PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ca hepar atau Kanker hati merupakan jenis kanker yang sering ditemukan di
Indonesia. Kanker hati terjadi apabila sel kanker berkembang pada jaringan
hati. Adanya gejala yang ditimbulkan dari penyakit ini, di antaranya
kekurangan berat badan tanpa adanya alasan yang diketahui dan tanpa berusaha
untuk mengurangi berat badan, kehilangan selera makan secara berkelanjutan,
merasa kenyang setelah makan dalam porsi sedikit, pembengkakan di bagian
kanan perut yang berada tepat di bawah tulang rusuk, warna kulit dan mata
yang kuning kehijauan, keletihan yang tidak biasanya dan mual.
Penyakit ini adalah penyakit yang tidak mengenal umur. Selain itu, masalah
penyakit kanker hati ini sangat erat kaitannya dengan penyakit hepatitis B dan
hepatitisC. Meningkatnya penderita kanker hati setiap tahunnya ini disebabkan
tingginya kasushepatitis B dan C kronis di Indonesia. Dua penyakit ini
penyebab terjadinya kanker hati. Selain itu penyakit ini sulit terdeteksi. Kanker
hati (karsinoma hepatoseluler) disebabkan adanya infeksi hepatitis Bkronis
apabila terjadi dalam jangka waktu lama. Hepatitis B adalah penyakit yang
disebabkan virus hepatitis B (VHB) yang menyerang hati. Selain itu hepatitis B
dalam jangka waktu lama juga bisa menyebabkan pengerasan hati (sirosis),
bahkan dapat menyebabkan kematian.
1
seluruh dunia, dan 350 juta orang berlanjut menjadi pasien dengan infeksi
hepatiatis B kronik. Di Indonesia sendiri diperkirakan angka kejadian infeksi
hepatitis B kronik mencapai 5-10 persen dari total jumlah penduduk.
B. Tujuan Penulisan
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
2
BAB II
TINJAUAN TORITIS
A. Defenisi
Kanker hati adalah penyakit kronis pada hepar dengan inflamasi dan fibrosis
hepar yang mengakibatkan distorsi struktur hepar dan hilangnya sebagian besar
fungsi hepar. ( Gips & Willson :1989 )
Kanker hati adalah penyakit gangguan pada hati yang disebabkan karna
hepatis kronik dalam jangka panjang yang menyebabkan gangguan pada
fungsi hati. ( Ghofar , Abdul : 2009 )
Kanker hati berasal dari satu sel yang mengalami perubahan mekanisme
kontrol dalam sel yang mengakibatkan pembelahan sel yang tidak terkontrol.
Sel abnormal tersebut akan membentuk jutaan kopi, yang disebut klon.
Mereka tidak dapat melakukan fungsi normal sel hati dan sel terus menerus
memperbanyak diri. Sel-sel tidak normal ini akan membentuk tumor
(Anonim,2004).
3
terutamaTaiwan ,hepatoma menduduki tempat tertinggi dari tomur-tomur
ganas lainnya
B. Etiologi
Penyebab kanker hepar secara umum adalah infeksi virus hepatitis B dan
C, cemaran aflatoksin B1, sirosis hati, infeksi parasit, alkohol serta faktor
keturunan. (Fong, 2002). Infeksi virus hepatitis B dan C merupakan penyebab
kanker hepar yang utama didunia, terutama pasien dengan antigenemia dan
juga mempunyai penyakit kronik hepatitis. Pasien laki-laki dengan umur lebih
dari 50 tahun yang menderita penyakit hepatitis B dan C mempunyai
kemungkinan besar terkena kanker hepar. (Tsukuma dkk., 1993; Mor dkk.,
1998).
Orang yang didiagnosis menderita kanker hati berusia diatas enam puluh
tahun. Dari sebuah survei di Kanada,setiap tahun sekitar 1800 orang
didiagnosis menderita kanker hati, dan separuh lebih adalah lelaki.
Faktor – faktor yang dapat merusak hati dan penyebab kanker hati :
4
makanan yang di goreng bila kita dalam kondisi penas, kecuali dalam
kondisi tubuh yang fit.
8. Mengkonsumsi makanan mentah ( sangat matang ) juga menambah beban
hati. Sayur yang digoreng harus dimakan habis saat itu juga, jangan
disimpan.
9. Alkohol
10. Keturunan
11. Hepatis B, C
C. Patofisiologi
Kanker hati terjadi akibat kerusakan pada sel – sel parenkim hati yang biasa
secara langsung disebabkan oleh primer penyakit hati atau secara tidak
langsung oleh obstruksi aliran empedu atau gangguan sirkulasi hepatik yang
menyebabkan disfungsi hati. Sel parenkim hati akan bereaksi tehadap unsur –
unsur yang paling toksik melalui penggantian glikogen dengan lipid sehingga
terjadi infiltrasi lemak dengan atau tanpa nekrosis atau kematian sel. Keadaan
ini sering disertai dengan infiltrasi sel radang dan pertumbuhan jaringan
fibrosis. Regenerasi sel dapat terjadi jika proses perjalanan penyakit tidak
terlampau toksik bagi sel –sel hati. Sehingga terjadi pengecilan dan fibrosis
selanjutnya akan menjadi kanker hati.
D. Manifestasi Klinik
5
9. Nyeri pada punggung
10. bahu, Urin yang berwarna gelap,
11. Terjadi pendarahan di bagian dalam tubuh.
E. Klasifikasi
a) Kanker hati sekunder dapat muncul dari kanker hati primer pada organ-
organ lain. Tetapi, pada umumnya bersumber dari perut, pankreas, kolon,
dan rektum.
