Anda di halaman 1dari 55

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Suatu perusahaan beroperasi disamping untuk mendapatkan laba atau keuntungan
juga untuk mempertahankan hidup kelangsungan bisnisnya.Suatu perusahaan dalam
rangka memenangkan persaingan dituntut melakukan pemasaran bagi produk-produk
yang dihasilkan.Pemasaran mencakup usaha perusahaan yang dimulai dengan
mengidentifikasikan kebutuhan konsumen yang perlu dipuaskan,menentukan produk
yang hendak diproduksi, menentukan harga produk yang sesuai, menentukan cara-
cara promosi dan penyaluran atau penjualan produk tersebut,hingga pada akhirnya
produk yang dihasilkan tersebut sampai kepada konsumen.
Berbagai macam produk baru bermunculan mengikuti arus kebutuhan persaingan
pasar.Produk yang baru lahir biasanya lebih mengutamakan daya tarik untuk merebut
posisi di pasar, baik dari segi keamanan maupun cita rasa. Tidak jarang ada beberapa
produsen menghasilkan produk baru yang merupakan produk hasil inovasi peniruan
yang menunjukkan tidak adanya perbedaan pola pengkonsumsian dan hanya
menciptakan kembali produk yang sudah ada dengan sedikit memodifikasi.
Manusia selalu tidak lepas dari kebutuhan komunikasi dengan sesamanya, karena
itu hampir semua manusia membutuhkan handphone sebagai alat komunikasi dalam
kehidupan sehari-hari, pendidikan, bisnis, pekerjaan, dan lain sebagainya. Alat
komunikasi merupakan fungsi penunjang satu dengan yang lainnya supaya bisa saling
terhubung. Memasuki jaman yang semakin canggih dalam hal perkembangan
teknologi yang terus meningkat sepanjang tahunnya, handphone sekarang bukan
hanya sekedar untuk SMS dan telepon tetapi dilengkapi dengan fitur lainnya seperti
internet, multimedia, office, dan sebagainya. Salah satu fungsi yang saat ini banyak
diminati dan dibutuhkan semua orang yaitu media sosial, Perkembangan inovasi
dalam teknologi saat ini menuntut perusahaan atau para pelaku bisnis menciptakan
produk–produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Untuk itulah
2

produsen menciptakan smartphone atau ponsel pintar. Salah satu smartphone yang
diminati oleh semua orang adalah iPhone. Iphone merupakan produk buatan vendor
Apple yang pada perangkatnya menggunakan sistem operasi IOS. IOS adalah system
operasi perangkat bergerak yang dikembangkan dan didistribusikan oleh perusahaan
Apple Inc. Sistem operasi IOS pertama kali diluncurkan pada tahun 2007 untuk
digunakan pada produk iPhone dan iPod Touch. iPhone terus meluncurkan produk
yang baru yang menghasilkan smartphone dengan fitur yang semakin lengkap hingga
pada tahun 2012 dirilis iPhone 5 dengan IOS 6, yang kemudian sangat diminati oleh
masyarakat dunia.
Seringkali pelanggan ragu akan barang yang dibelinya karena merek tersebut
kurang dikenali oleh seluruh kalangan masyarakat sehingga timbul perasaan gengsi
pada dirinya untuk memakai produk tersebut. Merek secara tidak disadari
memberikan prestige bagi para pemakainya. Rasa prestige yang diberikan Iphone
memberikan kepercayaan diri kepada para penggunanya. Sampai saat ini iPhone
merupakan smartphone yang sangat digemari oleh kalangan tertentu yang
mementingkan penampilan karena Iphone merupakan merek ponsel paling terkenal
diseluruh dunia sehingga ketika orang membeli iPhone dia akan merasa percaya diri
memakainya. Keyakinan dan kepercayaan seseorang terhadap suatu produk yang
dipilihnya menimbulkan rasa percaya diri seseorang sehingga konsumen mau untuk
membeli produk tersebut. Seorang yang percaya diri memakai produk akan
menimbulkan perasaan bangga dan senang akan produk tersebut ketika dia
membawa–bawa produknya kemana dia pergi. iPhone memberikan penampilan yang
bergengsi kepada pemakainya sehingga orang akan percaya diri ketika memakai
produk iPhone. Ada perasaan kepuasan tersendiri terhadap produk yang dibeli ketika
seseorang membeli iPhone karena kecanggihan smartphone iPhone dengan
smartphone lainnya selain itu iPhone dipakai oleh para kalangan menengah
keatas.Iphone juga sudah semakin banyak digunakan oleh mahasiswa di seluruh
universitas contohnya seperti Universitas Andi Djemma Palopo karena aplikasinya
yang canggih dan dapat menunjang kebutuhan mahasiswa dan juga iphone dapat
3

meningkatkan kepercayaan diri mahasiswa Universitas Andi Djemma Palopo


khususnya Mahasiswa Fakultas Ekonomi.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul Pengaruh Positioning Terhadap Keputusan Pembelian Iphone pada
Mahasiswa Ekonomi Universitas Andi Djemma Palopo.
4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan,maka rumusan masalah dalam


penelitian ini adalah bagaimanakah pengaruh positioning terhadap keputusan
pembelian iphone pada mahasiswa fakultas ekonomi universitas andi djemma palopo
?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh positioning
terhadap keputusan pembelian iphone pada mahasiswa fakultas ekonomi universitas
andi djemma palopo?

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Untuk memperoleh pengetahuan yang luas dalam bidang pemasaran
khususnya tentang positioning serta keputusan pembelian konsumen .
2. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini di harapkan mampu memberikan informasi yang
bermanfaat dan dapat dijadikan masukan dalam kegiatan-kegiatan perusahaan
dimasa sekarang ataupun dimasa yang akan datang, serta informasi yang
dihasilkan dapat diimplementasikan dalam menyusun strategi perusahaan dalam
meningkatkan keputusan pembelian konsumennya.
3. Bagi Akademis
1. Sebagai salah satu syarat dalam memperoleh Gelar Sarjana Manajemen pada
Fakultas Ekonomi Universitas Andi Djemma
2. Sebagai acuan bagi peneliti berikutnya pada objek yang sama atau pun berbeda
dimasa yang akan datang.
3. Sebagai pengaplikasian teori-teori yang diperoleh selama perkuliahan dalam
kenyataan yang di temui di lapangan.
5

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu
Prihartini (2008) dengan judul penelitian pengaruh positioning terhadap
keputusan pembelian konsumen pada handphone Nokia. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa mayoritas responden menjawab setuju yang berarti konsumen
menilai product positioning handphone Nokia telah dilaksanakan dengan baik, dan
mengenai keputusan pembelian konsumen memberikan tanggapan positif dengan
melakukan pembelian terhadap handphone Nokia secara rasional.
Harahap (2015) dengan judul penelitian pengaruh positioning produk terhadap
keputusan pembelian citra handbody lotion pada Pengunjung indomaret jamin
ginting Padang. Hasil penelitian menunjukan bahwa berdasarkan uji F, variabel
independen yang terdiri dari variabel atribut produk, manfaat produk, pemakai
produk, pesaing produk dan harga produk secara serentak berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan pembelian. Sedangkan berdasarkan uji T hanya
variabel manfaat produk yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
pembelian. Variabel dominan dalam penelitian ini adalah variabel manfaat produk.
Nilai Adjusted R Square adalah sebesar 0,478 yang berarti 47,8% faktor-faktor
keputusan pembelian Citra handbody lotion pada pengunjung Indomaret Jamin
Ginting Padang Bulan Medan dijelaskan oleh variabel atribut produk, manfaat
produk, pemakai produk, pesaing produk, dan harga produk. Sedangkan sisanya
sebesar 52,2% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang merupakan variabel di luar
penelitian ini.
Anwar (2013) dengan judul penelitian Analisis Pengaruh Stategi Positioning
Tehadap Keputusan Konsumen Dalam Melakukan Pembelian Pada COFFEE
TOFFEE Urip Sumoharjo Di Makassar. Hasil penelitian menunjukan bahwa seluruh
variabel Strategi Positioning berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam
6

melakukan pembelian dan yang paling dominan berpengaruh terhadap keputusan


konsumen dalam melakukan pembelian.
B. Pengertian Positioning
Menurut Wijayanti (2012:45) Penempatan atau positioning adalah strategi
komunikasi untuk mrmasuki jendela otak konsumen, agar produk, merek, nama, atau
bisnis yang kita buat mengandung arti tertentu. Dalam beberapa segi, positioning
mencerminkan keunggulan terhadap produk, merek, nama, atau bisnis dalam bentuk
hubungan asosiasif (berhubungan yang satu dengan yang lain).Positioning merupakan
salah satu strategi komunikasi yang bersifat dinamis dan berhubungan dengan event-
marketing dan atribut-atribut produk.Atribut-atribut produk yang di pilih harus unik
dan berbedah dengan produk-produk laen yang sudah ada di pasar.
Positioning harus memberi arti yang penting bagi konsumen.Penentuan
positioning dapat di lakukan dengan menggunakan beberapa strategi komunikasi.
Adapun alternatif strategi dasar penempatan produk adalah sebagai berikut;
1. Penampilan produk (positioning on specific product features)
2. Manfaat pemecahan masalah atau kebutuhan
3. Kesempatan khusus (positioning for specific usage occasions)
4. Kategori pemakai (positioning for user category)
5. Melawan produk lain (positioning against another product)
6. Pemisahan diri dari kelas produk (product class dissociation)
Penempatan produk atau positioning bertujuan untuk memposisikan produk agar
menjadi pusat perhatian konsumen dan terus melekat dibenak konsumen tersebut,
sehingga akhirnya konsumen mampu membedakan produk tersebut dengan produk
pesaingnya.

C. Pengaruh Positioning

Setelah perusahaan memutuskan sekmen-sekmen pasar yang akan dimasuki,


harus lah diputuskan posisi apa yang harus ditempati dalam sekmen tersebut. Posisi
7

produk adalah cara produk didefinisikan oleh konsumen berdasar kan beberapa
atribut penting – tempat yang diduduki produk dalam benak konsumen dibandingkan
dngan produk-produk pesaing. Positioning suatu produk menuntut perushaan untuk
menanam kan keunikan manfaat dan diferensiasi merek kedalam benak pelanggan.
Jika posisi perusahaan itu sendiri dekat dengan pesaing lainnya, perusahaan itu harus
menyeleksi dan kemudian mencari perbedaan lebih lanjut melalui perbedaan-
perbedaan tersendiri .
Menurut Solomon dan Elnora (2003:235), Positioning ialah Mengembangkan
strategi pemasaran yang bertujuan untuk mempengaruhi bagaimana segmen pasar
tertentu merasakan barang atau jasa dibandingkan dengan kompetisi. Maknanya,
mencari ‘posisi’ didalam pasar, langkah ini dilakukan setelah menentukan strategi
sekmentasi yang dipakai. Denga kata lain positioning adalah suatu tindakan atau
langkah-langkah dari produsen untuk mendesain citra perusahaan dan penawaran
nilai dimana konsumen didalam suatu sekmen tertentu mengerti dan menghargai apa
yang dilakukan suatu perusahaan, disbanding dengan pesaing lainnya.
Menurut Craven (2003: 255) Keputusan pemilihan target pasar merupakan titik
vocal dari strategi pemasaran itu sendiri dan menjadi dasar dalam menentukan tujuan
dan pengembangan strategi positioning.

