Kelompok 3
1. Belstiana S. Belder
2. Masita Lestaluhu
3. Norry. Ch. Kaitjilly
KALA III PERSALINAN
PENYEBAB
DEFENISI
Pertus lama
Anastesi yang
Multipara
dalam
GEJALA ATONIA UTERI
Rasa nyeri
Nyeri punggung
CIRI IBU YANG BERESIKO
MENGALAMI ATONIA UTERI
MEMILIKI
TERLALU
BANYAK
CAIRAN
KETUBAN
MELAHIRKAN BERUSIA LEBIH (POLYHIDRAMNI
BAYI KEMBAR DARI 35 TAHUN ON)
1. Pakai sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi atau steril, 5. Evaluasi keberhasilan :
dengan lembut masukkan secara obstetrik (menyatukan Jika uterus bekontraksi dan pendarahan berkurang, terus
kelima ujung jari) melalui introitus dan ke dalam vagina melakukan KBI selama dua menit, kemudian perlahan-lahan
keluarkan tangan dan pantau ibu secara melekat selama kala empat.
ibu. Jika uterus berkontraksi tetapi pendarahan masih
2. Periksa vagina dan serviks. Jika ada selaput ketuban berlangsung, periksa ulang perineum, vagina dan serviks apakah
atau bekuan darah pada kavum uteri mungkin hal ini terjadi laserasi. Jika demikian, segera lakukan penjahitan untuk
menyebabkan uterus tak dapat berkontraksi secara menghentikan pendarahan. Jika uterus tidak berkontraksi selama 5
penuh. menit, ajarkan keluarga untuk melakukan kompresi bimanual
3. Kepalkan tangan dalam dan tempatkan pada forniks eksternal (KBE) kemudian lakukan langkah-langkah penatalaksanaan
anterior, tekan dinding anterior uterus, ke arah tangan atonia uteri selanjutnya. Minta keluarga untuk mulai menyiapkan
rujukan.
luar yang menahan dan mendorong dinding posterior
uterus kea rah depan sehingga uterus ditekan dari arah 6. Berikan 0,2 mg ergometrin IM atau misoprostol 600-1000 mcg per
depan ke belakang. rectal. Jangan berikan ergometrin kepada ibu dengan hipertensi
4. Tekan kuat uterus di antara kedua tangan. Kompresi karena ergometrin dapat menaikkan tekanan darah.
uterus ini memberikan tekanan langsung pada pembuluh
darah yang terbuka (bekas implantasi 7. Gunakan jarum berdiameter besar (ukuran 16 atau 18), pasang
plasenta) di dinding uterus dan juga infus dan berikan 500cc larutan Ringer Laktat yang mengandung 20
unit oksitosin.a
merangsang miometrium untuk berkontraksi.
LANJUTAN
DEFENISI
SEBAB FUNGSIONAL
His yang
Apabila plasenta belum lahir setangah jam setelah kurang
kuat
janin lahir(Winkjosastro, 2010 ) (sebab
utama)
Tempat
Lingkaran melekatny
Belum lepasnya plasenta dengan melebihi waktu setengah jam. kontriksi a yang
pada bagian kurang
Keadaan ini dapat diikuti perdarahan yang banyak, artinya bawah perut menguntu
hanya sebagian plasenta yang telah lepas sehingga ngkan
memerlukan tindakan plasenta manual dengan segera. Bila
retensio plasenta tidak diikuti perdarahan maka perlu Ukuran
diperhatikan ada kemungkinan terjadi plasenta adhesive, plasenta
plasenta akreta, plasenta inkreta, plasenta perkreta. (Manuaba terlalu
kecil
(2006:176)
Sebab patologi anatomik
(perlekatan plasenta yang
abnormal)
Plasenta
adhesiva
Plasenta Plasenta
perkreta inkreta
Plasenta
akreta
TANDA DAN GEJALA
RETENSIO PLASENTA
a. Sewaktu suatu bagian dari plasenta (satu atau lebih lobus) tertinggal, maka uterus tidak dapat berkontraksi
secara efektif dan keadaan ini dapat menimbulkan perdarahan. Tetapi mungkin saja pada beberapa keadaan tidak
ada perdarahan dengan sisa plasenta. Tertinggalnya sebagian plasenta (rest plasenta)
e. Pernafasan cepat
• Segera setelah bayi lahir, cek bayi kedua. Setelah dipastikan tidak ada bayi kedua, suntikkan oksitosin
1 10 IU secara Intra Muskular di 1/3 paha atas lateral
• Lakukan Peregangan Tali Pusat Terkendali (PTT). 15 menit setelah bayi lahir, plasenta belum lahir juga,
suntikkan kembali oksitosin dosis kedua 10 IU secara I.M di 1/3 paha atas lateral sebelah lainnya
2
• Kembali lakukan PTT ulang ketika ada his. 15 menit plasenta belum lahir juga, periksa perdarahan. Jika
terdapat perdarahan aktif diagnosa kasus tersebut adalahretensio plasenta. Jika tidak terdapat
3 perdarahan aktif, maka diagnosa kasus tersebut adalah akreta plasenta
• Pasang infus RL 500cc + oksitosin 10 IU drip, 40 TPM. Berikan propenit supp untuk meredakan nyeri.
