Anda di halaman 1dari 9

PERENCANAAN DAN EVALUASI PROMOSI KESEHATAN GIZI KURANG DI DESA

BENDO KECAMATAN PARE KABUPATEN KEDIRI


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perencanaan dan Evaluasi Promosi Kesehatan

Dosen Pengampu :
Vivien Dwi Purnamasari., S.KM., M.Kes
Ahmad Hidayat, S.KM., M.P.H

Disusun Oleh :
Kelompok 2
Elfina Dwiyanti 10316007

Hengky Agustiawan 10316010

Ivo Disa Putri 10316012

Vialenta Agustamara 10316020

Wahyuni Dwi Sukma 10316021

Yolanda Pratama A 10316023

PRODI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2019
PEMBAHASAN

A. Alur perizinan
Pertama kelompok kami meminta surat izin untuk pengambilan data awal dari Institusi
ditujukan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri. Setelah mendapatkan data dari
dinas kesehatan terkait gizi buruk tertinggi pada tahun 2017 yang bertempat di puskesmas
wilayah Bendo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri dengan presentase 1,17%. Setelah
mengetahui gizi buruk tertinggi berada di Puskesmas wilayah Bendo, kelompok kami
mengurus perizinan ditujukan kepada Kepala Desa Bendo dan Kepala Puskesmas Bendo
untuk melakukan MMD di Desa Bendo.
B. Hasil Kuisioner
Hasil kuisioner yang kami analisis dari 30 responden 10 diantaranya memiliki
pengetahuan gizi yang kurang dilihat dari hasilnya yang hanya menjawab 50% dari
pertanyaan dengan benar.
C. Lokasi dan Waktu MMD
MMD dilaksanakan di rumah salah satu kader posyandu di Desa Bendo Kecamatan Pare
Kabupaten Kediri. MMD dilaksanakan pada Jumat, 4 Januari 2019 pukul 07.30
D. Peserta MMD
Musyawarah Masyarakat Desa mengenai Gizi Buruk yang dihadiri oleh Bidan Desa
Puskesmas Bendo, Ketua Bidang Gizi dari Puskesmas Bendo, Ibu Ketua RT, 3 orang
Kader Posyandu, beberapa warga yang memiliki bayi dan balita dengan berat badan di
bawah garis merah, dan kami 2 orang mahasiswa IIK Bhakti Wiyata Kediri.
E. Pelaksanaan MMD
1. Acara dimulai pukul 07.00 WIB
2. Pembukaan dilakukan oleh Bidan Desa dengan menguraikan tujuan MMD dan
menghimbau seluruh peserta agar aktif mengemukakan pendapat dan pengalaman
sehingga membantu pemecahan masalah yang dihadapi bersama.
3. Perkenalan peserta yang dipimpin oleh kader untuk menimbulkan suasana
keakraban.
4. Penyajian hasil survei oleh kader selaku tim pelaksana MMD.
5. Perumusan dan penentuan prioritas masalah kesehatan atas dasar pengenalan
masalah gizi dan hasil SMD (Survey Mawas Diri) dilanjutkan dengan
rekomendasi teknis dari Ketua Bidang Gizi dari Puskesmas Bendo.
6. Menanyakan permasalahan yang dihadapi oleh warga yang memiliki bayi dan
balita dengan berat badan di bawah garis merah.
7. Penyusunan rencana kerja penanggulangan masalah gizi yang dipimpin oleh
Ketua Bidang Gizi dari Puskesmas Bendo.
8. Penyimpulan hasil MMD berupa penegasan tentang rencana kerja oleh Ketua
Bidang Gizi.
9. Penutup.

No Jam Acara Pelaksanaan Waktu


1 07.00 Pembukaan Masrurotin 15 menit

2 07.15 Musyawarah Masyarakat Desa Heni 75 menit

(MMD) :

 Penyajian Data Masalah

Gizi Buruk

 Analisa Data

3 08.30d. Diskusi bersama Heni dan Niswatin 30 menit

e. Penyusunan Perencanaan kegiatan

bersama masyarakat

4 09.00 Penutup Masrurotin 5 menit

F. Hasil MMD
1. 22 Anak dari 1560 balita yang ditimbang 1,4% (targetnya kurang dari 5%)
mengalami berat badan sangat kurang dengan indikator BB/U
2. Usia terbanyak yang mengalami berat badan sangat kurang adalah kategori usia 3-
5 tahun
3. Penyebab utama gizi buruk : faktor asupan makanan yang kurang, penyakit atau
infeksi, pola asuh yang salah, pengetahuan mengenai gizi yang kurang, penyakit
atau infeksi, dan lain-lain.
4. Program gizi Puskesmas Bendo untuk mengatasi Gizi Kurang

1 Penyuluhan Gizi
2 Pelacakan Balita Gizi kurang/ Gizi buruk
3 Kunjungan Rumah Untuk Pendampingan balita Gizi Buruk
4 Pemberian PMT balita kurus
5 Promosi ASI Eksklusif
6 Praktik PMBA ( Pemberian Makan pada Bayi dan Anak)
Kerjasama dengan lintas program. Misalnya Sanitasi, KIA dan
7 promkes
8 Kerjasama dengan lintas sektor terkait
G. Evaluasi MMD
a) Evaluasi Struktur
1. Undangan yang hadir sebanyak 9 orang dari 12 orang yang diundang
2. Pemimpin MMD bukan dari kami mahasiswa, melainkan dari pihak
Puskesmas Bendo
3. Tempat dan alat tersedia sesuai dengan perencanaan
4. Adanya koordinasi dengan Puskesmas, Kepala Desa, dan Masyarakat
b) Evaluasi Proses
1. Pelaksanaan kegiatan terlambat ±30 menit dari waktu yang ditentukan
2. 90% yang hadir mengikuti seluruh proses kegiatan
3. 50% yang hadir memberi respon dan mengajukan pertanyaan selama
jalannya MMD
c) Evaluasi Hasil
1. Masyarakat dapat mengidentifikasi masalah gizi yang terjadi di Desa
Bendo Kecamatan Pare
2. Desa Bendo telah memiliki beberapa program untuk menangani gizi buruk
tetapi belum ada program pencegahan gizi buruk
3. Masyarakat masih sangat kurang pengetahuannya mengenai masalah gizi
PERENCANAAN PROGRAM
A. Latar Belakang
Kemiskinan dan kurang gizi merupakan suatu fenomena yang saling terkait, oleh
karena itu meningkatkan status gizi suatu masyarakat erat kaitannya dengan upaya
peningkatan ekonomi. Beberapa penelitian di banyak negara menunjukkan bahwa
proporsi bayi dengan BGM berkurang seiring dengan peningkatan pendapatan nasional
suatu negara.
Secara umum dapat dikatakan bahwa peningkatan ekonomi sebagai dampak dari
berkurangnya kurang gizi dapat dilihat dari dua sisi, pertama berkurangnya biaya
berkaitan dengan kematian dan kesakitan dan di sisi lain akan meningkatkan
produktivitas. Paling kurang manfaat ekonomi yang diperoleh sebagai dampak dari
perbaikan status gizi adalah: berkurangnya kematian bayi dan anak balita, berkurangnya
biaya perawatan untuk neonatus, bayi dan balita, produktivitas meningkat karena
berkurangnya anak yang menderita kurang gizi dan adanya peningkatan kemampuan
intelektualitas, berkurangnya biaya karena penyakit kronis serta meningkatnya manfaat
“intergenerasi” melalui peningkatan kualitas kesehatan. Masalah gizi dapat terjadi pada
seluruh kelompok umur, bahkan masalah gizi pada suatu kelompok umur tertentu akan
mempengaruhi pada status gizi pada periode siklus kehidupan berikutnya
(intergenerational impact). Masa kehamilan merupakan periode yang sangat menentukan
kualitas SDM di masa depan, karena tumbuh kembang anak sangat ditentukan oleh
kondisinya saat masa janin dalam kandungan. Akan tetapi perlu diingat bahwa keadaan
kesehatan dan status gizi ibu hamil ditentukan juga jauh sebelumnya, yaitu pada saat
remaja atau usia sekolah.
Seperti halnya di negara berkembang lainnya, di Indonesia kekurangan gizi
merupakan masalah utama yang diketahui dapat menghambat lajunya pembangunan
nasional (Kodyat, 1992 ). FAO memperkirakan tahun 1999 sekitar 790 juta penduduk
dunia kelaparan. Sekitar 30% penduduk dunia yang terdiri dari bayi, anak, remaja,
dewasa, dan manula menderita kurang gizi. Sebanyak 50% kematian balita berkaitan
dengan masalah kurang gizi. Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah keadaan bayi lahir
dengan berat badan < 2500 gram. Anak yang dilahirkan dengan berat badan rendah
berpotensi menjadi anak dengan gizi kurang, bahkan menjadi buruk. Lebih lanjut lagi,