Dari definisi diatas terkandung pengertian bahwa positioning berorientasi


pada pikiran atau persepsi konsumen. Jdi positioning adalah usaha untuk menemukan
suatu celah dibentuk konsumen agar konsumen mempunyi image yang khusus
terhadap produk atau merk produk atau bahkan terhadap perusahaan. Oleh karena itu,
strategi positioning merupakan faktor utama dalam meningkatkan kekuatan posisi
pasar perusahaan disuatu pasar tertentu dibanding pesaing-pesaingnya.
8

D. Peran Positioning dalam strategi pemasaran

Menurut Craven (1991:270) bahwa positioning memegang peran yang sangat


besar dalam strategi pemasaran, setelah melakukan analisis pasar dan analisis pesaing
dalam suatu analisis internal perusahaan(total situation analysis).

Alasannya dunia sekarang ini dilanda over komunikasi, terjadi ledakan


barang,media, maupun iklan. Akibatnya pikiran para prospek menjadi ajang
pertempuran.
Oleh karena itu, agar dapat berhasil dalam suatu masyarakat yang over komunikasi,
perusahaan apa pun sebaiknya mampu menciptakan suatu posisi yang
mempertimbangkan tidak hanya kekuatan dan kelemahan perusahaan sendiri, tetapi
juga kekuatan dan kelemahan pesaingnya dalam pikiran prospeknya. Itulah sebabnya,
ancangan dasar ‘positioning’tidak lagi sekadar menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda dengan yanglain, tetapi memanfaatkan dengan cerdik apa yang ada di dalam
pikiran dan mengkaitkan hubungan-hubungan yang telah ada, hal ini karena pikiran
manusia juga memiliki tempat bagi setiap keping informasi yang telah dipilih untuk
disimpan.
Sementara itu, pikiran konsumen sering dianologikan sebagai benteng terakhir
pertahanan melawan riuhnya komunlkasi, sebagai tempat menyaring, menerima atau
menolak informasi yang ditawarkannya. Apabila ternyata pikiran konsumen telah
terbentuk, biasanya produsen lain mengalami kesulitan untuk merubahnya, apalagi
pesaingnya tidak tinggal diam melakukan reposisi. Konkritnya, satu hal pokok yang
perlu dilakukan dalam usaha ‘memaku mati’pesan di dalam pikiran seseorang adalah
sama sekali bukan yang berhubungan dengan pesannya, tapi justru pikiran itu sendiri.
Pikiran yang bersih adalah pikiran yang belum dipoles oleh merk lain. Sehingga
peranan positioning merupakan sistem yang terorganisir dalam upaya menemukan
suatu hal yang tepat, pada waktu yang tepat di dalam pikiran seseorang.
9

E. Produk Positioning

Dalam proses positioning selalu dimulai product positioning. Pendapat ini


dikemukakan oleh Regis Mc Kenna (2009; 37), yang juga mengemukakan defenisi
product positioning bahwa proses positioning harus dimulai dengan produk itu
sendiri. Untuk mencapai product positioning yang kuat suatu perusahaan perlu
melakukan diferensiasi dalam banyak faktor yaitu teknologi,harga,kualitas,saluran
distribusi atau sasaran konsumen.
Rumusan positioning yang dikemukakan diatas menjelaskan perusahaan
sewaktu akan melakukan product positioning perlu mempertimbangkan 4 (empat) hal
kunci utama,disebut sebagai The Golden Rules of Product adapun uraiannya sebagai
berikut :
1. Perusahaan perlu mengikuti trend dan dinamika pasar, seperti trend teknologi,
persaingan, sosial, dan ekonomi.
2. Perusahaan harus memfokuskan pada posisi teknologi dan kualitas.
3. Perusahaan harus mentargetkan produknya pada segmen pasar tertentu misalnya
segmen masyarakat atas, menengah atau bawah. Karena lebih baik menjadi ikon
besar dalam kolam kecil dari pada menjadi ikan kecil di kolam besar (it’s better to
big fish in a little pond).
4. Perusahaan harus mau bereksperimen dengan tipe produk baru kemudian
memperhatikan reaksi pasar. Jika pemakai menyarankan perusahaan maka
perusahaan harus menyesuaikan strateginya.

F. Product Positioning Strategy

Product positioning sangat berhubungan dengan segmentasi pasar karena


penempatan produk tersebut ditujukan melayani target market tertentu. Oleh karena
itu, pengertian strategi product positioning sebagai suatu strategi yang digunakan
untuk menanamkan suatu citra produk dibenak konsumen sehingga produk tersebut
10

terlihat menonjol dibandingkan dengan produk pesaing . Fokus utamanya adalah


bagaimana caranya sehingga konsumen mempunyai preepsi yang sama dengan yang
diharapkan produsen tentang produk yang ditawarkan.
Menurut Kotler (2006: 256) menjelaskan beberapa cara product positioning
yang dapat dilakukan pemasar dalam memasarkan produk kepada konsumen yang
dituju antara lain :
1. Penentuan posisi menurut atribut
Ini terjadi bila suatu perusahaan meposisikan dengan menonjolkan atribut produk
yang lebih unggul disbanding pesaingnya, seperti ukuran, lama keberadaannya,
dan seterusnya.Misalnya Disneyland dapat mengiklankan diri sebagai taman
hiburan terbesar di dunia.
2. Penentuan posisi menurut manfaat
Dalam pengertian ini produk diposisikan sebagai pemimpin dalam sutu manfaat
tertentu. Misalnya Knotts Berry Farm memposisikan diri sebagai taman hiburan
untuk orang-orang yang mencari pengalaman fantasi, seperti hidup di jaman
keemasan koboi Okl West.
3. Penentuan posisi menurut penggunaan atau penerapan
Seperangkat nilai-nilai penggunaan atau penerapan inilah yang digunakan sebagai
unsur yang ditonjolkan dibandingkan pesaingnya, misal: Japanese Deer Park
memposisikan diri untuk wisatawan yang hanya ingin memperoleh hiburan
singkat.
4. Penentuan posisi menurut pemakai
Ini berarti memposisikan produk sebagai yang terbaik untuk sejumlah kelompok
pemakai. Dengan kata lain pasar sasaran lebih ditujukan pada sebuah atau lebih
komunitas, baik dalam arti sempit maupun dalam arti luas. Misalnya Magic
Mountain dapat mengiklankan diri sebagai taman hiburan untuk pencari
tantangan.
5. Penetuan posisi menurut pesaing
11

Disini produk secara keseluruhan menonjolkan nama mereknya secara utuh dan
diposisikan lebih baik dari pada pesaing misalnya : Lion Country Sufari dapat
beriklan memiliki lebih banyak macam binatang jika dibandingkan dengan
Japanese Deer Park.
6. Penentuan posisi menurut kategori produk
Disini produk diposisikan sebagai pemimpin dalam suatu kategori produk
misalnya: Marineland of the pacific dapat mempoisikan diri bukan sebagai taman
rekreasi tetapi sebagai lembaga pendidikan.
7. Penentuan posisi harga
Disini produk diposisikan sebagai menawarkan nilai terbaik misalnya: Busch
Gardens dapat memposisikan diri sebagai nilai terbaik umtuk harga dibandingkan
penentuan posisi seperti kualita tinggi atau harga/ harga tinggi atau harga
termurah.

G. Pengertian Keputusan Pembelian

Para pemasar harus mendalami berbagai pengaruh mengenai pembelian


konsumen dan mengembangkan pemahaman mengenai bagai mana sebenarnya para
konsumen membuat keputusan pembelian mereka. Konsumen tidak langsung
memutuskan membeli suatu produk, akan tetapi konsumen memiliki banyak
pertimbangan-pertimbangan yang pada akhirnya akan memutuskan membeli suatu
produk, akan tetapi konsumen memiliki banyak pertimbangan-pertimbangan yang
pada akhirnya akan memutuskan membeli atau tidak produk tersebut.
Keputusan pembelian itu sendiri menurut Kotler (2002;204) adalah suatu
tindakan konsumen untuk membentuk referensi diantara merek-merek dalam
kelompok pilihan dan membeli produk yang paling disukai.
Sedangkan menurut Saladin dalam Fitiranin (2008), ada tiga faktor penyebab
timbulnya keputusan pembelian yaitu ;
12

a. Sikap orang lain; keputusan membeli itu banyak dipengaruhi oleh teman-teman,
tetangga atau siapa yang iya percaya.
b. Faktor situasi yang tidak terduga; seperti faktor harga, pendapatan,keluarga dan
manfaat yang diharapkan dari produk tersebut.
c. Faktor yang dapat diduga; faktor situasional yang dapat diantisipasi konsumen.
Astuti dan Cahyadi (2007) menyatakan keputusan pembelian adalah rasa percaya
diri yang kuat pada diri konsumen atau pelanggan yang merupakan keyakinan bahwa
keputusan atas pembelian yang diambilnya adalah benar.

Hanggadhika (2010) menyatakan untuk mengkukur keputusan pembelian


digunakan 3 indikator sebagai berikut :
a. Kemantapan membeli
b. Pertimbangan dalam membeli
c. Kesesuaian atribut dengan keinginan dan kebutuhan

H. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian

Dalam proses keputusan pembelian konsumen, konsumen dipengaruhi oleh


beberapa faktor utama yang berasal dari karakteristik konsumen itu sendiri.Kotler
dalam buku Manajemen Pemasaran (2006;202) menjelaskan faktor-faktor utama
tersebut adalah sebagai berikut:

1. Faktor Budaya
Faktor budaya ini terdiri dari :
a. Budaya
Merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar. Seseorang
menciptakan kumpulan nilai,persepsi,preferensi dan perilaku dari keluarganya
serta lembaga-lembaga penting laininya.
b. Sub-budaya
13

Masing-masing budaya terdiri dari sub-budaya yang lebih kecil yang memberikan
lebih banyak ciri-ciri dan sosialisasi khusus bagi anggota-anggotanya.Sub-budaya
terdiri dari kebangsaan,agama,kelompok ras,dan daerah geografis.Banyak sub-
budaya yang membentuk segmen pasar penting dan pemasar sering merancang
produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka.
c. Kelas Sosial
Pada dasarnya semua masyarakat memiliki strata sosial.Stratafikasi tersebut
kadang-kadang terbentuk system kasta dimana anggota kasta yang berbeda
dibesarkan dalam peran tertentu dan tidak dapat merubah keanggotan kasta
mereka.Stratafikasi lebih sering ditemukan dalam kelas sosial.

