Rawan Bencana (KRB). KRB 1 berada pada radius 3 km dari gunung bromo.Saat ini di kawasan

tersebut, terdapat 699 orang yang tinggal di Dusun Cemorolawang, Desa Ngadisari, Kabupaten Probolinggo.

KRB II, lanjutnya, berada di radius 6 Km. 288 orang penduduk dari tiga desa yaitu Desa Ngadisari, Desa Jetak, dan Desan

Wonotoro jug masih mendiami rumah mereka.

Sedangkan untuk KRB III, berada pada radius 10 Km dari kawah Bromo. Pada radius ini setidaknya ada 6.344 warga yang

berasal dari 6 desa, yaitu Desa Ngadisari, Desa Ngadas, Desa Jetak, Desa Wonotoro, dan Desan Wonokerto dan Desa Ngadirejo.

Total warga yang tinggal di lereng Bromo ini lebih kurang ada 19 ribu warga.

Secara histografi, Indonesia merupakan wilayah langganan gempa bumi dan tsunami. Pasca meletusnya Gunung Krakatau yang

menimbulkan tsunami besar di tahun 1883, setidaknya telah terjadi 17 bencana tsunami besar di Indonesia selama hampir satu

abad (1900-1996).

Bencana gempa dan tsunami besar yang terakhir terjadi pada akhir 2004 di Aceh dan sebagian Sumatera Utara. Lebih dari

150.000 orang meninggal dunia. Tapi gempa bumi terjadi hampir di setiap tahun di Indonesia. Setelah gempa Aceh di akhir 2004,

pada 2005 Pulau Nias dan sekitarnya juga dilanda gempa. Sekitar 1000 orang menjadi korban. Akhir Mei 2006 ini, giliran

Yogyakarta dan sebagian Jawa Tengah diporakporandakan gempa bumi.


Berbagai daerah di Indonesia merupakan titik rawan bencana, terutama bencana gempa bumi, tsunami, banjir, dan letusan gunung

berapi. Wilayah Indonesia dikepung oleh lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia, dan lempeng Pasifik. Sewaktu-waktu

lempeng ini akan bergeser patah menimbulkan gempa bumi. Selanjutnya jika terjadi tumbukan antarlempeng tektonik dapat

menghasilkan tsunami, seperti yang terjadi di Aceh dan Sumatera Utara.

Catatan dari Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (DVMBG) Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral

menunjukan bahwa ada 28 wilayah di Indonesia yang dinyatakan rawan gempa dan tsunami. Di antaranya NAD, Sumatra Utara,

Sumatra Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, Jateng dan DIY bagian Selatan, Jatim bagian Selatan, Bali, NTB dan NTT.

Kemudian Sulut, Sulteng, Sulsel, Maluku Utara, Maluku Selatan, Biak, Yapen dan Fak-Fak .Selain dikepung tiga lempeng

tektonik dunia, Indonesia juga merupakan jalur The Pasicif Ring of Fire (Cincin Api Pasifik), yang merupakan jalur rangkaian

gunung api aktif di dunia. Cincin api Pasifik membentang diantara subduksi maupun pemisahan lempeng Pasifik dengan lempeng

Indo-Australia, lempeng Eurasia, lempeng Amerika Utara dan lempeng Nazca yang bertabrakan dengan lempeng Amerika

Selatan. Ia membentang dari mulai pantai barat Amerika Selatan, berlanjut ke pantai barat Amerika Utara, melingkar ke Kanada,

semenanjung Kamsatschka, Jepang, Indonesia, Selandia baru dan kepulauan di Pasifik Selatan. Indonesia memiliki gunung

berapi dengan jumlah kurang lebih 240 buah, di mana hampir 70 di antaranya masih aktif. Zone kegempaan dan gunung api aktif

Circum Pasifik amat terkenal, karena setiap gempa hebat atau tsunami dahsyat di kawasan itu, dipastikan menelan korban jiwa

manusia amat banyak.

Untuk mengetahui kapan gempa bumi akan terjadi merupakan pekerjaan yang sulit. Hal ini dikarenakan gempa dapat terjadi

secara tiba-tiba di manapun asalkan masih berada dalam zona kegempaan bumi. Maka dari itu yang masih mungkin dilakukan

adalah melakukan sistem peringatan dini (early warning sytem) yang berfungsi sebagai “alarm” darurat jika sewaktu-waktu

datang gempa secara tak terduga. Implementasi sistem ini bisa diterapkan dengan memasang rangkain seismograph yang

tersambung dengan satelit. National Ocean and Atmospheric Administration (NOAA) USA misalnya, telah menggunakan sensor

bernama DART (Deep Oceaan Assesment and Reporting) yang mampu mengukur perubahan gelombang laut.

Alat-alat pendeteksi gempa langsung harus diletakkan pada daerah-daerah rawan gempa seperti Aceh, Nabire, Alor, Bengukulu,

pantai selatan Jawa, dan sejumlah daerah rawan gempa lainnya. Alat-alat pendeteksi dipasang dipantau setiap hari oleh petugas

teknis yang berada di daerah bersangkutan, yang lalu mengirimkannya ke pusat untuk diolah dan dianalisis lebih lanjut oleh para

pakar yang memang ahli di bidangnnya.

BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN

Kawasan rawan bencana adalah Suatu kawasan atau wilayah yang memiliki ancaman atau gangguan baik yang disebabkan oleh

faktor alam,faktor non alam dan faktor social yang mana semua itu mengakibatkan korban jiwa,kerusakan lingkungan,kehilangan

harta benda serta dampak psikologis.Macam-macam kawasan rawan bencana ada 3 kawasan yaitu kawasan perbukitan,kawasan

dataran dan kawasan pesisir pantai.

Penyebab kawasan rawan bencana antara lain meningkatnya jumlah penduduk,kurangnya pemahaman tentang penyebab

bencana,kurangnya kesadaran masyarakat tentang bahaya pembuangan sampah sembarangan. Mitigasi-mitigasi bencana dapat

dilakukan sejak dini supaya bisa meminimalisir kerugian yang di alami akibat dari bencana. Akibat yang ditimbulkan adalah

berupa korban jiwa,kerusakan lahan,kerugian harta benda,serta dampak psikologis.Contoh kawasan bencana dapat dilihat di

Indonesia.

2. SARAN

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah analisis kawasasan rawan bencana ini masih banyak terdapat kekurangan

baik dari segi materi,isi materi,cara penulisan makalah ini,untuk itu penulis meminta saran dari pembaca semua untuk bisa

makalah ini bisa lebih sempurna lagi untuk penulisan berikutnya. Atas perhatian pembaca penulis ucapkan terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai