Keb
Disusun Oleh :
1. Masita Lestaluhu
2. Putry S. witak
3. Ruth Sahanaya
4. Susanti Rumakur
5. Oktiany Salkery
6. Adelci Watimena
7. Sarma Hatapayo
8. Kurnia Rumbaroa
9. Lili Heluth
10. Rositna Kapitanhitu
2017
i
KATA PENGANTAR
Bissmillahirrahmanirrahim.. . .
Assalammu’alaykum Wr. Wb.
Syukur alhamdulillah saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan hidayah
dan inayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam tetap
terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW beserta anggota keluarga
dan para sahabatnya yang mengikuti hingga ajal menjemputnya. Makalah ini disusun untuk
membantu mahasiswa dalam pembelajaran Asuhan kebidanan neonatus bayi dan balita
“Asuhan Neonatus dengan Cacat Bawaan dan Penatalaksanaannya (labioskizis dan
labiopalatoskizis,atresia eshopagus,atresia rekti dan anus). ’’
Penyusun menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
banyak kekurangan. Hal ini disebabkan karena keterbatasan pengetahuan yang dimiliki oleh
saya selaku penulis.Oleh karena itu kami mohon maaf atas kekurangan yang ada dan
mengharapkan kritik dan saran yang akan selalu diterima dengan hati terbuka untuk bahan
masukkan pada perbaikan makalah yang akan datang.
Sebagai akhir kata, saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca pada umumnya terutama mahasiswa D-3 Kebidanan khususnya dan dapat
menambah pengetahuan .
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Kelainan bawaan ( kelainan kongenital ) adalah suatu kelainan pada struktur, fungsi
maupun metabolism tubuh yang ditemukan pada bayi ketika dilahirkan. Sekitar 3 – 4 %
bayi baru lahir memiliki kelainan bawaan yang berat. Beberapa kelainan baru ditemukan
pada saat anak mulai tumbuh, yaitu sekitar 7,5 % terdiagnosis ketika anak berusia 5
tahun, tetapi bersifat ringan.
Kelainan bawaan yang cukup berat merupakan penyebab utama kematian bayi dalam
bulan-bulan pertama kehidupannya, hal ini seakan-akan merupakan suatu seleksi alam
terhadap kelangsungan hidup bayi yang dilahirkan. Maka Berdasarkan hal-hal diatas
pada makalah ini akan dibahas tentang neonatus dengan kelainan bawaan yang meliputi
labioskizis dan labiopalatoskizis,atresia eshopagus,atresia rekti dan anus.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Kelainan kongenital merupakan kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi yang timbul
sejak kehidupan hasil konsepsi sel telur. Kelainan bawaan dapat dikenali sebelum
kelahiran, pada saat kelahiran atau beberapa tahun kemudian setelah kelahiran. Kelainan
kongenital dapat merupakan sebab penting terjadinya abortus, lahir mati atau kematian
segera setelah lahir. Kematian bayi dalam bulan-bulan pertama kehidupannya sering
diakibatkan oleh kelainan kongenital yang cukup berat, hal ini seakan-akan merupakan
suatu seleksi alam terhadap kelangsungan hidup bayi yang dilahirkan.
Bayi yang dilahirkan dengan kelainan kongenital besar, umumnya akan dilahirkan
sebagai bayi berat lahir rendah bahkan sering pula sebagai bayi kecil untuk masa
kehamilannya. Bayi berat lahir rendah dengan kelainan kongenital berat, kira-kira 20%
meninggal dalam minggu pertama kehidupannya. Disamping pemeriksaan fisik,
radiologi dan laboratorium untuk menegakkan diagnosa kelainan kongenital setelah bayi
lahir dikenal pula adanya diagnosis pre/- ante natal kelainan kongenital dengan beberapa
cara pemeriksaan tertentu misalnya pemeriksaan ultrasonografi, pemeriksaan air ketuban
dan darah janin.
5
Sedangkan labiopalatoskizis adalah suatu saluran abnormal yang melewati langit-
langit mulut dan menuju ke saluran udara di hidung. Selain tidak enak
dipandang,kelainan ini juga menyebabkan anak mengalami kesulitan ketika
makan,gangguan perkembangan bicara, dan infeksi telinga.
Etiologi
Semua janin punya celah di bibir dan langit-langit selama awal kehamilan.Dalam
perkembangan janin normal, lubang ini menutup selama kehamilan.Umumnya penyebab
kelainan kongenital tidak diketahui dengan jelas.Beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi terjadinya bibir sumbing antara lain :
1. Faktor genetik atau keturunan : dimana material genetik dalam khromosom yang
mempengaruhi. Dapat terjadi karena adanya mutasi gen ataupun kelainan khromosom.
2. Kurang nutrisi contohnya defisiensi Zn dan B6, vitamin C dan asam folat.
3. Infeksi pada ibu yang dapat mempengaruhi janin contohnya seperti infelsi rubella dan
sifillis, toksoplasmosis dan klamidia.
4. Pengaruh obat teratogenik, termasuk jamu dan kontrasepsi hormonal, akibat toksisitas
selama kehamilan, misalnya kecanduan alkohol.
6
Masalah yang mungkin terjadi
1. Sulit makan atau minum
2. Aspirasi
Komplikasi
1. Kesulitan makan (kurang gizi)
Dialami pada penderita bibir sumbing dan jika diikuti dengan celah palatum
memerlukan penanganan khusus seperti dot khusus, posisi makan yang benar dan juga
kesabaran memberi makan pada bayi dengan bibir sumbing.