2. Faktor Sosial
Merupakan pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen yang
tersusun secara hirarkis yang anggotanya menganut nilai-nilai,minat,dan perilaku
yang serupa.Dan faktor sosial ini kemudian diuraikan lagi menjadi :
a. Kelompok Acuan
Seseorang terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung (tatap
muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang.Kelompok yamg
memiliki pengaruh langsung terhadap seseorang dinamakan kelompok
keanggotaan seperti keluarga,teman,tetangga,rekan kerja,kelompok
keagamaan,profesional,dan asosiasi perdagangan.
b. Keluarga
Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang sangat penting dalam
masyarakat dan ia telah menjadi objek penelitian yang luas.Anggota keluarga
merupakan kelompok acuan primer yang paling berpengaruh.Keluarga dibedakan
menjadi keluarga orientasi dan keluarga proreaksi.Keluarga orientasi terdiri dari
orang tua dan saudara kandung seseorang.Dan dari orang tua sesorang
mendapatkan orientasi atas agama,politik,dan ekonomi serta ambisi pribadi,harga
diri dan cinta.Sedangkan pengaruh yang lebih langsung terhadap perilaku
14

pembelian sehari-hari disebut dengan keluarga proreaksi yang terdiri dari pasangan
dan anak-anak seseorang.
c. Peran dan Status
Seseorang berpartisipasi kedalam banyak kelompok sepanjang hidup
keluarga,klub,organisasi.Kedudukan orang-orang itu di masing-masing kelompok
dapat dibentuk berdasarkan status dan peran.Peran meliputi kegiatan yang
diharapkan akan dilakukan oleh seseorang dan masing-masing peran menghasilkan
status.

3. Faktor Pribadi
Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi.
Karakteristik tersebut terdiri dari :
a. Usia dan Tahap Siklus Hidup
Setiap orang membeli barang-barang yang berbeda pada tingkat usia tertentu dan
tingkat manusia terhadap pakaian, perabot, rekreasi juga berhubungan dengan
usia. Konsumsi juga dibentuk oleh siklus hidup keluarga,konsumsi seseorang
pada saat muda dan bujangan akan berbeda dengan konsumsi seseorang yang
sudah berkeluarga dan mempunyai anak.
b. Pekerjaan dan Lingkungan Ekonomi
Pekerjaan seseorang juga mempengaruhi pola konsumsinya.Seorang direktur
perusahaan akan mempunyai pola konsumsi yang berbeda dengan seorang dokter
dan lain sebagainya.Dan pilihan produk juga sangat dipengaruhi oleh keadaan
ekonomi seseorang.Pemasar barang-barang yang peka terhadap harga terus
menerus memperhatikan kecenderunganpenghasilan pribadi,tabungan,dan tingkat
suku bunga.
c. Gaya Hidup
Merupakan pola hidup seseorang di dunia yang di ekspresikan dalam
aktifitas,minat,dan opini.Gaya hidup menggambarkan “keseluruhan diri
seseorang” yang berinteraksi dengan lingkungannya.
15

d. Kepribadian dan Konsep Diri


Kepribadian diartikan sebagai karakteristik psikologis seseorang yang berbeda
dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan
bertahan lama terhadap lingkumgannya yang juga berkaitan dengan kepribadian
adalah konsep diri/citra pribadi seseorang.Pemasar selalu berusaha
mengembangkan citra merek yang sesuai dengan pribadi pasar yang ingin dituju.
4. Faktor Psikologis
Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh 4 faktor utama psikologis yaitu :
a. Motivasi
Motivasi adalah kebutuhan yang cukup mendorong seseorang untuk
bertindak.Kebutuhan yang bersifat biogenis muncul dari tekanan seperti lapar,
haus, dan tidak nyaman.Sedangkan kebutuhan lain bersifat psikogenis yang
berasal dari tekanan psikologis seperti kebutuhan akan pengakuan,penghargaan
atau rasa keanggotaan kelompok.Abraham Maslow mengatakan bahwa kebutuhan
manusia tersusun dalam hirarki paling mendesak sampai kebutuhan yang kurang
mendesak berdasarkan urutan tingkat kepentingannya,kebutuhan-kebutuhan
tersebut adalah kebutuhan fisik,kebutuhan keamanan,kebutuhan aktualisasi diri.
b. Presepsi
Merupakan proses yang digunakan oleh seorang individu yang
memilih,mengorganisasi,menginterpretasi masukan-masukan informasi guna
menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti.
c. Pembelajaran
Meliputi perubahan perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman.Sebagian
besar perilaku manusia adalah hasil belajar.Ahli teori pembelajaran yakin bahwa
pembelajaran dihasilkan melalui perpaduan kerja antara
dorongan,rangsangan,petunjuk bertindak tanggapan dan pengutan.
d. Keyakinan dan Sikap
16

Keyakinan merupakan gambaran pemikiran yang dianut seseorang tentang suatu


hal.Keyakinan dapat berdasarkan pengetahuan, pendapat, atau kepercayaan.
Keyakinan seseorang terhadap produk tertentu akan berakibat dengan dorongan
yang positif atau negate terhadap proses keputusan pembelian terhadap suatu
produk.Sedangkan sikap merupakan evaluasai perasaan emosional, dan
kecenderungan tindakan yang tidak mengentukan atau menguntungkan dan
bertahan lama dari seseorang terhadap suatu objek atau gagasan.
Sikap menyebabkan orang-orang berperilaku secara konsisten terhadap objek
yang serupa.
17

I. Kerangka Pikir

Iphone merupakan produk buatan vendor Apple yang pada perangkatnya


menggunakan sistem operasi IOS. Iphone memberikan kepercayaan diri kepada para
penggunanya. Sampai saat ini iPhone merupakan smartphone yang sangat digemari
oleh kalangan tertentu yang mementingkan penampilan karena Iphone merupakan
merek ponsel paling terkenal diseluruh dunia sehingga ketika orang membeli iPhone
dia akan merasa percaya diri memakainya.Sebagai upaya dalam pemasaran, Iphone
menerapkan positioning. Dimana positioning adalah strategi komunikasi untuk
memasuki jendela otak konsumen, agar produk, merek, nama atau bisnis yang kita
buat mengandung arti tertentu. Dalam beberapa segi, positioning mencerminkan
keunggulan terhadap produk, merek, nama atau bisnis dalam bentuk hubungan
asosiatif (berhubungan yang satu dengan yang lain). Positioning merupakan salah
satu strategi komunikasi yang bersifat dinamis dan berhubungan dengan event-
marketing dan atribut-atribut produk (Wijayanti 2012:45). Menurut Wijayanti (2012)
terdapat 6 (indikator) dalam positioning yakni 1) Penampilan produk (positioning on
specific product features) 2) manfaat pemecahan masalah atau kebutuhan 3)
kesempatan khusus (positioning for specific usage occasions) 4) Kategori pemakai
(positioning for user category) 5) melawan produk lain (positioning against another
product) 6) pemisahan diri dari kelas produk (product class dissociation). Melalui
positioning akan dilihat bagaimana dampaknya terhadap keputusan pembelian.
Dimana keputusan pembelian adalah tindakan dari konsumen untuk mau membeli
atau tidak terhadap produk (Kotler & Keller 2007). Indikator dari keputusan
pembelian di kutip dari Hanggadhika (2010) yakni, 1) Kemantapan membeli 2)
Pertimbangan dalam membeli 3) Kesesuaian atribut dengan keinginan dan kebutuhan.

Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat pada kerangka pikir digambar 1


berikut.
18

IPHONE

Positioning

Wijayanti (2012: 45)

1. Penampilan produk (positioning on specific product features)


2. Manfaat pemecahan masalah atau kebutuhan
3. Harga
4. Kategori pemakai (positioning for user category)
5. Melawan produk lain (positioning against another product)
6. Pemisahan diri dari kelas produk (product class dissociation)

Keputusan Pembelian

Hanggadhika (2010)

1. Kemantapan membeli

2. Pertimbangan dalam membeli

3. Kesesuaian atribut dengan keinginan dan kebutuhan

Rekomendasi

Gambar 1. Kerangka Pikir


19

J. Hipotesis

Berdasarkan kerangka fikir diatas, maka hipotesis dalam keputusan penelitian ini
adalah di duga bahwa positioning berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian iphone pada mahasiswa fakultas Ekonomi Universitas Ani Djemma
Palopo
20

lll. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada mahasiswa fakultas Ekonomi Universitas


Andi Djemma Palopo pada waktu penelitian yang akan digunkan kurang lebih 1(satu)
bulan lamanya, yaitu bulan November.

B. Teknik Pengumpulan Data

Adapun metode pengumpulan data yang dilakukan adalah mengumpulkan


informasi yang ada hubungannya dengan penulisan ini :
1. Wawancara
Merupakan metode pengumpulan data dengan bertanya langsung kepada
mahasisiwa fakultas Ekonomi Universitas Andi Djemma Palopo yang merupakan
konsumen dari Iphone.
2. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya (sugiono,2014).

C. Jenis dan Sumber Data


Adapun jenis data yang digunakan dalam penulisan ini adalah sebagai beikut :
1. Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini di bedakan atas 2 jenis,yaitu :
a. Data kuantitatif, yaitu data yang dapat dihitung atau data yang berupa angka-angka
meliputi penjulan dan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam
beberapa tahun.
21

b.Data kualitatif, yaitu data yang bukan dalam bentu angka-angka atau tidak dapat
dihitung dan diperoleh dari hasil wawancara dengan mahasiswa fakultas Ekonomi
Universitas Andi Djemma Palopo.
2. Sumber Data
a. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh melalui obserfasi atau pengamatan
langsung yang berupa hasil jawaban responden dari kuesioner yang disebarkan
kepada mahasisswa fakultas Ekonomi Universitas Andi Djemma Palopo yang
berisi tanggapan responden mengenai pengaruh positioning terhadap keputusan
pembelian iphone.
b. Data sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh tidak langsung. Data sekunder
diperoleh melalui studi literature terhadap berbagai sumber yang relevan dengan
topik yang akan diteliti termasuk data-data yang diperoleh dari perusahaan dan
media internet.
D. Populasi dan Sampel

Penelitian ini merupakan study kasus terhadap pengaruh positioning terhadap


keputusan pembelian Iphone pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Andi
Djemma Palopo. Pengambilan sampel dilakukan dengan pertimbangan faktor
keterbatasan yang tidak memungkinkan seluruh populasi untuk diteliti. Penentuan
sampel menggunakan metode Sampling aksidental jumlah populasi adalah 30
responden dari jumlah total pengguna Iphone pada Fakultas Ekonomi Universitas
Andi Djemma Palopo.