F. Pemeriksaan
1. Laboratorium:
a) Darah Lengkap : Hb/Ht dan sel darah merah (SDM) mungkin menurun
karena perdarahan kerusakan SDM dan anemia terlihat dengan
hipersplenisme dan defisit besi leukopenia mungkin ada sebagai akibat
hipersplenisme.
6
b) Bilirubin serum : meningkat karena gangguan seluler, ketidak mampuan
hati untuk menkonjugasi atau obstruksi bilier.
c) AST (SGOT) / ALT (SGPT), LDH : meningkat karena kerusakan seluler
dan mengeluarkan enzim.
d) Alkali fosfatase : meningkat karena penurunan ekskresi.
2. Radiologi :
G. Penatalaksanaan
1) Terapi Radiasi
2) Kemoterapi
b. Penatalaksanaan Bedah
1) Lobektomi hati
2) Transplantasi hati
7
BAB III
A. Pengkajian
1. Identitas
2. Riwayat kesehatan
8
g. Keamanan : Urtikaria, demam, eritema, splenomegali, pembesaran nodus
servikal posterior
h. Seksualitas : Perilaku homoseksual aktif atau biseksual pada wanita dapat
meningkatkan faktor resiko.
4. Pemeriksaan fisik
5. Pemeriksaan penunjang
B. Hasil :
1. Laboratorium:
2. Pemeriksaan radiologi
9
b. Foto rongent abdomen : Pada penderita kanker hati akan terlihat
perubahan ukuran hati.
c. Arteriografi pembuluh darah seliaka : Untuk melihat hati dan pankreas.
d. Laparoskopi : Melihat perbedaan permukaan hati antara lobus kanan
dengan kiri sehingga jika ada kelainan akan terlihat jelas.
e. Biobsi hati : Menentukan perubahan anatomis pada jaringan hati
f. Ultrasonografi : Memperlihatkan ukuran – ukuran organ abdomen.
C. Diagnosa Keperawatan
D. Intervensi
Diagnosa 1 : Tidak seimbangan nutrisi berhubungan dengan anoreksia, mual,
gangguan absorbsi, metabolisme vitamin di hati.
Tujuan :
Intervensi :
1. Pantau masukan makanan setiap hari, beri pasein buku harian tentang
makanan sesuai Indika
10
2. Dorong pasien utk makan deit tinggi kalori kaya protein dg masukan
cairan adekuat.
3. Dorong penggunaan suplemen dan makanan sering / lebih sedikit yg
dibagi bagi selama sehari.
4. Berikan antiemetik pada jadwal reguler sebelum / selama dan setelah
pemberian agent antineoplastik yang sesuai .
Rasional :
Tujuan :
11
Intervensi :
Rasional :
Tujuan :
Intervensi :
1. Dorong pasein untuk melakukan apa saja bila mungkin, misalnya mandi,
bangun dari kursi/ tempat tidur, berjalan. Tingkatkan aktivitas sesuai
kemampuan.
12
3. Beri oksigen sesuai indikasi
Rasional :
Tujuan :
Intervensi :
1. Kaji kulit terhadap efek samping terapi kanker. Perhatikan kerusakan atau
perlambatan penyembuhan
2. Mandikan dengan air hangat dan sabun
3. Dorong pasien untuk menghindari menggaruk dan menepuk kulit yang
kering dari pada menggaruk.
4. Balikkan / ubah posisi dengan sering
5. Anjurkan pasein untuk menghindari krim kulit apapun ,salep dan bedak
kecuali seijin dokter
13
Rasional :
1. Efek kemerahan atau reaksi radiasi dapat terjadi dalam area radiasi dapat
terjadi dalam area radiasi. Deskuamasi kering dan deskuamasi
kering,ulserasi.
2. Mempertahankan kebersihan tanpa mengiritasi kulit.
3. Membantu mencegah friksi atau trauma fisik.
4. Untuk meningkatkan sirkulasi dan mencegah tekanan pada kulit/ jaringan
yang tidak perlu.
5. Dapat meningkatkan iritasi atau reaksi secara nyata.
E. Evaluasi
14
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ca Hepar adalah Tumor ganas primer pada hati yang berasal dari sel
parenkim atau epitel saluran empedu atau metastase dari tumor jaringan
lainnya dan kanker hati terjadi apabila sel kanker berkembang pada jaringan
hati.. Merupakan tumor ganas nomor 2 diseluruh dunia, diasia pasifik terutama
Taiwan ,hepatoma menduduki tempat tertinggi dari tomur-tomur ganas lainnya.
15
B. Saran
Disarankan untuk ssemua masyarakat, bahwa penyakit kanker hati ini tidak
mengenal umur, yang bias terjadi pada ank anak, remaja, dewasa maupun
lansia. Jadi kita sebagai masyarakat jangan pernah mendekati factor resiko,
misalnya tidur terlalu malam dan bagung terlalu siang, lalu makan tidak teratur.
Mulai sekarang tanamkan dalam diri kita bahwa bahwa sehat itu penting.
16
DAFTAR PUSTAKA
Inayah, Iin, 2004, Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem
Pencernaan, Edisi 1, Salemba Medika : Jakarta
Smeltzer, Suzanne C., 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal – Bedah Brunner
dan Suddarth, Edisi 8, EGC : Jakarta
17