2. Infeksi telinga
Dikarenakan tidak berfungsi dengan bai saluran yang menghubungkan telinga tengah
dengan kerongkongan dan jika tidak segera diatasi maka akan kehilangan pendengaran
3. Kesulitan berbicara
Otot – otot untuk berbicara mengalami penurunan fungsi karena adanya celah.Hal ini
dapat mengganggu pola berbicara bahkan dapat menghambatnya.
4. Masalah gigi
Pada celah bibir, gigi tumbuh tidak normal atau bahkan tidak tumbuh sehingga perlu
perawatan dan penanganan khusus.
PENATALAKSANAAN
7
6. Merujuk bayi untuk penanganan lebih lanjut :
a. Kolaborasi dengan ahli bedah orthodontis, dokter anak, dokter THT serta ahli
wicara.Tergantung dari berat ringannya kelainan, maka tindakan bedah dilakukan
secara bertahap.
b. Penutupan Labioskizis biasanya dilakukan pada umur 3 bulan,sedangkan
palatoskizis biasanya ditutup pada umur 9 – 12 bulan menjelang anak belajar
bicara.
7. Penanganan untuk bibir sumbing adalah dengan cara operasi. Operasi ini dilakukan,
dengan berat badan yang meningkat, dan bebas dari infeksi oral pada saluran napas
dan sistematik. Dalam beberapa buku dikatakan juga untuk melakukan operasi bibir
sumbing dilakukan hukum Sepuluh (rules of Ten) yaitu, Berat badan bayi minimal 10
pon, kadar Hb 10 g%, dan usianya minimal 10 minggu dan kadar leukosit minimal
10.000/ui.
B. Atresia esofagus
GEJALA
1. Adanya gelombang perut (bubble stomach) pada USG kehamilan 18 minggu serta
kejadian polohidramnion.
5. Sukar memberi minum dan cenderung terjadinya aspirasi pneumoni (2-3 hari setelah
pemberian).
8
6. Pneuminitis akibat refleks cairan lambung melalui kantong bagian bawah.
8. Bila dimassukkan kateter melalui mulut, kateter akan terbentur pada ujung
oesophagus dan melingkar-lingkar.
PENATALAKSANAAN
Atresia anus adalah suatu keadaan dimana lubang anus tidak terbentuk. Pada bayi
yang mengalami atresia rekti dan anus terjadi muntah-muntah padaa umur 24-48 jam,
serta lahir tidak ada defekasi mekonium.
Gambar :
( Atresia Atresia rekkti dan anus)
9
PENYEBAB
KLASIFIKASI
1. Atresia anus letak tinggi, yaitu rektum berakhir diatas mukulus levator ani
(mukulus pubokoksigeus)
2. Atresia anus letak intermediet, yaitu rektum berakhir mukulus levator ani
3. Atresia letak rendah, yaitu rektum berakhir dibawah mukulus levator ani
GEJALA KLINIS
3. Perut mengembung
PENATALAKSANAAN
Tidak ada bayangan udara dalam rongga pelvis pada bayi baru lahir
10
3. Pembedahan yaitu eksisi membran anal, fisula yaitu dengan kolostomi sementara
dan setelah umur 3 bulan dilakukan koreksi sekaligus, dengan mempersiapkan
operasi dan penjelasan kepada orang tua mengenai kelainan anaknya serta tindakan
yang akan dilakukan. Sebelum pembedahan bayi dipasangi infus, sering diisap
cairan lambungnya, dilakukan observasi tanda-tanda vital.
11
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Kelainan bawaan merupakan kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi yang timbul
sejak kehidupan hasil konsepsi sel telur. Kelainan bawaan dapat dikenali sebelum
kelahiran, pada saat kelahiran atau beberapa tahun kemudian setelah kelahiran.
2. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kelainan bawaan pada neonatus yaitu
kelainan genetik dan kromosom, faktor genetik, faktor infeksi, faktor obat, faktor
umur ibu, faktor hormonal, faktor radiasi, faktor gizi, dan faktor-faktor lainnya.
3. Kelainan bawaan yang biasanya terjadi pada neonatus yaitu labioskizis dan
labiopalatoskizis,atresia eshopagus,atresia rekti dan anus.
4. Kelainan bawaan berat dapat berupa kelainan bawaan yang memerlukan tindakan
bedah, kelainan kongenital bersifat medik, dan kelainan kongenital yang memerlukan
koreksi kosmetik.
Setiap ditemukannya kelainan bawaan pada bayi baru lahir, hal ini harus dibicarakan
dengan orang tuanya tentang jenis kemungkinan faktor penyebab, langkah-langkah
penanganan dan prognosisnya. Kelainan bawaan tidak dapat dicegah, melainkan resiko
terjadinya dapat dikurangi dengan tidak mengkonsumsi alcohol, menghindari rokok ,
obat terlarang, makan makanan yang bergizi, olahraga teratur, menjalani vaksinasi,
melakukan pemeriksaan prenatal dengan rutin, dan menghindari zat-zat berbahaya
lainnya.
3.2 Saran
Dari makalah diatas kami berharap, makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan
dampak positif bagi para pembaca. Semoga setelah daalam membaca makalah
ini,pembaca dapat lebih banyak mengetahui tentang “Asuhan Neonatus dengan Cacat
Bawaan dan Penatalaksanaannya ( labioskizis dan labiopalatoskizis,atresia
eshopagus,atresia rekti dan anus ). ’’
12
DAFTAR PUSTAKA
Maryam, Andi & Yuniarti. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Neonatus, Bayi,
dan Balita. Makassar: Universitas Indonesia Timur.
13