Sampling aksidental menurut Sugiyono (2006:73) adalah teknik penentuan


sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang kebetulan bertemu dengan
peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan
ditemui cocok dengan sumber data”.
22

E. Teknik Analisis Data


1. Analisis deskriptif
Menurut Iskandar dalam Oktaviani (2015) Analisis deskriptif merupakan
metode yang bertujuan mengubah kumpulan data mentah menjadi bentuk yang
mudah dipahami, dalam bentuk informasi yang ringkas, dimana hasil penelitian
beserta analisanya diuraikan dalam suatu tulisan ilmiah yang mana dari analisis
tersebut akan dibentuk suatu kesimpulan.
Skala likert menurut Iskandar dalam Oktaviani (2015) digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang
fenomena atau gejala sosial yang terjadi. Hal ini sudah spesifik dijelaskan oleh
peneliti yang selanjutnya disebut sebagai variabel peneliti. Kemudian dijabarkan
melalui dimensi-dimensi menjadi sub variabel, selanjutnya menjadi indicator yang
dapat dijadikan tolak ukur untuk menyusun item-item pertanyaan atau pernyataan
yang berhubungan dengan variabel penelitian.
Menurut Iskandar dalam Oktaviani (2015), pada penelitian mengenai nilai
yang diharapkan pada atribut dari setiap indikator positioning dan keputusan
konsumen, skala likert dimulai dari satu sampai lima, dengan keterangan nilai sebagai
berikut:
Bobot nilai = 5 sangat setuju
Bobot nilai = 4 setuju
Bobot nilai = 3 cukup setuju
Bobot nilai = 2 tidak setuju
Bobot nilai = 1 sangat tidak setuju
Penelitian ini menggunakan skala likert dengan bobot tertinggi ditiap
pertanyaan adalah 5 dan bobot terendah adalah 1. Dengan jumlah responden
sebanyak 50 orang.
Selanjutnya, dicari rata-rata dari setiap jawaban responden untuk
memudahkan penilaian dari rata-rata tersebut, maka dibuat kelas interval sebesar 5
23

(lima). Rumus yang digunakan menurut Riduwan (2003;71) adalah sebagai berikut
:

Rentang
P=
Banyak Kelas Interval

Keterangan :
Rentang = nilai tertinggi – nilai terendah
Banyaknya kelas interval =5
Berdasarkan rumus diatas, maka panjang kelas interval adalah :

5-1
P=
5

= 0,8

Maka interval dari kriteria penilaian adalah sebagai berikut :


1,00 - 1,79 = Sangat tidak baik
1,80 – 2,59 = Tidak baik
2,60 – 3,39 = Kurang baik
3,40 – 4,19 = Baik
4,20 – 5,00 = Sangat baik

2. Uji Validitas dan Reliabilitas


Menurut Sugiyono (2013:430), uji keabsahan data dalam penelitian, sering
hanya ditekankan pada uji validitas dan reliabilitas. Dalam penelitian kuantitatif,
kriteria utama terhadap data hasil penelitian adalah valid, reliable dan obyektif.
a. Uji Validitas adalah tingkat keandalan dan kesahihan alat ukur yang
digunakan. Instrument dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang
24

dipergunakan untuk mendapatkan data itu valid atau dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono,2014:137). Dengan demikian,
instrument yang valid merupakan instrument yang benar-benar tepat untuk
menukur apa yang hendak diukur. Penggaris dinyatakan dinyatakn valid jika
digunakan untuk mengukur panjang, namun menjadi tidak valid jika digunakan
untuk menukur berat. Artinya, penggaris memang tepat digunakan untuk
mengukur panjang namun menjadi tidak valid jika penggaris digunakan untuk
mengukur berat. Uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada
pernyataan-pernyataan pada kuesioner yang harus dibuang/diganti karena
dianggap tidak relevan. Item instrument dianggap valid jika lebih besar dari 0,3
atau biasa juga dengan membandingkannya dengan r table (Sugiyono,2014).
b. Uji reliabilitas berguna untuk menetapkan instrument yang dalam hal ini
kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang
sama akan menghasilkan data yang konsisten. Dengan kata lain, reliabilitas
instrument mencirikan tingkat konsistensi kriteria suatu instrument penelitian
dikatakan reliable dengan menggunakan teknik ini, bila koefisien reliabilitas
(r11) > 0,6 (Sugiyono, 2014).
3. Analisis regresi linear sederhana
Penelitian ini menggunakan analisis regresi untuk mengetahui adanya
pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat. Menurut Sarwono dalam
Permana (2010) analisis regresi adalah analisis yang meliputi metode-metode yang
digunakan untuk memprediksi nilai-nilai dari satu atau lebih variabel tergantung
yang dihasilkan adanya pengaruh satu atau lebih variabel bebas. Adapun
persamaan regresi sebagai berikut:
Y=a + bX
Dimana :
X = Positioning
Y = Keputusan Pembelian
a = Konstanta (nilai Y apabila X=0)
25

b = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)

Penelitian ini digunakan regresi linear sederhana karena data-data yang ada
didalam penelitian ini masih bersifat sederhana yaitu hanya ada satu variabel
dependen dan satu variabel independen. Menurut Sarwono dalam Permana (2010)
regresi linear sederhana mengestimasi besarnya koefisien-koefisien yang
dihasilkan dari persamaan yang bersifat linear yang melibatkan satu variabel bebas
untuk digunakan sebagai alat prediksi besarnya nilai variabel tergantung.
a. Uji T
Uji T dalam analisis regresi menurut Sarwono dalam Permana (2010),
bertujuan untuk menghitung apakah variabel bebas (X) secara parsial (sendiri)
berpengaruh signifikan terhadap variabel (Y). Jika nilai sig. < 0,05 maka
variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Sedangkan
jika nilai sig. > 0,05 maka variabel bebas tidak berpengaruh signifikan
terhadap variabel terikat.
b. Analisis Determinasi (R2)

Menurut Tjiptono dalam Suprapti (2010) koefisien determinasi pada


regresi linear diartikan sebagai beberapa seberapa besar kemampuan semua
variabel bebas dalam menjelaskan varians dari variabel terikatnya. Secara
sederhana koefisien determinasi dihitung dengan mengkuadratkan koefisien
korelasi (R2).
.
26

F. Defenisi Operasional

1. Positioning adalah tindakan perusahaan untuk merancang produk dan pembauran


pemasaran agar dapat tercipta kesan tertentu diingatan konsumen.
Sehingga dengan demikian konsumen memahami dan menghargai apa yang
dilakukan perusahaan dalam kaitannya dengan para pesaingnya.
2. Keputusan konsumen adalah tindakan dari konsumen untuk mau membeli atau
tidak terhadap produk yang ditawarkan oleh suatu perusahaan.
27

BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah dan Profil Perusahaan


Tanggal 9 januari 2007, pendiri Apple Steve Jobs memperkenalkan produk
ponsel dengan layar lebar dan dinavigasi dengan jari manusia. iPhone adalah jajaran
telepon pintar yang dirancang dan dipasarkan oleh Apple Inc. iPhone menggunakan
system operasi telepon genggam IOS Apple yang dikenal dengan nama “iPhone OS”
sampai pertengahan 2010, sesaat setelah peluncuran iPad. iPhone pertama kali
diluncurkan tanggal 29 juni 2007. iPhone dikembangkan secara menyeluruh di layar
multisentuhnya termasuk sebuah papan ketik virtual. iPhone memiliki konektivitas
Wi-Fi dan seluler (2G, 3G dan 4G). iPhone dapat merekam video (meski tidak
dijadikan fitur standar sampai iPhone 3GS), mengambil foto, memutar music,
mengirim dan menerima surel, menjelajah web, mengirim SMS, dan menerima surat
suara visual. Sejumlah fungsi lain seperti permainan, referensi, navigasi GPS, jejaring
social dan lain-lain.

B. Tugas Dan Tanggung Jawab

1. Chief Executive Officer : jabatam tertinggi disuatu perusahaan dan


mempunyai tugas untuk memimpin suatu perusahaan dan bertanggung jawab
untuk kestabilan perusahaan.
2. Chief Operating Officer : bertanggung jawab untuk operasi sehari-hari
perusahaan dan secara rutin laporan kepada pmimpin tertinngi seperti CEO.
3. SVP.Chief Financial Officer : bertanggung jawab untuk mengelola resiko
keuangan perusahaan dan perencanaan keuangan dan pencatatan .
28

4. SVP.Retail : mempersiapkan kebijakan iklan, dalam rangka menciptakan


pelanggan baru dan basis klien. Terus menghitung produk yang ditampilkan,
jumlah produk dalam persediaan toko dan pasokan tepat waktu dari produk
yang diminta oleh pelanggan.
5. SVP.Marketing : bertanggung jawab untuk seluruh bidang pemasaran dalam
menangani penjualan produk.
6. SVP.General Consule : bertanggung jawab untuk memimpin semua hokum
untuk perusahaan Apple Inc dan program tanggung jawab sosial perusahaan.
7. SVP.IOS software : bertanggung untuk seluruh pongembangan software IOS.
8. SVP.Industrial Design : bertanggung jawab untuk seluruh pengembangan
desain secara Apple dan kepemimpinan dan arah untuk Human Interface (HI)
tim software diseluruh perusahaan.
9. SVP.Operations : wakil presiden senior operasi, melapor ke CEO dan
bertanggung jawab untuk end to-end seluruh manajemen rantai suplay dan
berdedikasi untuk memastikan bahwa produk iPhone mmenuhi standar
kualitas tertinggi.
10. SVP.Hardware Engineering : memimpin semua Apple nirkabel dan tim
semikonduktor diseluruh perusahaan.
11. VP.Communication : Sebagai Juru bicara perusahaan.
12. VP.HR :merencanakan, mengembangkan dan mengimplementasikan strategi
dibidang pengelolaan dan pengembangan, perencanaan suksesi.
13. VP.Mobile Advertising : bertanggung jawab untuk periklanan atau promosi
untuk mobile apple.
14. VP.Internet service : Mengawasi toko online konten Apple iTunes store dan
bertanggung jawab membangun dan memperkuat layanan online untuk
memenuhi harapan yang tinggi dari pelanggan iPhone.
15. VP.MAC Software Engineer : Mengendalikan segala urusan sistem operasi,
baik itu OS X maupun IOS.
29