Gunakan sarung tangan ginekologi (sarung tangan panjang)
4
• Regangkan tali pusat dengan tangan kiri, tangan kanan meyusuri tali pusat secara obstetrik masuk
kedalam vagina. Setelah tangan kanan sampai di serviks, minta asisten untuk memegang tali pusat, dan
5 tangan kiri penolong berada di fundus
LANJUTAN
• Tangan kanan terus menyusuri tali pusat hingga bertemu dengan pangkal tali pusat (insersi tali pusat).
Buka tangan seperti orang bersalaman dengan ibu jari menempel jari telunjuk
6
• Carilah bagian plasenta yang sudah terlepas. Lepaskan plasenta dengan cara menyisir mulai dari
bagian plasenta yang terlepas dengan sisi ulna (sisi kelingking). Setelah semua plasenta terlepas, bawa
7 plasenta sedikit kedepan
• Tangan kanan kembali kebelakang untuk mengeksplorasi ulang apakah plasenta sudah terlepas
semua. Jika teraba licin, berarti plasenta sudah terlepas semua
8
• Keluarkan plasenta dengan tangan kanan. Tangan kiri pindah diatas supra simpisis untuk menahan
agar tidak terjadi inversio uteri
9
• Setelah plasenta keluar dari uterus, tangan kiri mendorong uterus di atas simpisis kearah dorso kranial
untuk mengembalikan posisi uterus ke tempat semula. Setelah plasenta keluar, segera lakukan masase
10 15 kali searah jarum jam
EMBOLI AIR KETUBAN
DEFENISI
Adanya Adanya
Plasenta Air ketuban Robeknya riwayat alergi Ibu dengan infeksi pada
akreta yang banyak rahim atau atopi riwayat DM selaput
pada ibu ketuban
Pada saat persalinan, selaput ketuban pecah dan pembuluh darah ibu (terutama vena) terbuka.
Akibat tekanan tinggi karena rasa mulas yang luar biasa, air ketuban beserta komponennya
berkemungkinan masuk ke dalam sirkulasi darah. Selanjutnya air ketuban dapat menyumbat
pembuluh darah di paru-paru ibu. Jika sumbatan di paru meluas, lama kelamaan bisa
menyumbat aliran darah jantung. Akibatnya timbul gangguan pada jantung dan paru-paru
Gangguan
pernapasan
Cyanosis atau
Koma
kebiruan
Gangguan aliran
Perdarahan
darah, atau syok
PENANGANAN EMBOLI AIR
KETUBAN
MACAM- MACAM
DEFENISI PERLUKAAN JALAN LAHIR
Robekan perineum terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya.
Robekan perineum umumnya terjadi di garis tengan dan bisa menjadi luas apabila kepala janin lahir terlalu cepat,
sudut arkus pubis lebih kecil daripada biasa, kepala janin melewati pintu panggul bawah dengan ukuran yang lebih
besar daripada sirkumferensia suboksipito bregmatika
Persalinan tidak
dipimpin
Distosia bahu
sebagaimana
mestinya
Persalinan Selalu mengakibatkan robekan serviks sehingga servik seorang multipara berbeda
dari yang belum pernah melahirkan pervaginam. Robekan servik yang luas menimbulkan
perdarahan dan dapat menjalar ke segmen bawah uterus. Apabila terjadi perdarahan
yang tidak berhenti, meskipun plasenta sudah lahir lengkap dan uterus sudah berkontraksi
dengan baik, perlu dipikirkan perlukaan jalan lahir, khususnya robekan servik uteri
Pendarahan
segera
Pucat
Darah segar
yang mengalir
Plasenta baik
segera setelah
bayi lahir
Menggigil Lemah
Uterus
kontraksi baik
INFERSIO UTERI
GEJALA
DEFENISI
DEFENISI
Atonia uteri
Perdarahan harus minimal jika uterus wanita berkontraksi dengan baik setelah pelahiran plasenta. Jika ada aliran menetap atau
pencaran kecil darah dari vagina, maka bidan harus mengambil langkah berikut :
a) Periksa konstensi uterus yang merupakan langkah pertama yang berhubungan dengan atonia uterus
b) Jika uterus bersifat atonik, massase untuk menstimulasi kontraksi sehingga mengurangi perdarahan
c) Jika perdarahan tidak terkendali minta staf perawat melakukan panggilan ke dokter
d) Jika rest plasenta atau kotiledon hilang lakukan eksplorasi uterus, uterus harus benar-benar kosong agar dapat
berkontraksi secara efektif.
e) Jika uterus kosong dan berkontraksi dengan baik tetapi perdarahan berlanjut periksa pasien untuk mendeteksi laserasi
serviks, vagina dan perineum, karena mungkin ini merupakan penyebab perdarahan (ikat sumber perdarahan dan jahit
semua laserasi).
f) Jika terjadi syok (penurunan tekanan darah, peningkatan denyut nadi, pernafasan cepat dan dangkal, kulit dingin lembab)
tempatkan pasien dalam posisi trendelemburg, selimuti dengan selimut hangat, beri oksigen dan programkan darah ke
ruangan.
g) Pada kasus ekstreem dan sangat jarang ketika perdarahan semakin berat, nyawa pasien berada dalam bahaya dan dokter
belum datang, lakukan kompresi aorta dapat dilakukan pada pasien yang relatif kurus (kompresi aorta perabdomen
terhadap tulang belakang).
SYOK OBSTETRI
DEFENISI