gizi buruk pada anak balita berdampak pada penurunan tingkat kecerdasan atau IQ.
Dalam hal tersebut maka kami ingin melihat secara langsung variabel pengetahuan dan
perilaku ibu tantang pola asuh pada balita dengan melakukan survey wawancara kepada
masyarakat di wilayah Kabupaten Bendo untuk melihat prioritas masalah gizi.
B. Prioritas Masalah
Dikarenakan pola hidup masyarakat disana yang pengetahuan gizinya kurang dan pola
pengolahan makanan yang tidak benar maka angka berat badan bayi di bawah garis
merah meningkat akibat gizi dalam makanan berkurang karena pengolahan yang tidak
benar.
C. Nama dan Tujuan Program
a) PEMANIS (Pengolahan Makanan Sehat, Aman, dan Praktis)
Tujuan program ini adalah untuk memberikan suatu edukasi melalui bina suasana
dan kemitraan dari beberapa stake holder untuk mendukung secara aktif program
ini yang berupa pelatihan kepada para ibu yang bukan hanya saja meningkatkan
pengetahuan namun mampu mengolah suatu makanan untuk balitanya secara baik
dan benar.
b) Promosi Kesehatan mengenai Pencegahan Gizi Buruk melalui audio visual
Tujuan dari program ini memeberikan suatu inovasi kepada ibu untuk memilih
dan memilah bahan makanan yang baik dan mengandung gizi yang seimbang
melalui media video visual agar mereka lebih memperhatikan isi pesan yang
disampaikan dan tidak jenuh.
c) Konsultasi Gizi
Melalui konsultasi gizi pada ahli gizi yang sudah tersedia di daerah Bendo. Maka
para ibu lebih bisa untuk menanyakan mengenai masalah gizi apa saja secara
langsung tanpa dipungut biaya.
D. Perencanaan Program
1. Tujuan Promosi Kesehatan
1) Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai gizi bayi dan balita
2) Menurunkan angka berat badan di bawah garis merah
3) Merubah pola perilaku masyarakat menjadi lebih sehat
2. Sasaran Promosi Kesehatan
1) Sasaran primer (pemberdayaan masyarakat) : masyarakat Desa Bendo
yang memiliki bayi dan balita.
2) Sasaran sekunder (dukungan) : dukungan dari tokoh masyarakat setempat
tentu akan mempermudah dalam melaksanakan promosi kesehatan.
3) Sasaran tersier (advokasi) : Dukungan dari pembuat kebijakan.
3. Penatalaksanaan Promosi Kesehatan
Promosi Kesehatan dengan demo cara memasak yang baik dan benar dalam setiap
Posyandu bayi dan balita yang dilaksanakan di Desa Bendo Kecamatan Pare.
Peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai gizi bayi dan balita juga perlu
ditingkatkan dengan promosi kesehatan mengenai gizi bayi dan balita.
E. Rencana Evaluasi
1) Mengumpulkan data jumlah penderita berat badan bayi di bawah garis merah
setelah intervensi
2) Membandingkan data awal dan data akhir terhadap jumlah penderita berat badan
bayi di bawah garis merah
3) Menilai hasil akhir dari kegiatan promosi kesehatan yang telah dilakukan, apakah
mencapai target yang diharapkan.
4) Menilai adakah perubahan pola perilaku penduduk desa ke arah yang lebih sehat.
F. Indikator Keberhasilan
Meningkatnya pengetahuan masyarakat khususnya para ibu bagaimana cara
mengolah dan menyajikan makanan secara benar dan aman serta bergizi pada balita,
sehingga dapat menurunkan angka gizi kurang pada daerah tersebut.
Para kader lebih mampu berpartisipasi secara aktif untuk membantu bidan desa
memantau para ibu tentang makanan sehat dan membantu masyarakat agar mengetahui
tentang gizi
LAMPIRAN

Makanan tambahan dari program yang sudah berjalan

Survei Lokasi dan Perizinan


Acara MMD

Acara MMD

Anda mungkin juga menyukai