16. VP.Creative Director : bertanggung jawab untuk semua kemasan, grafis ritel
toko, website, toko online, pemasaran langsung,video dan acara grafis untuk
Apple secara global dan Desainer yang bertanggung jawab untuk setiap
bagian dari komunikasi pemasaran termasuk periklanan.
17. VP.Iphone sales : bertanggung jawab atas pemsaran dan penjualan produk
iphone dan layanan yang dihasilkan.
18. VP.Channel Sales : Bertanggung jawab atas saluran pemasaran.
19. VP. Education Sales : bertanggung jawab untuk mengemudi penjualan dan
strategi pemasaran dipasar pendidikan.
20. VP.Architecture :Bertanggung jawab dalam mendesain kemampuan
teknologi Apple dan mengerti tentang aplikasi rancang-bangun perusahaan.
21. VP.Iphone/Ipod : Bertanggung jawab untuk mengawasi perencaaan dan
pelaksanaan semua desain dan konstruksi proyrk,baik konstruksi baru,
renovasi atau perluasan.
22. VP.Hardware Engineer Iphone/Ipod :Bertanggung jawab pada hardware
Iphone.
23. VP. Global Security : bertanggung jawab atas keamanan perusahaan.
24. VP.Controller : mengawasi hubungan investor, pajak, sistem informasi, audit
internal dan fasilitas fungsi.
25. VP.Treasurer : Bertanggung jawab untuk mengatur dan menampung semua
keuangan yang ada dan mengeluarkan sesuai prosedur dan ooritas yang
dimilikinya.
26. VP.Iphone marketing: bertanggung jawab untuk bidang pemasaran dalam
menangani penjualan produk Iphone dan member laporan kepada SVP
Marketing.
27. VP.Developer Relation : bertanggung jawab atas pemasaran dalam hubungan
pengembangan perusahaan.
30

28. VP.Software MAC Marketing : Bertanggung jawab untuk bidang


pemasaran dalam menangani penjualan software MAC dan melapor kepada
SVP marketing.
29. VP.Software Teknologi : Bertanggung jawab untuk perkembangan perangkat
lunak Macintosh asli dimana ia membantu untuk merancang MAC OS dan
user interface.
30. VP.Core OS : bertanggung jawab untuk pengembangan perangkat lunak core
OS MAC.
31. Vp.Consumer Apss : Bertanggung jawab untuk pengembangan sistem
aplikasi konsumen.
32. VP.Program Management : mengelola beberapa proyek yang terkait dengan
tujuan untuk meningkatkan kinerja IOS software.
33. VP.IOS Wireless Software :bertanggung jawab pada pengembangan
perangkat lunak wireless.
34. VP.Engeneering IOS APPL : bertanggung jawab membantu pada
pengembangan aplikasi IOS software.
35. VP.Retail : membantu dalam mempersiapkan kebijakan iklan dalam rangka
menciptakan pelanggan baru dan basis klien.
36. VP.Operation : membantu mengawasi operasi sehari-hari untuk mendukung
petumbuhan dan memastikan bahwa produk Apple memenuhi standar kualitas
tertinggi.

C. Visi dan Misi

Visi

Membantu dalam pemilihan Handphone yang berkualitas dengan aplikasi yang


canggih dan masa kini

Misi
31

1. Membantu dalam pencarian handphone cerdas


2. Membantu dalam pembelian handphone iphone dengan berbagai tipe
3. Memudahkan dalam pemilihan handphone iphone dengan harga yang murah
namun tidak murahan
4. Membantu dalam pembelian handphone cerdas meskipun dengan uang
minim.
32

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitan ini adalah konsumen yang menggunakan Iphone di


Fakultas Ekonomi Universitas Andi Djemma Palopo. Terdapat 3 karakteristik
responden yang dimasukkan dalam penelitian ini, yaitu berdasarkan Jenis kelamin,
umur dan pendidikan terakhir. Untuk memperjelas karakteristik responden yang
dimaksud, maka disajikan tabel mengenai responden seperti dijelaskan berikut ini :

1. Jenis Kelamin
Tabel 1. Persentase Responden berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi (orang) Persentase (%)

Laki-laki 11 37%
Perempuan 19 63%
Jumlah 30 100%
Sumber : Data diolah (2017)

Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 30 orang responden yang diteliti, yang


mmenggunakan Iphone di fakultas Ekonomi Universitas Andi Djemma Palopo yaitu
laki-laki berjumlah 11 orang dengan persentase 37% sedangkan perempuan
berjumlah 19 atau dengan persentase 63%. Sehingga dapat disimpulkan persentse
berdasarkan jenis kelamin didominasi oleh perempuan yang menggunakan Iphone di
Fakultas Ekonomi Universitas Andi Djemma Palopo. Hal ini menandakan bahwa
Iphone banyak diminati oleh konsumen yang berjenis kelamin perempuan.

2. Umur
33

Tabel 2. Persentase Responden berdasarkan Umur


Umur Frekuensi (orang) Persentase (%)
≤ 17 tahun 0 0%
18-22 tahun 27 90%
23-27 tahun 3 10%
Jumlah 30 100%
Sumber : Data diolah (2017)
Berdasarkan tabel 2 yaitu persentase responden berdasarkan umur, menunjukkan
bahwa responden yang berumur ≤ 17 tahun sebanyak 0 orang dengan persentase 0%,
responden yang berumur 18-22 tahun sebanyak 27 orang dengan persentase 90%, dan
responden yang berumur 23-27 tahun sebanyak 3 orang dengan persentase 10%.
Dengan kata lain dari data persentase responden berdasarkan umur berjumlah 30 yang
diteliti dalam penelitian ini menunjukkan usia 18-22 tahun yang lebih didominasi,
dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa yang menggunakan
Iphone di Fakultas Ekonomi Universitas Andi Djemma Palopo adalah yang berusia 18-
22 tahun dengan presentase 90%, hal tersebut menandakan bahwa pada usia 18-22
tahun merupakan usia muda yang cenderung memiliki

2. Persepsi Responden tentang Positioning dan Keputusan Konsumen


34

Deskripsi penelitian adalah hasil penelitian yang menjelaskan mengenai


pengaruh Positioning terhadap keputusan pembelian Iphone di Fakultas Ekonomi
Universitas Andi Djemma Palopo berdasarkan tanggapan responden dalam
memberikan informasi terhadap pertanyaan atau pernyataan kuesioner yang
diajukan sesuai tingkat pemahaman responden. Variabel bebas (X) adalah
Positioning terhadap keputusan konsumen sebagai variabel terikat (Y) dijelaskan
dibawah ini :
a. Deskriptif Variabel Penelitian Positioning
Positioning adalah strategi komunikasi untuk memasuki jendela otak
konsumen, agar produk, merek, nama atau bisnis yang kita buat mengandung arti
tertentu. Dalam beberapa segi, positioning mencerminkan keunggulan terhadap
produk, merek, nama atau bisnis dalam bentuk hubungan asosiatif (berhubungan
yang satu dengan yang lain). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
frekuensi dan persentase tanggapan responden mengenai Positioning sebagai
berikut :
Tabel 4. Kesimpulan rata-rata tanggapan konsumen terhadap indikator dari
positioning.

NO INDIKATOR SKOR KET.

1 Penampilan Produk Setuju

2 Manfaat pemecahan masalah atau kebutuhan Setuju


3 Harga Setuju
4 Kategori pemakai Setuju
5 Melawan produk lain Setuju
6 Pemisahan diri dari kelas produk Setuju

Sumber : Data diolah (2017)


35

Berdasarkan tabel kesimpulan rata-rata tanggapan konsumen terhadap


indikator dari positioning diatas dapat dilihat bahwa indikator dengan skor rata-
rata tertinggi berdasarkan jawaban responden adalah penentuan posisi menurut
atribut dengan rata-rata skor 4,00. Hal tersebut menunjukan bahwa atribut
memiliki pengaruh yang kuat dalam hal mempengaruhi pikiran konsumen dalam
menentukan pilihannya termasuk dalam hal penentuan tempat menyewa lapangan
futsal, dengan positioning atribut yang tepat dalam artian perusahaan mampu
menempatkan atribut berupa logo-logo yang menarik pada lapangan secara
otomatis akan memberi daya tarik tersendiri bagi konsumen yang datang untuk
terus datang ke lapangan MFC Palopo dan hal tersebut sudah dilakukan oleh MFC
Palopo terbukti dengan adanya atribut berupa logo-logo club bola dunia pada
dinding lapangan yang tentunnya memberi nilai dan kesan tersendiri dimata
konsumen terhadap lapangan mangga dua futsal center (MFC) Palopo, tentunya
hal tersebut telah sesuai dengan harapan/keinginan konsumen yang datang untuk
bermain futsal.
Pada tabel diatas juga dapat dilihat indikator dari positioning dengan rata-rata
skor terendah yaitu penentuan posisi menurut pesaing dengan skor 3,78. Pesaing
merupakan hal yang sangat lazim ditemukan dalam dunia bisnis/usaha apapun
termasuk dalam hal penyewaan lapangan, dengan adanya pesaing, suatu usaha
harus mampu tetap eksis dengan bersaing secara sehat melalui inovasi dan
kreatifitas yang ditunjukan setiap usaha. Dari jawaban responden terhadap
positioning pesaing, MFC Palopo belum begitu memiliki cara khusus yang
dilakukan agar tampil beda dengan para pesaingnya, sehingga diperlukan strategi
khusus serta inovasi-inovasi baru yang dilakukan misalnya melakukan turnamen-
turnamen futsal antar club futsal Palopo dengan menggaet beberapa sponsor
sehingga lapangan MFC Palopo terlihat ramai dan menarik club-club futsal yang
ada di Palopo untuk ikut berpartisipasi.
1. Persepsi tentang Penampilan Produk
36

Tabel 5. Frekuensi dan persentase tanggapan responden mengenai positioning tentang


penampilan produk

NO Pernyataan/pertanyaan JAWABAN Skor Ket.


STS TS CS S SS
Desain produk iphone lebih
menarik dibandingkan 0 5 0 17 8 3,93 Setuju
1
dengan produk pesaing
2 Kemasan Iphone lebih
menarik dibandingkan 0 0 8 13 9 4,03 Setuju
dengan produk pesaing
Tampilan iphone sangat
elegan 0 0 13 7 10 3,09 Setuju
3
jumlah 0 5 21 37 27 11,05

Rata-rata 3,68 Setuju

Sumber : Data diolah (2017)

Berdasarkan tabel 5 frekuensi dan persentase tanggapan responden tentang


Positioning mengenai penempatan menurut penampilan produk dapat disimpulkan
bahwa responden atau konsumen melihat bahwa iphone mempositioningkan
penampilan produk yaitu kemasan iphone lebih menarik dibandingkan dengan produk
pesaing sehingga mendapat tanggapan yang baik bagi konsumen, itu dapat
ditunjukkan pada pernyataan nomor 2 (dua) dengan skor tertinggi yaitu 121, dimana
responden yang menjawab sangat setuju (SS) sebanyak 9 responden dengan
persentase 30%, responden yang menjawab setuju (S) sebanyak 13 responden dengan
persentase 43%, responden yang mejawab cukup setuju (CS) sebanyak 8 responden
dengan persentase 27%, responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 0
responden dengan persentase 0% dan yang menjawab sangat tidak setuju (STS)
sebanyak 0 orang dengan persentase 0% responden.
37

2. Persepsi tentang Manfaat


Tabel 6. Frekuensi dan persentase tanggapan responden mengenai penentuan posisi
tentang manfaat pemecahan masalah atau kebutuhan

NO Pernyataan/pertanyaan JAWABAN Skor Ket.


STS TS CS S SS
Bagi saya penggunaan 0 0 10 10 10 4,00
1 iphone sebagai kebutuhan Setuju
yang tidak bisa terhindarkan
Iphone sangat di butuhkan 0 0 11 18 1 3,66
2 dalam kehidupan anda Setuju
Iphone sangat membantu 0 5 0 17 8 3,93
3 dalam memecahkan Setuju
masalah anda
Manfaat produk iphone 0 0 8 13 9 4,03
4 sebagai alat komunikasi Setuju
sesuai dengan apa yang di
inginkan oleh konsumen
Jumlah 0 5 29 58 28 15,62
Rata-rata 3,90 Setuju
Sumber : Data diolah (2017)

Berdasarkan tabel 6 frekuensi dan persentase tanggapan responden tentang


Positioning mengenai manfaat pemecahan masalah atau kebutuhan dapat disimpulkan
bahwa responden atau konsumen merasa bahwa positioning, hal tersebut dapat dilihat
pada tabel 6 dengan skor tertinggi 4,03 pada pertanyaan nomer 4 (empat) dari
jawaban responden yang menjawab sangat setuju (SS) sebanyak 9 responden dengan
persentase 30%, setuju (S) sebanyak 13 responden dengan persentase 43%, cukup
setuju (CS) sebanyak 8 responden dengan 27%, tidak setuju (TS) sebanyak 0
responden dengan persentase 0%, dan Sangat tidak setuju (STS) sebanyak 0
responden dengan persentase 0%.

3. Persepsi tentang Harga


Tabel 7. Frekuensi dan persentase tanggapan responden mengenai penentuan posisi
tentang harga
38

NO Pernyataan/pertanyaan JAWABAN Skor Ket.


STS TS CS S SS
1 Saya membeli iphone 0 0 10 10 10 4,00 Setuju
karena harganya yang dapat
meningkatkan level
dimasyarakat
2 Saya membeli iphone 0 0 8 13 9 4,03 Setuju
karena harganya yang
sesuai dengan kualitasnya
3 Saya membeli iphone 0 4 6 10 10 3,86 Setuju
karena harganya menjadi
pembeda bagi produk lain
Jumlah 0 4 24 33 29 11,89
Rata-rata 3,96 Setuju

Sumber : Data diolah (2017)

Berdasarkan tabel 7 dapat disimpulkan bahwa responden atau konsumen


menyatakan bahwa positioning berdasarkan harga iphone yamg sesuai dengan
kualitasnya. Hal tersebut dapat dilihat dalam tabel 7 dengan skor tertinggi 4,03 pada
pertanyaan nomer 2 (dua) dimana responden yang menjawab sangat setuju (SS)
sebnyak 9 responden dengan persentase 30%, setuju (S) sebanyak 13 responden
dengan persentase 43%, menjawab cukup setuju (CS) sebanyak 8 responden dengan
persentase 27%, tidak setuju sebanyak 0 responden dengan persentase 0% dan sangat
tidak setuju (STS) sebanyak 0 responden dengan persentase 0%.

4. Persepsi tentang Kategori Pemakai


Tabel 8. Frekuensi dan persentase tanggapan responden mengenai penentuan posisi
menurut kategori pemakai

NO Pernyataan/pertanyaan JAWABAN Skor Ket.


STS TS CS S SS
1 Iphone hanya digunakan 0 5 0 17 8 3,93 Setuju
oleh kalang atas
2 Bagi saya positioning yang 0 0 4 14 12 4,26 Setuju
dilakukan iphone berdasarkan
39

kepribadian pemakai
3 Pengguna iphone berasal 0 0 10 10 10 4,00 Setuju
dari berbagai kalangan
4 Positioning yang telah 0 0 8 14 8 4,00 Setuju
dilakukan iphone dapat
meningkatkan jumlah
pemakai
Jumlah 0 5 22 55 38 16,19
Rata-rata 4,04 Setuju

Sumber : Data diolah (2017)

Berdasarkan tabel 8 frekuensi dan persentase tanggapan responden tentang


Positioning mengenai penentuan posisi menurut kategori pemakai dapat disimpulkan
bahwa responden atau konsumen menyatakan bahwa positiong yang dilakukan
Iphone berdasarkan kepribadian pemakai.Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 8
dengan skor tertinggi 4,26 pada pertanyaan nomer 2 (dua) dengan tanggapan
responden yang menjawab sangat setuju (SS) sebanyak 12 responden dengan
persentase 40%, setuju (S) sebanyak 14 responden dengan persentase 47%, cukup
setuju (CS) sebanyak 4 responden dengan persentase 13%, tidak setuju sebanyak 0
responden dengan persentase 0% dan responden yang menjawab sangat tidak setuju
(STS) sebanyak 0 responden dengan persentase 0%.

5. Persepsi tentang Pesaing

Tabel 9. Frekuensi dan persentase tanggapan responden mengenai penentuan posisi


menurut melawan produk lain

NO Pernyataan/pertanyaan JAWABAN Skor Ket.


STS TS CS S SS
1 Iphone selalu meluncurkan 0 0 8 11 11 4,01 Setuju
produk yang lebih inovatif
dibandingkan dengan produk
yang lain
2 harga iphone lebih terjangkau 0 5 0 17 8 3,93 Setuju
dibandingkan dengan produk
40

sejenisnya

3 Kualitas iphone lebih baik 0 0 8 13 9 4,03 Setuju


dibandingkan dengan produk
lain
Jumlah 0 5 16 41 28 11,97
Rata-rata 3,99 Setuju

Sumber : Data diolah (2017)

Berdasarkan tabel 9 frekuensi dan persentase tanggapan responden tentang


Positioning mengenai penentuan posisi menurut melawan produk lain dapat
disimpulkan bahwa responden atau konsumen berpendapat bahwa kualitas iphone
lebih baik dibandingkan dengan produk hal tersebut dapat dilihat pada tabel dengan
skor tertinggi 4,03 di nomer 3 (tiga), dimana responden yang menjawab sangat setuju
(SS) sebanyak 9 responden dengan persentase 30%, setuju (S) sebanyak 13 responden
dengan persentase 43%, cukup setuju (CS) sebanyak 8 responden dengan persentase
27%, tidak setuju (TS) sebanyak 0 responden dengan persentase 0%, dan sangat tidak
setuju (STS) sebanyak 0 responden dengan persentase 0%.

6. Persepsi tentang Kategori Produk

Tabel 10. Frekuensi dan persentase tanggapan responden mengenai penentuan posisi
menurut pemisahan diri dari kelas produk

NO Pernyataan/pertanyaan JAWABAN Skor Ket.


STS TS CS S SS
1 Saya membeli iphone 0 0 8 13 9 4,03 Setuju
karena dapat meningkatkan
kelas sosial
2 Saya membeli iphone 0 0 8 11 11 4,01 Setuju
karena dapat membedakan
dari produk lain
3 Saya membeli iphone 0 0 13 7 10 3,09 Setuju
karena dapat memisahkan
diri dari produk lain
Jumlah 0 0 29 31 30 11,13
41

Rata-rata 3,71 Setuju


Sumber : Data diolah (2017)

Berdasarkan tabel 10 frekuensi dan persentase tanggapan responden tentang


Positioning mengenai penentuan posisi menurut pemisahan diri dari kelas produk
dapat disimpulkan bahwa responden atau konsumen berpendapat bahwa konsumen
membeli iphone karena dapat meningkatkan kelas, hal tersebut dapat dilihat pada
tabel 10 dengan skor tertinggi 4,03 dipernyataan nomor 1 (satu), dimana responden
yang menjawab sangat setuju (SS) sebanyak 9 responden dengan persentase 30 %,
setuju (S) sebanyak 13 responden dengan persentase 43%, cukup setuju (CS)
sebanyak 8 responden dengan persentase 27%, tidak setuju (TS) sebanyak 0
responden dengan persentase 0%, dan sangat tidak setuju (STS) sebanyak 0
responden dengan persentase 0%.

b. Deskriptif variabel penelitian keputusan konsumen


Keputusan konsumen adalah tindakan dari konsumen untuk mau membeli atau
tidak terhadap produk yang ditawarkan oleh suatu perusahaan. Keputusan pembelian
ditentukan oleh konsumen Iphone di fakultas Ekonomi Universita Andi Djemma
Palopo yang diterapkan konsumen berdasarkan pada kebutuhan dan kesesuaian
harapan atas produk yang diinginkan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tanggapan
responden mengenai keputusan konsumen sebagai berikut :

Tabel 12. Kesimpulan rata-rata tanggapan konsumen terhadap indikator dari


keputusan konsumen

NO INDIKATOR SKOR KET.

1 Kemantapan membeli Setuju

2 Pertimbangan dalam membeli Setuju


42

3 Kesesuam atribut dengan keinginan dan Setuju


kebutuhan
Sumber: Data diolah (2017)

Berdasarkan tabel kesimpulan rata-rata tanggapan konsumen terhadap indikator


dari keputusan konsumen diatas dapat dilihat bahwa indikator dengan skor rata-rata
tertinggi berdasarkan jawaban responden MFC Palopo adalah keputusan membeli
dengan rata-rata skor 4,06 dan mendapat kreteria baik. Hal tersebut menunjukan
bahwa keputusan membeli merupakan titik puncak dari keputususan konsumen dalam
menentukan pilihan produk yang akan dipilih, dari jawaban responden tentang
keputusan konsumen yang memiliki skor rata-rata tertinggi responden memandang
MFC Palopo adalah pilihan yang tepat untuk bermain futsal, hal tersebut tentunya
dipengaruhi oleh sikap konsumen yang pernah mencoba bermain di lapangan MFC
Palopo yang merasa puas dan lapangan yang menarik sehingga mereka memutuskan
untuk datang kembali untuk menyewa lapangan.
Pada tabel diatas juga dapat dilihat indikator dari keputusan konsumen dengan
rata-rata skor terendah yaitu pencarian informasi dengan rata-rata skor 3,83, sebelum
konsumen memutuskan untuk menyewa lapangan futsal MFC Palopo terlebih dahulu
konsumen mencari informasi mengenai produk yang ingin mereka pilih apabila
konsumen tidak mendapatkan informasi apa-apa tentang produk maka produk yang
kita tawarkan tidak dikenal oleh para konsumen. Dalam hal pencarian informasi,
MFC Palopo harus lebih selektif dan tepat dalam memberikan informasi kepada
konsumen MFC Palopo, tidak hanya mengandalkan konsumen yang datang secara
langsung kelapangan untuk mencari informasi tetapi MFC Palopo juga harus
memberikan informasi secara langsung kepada konsumen, misalnya dengan cara
memasang poster ditempat-tempat umum agar konsumen tahu informasi tentang
MFC Palopo, kerena berdasarkan jawaban responden informasi yang di berikan MFC
Palopo kepada konsumen masih kurang.
43

1. Persepsi tentang Kemantapan membeli


Tabel 13 frekuensi dan persentase tanggapan responden mengenai kemantapan
membeli
NO Pernyataan/pertanyaan JAWABAN Skor Ket.
STS TS CS S SS
1 Saya membeli iphone 0 0 13 7 10 3,09 Setuju
karena aplikasinya yang
lengkap
2 Saya membeli iphone 0 0 10 7 13 4,01 Setuju
karena sesuai dengan yang
saya inginkan
3 Saya membeli iphone untuk 0 0 8 10 11 3,96 Setuju
menunjang kehidupan
sehari-hari dalam
berkomunikasi
Jumlah 0 0 31 24 34 11,06
Rata-rata 3,68 Setuju
Sumber : Data diolah (2017)

Berdasarkan tabel 13 frekuensi dan persentase tanggapan responden mengenai


kemantapan membeli dapat disimpulkan bahwa responden atau konsumen dalam
melihat bahwa kemantapan membeli konsumen dikarenakan karena iphone sesuai
dengan yang konsumen inginkan, hal tersebut dapat dilihat pada tabel 13 dengan skor
tertinggi adalah 4,01 terdapat pada pernyataan nomor 2 (dua) dimana responden yang
menjawab sangat setuju (SS) sebanyak 13 responden dengan persentase 43%, setuju
(S) sebanyak 7 responden dengan persentase 24%, cukup setuju (CS) sebanyak 10
responden dengan persentase 33%, dan yang menjawab tidak setuju (TS) maupun
sangat tidak setuju (STS) sama-sama sebanyak 0 responden dengan persentase 0%.

2. Persepsi tentang Pertimbangan dalam membeli

Tabel 14 frekuensi dan persentase tanggapan responden mengenai pertimbangan


dalam membeli
NO Pernyataan/pertanyaan JAWABAN Skor Ket.
STS TS CS S SS
44

1 Konsumen mencari Setuju


informasi melalui konsumen
0 0 7 12 11 4,13
lain yang telah lebih dahulu
menggunakan produk.
2 Konsumen mencari 0 0 12 11 7 3,83 Setuju
perbandingan harga dan
kualitas dari masing-masing
produk
3 Saya membeli iphone Setuju
karena telah
0 0 10 10 10 4,00
membandingkan dengan
produk sejenis lainnya.
4 Merek merupakan hal yang 0 0 11 18 1 3,66 Setuju
paling berpengaruh terhadap
keputusan pembelian
Jumlah 0 0 40 51 29 15,62

Rata-rata 3.90 Setuju


Sumber : Data diolah (2017)

Berdasarkan tabel 14 frekuensi dan persentase tanggapan responden mengenai


pertimbangan dalam membeli dapat disimpulkan bahwa responden atau konsumen
mencari informasi melalui konsumen lain yang telah lebih dahulu menggunakan
produk iphone, hal tersebut dapat dilihat pada tabel 14 dengan skor tertinggi adalah
4,13 yang berada pada pernyataan nomor 1 (satu), dimana responden yang menjawab
sangat setuju (SS) sebanyak 11 responden dengan persentase 37%, setuju (S)
sebanyak 12 responden dengan persentase 40%, cukup setuju (CS) sebanyak 7
responden dengan persentase 23%, tidak setuju (TS) sebanyak 0 responden dengan
persentase 0% dan sangat tidak setuju sebanyak 0 responden dengan persentase 0%.
45

3. Persepsi tentang Kesesuaian atribut dengan keinginan dan kebutuhan


Berdasarkan tabel 15 frekuensi dan persentase tanggapan responden mengenai
kesesuaian atribut dengan keinginan dan kebutuhan dapat disimpulkan bahwa
responden atau konsumen membeli iphone karena dapat meningkatkan kepercayaan
diri saat menggunakan produk tersebut, hal tersebut dapat dilihat pada tabel 15
dengan skor tertinggi adalah 4,00 yang terdapat pada pernyataan nomor 1 (satu),
dengan tanggapan responden yang menjawab sangat setuju (SS) sebanyak 10 dengan
persentase 34%, setuju (S) sebanyak 10 dengan persentase 33%, cukup setuju (CS)
sebanyak 10 responden dengan persentase 33%, tidak setuju (TS) sebanyak 0 dengan
persentase 0%, sangat tidak setuju (STS) sebanyak 0 responden dengan persentase
0%.
Tabel 15 frekuensi dan persentase tanggapan responden mengenai evaluasi
Kesesuaian atribut dengan keinginan dan kebutuhan

NO Pernyataan/pertanyaan JAWABAN Skor Ket.


STS TS CS S SS
1 Saya membeli iphone 0 0 10 10 10 4,00 Setuju
karena dapat meningkatkan
kepercayaan diri saat
menggunakannya
2 Saya membeli iphone 0 0 8 14 8 4,00 Setuju
karena karena nyaman
digunakan dalam
berkomunikasi
3 Saya membeli iphone 0 5 0 17 8 3,93 Setuju
karena tampilannya yang
menarik
Jumlah 0 5 18 41 26 11,93
Rata-rata 3,97 Setuju

Sumber : Data diolah (2017)


46

3. Uji Validitas dan Reliabilitas


Berdasarkan hasil analisis uji validity dan reliability variabel penelitian
menggunakan SPSS versi 20 menunjukkan bahwa pengujian validitas dan
reliabilitas terhadap instrumen kuesioner dilakukan untuk menjamin bahwa
instrument penelitian yang digunakan tersebut akurat dan dapat dipercaya, serta
dapat diandalkan apabila digunakan sebagai alat dalam pengumpulan data, untuk
jelasnya kedua pengujian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk menguji sejauh mana ketepatan alat pengukur
dapat mengungkapkan konsep gejala atau kejadian yang diukur. Uji validitas
digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner
dikatakan valid jika pernyataan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan
sesuatu yang akan diuukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas dihitung dengan
membandingkan nilai r hitung (correlated item-total correlation) dengan nilai r
tabel, jika r hitung > dari r tabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan valid.
Berdasarkan hasil pengujian validitas variabel positioning (X) dan keputusan
konsumen (Y) dapat dilihat bahwa dari 30 daftar pertanyaan/pernyataan yang
disebar kepada responden, semua dinyatakan valid karena nilai r hitung
(correlated item-total correlation) lebih besar dari nilai r tabel yaitu 0,361.Hasil
validitas dapat dilihat pada lampiran.
b. Uji reliabilitas
Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau
handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil
dari waktu ke waktu. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan rumus alpha.
Dalam penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan melihat hasil
perhitungan nilai cronbach alpha (α). Suatu variabel dikatakan reiabel jika
memberikan nilai cronbach alpha (α) > 0,6 yaitu bila dilakukan penelitian ulang
47

dengan waktu dan variabel yang berbeda akan menghasilkan kesimpulan yang
sama. Tetapi sebaliknya bila alpha (α) < 0,6 maka dianggap kurang handal, artinya
bila variabel-variabel tersebut dilakukan penelitian ulang dengan waktu yang
berbeda akan menghasilkan kesimpulan yang berbeda. Adapun hasil olahan data
mengenai reliabilitas terlampir.
Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas variabel positioning (X) dan
keputusan konsumen (Y), dapat disimpulkan bahwa dari 30 item pernyataan yang
digunakan dalam penelitian ini menunjukan nilai Cronbach’s alpha sebesar .935
yaitu lebih besar dari 0,6. Berdasarkan ketentuan tersebut maka dalam penelitian
ini dikatakan reliabel.

4. Analisis regresi linier sederhana


Untuk menjawab hipotesis penelitian, digunakan metode analisis regresi
linier sederhana. Hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS
selengkapnya ada pada lampiran dan selanjutnya diringkas sebagai berikut:
a. Uji T
Uji T pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
penjelas atau bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel
terikat. Pengujian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel bebas
(Positioning) terhadap variabel terikat (keputusan konsumen) secara terpisah
atau parsial.
48

Tabel 18. Hasil Uji T

Coefficientsa

Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) 8,865 1,999 4,435 ,000


1
X ,386 ,025 ,947 15,586 ,000

a. Dependent Variable: Y

a. Dependent Variable: keputusan konsumen


Sumber : Data diolah (2017) melalui SPSS V. 20
Dari hasil pengujian dengan SPSS menunjukan bahwa positioning berpengaruh
terhadap keputusan konsumen umtuk membeli iphone di fakultas Ekonomi
Universitas Andi Djemma Palopo. Dimana dapat dilihat bahwa nilai signifikansi yang
diperoleh sebesar 0,000 lebih rendah dari 0,05
Berdasarkan tabel diatas dimana analisis ini untuk menganalisis pengaruh
positioning terhadap keputusan konsumen iphone di fakultas Ekonomi Universitas
Andi Djemma Palopo. Menggunakan rumus yang dikutip dari buku Sugiyono (2013)
yaitu:

Y = 8,865 + 0,386x

Persamaan analisis regresi dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Konstanta sebesar 15,033 artinya jika X (positioning) nilainya 0, maka keputusan


konsumen untuk membeli iphone 15,033
2) Koefisien regresi variabel positioning (X) sebesar 0,717 artinya jika positioning
perusahaan mengalami kenaikan 1 satuan , maka keputusan konsumen untuk
melakukan keputusan dalam pembelian (Y) akan mengalami peningkatan sebesar
49

15,75. Koefisien bernilai positif antara positioning perusahaan keputusan


konsumen dalam membeli, maka semakin tinggi positioning perusahaan maka
keputusan konsumen untuk melakukan keputusan dalam membeli akan semakin
tinggi.
b. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R2 yang
semakin mendekati 1, berarti variabel-variabel independen memberikan hampir
semua informasi yang dibutuhkn untuk memprediksi variabel dependen.

Tabel 19. Hasil Analisis Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summary

Model Summary
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the
Square Estimate

1 ,947a ,897 ,893 1,631

a. Predictors: (Constant), X

a. Predictors: (Constant), Positioning

Sumber : data diolah (2017)

Dari hasil analisis pengaruh Positioning terhadap keputusan konsumen dalam


memembeli Iphone di Fakultas Ekonomi Universitas Andi Djemma Palopo pada tabel
diatas, menunjukan bahwa nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,897 hal
ini dapat disimpulkan bahw variabel bebas (positioning) mempunyai kontribusi atau
berpengaruh terhadap variabel terikat (keputusan konsumen) sebesar 89,7%,
sedangkan sisanya sebesar 10,3% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti
dalam penelitian ini.
50

B. Pembahasan

Hasil pengujian secara umum terhadap variabel positioning menunjukan bahwa


mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap keputusan konsumen
dalam menyewa lapangan Mangga dua Futsal Center (MFC) Palopo, hal tersebut
sejalan dengan pendapat Kotler (2006:265) dalam Prihartini (2008:21) yang
menyatakan bahwa terdapat beberapa strategi positioning yang dapat dilakukan oleh
perusahaan dalam kegiatan pemasaran produk kepada pasar sasarannya dalam hal ini
adalah keputusan dari konsumen perusahaan tersebut diantaranya penentuan posisi
menurut atribut, manfaat, penerapan/penggunaan, pemakai, pesaing, kategori produk
dan penentuan harga. Penelitian ini juga selaras dengan penelitian-penelitian
terdahulu yang telah dilakukan, salah satunya adalah penelitian yang telah dilakukan
oleh Prihartini (2008) dengan judul penelitian Pengaruh positioning terhadap
keputusan pembelian konsumen pada handphone Nokia. Hasil penelitian menunjukan
bahwa mayoritas responden menjawab setuju yang berarti konsumen menilai product
positioning handphone Nokia telah dilaksanakan dengan baik, dan mengenai
keputusan pembelian konsumen memberikan tanggapan positif dengan melakukan
pembelian terhadap handphone Nokia secara rasional.

Dari hasil pengujian dengan SPSS menunjukan bahwa positioning berpengaruh


signifikan terhadap keputusan konsumen dalam menyewa lapangan mangga dua
futsal center Palopo. Dimana dapat dilihat pada Uji T bahwa nilai signifikansi yang
diperoleh sebesar 0,000 lebih rendah dari 0,05. Dari hasil analisis pengaruh
Positioning terhadap keputusan konsumen dalam menyewa lapangan Mangga dua
futsal center (MFC) Palopo pada tabel uji Koefisien Determinasi (R2), menunjukan
bahwa nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,852 hal ini dapat disimpulkan
bahw variabel bebas (positioning) mempunyai kontribusi atau berpengaruh terhadap
variabel terikat (keputusan konsumen) sebesar 85,2%, sedangkan sisanya sebesar
14,8% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
51

Berdasarkan kesimpulan rata-rata tanggapan konsumen terhadap indikator dari


positioning dapat dinyatakan bahwa indikator dengan skor rata-rata tertinggi
berdasarkan jawaban responden adalah penentuan posisi menurut atribut dengan rata-
rata skor 4,00. Hal tersebut menunjukan bahwa atribut memiliki pengaruh yang kuat
dalam hal mempengaruhi pikiran konsumen dalam menentukan pilihannya termasuk
dalam hal penentuan tempat menyewa lapangan futsal, dengan positioning atribut
yang tepat dalam artian perusahaan mampu menempatkan atribut berupa logo-logo
yang menarik pada lapangan secara otomatis akan memberi daya tarik tersendiri bagi
konsumen yang datang untuk terus datang ke lapangan MFC Palopo dan hal tersebut
sudah dilakukan oleh MFC Palopo terbukti dengan adanya atribut berupa logo-logo
club bola dunia pada dinding lapangan yang tentunnya memberi nilai dan kesan
tersendiri dimata konsumen terhadap lapangan mangga dua futsal center (MFC)
Palopo, tentunya hal tersebut telah sesuai dengan harapan/keinginan konsumen yang
datang untuk bermain futsal. Sedangkan indikator dari positioning dengan rata-rata
skor terendah yaitu penentuan posisi menurut pesaing dengan skor 3,78. Pesaing
merupakan hal yang sangat lazim ditemukan dalam dunia bisnis/usaha apapun
termasuk dalam hal penyewaan lapangan, dengan adanya pesaing, suatu usaha harus
mampu tetap eksis dengan bersaing secara sehat melalui inovasi dan kreatifitas yang
ditunjukan setiap usaha. Dari jawaban responden terhadap positioning pesaing, MFC
Palopo belum begitu memiliki cara khusus yang dilakukan agar tampil beda dengan
para pesaingnya, sehingga diperlukan strategi khusus serta inovasi-inovasi baru yang
dilakukan.

Kesimpulan rata-rata tanggapan konsumen terhadap indikator dari keputusan


konsumen dapat pula dikatakan bahwa indikator dengan skor rata-rata tertinggi
berdasarkan jawaban responden MFC Palopo adalah keputusan membeli dengan rata-
rata skor 4,06 dan mendapat kreteria baik. Hal tersebut menunjukan bahwa
keputusan membeli merupakan titik puncak dari keputususan konsumen dalam
menentukan pilihan produk yang akan dipilih, dari jawaban responden tentang
keputusan konsumen yang memiliki skor rata-rata tertinggi, responden memandang
52

MFC Palopo adalah pilihan yang tepat untuk bermain futsal. Sedangkan indikator
dari keputusan konsumen dengan rata-rata skor terendah yaitu pencarian informasi
dengan rata-rata skor 3,83, dalam hal pencarian informasi, MFC Palopo harus lebih
selektif dan tepat dalam memberikan informasi kepada konsumen MFC Palopo, tidak
hanya mengandalkan konsumen yang datang secara langsung kelapangan untuk
mencari informasi tetapi MFC Palopo juga harus memberikan informasi secara
langsung kepada konsumen, misalnya dengan cara memasang poster ditempat-tempat
umum agar konsumen tahu informasi tentang MFC Palopo, kerena berdasarkan
jawaban responden informasi yang di berikan MFC Palopo kepada konsumen masih
kurang.

Pada dasarnya setiap lapangan futsal yang ada di kota Palopo mempunyai
suatu program atau strategi khusus yang digunakan untuk menarik minat pelanggan
agar menyewa lapangan futsal. Salah satunya Lapangan Mangga dua Futsal Center
(MFC) Palopo dimana MFC ini dalam membangun hubungan yang baik dengan
konsumen selalu memberikan pelayanan yang baik serta melakukan positioning yang
tepat dalam hal penepatan atribut dalam hal ini logo-logo yang dipasang dilapangan
adalah logo-logo club sepak bola terkenal dunia seperti Real Madrid, Barcelona,
Manchester united, Liverpool, Chelsea, AC Milan, Juventus dan lain-lain yang pada
dasarnya club-club tersebut memiliki basis penggemar yang sangat banyak sehingga
konsumen akan dengan sendirinya untuk datang menyewa lapangan MFC Palopo.
Meskipun demikian MFC Palopo harus tetap menjaga popularitas dari Lapangan ini
agar tetap terjaga dibenak konsumen ditengah-tengah persaingan saat ini. Selain
melakukan positioning yang tepat dalam hal penepatan atribut, penepatan harga juga
menjadi hal yang sangat vital dalam perusahan, bahkan harga juga akan berperan
penting terhadap konsumen,hal tersebut dapat dilihat dari tanggapan responden
tentang penetapan harga sewa lapangan pada hari-hari libur yang lebih tinggi yang
pada akhirnya membuat konsumen berubah fikiran untuk menyewa lapangan MFC
Palopo.
53

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa


variabel Positioning yang terdiri dari 7 indikator yaitu atribut, manfaat,
penerapan/penggunaan, pemakai, pesaing, kategori produk dan harga berpengaruh
secara positif dan signifikan terhadap keputusan konsumen dalam menyewa lapangan
Mangga dua futsal center (MFC) Palopo. Dimana berdasarkan jawaban responden
terhadap indikator-indikator tersebut menghasilkan penempatan berdasarkan atribut
dengan skor rata-rata tertinggi dengan skor 4,00 yang berarti penempatan berdasarkan
atribut memiliki pengaruh yang lebih besar daripada indikator-indikator lainnya, serta
indikator dengan rata-rata skor terendah yaitu penempatan berdasarkan pesaing
dengan skor 3,78. Dengan melihat ketatnya persaingan dalam bisnis penyewaan
lapangan futsal di kota Palopo maka salah satu upaya yang dilakukan oleh usaha
penyewaan lapangan futsal adalah dengan memperhatikan positioning agar lapangan
MFC Palopo dapat melekat dibenak konsumen, dengan begitu ketika masyarakat kota
54

Palopo Khususnya jika ingin bermain futsal langsung terlintas dibenak masyarakat
untuk bermain di lapangan MFC palopo, sehingga dengan demikian akan mendukung
adanya peningkatan penyewaan Lapangan mangga dua futsal Center (MFC) Palopo.

B. Saran

Berdasarkan hasil dan kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini, maka
diajukan saran-saran sebagai pelengkap terhadap hasil penelitian yang dapat
diberikan sebagai berikut :

1. Mangga dua futsal Center (MFC) Palopo harus mampu melakukan


penempatan/positioning yang baik dengan memperbaiki dan mempertahankan
atribut dalam hal ini logo yang dipasang pada lapangan seperti memasang logo-
logo club terkenal dunia dan club yang memiliki basis pendukung yang banyak
dengan begitu konsumen akan lebih tertarik untuk dating dan bahkan MFC
Palopo akan selalu dibenak konsumen
2. Mangga dua futsal center (MFC) Palopo harus meningkatkan kreatifitas dan
inovasi dalam menghadapi persaingan yang meningkat setiap tahunnya dalam
bisnis penyewaan lapangan Futsal, hal yang bisa dilakukan MFC Palopo adalah
dengan lebih sering mengadakan turnamen-turnamen futsal yang melibatkan
club-club futsal dikota Palopo, sehingga MFC Palopo dapat bersaing dengan
pesaing lainnya dalam hal menarik konsumen dan bahkan menarik sponsor untuk
datang.
3. Mangga dua futsal center (MFC) Palopo harus mempertahankan keputusan
membeli konsumen dengan menjaga agar MFC Palopo tetap menarik dimata
konsumen dengan mempertahankan ketika konsumen bermain futsal ada music-
musik semangat yang diputar serta menjaga kebersihan lapangan karena
konsumen memandang MFC Palopo adalah pilihan yang tepat untuk bermain
futsal.
55

4. Mangga dua futsal center (MFC) Palopo juga harus meningkat pemenuhan
konsumen dalam pencarian informasi, MFC Palopo jangan hanya mengandalkan
konsumen yang datang langsung kelapangan tetapi harus aktif dalam penyebaran
informasi misalnya dengan menempel poster ditempat-tempat umum dengan
menggambarkan sarana, fasilitas dan kelebihan-kelebihan yang dimiliki MFC
Palopo agar konsumen datang lebih banyak untuk menyewa lapangan.
5. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti dengan indikator-indikator
lain diluar indikator yang telah diteliti ini agar memperoleh hasil yang lebih
bervariatif yang dapat berpengaruh terhadap keputusan konsumen.

Anda mungkin juga menyukai